• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Aplikasi Inventory Alat Kantor pada CV. Media Wardhana Komputindo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Aplikasi Inventory Alat Kantor pada CV. Media Wardhana Komputindo."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

CV. MEDIA WARDHANA KOMPUTINDO

Disusun oleh :

Nama : Mohammad Hairus S

Nim : 07.41010.313

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

Sistem Inventory Alat Kantor Pada CV. Media Wardhana Komputindo saat ini masih bersifat manual. Jenis dan jumlah alat kantor terus bertambah dengan arus keluar dan masuk alat kantor yang semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan kontrol terhadap inventory semakin sulit dilakukan, selain itu juga membutuhkan efisiensi dalam perekapan transaksi yang ada.

Untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan kontrol terhadap persediaan barang dan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lokasi diperlukan sistem yang terkomputerisasi.

Demikian halnya dengan yang terjadi pada CV. Media Wardhana Komputindo. Dalam pengelolahan data tidaklah lepas dari peran komputer sebagai alat bantu untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat dalam peningkatan efektifitas kerja.

Dengan adanya Aplikasi Inventory Alat Kantor pada CV. Media Wardhana Komputindo, diharapkan dapat membantu kelancaran dalam proses pengadaan suku cadang

Kata kunci : Aplikasi, Inventory, alat kantor

(3)

Halaman

ABSTRAKSI... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 2

1.5 Kontribusi ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah RSU Haji Surabaya ... 5

2.2 Lokasi Perusahaan ... 6

2.3 Visi,Misi dan Motto RSU Haji Surabaya ... 6

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 8

3.1.1 Pengertian Sistem ... 8

3.1.2 Pengertian Sistem Inventori ... 9

3.1.3 Pengertian Dan Tujuan Pengendalian Persediaan ... 9

(4)

3.2 Penentuan Harga Pokok Penjualan ... 15

3.3 Metode FIFO Dan LIFO ... 17

3.4 Interaksi Manusia dan Komputer... 20

3.5 Power Designer ... 20

3.6 Visual Basic.Net ... 21

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Prosedur kerja Praktek ... 23

4.1.1 Model yang digunakan ... 24

4.2 Analisa Sistem ... 24

4.3 System Flow Diagram ... 25

4.4 Mendesain sistem ... 29

4.4.1 Context Diagram ... 29

4.4.2 Data Flow Diagram level 0 ... 30

4.4.3 Entity Relationship Diagram ... 33

4.5 Struktur tabel ... 35

4.6 Desain input & output ... 38

4.7 Implementasi dan Evaluasi ... 51

4.7.1 Sistem yang digunakan ... 51

4.7.2 Cara instalasi Program ... 52

4.7.3 Penjelasan Pemakaian Program ... 52 BAB V PENUTUP

(5)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

Tabel 4.6 Struktur Tabel Master Alat ... 35

Tabel 4.7 Struktur Tabel Transaksi Stok... 36

Tabel 4.8 Struktur Tabel Detail Transaksi ... 37

Tabel 4.9 Struktur Tabel Detil Barang Keluar ... 37

Tabel 4.10 Struktur Tabel Transaksi Pengeluaran ... 38

(7)

Gambar 4.1 System Flow Penerimaan Barang ... 26

Gambar 4.2 System Flow Barang Keluar ... 28

Gambar 4.3 Context Diagram ... 30

Gambar 4.4 DFD Level 0 ... 32

Gambar 4.5 ERD Konseptual ... 33

Gambar 4.6 ERD Fisik ... 34

Gambar 4.11 Desain Form Login... 39

Gambar 4.12 Desain Menu Utama ... 40

Gambar 4.13 Desain Master Alat ... 41

Gambar 4.14 Desain Master Suku Cadang ... 42

Gambar 4.15 Desain Master Peanggan ... 43

Gambar 4.16 Desain Master Petugas ... 44

Gambar 4.17 Desain Master Suppier ... 45

Gambar 4.18 Desain Validasi Suku Cadang ... 46

Gambar 4.19 Desain Laporan Pebaikan ... 47

Gambar 4.20 Design Laporan Kerusakan ... 48

Gambar 4.21 Desain Data Alat Rusak ... 48

Gambar 4.22 Form Permintaan Penambahan Stock ... 49

Gambar 4.23 Form Alat Rusak ... 49

Gambar 4.24 Form Laporan Kerusakan alat ... 50

Gambar 4.25 Laporan Perbaikan Alat ... 50

Gambar 4.26 Tamilan Form Login ... 53

(8)

