• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

4.1 Penyajian Data

4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan

CV.Aria Duta Panel adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa (wavin). Bisnis ini mulai didirikan oleh Bapak Endrianto Susantono pada tahun 2006. Pada awalnya usaha perdagangan yang dilakukan hanya dalam skala kecil, namun karena banyaknya permintaan pasar akan triplek/plywood

akhirnya diperbesarlah usaha dagang ini menjadi distributor dalam skala besar yang kemudian menjadi awal mula berdirinya CV. Aria Duta Panel.

CV. Aria Duta Panel merupakan perusahaan berbadan hukum yang berkedudukan di Surabaya. Pada tahun pertama CV. Aria Duta Panel mengutamakan triplek/plywood saja sebagai barang dagangnya, namun dengan berkembangnya usaha konstruksi di Jawa Timur membuat CV. Aria Duta Panel melebarkan sayapnya dengan menambah pipa (wavin) kedalam daftar stok penjualannya.

Adapun lokasi dari perusahaan ini berada di Jln. Tandes Lor 17, Surabaya. Pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada beberapa hal, antara lain :

a. Gudang Barang

Gudang barang merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan distributor, untuk itulah dalam menentukan lokasi harus benar-benar

(2)

diperhatikan dan seberapa besar gudang yang dibutuhkan untuk kelancaran proses penyimpanan.

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dan gudang barang mempunyai keterkaitan dalam berjalannya kegiatan perusahaan. Yang dimaksud kan disini adalah dengan lokasi gudang yang strategis tentu saja akan banyak tersedia tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam proses rekrutmen tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

c. Transportasi

Dengan letaknya yang berada ditepi jalan raya akan mempermudah akses transportasi tenaga kerja maupun kendaraan pengangkutan barang dalam kesehariannya.

d. Faktor – Faktor lainnya

Untuk faktor-faktor penting lainnya seperti listrik, kebutuhan air, telekomunikasi sangat mudah diakses sehingga perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4.1.2 Tujuan Perusahaan

a. Tujuan Jangka Pendek

Yang dimaksud dengan tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai lebih dahulu dalam waktu yang relative singkat atau tujuan yang harus didahulukan sebelum mencapai tujuan jangka panjang.

(3)

Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai oleh perusahaan antara lain:

1. Meningkatkan Volume Pengiriman

Tingginya volume pengiriman bagi perusahaan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai atau terealisasikan secara nyata. Dengan meningkatkan pengiriman maka penjualan semakin mengingkat dibanding tahun sebelumnya.

2. Menjaga Kontinuitas Perusahaan

Jika volume pengiriman dapat ditingkatkan, maka kelangsungan hidup perusahaan dapat dijamin stabil. Tujuan ini harus tetap dipertahankan karena perusahaan yang berjalan selalu menghadapi berbagai rintangan. Oleh sebab itu, perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan kebijaksanaannya.

3. Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan.

Meningkatkan disiplin kerja karyawan, merupakan suatu peningkatan aktivitas usaha sewaktu melakukan kerja di dalam pencapaian tingkat pengiriman, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan para konsumen.

b. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka perusahaan merupakan kelanjutan dari tujuan jangka pendek.

(4)

Adapun yang menjadi tujuan jangka panjang perusahaan adalah : 1. Meningkatkan Reputasi Perusahaan

Faktor ini merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Ini karena perusahaan yang mempunyai reputasi baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen untuk selalu memilih CV. Aria Duta Panel sebagai distributor mereka dibandingkan distributor – distributor yang lain. Selain itu akan ada konsumen baru yang berdatangan karena mereka memilih distributor dengan reputasi bagus untuk diajak berkerjasama. Reputasi ini harus selalu dijaga oleh perusahaan dengan melakukan pelayanan yang prima kepada konsumen.

2. Berusaha Mencapai Maksimum Profit

Suatu perusahaan yang bergerak dibidang dunia usaha semaksimal mungkin untuk mengejar profit ini berdasar dalam jangka panjang karena maksimum profit dapat terealisir jika perusahaan telah dapat mencapai tujuan jangka pendek.

3. Menjaga Stabilitas Kelangsungan Perusahaan

Setiap perusahaan pasti mengharapkan usaha yang dilakukan dapat berjalan secara lancar dalam waktu yang panjang dan menghindari yang namanya gulung tikar. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk selalu menjaga stabilitas kelangsungan perusahaan baik itu dari segi keuangan, stok barang, pelayanan pada konsumen, kesejahteraan karyawan. Karena semua aspek itu berpengaruh pada kelangsungan jalannya kegiatan perusahaan.

