• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK GAYA LOMPAT JAUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK GAYA LOMPAT JAUH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TEKNIK GAYA LOMPAT JAUH

Made Dwi Widyartawan, I Nyoman Kanca, Ketut Budaya Astra

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Indonesia

e-mail: {kadek_dwix91@yahoo.co.id, kancanyoman@yahoo.co.id, astra_budaya@yahoo.com } @undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik gaya lompat jauh melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam bentuk guru sebagai peneliti, yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt, berjumlah 38 orang dengan rincian 14 orang putra dan 24 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data observasi awal aktivitas belajar lompat jauh secara klasikal sebesar 5,0 (cukup aktif), setelah diberi tindakan pada siklus I aktivitas belajar meningkat sebesar 1,8% menjadi 6,8 (cukup aktif) dan meningkat sebesar 1,42% menjadi 8,22 (aktif) pada siklus II. Analisis data hasil belajar lompat jauh pada observasi awal ketuntasan belajar sebesar 8%, setelah diberi tindakan pada siklus I hasil belajar meningkat sebesar 58% menjadi 66% dan meningkat sebesar 15% menjadi 81% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik gaya lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik gaya lompat jauh pada siswa.

Kata-kata kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar, lompat jauh

Abstract

This reaserch is aim to improve the activity and learning result of long jump style technique through the implementation of cooperative learning TGT on students at class XI IPA Saraswati Seririt Senior High School in academic year 2013//2014. This reaserch is a classroom action reaserch that take the teacher as a reasecher as it models, wich conducted in two cycles that consisting of planning action, treatment actions, observation or evaluation and reflection. The subject of this reaserch is XI IPA Saraswati Seririt Senior High School student that tottaly. 38 people that consisted of 14 boys and 24 girls. The data were analyzed by using descriptive statistical analysis. The reasult of pre-observation of the activity learning of long jump in classical is 5,0 (quite active), after giving the treatment In the first cycles the activity is increasing about 1,8% become 6,8 (quite active) and increasing about 1,4% become 8,22% (active) in the second cycles. In the analysis data of the learning result of the long jump in the pre-observation is only 8% that pass, after giving treatment in the first cycle the result is increasing 58% become 66% and increasing 15% become 81% in the second cycles. Based on the the analysis result and the discussion it can be concluded that the activity and learning result of the long jump style technique is increasing through the implementation of the cooperative learning TGT on student at XI IPA Saraswati Seririt Senior High School in academic year 2013/2014. It recomended to the Penjasorkes teacher could implemented it because it can increasing the activity and learning result in long jump style technique on student. Key words : TGT, activity, learning result,long jump.

(2)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014)

1 PENDAHULUAN

Pendidikan bagi sebagian besar orang berarti, suatu usaha untuk membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Namun bagi Piaget (dalam Syaiful Sagala, 2003), “pendidikan berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan lainnya”. Dewasa ini mutu pendidikan lebih banyak diperbincangkan karena merupakan bahan pertimbangan yang selalu menarik untuk diperbincangkan tidak hanya oleh pakar pendidikan tetapi juga oleh masyarakat luas. Terlebihnya lagi mutu pembelajaran pendidikan jasmani, hal ini dikarenakan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) adalah sebuah mata pelajaran akademik atau aspek dalam proses pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan dan kemampuan gerak individu yang suka rela dan berguna serta berhubungan langsung dengan respon mental dan sosial.

Pembelajaran sendiri merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar, dimana pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial, melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Diharapkan juga dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, pembelajaran Penjasorkes akan dapat berlangsung sadar atau nyata bila dikelola secara professional dan proporsional yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendidikan dan memberdayakan semua

potensi penunjang dan pendukung baik media dan fasilitas bagi tercapainya proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMA Saraswati Seririt di kelas XI IPA yang berjumlah 38 orang pada pembelajaran penjasorkes khususnya materi lompat jauh, ternyata masih perlu ditingkatkan. Adapun data aktivitas belajar siswa yang di peroleh adalah siswa dengan kategori sangat aktif tidak ada (0%), 7 orang siswa termasuk dalam kategori aktif (18%), 14 orang siswa termasuk dalam kategori cukup aktif (37%), 17 orang siswa termasuk dalam kategori kurang aktif (45%), Siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada (0%). Jadi siswa yang dalam katagori aktif 7 orang (18%) dan yang tidak aktif 31 orang (82%). Dengan demikian siswa yang bermasalah 31 orang (82%).