Gambar 4.29 Tampilan Master Suku Cadang ... 55

Gambar 4.30 Tampilan Master Pelanggan ... 56

Gambar 4.31 Tampilan Master Supplier ... 57

Gambar 4.32 Tampilan Master Petugas ... 58

Gambar 4.33 Tampilan Data Alat Rusak ... 59

Gambar 4.34 Tampilan Laporan Kerusakan ... 59

Gambar 4.35 Tampilan Laporan Perbaikan ... 60

Gambar 4.36 Tampilan Menu Permintaan Penambahan Stok ... 61

Gambar 4.37 Tampilan Menu Validasi Suku Cadang ... 62

Gambar 4.38 Tampilan Laporan Kerusakan Alat ... 63

Gambar 4.39 Tampilan Laporan Perbaikan Alat ... 64

Gambar 4.39 Tampilan Laporan Suku Cadang Terpakai... 65

(9)

Kartu bimbingan kerja praktek I ... 68

Kartu bimbingan kerja praktek II ... 69

Acuan kerja lembar 1 ... 70

Garis Besar Rencana Kerja Mingguan ... 71

Log harian ... 72

Absensi Kerja ... 73

Listing program ... 74

(10)

1.1 Latar Belakang Masalah

CV. Media Wardhana Komputindo merupakan perusahaan yang berada di kota Surabaya, tepatnya di Jalan Jajar Tunggal Utara IV/F-3. Sebagai salah satu perusahan dalam penyewaan dan penjualan alat kantor yang mengutamakan pada kualitas layanan yang tepat dan cepat. Segala informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang akurat dan tepat guna, sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil secara cepat dan tepat. Langkah yang dapat diambil merupakan salah satu alternatif penyelesaian dimasa mendatang. Inventory Alat Kantor masih dilakukan secara manual sehingga pada bagian pengadaan terkadang masih mengalami kendala. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengontrol dan memonitoring alat-alat yang dibutuhkan.

Sebagai salah satu perusahaan yang membutuhkan infrastruktur yang menunjang dalam memudahkan pertukaran informasi secara cepat untuk mempermudah pelayanan kepada perusahaan-perusahan yang membutuhkan jasa dari CV. Media Wardhana Komputindo. Selama ini proses maintenance inventory masih dilakukan secara manual dengan menulis semua pencatatan di dalam buku besar, seperti proses pemeriksaan stok barang di gudang, sehingga hasilnya tidak cepat dan akurat selain itu waktu yang dibutuhkan lama. Melihat hal ini maka diperlukan sistem informasi yang handal dan mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul. Selain itu pemanfaatan sistem manajemen yang mampu secara efektif dalam membantu semua proses yang ada dan efisien didalam mengontrol

(11)

sistem tersebut membahas tentang inventory alat kantor . Dengan sub bab yaitu transaksi update alat dan laporan yang dibuat secara jelas dan mudah digunakan. Oleh karena itu saya mengambil judul “Aplikasi Pembelian Alat Kantor”. Dengan demikian untuk mewujudkan hal tersebut maka diharapkan adanya kerja sama dari CV. Media Wardhana Komputindo.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah yang dihadapi CV. Media Wardhana Komputindo :

1. Bagaimana membuat suatu sistem inventory persediaan barang secara efektif dan efisien.

2. Bagaimana membuat suatu sistem informasi yang mampu membuat laporan persediaan barang, laporan transaksi masuk dan keluar beserta trafik barang.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang digunakan : 1. Sistem ini memproses Inventory alat kantor.

2. Tidak menangani pengadaan barang, serta tidak menangani perbaikan alat, pemeliharaan alat, dan retur alat.

1.4 Tujuan

(12)

1.5 Kontribusi

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka kontribusi yang dapat diberikan dari kerja praktek ini adalah :

1. Membuat sistem informasi yang mampu membantu kinerja CV. Media Wardhana Komputindo menangani proses update stok suku cadang, laporan pengeluaran dan total biaya, laporan alat masuk.

2. Dengan adanya sistem informasi ini pihak CV. Media Wardhana Komputindo dapat menerima laporan stok suku cadang untuk meminimalisir kekurangan stok alat, serta laporan penggunaan alat dan biaya.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan ini terdiri dari 5 bab dimana masing-masing bab saling berkaitan. Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan ini.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(13)

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi dasar teori yang digunakan sebagai landasan untuk menyelesaikan sistem ini. Teori-teori yang digunakan diantaranya adalah pengertian dari tool yang digunakan untuk membuat sistem informasi ini. Diantaranya adalah System flow, data flow diagram (DFD) dan entity relational diagram(ERD) dan masih banyak lagi.

