• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal."

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Intan Reni Wulandari NIM : 091134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Intan Reni Wulandari NIM : 091134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

Oleh :

Intan Reni Wulandari NIM: 091134134

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si Tanggal 11 Juni 2013

Pembimbing II

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV

SEMESTER GASAL

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Intan Reni Wulandari

NIM: 091134134

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 08 Juli 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Tanda Tangan

Ketua Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris E. Catur Rismiati,S.Pd., M.A., Ed.D ……….

Anggota Drs. Puji Purnomo M,Si. ……….

Anggota Galih Kusumo S,Pd., M.Pd. ……….

Anggota Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ……….

Yogyakarta, 08 Juli 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juni 2013 Penulis,

(6)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Intan Reni Wulandari

Nomor Mahasiswa : 091134134

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN

MENDENGARKAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan isi saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 11 Juni 2013

Yang menyatakan

(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahan untuk:

Kedua orang tuaku, Papa Kristian Agus Suranto dan Mama Elfina Sukesi

(8)

vii MOTTO

“Jadikan pengalaman itu sebagai guru yang baik, terus berjuang dan tidak ada kata

menyerah untuk kehidupan yang lebih baik.”

(9)

viii ABSTRAK

Wulandari, Intan Reni. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan produk berupa bahan ajar. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan dan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Metode penelitian yang digunakan yaitu R&D. Kegiatan awal penelitian pengembangan ini adalah dengan melaksanakan analisis kebutuhan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahan ajar yang dibutuhkan sekolah dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil dari analisis kebutuhan digunakan peneliti sebagai acuan dalam mengembangkan bahan ajar. Langkah selanjutnya adalah peneliti merencanakan tahap awal dengan membuat program semester, silabus, RPP, dan bahan ajar. Prosedur pengembangan bahan ajar ini memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall ini melalui tujuh langkah, yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk (prototype), (4) Validasi, (5) Revisi desain, (6) Uji coba desain, (7) Revisi desain, untuk mengembangkan dan menghasilkan produk final berupa bahan ajar khususnya keterampilan mendengarkan.

Hasil validasi menunjukkan bahwa kualitas bahan ajar yang dikembangkan menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia memperoleh skor 3,74 dengan kategori “baik”, validasi pakar pendidikan karakter memperoleh skor 4,03 dengan kategori “baik”, validasi oleh dua orang guru Bahasa Indonesia kelas IV SD memperoleh skor 4,34 dan 4,66 dengan kategori “sangat baik”, dan validasi lapangan oleh sepuluh siswa kelas IV SDN II Prambanan Klaten memperoleh skor 4,56 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor 4,26 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian, kualitas bahan ajar yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

(10)

ix ABSTRACT

Wulandari, Intan Reni. 2013.Development of Instructional Materials with Integrated Character Education for Listening Skills in Grade IV Indonesian Language, Second Semester. Thesis. Yogyakarta: Education Study Program, University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This research has been done to develop the material of teaching. The study aimed to describe the development of procedures and the validation results of teaching materials quality for a character education integrated with listening skills in Indonesian Language subject grade IV second semester.

At the beginning, requisition analysis was conducted by interviewing Indonesian subject‟s teacher to determine the materials required in school for learning activities. Results of the requisite analysis were used by researcher as a reference in developing teaching materials. Next step, researcher was designed semester program, syllabus, lesson plans and teaching materials. This development procedure was modified Kemp models of teaching materials steps that have been revised and Gall's Borg development research through seven steps, which were (1) Potential and problems, (2) Data Collection, (3) Product Design (prototype), (4) Validation, (5) Revised Design, (6) Trial Design, (7) Revision of the Design, to develop and produce a final product in the form of teaching materials especially listening skills.

Validation results showed that the quality of teaching materials developed by Bahasa Indonesia learning experts gain score of 3.74 with the "good" category, character education expert validation obtain a score of 4.03 with the "good" category, validation by two fourth grade Bahasa Indonesia teachers scored 4.34 and 4.66 with the category of "very good", and field validation by ten grade IV students of SDN II Prambanan Klaten scored 4.56 in the category of "very good". The overall validation results obtained by the average score of 4.26 and included in the category of "very good". Thus, the quality of teaching materials developed is viable for use in teaching Bahasa Indonesia listening skills of fourth grade, second semester.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan, atas segala berkat dan penyertaanNya yang begitu berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti ingin menyampaikan rasa trima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD. 3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan mendorong peneliti dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu membimbing dan mendorong penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Sudrajad, S.Pd. selaku kepala sekolah SD N II Prambanan Klaten, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ibu Fransiska Rosmiyati selaku guru bahasa Indonesia kelas IV SDN II

Prambanan Klaten yang telah memberikan izin dan bantuan masukan dan bimbingan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dari tahap awal sampai akhir.

7. Bapak Kumari selaku guru bahasa Indonesia kelas IV SDN I Prambanan Klaten yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam proses penelitian.

8. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku validator pembelajaran Bahasa Indonesia dalam penelitian ini.

9. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator pendidikan karakter dalam penelitian ini.

10. Siswa kelas IV SDN II Prambanan Klaten tahun ajaran 2012/2013 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

(12)

xi

dan Supriyo Handoko, serta ponakanku Aaron Jonathan Raditya Manggala yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang begitu besar selama proses penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman PAYUNG, Gorius, Deni, Pungky, Windy, Domi, Yoyo, Reta, Jani, Risca, Wulan, dan semua teman PGSD angkatan 2013 khususnya kelas A yang mewarnai perjalanan perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penulisan skripsi ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-satu.