(5)

4.1.3 Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi pada CV. Aria Duta Panel Surabaya adalah garis (line Organisasi) yang berarti semua kebijaksanaan perusahaan ditentukan oleh pimpinan.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi CV. Aria Duta Panel

Sumber : CV. Aria Duta Panel

Berdasarkan gambar struktur organisasi di atas, masing-masing bagian dari struktur organisasi yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda, yaitu:

Gudang Pengendali Kualitas Pemasaran Administrasi Kepala Bagian Direktur Pengiriman Kasir Staf Akuntansi Admin Staf Gudang

(6)

1. Direktur

a. Mengawasi dan mengontrol jalannya aktivitas perusahaan

b. Merumuskan dan menetapkan perencanaan kegiatan yang akan diambil pada waktu yang akan datang

c. Bertanggung jawab penuh atas aktivitas perusahaan 2. Kepala Bagian

a. Melakukan pengoordinasian, pengarahan, pengawasan atas kinerja karyawan

b. Bertanggung jawab atas kinerja karyawan yang berada dibawahnya c. Membuat monthy report ataul aporan bulanan atas perkembangan

dan kinerja perusahaan, yang kemudian dilaporkan kepada direktur 3. Kasir

a. Mencatat dan menerima uang atas penjualan barang dari konsumen b. Mencatat dan mengeluarkan uang atas pembayaran pembelian stok

dari suplier

c. Mencatat dan mengontrol hutang piutang perusahaan 4. Staf Akuntansi

a. Membuat laporan keuangan bulanan perusahaan

b. Mencatat semua kegiatan keuangan yang telah dicatat secara sederhana oleh kasir ke dalam sebuah pembukuan yang sesuai dengan standar akuntansi

(7)

5. Admin

a. Mengorder atau membuat PO untuk stok barang gudang kepada supplier

b. Bertanggung jawab atas barang yang dioder

c. Melakukan pencatatan barang masuk ke dalam program stok

d. Memantau stok dan membuat perencanaan akan batas minimal kapan barang harus diorder

6. Pemasaran

a. Melakukan pemasaran produk perusahaan kepada konsumen, baik itu secara langsung, iklan, maupun promosi

b. Menjual produk perusahaan sesuai program dan target yang direncanakan

7. Pengendali Kualitas

a. Bertanggung jawab atas kualitas barang stok yang diterima dan dipasarkan kepada konsumen

b. Melakukan pengecekan barang dari segi kualitas dan kuantitas terhadap barang yang datang dari pabrik

8. Staf Gudang

a. Mencatat semua keluar masuk barang stok dari gudang b. Bertanggung jawab atas stok barang di gudang

c. Melakukan koordinasi dengan bagian purchasing untuk stok yang perlu diorder

(8)

9. Bagian Pengiriman

Bertanggung jawab atas pengiriman barang yang dikirim hingga sampai ke tangan konsumen.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Laporan Keuangan Komersial CV. Aria Duta Panel

Laporan keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi keuangan dan laba ataupun rugi yang diperoleh oleh perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Laba akuntansi atau disebut juga dengan laba komersial adalah pengukuran laba yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Laba akuntansi dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum yang dimana di Indonesia diatur dalam Prinsip Standar Akuntansi Keuangan. Laba akuntansi tersebut perhitungannya bertumpu pada prinsip matching cost against revenue

(perbandingan antara pendapatan dan biaya-biaya terkait), dalam salah satu prinsip tersebut terdapat konsep bahwa pengeluaran perusahaan yang tidak mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang bukanlah merupakan aset, oleh karena itu harus dibebankan sebagai biaya. Dengan demikian, dalam akuntansi perlu pengeluaran atau beban perusahaan, sepanjang memang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan diakui sebagai biaya.

(9)

Berikut ini merupakan laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi) komersial yang dibuat oleh CV. Aria Duta Panel:

Tabel 4.1

Neraca CV. Aria Duta Panel

(Dalam Rupiah)

Per 31 Des 2013

AKTIVA Jumlah HUTANG DAN MODAL Jumlah

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas 12.500.000 Hutang Dagang 37.196.873.589

Bank 236.763.105 Hutang Pajak 87.149.179

Persediaan 10.115.643.115 Uang Muka Penjualan - Piutang Usaha 27.985.743.200 Hutang Biaya - Piutang Lain-lain 0 Hutang lain-lain - Pajak Dibayar Dimuka 471.808.475 Jumlah Hutang Lancar 37.284.022.768

Biaya Dibayar Dimuka 20.000.000

Jumlah Aktiva Lancar 38.842.457.895 Hutang Jangka Panjang -

Aktiva Tetap

Gudang 200.000.000 Jumlah Hut Jangka Pajang -

Kendaraan 335.550.000 MODAL

Inventaris Kantor 36.440.000 MODAL 85.000.000

Jumlah Aktiva Tetap 571.990.000 Laba Tahun Lalu 925.553.086

Akumulasi Penyusutan (525.332.000) Laba Bersih 2013 594.540.041

Nilai Buku 46.658.000 Jumlah Modal 1.605.093.127

Total Aktiva 38.889.115.895 Total Hutang dan Modal 38.889.115.895 Sumber:CV. Aria Duta Panel

(10)

Tabel 4.2

Laba Rugi CV. Aria Duta Panel

(Dalam Rupiah)