BAB IV : DESKRIPSI PEKERJAAN

Bab ini berisi tentang hasil analisa dari permasalahan yang ada di perusahaan yang digambarkan dalam System flow, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relational Diagram. Dan pada bab ini berisi tentang sistem informasi yang baru. Meliputi design input output dan implementasi sistem yang baru. BAB V : PENUTUP

(14)

2.1 Sejarah CV. Media Wardhana Komputindo

CV. Media Wardhana Komputindo merupakan perusahaan yang berada di kota Surabaya, tepatnya di Jalan Jajar Tunggal Utara IV/F-3. Perusahaan ini dibangun tahun 2009 dan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang dan jasa IT selain itu perusahaan juga sebagai konsultan dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan Teknologi dan meningkatkan Penerapan Teknologi Informasi di Segala aspek bisnis.

2.2 Lokasi Perusahaan

CV. Media Wardhana Komputindo berlokasi di di Jalan Jajar Tunggal Utara IV/F-3.

2.3 Visi, Misi dan Motto

Untuk memperjelas tujuan dan rencana jangka panjang dalam perusahaan, maka sangat diperlukan suatu visi dan misi sehingga arah menjadi jelas. Berikut ini adalah visi dan misi CV. Media Wardhana Komputindo.

2.3.1 Visi

“ Menjadi Perusahaan Nasional Pelopor dan Handal Dalam Berbasis di Teknologi Informasi”

(15)

2.3.2 Misi

Meningkatkan kualitas Sumber daya manusia, meningkatkan pengembanga Teknologi dan meningkatkan Penerapan Teknologi Informasi di Segala aspek bisnisi

2.3.3 Motto

(16)

3.1 Konsep Dasar Sistem Inventory (Persediaan)

Konsep dasar dari Sistem Inventori terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan kemudian yang kedua adalah sistem inventori itu sendiri.

3.1.1 Sistem

Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.

3.1.2 Inventory (Persediaan)

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggannya (Freddy Rangkuti, 1998, hal 1).

(17)

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tidak akan terlepas dari masalah persediaan. Persentase persediaan terhadap total harta (assets) keseluruhan dari perusahaan adalah relatif cukup tinggi. Oleh karena itu, persediaan yang ada di perusahaan perlu dikelola sebaik-baiknya, persediaan harus direncanakan dan dikendalikan secara efektif dan efisien. Pengadaan persediaan harus diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi (Agus Ristono, 2008, hal 2).

Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menarik minat pelanggan. Salah satunya adalah dengan memberikan sistim diskon pada pembeli yang juga dapat menurunkan biaya-biaya persediaan pada perusahaan. Telah banyak dikembangkan penelitian model persediaan yang mempertimbangkan diskon dan waktu kadaluarsa yang bertujuan untuk meminimalkan biaya total persediaan yang ada.

3.1.3 Pengertian Dan Tujuan Pengendalian Persediaan

(18)

dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu (Freddy Rangkuti, 1998, hal 1).

Berbagai rumusan tentang definisi persediaan telah banyak dikemukan oleh para ahli, diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Starr dan Miller yang menyatakan bahwa persediaan adalah suatu sumber daya yang menggangur (idle resources), akan tetapi sumber daya tersebut mempunyai nilai ekonomis. Nilai ekonomis persediaan timbul karena sumber daya tersebut diperoleh dengan suatu pengorbanan dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

Definisi lain menyatakan bahwa pada dasarnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut di sini dapat berupa kegiatan produksi seperti yang dijumpai pada sistim industri, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistim distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistim rumah tangga (Arman Hakim, 2008, hal 1).

(19)

penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan tersebut adalah (Agus Ristono, 2008):

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen).

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan:

a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh.

b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.

3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.

4. Menjaga agar pembeli yang menbeli dalam jumlah yang kecil dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. 5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak menumpuk,

karena akan mengakibatkan biaya menjadi lebih besar.

Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat dipahami bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan. Ada dua macam kelompok bahan baku yaitu:

(20)

langsung bersifat variabel, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output.

b. Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.

3.1.4 Sistem Pencatatan Persediaan

Sistem pencatatan yang sering digunakan ada 2(dua) yaitu :

1. Sistem Fisik (physical inventory system)

Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi. Cara perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini :

Pesediaan Awal xxx

Pembelian xxx +

Barang tersedia untuk dijual xxx

Persediaan Akhir xxx –

Harga Pokok Penjualan xxx

Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :

(21)

b. Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan barang.

c. Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok penjualan dengan menggunakan jurnal penyesuaian.

Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan manajemen tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.

2. Sistem Perpetual (perpetual inventory system)

Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang, tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan. Berikut contoh kartu persediaan :

Nama Perusahaan : Jenis Barang :

Kode Barang : Gudang :

Tgl Pembelian Penjualan Saldo

(22)

Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :

a. Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan barang.

b. Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan sejumlah harga pokok penjualan.

c. Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.

Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.

