• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENGEMBANGAN GARIS BESAR ISI MATERI (GBIM) PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENGEMBANGAN GARIS BESAR ISI MATERI (GBIM) PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENGEMBANGAN

GARIS BESAR ISI MATERI (GBIM)

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPUTI BIDANG

KOMUNIKASI LINGKUNGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Jalan D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur. Gd. B Lt. 5 Telepon / Fax: (021) 858 0087 / 858 00225

(2)

TIM KLH PELINDUNG

Prof. Dr. Balthasar M. Ba, Kambuaya, Menteri Negara Lingkungan Hidup

TIM PEMBINA

1. Ir. Ilyas Asaad, MP, Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, KLH

2. Chaerudin Chasyim SKM, M. Si, Asdep Penguatan Inisiatif Masyarakat, KLH (Koordinator)

TIM TEKNIS

1. Susi H.R.Sadikin, SE, Kabid Pendidikan Lingkungan Hidup, KLH (Wakil koordinator) 2. Sasmita Nugroho, SE Kasubid Pembinaan, Asdep Penguatan Inisiatif Masyarakat,

KLH

3. Drs. Parus, M.Si, Kasubid Evaluasi, Asdep Penguatan Inisiatif Masyarakat, KLH

TIM PENYUSUN

No Nama Keterangan

1. Prof. Dr.Rukaesyh Achmad Ketua

2. Prof.Dr.I Made Putrawan Anggota

3. Prof.Dr. Nadiroh Anggota

4. Dr. Setyo Moersidik Anggota

5. Dr. Nurbaity Anggota

(3)

KATA PENGANTAR

Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) dalam pasal 28H ayat (1) menyampaikan bahwa “setiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”, dan dalam pasal 33 ayat (4) disampaikan bahwa “perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Undang undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 menyampaikan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demikian pula dalam Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang PPLH, dalam Pasal 63 ayat (1) huruf w ayat (2) huruf q, ayat (3) huruf n, meyampaikan bahwa “dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah pusat/ propinsi/ kabupaten bertugas dan berwenang memberikan pendidikan,pelatihan, pembinaan, dan penghargaan” dan dalam pasal 65 ayat (2), “Setiap Orang Berhak Mendapatkan Pendidikan Lingkungan Hidup, Akses Informasi, Akses Partisipasi, Dan Akses Keadilan Dalam Memenuhi Hak Atas Lingkungan Yang Baik Dan Sehat”.

Ke 3 (tiga) undang-undang tersebut di atas diakomodir dan diwujudkan dalam bentuk kesepakatan bersama antara Menetri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor : 03/MENLH/02/2010 dan 01/II/KB/2010 Tentang Pendidikan Lingkungan Hidup. Kesepakatan ini bertujuan untuk (a) menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, perilaku, dan wawasan, serta kepedulian lingkungan hidup peserta didik dan masyarakat (b) meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai pelaksana pembangunan berkelanjutan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kebijakan,

(4)

pedoman, program, dan materi PLH serta pelasanaan, pembinaan dan pemantauan terhadap pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup tersebut.

Pendidikan lingkungan hidup yang diwujudkan dalam materi lingkungan hidup khususnya jalur dan jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah menjadi tuntutan dan tertuang dalam standar kompetensi kelulusan yang menjadi prasyarat dan harus dimiliki seriap peserta didik setelah tamat dari jenjang pendidikan dasar dan menengah. Materi pendidikan lingkungan hidup mengakomodir masalah ekonomi, sosial, lingkungan hidup (ekologi) yang merupakan masalah nasional dan local yang harus disosialisasikan, dilaksanakan dan diselesaikan masalahnya guna mewujudkan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.

Panduan materi pendidikan lingkungan hidup ini, dapat menjadikan acuan bagi pihak terkait (propinsi dan kabupaten/kota) sebagai materi ajar lingkungan hidup dalam pembelajaran baik secara terintegrasi maupun secara monolitik atau muatan lokal. Materi lingkungan hidup ini dibuat untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku ramah lingkungan dan mudah-mudahan dapat ditanamkan pada peserta didik dan pengelola pendidikan sehingga kecintaan, kepedulian, serta toleransinya terhadap lingkungan hidup akan meningkat dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup manusia dan lingkungan hidupnya.

Kepada tim penyusun dan tim KLH yang telah mewujudkan buku ini, kami menyampaikan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Amien

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Landasan Hukum Pendidikan Lingkungan Hidup B. Rasional Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolahm BAB II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

A. SKL untuk Tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

B. SKL untuk Tingkat Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah

C. SKL untuk Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah

D. SKL untuk Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kejuruan

BAB III. GARIS BESAR ISI MATERI PENDIDIKAN LINGKUNGAN UNTUK TINGKAT DASAR DAN MENENGAH

A. Tabel 1. Garis Besar Materi Pendidikan Lingkungan Hidup dalam rangka memenuhi SKL

B. Tabel 2. Garis Besar Materi Pendidikan Lingkungan Hidup Tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

C. Tabel 3. Garis Besar Materi Pendidikan Lingkungan Hidup Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah

Tsanawiyah

D. Tabel 4. Garis Besar Materi Pendidikan Lingkungan Hidup Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliy

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Landasan Hukum Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)  Undang – undang Dasar 1945 (UUD 1945) :

1. Setiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (UUD 1945 pasal 28H ayat 1).

2. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (UUD 1945 pasal 33 ayat 4).

 Undang – undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) :

1. Pasal 63 ayat 1 butir W, ayat 2 butir Q, ayat 3 butir N, “Dalam PPLH Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten Bertugas Dan Berwenang Memberikan Pendidikan, Pelatihan, Pembinaan, dan Penghargaan”.

2. Pasal 65 ayat 2, “Setiap Orang Berhak Mendapatkan Pendidikan Lingkungan Hidup, Akses Informasi, Akses Partisipasi, Dan Akses Keadilan Dalam Memenuhi Hak Atas Lingkungan Hidup yang Baik Dan Sehat”.

 MOU antara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dengan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tanggal 1 Februari 2010 tentang Pendidikan Lingkungan Hidup.

(7)

Secara historis keprihatinan masyarakat dunia terhadap degradasi lingkungan dimulai sejak 1972, pada saat konferensi Stockholm, dan kemudian berlanjut dengan dirumuskannya strategi pembangunan terlanjutkan (sustainable development) oleh Komisi Dunia bagi Lingkungan dan Pembangunan (1987) yang kemudian dikenal dengan sebutan laporan komisi “Brundlant”. Kemudian kembali pertemuan bumi (earth summit) dilaksanakan di Rio, Brasil, pada bulan Juni 1992, setelah dua puluh tahun sejak konferensi Stockholm, dengan menghasilkan berbagai rekomendasi melalui Agenda 21. Bahkan sebelumnya konsep pembangunan terlanjutkan sudah disempurnakan menjadi Sustainable Development.

Dalam hal ini, konsep pembangunan berwawasan lingkungan adalah bagaimana setiap negara dapat terus membangun untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan cepat seimbang dengan pertumbuhan penduduk yang juga bertambah dengan cepat. Salah satu cara adalah melalui industrialisasi. Tidak ada alternatif lain yang lebih dapat diandalkan selalin industrialisasi. Pembangunan industri harus berwawasan lingkungan artinya tetap dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk dengan cepat, karena tingkat pertumbuhan penduduk juga masih tinggi, tanpa mengeksploitasi sumber daya alam secara irasional.