Semoga semua proses yang dialami peneliti sampai selesainya skripsi ini dapat menjadi bekal peneliti untuk meraih mimpi-mimpi dan mengembangkan bakat yang dimiliki peneliti.

Yogyakarta, 11 Juni 2013 Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Istilah ... 5

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 9

(14)

xiii

halaman

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 15

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter ... 19

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 21

2.1 Penelitian yang Relevan ... 27

2.2 Kerangka Berpikir ... 29

2.3 Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Prosedur Pengembangan ... 32

3.3 Uji Coba Produk ... 36

3.3.1 Desain Uji Coba Produk ... 36

3.3.2 Subjek Uji Coba Produk ... 36

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 37

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Analisis Kebutuhan... 42

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 43

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 47

4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi Produk ... 47

4.3.2 Data Validasi Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SD dan Revisi Produk ... 52

(15)

xiv

halaman BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN

SARAN

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 62

5.3 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Model Pengembangan Kemp ... 27

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima menurut

Sukardjo ... 38

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 40

Tabel 3. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa dan Revisinya ... 50

Tabel 4. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisinya ... 52

Tabel 5. Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisinya... 54

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Lembar Hasil Wawancara guru Bahasa Indonesia ... 68

Lampiran 2. Silabus ... 72

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 77

Lampiran 4. Lembar Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 101

Lampiran 5. Lembar Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 105

Lampiran 6. Lembar Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia 1 ... 109

Lampiran 7. Lembar Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia 2 ... 113

Lampiran 8. Lembar Hasil Validasi Lapangan ... 117

Lampiran 9. Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 135

Lampiran 10. Rekapitulasi Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 138

Lampiran 11. Rekapitulasi Validasi Guru Bahasa Indonesia 1... 141

Lampiran 12. Rekapitulasi Validasi Guru Bahasa Indonesia 2... 145

Lampiran 13. Rekapitulasi Validasi Lapangan ... 148

Lampiran 14. Rekapitulasi Validasi Keseluruhan ... 150

Lampiran 15. Bahan Ajar ... 151

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ... 152

Lampiran 17. Surat telah melakukan penelitian ... 153

Lampiran 18. Foto pelaksanaan Validasi Lapangan ... 154

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2006 menuntut guru mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang membentuk karakter siswa seturut dengan tujuan pendidikan. Pada kenyataannya, Implementasi kurikulum 2006 masih belum mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik (Kompas, 30 Desember 2012). Senada dengan hal itu, Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Berdasarkan hal tersebut pendidikan karakter dimaksudkan untuk membangun watak siswa sekolah dasar yang berorientasi dalam mengembangkan potensi, perbaikan dan penguatan. Melalui pendidikan karakter, siswa diharapkan dapat meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya secara mandiri, menerapkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

(20)

Tarigan (2008: 6) anak-anak harus dapat mendengar dan menyimak dengan baik kalau mereka ingin memahami bagian yang disampaikan secara lisan dan harus dapat melihat dengan jelas kalau mereka membaca secara tepat. Semakin tinggi pemahaman anak, semakin tinggi pula kemampuan mendengarnya.

Menurut Tarigan (2008: 2) dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya suatu hubungan urutan yang terakhir mula-mula pada masa kecil kita belajar mendengarkan bahasa kemudian berbicara; sesudah itu membaca dan menulis. Mendengarkan penting karena mendengarkan adalah bagian utama dari pembelajaran berbahasa, dengan mendengarkan siswa dapat mengembangkan berbagai macam karakter dalam diri siswa menjadi lebih komunikatif dan aktif dalam memproses informasi yang diterimanya kemudian menyampaikan informasi sebagai respon. Dalam mendengarkan diperlukan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman dan kehati-hatian (Hermawan, 2012: 33) untuk itu karakter disiplin dan tanggung jawab penting agar siswa dapat mendengarkan dengan baik. Siswa yang berkomunikasi dengan mudah, mampu mendengarkan orang lain dan memahami sudut pandang orang lain (Khalsa, 2008:26). Beberapa karakter yang dikembangkan adalah disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama, yang dapat dilakukan dalam kegiatan mendengarkan supaya pendidikan karakter dapat terintegrasikan.

(21)

mengembangkan bahan ajar yang terintegrasikan dengan pendidikan karakter dimana isinya tidak hanya teori yang diterima siswa melainkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis aktivitas siswa. Melalui pembelajaran yang dilakukan secara langsung diharapkan siswa memahami materi dan mendapatkan nilai-nilai karakter dalam keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN II Prambanan Klaten pada hari Kamis, tanggal 29 November 2012 pukul 11.00 - 11.30 WIB, diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan mendengarkan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada anak, khususnya anak usia SD. Guru menyadari bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan kepada anak dan beliau sudah berusaha mengembangkan bahan ajar dan menerapkan pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, beliau masih merasa kesulitan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran, yang ditanamkan masih yang umum seperti kedisiplinan, tertib, mendengarkan orang lain.

(22)

dapat tercapainya kepribadian siswa yang matang dalam watak, akhlak dan budi pekerti.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

2) Bagaimanakah hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

2) Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4 Manfaat Penelitian 1) Bagi mahasiswa

(23)

mendengarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

2) Bagi guru

Guru memiliki bahan ajar yang sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa khususnya keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

3) Bagi siswa

Siswa dapat mengembangkan karakter dari setiap kegiatan pembelajaran dan membantu siswa memahami materi menjelaskan kembali secara lisan atau tulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps.

4) Bagi sekolah

Sekolah memiliki bahan ajar Bahasa Indonesia yang berbasis pendidikan karakter dan menambah sumber bacaan di perpustakaan.

5) Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD dapat mendorong mengembangkan penelitian selanjutnya dan semakin menumbuhkan pendidikan karakter dalam merancang kegiatan mahasiswa.

1.5 Batasan Istilah

1) Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai kepribadian dalam diri seseorang untuk memiliki sifat, watak dan tabiat yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

(24)

kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

3) Keterampilan berbahasa adalah suatu keahlian yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan bahasa yang telah diperoleh sejak kecil sampai dewasa meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

4) Keterampilan mendengarkan yaitu keterampilan yang diberikan untuk melatih indera pendengaran kepada siswa kelas IV SD dalam mendengarkan kembali penjelasan makna lambang/ korps.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan Spesifikasi produk yang dikembangkan adalah: 1.6.1 Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar

Standar kompetensi dan kompetensi dasar pengembangan bahan ajar ini sesuai yang tertuang dalam Depdiknas (2006) mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan. Standar Kompetensi bahan ajar ini yaitu mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol daerah atau lambang korps. Kompetensi dasar yang dipilih yaitu menjelaskan kembali secara lisan atau tulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps.

1.6.2 Pendekatan Pembelajaran

(25)

1.6.3 Karakter yang Dikembangkan

Bahan yang dikembangkan ini diintegrasikan dengan karakter yang termuat dalam Kemendiknas (2011), karakter yang dikembangkan dalam bahan ajar ini yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama.

1.6.4 Penilaian Tujuan Pembelajaran

Penilaian tujuan pembelajaran dilakukan berdasarkan pada indikator pencapaian belajar. Penilaian ini terbagi dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Indikator penilaian yang disusun didasarkan dari beberapa teori kajian pustaka.

1.6.5 Struktur Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan didesain untuk dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 3 x 35 menit. Urutan bahan ajar mencakup (1) standar kompetensi (SK), (2) kompetensi dasar (KD), (3) indikator, (4) tujuan pembelajaran, (5) motivasi, (6) apersepsi, (7) orientasi, (8) uraian materi, (9) kegiatan siswa, (10) pos tes, (11) refleksi, (12) tindakan siswa, (13) pekerjaan rumah, (14) rangkuman materi, (15) evaluasi, (16) penilaian, (17) kunci jawaban, (18) glosarium, dan (19) daftar pustaka. Bahan ajar rekaman kegiatan mendengarkan dikemas dalam bentuk compack disk.

1.6.6 Bahan Ajar Berbasis Aktivitas

Bahan ajar yang dikembangkan berbasis aktivitas yang dapat membantu siswa dalam menanamkan karakter dalam diri siswa.

1.6.7 Penilaian Bahan Ajar

(26)
(27)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter di SD 2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa (2011: 37) karakter bersifat memancar dari dalam keluar yang artinya kebiasaan baik tersebut dilakukan bukan atas kesadaran dan kemauan sendiri. Karakter memiliki arti sebagai kebiasaan baik tersebut dilakukan bukan atas kesadaran atau kemauan sendiri. Karakter adalah apa yang dilakukan ketika tak seorangpun melihat atau memperhatikan.

Menurut Zubaedi (2012: 14) pendidikan karakter merupakan usaha secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal ini berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum (the content of the curriculum), proses pembelajaran (the procces of instruction), kualitas hubungan (the quality of relationships), penanganan mata pelajaran (the handling of discipline), pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah.

(28)

mempunyai keberanian melakukan yang benar, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Sementara itu pembentukan lingkungan sangat penting dalam usaha pengembangan karakter, karena pada dasarnya karakter adalah kualitas pribadi seseorang yang terbentuk melalui proses belajar, baik secara formal maupun informal (Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, 2011: 44). Pembentukan karakter itu sendiri tercermin dari perilaku seorang anak dan tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan. Jadi secara umum pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai kepribadian dalam diri seseorang anak untuk memiliki sifat, watak dan tabiat yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan utama pendidikan karakter dalam sekolah yaitu untuk mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting supaya menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan; mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah; membangun koneksi yang harmoni dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama (Zubaedi, 2012: 16).

(29)

karakter mampu menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai baik yang dikembangkan sekolah dalam diri peserta didik sebagai usaha membentuk karakter dan akhlak mulia sehingga dapat tertanam pada perilaku sehari-hari.

2.1.1.3Macam-macam Pendidikan Karakter

Pada satuan pendidikan terdapat butir-butir yang menanamkan dan memperkuat pendidikan karakter. Terdapat 25 butir karakter yang tercantum dalam Kemendiknas (2011) sebagai prioritas penanaman yaitu (1) kereligiusan, (2) kejujuran, (3) kecerdasan, (4) tanggung jawab, (5) kebersihan dan kesehatan, (6) kedisiplinan, (7) tolong-menolong, (8) berpikir logis kritis kreatif dan inovatif, (9) kesantunan, (10) ketangguhan, (11) kedemokratisan, (12) kemandirian, (13) keberanian mengambil risiko, (14) berorientasi pada tindakan, (15) berjiwa kepemimpinan, (16) kerja keras, (17) percaya diri, (18) keingintahuan, (19) cinta ilmu, (20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22) menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) kepedulian terhadap lingkungan, (24) nasionalisme, (25) menghargai keberagaman.

Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan sekolah menurut Narwanti (2011: 84) yang diambil dari butir-butir Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah sebagai berikut.

(30)

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri

Jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, demokratis.

d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Peduli sosial dan lingkungan

e. Nilai kebangsaan

Nasionalis, menghargai keberagaman.

