• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ANATOMI DAN FISIOLOGI DAUN KELAPA KOPYOR (Cocos nucifera L.) SEBELUM DAN SESUDAH AKLIMATISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN ANATOMI DAN FISIOLOGI DAUN KELAPA KOPYOR (Cocos nucifera L.) SEBELUM DAN SESUDAH AKLIMATISASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN ANATOMI DAN FISIOLOGI DAUN

KELAPA KOPYOR (

Cocos nucifera

L.) SEBELUM DAN

SESUDAH AKLIMATISASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh: M. EFENDI

0801070054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

ƸӜƷ ♥

مي ِح َّراا ِنَمْح َّرلا

ِﷲ

ا ِمــــــــــــــــــْسِب

♥ƸӜƷ

(6)

PERSEMBAHAN





Mengucapkan puji syukur kepada-Mu Yaa Allah, atas segala rahmat dan hidayah-Mu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ayanda Ruslan dan Ibunda Nursini 2. Abang Suryo dan Ayunda Tutik.

3. Saudara-saudaraku: Bang Budi, Bang Arman, Adinda Rudi, Putri dan Rahayu 4. Keponakanku Adila dan Luqman

(7)

PERBANDINGAN ANATOMI DAN FISIOLOGI DAUN KELAPA KOPYOR (Cocos nucifera L. ) SEBELUM DAN SESUDAH

AKLIMATISASI ABSTRAK

Kultur embryo telah dikembangkan untuk menyediakan bibit kelapa kopyor namun tingkat keberhasilan teknik tersebut masih cukup rendah khususnya pada tahap aklimatiasi hanya kurang dari 20 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan anatomi dan fisiologi daun pada bibit kelapa kopyor

(Cocos nucifera L.) yang dipelihara secara in vitro, selama aklimatisasi maupun

sesudah aklimatisasi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kelapa kopyor dalam tabung berumur 4 bulan, bibit kelapa kopyor berumur 3 bulan, 1 dan 2 tahun sesudah aklimatisasi. Sebagai kontrol digunakan pohon kelapa normal berumur 3 tahun. Setiap perlakuan digunakan 5 bibit kelapa dan setiap bibit diambil satu sampel kecuali pengukuran kadar klorofil (duplo). Pengukuran faktor fisiologi meliputi kadar klorofil dan berat lapisan epikutikular lilin, sedangkan pengukuran faktor anatomi meliputi ketebalan daun, ketebalan epidermis atas, ketebalan jaringan mesofil berkloroplas, ketebalan jaringan mesofil tanpa kloroplas, dan ketebalan epidermis bawah. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji analisis varian (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan Fisher’s Least Significant Differences ( LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit tanaman yang dihasilkan dari teknik in vitro memiliki lapisan epikutikular lilin, ketebalan daun, ketebalan jaringan mesofil yang lebih tipis dengan kadar klorofil a lebih rendah dibandingkan dengan tanaman ex vitro. Sebaliknya, tanaman in vitro memiliki kadar klorofil b yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman ex vitro.

Aklimatisasi yang berhasil dilakukan pada kultur embryo kelapa kopyor memberi dampak dalam meningkatkan ketebalan lapisan epikutikular lilin, ketebalan daun, ketebalan jaringan mesofil maupun kadar klorofil a pada bibit yang ditanam. Bahkan, pada bibit berumur 2 tahun menunjukkan ciri-ciri anatomi dan fisiologi daun yang sama dengan tanaman ex vitro.

Kata kunci: Epikutikular Lilin, Tebal Daun, Kadar Klorofil, Kultur Embryo.

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Anatomi dan Fisiologi Daun Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L) Sebelum dan Sesudah Aklimatisasi”.

Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Sisunandar, Ph.D selaku pembimbing utama dan Bapak Drs. Arief Husin, M. Si selaku pembimbing kedua dan Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan arahan dan dengan sabar membimbing penulis selama pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini. Selain itu penulis juga menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Ahmad, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

2. Para Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan ilmu selama penulis belajar untuk meraih gelar sarjana.

3. Keluarga tercinta, Emak, Ayah, Abang Budi, Arman, Adinda Rudi, Putri, Rahayu terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi, pertolongannya.

4. Ayunda Herni Justiana Astuti, Abangnda Suryo Budi Santoso, Ananda Adila Tsabita dan Lukmat, terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi, nasihat dan pertolongan selama ini semoga hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang membalas kebaikan dengan balasan terbaik.

(9)

5. Keluarga Purwokerto tercinta: Abangnda Herdriansyah dan Mba Heni, Mas Isbandi dan Mba Yanti, Mas Yanto dan Bude Sus, Mba sari dan Aziz, Mas Jon, Mas Sigit, Bude Titi, Mas Joko dan Bude Titin, terima kasih atas kasih sayang, pertolongannya selama ini hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang membalas kebaikan dengan balasan terbaik.

6. Teman-teman Biologi khususnya angkatan 2008 (Sumaryono, Dedi, Sigit, Rozak, Agung, Ian, Anggi, Wiwit, Toto, Jay, Widi, Ageng) yang telah memberikan motivasi dan semangat.