Oleh karena itu, dalam strategi Sustainable Development, pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang utama meliputi lapangan kerja, pangan, dan energi, sangat mendesak menjadi prioritas. Antara tahun 1985-2000, di negara sedang berkembang mempunyai sekitar 60 juta tenaga kerja per tahun. Jadi sustainable development berarti pula terlanjutkan dalam penyediaan lapangan pekerjaan (WCED, 1987).

Penyediaan pangan Bumi juga harus naik, karena tingkat kenaikan penduduk yang masih cukup tinggi. Sumber pangan pokok penduduk di negara sedang berkembang biasanya adalah karbohidrat. Sedangkan sumber kalori protein di Afrika baru hanya 5-5,8%, di Amerka Latin hanya 3,4-4,0%, dan di Asia hanya

(8)

3,5 – 4,5% kalori dalam protein. Jadi sumber daya akuatik dan laut menjadi penting untuk penyediaan kalori protein (WCED, 1987). Diperkirakan sekitar 3 milyar penduduk bumi akan memotong kayu di hutan dan jumlah hutan yang dipotong jauh melebihi daripada laju generasinya, sehingga perlu dipikirkan sumber energi dari limbah dan sampah (WCED, 1987).

Berdasarkan fakta tersebut pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai “development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generation to meet their own needs” (Connect, September, 1992). Dalam hal ini perlu dibedakan antara pembangunan (development) dan pertumbuhnan (growth). Pada umumnya, pertumbuhan berkaitan dengan berbagai aspek kuantitatif, sedangkan pembangunan sudah mengarah kepada tujuan (goal) pembangunan itu sendiri yakni kualitas hidup (Quality of life).

Kualitas hidup ini berkaitan dengan kesehatan dan panjang umur, pekerjaan, pendidikan, kebebasan dan keamanan, kebudayaan dan menghormati hak-hak azasi manusia, dan kadang-kadang ditambahkan lagi dimensi estetika. Oleh karena itu, ahli ilmu lingkungan Kanada, Jacobs dan Sadler (Connect, September, 1992) menawarkan suatu model dalam kaitannya dengan Sustainable Development seperti tampak pada gambar 1.

Quality of Life Economic

(9)

Gambar 1. Model Sustainable Development

Kualitas hidup manusia merupakan tujuan utama setiap Sustainable Development dengan menjadikan ketiga parameter yaitu ekologi, ekonomi dan sosial berada dalam sebuah sistem dan merupakan perspektif pembangunan berkelanjutan. Model di atas berkembang setelah konferensi bumi di Rio yang menghasilkan Agenda 21 dan berisi 800 halaman program aksi untuk masa sekarang sampai abad ke 21. Program aksi tersebut adalah “a programme of action for a sustainable future, for the human family, and a first step toward ensuring that the word become a more just, secure and prosperous habitat for all of humanity” (dalam connect, Juni 1992).

Salah satu tujuan program aksi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran publik secara luas sebagai suatu bagian dari upaya pendidikan global dalam rangka memperkuat sikap, nilai-nilai, dan aksi (actions) yang sesuai dengan sustainable development. Sebagai dampak dari program aksi ini, maka dirumuskannya beberapa kurikulum pendidikan lingkungan hidup formal maupun non formal, khususnya untuk masyarakat ASEAN (Connect, Juni 1993).

Jadi konsekuensinya, pendidikan lingkungan merupakan salah satu sarana dalam rangka membentuk warga negara yang berwawasan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh berbagai fakta menunjukkan bahwa akar penyebab krisis lingkungan adalah manusia. Mengubah segala aspek psikologis manusia tiada jalan lain kecuali melalui pendidikan.

Dalam kaitannya dengan berpikir ekologis, Swan (1974) memberikan batasan bahwa pendidikan adalah suatu proses, bukan suatu produk, sehingga semua program-program pendidikan lingkungan harus diarahkan kepada pengajaran masyarakat tentang “what to think” daripada “how to think”.

(10)

Pendidikan lingkungan, pada awalnya muncul dalam “Belgrade Charter” (1975) dan UNESCO mengeluarkan rekomendasi tentang pendidikan lingkungan pada konferensi Tbilisi pada tahun 1977 (UNESCO, 1980). Sejak itu pendidikan lingkungan terus berkembang sebagai salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah (terintegrasi ke beberapa bidang studi atau monolitik) dan sebagai bidang spesialisasi pada jenjang pascasarjana.

Secara lebih jelas Stapp (1978) mengutip batasan pendidikan lingkungan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan suatu penduduk dunia yang sadar dan peduli terhadap berbagai persoalan lingkungan dan yang memiliki pengetahuan, sikap, motivasi, komitmen, serta keterampilan untuk bekerja secara individual atau kolektif dalam rangka memecahkan masalah-masalah lingkungan dan mencegah timbulnya masalah-masalah baru.

Untuk mencapai tujuan tersebut, jelas merupakan tugas berat terutama bagi para pendidik, khususnya di sekolah-sekolah formal, sehingga diperlukan strategi yang tepat. Apalagi menyangkut masalah nilai-nilai (human values) yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengubah dan membentuknya. Dalam hal ini belakangan muncul istilah “environmental value education” sebagai masukan yang memperjelas tujuan pendidikan lingkungan itu sendiri agar tidak terfokus pada aspek pengetahuan saja. Oleh karena itu pemilihan metode yang tepat sebagai bagian dari strategi pendidikan lingkungan sangat membantu pencapaian tujuan tersebut.

Di samping itu, pendidikan lingkungan juga mampu memberikan informasi yang akurat, khususnya mengenai biodiversitas, sehingga program aksi yang direncanakan akan menjadi lebih efektif ((McNeely, et al., 1990). Dalam majalah Connect (Juni, 1994) secara jelas diungkapkan bahwa melalui pendidikan lingkungan dan informasi sebenarnya bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan motivasi yang mengarah kepada perolehan sikap, nilai-nilai, dan mentalitas yang sangat diperlukan secara efektif dalam memecahkan berbagai isu dan masalah lingkungan.

(11)

Dalam suatu proses belajar mengajar keterkaitan antara tujuan instruksional, strategi (di dalamnya terdapat berbagai metode pembelajaran), isi/materi, dan evaluasi tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, menentukan tujuan pendidikan lingkungan sebelum menetapkan metode adalah langkah yang tepat.

Tujuan umum (goal) pendidikan lingkungan yang telah ditetapkan, didasarkan pada batasan pendidikan lingkungan di atas dan juga didasarkan pada model sikap-perilaku yang dikembangkan oleh Bennett (1974) seperti tampak pada gambar 2. Penentuan tujuan itu berkembang setelah diakuinya akar penyebab krisis lingkungan bukan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan industri, dan juga bukan system politik atau ekonomi, tetapi human attitudes and values which motivate human decisions (Swan, 1971; dikutip oleh Bennett, 1974).