Heritage Foundation dalam Mulyasa (2012: 15-17) merumuskan

Sembilan karakter utama yaitu:

a. Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, b. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri,

c. Jujur,

d. Hormat dan santun,

e. Kasih sayang, peduli, dan kerja sama,

f. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, g. Keadian dan kepemimpinan,

h. Baik dan rendah hati, serta

i. Toleransi, cinta damai dan persatuan.

(31)

karakter di SD yang mengembangkan hubungan dengan diri sendiri dan hubungan dengan sesama. Karakter-karakter tersebut disesuaikan dengan kompetensi dasar yaitu:

1. Disiplin

Kohlberg dalam Unaradjan (2003: 47) mengatakan bahwa disiplin merupakan perilaku yang dilandasi oleh keyakinan bahwa yang dilakukan adalah benar tanpa merasa terpaksa. Senada dengan hal tersebut Arikunto (1990: 14) mengatakan bahwa disiplin yaitu menunjukkan kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib dengan sungguh-sungguh karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya. Indikator yang dapat menunjukkan seseorang dikatakan disiplin dalam Narwanti (2011: 66) yaitu hadir tepat waktu, mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran, dan mengikuti prosedur kegiatan pembelajaran.

2. Tanggung Jawab

(32)

Indikator yang menunjukkan tanggung jawab diantaranya yaitu selalu melaksanakan tugas sesuai dengan aturan atau kesepakatan, dan bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan (Narwanti, 2011: 69). Menurut Kemendiknas di dalam Wibowo (2012: 104) indikator yang menunjukkan tanggung jawab yaitu membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis, melakukan tugas tanpa disuruh, menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat, dan menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

3. Kerja sama

Menurut Muchlas (2012: 118) kerja sama memiliki makna tindakan dan sikap mau bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan keuntungan bersama. Senada dengan hal tersebut kerja sama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan atau beberapa tujuan bersama (Soerjono Soekanto dalam Sudjarwo, 2011: 63). Johnson (2012: 8-10) mengungkapkan adanya beberapa komponen pokok dari kerja sama yaitu:

a. Interdependensi Positif

(33)

b. Interaksi yang mendorong

Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati dan menghargai usaha usaha satu sama lain untuk belajar.

c. Kemampuan interpersonal dan kelompok kecil

Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran atau tugas akademik dan juga kemampuan interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar dapat berfungsi sebagai sebuah tim. Kemampuan yang dimaksudkan seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi dan manajemen konflik harus diajarkan dengan sama bertujuannya dan sama tepatnya dengan kemampuan akademis.

d. Pemrosesan kelompok

Anggota kelompok berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan masing-masing dan seberapa baik mereka telah memelihara hubungan yang mereka telah memelihara hubungan yang efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan anggota manakah yang telah sangat membantu dan tidak membantu dan membuat keputusan tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau diubah.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 2.1.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

(34)

baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Nama-nama tersebut tersimpan dalam memori dan menjadi pengalaman kemudian diolah dan dipikirkan kemudian menjadi pengertian. Oleh karena itu, bahasa memiliki peranan penting untuk melakukan komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Sehubungan dengan hal itu, pembelajaran Bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra (Depdikbud, 2006: 113). Bahasa Indonesia bagi siswa SD merupakan pondasi awal untuk siswa dapat memahami mata pelajaran lain mengingat bahasa sebagai alat komunikasi yang paling utama.

Zaelani (2012: 4-5) dalam bukunya menyebutkan tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SD yaitu agar peserta didik dapat;

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3) Memahami Bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

(35)

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia SD mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdikbud, 2006: 318). Keempat keterampilan berbahasa ini yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa SD. Penguasaan empat keterampilan berbahasa ini siswa SD mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik untuk mencapai tujuan berbahasa.

2.1.2.2 Keterampilan Mendengarkan yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD mencakup 4 aspek kemampuan berbahasa yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa Tarigan (2008: 2) menjelaskan bahwa masa kecil belajar mendengarkan bahasa kemudian berbicara; sesudah itu membaca dan menulis. Mendengarkan dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia ( 2011), mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang adalah menyimak. Faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan (Sutari, 1998: 17).

(36)

dengan hal itu menurut Tarigan (2008: 31) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktiknya dan banyak latihan (Tarigan, 2008: 2-3).

Terdapat 9 tahapan mendengarkan (Tarigan, 2008: 31-32) yaitu:

1) Mendengarkan secara berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya; 2) Mendengarkan perhatian dangkal karena sering mendapatkan gangguan

dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan;

3) Setengah mendengarkan kerena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekpresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak; mendengarkan serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;

4) Mendengarkan sekali-kali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang didengar; perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja. 5) Mendengarkan asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman

(37)

tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;

6) Mendengarkan dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;

7) Mendengarkan secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;

8) Mendengarkan secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, atau gagasan sang pembicara.

Menurut Sutari, dkk. (1998: 22) tujuan mendengarkan adalah (1) mendapatkan fakta; (2) menganalisis fakta; (3) mengevaluasi fakta; (4) memahami pesan; (5) menyimpulkan isi simakan; (6) memperbaiki kemampuan berbicara; dan (7) mendapatkan hiburan.

Secara umum mendengarkan dapat diartikan proses memperhatikan lambang-lambang lisan untuk mendapatkan informasi dan menangkap isi pesan yang disampaikan pembicara secara lisan. Dengan mendengarkan siswa akan berusaha mematuhi perintah apa yang didengar. Siswa dapat bertanggung jawab menyampaikan apa yang didengarnya untuk disampaikan kepada orang lain dan dapat mempertanggungjawabkan perkataannya sesuai dengan apa yang didengarkan.

