• Tidak ada hasil yang ditemukan

Weblog sebagai media alternatif pewartaan iman pada era globalisasi yang perlu dimanfaatkan oleh mahasiswa Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Weblog sebagai media alternatif pewartaan iman pada era globalisasi yang perlu dimanfaatkan oleh mahasiswa Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

i

WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA ERA GLOBALISASI YANG PERLU DIMANFAATKAN

OLEH MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Antonius Yogi Nugraha NIM : 061124038

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis,

saudara-saudariku angkatan 2006 IPPAK, dan segenap katekis di manapun mereka berada

(5)

v MOTTO

“Carpe Diem (Raihlah Kesempatan)”

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Februari 2011 Penulis,

(7)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Antonius Yogi Nugraha NIM : 061124038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA

ERA GLOBALISASI YANG PERLU DIMANFAATKAN OLEH MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA,

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, 10 Februari 2011 Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

Skripsi dengan judul WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA ERA GLOBALISASI YANG PERLU

DIMANFAATKAN OLEH MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA, berawal dari ketertarikan penulis terhadap kemajuan jaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet. Karena penulis adalah calon katekis yang akan berkarya dalam dunia komunikasi iman, penulis terdorong untuk memanfaatkan media komunikasi internet bagi karya pewartaan iman.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa manusia memasuki budaya baru yaitu budaya komunikasi melalui media. Komunikasi yang dilakukan melalui media memberikan banyak kemudahan dalam berkomunikasi serta mampu menciptakan kesan yang menarik terhadap suatu pesan, sehingga makna dalam pesan yang disampaikan lebih mudah diterima. Perkembangan Gereja dari jaman ke jaman tidak terlepas dari peranan media komunikasi yang dimulai sejak jaman media cetak hingga jaman media audio-visual sekarang ini. Karena begitu besarnya peranan media komunikasi bagi perkembangan Gereja dan kehidupan manusia, Gereja mengajak kepada setiap orang untuk memanfaatkan media komunikasi untuk karya pewartaan dan pelayanan.

Media komunikasi sangat beragam, dan internet merupakan media komunikasi yang sedang berkembang serta banyak dimanfaatkan oleh hampir seluruh manusia di dunia. Internet menyediakan berbagai fasilitas untuk berbagi informasi dan komunikasi. Melalui internet mencari informasi dan berkomunikasi dapat dilakukan dengan cepat serta mampu menjangkau seluruh pelosok dunia. Salah satu fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang untuk berbagi informasi dan komunikasi adalah weblog. Weblog merupakan fasilitas internet berupa situs pribadi yang seringkali dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk membangun ruang informasi mengenai bidang-bidang tertentu termasuk pewartaan iman.

(9)

ix ABSTRACT

The thesis entitling THE WEBLOG AS AN ALTERNATIVE MEDIA OF PROCLAMATION OF FAITH IN THE ERA OF GLOBALIZATION NEEDS TO BE USED BY STUDENTS OF ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK OF SANATA DHARMA UNIVERSITY is originated from the writer’s interest on the technology progress of communication and information, especially of the internet. Since the author is a candidate for catechist who would work in the field of faith communication, he is encouraged to take advantage of internet communication media for spreading the faith.

The development of the information and communication technology has brought human beings into a new culture which is the culture of communication through media. The communication through media gives a lot of advantages in communicating and creates an interesting impression of a message, so the meaning of it is more easily accepted. The development of the Church from age to age can not be separated from the role of communication media that started since the days of printing media until the time of todays audio-visual media. Because communication media is very important for the life of the Church and human development, the Church invites everyone to take advantage of the communication media for the works of ministry and service.

Communication media is very diverse, and the internet is a communication media that is being developed and widely used by almost all people in the world. The internet provides various facilities for sharing of information and communication. Through the internet, looking for information can be done quickly and communicating reaches all corners of the world. One of the internet facilities that can be used by everyone to share information and communication is the weblog. Internet facility in the form of a weblog is a personal site which is often used by the owner to build a space of information about specific areas including the proclamation of faith.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa Yang Maha Pengasih bersama Putera-Nya Yesus Kristus Sang Sahabat Sejati, karena atas kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA

ERA GLOBALISASI YANG PERLU DIMANFAATKAN OLEH

MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis memilih judul skripsi tersebut dengan harapan dapat memberi sumbangan kepada para mahasiswa IPPAK USD sebagai kaum muda calon katekis agar mereka semakin terinspirasi serta terampil memanfaatkan media-media komunikasi untuk pewartaan iman. Selain itu, penulis menganggap perlu untuk mengangkat suatu tema tentang media komunikasi bagi pewartaan iman karena pewartaan iman sebagai suatu kegiatan komunikasi perlu memperhatikan budaya komunikasi manusia yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