Pernyataan Swan ini sesuai dengan pandangan Harrison (1993) yang tidak begitu setuju terhadap pemecahan masalah secara fragmentaris antara pertumbuhan penduduk dengan lingkungan. Dia menyebutkan terdapat tiga komponen penting yang perlu mendapat fokus perhatian dalam menanggulangi krisis lingkungan yaitu jumlah penduduk, tingkat konsumsi, dan teknologi. Ketiga komponen ini menurut dia merupakan kunci revolusi ketiga setelah revolusi pertama yaitu pertanian, dan kedua yakni industri.

Pada gambar 2 (model Bennett, 1974) tampak bahwa setiap individu memiliki kebutuhan psikologi dasar dan dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut individu termotivasi untuk mengembangkan sikap yang berfungsi membantu pencapaian pemenuhan kebutuhan, sehingga terdapat hubungan dua arah antara sikap dengan kebutuhan-kebutuhan dasar. Semua kebutuhan memotivasi individu mengadopsi sikap tertentu, selanjutnya memuaskan kebutuhan dasarnya. Sikap terdiri atas komponen kognitif dan afektif yang dipercaya akan membentuk komponen ketiga yaitu kecenderungan bertindak ( a tendency to act).

(12)

Sikap akan membentuk nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini yang menuntun seseorang untuk bertindak (action). Dalam hal ini berpikir merupakan proses mental yang terkait antara komponen sikap dengan nilai-nilai yang mengarahkan perilakunya.

Gambar 2. Model Sikap – Perilaku

Perilaku (behavior) terjadi karena sikap dan nilai-nilai yang telah teradopsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dan perilaku ini juga membantu dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Namun kadang-kadang perilaku juga menentukan sikap. Demikian sebaliknya.

Dalam model tersebut juga tergambar adanya keterkaitan antara lingkungan dengan perilaku. Artinya seorang individu mungkin bertindak terhadap lingkungannya dan kondisi lingkungan juga, sebaliknya, akan mempengaruhi individu berperilaku. Demikian juga hubungan timbal balik terjadi antara sikap dengan lingkungan seperti yang ditunjukkan oleh arah anak panah.

Perilaku Lingkungan Nilai Sikap Pengetahuan Feeling Kebutuhan Dasar Action tendency

(13)

Secara lebih rinci Stapp (1978) merumuskan tujuan khusus untuk pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah yaitu:

(1) Kesadaran; membantu individu dan kelompok sosial memperoleh kesadaran tentang sensitivitas terhadap lingkungan dan berbagai masalah yang berkaitan;

(2) Pengetahuan; membantu individu atau kelompok sosial memperoleh berbagai pengalaman tentang lingkungan dan pemahaman dasar mengenai masalah-masalah yang berhubungan;

(3) Sikap; membantu individu atau kelompok sosial memperoleh nilai-nilai sosial, perasaan kuat, dan kepedulian terhadap lingkungan serta motivasi;

(4) Keterampilan; membantu individu dan kelompok sosial memperoleh keterampilan dalam pemecahan masalah lingkungan;

(5) Partisipasi; membantu individu dan kelompok sosial mengembangkan rasa tanggungjawab terhadap berbagai masalah lingkungan dan mencoba menerapkan tindakan yang tepat untuk membantu memecahkan masalah-masalah tersebut.

Jadi apa yang dikemukakan oleh Stapp sesuai dengan model sikap-perilaku yang dikembangkan oleh Bennett di atas yaitu adanya kesadaran dan pengetahuan, adanya sikap dan nilai-nilai, serta perilaku (keterampilan dan partisipasi).

Berdasarkan Deklarasi Rio, pendidikan lingkungan sudah seharusnya mengarah kepada ”perilaku”, sebab dalam program aksi yang dipentingkan adalah ”action” dalam bentuk partisipasi. Oleh karena itu, model-model dalam menentukan tujuan pendidikan lingkungan diarahkan kepada model ”perilaku” tersebut. Salah satu model tradisional dalam hubungan timbal balik antara ”learning-behavior” tampak pada gambar 3. berikut (Orams, 1994).

Gambar 3. Model Tradisional Hubungan Belajar-Perilaku Belajar Peningkatan pengetahua n Perubahan Sikap Perubahan Perilaku

(14)

Model linier sederhana tersebut digunakan awal lahirnya bidang pendidikan lingkungan yaitu sekitar tahun 1960-an dan 1970-an (Hungerford & Volk, 1990), namun model tersebut belum didukung oleh hasil penelitian empiris. CONCLUDING REMARK (KESIMPULAN)

Pada dasarnya, kharakteristik umum yang dapat menjelaskan manusia mempengaruhi perilaku lingkungan dan semua konsekuensi dari pengaruh-pengaruh ini dapat diidentifikasi. Faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan ini yang disebut “key factors”, yang secara tidak langsung akan menurunkan tingkat Biodiversitas ekosistem.

Pengaruh faktor-faktor kunci ini dalam perubahan lingkungan berdampak pada perubahan-perubahan terhadap pola-pola normal perilaku lingkungan, baik unsur-unsur biotik maupun abiotik dalam ekosistem. Perubahan-perubahan dalam “energy budget” dari suatu ekosistem dapat juga merupakan “key factors” penting yang dapat berkaitan dengan perubahan iklim (Dickinson & Murphy, 2007, pp. 169-171).

Variasi dalam input radiasi matahari ke dalam ekosistem merupakan “key forcing factors” terhadap perubahan iklim. Karena itu apabila terjadi penurunan radiasi input yang disebabkan oleh karena polusi atmosfer akan mereduksi cahaya dan temperatur, sementara terbentuknya “greenhouse gases” akan menaikkan temperatur. Perubahan temperatur atmosfer sering dikaitkan dengan perubahan kelembaban (moisture) atmosfer.

“Key factors” dalam hal ini adalah “human factors” seperti:

(1) Besarnya populasi manusia yang diestimasi akan mencapai 7,1 milyar penduduk dunia dengan perkiraan pertumbuhan 90 juta orang pertahun, (2) Teknologi dan sumber-sumber alam (resources) dimana batasan

(15)

teknologi didefinisikan sebagai “knowledge required in order to apply resources to some purpose of human use. . . .”,

(3) Dampak terhadap atmosfer bumi dan perubahan iklim juga dipengaruhi oleh “greatest human impact,

(4) Meningkatnya carbon dioxide di atmosfer, seperti meningkatnya temperatur bumi juga merupakan hasil kegiatan manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya,

(5) Deplesi ozon juga akibat penggunaan chlorofluoro-carbons (CFCs) secara berlebihan yang merupakan bahan dalam penyejuk ruangan (AC) dan refrigerator,

(6) Meningkatnya debu (dust) dan aerosol pada atmosfer tidak lepas dari aktivitas manusia.

Berbagai fakta di atas menunjukkan manusia turut berperan dalam terjadinya degradasi lingkungan, terutama turunnya tingkat Biodiversitas, secara langsung maupun tidak langsung, disamping memang karena faktor alami.