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter

(38)

untuk merencanakan dan menelaah implementasi pembelajaran. Senada dengan hal tersebut menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/ National Center for Competency Based Training dalam Maajid (2009: 174) bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.

Jadi dapat dipahami bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk mendukung guru dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa menemukan pengetahuannya sendiri. Pengembangan bahan ajar sendiri merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar.

Menurut Maajid (2009: 174-181) sebuah bahan ajar paling tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:

 Petunjuk belajar (petunjuk siswa/ guru)  Kompetensi yang akan dicapai

 Informasi pendukung  Latihan-latihan

 Petunjuk kerja,dapat berupa Lembar Kerja (LK)  Evaluasi

(39)

konsep, teori, prosedur, ataupun fakta dalam mata pelajaran, nilai karakter menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mata pelajaran dalam arti materi pokok bahasan suatu mata pelajaran digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa (Narwanti, 2011: 21).

Guru harus memperhatikan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam pembelajaran. Dengan mengembangkan satu aktivitas belajar saja guru dapat mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Narwanti, 2011: 22). Pendidikan karakter memberikan prioritas utama terutama pada pelatihan, peleburan individu dalam pengalaman, bukan sekedar pemahaman teoritis dan abstrak (Koesoema, 2007: 268). Oleh karena itu pembelajaran kontekstual yang memberikan siswa pengalaman belajar sangat penting dan bahan ajar yang mengembangkan karakter berbasis aktivitas siswa akan membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar

Model pengembangan bahan ajar yang digunakan adalah model pengembangan Jerold E. Kemp. Menurut Kemp dalam Trianto (2009: 179) pengembangan perangkat merupakan suatu langkah yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Langkah pengembangan model Kemp dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut.

(40)

menetapkan strategi dan langkah – langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan. Materi atau isi dievaluasi berdasarkan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Terakhir melakukan identifikasi dan revisi berdasarkan hasil evaluasi (Rusman, 2010: 167).

Setiap langkah yang terdapat pada siklus Kemp selalu diawali dengan perencanaan tujuan (planning). Dalam melaksanakan langkah tersebut terdapat evaluasi, yaitu evaluasi formatif yang dilakukan selama proses pembuatan, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan diakhir proses. Evaluasi digunakan sebagai pedoman untuk revisi. Revisi dapat dilakukan disetiap langkah dalam proses pengembangan. Pada proses pembuatan bahan ajar dapat berjalan dengan baik karena adanya layanan pendukung (support service). Layanan pendukung dapat berupa buku, sumber dari internet, guru, dan siswa.

Menurut Trianto (2009: 180-186) unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

1. Indentifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problem)

Tahap ini mengidentifikasi kesenjangan tujuan kurikulum dengan kenyataan di lapangan menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Guru menyusun alternatif pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum. 2. Analisis Siswa (Learners Characteristic)

(41)

a) Tingkah Laku Awal Siswa

Tingkah laku siswa diidentifikasi untuk mengetahui keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan supaya mengenali keterampilan khusus yang harus dilakukan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

b) Karakteristik Siswa

Perangkat pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan karakteristik siswa. Analisis karateristik meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial (Ibrahim dalam Trianto, 2009: 180).

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas terdiri dari analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). a) Analisis Struktur Isi

Mencermati isi KTSP mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan garis besar perincian isi pokok bahasan.

b) Analisis Konsep

(42)

c) Analisis Prosedural

Mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian.

d) Analisis Pemrosesan Informasi

Mengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu, hasilnya berupa tugas dan konsep dalam satu RPP.

4. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diperoleh dari analisis pembelajaran. Indikator berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan panduan siswa dalam belajar.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Tes hasil belajar ini untuk mengukur ketercapaian indikator dengan tingkat penguasaan siswa setelah proses pembelajaran berdasarkan jumlah soal yang dijawab benar oleh siswa. Instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran dan harus ada hubungan langsung antara sasaran belajar dengan soal evaluasi.

6. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

(43)

a) Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Pemilihan model dan pendekatan ini disesuaikan dengan bahan kajian. Metode disesuaikan dengan tujuan pembelajaran seperti inkuiri terbimbing, presentasi, tanya jawab dan eksperimen.

b) Pemilihan Format

Pemilihan format ini meliputi, materi ajar, lembar kegiatan siswa (LKS), Rencana Pembelajaran, dan evaluasi.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada ketepatan penggunaan sumber pembelajaran yang dipilih. Memilih alat dan bahan pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ada dalam LKS dan Rencana Pembelajaran.

8. Pelayanan Pendukung (Support Service)

Pelayanan pendukung digunakan untuk menunjang keberhasilan pengembangan perangkat pembelajaran seperti kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, layanan laboratorium, dan perpustakaan. Pelayanan pendukung membutuhkan dana, fasilitas, perlengkapan, tahap perencanaan, dan pengembangan.

9. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

(44)

10.Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. sumber utama informasi didapat dari hasil posttes dan uji akhir pembelajaran.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Pada setiap langkah pengembangan selalu dilakukan revisi untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi ini didasarkan pada masukan dari penilaian validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, guru dan uji coba secara terbatas sehingga sesuai saat diterapkan sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

(45)

Gambar 1. Model Pengembangan Kemp yang telah direvisi (Trianto, 2009: 179)

2.1Penelitian yang Relevan

1) Penelitian pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh Bernadetta Lisa Andika Permatasari (2012) dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi

dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII Semester 1 dan 2”. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner dan wawancara. Produk yang dihasilkan berupa modul “Pendidikan Karakter

(46)

Semester 1 dan 2”. Modul ini telah dinilai oleh pakar Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia serta guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Joannes Bosco untuk mengetahui kualitas produk pengembangan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan dasar untuk merevisi produk. Produk yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Produk pengembangan ini belum diujicobakan seluruhnya karena modul ini dirancang untuk pembelajaran selama satu tahun.

2) Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Saudari Anastasia Tiur Rohani (2012) dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran

Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Penelitian ini

menghasilkan produk berupa modul pembelajaran menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Analisis kebutuhan dilakukan dengan kuesioner dan wawancara. Produk yang dihasilkan peneliti terdiri atas sepuluh bab yang terdiri atas satu sampai dua nilai karakter. Produk ini telah diujicobakan dan berdasarkan hasil uji coba peneliti mendapatkan masukan dan saran untuk melakukan revisi terhadap bahan ajar.

(47)

membantu guru untuk melakukan bimbingan dan konseling dalam pembangunan dan peningkatan tingkah laku siswa. Prodigy merupakan pendekatan unik dan inovatif yang mengintegrasikan komponen, kognitif, afektif dan tingkah laku dalam pembangunan karakter. Artikel ini membicarakan modul kursus yang berkaitan bagi pembangunan karakter dan menyentuh manfaat menggunakan Prodigy dalam memupuk pembangunan karakter.

Berdasarkan tinjauan penelitian yang terdahulu, ternyata pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal belum ada dan masih relevan untuk diteliti. Penelitian di tingkat SMP sudah ada untuk keterampilan berbicara dan menulis, tetapi pada tingkat SD belum ada. Peneliti mencoba mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada tingkat SD. Peneliti berharap bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran keterampilan mendengarkan yang berbasis aktivitas menyenangkan untuk siswa SD.

2.2Kerangka Berpikir

(48)

karakter, dimana memiliki empat keterampilan berbahasa yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Bahan ajar yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter adalah keterampilan mendengarkan.

Pada penelitian ini akan mengembangkan bahan ajar untuk untuk siswa SD kelas IV semester 1. Aspek keterampilan berbahasa yang dipilih dan dikembangkan dalam penelitian ini aspek keterampilan mendengarkan. Aspek keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Pengintegrasian pendidikan karakter dengan keterampilan mendengarkan dikembangkan melalui bahan ajar. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara dengan guru. Dengan adanya pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter ini diharapkan pembelajaran menjadi menyenangkan dan karakter yang diharapkan dapat tertanam melalui apa yang dipelajari siswa.

2.3Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar penjelasan makna lambang/korps?

(49)

3. Bagaimanakah kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar penjelasan makna lambang/korps menurut pakar pendidikan karakter?

4. Bagaimanakah kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar penjelasan makna lambang/korps menurut guru Bahasa Indonesia kelas IV SD?

(50)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2010: 407) R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan suatu produk tersebut.

Penelitian ini disebut R&D karena mengembangkan suatu produk yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat yaitu sekolah. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester 1. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar untuk guru.

3.2 Prosedur Pengembangan

(51)

produk final berupa bahan ajar khususnya keterampilan mendengarkan. Adapun langkah-langkah pengembangan bahan ajar dapat dijelaskan melalui bagan di bawah ini.

(52)

Langkah yang pertama yaitu potensi dan masalah, untuk mengetahui adanya potensi masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan di Sekolah Dasar dengan melakukan wawancara kepada guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN II Prambanan Klaten. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru saat ini menyikapi pendidikan karakter yang ditanamkan kepada anak, ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter serta memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter.

Langkah yang kedua yaitu pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara kepada guru dan hasil wawancara dijadikan data utama selanjutnya peneliti mengkaji dokumen yang mendukung penelitian seperti program semester, Silabus, RPP, kalender pendidikan untuk menentukan jam pertemuan. Data yang diperoleh ini digunakan untuk membuat perencanaan produk bahan ajar yang akan dikembangkan.

(53)

evaluasi instrumen. Indikator yang dipilih mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Semua aspek diintegrasikan dengan pendidikan karakter berbasis aktivitas.

Langkah yaitu keempat yaitu validasi desain. Langkah ini diperlukan untuk mengetahui produk bahan ajar yang dihasilkan. Validasi desain merupakan evaluasi formatif dan digunakan untuk menilai kelemahan produk bahan ajar.

Langkah kelima adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan dengan didasarkan hasil validasi para pakar. Peneliti melakukan revisi desain mempertimbangkan masukan para pakar untuk menyempurnakan bahan ajar yang dikembangkan.

Langkah keenam yaitu uji coba desain bahan ajar. Peneliti melakukan uji coba secara terbatas kepada siswa kelas IV SD N II Prambanan Klaten. Hasil dari uji coba desain ini merupakan evaluasi sumatif yaitu produk bahan ajar untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan utama. Setelah uji coba dilakukan peneliti memberikan kuesioner kepada siswa. Tujuan dari pemberian kuesioner untuk mengetahui penilaian siswa terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan dan mendapatkan masukan dari siswa.

(54)

3.3Uji Coba Produk

Produk bahan ajar yang dibuat harus diujikan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mendapatkan informasi berupa masukan, kritik, saran dan penilaian apakah bahan ajar yang telah dibuat layak digunakan atau tidak bagi siswa. Sebelum uji coba perlu dilakukan validasi yang diperlihatkan kepada para pakar kemudian direvisi kembali oleh peneliti sehingga dapat dilakukan uji coba produk.