Periode Berakhir pada 31 Des 2013

KETERANGAN PENJUALAN 40.598.580.113 POTONGAN PENDAPATAN - RETUR PENJUALAN 20.476.354 PENJUALAN BERSIH 40.578.103.759

HARGA POKOK PENJUALAN 38.939.633.048

LABA KOTOR 1.638.470.711

BIAYA PENJUALAN

Biaya Iklan/promosi -

Biaya Penjualan -

Biaya perjalanan dinas 50.694.000

Biaya pengiriman Barang & Paket 72.303.950

Total Biaya Penjualan 122.997.950

BIAYA ADM & UMUM

Biaya Gaji+Tunjangan & THR 582.097.000

Biaya Konsumsi & Kesehatan 2.575.800

Biaya Listrik & Air 32.197.212

Telphone+HP+Internet 7.271.463

Iuran & Biaya Kantor Lainnya 4.009.500

ATK 6.240.025

Biaya Rumah Tangga 2.853.800

Bensin, Solar, Tol & Parkir 147.120.070

STNK, Keer 13.356.500

Biaya Pemeliharaan Inventaris Kantor 2.172.500

Biaya Pemeliharaan Bangunan 23.092.850

Biaya Kendaraan 52.849.000

Biaya Penyusutan 34.359.000

Biaya Keamanan & Kebersihan 10.738.000

Total Biaya ADM & Umum 920.932.720

LABA USAHA 594.540.041

(11)

4.2.2 Metode Penyusutan Aria Duta Panel

Biaya penyusutan terjadi karena adanya pengalokasian dari harga perolehaan dari aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan menjadi biaya/beban secara sistematik selama beberapa periode atas keuntungan yang dimiliki selama penggunaan aset tersebut. Di dalam menghitung biaya penyusutan ini, terdapat beberapa metode penghitungan dari akuntansi komersial yang dapat digunakan. Hal ini tergantung kepada masing-masing kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Perusahaan harus dengan konsisten apapun metode yang digunakan. Apabila perusahaan menganggap perlu adanya perubahan atas metode penyusutan yang dipakai, ada baiknya mencantumkan di dalam penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan dan disertai dengan alasannya.

Pada CV. Aria Duta Panel, perusahaan menggunakan metode garis lurus (Straight-LineMethod) untuk menghitung besarnya biaya penyusutan aset tetap setiap periode akuntansinya dengan mengestimasi umur manfaat dari penggunaan aset tetap tersebut.

(12)

Berikut ini disajikan daftar aset tetap dan biaya penyusutannya berdasarkan metode garis lurus akuntansi komersial yang digunakan oleh CV. Aria Duta Panel

Tabel 4.3

Daftar Penyusutan CV. Aria Duta Panel Periode Berakhir pada 31 Des 2013

No

Tahun

Keterangan Unit

Harga Biaya

Perolehan Perolehan Penyusutan

1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp - 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp - 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp - 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp - 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp - 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp - 7 2006 PesawatTelpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp - 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp - 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp - 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp - 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp - 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp - 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp - 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp - 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 24 2011 AC LG 1 Rp 3.150.000 Rp 630.000

25 2011 Motor Yamaha Jupiter Z 1 Rp 14.550.000 Rp 2.910.000

26 2012 Monitor Inforce 2 Rp 1.600.000 Rp 320.000

27 2012 CPU Dzumba 2 Rp 2.000.000 Rp 400.000

28 2012 Keyboard 2 Rp 300.000 Rp 60.000

29 2012 Mouse 2 Rp 100.000 Rp 20.000

Total 50 Rp 571.990.000 Rp 34.359.000 Sumber:CV. Aria Duta Panel

(13)

4.3 Interpretasi

4.3.1 Analisa Metode Penyusutan

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, perhitungan penyusutan yang dilakukan CV. Aria Duta Panel menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method) untuk menghitung besarnya biaya penyusutan aset tetap setiap periode akuntansinya dengan mengestimasi umur manfaat dari penggunaan aset tetap tersebut. Dilihat dari daftar penyusutan aset tetap periode 2013 CV. Aria Duta Panel penulis menemukan beberapa permasalahan, sehingga penulis mendata ulang daftar aset tetap dan melakukan perhitungan untuk mengetahui estimasi umur manfaat yang ditetapkan oleh perusahaan dalam perhitungan penyusutannya. Saat dilakukan pendataan ulang semua aset yang dimiliki perusahaan oleh penulis terjadi perbedaan jumlah aset tetap pada daftar penyusutan dan aset real yang dimiliki perusahaan.

Pada Mei 2013 perusahaan memutuskan untuk menambah kapasitas gudang pipa wavin dengan menyewa gudang di daerah Cangkir Driyorejo. Untuk kemudahan pengiriman dari gudang ke konsumen, pada pertengahan tahun 2013 perusahaan membeli sebuah truck senilai Rp.194.500.000 sudah termasuk biaya lainnya dengan nilai residu Rp. 9.500.000. Selain itu perusahaan membeli AC LG untuk ruangan kantor seharga Rp. 3.450.000 termasuk biaya pasangnya dan tidak memiliki nilai residu. Karena penempatan truck di daerah Cangkir, perusahaan kurang teliti sehingga tidak membukukan aset truck ini ke dalam daftar penyusutan CV. Aria Duta Panel 2013. Hal ini

(14)

akan menimbulkan selisih pada jumlah perhitungan penyusutan, sehingga akan terjadi koreksi fiskal.