Kemungkinan hal ini disebabkan oleh sikap manusia yang menganut paradigma “sosial dominant” atau bermental “frontier”, meminjam istilahnya Rands (1990) dan Chiras (1991). Oleh karena itu, kehadiran pendidikan lingkungan sebagai salah satu sarana membentuk sikap secara dini dan mengubah sikap yang mengarah kepada perilaku bertanggung jawab merupakan suatu keharusan, sekalipun dampaknya memerlukan jangka waktu yang sangat panjang, dibandingkan dengan cara-cara lain seperti misalnya pemberian sangsi hukum.

Berdasarkan model-model di atas dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka pendidikan lingkungan diharapkan mampu mengentaskan “ignorance” manusia tentang konsep-konsep dasar ekologi.

(16)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP) meliputi: 1. SD/MI/SDLB/Paket A;

2. SMP/MTs/SMPLB/Paket B; 3. SMA/MA/SMALB/Paket C 4. SMK/MAK.

Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yaitu:

1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs/SMPLB/Paket B bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah :

A. SKL untuk Tingkat SD/MI/SDLB/Paket A

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.

(17)

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya

4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru/pendidik

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 8. Menunjukan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari-hari

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar

10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, Negara, dan tanah air Indonesia

12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya local

13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang

14. Berkomunikasi secara jelas dan santun

15. Bekerja sama dalam kelompok tolong menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya

16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

B. SKL untuk Tingkat SMP/MTs/SMPLB/Paket B

1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja

(18)

2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Menunjukkan sikap percaya diri

4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas

5. Memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional

6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya

9. Menunjukkan kemapuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

10. Mendeskripsi gejala alam dan sosial

11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab

12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

13. Menghargai karya seni dan budaya nasional

14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu

luang

16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun

17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

18. Menghargai adanya perbedaan pendapat

19. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana

(19)

20. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana

21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan pendidikan menengah. C. SKL untuk Tingkat SMA/MA/SMALB/Paket C

1. Berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan brtanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokrattis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

(20)

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

23. Menguasai penngetahuan yang diperluakan untuk mengikuti pendidikan tinggi.

D. SKL untuk Tingkat SMK/MAK

1. Berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan berkembangan remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif dan inovatif

(21)

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

15. Menghargai karya seni dan budaya

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat

20. Menghargai adanya berbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.

(22)

BAB III

GARIS-GARIS BESAR MATERI PENDIDIKAN LINGKUNGAN

UNTUK TINGKAT DASAR DAN MENENGAH

Kehadiran pendidikan lingkungan di sekolah sebagai salah satu sarana dalam membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang mengarah kepada perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan hidupnya. Garis-garis besar materi Pendidikan Lingkungan ini disusun untuk menunjang Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) di setiap jenjang pendidikan.

Untuk para guru di sekolah perlu diperhatikan dalam menyusun kompetensi dasar hendaknya dari setiap materi disesuaikan dengan tingkat kognitif peserta didik dengan tingkat kognitif dari Taksonomi Bloom (2001) sebagai berikut: C1 = Mengingat C2 = Memahami C3 = Menerapkan C4 = Menganalisis C5 = Mengevaluasi C6 = Menciptakan

Untuk tingkat sekolah dasar mungkin baru sampai tingkat kognitif C3

(Menerapkan) tapi untuk tingkat SMP bisa sampai tingkat kognitif C4 dan C5 dan

untuk tingkat SMA sampai C6, karena diharapkan dari peserta didik tingkat SMA

sudah muncul ide-ide/kreatifitasnya dalam turut serta memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan.

Berikut ini disusun garis besar materi Pendidikan Lingkungan secara urut untuk tingkat SD, SMP, dan SMA (Tabel 1), dan pada tabel 2, 3, dan 4 berisi garis besar materi untuk setiap tingkatan pendidikan dan tingkat kelas.

Proses pembelajaran yang dilakukan bisa berbentuk monolitik dan integratif. Bila mengacu kepada konsep ESD (Education for Sustainable Development) maka pembelajaran dilakukan secara integratif.

(23)

TABEL 1.

GARIS BESAR MATERI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

No

Materi

SD

SMP

SMA

Keterangan

I

Manusia dan Lingkungan

1. Lingkungan √ √ √ Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 3, 4, dan 5 - Untuk SMP/MTS, No: 4, 5, dan 6 - Untuk SMA/MA, No: 3, 4, 5, dan 6 1.1. Pengertian lingkungan hidup 1.2. Manusia sebagai bagian dari lingkungan 1.3. Hubungan antar

manusia dengan lingkungan

2. Manusia sebagai makhluk sosial √ √ √ 2.1. Pengertian manusia sebagai makhluk sosial 2.2. Hubungan social antar manusia (ada norma yang mengatur)

3. Lingkungan sosial √ √ √ 3.1. Lingkup lingkungan

sosial

3.2. Peran individu dalam setiap lingkungan

(24)

No

Materi

SD

SMP

SMA

Keterangan

sosial 3.3. Globalisasi dan perubahan perilaku 3.4. Pencegahan pengaruh negative dari globalisasi (pergaulan bebas, narkoba, dll)

II

Jenis- jenis Lingkungan

Fisik

Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 7, 8, dan 10 - Untuk SMP/MTS, No: 6, 9, 10, 11, 12, 15,17 dan 20 - Untuk SMA/MA, No: 3, 4, 9, 10, 12, dan 17 1. Udara Sekitar Kita

1.1. Pengertian/komposisi √ √ √ 1.2. Lapisan udara - - √ 1.3. Udara untuk

kehidupan

√ √ √

1.4. Iklim dan cuaca - √ √ 1.5. Sirkulasi udara lokal

dan regional

- √ √

1.6. Pencemaran udara √ √ √

2. Tanah dan Lahan

2.1. Pengertian/definisi √ √ - 2.2. Tanah untuk kehidupan √ √ √ 2.3. Pembentukan tanah - - √ 2.4. Karakteristik fisik - √ √

(25)

dari tanah

2.5. Udara dalam tanah - - √ 2.6. Air dalam tanah - - √ 2.7. Pencemaran tanah - - √

3. Lingkungan Air

3.1. Pengertian √ √ √ 3.2. Kegunaan air bagi

manusia dan makhluk hidup lainnya

√ √ √

3.3. Sumber air √ √ √ 3.4. Siklus air di bumi - √ √ 3.5. Kualitas air √ √ √ 3.6. Pencemaran air √ √ √

(26)

No

Materi

SD

SMP

SMA

Keterangan

III

Perubahan Lingkungan

Fisik

Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 4, 5, 8, 9, 10 dan 11 - Untuk SMP/MTS, No: 7, 10, 11, dan 12 - Untuk SMA/MA, No: 9, 10, 11, 12, dan 17

1.