Secara rinci permasalahan siswa yang dapat dilihat dan ditinjau dari aspek aktivitas pada saat itu adalah (1) dilihat dari segi visual, masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan model atau teman mengenai lompat jauh, (2) dilihat dari segi lisan, masih banyak siswa yang kurang berani mengemukakan pendapat pada saat diskusi dan jarang mengeluarkan pertanyaan berkaitan dengan materi, (3) dilihat dari segi audio/mendengarkan, siswa kurang bisa mendengarkan dengan baik penjelasan materi, (4) dilihat dari segi metrik, masih banyak siswa yang malas mencoba gerakan atau berlatih secara mandiri, (5) pada aspek mental, siswa belum bisa memecahkan masalah atau kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam proses pembelajaran, (6) dari segi emosional siswa kurang tenang dalam proses pemecahan masalah dan kurang bersemangat dalam melakukan lompat jauh. Dari observasi yang dilakukan dengan menanyakan pendapat siswa mengenai proses pemberlajaran penjasorkes, didapat bahwa pembelajaran terkesan membosankan karena hanya terbatas pada pembelajaran tersebut saja tanpa adanya variasi pengajaran yang dilakukan oleh guru penjasorkes sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain aktivitas belajar dalam observasi diamati pula hasil belajar siswa. Dari hasil observasi tersebut diperoleh data hasil

(3)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) belajar lompat jauh siswa adalah: tidak ada

siswa yang mendapat predikat sangat baik, predikat baik berjumlah 6 orang (16%), 21 orang (55%) pada predikat cukup, 11 orang (29%) pada predikat kurang, dan tidak ada pula siswa yang memperoleh predikat sangat kurang. Dengan demikian siswa yang tuntas 6 orang (16%) dan yang tidak tuntas 32 orang (84%). Jadi dengan hasil tersebut, maka siswa yang bermasalah atau tidak sesuai dengan KKM yaitu 32 orang (84%)

permasalahan siswa pada hasil belajar lompat jauh masih perlu perbaiki, hal ini terlihat dari: dari segi kognitif, siswa masih terkesan susah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, sehingga hal itu berdampak pada penerimaan materi pembelajaran yang lambat, dari segi afektif, siswa masih acuh dalam mengikuti pembelajaran dan terlalu sering bercanda ketika guru sedang memaparkan materi di depan kelas. Dari segi psikomotor, yakni: (1) pada sikap awalan, sering terlihat siswa memasang sikap santai dengan sikap yang kurang serius pada saat mengambil awalan lari, (2) pada saat pelaksanaan, siswa cenderung untuk hanya sekedar melompat tanpa memperhatikan papan tumpuan, (3) pada saat sikap akhir, banyak siswa keliru dalam melakukan teknik pendaratan yang berdampak pada posisi mendarat yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan. Permasalahan siswa muncul dikarenakan guru yang menggunakan model pembelajaran yang masih konvensional yang tidak membuat siswa aktif tidak menggunakan model pembelajaran inovatif yang mengakibatkan siswa tidak serius mengikuti pembelajaran, ini di tandai dengan sikap kurang antusiasnya siswa dalam menerima pelajaran penjasorkes khususnya pada materi lompat jauh. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk memecahkan masalah tersebut dengan melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran inovatif. Salah satu model tersebut adalah pengajaran kooperatif. Menurut Holubec (dalam Nurhadi, 2004: 60), “Model pembelajaran kooperatif memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar”. Model yang digunakan peneliti

dalam memecahkan masalah tersebut adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Model pembelajaran TGT bertujuan untuk mengajak siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, dimana pada model pembelajaran ini, siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa, setiap kelompok harus bervariasi dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. Selanjutnya guru menyampaikan materi dan siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing kemudian siswa memperagakan materi yang didiskusikan dengan kelompoknya bila semua siswa sudah memahami materi tersebut maka guru akan mengadakan permainan akademik atau tournament. Adanya permainan akademik/tournament dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menimbulkan rasa tanggung jawab siswa untuk memberikan kontribusi yang positif pada kelompoknya dan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga nantinya dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

Adapun keunggulan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah (Tukiran,2011:72): (a) Di dalam kelas siswa lebih memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya, (b) Motivasi belajar siswa bertambah, (c) Siswa dapat menelaah mata pelajaran dan dapat mengaktualisasi diri serta kerjasama interaksi baik siswa dan guru akan membuat suasana pembelajaran tidak membosankan.