3.1.5 Metode Penilaian Persediaan

Metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya nilai persediaan ada beberapa macam. Nilai persediaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap penyusunan laporan keuangan baik dalam neraca maupun laporan perhitungan laba rugi. Nilai persedian yang tercantum dalam neraca menunjukkan nilai kekayaan yang berdasarkan prinsip hati-hati menghendaki nilai mana yang terendah. Sedangkan nilai persediaan untuk kepentingan perhitungan laba rugi dihadapkan kepada kepentingan penentuan laba yang diperoleh perusahaan. Beberapa metode penilaian persediaan yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Metode Harga Pokok (cost), dibagi menjadi : a. Metode Identifikasi Khusus

(23)

1. Sistem Fisik

a) Metode rata-rata sederhana. b) Metode rata-rata tertimbang.

2. Sistem Perpetual : metode rata-rata bergerak 2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out) 3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)

4. Metode Harga Terendah diantara Harga Pokok dan Harga Pasar (Lower of cost or market).

5. Metode Taksiran, yang didasarkan atas : a. Metode Laba Kotor

b. Metode Harga Eceran

3.2 Penentuan Harga Pokok Penjualan

Metode penentuan harga pokok penjualan adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok penjualan. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok penjualan, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

1. Full Costing

(24)

Menurut LM Samryn, full costing adalah :

“Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.”14)

Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi penjualan, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.

2. Variabel Costing

Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok penjualan yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok penjualan yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai Biaya-biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.

(25)

Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3.3 Metode FIFO dan LIFO

1. FIFO (First In First Out)

Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.

(26)

Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.

Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.

Metode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan barang. Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga baru.

(27)

2. LIFO (Last In First Out)

Metode LIFO adalah membebankan biaya dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling dtua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Karena setiap variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten.

Perbandingan Metode-metode Persediaan : FIFO

1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah 2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi

3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi

Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.

LIFO

1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi 2. Menghasilkan laba kotor yang rendah

3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah

(28)

3.4 Interaksi Masusia dan Komputer

Menurut Rizky (2006:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

Pada implementasiannya, IMK dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan, antar muka, kendala, dan produktifitas.

3.5 Power Designer

(29)

analisa aliran data dan juga dapat dilakukan proses generate untuk dilakukan proses selanjutnya.

Power Designer dapat digunakan untuk membuat berbagai macam diagram, pada umumnya adalah diagram aliran data (DFD) dan diagram relasi dari tabel entity (ERD). Proses lanjutan yang dapat di-generate adalah penjabaran aliran data menjadi lebih mendetil, serta merubah relasi antar tabel yang masih berupa konsep (CDM) menjadi ke berupa fisik (PDM).

Model ERD atau Conceptual Data Model (CDM) : model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu.

Model Relasional atau Physical Data Model (PDM) : model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik.

3.6 Visual Basic .Net

Visual Basic.Net merupakan salah satu produk untuk pengembang aplikasi dari Microsoft. Aplikasi yang dapat dikembangkan dengan Visual Basic.Net salah satunya adalah aplikasi database. Untuk aplikasi database ini, Visual Basic.Net mempunyai komponen pendukung, yaitu ADO.NET.

(30)

terdistribusi. Aplikasi hanya terhubung ke database untuk beberapa saat guna mengakses atau update data, kemudian diputus. Data yang diakses dapat disimpan pada salah satu objek ADO.NET, yaitu pada DataSet atau DataView. Keuntungan dari disconnected architecture ialah mampu menangani lebih banyak pengguna. Kelebihan lain data yang disimpan di DataSet berada di memori dan berformat XML.

(31)

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Prosedur Kerja Praktek

Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan dan penyelesaian masalah dalam kerja praktek ini, dilakukan dengan magang selama kurang lebih 1 bulan atau setara dengan seratus enam puluh jam kerja di bagian instalasi pemeliharaan sarana pada CV. Media Wardhana Komputindo. Kegiatan magang ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada di bagian instalasi pemeliharaan saran, langkahnya yaitu menemukan masalah, menganalisa, kemudian memberikan solusi. Untuk dapat memberikan solusi yang tepat maka diperlukan data-data dan informasi dalam membuat Aplikasi inventory alat kantor.

Data dan informasi yang diperlukan tersebut diperoleh dari berbagai sumber terkait untuk memberikan masukan yang lengkap bagi pengembangan sistem informasi ini. Data dan informasi tersebut diperoleh dengan cara:

1. Observasi

Dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk megetahui sistem yang digunakan oleh bagian instalasi pemeliharaan sarana pada CV. Media Wardhana Komputindo.

(32)

2. Wawancara

Melakukan tanya jawab dengan Kepala instalasi pemeliharaan sarana tentang masalah yang terkait kemudian mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

3. Studi Kepustakaan

Dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai literatur yang berhubungan dengan kegiatan kerja praktek dan pembuatan aplikasi.