Perubahan lingkungan fisik karena air, udara dan cahaya matahari - √ √ 2. Jenis-jenis perubahan lingkungan fisik: 2.1. Erosi 2.2. Abrasi 2.3. Longsor 2.4. Banjir - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3. Upaya pemulihan perubahan lingkungan fisik: 3.1. Reboisasi - √ √ 3.2. Terasering dll - √ √ 4. Pencegahan kerusakan lingkungan fisik - √ √

(27)

IV

Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Menunjang standar kompentensi lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 4, 8, 9, 10 dan 13 - Untuk SMP/MTS, No: 10, 11, dan 15 - Untuk SMA/MA, No: 10, 11, 12, dan 17

1. Bagian-bagian tubuh dan kegunaannya

√ - -

2. Cara memelihara anggota tubuh (mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, menggunting kuku, dll)

√ - -

3. Lingkungan fisik rumah dan sekitar 3.1. Lingkungan sehat 3.2. Lingkungan tidak sehat √ √ - - - - 4. Pencemaran lingkungan 4.1. Pencemaran lingkungan air 4.2. Pencemaran lingkungan tanah 4.3. Pencemaran lingkungan udara √ √ - √ √ √ √ √ √ 5. Pengelolaan sampah 5.1. Pengertian 5.2. Penggolongan sampah 5.3. Pemanfaatan sampah √ √ - √ √ √ √ √ √

(28)

melalui program 3R(Reduce, Reuse, Recycle) 6. Memelihara kebersihan lingkungan 6.1. Perawatan dan pemeliharaan lingkungan rumah 6.2. Perawatan dan pemeliharaan lingkungan sekolah 6.3. Praktek memelihara kebersihan lingkungan √ √ √ √ √ √ - √ √

V

Sumber Daya Alam

1.

Pengertian sumber daya alam

√ √ √ Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 5, 7, 9, dan 10 2. Jenis-Jenis sumber daya

alam:

2.1. Sumber daya alam hayati dan non hayati

(29)

2.1.a. Sumber daya hayati: - Tumbuhan dan hewan sekitar sekolah - Hewan peliharaan dan hewan liar - Tumbuhan

pangan, obat-obatan dan tumbuhan hias - Pengolahan

sumber daya alam hayati

- Pemanfaatan SDA dan pelestariannya 2.1.b. Sumber daya non hayati

- Sumber Daya Alam Terbarui - Sumber Daya

Alam Tak Terbarui √ √ - - - - - - √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ - Untuk SMP/MTS, No: 6, 9, 10, dan 11 - Untuk SMA/MA, No: 7, 10, 11, dan 12

(30)

VI

Air di Bumi

1. Sumber air di bumi √ √ √ Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk;

- Untuk SD/MI, No: 5, 8, 9, 10 dan 13 - Untuk SMP/MTS, No: 9, 10, 11, 12 dan 17 - Untuk SMA/MA, No: 11, 12 dan 17

2. Siklus air di bumi (siklus hidrologi)

- √ √

3. Kegunaan air bagi manusia:

3.1. Air untuk kehidupan sehari-hari

3.2. Air untuk kegiatan pertanian

3.3. Air untuk kegiatan Industri dan ekonomi 3.4. Air untuk kegiatan

transportasi √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √

4. Kegunaan air bagi mahluk hidup lainnya

- √ √

5. Pencemaran badan air : 5.1. Air limbah rumah

tangga

5.2. Air limbah industri 5.3. Dampak

pembuangan air limbah terhadap badan air

5.4. Dampak air limbah

√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √

(31)

terhadap kesehatan

6. Cara menghemat air √ √ √

7. PesisirdanLaut:

7.1. Jenis-jenis lingkungan pesisir dan laut

7.2. Kegunaan lingkungan pesisir dan laut bagi manusia

7.3. Pentingnya memelihara lingkungan pesisir dan laut. - - - - - - √ √ √

VII Udara

1. Fungsi udara bagi makhluk hidup

√ √ √ Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 9,10, dan 13 - Untuk SMP/MTS, 2. Perbedaan udara bersih

dengan udara kotor

√ √ -

(32)

No: 10, 11, dan 15 - Untuk SMA/MA, No: 10, 11 dan 17 4. Pencemaran udara - √ √ 5. Pencegahan dan penanggulangannya - √ √

VIII Tanah dan Lahan

1. Tanah tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya

√ √ √ Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk:

- Untuk SD/MI, No: 9, 10, dan 13 - Untuk SMP/MTS, No: 10, 11 dan 15 - Untuk SMA/MA, No: 10, 11, dan 17 2. Jenis tanah √ √ √ 3. Kegunaan tanah √ √ √ 4. Proses pembentukan tanah - √ √ 5. Pencemaran tanah √ √ √ 6. Pengelolaan tanah - √ √

(33)

IX

Energi

1. Sumber energi √ √ √ Menunjang standar kompentensi lulusan (SKL), untuk : - Untuk SD/MI, No: 9, 10, dan 13 - Untuk SMP/MTS, No: 10, 11 dan 15 - Untuk SMA/MA, No: 10, 11, dan 17 2. Jenis-jenis energy √ √ √

3. Energi dalam kehidupan sehari-hari √ - - 4. Energi alternatif - √ √ 5. Dampak penggunaan energi fosil - Terhadap lingkungan - Terhadap kesehatan - - √ √ √ √

6. Energi ramah lingkungan - √ √

7. Menghemat energy √ √ √

X

Hutan

Menunjang standar kompentensi lulusan (SKL), untuk :

- Untuk SD/MI, No: 9, 10, dan 13 - Untuk SMP/MTS, 1. Fungsi hutan √ √ √ 2. Hutan dan keanekaragaman hayati - √ √ 3. Kerusakan hutan - √ √ 4. Mencegah kerusakan - √ √

(34)

hutan No: 10, 11 dan 15

- Untuk SMA/MA, No: 10, 11, dan 17

(35)

XI

Pemanasan Global

1. Pengertian/Definisi

2. Gas Rumah Kaca

3. Dampak Pemanasan Global pada Lingkungan

4. Dampak Pemanasan Global pada Kesehatan manusia 5. Tindakan mengurangi terjadinya pemanasan global √ - - - - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ Menunjang standar kompentensi lulusan (SKL), untuk:

- Untuk SD/MI, No: 9 dan 10 - Untuk SMP/MTS, No: 4, 6, 10 dan 11 - Untuk SMA/MA, No: 4, 6, 7, 11dan 12

XII

Kerusakan Lapisan Ozon

1. Fungsi Lapisan Ozon

2. Bahan Perusak Lapisan Ozon

3. Dampak kerusakan lapisan ozon bagi manusia - - - √ √ √ √ √ √ Menunjang standar kompentensi lulusan (SKL), untuk:

- Untuk SD/MI, No: 9 dan 10

- Untuk SMP/MTS, No: 4, 6, 10 dan 11

(36)

4. Penanggulangan

kerusakan lapisan ozon - √ √

- Untuk SMA/MA, No: 4, 6, 7, 11dan 12

XIII

Bencana Alam

1. Jenis-jenis bencana alam

2. Tindakan Penyelamatan bencana √ - √ √ √ √ Menunjang standar kompentensi lulusan (SKL), untuk:

- Untuk SD/MI, No: 5, 8, 9, dan 10 - Untuk SMP/MTS,

No: 9,10 dan 11 - Untuk SMA/MA,

No: 4, 7,10 dan 11

XIV Bencana Alam Akibat

Kegiatan Manusia

Menunjang standar kompentensi

lulusan (SKL), untuk

- Untuk SD/MI, No: 3, 5, 9 dan 10 - Untuk SMP/MTS, No:4, 6, 9 dan 11 - Untuk SMA/MA, No: 3, 4, 10, dan 1. Jenis-jenis Bencana

- Alih fungsi hutan bakau - Pencemaran industri - Pengambilan pasir laut - Pembalakan kayu di hutan - Pemanasan global - - - - √ √ - √ √ √ √ √ √ 2. Tindakan Penyelamatan Bencana √ √ √

(37)
(38)

TABEL 2.