(11)

xi

1. Rm. Drs. Y. Ispuroyanto Iswarahadi, SJ., MA., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, waktu dan sumbangan pemikiran dengan penuh kesabaran dan perhatian. Terima kasih untuk masukan dan kritiknya sehingga penulis merasa dikuatkan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Yulia Supriyati, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan banyak perhatian kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Rm. Dr. CB. Putranta, SJ selaku dosen penguji yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberi dukungan kepada penulis selama belajar hingga penulisan skripsi ini.

5. Segenap Staf Sekretariat, Perpustakaan dan seluruh karyawan IPPAK yang telah memberikan dukungan, tegur sapa dan perhatiannya.

6. Keluarga tercinta yaitu Bapak, Mamah, Neng Lia, De Dewi. Terima kasih atas cinta, doa, dan dukungan yang tiada hentinya bagi penulis.

7. Keluarga Mas Wawan di Bantul, yang turut mendukung dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(12)

xii

dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku adik tingkat di IPPAK; Robertus Suryanto, Hendrik, Petrik, Clemen yang selalu memberi kegembiraan ketika penulis mengalami kejenuhan dalam menyusun skripsi.

10.Segenap responden yang telah memberikan waktunya, sehingga penulis memperoleh data yang cukup lengkap dan representatif.

11.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa karya yang tidak sempurna ini masih menyisakan kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu, kiranya tiada gading yang tak retak karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Dengan rendah hati, penulis mengharapkan masukan berupa kritik atau saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 10 Februari2011 Penulis

(13)

xiii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB II. MEMAHAMI WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA ERA GLOBALISASI ... 9

A. Tanggapan Gereja terhadap Media Komunikasi dalam Rangka Memperkembangkan Iman ... 10

1. Dekrit Inter Mirifica…. ... 10

2. Instruksi Pastoral Communio et Progressio ... 13

3. Instruksi Pastoral Aetatis Novae ... 25

(14)

xiv

B. Pewartaan Iman dalam Gereja ... 45

1. Pewartaan Iman ……… ... 45

2. Pewartaan Iman sebagai Kegiatan Komunikasi ... 46

3. Pengertian Media Komunikasi ... 46

4. Pewartaan Iman melalui Media ... 47

5. Sejarah Perkembangan Media Komunikasi Iman ... 48

6. Macam-macam Media Komunikasi Iman ... 51

C. Weblog Sebagai Media Alternatif dalam Pewartaan Iman pada Era Globalisasi ... 53

1. Pengertian Era Globalisasi ... 53

2. Pengertian Weblog…… ... 54

3. Sejarah Perkembangan Weblog ... 55

4. Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman ... 56

BAB III. GAMBARAN TENTANG WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN YANG PERLU DIMANFAATKAN OLEH MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA ... 59

A. Gambaran Umum Mahasiswa IPPAK USD ... 60

1. Sejarah Prodi IPPAK USD ... 60

2. Jumlah Mahasiswa IPPAK-USD Tahun Ajaran 2010-2011 62 B. Penelitian tentang Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman yang Perlu Dimanfaatkan oleh Mahasiswa IPPAK-USD ... 63

1. Metodologi Penelitian … ... 64

2. Hasil Penelitian……… ... 68

3. Pembahasan………….. ... 79

(15)

xv

BAB IV. USULAN PROGRAM WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA

ERA GLOBALISASI YANG PERLU DIMANFAATKAN OLEH MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA

DHARMA ... 84

A. Latar Belakang Program ... 84

B. Tujuan Program ... 86

C. Sasaran Program ... 86

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 87

E. Uraian Program ... 87

1. Bagan Usulan Program ... 88

2. Usulan Susunan Acara Lokakarya ... 91

3. Satuan Persiapan…….. ... 92

BAB V. PENUTUP ... 148

A. Kesimpulan ... 148

B. Saran ... 151

1. Mahasiswa IPPAK USD ... 151

2. Kampus IPPAK USD ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 153

(16)

xvi

DAFTAR ISTILAH

A.Istilah dalam Dokumen Gereja

Aetatis Novae : Instruksi pastoral tentang komunikasi sosial dalam rangka memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-26 (20 tahun sesudah Communio et Progressio) yang disetujui oleh Paus Yohanes Paulus II pada tangal 24 Januari 1992.