4.1.1 Model yang digunakan

Kerja praktek ini menghasilkan perangkat lunak/ software applikasi inventory alat kantor dengan visual basic yang dikembangkan dengan visualisasi yang menarik dan mudah dipakai. Sistem inventory ini memberikan informasi tentang data barang, pengadaan, transaksi masuk dan keluar beserta laporannya.

4.2 Analisa Sistem

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Langkah-langkah di-dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.

(33)

pengamatan proses bisnis. Wawancara dilakukan pada bagian-bagian yang berkaitan langsung dengan proses, yaitu bagian IPS. Pengamatan dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan untuk melihat proses bisnis yang ada, dengan mengetahui proses bisnis tersebut diharapkan dapat membangun Aplikasi Inventory Alat Kantor yang sesuai dengan kebutuhan user.

4.3 System Flow Diagram

System flow diagram adalah suatu diagram alur dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan suatu aliran data proses dan hubungan antara proses satu dengan yang lain dalam suatu sistem komputer. Oleh karena itu, seorang analis dapat menginformasikan jalannya suatu aplikasi dan dapat memahami sistematika suatu program.

System flow yang ada di bab ini ada 2, yaitu system flow penerimaan suku cadang, system flow pengeluaran suku cadang. Berikut ini adalah gambar dari system flow tesebut:

1. System Flow Penerimaan Suku Cadang

(34)

dan Kepala IPS. Penjelasan tentang System Flow ini dapat dilihat pada

data suku cadang masuk

data suku cadang masuk

pencatatan data data suku cadang

dan laporan Stok suku cadang

1

(35)

2. System Flow Barang Keluar

(36)

Sisflow Barang Keluar

Membuat Data Alat Rusak

Data Alat Rusak

Cek Data Kerusakan

Butuh Suku

Cadang ? Ya Cek suku Cadang Suku Cadang

Laporan Perbaikan Laporan Perbaikan

End

Suku Cadang Terpakai

(37)

4.4 Mendesain Sistem

Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan dan hasil analisa disetujui oleh manajemen. Desain sistem secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesaian secara rinci. Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sisten informasi dirancang dengan tujuan dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol. Desain sistem tersebut meliputi Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relational Diagram (ERD) dan struktur tabel.

4.4.1 Context Diagram

(38)

Laporan Suku Cadang

Mengecek Suku Cadang

Laporan Data Alat Rusak

Laporan Penambahan Stock Data Permintaan Penambahan Stock

Data Validasi Suku Cadang Terpakai

Laporan Data Suku Cadang Terpakai Data Suku Cadang Terpakai

Laporan Perbaikan

Data Perbaikan Laporan Data Alat Rusak

Data Alat Rusak

0

Siste Informasi Inventory Alat Kantor

+

Pemeliharaan Perbaikan

IPS (Pengadaan)

Gambar 4.3 Context Diagram Aplikasi Inventory Alat Kantor

4.4.2 Data Flow Diagram (DFD) Level 0

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD suatu sistem dapat diawali dengan context diagram yang menjelaskan hubungan atau interaksi sistem dengan entitas-entitas yang mempunyai keterkaitan dengan sistem.

(39)
(40)

Mengambil

Cek Suku Cadang Terpakai Menyimpan

Laporan Suku Cadang

Cek Suku Cadang

Mengecek Suku Cadang

Data Validasi Suku Cadang Terpakai Laporan Penambahan Stock

Mengambil Laporan Data ALat Rusak

Laporan Perbaikan

Laporan Data Suku Cadang Terpakai

Data Perbaikan

Data Suku Cadang Terpakai Memeriksa

Data Permintaan Penambahan Stock Cek Data Kerusakan

Laporan Data Alat Rusak Menyimpan

an PerbaikanPerbaikanPerbaikanPerbaikan

IPS(Pengad

2 Data Alat Rusak

2

Cek Data Kerusakan Dan Suku Cadang

4

Permintaan Penambahan Stock

5

Laporan Suku Cadang Terpakai 3

Laporan Perbaikan

6

Validasi 6 Data Suku Cadang Terpakai

PerbaikanPerbaikan

3 Data Suku Cadang

4 Laporan Perbaikan

5 permintaan penambahan stock

(41)

4.4.3 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan basis data-basis data yang ada pada Aplikasi Inventory Alat Kantor.

A. Conceptual Data Model (CDM)

Sebuah Conceptual Data Model (CDM) merupakan gambaran dari struktur logic dari sebuah basis data. Pada CDM terdapat relasi antar tabel yang satu dengan tabel yang lain. Relasi tersebut antaralain : one to one, one to many, many to one dan many to many. Jika CDM di-generate, maka akan menghasilkan Physical Data Model (PDM).