GARIS BESAR MATERI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

I

Manusia dan Lingkungan

1. Lingkungan 1.1. Pengertian lingkungan - Lingkungan biotik - Lingkungan abiotik - Memelihara lingkungan biotik - Pemeliharaan

lingkungan biotik dan abiotik 1.2. Manusia sebagai bagian dari lingkungan - Hubungan antar manusia dengan lingkungan - Kepedulian manusia dengan lingkungan - Pola hidup hemat/

sederhana √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ 1. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

2. Tim Guru Pecinta Lingkungan, PLH untuk SD/MI kelas I. Erlangga, 2009

3. Tim Guru Pecinta Lingkungan, PLH untuk SD/MI kelas VI. Erlangga, 2009

4. Tim Guru Pecinta Lingkungan, PLH untuk SD/MI kelas

(39)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

2. Manusia sebagai makhluk sosial 2.1. Pengertian manusia sebagai makhluk sosial 2.2. Hubungan sosial antar manusia : - Tata tertib di lingkungan rumah - Tata tertib di lingkungan sekolah - Tata tertib di lingkungan masyarakat 2.3. Peran “Personality” dalam interaksi manusia dengan lingkungan 3. Lingkungan sosial 3.1. Lingkup lingkungan sosial - Lingkungan keluarga - Lingkungan masyarakat √ √ √ - - √ - √ √ √ - - √ - √ √ √ - - √ - - - - √ √ - √ - - - √ √ - √ - - - √ √ - √

IV, V, VI. Erlangga, 2009

5. Tim Guru Pecinta Lingkungan, PLH untuk SD/MI kelas III. Erlangga, 2009 6. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup, PPLH Regional Sumatra, 2009 7. KLH. Undang-undang RI No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 8. Suwarman dkk, IPA SMP Untuk Kelas VII. Erlangga, 2007

(40)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

3.2. Peran individu dalam setiap lingkungan sosial

3.3. Kerukunan antar suku bangsa dan umat beragama 3.4. Globalisasi dan

perubahan perilaku 3.5. Pencegahan

pengaruh negatif dari globalisasi

(pergaulan bebas, narkoba, dll)

3.6. Konsep dasar “Green Consumer” (konsumen berwawasan lingkungan) √ √ - - - √ √ - - - √ √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9. Hikam, Muhammad AS. Demokrasi dan Civil Society, LP3ES, 1999

II

Jenis-jenis Lingkungan

Fisik

1. Udara

1.1. Udara sekitar kita 1.2. Udara untuk √ √ √ √ √ √ - - - - - -

1. Tim Guru Pecinta Lingkungan, PLH

(41)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

kehidupan

1.3. Udara bersih dan udara kotor

1.4. Pencemaran udara 1.5. Menjaga udara agar

tetap bersih

2. Tanah

2.1. Pentingnya tanah sebagai tempat hidup 2.2. Kegunaan tanah

- Untuk pertanian - Untuk perkebunan - Untuk jalur hijau

2.3. Proses pembentukan tanah 2.4. Melestarikan kesuburan tanah 2.5. Pencemaran tanah 2.6. Penanggulangan pencemaran lingkungan 3. Air

3.1. Sumber air dan

√ -- √ - - - - - - - √ -- √ - - - - - - - √ - - √ - - - - - - - - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √

kelas III, V, VI. Erlangga, 2009

2. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup kelas I, II, III, IV, V, dan VI, PPLH Regional Sumatra, 2009 3. RachmatdanSuna rto.SainsSahabat ku, Ganeca Exact, 2007

4. Tim Bina Karya Guru, IPA SD Untuk Kelas V. Erlangga, 2008 5. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I,

(42)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

pemakaiannya

- Sumber air di bumi - Kegunaan air

untuk kehidupan sehari-hari - Pentingnya

menghemat air 3.2. Manfaat air bagi

mahluk hidup lainnya

3.3. Pencemaran badan air

3.4. Masalah kekurangan air (krisis air bersih) 3.5. Memelihara kelestarian air √ √ √ - - - - √ √ √ - - - - √ √ √ - - - - - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √

II, III. Ganesa

Exact, 2007

III

Perubahan Lingkungan Fisik

1. Perubahan lingkungan fisik karena air, udara dan cahaya matahari 2. Jenis-jenis perubahan lingkungan fisik: - Erosi - - - - - - √ √ √ √ √ √ 1. Sitanala Arsyad, Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, 2010

2. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup

(43)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

- Abrasi - Longsor - Banjir 3. Pencegahan kerusakan lingkungan fisik 4. Upaya pemulihan perubahan lingkungan fisik - Reboisasi - Terasering,dll - - √ - - -- - √ - - -- - √ - - - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ KelasVI , PPLH Regional Sumatra, 2009 3. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I,

II, III. Ganesa

Exact, 2007

IV Memelihara Kebersihan

dan Kesehatan

Lingkungan

1. Bagian-bagian tubuh dan kegunaannya

2. Cara memelihara anggota tubuh (mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, menggunting kuku, dll) √ √ √ √ √ √ - - - - - - 1. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik IA, Ganesa Exact, 2007 2. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar

(44)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

3. Lingkungan fisik rumah dan sekitar

3.1. Lingkungan sehat 3.2. Lingkungan tidak sehat

4. Pencemaran lingkungan 5. Pengelolaansampah 5.1. Pengertian jenis sampah 5.2. Penggolongan sampah 5.3. Pengelolaan sampah 5.4. Pemanfaatan sampah melalui program 3R(Reduce, Reuse, Recycle) 6. Memelihara kebersihan lingkungan 6.1. Perawatan dan pemeliharaan lingkungan rumah 6.2. Perawatan dan pemeliharaan lingkungan sekolah 6.3. Praktek memelihara √ √ - √ - - - √ - √ √ - √ - - - √ - √ √ - √ √ - - √ √ - - - √ - √ - √ - √ - - √ - √ √ √ - - √ - - √ - √ √ √ - - Tematik IB, Ganesa Exact, 2007

3. Tim guru cinta lingkungan, PendidikanLingku ngan Hidup II, III, IV, V, VI.

Erlangga, 2009

4. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup Kelas III, IV, V, VI. PPLH Regional Sumatra, 2009 5. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik IIA. Ganesa Exact, 2007

(45)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

kebersihan lingkungan - - - √

V Sumber Daya Alam

1. Pengertian sumber daya alam

2. Jenis-Jenis sumber daya alam:

2.1. Sumber daya alam hayati dan non hayati 2.1.a. Sumber daya

hayati:

- Tumbuhan dan hewan sekitar sekolah

2.1.b. Sumber daya non hayati

3. Hewan peliharaan dan hewan liar

4. Tumbuhan pangan, obat- obatan dan tumbuhan hias - - - - - - - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1. Tim BinaKarya Guru, Science for Elementary School Year IV/SM 2. Erlangga, 2010 2. Rahmat dan Sunarto, Sains Sahabatku. Ganesa Exact, 2007