3.3.1 Desain Uji Coba Produk

Penelitian ini akan dilakukan selama lima bulan terhitung dari bulan Januari 2013 sampai bulan Mei 2013. Peneliti membuat desain pada bulan Januari dan dilakukan penilaian oleh pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter dan guru Bahasa Indonesia kelas IV SD kemudian dilakukan revisi produk berdasarkan masukan para pakar dan guru. Selanjutnya pada bulan Mei peneliti memberikan produk yang berupa bahan ajar untuk diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN Prambanan II Klaten secara terbatas. Penilaian dari siswa ini berguna untuk memberikan informasi kelayakan produk bahan ajar yang dikembangkan untuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar mendengarkan kembali makna lambang/korps. Hasil uji coba ini kemudian dijadikan dasar revisi produk bahan ajar.

3.3.2 Subjek Uji Coba Produk

(55)

3.3.3 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara, dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada guru Bahasa Indonesia. Pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada guru untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar yang diperlukan. Daftar pertanyaan wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan survei kebutuhan.

Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur atau responden (Daryanto, 2007:30). Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kelayakan bahan ajar yang telah dibuat khususnya mengenai salah satu keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan. Kuesioner ini berisi pertanyaan yang disusun berdasarkan kriteria bahan ajar Cunningsworth yaitu tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, keterampilan berbahasa yang dipilih, topik dan metodologi. Kemudian kuesioner juga berguna untuk menilai bahan ajar yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan untuk menyempurnakan produk bahan ajar yang dikembangkan. Kuesioner disusun berdasarkan indikator penilaian untuk diberikan kepada validator yaitu 1 pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, 1 pakar pendidikan karakter, 2 guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD, dan 10 siswa kelas IV SD.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

(56)

muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2011: 82). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas kebutuhan dan masalah yang dihadapi saat ini. Peneliti melakukan wawancara kepada guru Bahasa Indonesia SDN II Prambanan Klaten. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan wawancara yang telah disiapkan peneliti sebelumnya.

Adapun validasi dilakukan dengan dua tahap yaitu validasi pakar dan validasi lapangan. Tahap pertama validasi pakar dilakukan oleh 1 dosen pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, 1 dosen pakar pendidikan karakter, dan 2 orang guru Bahasa Indonesia untuk mengevaluasi produk bahan ajar. Selanjutnya tahap kedua peneliti melakukan validasi lapangan kepada siswa kelas IV SDN II Prambanan Klaten yang saat ini sedang mengembangkan mutu pendidikan di sekolah melalui pengembangan bahan ajar. Siswa yang dibutuhkan sebagai sampel penelitian adalah 10 siswa untuk proses pembelajaran secara terbatas dan mengisi kuesioner. Data validasi lapangan diperoleh berdasarkan jawaban siswa pada kuesioner yang diberikan setelah melakukan pembelajaran menggunakan produk bahan ajar.

3.3.5 Teknik Analisis Data

(57)

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima menurut Sukardjo (2008:101)

Keterangan:

̅ (Rerata ideal) = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Sbi (Simpangan baku ideal) = (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

X = Skor aktual

Skala penilaian yang diberikan ada lima pilihan produk bahan ajar pembelajaran yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1).

Berdasarkan rumus konversi di atas dilakukan perhitungan data dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Berikut penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan.

Diketahui :

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( ̅) :

Simpangan baku ideal (Sbi) :

Interval Kategori

X > ̅̅̅ + 1,80 Sbi Sangat Baik

̅̅̅+ 0,60 Sbi< X ≤ ̅̅̅ + 1, 80Sbi Baik

̅̅̅ – 0,60 Sbi < X ≤ ̅̅̅ + 0,60Sbi Cukup Baik

̅̅̅ –1,80 Sbi < X ≤ ̅̅̅– 0,60Sbi Kurang Baik

(58)

Ditanyakan :

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat baik.

Jawaban :

Kategori sangat baik = X > ̅ + 1,80 Sbi

= X > 3 + (1,80 . 0,67)

= X > 3 + (1,21)

= X > 4,21

Kategori baik = ̅ + 0,60 Sbi <X≤ ̅+ 1,80 Sb1

= 3 + (0,60 . 0,67) <X≤3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) <X≤3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = ̅ I <X≤ ̅ + 0,60 Sbi

= 3 – (0,60 . 0,67) <X≤ 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 – (0,40) <X≤ 3 + (0,40)

= 2,60<X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅ – 1,80 Sb1<X≤ ̅ – 0,60 Sbi

= 3 –(1,80 . 0,67) <X≤ ̅ – 0,60 Sbi

= 3 – (1,21) <X≤3 – (0,40)

(59)

Kategori sangat kurang baik = X≤ ̅ – 1,80 Sbi

= X≤3 – (1,80 . 0,67)

= X≤3 – (1,21)

= X≤ 1,79

Dari perhitungan, dapat diketahui kategori penilaian skala lima seperti dalam tabel berikut.

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Kategori

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

(60)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Data Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan ini dilakukan dalam rangka memperoleh informasi kebutuhan bahan ajar yang diperlukan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan mendengarkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN II Prambanan Klaten. Wawancara ini dilakukan di SDN II Prambanan Klaten pada hari Kamis tanggal 6 Desember 2012 pukul 11.00 WIB. Wawancara ini terkait dengan bahan ajar yang dibutuhkan guru saat ini. Daftar pertanyaan wawancara kepada guru terdiri dari delapan pertanyaan.