Tidak ada belajar kalau tidak dibarengi dengan adanya aktivitas. Aktivitas adalah melakukan kegiatan tertentu secara aktif. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Hamalik (2008: 28), “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut berupa: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap”. Jadi dapat dilihat bahwa aktivitas belajar merupakan suatu bentuk kegiatan yang nantinya akan membawa suatu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik akibat adanya interaksi

(4)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) (guru dan siswa). Didalam suatu proses

pembelajaran aktivitas belajar siswa merupakan suatu komponen yang menjadi acuan apakah proses pembalajaran tersebut sudah tepat dilaksanakan.

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) “hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.

Nomor lompat adalah salah satu bagian dari cabang olahraga atletik, yang selalu diperlombakan dalam kejuaraan atletik. Dalam cabang olahraga atletik ada 4 nomor yang diperlombakan, yaitu: lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah.

“Yang dimaksud dengan nomor lompat disini adalah melakukan suatu bentuk gerakan lompat dengan tujuan untuk memperoleh hasil lompatan yang sejauh-jauhnya dengan hanya menggunakan tolakan satu kaki” (Lanang Parwata, 2010: 72). Lompat jauh sendiri seperti yang telah diuraikan diatas merupakan salah satu cabang dari atletik yang terprogram dalam kurikulum pendidikan jasmani yang diberikan disekolah-sekolah.

Dalam setiap permainan olahraga, teknik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penguasaan keterampilan gerak dalam cabang olah raga tertentu. Begitu pula halnya dalam Lompat jauh, untuk mencapai hasil atau lompatan yang maksimal ada beberapa teknik dasa yang harus di perhatikan dalam melakukan gerakan lompat jauh yakni awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir (Lanang Parwata, 2010: 72).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik lompat jauh pada siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt Tahun Pelajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Saraswati Seririt tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana peneliti bertindak sebagai guru. PTK adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Kanca, I Nym. 2010:108). Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 38 orang. Dimana penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dalam tiap siklus tersebut terdiri dari 2 kali pertemuan. Adapun tahapan prosedur penelitian ini, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 oktober 2013 dan Senin, 4 November 2013 pada siklus I, sedangkan pada siklus ke II dilaksanakan pada hari Senin 11 dan 18 November 2013.

Teknik penggumpulan observasi data aktivitas belajar dilakukan oleh 2 orang observer dari guru penjasorkes SMA Saraswati Seririt dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar dilakukan oleh 3 evaluator, yang salah satunya merupakan dosen FOK Undiksha, dalam penilaianya menggunakan assesment hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif.

HASIL

Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas, pada kategori sangat aktif tidak ada , pada kategori aktif sebanyak 16 orang (42%), pada kategori cukup aktif 15 orang (39%), pada kategori kurang aktif 1 orang (3%), dan pada kategori sangat kurang aktif 6 orang (16%). Rata-rata aktivitas belajar pada siklus 1 yaitu 6,8 yang berada pada kategori cukup aktif. Dengan memperhatikan data pada siklus 1, maka terdapat 22 orang yang keaktifannya masih harus ditingkatkan yang berpengaruh kepada ketuntasan aktivitas

(5)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) belajar siswa SMA Saraswati Seririt yang

masih berada pada kategori cukup aktif.

Tabel 1. Data aktivitas belajar teknik lompat jauh pada siklus I

No Kriteria Jumlah Siswa Presentase (%) Predikat

1 X  9 - - Sangat aktif 2 7

X < 9 16 42 Aktif 3 5

X < 7 15 39 Cukup Aktif 4 3

X < 5 1 3 Kurang Aktif 5 X < 3 6 16 Sangat Kurang Aktif Total 38

Pada hasil análisis data hasil belajar siklus I yang diperoleh, siswa yang tuntas terdiri dari 25 orang (65%) dan yang tidak tuntas13 orang (35%), siswa yang berada pada kategori sangat baik 10 orang (26%), baik 15 orang (39%), cukup baik 4 orang

(11%), kurang baik sebanyak 3 orang (8%) dan sangat kurang 6 orang (16%).

Secara klasikal tingka penguasaan materi pada siklus I adalah sebesar 66% yang mana dalam KKM yang di tetapkan sekolah yakni rentang 71 – 84 termasuk kategori cukup baik.

Tabel 2. data hasil belajar teknik lompat jauh pada siklus I

Rentang Skor

Banyak

Siswa Persentase

Nilai

Huruf Kategori Ket

85-100 10 orang 26% A Sangat Baik 25 orang (65%) Tuntas

75-84 15 orang 39% B Baik

65-74 4 orang 11% C Cukup Baik

13 orang (35%) Tidak Tuntas

55-64 3 orang 8% D Kurang baik

0-54 6 orang 16% E Sangat Kurang

Jumlah 38 orang 100%

Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diperoleh aktivitas, pada kategori sangat aktif 12 orang (31,6%), pada kategori aktif 20 orang (52,6%), pada kategori cukup aktif tidak ada, kurang aktif

tidak ada, dan pada kategori sangat kurang aktif 6 orang (16%). Rata-rata aktivitas belajar pada siklus II yaitu 8,22 yang berada pada kategori aktif.