Oleh karena itu penulis melakukan perhitungan penyusutan: 1. Truck yang belum terdata. Berikut perhitungannya:

Penyusutan per tahun = Rp. 194.500.000- Rp. 9.500.000 --- 8

= Rp. 23.125.000

Pada tahun 2013, truck memiliki nilai manfaat ½ tahun sehingga penyusutan tahun 2013 senilai ½ x Rp. 23.125.000= Rp. 11.562.500

Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku truck tersebut selama 8 tahun tampak dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Beban Penyusutan Truck per Tahun

Metode Garis Lurus ( Straight Line Method)

Tahun

Harga Beban Akumulasi Nilai Buku

Perolehan Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun

1/2 Tahun 1 Rp 194.500.000 Rp 11.562.500 Rp 11.562.500 Rp 182.937.500 2 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 34.687.500 Rp 171.375.000 3 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 57.812.500 Rp 148.250.000 4 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 80.937.500 Rp 125.125.000 5 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 104.062.500 Rp 102.000.000 6 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 127.187.500 Rp 78.875.000 7 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 150.312.500 Rp 55.750.000 8 Rp 194.500.000 Rp 23.125.000 Rp 173.437.500 Rp 32.625.000 1/2 Tahun 9 Rp 194.500.000 Rp 11.562.500 Rp 194.500.000 Rp 9.500.000

(15)

Catatan : Truck masuk kedalam kelompok 2 dan memiliki estimasi umur manfaat 8 tahun, dengan tarif penyusutan 12,5%.

2. AC LG yang belum terdata. Berikut perhitungannya: Penyusutan per tahun = Rp. 3.450.000- Rp. 0

--- 4

= Rp. 862.500

Pada tahun 2013, truck memiliki nilai manfaat ½ tahun sehingga penyusutan tahun 2013 senilai ½ x Rp. 862.500= Rp. 431.250

Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku AC tersebut selama 4 tahun tampak dalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Beban Penyusutan AC per Tahun

Metode Garis Lurus ( Straight Line Method)

Sumber: Data diolah

Catatan : AC masuk kedalam kelompok 1 dan memiliki estimasi umur manfaat 4 tahun, dengan tarif penyusutan 25%.

Tahun

Harga Beban Akumulasi Nilai Buku

Perolehan Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun

1/2 Tahun 1 Rp 3.450.000 Rp 431.250 Rp 431.250 Rp 3.018.750 2 Rp 3.450.000 Rp 862.500 Rp 1.293.750 Rp 2.156.250 3 Rp 3.450.000 Rp 862.500 Rp 2.156.250 Rp 1.293.750 4 Rp 3.450.000 Rp 862.500 Rp 3.018.750 Rp 431.250 1/2 Tahun 5 Rp 3.450.000 Rp 431.250 Rp 3.450.000 Rp -

(16)

Dalam analisanya, selain temuan diatas penulis juga menemukan kesimpulan bahwa perusahaan menetapkan umur manfaat 5 tahun untuk semua jenis aset tetapnya, baik untuk kepentingan perusahaan maupun dalam perhitungan pajak badan yang harus dibayar perusahaan setiap tahunnya.

Berdasarkan temuan tersebut, penulis menarik data daftar perhitungan penyusutan aset tetap dari tahun 2007-2013, untuk mengidentifikasi penerapan tarif penyusutan CV. Aria Duta Panel yang belum sesuai dengan peraturan perpajakan.

Oleh karena itu dilakukan perhitungan ulang penyusutan aset tetap CV. Aria Duta Panel per-tahunnya dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode garis lurus (Straight-Line Method) namun dengan estimasi masa manfaat yang berbeda yakni mengacu pada peraturan perpajakan dengan melakukan pengelompokan aset tetap sesuai dengan 10 UU Nomor 36 Tahun 2008. Perhitungan ulang ini dilakukan untuk mengetahui berapa selisih antara penyusutan metode komersial dan fiskal yang mana akan berpengaruh pada laba rugi fiskal sehingga akan berpengaruh pula pada pajak badan yang harus dibayarkan CV. Aria Duta Panel.

(17)

Berikut ini tabel selisih perbedaan antara nilai penyusutan metode komersial dan fiskal per-tahun yang harus dilakukan perhitungan kembali untuk koreksi fiskal:

1. Perhitungan Tahun 2007

Tabel 4.6

Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2007 Metode Komersial dan Fiskal

No

Tahun

Keterangan Unit

Harga

Komesial Fiskal Selisih

Perolehan Perolehan 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp (60.000) 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp 700.000 Rp (140.000) 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp 1.050.000 Rp (210.000) 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp 87.500 Rp (17.500) 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp 67.500 Rp (13.500) 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp 462.500 Rp (92.500) 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp 37.500 Rp (7.500) 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp 68.750 Rp (13.750) 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 100.000 Rp (20.000) 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp (10.000) 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp37.200.000 Rp 23.250.000 Rp 13.950.000 Total Rp80.039.000 Rp 36.798.750 Rp 43.240.250

Sumber: Data Diolah

Perincian tahun 2007:

Metode Komersial = Rp. 80.039.000 Metode Fiskal = Rp. 36.798.750 Selisih = Rp. 43.240.250

(18)

2. Perhitungan Tahun 2008

Pada tahun 2008 CV. Aria Duta Panel tidak melakukan pembelian aset tetap maka tidak ada penambahan biaya penyusutan, sehingga selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal sama dengan tahun 2007. 3. Perhitungan Tahun 2009

Tabel 4.7

Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2009 Metode Komersial dan Fiskal

Sumber: Data Diolah

Perincian tahun 2009: Metode Komersial = Rp. 107.239.000 Metode Fiskal = Rp. 53.923.750 Selisih = Rp. 53.315.250 No Tahun Keterangan Unit Harga