7. Mba Imah selaku Laboran LEB Botani dan Genetika UMP, terimakasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan, membalas kebaikan dan melimpakan rahmat-Nya kepada mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Purwokerto, 27 Februari 2014

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah.. ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Kopyor... 7

2.1.1. Biologi Kelapa Kopyor ... 7

2.1.2. Manfaat dan Nilai Ekonomi Kelapa Kopyor. ... 9

2.1.3. Budidaya Kelapa Kopyor. ... 9

2.2. Kultur Embryo Kelapa Kopyor ... 10

2.3. Aklimatisasi dan Permasalahannya ... 13

2.3.1. Kadar Air ... 14

2.3.2. Faktor Fotosintesis ... 17

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat, Waktu dan Bahan Penelitian. ... 22

3.2. Pengukuran Berat Lapisan Epikutikular Lilin ... 23

3.3. Pengukuran Anatomi Daun ... 24

3.4. Analisis Kadar Klorofil ... 26

3.5. Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan Berat Lapisan Epikutikular Lilin ... 28

4.2. Anatomi Daun kelapa Kopyor Selama Proses Aklimatisasi ... 29

4.3. Perbandingan Kadar Klorofil Selama Proses Aklimatisasi ... 34

4.4. Pembahasan ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 42

5.2. Saran ... 43

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1. Persamaan yang digunakan untuk menghitung total konsentrasi klorofil dengan pelarut DMF (N, N- Dimethyl Furmamide) (Minocha et al., 2009) ... 26

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Perbedaan endosperma buah yang dibelah (A) pada kelapa normal dan (B) kelapa kopyor. (Mashud, 2010).

Nomor Judul Gambar Halaman 2.1. Perbedaan endosperma buah kelapa yang dibelah (A) pada Kelapa

normal dan (B) kelapa kopyor (Mashud, 2010). ... 8 2.2. Pengupasan buah kelapa (A) dilanjutkan dengan pengambilan

silinder endosperma (B) kemudian embryo di isolasi dari silinder endosperma (C) (Mashud et al., 2004). ... 12 2.3. Perbandingan stomata bibit in vitro dengan bibit normal (Pospisilova

et al., 1999). ... 17 2.4. Rumus Reaksi Fotosintesis (Taiz & Zaiger, 2002) ... 18 2.5. Perbandingan penampang melintang daun kelapa in vitro (A dan B)

dengan bibit kelapa yang dipelihara secara ex vitro (C dan D). T (tebal daun); KT (kutikula); Ep. A (epidermis atas); MS (jaringan mesofil, MS. Kl (jaringan mesofil dengan kloroflas); Ep. B (epidermis bawah) (Santana et al., 2010; Noblick, 2013) ... 19 2.6. Rumus bangun klorofil a dan klorofil b (Taiz & Zaiger, 2002) ... 20 3.1. Bahan penelitian yaitu, (A) bibit kelapa kopyor dalam tabung yang

berumur empat bulan, (B) bibit kelapa kopyor yang telah diaklimatisasi selama tiga bulan, (C) bibit kelapa kopyor berumur 1 tahun setalah aklimatiasi (D) bibit kelapa kopyor berumur 2 tahun setelah aklimatisasi dan (E) tanaman kelapa berumur 3 tahun sebagai kontrol ... 23 3.2. Pengambilan sampel daun yang digunakan dalam pengukuran berat

epikutikular lilin (A), gelas arloji yang berisi kloroform yang telah dicelup sampel dan diuapkan menyisakan lapisan epikutikular lilin (tanda panah) (B). Berat dari gelas arloji yang bertambah setelah penguapan kloroform menunjukkan berat epikutikular lilin. ... 24 3.3. Tahap pengukuran preparat daun kelapa (A) pengambilan sampel

daun kelapa, (B) pembuatan preparat penampang melintang daun, (C) preparat penampang melintang daun pada gelas objek yang akan diamati (D) pengamatan dengan mikroskop cahaya ... 25

(14)

3.4. Tahapan pengukuran kadar klorofil yaitu (A) pengambilan sampel daun kelapa, (B) sampel yang sudah di timbang dimasukan kedalam tabung appendorf yang berisi etanol, (C) larutan di homogenkan dengan vortex dan sentrifugasi (D) pengukuran dengan spektrofotometer ... 27 4.1. Perbandingan berat lapisan epikutikular lilin pada bibit kelapa

kopyor berumur 4 bulan yang dipelihara secara in vitro dengan bibit kelapa kopyor sesudah aklimatisasi berumur 3 bulan, 1 tahun dan 2 tahun. Sebagai kontrol digunakan kelapa normal berumur 33 tahun yang dipelihara secara ex vitro. Pada setiap diagram batang menunjukkan rata-rata berat epikutikular lilin  SE dari 5 sampel. Huruf yang berbeda pada setiap batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan setelah analisis menggunakan LSD pada tingkat kepercayaan 95 %. ... 29 4.2. Perbandingan tebal daun pada bibit kelapa kopyor berumur 4 bulan