Mempunyai

T rans aks i_Perbaikan id_transaksi_perbaikan tang g al_transaks i tang g al_masuk tang g al_s elesai keterang an

(42)

B. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) merupakan hasil dari generate dari Conceptual Data Model. PDM merupakan representasi fisik dari database.

(43)

4.5 Struktur Tabel

Dalam sub bab ini akan dijelaskan struktur dari tabel-tabel yang akan digunakan dalam pembuatan sistem pengadaan suku cadang pada RSU Haji Surabaya. Data-data dibawah ini akan menjelaskan satu per satu detil dari struktur tabel untuk setiap tabelnya.

1. Tabel Master Alat

Primary Key: ID_barang

Foreign Key:

Fungsi: Untuk meyimpan semua data suku cadang

Tabel 4.6 Tabel Master Alat

Field Tipe Data Keterangan

(44)

2. Tabel Transaksi Stok

Primary Key: ID_Transaksi_Stok

Foreign Key: -

Fungsi: Untuk meyimpan kode transaksi,jumlah alat dan total harga transaksi masuk

Tabel 4.7 Tabel Transaksi Stok

Field Tipe Data Keterangan

ID_Transaksi_Stok

3. Tabel Detil TransaksiStok

Primary Key: ID_Transaksi_Masuk

Foreign Key: ID_Barang

(45)

Tabel 4.8 Tabel Detail Transaksi

Field Tipe Data Keterangan

ID_Transaksi_Stok

4. Tabel Transaksi Pengeluaran Alat

Primary Key: ID_Transaksi_Pengeluaran

Foreign Key: -

Fungsi: Untuk meyimpan kode transaksi,jumlah alat dan total harga transaksi keluar

Tabel 4.9 Tabel Detil Barang Keluar

Field Tipe Data Keterangan

(46)

5. Tabel Detil Transaksi Pengeluaran

Primary Key: ID_Transaksi_Pengeluaran

Foreign Key: ID_Barang

Fungsi: Untuk meyimpan kode transaksi,jumlah alat dan total harga transaksi keluar

Tabel 4.10 Tabel Detil Transaksi Pengeluaran

Field Tipe Data Keterangan

ID_Transaksi_Pengeluaran

4.6 Desain Input & Output

(47)

Desain input merupakan perancangan desain proses memasukkan data dan informasi mengenai administrasi dan barang. Kemudian akan disimpan ke dalam database. Desain input ini terdiri dari desain form awal, desain menu barang, desain from data suku cadang, form transaksi barang masuk, form transaksi barang keluar, laporan barang masuk, form laporan barang keluar.

1. Rancangan Form Login

Form login digunakan untuk pengisian data user dan pasword. Form tersebut berfungsi sebagai control user.

Member Login X

User Name

Password

Login Now

Gambar 4.11 Desain Login

2. Menu utama

(48)

Menu Master Transaksi Laporan Bantuan

LOGO

Gambar 4.12 Desain Menu Utama

3. Form master Alat

(49)

Gambar 4.13 Desain Master Alat

4. Form Master Suku Cadang

(50)

Gambar 4.14 Desain Master Suku Cadang 5. Form Master Pelanggan

(51)

Gambar 4.15 Desain Master Pelanggan

6. Form Master Petugas

(52)

Gambar 4.16 Desain Master Petugas

7. Form Master Supplier

(53)

Gambar 4.17 Desain Master Supplier

8. Form Validasi Suku Cadang

(54)

Gambar 4.18 Desain Validasi Suku Cadang

9. Form Laporan Perbaikan

(55)

Gambar 4.19 Desain Laporan Perbaikan

10. Form Laporan Kerusakan

(56)

Gambar 4.20 Desain Laporan Kerusakan

11. Form Data Alat Rusak

Form Data Alat rusak digunakan untuk melihat data-data alat rusak berdasarkan tabel laporan kerusakan dan laporan perbaikan. Form data alat rusak dapat dilihat pada gambar 4.21

(57)

12. Form Permintaan Penambahan Stok

Form Permintaan Penambahan Stok digunakan untuk menginputkan data suku cadang yang diperlukan. Data tersebut meliputi ID PPS, ID Suku Cadang, Harga, Jumlah, Merek, Supplier. Form permintaan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.21.