Komesial Fiskal Selisih

Perolehan Perolehan 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp (60.000) 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp 700.000 Rp (140.000) 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp 1.050.000 Rp (210.000) 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp 87.500 Rp (17.500) 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp 67.500 Rp (13.500) 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp 462.500 Rp (92.500) 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp 37.500 Rp (7.500) 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp 68.750 Rp (13.750) 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 100.000 Rp (20.000) 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp (10.000) 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp 37.200.000 Rp23.250.000 Rp 13.950.000 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp16.875.000 Rp 10.125.000 Total Rp 107.239.000 Rp53.923.750 Rp 53.315.250

(19)

4. Perhitungan Tahun 2010

Tabel 4.8

Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2010 Metode Komersial dan Fiskal

Sumber: Data Diolah

Perincian tahun 2010: Metode Komersial = Rp. 110.058.000 Metode Fiskal = Rp. 57.447.500 Selisih = Rp. 52.610.500 No Tahun Keterangan Unit Harga

Komesial Fiskal Selisih

Perolehan Perolehan 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp (60.000) 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp 700.000 Rp (140.000) 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp 1.050.000 Rp (210.000) 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp 87.500 Rp (17.500) 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp 67.500 Rp (13.500) 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp 462.500 Rp (92.500) 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp 37.500 Rp (7.500) 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp 68.750 Rp (13.750) 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 100.000 Rp (20.000) 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp (10.000) 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp 37.200.000 Rp 23.250.000 Rp 13.950.000 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp 16.875.000 Rp 10.125.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000 Rp (225.000) 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 Rp 750.000 Rp (150.000) 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 Rp 112.500 Rp (22.500) 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 Rp 48.750 Rp (9.750) 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 Rp 862.500 Rp (172.500) Total Rp 110.058.000 Rp 57.447.500 Rp 52.610.500

(20)

5. Perhitungan Tahun 2011

Tabel 4.9

Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2011 Metode Komersial dan Fiskal

No

Tahun

Keterangan Unit

Harga

Komesial Fiskal Selisih

Perolehan Perolehan 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp 240.000 Rp - Rp 240.000 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp 560.000 Rp - Rp 560.000 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp 840.000 Rp - Rp 840.000 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp 70.000 Rp - Rp 70.000 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp 54.000 Rp - Rp 54.000 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp 370.000 Rp - Rp 370.000 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp - Rp 200.000 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp 30.000 Rp - Rp 30.000 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp 55.000 Rp - Rp 55.000 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp - Rp 80.000 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp - Rp 40.000 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp - Rp 300.000 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp 37.200.000 Rp 23.250.000 Rp 13.950.000 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp 16.875.000 Rp 10.125.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000 Rp (225.000) 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 Rp 750.000 Rp (150.000) 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 Rp 112.500 Rp (22.500) 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 Rp 48.750 Rp (9.750) 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 Rp 862.500 Rp (172.500) 24 2011 AC LG 1 Rp 3.150.000 Rp 630.000 Rp 787.500 Rp (157.500) 25 2011

Motor Yamaha Jupiter

Z 1 Rp 14.550.000 Rp 2.910.000 Rp 3.637.500 Rp (727.500)

Total Rp 113.598.000 Rp 53.898.750 Rp 56.159.250

Sumber: Data Diolah

Perincian tahun 2011:

Metode Komersial = Rp. 113.598.000 Metode Fiskal = Rp. 53.898.750 Selisih = Rp. 56.159.250

(21)

6. Perhitungan Tahun 2012

Tabel 4.10

Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2012 Metode Komersial dan Fiskal

Sumber: Data Diolah No

Tahun

Keterangan Unit

Harga

Komesial Fiskal Selisih

Perolehan Perolehan 1 2006 Faximile 1 Rp 1.200.000 Rp - Rp - Rp - 2 2006 Monitor BenQ 2 Rp 2.800.000 Rp - Rp - Rp - 3 2006 CPU BenQ 2 Rp 4.200.000 Rp - Rp - Rp - 4 2006 Keybord 2 Rp 350.000 Rp - Rp - Rp - 5 2006 Mouse 2 Rp 270.000 Rp - Rp - Rp - 6 2006 Printer Epson LX300 1 Rp 1.850.000 Rp - Rp - Rp - 7 2006 Pesawat Telpon Panasonic 2 Rp 1.000.000 Rp - Rp - Rp - 8 2006 Dispenser 1 Rp 150.000 Rp - Rp - Rp - 9 2006 KipasAngin 1 Rp 275.000 Rp - Rp - Rp - 10 2006 MejaKomputer 2 Rp 400.000 Rp - Rp - Rp - 11 2006 Kursi 2 Rp 200.000 Rp - Rp - Rp - 12 2006 Lemari 2 Rp 1.500.000 Rp - Rp - Rp - 13 2006 Bangunan Gudang 1 Rp 200.000.000 Rp - Rp 10.000.000 Rp(10.000.000) 14 2006 Truck Dinarino 1 Rp 186.000.000 Rp - Rp 23.250.000 Rp.(23.250.000) 15 2009 Handphone Nokia 2 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 16 2009 Truck Dinarino 1 Rp 135.000.000 Rp 27.000.000 Rp 16.875.000 Rp 10.125.000 17 2010 Monitor LG 3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000 Rp (225.000) 18 2010 CPU LG 3 Rp 3.000.000 Rp 600.000 Rp 750.000 Rp (150.000) 19 2010 Keyboard 3 Rp 450.000 Rp 90.000 Rp 112.500 Rp (22.500) 20 2010 Mouse 3 Rp 195.000 Rp 39.000 Rp 48.750 Rp (9.750) 21 2010 Kursi 5 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp (50.000) 22 2010 Meja 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 375.000 Rp (75.000) 23 2010 AC LG 1 Rp 3.450.000 Rp 690.000 Rp 862.500 Rp (172.500) 24 2011 AC LG 1 Rp 3.150.000 Rp 630.000 Rp 787.500 Rp (157.500) 25 2011 Motor Yamaha Jupiter Z 1 Rp 14.550.000 Rp 2.910.000 Rp 3.637.500 Rp (727.500) 26 2012 Monitor Inforce 2 Rp 1.600.000 Rp 320.000 Rp 400.000 Rp (80.000) 27 2012 CPU Dzumba 2 Rp 2.000.000 Rp 400.000 Rp 500.000 Rp (100.000) 28 2012 Keyboard 2 Rp 300.000 Rp 60.000 Rp 75.000 Rp (15.000) 29 2012 Mouse 2 Rp 100.000 Rp 20.000 Rp 25.000 Rp (5.000) Total Rp 34.359.000 Rp 59.323.750 Rp(24.964.750)