yang dipelihara secara in vitro dengan bibit kelapa kopyor sesudah aklimatisasi berumur 3 bulan, 1 tahun dan 2 tahun. Sebagai kontrol digunakan kelapa normal berumur 3 tahun yang dipelihara secara ex

vitro. Pada setiap diagram batang menunjukkan rata-rata tebal daun

 SE dari 5 sampel. Huruf yang berbeda pada setiap batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan setelah analisis menggunakan LSD pada tingkat kepercayaan 95 %.. ... 30 4.3. Perbandingan ketebalan lapisan jaringan mesofil dengan kloroplas ( ) dan jaringan mesofil tanpa kloroplas ( ) pada daun

antara bibit kelapa kopyor berumur 4 bulan yang dipelihara secara in

vitro dengan bibit kelapa kopyor sesudah aklimatisasi berumur 3

bulan,1 tahun dan 2 tahun. Sebagai kontrol digunakan kelapa normal berumur 3 tahun yang dipelihara secara ex vitro. Pada setiap diagram batang menunjukkan rata-rata ketebalan jaringan mesofil  SE dari 5 sampel. Huruf yang berbeda pada setiap batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan setelah analisis menggunakan LSD pada tingkat kepercayaan 95 % ... 31 4.4. Penampang melintang daun kelapa (Perbesaran 200X) (A) bibit

kelapa in vitro umur 4 bulan, (B) bibit kelapa aklimatisasi umur 3 bulan, (C) bibit kelapa sesudah aklimatisasi umur 1 tahun, (D) bibit kelapa sesudah aklimatisasi umur 2 tahun, (E) dan pohon kelapa normal umur 3 tahun; T (tebal daun); Ep. A(epidermis atas); MS (jaringan mesofil), MS. Kl (jaringan mesofil dengan kloroplas, dan Ep. B (epidermis bawah).. ... 33

(15)

4.5. Perbandingan tebal lapisan epidermis atas ( ) dan bawah ( )

daun pada bibit kelapa kopyor berumur 4 bulan yang dipelihara secara in vitro dengan bibit kelapa kopyor sesudah aklimatisasi berumur 3 bulan; 1 tahun dan 2 tahun. Sebagai kontrol digunakan kelapa normal berumur 3 tahun yang dipelihara secara ex vitro. Pada setiap diagram batang menunjukkan rata-rata telal lapisan jaringan epidermis  SE dari 5 sampel. Huruf yang berbeda pada setiap batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan setelah analisis menggunakan LSD pada tingkat kepercayaan 95 %... 34 4.6. Perbandingan kadar klorofil a ( ) dan kadar klorofil b ( )

pada bibit kelapa kopyor berumur 4 bulan yang dipelihara secara in

vitro dengan bibit kelapa kopyor sesudah aklimatisasi berumur 3

bulan; 1 tahun dan 2 tahun. Sebagai kontrol digunakan kelapa normal berumur 3 tahun yang dipelihara secara ex vitro. Pada setiap diagram batang menunjukkan rata-rata kadar klorofil  SE dari 5 sampel. Huruf yang berbeda pada setiap batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan setelah analisis menggunakan LSD pada tingkat kepercayaan 95 %.. ... 35

Gambar

Tabel 3.1.  Persamaan  yang  digunakan  untuk  menghitung  total  konsentrasi  klorofil  dengan  pelarut  DMF  (N,  N-  Dimethyl  Furmamide)  (Minocha et al., 2009) ..................................................................
Gambar 2.1.  Perbedaan endosperma  buah  yang  dibelah (A) pada kelapa  normal

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 pada penelitian sebelumnya dianalisis risiko yang terjadi pada implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO.. Berbeda dengan hasil

Berikut ini adalah proses pembuatan miniatur kapal kayu mulai dari tahap persiapan yang meliputi 1) mencari ide, 2) memilih contoh gambar yang akan dibuat miniaturnya, 3)

Aplikasi sistem penerjemah gerakan sandi Semaphore virtual ini dirancang dengan menggunakan sistem boolean untuk menentukan hasil terjemahan dari gerakan

Pada fase vegetatif isolat rhizobakteria R53, R6, dan R26 mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai lebih baik dibandingkan dengan isolat rhizobakteria lainnya dalam hal;

Gejala : warna hitam seperti beludru yang menutupi permukaan daun sawo; serangan lebih lanjut dapat menutupi seluruh daun dan ranting tanaman sawo; jika serangan jamur

Skripsi yang berjudul ‚Analisis Hukum Islam dan Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2018 Terhadap Praktik Pinjam-Meminjam Nomor P-IRT di Home Industri Makanan Ringan

Mitra Internasional Yogyakarta. Analisis Kinerja Pegawai Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012. Analisis Pengaruh Motivasi dan Lingkungan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif - kuantitaf yang dilakukan pada pedagang daging kambing di Pasar Kota Malang.. Kota Malang