Gambar 4.22 Desain Form Permintaan Penambahan Stok

13. Form Data Alat Rusak

Form Data Alat Rusak tersebut berfungsi menampilkan hasil penyimpanan pada transaksi alat rusak . Form data alat rusak dapat dilihat pada gambar 4.22

(58)

14. Form Laporan Kerusakan Alat

Form laporan kerusakan alat tersebut berfungsi mnenampilkan hasil pengolahan data pada form transaksi kerusakan. Form laporan tersebut dapat menampilkan nama alat, nama kostumer, nama petugas, tanggal rusak, tanggal masuk, Kerusakan, Status. Form laporan dapat dilihat pada gambar 4.23.

Gambar 4.24 Desain Laporan Kerusakan Alat

15.Form Laporan Perbaikan Alat

Form laporan perbaikan alat berfungsi untuk memberikan informasi mengenai alat yang diperbaiki berdasarkan form perbaikan.

(59)

4.7 Implementasi dan Evaluasi

Implementasi sistem ini akan menjelaskan detail rancang bangun sistem informasi administrasi dan persediaan barang. Penjelasan hardware/software pendukung, cara penginstallan hingga detil dan features yang ada pada aplikasi disertai pula evaluasi/hasil uji coba sistem informasi rancang bangun sistem informasi administrasi dan persediaan barang ini.

4.7.1 Sistem yang digunakan

Sistem yang digunakan untuk menjalankan rancang bangun administrasi dan persediaan barang terdiri dari hardware dan software pendukung. Adapun hardware dan software pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut:

Spesifikasi hardware pendukung terdiri dari:

1. Processor Core 2 Duo atau yang lebih tinggi.

2. Memory RAM 512 MB atau yang lebih tinggi.

3. Hardisk minimal 80 GB atau yang lebih tinggi.

4. Monitor

Spesifikasi Software pendukung terdiri dari:

1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP/ Vista/ 7 (All Version).

2. Microsoft Visual Studio 2008.

(60)

4. PLSQL Developer

4.7.2 Cara instalasi program

Langkah pertama untuk melakukan instalasi program ini adalah melakukan instalasi PLSQL Developer agar dapat menjalankan Oracle Selanjutnya adalah melakukan instalasi Oracle Database 10g sebagai akses database. Tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi Microsoft Visual Studio 2008 untuk menjalankan aplikasi. Tahap yang terakhir adalah melakukan instalasi program aplikasi instalasi pemeliharaan sarana (pengadaan) (setup.exe). setelah semua tahap dilakukan, maka program ini telah dapat digunakan.

4.7.3 Penjelasan pemakaian program

Pada bab ini akan dijelaskan tentang penggunaan aplikasi yang telah dibuat, yaitu aplikasi yang digunakan oleh bagian (). Pada saat menjelaskan aplikasi tersebut maka, form pertama yang muncul yaitu form login. Form login digunakan untuk memasukkan username dan password. Pada form login terdapat dua textbox isian yaitu username dan password.

(61)

Gambar 4.26 Tampilan Form Login

1. Form Menu Awal

Gambar 4.27 merupakan tampilan form awal saat aplikasi dijalankan. Pada form ini terdapat menu-menu yang dapat diakses setelah melakukan login terlebih dahulu. Setelah user melakukan login, semua menu dapat diakses.

(62)

2. Menu Master Alat

Tampilan menu master alat pada gambar 4.28 merupakan form untuk memperlihatkan semua data alat yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat dan Nama Alat. Dalam form ini terdapat field yang digunakan untuk mencari data alat. Tombol “Simpan” digunakan untuk meng-inputkan data alat jenis baru. Tombol “ubah” digunakan untuk meng-edit data alat dengan memilih salah satu baris yang ingin dirubah. Tombol “hapus” digunakan untuk menghapus data alat dengan memilih salah satu baris yang ingin dihapus.

Gambar 4.28 Tampilan Form Master Alat

3. Form Master Suku Cadang

(63)

suku cadang dengan memilih salah satu baris yang ingin dirubah. Tombol “hapus” digunakan untuk menghapus data suku cadang dengan memilih salah satu baris yang ingin dihapus.

.

Gambar 4.29 Tampilan Master Suku Cadang

4. Form Master Pelanggan

(64)

digunakan untuk menghapus data pelanggan dengan memilih salah satu pelanggan yang ingin dihapus.

Gambar 4.30 Tampilan Master Pelanggan

5. Form Master Supplier

(65)

Gambar 4.31 Tampilan Master Supplier

6. Form Master Petugas

(66)

Gambar 4.32 Tampilan Master Petugas

7. Form Data Alat Rusak

Tampilan menu data alat rusak pada gambar 4.33 merupakan form untuk memperlihatkan semua data alat rusak yang telah di inputkan di form kerusakan alat.