(22)

Perincian tahun 2012:

Metode Komersial = Rp. 34.359.000 Metode Fiskal = Rp. 59.323.750 Selisih = (Rp. 24.964.750) 7. Perhitungan Tahun 2013

Pada awalnya perusahaan lupa untuk mencatat dua aset tetapnya berupa truck dan AC LG yang ditempatkan pada gudang barunya yang berada di daerah Cangkir Driyorejo, dengan kata lain perusahaan saat itu tidak merasa melakukan pembelian aset tetap baru sehingga perhitungan selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal sama dengan tahun 2012.

Aset tetap yang belum dicatatkan akan dimasukan kedalam rincian selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal yang telah dihitung diatas. Ini dilakukan untuk mempermudah perinciannya. Karena sebelumnya dua aset tetap berupa truck dan AC LG yang belum dicacat tersebut sudah dihitung penyusutannya sesuai dengan peraturan perpajakan dengan masa mafaat seperti yang tercantum dalam 10 UU Nomor 36 Tahun 2008 yang mana setiap aset tetap memiliki masa mafaat yang berbeda tergantung pada pengelompokan aset tetap tersebut. Hasil perhitungan tersebut pada tahun 2013 truck mengalami penyusutan sebesar Rp. 11.562.500 dan AC LG sebesar Rp. 431.250.

Perincian hasil perhitungan – perhitungan di atas adalah sebagai berikut:

(23)

Tabel 4.11

Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2007-2013 Metode Komersial dan Fiskal

Sumber: Data Diolah

Catatan : Pada tahun 2013 nilai penyusutan dengan metode komersial sama dengan 2012 Rp. 34.359.000, untuk metode fiskal sama seperti 2012 yaitu Rp. 59.323.750+Rp.11.562.500+Rp.431.250 (aset yang belum dicatat) = Rp. 71.317.500.

Tabel di atas menggambarkan nilai penyusutan fiskal dan selisihnya dengan penyusutan komersial yang sama – sama menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method). Dalam tabel penyusutan CV. Aria Duta Panel ditetapkan bahwa perusahaan menggunakan masa manfaat selama 5 tahun atau dengan kata lain menggunakan tarif 20% atas semua aset tetapnya, berbeda dengan penyusutan yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang mana memiliki tarif berbeda atas masing – masing pengelompokan aset tersebut sehingga menghasilkan perbedaan jumlah nilai penyusutan yang signifikan setiap tahunnya.

No Tahun

Nilai Penyusutan Nilai

Koreksi +/- Komersial Fiskal Koreksi Fiskal 1 2007 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 2 2008 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 3 2009 Rp107.239.000 Rp53.923.750 Rp53.315.250 + 4 2010 Rp110.058.000 Rp57.447.500 Rp52.610.500 + 5 2011 Rp113.598.000 Rp53.898.750 Rp59.699.250 + 6 2012 Rp34.359.000 Rp59.323.750 Rp24.964.750 - 7 2013 Rp34.359.000 Rp71.317.500 Rp36.958.500 -

(24)

4.3.2 Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Menjadi Laporan Laba Rugi Fiskal

Penghitungan Pajak Penghasilan diakhir tahun bagi Wajib Pajak Badan seperti CV. Aria Duta Panel didasarkan atas Laporan Keuangan Fiskal (Laba Rugi Fiskal). Laba rugi fiskal disusun berdasarkan laba rugi komersial yang telah disesuaikan dengan peraturan perpajakan (melalui rekonsiliasi). Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan karena terdapat beberapa perbedaan perlakuan baik itu mengenai pengakuan penghasilan maupun mengenai beban/biaya.

Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Perbedaan tersebut dapat berakibat bertambahnya laba fiskal dari laba komersial yang telah dibuat oleh perusahaan (koreksi fiskal positif) dan dapat pula berlaku sebaliknya yaitu turunnya nilai laba fiskal dari laba komersial yang telah dibuat oleh perusahaan (koreksi fiskal negatif). Seperti halnya yang terjadi pada CV. Aria Duta Panel harus dilakukan koreksi fiskal karena adanya perbedaan biaya/beban yang diakui.