(6)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014)

Tabel 3.

Data aktivitas belajar teknik lompat jauh pada siklus II

No Kriteria Jumlah Siswa Presentase (%) Predikat

1 X  9 12 31,6 Sangat aktif

2 7

X < 9 20 52,6 Aktif

3 5

X < 7 0 0 Cukup Aktif

4 3

X < 5 0 0 Kurang Aktif

5 X < 3 6 15,8 Sangat Kurang Aktif

Total 38 100

Pada hasil análisis data hasil belajar siklus II yang diperoleh, siswa yang tuntas terdiri dari 31 orang (81%) dan yang tidak tuntas 7 orang (19%), siswa yang berada pada kategori sangat baik 10 orang (26%), baik 21 orang (55%), pada kategori cukup 1 orang (3%), pada kategori kurang baik tidak

ada dan pada kategori sangat kurang 6 orang

(16%).

Secara klasikal tingka penguasaan materi pada siklus I adalah sebesar 66% yang mana dalam KKM yang di tetapkan sekolah yakni rentang 71–84 termasuk kategori cukup baik.

Tabel 4.data hasil belajar teknik lompat jauh pada siklus II

NO Rentang

skor

Jml

siswa Persentase

Nilai

huruf Kategori Keterangan

1 85-100 10 orang 26% A Sangat Baik 31 orang (81%) Tuntas 2 75-84 21 orang 55% B Baik 3 65-74 1 orang 3% C Cukup Baik 7 orang (19%) Tidak Tuntas 4 55-64 0 orang 0% D Kurang baik 5 0-54 6 orang 16% E Sangat Kurang Jumlah 38 orang 100%

(7)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014)

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik lompat jauh pada

kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus.

Tabel 5.Ringkasan data aktivitas belajar siswa

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa tejadi peningkatan 1,8% dari observasi awal ke

siklus I, sementara dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 1,42%.

Tabel 6. Ringkasan data hasil belajar siswa

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa tejadi peningkatan 50% dari observasi awal ke siklus I, sementara dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 15%.

Berdasarkan data penelitian di atas maka dapat yakini bahwa implementasi

model pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik lompat jauh pada siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt tahun pelajaran 2013/2014. No Tahapan Aktivitas Belajar Klasikal Keaktifa n Siswa

Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal

ke Siklus I Siklus I ke Siklus II

1 Observasi Awal 5,0 Cukup Aktif 1,8 2 Siklus I 6,8 Cukup Aktif 1,42 3 Siklus II 8,22 Aktif No Tahapan Persentase Hasil Belajar Kategori Siswa

Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II 1. Observasi Awal 16% 6 orang kategori baik 50% 2. Siklus I 66% 10 orang kategori sangat baik, 15 orang kategori baik. 15% 3. Siklus II 81% 10 orang kategori sangat baik, 21 orang kategori baik.

(8)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) Secara klasikal, penelitian ini dianggap

berhasil karena tingkat pencapaiannya telah mencapai ketuntasan yakni 81% dengan memperoleh rata-rata hasil dari siklus I dan siklus II sebesar 73,5 (KKM). Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya.

Hasil penelitian ini juga dikuatkan atau didukung oleh beberapa hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya: (1) I Putu Wisnu Yoga Prathama (2012: x) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Marga Tabanan tahun pelajaran 2012/2013, (2) Dian Riski Nugroho (2012) menemukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (team games tournamen) tgt terhadap motivasi siswa mengikuti pembelajaran bola voli di kelas X SMAN 1 Panggul Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2012

/2013

, (3) Ni Md. Suandewi, (2012) menemukan bahwa keaktifan dan hasil belajar matematika meningkat melalui penerapan pembelajaran kooperatif tgt berbantuan alat peraga konkret pada kelas V SDn 2 pupuansawah tahun pelajaran 2011/2012, (4) Made Niki Astiti (2013) menemukan bahwa respon dan hasil belajar pkn meningkat melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013, (5) Wachit Nugroho (2012) menemukan bahwa aplikasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT efektif terhadap hasil belajar bermain bola voli pada siswa kelas ix smp negeri 3 nguter tahun ajaran 2012 / 2013.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar teknik gaya lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat pada

skor rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal meningkat dari 6,8 dengan kategori cukup aktif, mengalami peningkatan sebesar 1,42 menjadi 8,22 pada siklus II, dengan katagori aktif