3. Tim Guru Cinta Lingkungan, Pendidikan

Lingkungan Hidup untuk SD/MI Kelas II, IV, V. Erlangga, 2009

4. Rukaesih dkk, Aku

(46)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

5. Pengolahan sumber daya alam hayati

6. Pemanfaatan SDA dan pelestariannya - - - - - - √ √ √ √ √ √ Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

VI Air

1. Air bersih dan

penggunaannya (mandi, minum, memasak, ibadah, dsb) 2. Sumber-sumber air : - Air tanah - Air sungai - Air danau - Air laut - Air hujan

3. Air untuk aktivitas lainnya : 3.1. Air untuk kegiatan

pertanian

3.2. Air untuk perikanan 3.3. Air untuk kegiatan

Industri dan ekonomi 3.4. Air untuk kegiatan

√ - - - - - - - √ - - - - - - - √ √ √ √ √ √ - - - - - - - - - √ √ - - - - - - √ √ - - - - - - √ √ 1. Tim Guru PencintaLingkung an, PendidikanLingku nganHidupuntuk SD/MI Kelas IV. Erlangga, 2009

2. Kusnaedi, Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Penebar Swadaya, 2010 3. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup. PPLH Regional Sumatra, 2009

(47)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

transportasi

4. Siklus air (siklus hidrologi)

5. Masalah kekurangan air bersih di kota besar

6. Air limbah :

6.1. Air limbah rumah tangga

6.2. Air limbah industri 6.3. Dampak

pembuangan air limbah terhadap badan air

6.4. Dampak air limbah terhadap kesehatan

7. Hubungan air dengan kesehatan

8. Cara menghemat air

9. Pesisir danLaut: 9.1. Jenis-jenis lingkungan - - - - √ - - - - √ - - - - √ - - - - √ - - - √ - - - - √ - √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ 4. Rukaesih, Kimia Lingkungan. Andi Opset, 2004 5. Ricki M. Mulia, Kesehatan Lingkungan. Graham Ilmu, 2005 6. Rachmat dan Sunarto,, Sains Sahabatku, Ganeca Exact,2007 7. Indarto, Hidrologi. Bumi Aksara, 2010 8. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact,

(48)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

pesisir dan laut

9.2. Kegunaan lingkungan pesisir dan laut bagi manusia

9.3. Pentingnya

memelihara lingkungan pesisir dan laut

- - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2007

VII Udara

1. Udara sekitar kita

2. Udara bersih dan udara kotor 3. Pencemaran udara - Pengertian pencemaran udara - Sumber pencemaran udara

- Jenis zat pencemar - Dampak pencemaran bagi lingkungan - Dampak pencemaran √ - - - - - - √ - - - - - - √ √ - - - - - - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ 1. Rukaesih, Kimia Lingkungan, Andi Offset, 2004 2. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup. PPLH Regional Sumatra, 2009

3. Tim Guru Cinta Lingkungan, Pendidikan

Lingkungan Hidup untuk SD/MI Kelas

(49)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

udara bagi kesehatan

4. Upaya mengurangi dampak pencemaran udara bagi kesehatan

- - -

√ √ √

I, II, III, IV, V, VI. Erlangga, 2009

4. Rukaesih dkk, Aku

Senang Belajar

Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

VIII Tanah dan Lahan

1. Tanah sebagai tempat hidup

1.1. Manusia bertempat tinggal di atas tanah 1.2. Tumbuhan hidup di

atas tanah

1.3. Hewan hidup di atas dan di dalam tanah 1.4. Tanah subur dan

tanaman

2. Penggunaan tanah - Tanah untuk pertanian - Tanah untuk perkantoran dan industri √ √ √ - - - √ √ √ - - - √ √ √ - - - - - - √ √ √ - - - √ √ √ - - - √ √ √ 1. Sitanala Arsyad, Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, 2010

2. Tim Abdi Guru. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Erlangga, 2007 3. Tim IPA SMP/MTs. Ilmu Pengetahuan AlamI. Galaxy Puspa Mega, 2007

(50)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

3. Pembentukan tanah 4. Erosi tanah - Pengertian tanah - Penyebab erosi tanah - Kegiatan mengurangi erosi tanah - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Ricky M, Mulia. Kesehatan Lingkungan. Graham Ilmu, 2005 5. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SMP. PPLH Regional Sumatra, 2009 6. Rukaesih. Kimia Lingkungan. Andi Opset, 2004 7. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

IX Energi

1. Energi dalam kehidupan sehari-hari

1.1. Matahari sebagai √ √ √ - - -

1. KLH,

PendidikanLingku nganHidup, PPLH

(51)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

sumber energi 1.2. Kegunaan energi matahari secara sederhana

2. Jenis-jenis energi yang digunakan sehari-hari 2.1. Energi cahaya 2.2. Energi panas 2.3. Energi gerak 2.4. Energi listrik 2.5. Energi kimia

3. Perilaku hemat energi dalam kehidupan sehari-hari

4. Energi alternatif

- Jenis energi alternatif - Energi alternatif untuk

menghemat listrik √ √ √ - - - √ - - √ √ √ - - - √ - - √ √ √ - - - √ - - - - - √ √ - √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √ Regional Sumatra, 2009 2. Mukhlis Akhadi, Ekologidan Sungai, Graha Ilmu, 2009 3. Kate Ravilions, Tenaga, Tiga Serangkai, 2009 4. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

X Hutan

1. Mengenal Hutan

1.1. Hutan tempat hidup √ √ √ - - -

1. Enger Eldon D and Bradley F

(52)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

tumbuhan dan binatang 1.2. Jenis tumbuhan yang ada di hutan 1.3. Jenis binatang yang

ada di hutan

1.4. Manfaat tumbuhan dan hewan yang ada di hutan 2. Fungsi hutan 2.1. Fungsi bagi kelangsungan hidup makhluk hidup 2.2. Fungsi sebagai

sumber daya alam (keanekaragaman hayati)

3. Pemanfaatan hutan 3.1. Hutan konservasi 3.2. Hutan lindung

4. Kerusakan hutan akibat kegiatan manusia dan dampaknya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Smith, Environmental Science. Mc Graw Hill, 2010 2. Indriyanto. Ekologi Hutan, Bumi aksara, 2010 3. KuncoroSejati, Global Warming,

Food, and Water, Gajah Mada University Press, 2011 4. Rukaesih dkk, Aku Senang Belajar Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

(53)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

I II III IV V VI

5. Upaya pencegahan kerusakan hutan - - - - √ √

XI Bencana Alam

1. Jenis-jenis bencana alam dan penyebabnya 1.1. Gempa bumi 1.2. Gunung meletus 1.3. Tanah longsor 1.4. Banjir 1.5. Tsunami

2. Dampak dari bencana alam 3. Berbagai upaya penyelamatan bencana alam √ √ - √ - √ √ √ √ - √ - √ √ √ √ - √ - √ √ - - √ - √ √ √ - - √ - √ √ √ - - √ - √ √ √ 1. KLH, Pendidikan LingkunganHidup. PPLH Regional Sumatra, 2009