(61)

berdoa, selesai pelajaran atau waktu pulang siswa bersalaman, (5) guru mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia karena berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak saat ini yang berbeda kemudian faktor-faktor lingkungan dalam pergaulan, (6) guru sudah berusaha mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan melakukan pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar, melatih kreativitas, dan menyenangkan, (7) guru membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbahasa khususnya keterampilan mendengarkan yang relevan untuk siswa kelas IV SD, yang komprehensif, dan disertai CD pembelajaran, (8) pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis aktivitas siswa dibutuhkan guru karena pembelajaran saat ini dituntut PAIKEMI yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Komunikatif, Efektif, Menyenangkan, dan Inspiratif.

Dari hasil analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan bahan ajar untuk siswa yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa khususnya keterampilan mendengarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilengkapi dengan aktivitas siswa yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan serta memudahkan guru dan siswa melakukan proses pembelajaran.

4.2Deskripsi Produk Awal

(62)

kompetensi dasar menjelaskan kembali secara lisan atau tulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps dengan mengembangkan karakter disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama. Selanjutnya, membuat desain silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan didasarkan pada tujuan dan materi pelajaran pada Kompetensi Dasar tersebut, mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk bahan ajar baik dari buku maupun internet.

Silabus merupakan gambaran umum rencana pembelajaran dalam satu kompetensi dasar. Silabus ini berguna untuk mengetahui gambaran pembelajaran secara umum dalam satu kompetensi dasar sebelum mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pendekatan yang digunakan dalam silabus ini yaitu pendekatan kontekstual. Komponen yang terdapat dalam silabus ini yaitu (1) identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran dan standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) karakter yang dikembangkan, (4) materi pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) indikator, (7) penilaian meliputi teknik penilaian, bentuk instrumen, contoh instrumen, (8) alokasi waktu, dan (9) sumber belajar.

(63)

tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan, (8) kegiatan pembelajaran, (9) sumber belajar, dan (10) penilaian.

Bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar berbentuk buku yang dibuat dengan memperhatikan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp. Pengembangan bahan ajar dibuat menggunakan program Microsoft Office Word 2007. Bahan ajar ini dibuat untuk siswa dan didesain menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV SD dengan pemberian warna yang menarik, gambar yang bervariasi, dan bahasa yang mudah dipahami siswa. warna yang cerah seperti warna biru, kuning, merah dan warna lainnya dikombinasikan kemudian ditambahkan gambar yang bervariasi seperti gambar kartun yang menarik untuk dilihat anak. Jenis font yang digunakan diantaranya

calibri, cambria, broadway, comic sans, segoe script, algerian, dan Showcard Gothic dengan ukuran huruf normal 12. Bahan ajar ini terdiri dari 22 halaman, dan dicetak dengan kertas HVS 80 gr, sedangkan sampul bahan ajar dicetak dengan kertas ivory 310.

Proses pembuatan bahan ajar ini dilakukan dengan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber seperti buku Bahasa Indonesia kelas IV SD dari berbagai penerbit, buku pendidikan karakter, dan internet. Selanjutnya peneliti mendesain bahan ajar yang akan disajikan. Berikut ini uraian penjelasan komponen yang terdapat di dalam produk bahan ajar.

1) Sampul bahan ajar

(64)

karakter yang dikembangkan, dan nama peneliti. Kemudian gambar yang dipakai dalam sampul yaitu gambar kartun anak SD yang sedang bermain sambil belajar, dan lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disesuaikan dengan tema dan aspek keterampilan berbahasa.

2) Isi

Isi bahan ajar terdiri dari 21 halaman. Isi bahan ajar ini dibuat untuk 3 pertemuan pembelajaran. Pertemuan pertama dan kedua untuk melakukan kegiatan pembelajaran, sedangkan pertemuan ketiga untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Pada lembar awal pertemuan terdapat penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya penjabaran uraian materi, kegiatan siswa, post test, refleksi, tindakan siswa, dan tindak lanjut. CD pembelajaran dilampirkan sebagai media mendengarkan penjelasan makna lambang Kemendikbud untuk aktivitas pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga terdapat rangkuman materi, dan evaluasi.

3) Penilaian dan kunci jawaban

Penilaian dilakukan pada setiap pertemuan meliputi penilaian kognitif, afektif karakter yang dikembangkan, dan psikomotorik. Terdapat pula pedoman penilaian dan indikator yang menunjukkan penilaian tersebut.

(65)

4) Daftar Referensi

Sebelum referensi terdapat glosarium yang memuat kata sukar dan pengertiannya. Pada daftar referensi terdapat uraian referensi dari berbagai sumber yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar tersebut.

Produk bahan ajar ini selanjutnya dicetak untuk dilakukan validasi. Adapun bahan ajar dicetak dalam bentuk buku dan media pembelajaran dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD) melalui proses burning.

4.3Data Uji Coba dan Revisi Produk

Produk awal bahan ajar yang telah dibuat selanjutnya diberikan kepada pakar Bahasa Indonesia dan pakar pendidikan karakter serta guru Bahasa Indonesia SD untuk dilakukan validasi guna mengetahui kelayakan dan kelemahan produk bahan ajar yang dikembangkan. Bahan ajar selanjutnya direvisi berdasarkan masukan yang diterima sebelum dilakukan uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilakukan dengan siswa SD kelas IV untuk mengetahui penilaian siswa terhadap kualitas bahan ajar yang dihasilkan.

4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi Produk

Gambar

Gambar 2. Langkah-langkah Pengembangan R&D  .........................................
Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima .....................................................................
Gambar 1. Model Pengembangan Kemp yang telah direvisi
Gambar 2 Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar R&D
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun karena banyaknya penyimpangan yang terjadi, tidak ada salahnya mengutip kembali konsideransi dalam keppres 80/2003: “Agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

[r]

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,