2. Hasil belajar teknik gaya lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar pada siklus 1, Berdasarkan hasil analisis data siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas terdiri dari 25 orang (65%) dan yang tidak tuntas 13 orang (35%), siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 10 orang (26%), baik 15 orang (39%), cukup baik 4 orang (11%), kurang baik 3 orang (8%), dan sangat kurang baik 6 orang (16%). Tingkat penguasaan materi secara klasikal pada teknik lompat jauh mencapai (66%), berdasarkan rentang ketuntasan 71%–84 % dalam katagori cukup baik. Hasil belajar pada siklus 2 siswa yang tuntas terdiri dari 31 orang (81%) dan yang tidak tuntas 7 orang (19%), siswa yang berada pada kategori sangat baik 10 orang (26%), baik 21 orang (55%), cukup baik 1 orang (3%), kurang baik tidak ada, dan sangat kurang baik 6 orang (16%). Sehingga ketuntasan secara klasikal tingkat penguasaan materi secara klasikal pada teknik lompat jauh mencapai (81%), berdasarkan rentang ketuntasan 71%–84 % dalam katagori baik. Terjadi peningkatan 15% dari siklus 1, sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan siswa mengenai materi lompat jauh berada pada kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Astiti ,Made Niki. 2012. “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 5 Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013”. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPP/article/view/630/509

(9)

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) (diakses pada tanggal 3 januari

2014).

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Pengajaran Penjasorkes. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Lanang Agung Parwata, I Gusti. 2010. Buku Ajar Teori dan Praktek Atletik.

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nugroho, Wachit. 2012. “Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTTerhadap Hasil Belajar Bermain Bolavoli Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Nguter Tahun Ajaran 2012/2013”. Tersedia pada http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pe njaskesrek/article/download/956/611.(di akses pada tanggal 6 Januari 2014) Nugroho, Dian Riski. 2012. “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Team Games

Tournamen) Tgt Terhadap Motivasi Siswa Mengikuti Pembelajaran Bola voli Di Kelas X Sman 1 Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2012/2013”. Tersedia pada http://ejournal.unesa.ac.id/data/journ als/68/articles/1785/public/1785-3357-1-PB.pdf. (diakses pada tanggal 6 Januari 2014) Suandewi, Ni Md, dkk. 2012. “Penerapan Pembelajaran Kooperatif TGT

Berbantuan Alat Peraga Konkret Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SDN 2 Pupuansawah”. Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/ JJPGSD/article/view/1558/1388.

(diakses pada tanggal 11 Desember 2013).

Syaiful,Sagala.2003.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.

Taniredja, Tukiran, dkk, 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Wisnu Yoga Prathama,I Putu. 2012.

Implementasi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 1 Marga Tabanan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (Tidak diterbitkan). Jurusan Penjaskesrek, Undiksha Singarja. Wijaya, Gede Hari. 2013. “Implementasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basket (chest pass dan bounce pass) Pada Siswa Kelas VIII A2 SMP Negeri 2 Sawan TahunPelajaran 2012/2013”.

Tersedia pada

ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJ P/article/view/337. (diakses tanggal 11 Mei 2013).

Yudiana, I Nyn. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 7 Banjar Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha

(10)

Gambar

Tabel 2. data hasil belajar teknik lompat jauh pada siklus I  Rentang
Tabel 3.  Data aktivitas belajar  teknik lompat jauh pada siklus II
Tabel 6 .  Ringkasan data hasil belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Namun fungsi dari Kuasa Menjual ini tidak dapat berfungsi secara efektif dan efisien terhadap objek jaminan yang telah dibebani dengan Hak Tanggungan, karena apabila

hukum Indonesia yang mengajukan permintaan Informasi Publik.. Unit Kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang3. mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK KERJA PEMBESIAN : Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Hotel Cinnamon dan GSG Maranatha.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan Menganalisis besar pengaruh reaksi imunisasi campak terhadap sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi campak di kota Semarang Metode Penelitian observasional

This year seminar officially picked up a theme: Research in Teacher Education: What, How, and Why?as a response to the professionalism demand of English teachers..

Informasi adalah data yang telah diringkas/disimpulkan atau diolah untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.. Pengantar Teknologi Informasi Prajanto Wahyu Adi,

Kepada para peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang tersebut, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada POKJA III

berasal dari batalion yang pernah dipimpin Letnan Kolonel Untung di Kodam Diponegoro. Sulit dibayangkan seorang Batak atau Minahasa menjadi