(67)

8. Form Laporan Kerusakan

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama Alat, Merek Alat, Serial Number, ID Pelanggan, Nama Pelanggan, Keterangan Rusak, ID Petugas, Nama Petugas. Dalam form ini terdapat field yang digunakan untuk memasukkan data petugas. Tombol “Simpan” digunakan untuk meng-inputkan data kerusakan baru. Tombol “ubah” digunakan untuk mengubah data kerusakan alat dengan memilih salah satu baris yang ingin dirubah. Tombol “hapus” digunakan untuk menghapus data dengan memilih salah data yang ingin dihapus

(68)

9. Form Laporan Perbaikan

Gambar 4.35 merupakan tampilan Form Laporan Perbaikan yang digunakan untuk memasukkan data-data alat rusak yang akan diperbaiki. Tombol “simpan” berfungsi untuk menyimpan data kedalam database.

Gambar 4.35 Tampilan Laporan Perbaikan

10.Form Permintaan Penambahan Stok

(69)

Gambar 4.36 Tampilan Menu Permintaan Penambahan Stok

11.Form Validasi Suku Cadang

(70)

Gambar 4.37 Tampilan Menu Validasi Suku Cadang

12.Laporan Kerusakan Alat

(71)

Gambar 4.38 Tampilan Laporan Kerusakan Alat

13.Laporan Perbaikan

(72)

Gambar 4.39 Tampilan Laporan Perbaikan Alat

14.Laporan Suku Cadang Terpakai

(73)

Gambar 4.40 Tampilan Laporan Suku Cadang Perbaikan

(74)

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan dan implementasi Perancangan dan Implementasi Aplikasi Inventory Alat Kantor pada CV. Media Wardhana Komputindo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi administrasi barang mampu memberikan informasi sesuai ketersediaannya stok suku cadang dan mempermudah pencarian suku cadang yang akan dicari. Selan itu sistem informasi ini mampu menyimpan informasi barang yang telah dibeli oleh kustomer, sehingga pada saat kerusakan alat pihak CV. Media Wardhana Komputindo bisa mengecek alat yang dibeli.

2. Berdasarkan hasil uji coba didapatkan bahwa aplikasi yang dibuat mampu menghasilkan laporan sesuai kebutuhan atau pengguna saat ini, yaitu laporan suku cadang yang dibutuhkan tiap bulannya.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan tentang aplikasi yang telah dibuat, dapat diberikan saran untuk pengembangan sistem ini sebagai berikut:

1. Pengembangan dengan menggunakan online application untuk laporan inventory barang dan validasi sehingga bisa disetujui oleh Ka IPS bila sedang tidak berada di kantor.

(75)

Herlambang, Soendoro. Haryanto, Tanuwijaya. Sistem Informasi: Konsep, Teknologi dan Manajemen. 2005. Graha Ilmu: Yogyakarta

Jogiyanto, H.M. 1998. Analisis Desain dan Desain Sistem Informasi. Elex Media Komputerindo. Jakarta

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakarta

Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis Data, ANDI OFFSET, Yogyakarta

Rizky, Soetam, 2006, Interaksi Manusia dan Komputer, STIKOM, Surabaya.

Yuswanto, Subari, 2005, Pemrograman Dasar Visual Basic.Net, Prestasi Pustaka Publisher, Surabaya

Gambar

Gambar 4.1 Sisflow Penerimaan Barang
Gambar 4.2 System Flow Barang Keluar
Gambar 4.3 Context Diagram  Aplikasi Inventory Alat Kantor
Gambar 4.4  DFD Level 0 Aplikasi Inventory Alat Kantor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakter- isasi dengan XRD dilakukan dengan mempelajari fase bahan dasar kaolin dan metakaolin, mineral γ-Al 2 O 3 yang diperoleh. dari hasil ekstraksi, serta

a) Kurikulum SDIT Baitul Jannah memuat 8 mata pelajaran, 8 muatan lokal dan pengembangan diri. Muatan lokal maupun kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang

BERBICARA SEKARANG TIDAK ADA MAKA HAK ANGKET DIGULIRKAN//.. KMP intervensi Golkar. KMP mengajukan hak angket untuk mengetahui dan menginvestigasi SK Menkumham. Pemerintah

Low investment rate of return (IRR) IRR projects in Indonesia are 55% lower than the average IRR of 30 global deepwater gas projects Long exploration period 10 years.. Deep

Material yang digunakan juga berupa material kaca, namun dengan jenis yang berbeda-beda, Selain itu, khususnya massa utama, bentuk bangunan dibuat demikian untuk

He [10] juga mengakui bahwa HAM adalah metode deret Taylor yang diperumum, untuk mencari solusi deret takhingga dan daerah konvergensi menjadi lebih

Analisis biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara total maupun per unit atau

Sisi kecerdasan yang ada pada sistem pakar dapat menciptakan sebuah interaksi positif antara pengguna dengan sistem, baik dari sistem penyampaian informasi,