Pada permasalahan CV. Aria Duta Panel, perusahaan melakukan perhitungan penyusutan aset tetapnya dari 2007-2013 terjadi kesalahan cara perhitungan dari estimasi masa manfaat aset tetap tersebut yang dibuat rata 5 tahun dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan sehingga perlu dilakukan pembetulan perhitungan untuk melakukan koreksi fiskal.

(25)

Koreksi fiskal yang dilakukan dengan cara mengkalkulasi selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal dari tahun 2007-2013 sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang harus dikoreksi dan disimpulkan masuk kedalam koreksi fiskal negatif atau koreksi fiskal positif yang kemudian melakukan rekonsiliasi laporan laba rugi komersial ke laba rugi fiskal pada laporan laba rugi tahun 2013 CV. Aria Duta Panel sebagai pembetulannya.

Berikut ini akan disajikan tahapan melakukan rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal tahun 2013 yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel:

Tabel 4.12 Jumlah Koreksi fiskal

Sumber: Data Diolah

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai penyusutan dengan metode komersial sebesar Rp. 559.691.000, motode fiskal Rp. 369.508.750 sehingga koreksi fiskal yang harus dilakukan adalah Rp. 190.182.250

2. Koreksi fiskal yang harus dilakukan adalah koreksi fiskal positif (+)

No Tahun

Nilai Penyusutan Nilai

Koreksi +/-

Komersial Fiskal Koreksi Fiskal

1 2007 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 2 2008 Rp80.039.000 Rp36.798.750 Rp43.240.250 + 3 2009 Rp107.239.000 Rp53.923.750 Rp53.315.250 + 4 2010 Rp110.058.000 Rp57.447.500 Rp52.610.500 + 5 2011 Rp113.598.000 Rp53.898.750 Rp59.699.250 + 6 2012 Rp34.359.000 Rp59.323.750 Rp24.964.750 - 7 2013 Rp34.359.000 Rp71.317.500 Rp36.958.500 - Jumlah Rp559.691.000 Rp369.508.750 Rp190.182.250 +

(26)

Tabel 4.13 Rekonsiliasi Fiskal

Laporan Laba Rugi 2013

(Dalam Rupiah)

Periode Berakhir pada 31 Des 2013

KETERANGAN KOMERSIAL KOREKSI FISKAL

PENJUALAN 40.598.580.113 40.598.580.113

POTONGAN PENDAPATAN - -

RETUR PENJUALAN 20.476.354 20.476.354

PENJUALAN BERSIH 40.578.103.759 40.578.103.759

HARGA POKOK PENJUALAN 38.939.633.048 38.939.633.048

LABA KOTOR 1.638.470.711 1.638.470.711

BIAYA PENJUALAN

Biaya Iklan/promosi - -

Biaya Penjualan - -

Biaya perjalanan dinas 50.694.000 50.694.000

Biaya pengiriman Barang & Paket 72.303.950 72.303.950

Total Biaya Penjualan 122.997.950 122.997.950

BIAYA ADM & UMUM

Biaya Gaji+Tunjangan & THR 582.097.000 582.097.000

Biaya Konsumsi & Kesehatan 2.575.800 2.575.800

Biaya Listrik & Air 32.197.212 32.197.212

Telphone+HP+Internet 7.271.463 7.271.463

Iuran & Biaya Kantor Lainnya 4.009.500 4.009.500

ATK 6.240.025 6.240.025

Biaya Rumah Tangga 2.853.800 2.853.800

Bensin, Solar, Tol & Parkir 147.120.070 147.120.070

STNK, Keer 13.356.500 13.356.500

Biaya Pemeliharaan Inventaris Kantor 2.172.500 2.172.500

Biaya Pemeliharaan Bangunan 23.092.850 23.092.850

Biaya Kendaraan 52.849.000 52.849.000

Biaya Penyusutan 34.359.000 190.182.250 (155.823.250)

Biaya Keamanan & Kebersihan 10.738.000 10.738.000

Total Biaya ADM & Umum 920.932.720 730.750.470

LABA USAHA 594.540.041 190.182.250 784.722.291

Laba Bersih Sebelum Pajak 594.540.041 784.722.291

Pajak 74.317.505 98.090.286

Laba Bersih Setelah Pajak 520.222.536 686.632.005

Sumber: Data Diolah

(27)

Berdasarkan rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel terdapat koreksi fiskal yang dilakukan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan laporan keuangan yang ditentukan oleh peraturan perpajakan sehubungan dengan pembayaran pajaknya sebagai Wajib Pajak Badan dalam negeri, seperti pada biaya penyusutan harus dilakukan koreksi fiskal positif. Adanya pengkoreksian tersebut menyebabkan biaya lebih sedikit sehingga laba yang didapat semakin besar dan pajak badan yang harus di bayarkan CV. Aria Duta Panel lebih besar pula.