2. Tim Guru Cinta Lingkungan, Pendidikan

Lingkungan Hidup untuk Kelas I, II, III, IV, V, VI. Erlangga, 2009

3. Rukaesih dkk, Aku

Senang Belajar

Tematik untuk SD Kelas I, II, III. Ganesa Exact, 2007

(54)
(55)

SUMBER PUSTAKA/SUMBER BUKU

1. Enger Eldon D and Bradley F Smith.Environmental Science. Boston: Mc Graw Hill. 2010

2. Indriyanto. Ekologi Hutan.Jakarta: Bumi aksara.2010

3. Hikam , Muhammad AS. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES. 1999

4. Kate Ravilions.Tenaga.Jakarta: Tiga Serangkai. 2009

5. KLH. Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SD Kelas I, II, III, IV, V, VI. PPLH Regional Sumatra. 2009

6. KLH. Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SMP. PPLH Regional Sumatra. 2009

7. KLH. Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

8. Kusnaedi. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya. 2009

9. Kuncoro Sejati.Global Warming, Food, and Water. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2011

10. Mukhlis Akhadi.Ekologidan Sungai. Jakarta: Graha Ilmu. 2009 11. Rukaesih. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Opset. 2004

12. Rukaesih dkk.Aku Senang Belajar TEMATIK UNTUK sd Kelas I, II, III.Bandung: Ganesa Exact. 2007

13. Rachmat dan Sunarto. Sains Sahabatku. Bandung: Ganesa Exact. 2007 14. Mukhlis Akhadi.Ekologidan Sungai. Jakarta: Graha Ilmu. 2009

15. Ricky M, Mulia. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: GrahaIlmu. 2005 16. Sitanala Arsyad.Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. 2010 17. Suwarman dkk.IPA SMP Untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 2007

(56)

18. Tim Guru Cinta Lingkungan.Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SD/MI Kelas I, II, III, IV, V, VI.Jakarta: Erlangga. 2009

19. Tim IPA SMP/MTs. Ilmu Pengetahuan Alam I.Jakarta: Galaxy Puspa Mega. 2007

20. Tim Abdi Guru. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 2007

21. Tim Bina Karya Guru. IPA SD Untuk Kelas V. Jakarta: Erlangga. 2008 22. Tim Bina Karya Guru.Science for Elementary School Year IV/SM 2.

Jakarta: Erlangga. 2010

23. Greenwood, Tracey, et.al, Ecology., Biozone International Ltd, 2006

24. Greenwood, Tracey, et.al, Environmental Scince., Biozone International Ltd, 2006

(57)

TABEL 3.

GARIS BESAR MATERI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DAN

MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

VII

VIII

IX

I

Manusia dan

Lingkungannya

1. Lingkungan 1.1. Pengertian lingkungan hidup 1.2. Manusia sebagai bagian dari lingkungan 1.3. Hubungan antar manusia dengan lingkungan 1.4. Manusia dengan kebutuhannya (Maslow) 1.5. Paradigma manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan √ √ √ - - - - - √ - - - - √ √ 10. KLH, Pendidikan Lingkungan Hidup, PPLH Regional Sumatra, 2009 11. KLH. Undang-undang RI No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 12. Suwarman dkk,

(58)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

VII

VIII

IX

2. Manusia sebagai makhluk sosial 2.1. Pengertian manusia sebagai makhluk sosial 2.2. Hubungan sosial antar manusia (ada norma yang mengatur) 3. Lingkungan sosial 3.1. Lingkup lingkungan sosial 3.2. Peran individu dalam setiap lingkungan sosial (kepribadian) 3.3. Globalisasi dan perubahan perilaku 3.4. Pencegahan pengaruh negatif dari globalisasi (pergaulan bebas, narkoba, dll) √ √ √ - - √ - √ - √ √ √ - √ - √ √ √ IPA SMP Untuk Kelas VII. Erlangga, 2007 13. Hikam, Muhammad AS. Demokrasi dan Civil Society, LP3ES, 1999

(59)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

VII

VIII

IX

II

Jenis-jenis Lingkungan

Fisik

5. Udara Sekitar Kita 5.1. Pengertian/ komposisi 5.2. Udara untuk kehidupan/Fungsi udara 5.3. Pencemaran udara - Pengertian pencemaran udara - Komponen pencemaran udara - Sumber pencemaran udara - Parameter pencemaran udara 5.4. Pengendalian pencemaran udara √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ - - - - - - √ 1. Rahmat dan Sunarto.Sains Sahabatku, ganeca excact, 2007 2. Rukaesih. Kimia lingkungan, andi offset, 2004 3. Ricky M. Mulia. Kesehatan Lingkungan, Graha Ilmu, 2005 4. Slamet Prawirohartono. Sains Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, 1B.

(60)

NO

MATERI

TINGKAT

PENDIDIKAN

(KELAS)

SUMBER

VII

VIII

IX

- Peran serta masyarakat - Peraturan Pemerintah

6. Tanah dan lahan 6.1. Tanah dan lahan

- Pengertian / definisi - Fungsi tanah dan lahan 6.2. Kerusakan tanah dan lahan - Pencemaran tanah - Kegiatan yang merusak tanah dan lahan - Dampak kerusakan tanah dan lahan 6.3. Upaya menanggulangi kerusakan tanah dan lahan - - √ √ - - - - √ √ √ √ √ √ √ - √ √ - - √ √ √ √ Bumi Aksara, 2008 5..Suwarman, dll. IPA SMP untuk Kelas VII Semester 2, 1B. Erlangga, 2007

6. Tim Abdi Guru. IPA Terpaduuntuk SMP Kelas VII, Jilid 1. Erlangga, 2007 7. Tim IPA SMP/MTs. Ilmu Pengetahuan Alam 1,untuk SMP/MTs kelas VII. Galaxy Puspa Mega, 2007 8. KLH.

Gambar

Gambar 2. Model Sikap – Perilaku

Referensi

Dokumen terkait

banyak kuota untuk mengaksesnya. Tabel 1 menunjukkan bahwa siswa setuju jika media power point mendukung pembelajaran jarak jauh karena tidak membutuhkan banyak kuota

kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, ata u dengan definisi yang lebih

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, disarankan untuk lebih memprioritaskan provinsi-provinsi yang memiliki nilai IRM relatif rendah, yaitu dengan cara meningkatkan

Seorang fisikawan kebangsaan Italia bernama Count Alessandro Volta yang pertama kali mengungkap proses ini pada tahun 1799 saat dia membuat sebuah baterai sederhana

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pengembangan ini yaitu kualitas EPUB modul kimia materi pokok elektrolit dan non elektrolit untuk siswa tunanetra

Sample data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah UMKM yang ada di Jawa Barat dengan menggunakan pendekatan Stratified Proportion of Random Sampling,

Djamil Padang, terdapat 6 pola penggunaan analgetik yaitu ketorolac injeksi 73,81%, tramadol injeksi 16,67%, selanjutnya ketorolac injeksi (4 hari) dilanjutkan

Daftar kendali termasuk suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi kondisi nyata dari suatu kegiatan yang terjadi di dalam kelas secara rinci. Dalam