Beban penyusutan pada laporan keuangan komersial CV. Aria Duta Panel tahun 2013 diakui sebesar Rp 34. 359.000, namun CV. Aria Duta panel harus melakukan pembetulan beban penyusutannya dari tahun 2007-2013 karena adanya perbedaaan masa manfaat aset tetap yang tidak sesuai peraturan perpajakan. Pembetulan ini dilakukan dengan cara melakukan koreksi fiskal pada laba rugi 2013. Koreksi yang harus dilakukan adalah koreksi fiskal positif karena beban penyusutan yang diakui lebih besar dari yang seharusnya yaitu sejumlah Rp. 190.182.250. Setelah koreksi fiskal yang dilakukan maka laba bersih sebelum pajak yang awalnya sejumlah Rp. 594.540.041 menjadi Rp. 784.722.291, sehingga pajak badan yang harus dibayarkan juga meningkat dari yang awalnya Rp. 74.317.505 menjadi Rp. 98.090.286.

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada CV. Aria Duta Panel, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Laporan keuangan komersial yang disusun oleh CV. Aria Duta Panel sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia

2. Metode perhitungan penyusutan aset yang dilakukan CV. Aria Duta Panel adalah Metode Garis Lurus ( Straight Line Method). Metode dan cara perhitungan sudah sesuai, namun estimasi umur manfaatnya belum mengacu pada peraturan perpajakan karena perusahaan memberi tarif 20% pada semua jenis aset tetapnya sementara pada peraturan perpajakan mencantumkan pengelompokan aset tetap yang mana tarif dan umur manfaat berbeda – beda setiap kelompoknya

3. Estimasi umur manfaat yang berbeda antara perhitungan perusahaan dengan peraturan pajak yang telah dilakukan bertahun – tahun mengaharuskan perusahaan melakukan perhitungan ulang penyusutan aset tetapnya sesuai peraturan perpajakan dan melakukan koreksi fiskal sebagai langkah pembetulan perhitungan yang salah, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada PPh yang harus dibayarkan oleh CV. Aria Duta Panel.

(29)

4. Pendataan aset sangat berpengaruh pada jumlah aset yang disusutkan, dengan adanya dua aset yaitu truck dan AC yang belum dibukukan terjadi adanya selisih biaya yang diakui. Hal seperti ini dapat berpengaruh pada jumlah PPh badan yang harus dibayar perusahaan. Oleh karena itu selain pembetulan di atas, CV. Aria Duta Panel juga harus melakukan pehitungan pada aset yang belum dibukukan dan menambahkannya sebagai biaya yang dapat dikurangkan pada laba rugi fiskal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas saran yang dapat dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan lebih teliti dalam pendataan aset tetap tiap tahunnya. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pendataan rutin setiap akhir tahun sebelum dilakukan perhitungan penyusutan aset tetap, sehingga daftar aset tetap yang disusutkan sesuai dengan real yang dimiliki perusahaan

2. Perusahaan membuat daftar penyusutan aset tetapnya dengan berpedoman pada peraturan perpajakan yang belaku

3. Perusahaan lebih teliti dalam penyusunan laporan keuangan fiskal dengan mengacu pada peraturan perpajakan yang telah ada. Seperti contoh permasalahan yang telah dibahas diatas, metode penyusutan yang dilakukan sudah benar namun tarif penyusutan yang ditentukan perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Hal ini sangat penting karena menyangkut berapa jumlah PPh badan yang harus

(30)

dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya agar terhindar dari sanksi pajak karena dianggap tidak mematuhi undang – undang pajak.

4. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan langsung pada saat penyusunan laporan laba rugi komersial dengan ketentuan fiskal agar tidak perlu melakukan koreksi fiskal.

(31)

Gambar

Tabel  di  atas  menggambarkan  nilai  penyusutan  fiskal  dan  selisihnya  dengan penyusutan komersial yang sama – sama menggunakan metode garis lurus  (Straight-Line Method)
Tabel 4.13  Rekonsiliasi Fiskal

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanaskan wet glycol diatas titik didih air dan dibawah sedikit titik didih glycol maka, air akan menguap dan terpisahkan dari cairan glycol, Alat untuk memanaskan

Berdasarkan logika berfikir, teori, dan penelitian terdahulu, penggunaan jasa auditor eksternal yang tergolong spesialis industri, akan memperkecil probabilitas

Menurut Cristl (2000) jika muatan permukaan molekul asam fulvat ditutupi oleh “background electrolyte” maka semakin tinggi konsentrasi background electrolyte tersebut

39 Tabel 4.4 Distribusi Pasien dengan Keluhan Gatal Berdasarkan Riwayat Asma Bronkial pada Diri Sendiri dan Riwayat Atopi Keluarga di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin

Setelah terbentuk Analysis Services Project, lanjutkan dengan membuat Data Source, fungsi Data Source adalah sebagai sumber data yang akan digunakan untuk melakukan analisis

Naskah manuskrip yang ditulis harus mengandung komponen-komponen artikel ilmiah berikut (sub judul sesuai urutan), yaitu: (a) Judul Artikel, (b) Nama Penulis (tanpa gelar), (c)

Kemudian uji-t (parsial) digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi secara individu terhadap variabel terikat. a) Pelayanan mempunyai pengaruh terhadap

Dana kapitasi yang digunakan pasti habis karena 7H untuk jasa medis dan sisanya operasional >10P. Sekalipun Puskesmas mendapat anggaran dari /PBD maka dana kapitasi