Art : Artikel

Communio et Progressio : Instruksi pastoral tentang komunikasi sosial, disetujui oleh Paus Paulus VI dan diumumkan pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-5 yaitu tanggal 23 Mei 1971 (7 tahun sesudah Dekrit Inter Mirifica) Evangelii Nuntiandi : Ensiklik Bapa Suci Paulus VI tentang karya

pewartaan Injil pada zaman modern (8 Desember 1975)

Imprimatur : Pemberian izin dari pejabat Gereja untuk mencetak dan menerbitkan suatu buku. Imprimatur merupakan pernyataan resmi Uskup bahwa buku tersebut bebas dari kesalahan doktrin dan telah disetujui untuk dipublikasikan setelah melewati suatu pemeriksaan yang cermat.

Inter Mirifica (IM) : Dekrit Konsili Vatikan II tentang upaya-upaya komunikasi sosial.

(17)

xvii

B.Istilah dalam Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Blogger : Sebutan untuk pemiliki weblog.

Browser : Sebuah program komputer yang memungkinkan pengguna internet mengakses dan membaca dokumen yang ditulis dalam hypertext pada world wide web (www) yang terkoneksi dengan internet. Browser yang paling populer saat ini adalah Internet Explorer, Opera, Mozilla dan Netscape.

Download : Istilah untuk kegiatan menyalin data (biasanya berupa file) dari sebuah komputer yang terhubung dalam sebuah network (internet) ke komputer lokal. Email (Electronic Mail) : Suatu pesan (biasanya berupa teks) yang dikirimkan

dari satu alamat ke alamat lain melalui jaringan internet.

GPRS : General Packet Radio Service yaitu layanan komunikasi data lewat telepon tanpa kawat (ponsel) yang berbasis paket. Sistem GPRS ini dipakai untuk transfer data yang berkaitan dengan e-mail, data gambar, dan penelusuran (browsing) internet.

Handphone : Telepon tanpa kabel.

Hosting : Istilah untuk jasa penyewaan server internet untuk keperluan website, email, dan beberapa hal lainnya

HTML : Hyper Teks Markup Language

Internet : Sejumlah besar network yang membentuk jaringan interkoneksi (Interconnected Network) yang terhubung melalui protokol TCP/IP. Internet merupakan kelanjutan dari ARPANet dan kemungkinan merupakan jaringan WAN yang terbesar yang ada saat ini.

(18)

xviii

Link : Keterkaitan antara suatu data dengan data lainnya dalam jaringan internet.

Microsoft Office Word : Perangkat lunak (program komputer) untuk mengolah data berupa tulisan (mengetik).

Modem : Sebuah perangkat elektronik dalam komputer yang menghubungkan sebuah komputer dengan sambungan telepon. Sebuah modem memungkinkan komputer itu terkoneksi dengan komputer-komputer lainnya melalui sistem sambungan tilepon (jaringan internet).

Network : Dalam terminologi komputer dan internet, network adalah sekumpulan dua atau lebih sistem komputer yang digandeng dan membentuk sebuah jaringan. Internet adalah sebuah network dengan skala yang sangat besar.

Offline : Tidak terkoneksi (terhubung) dengan internet. Online : Terkoneksi (terhubung) dengan internet.

Open Source : Software (perangkat lunak) yang disediakan bagi para pengguna dengan kemungkinan untuk mengubahnya atau membuat sebuah versi yang lebih baru dari bahan dasarnya.

PHP : Kependekan dari Programming Hypertext

Processor, adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain untuk menciptakan halaman web yang bergerak.

(19)

xix

Search Engine : Suatu situs yang berfungsi sebagai mesin pencari berbagai informasi dalam internet. Sebagai contoh situs google.

Software : Perangkat lunak (program komputer) yang digunakan untuk olah data ketika bekerja dengan komputer.

Tag : Komentar atau perintah yang diolah di dalam dokumen HTML. Hampir sama dengan kategori, tag digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah artikel ataupun konten dalam sebuah situs.

Template : Fasilitas untuk mengubah tampilan web.

TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi

Upload : Kegiatan memindahkan atau memasukkan data (biasanya bentuk file) dari komputer lokal ke komputer lainnya yang sedang terkoneksi dengan internet.

URL : Uniform Resource Locator yaitu sebuat alamat yang menunjuk sebuah lokasi sebuah situs pada internet. Weblog : Lebih dikenal dengan blog adalah suatu jenis situs

dimana sang pemiliknya mempublikasikan pikiran, ide atau pengetahuan mengenai topik tertentu. Biasanya isinya berupa artikel, yang disebut post, dan disusun berdasarkan urutan kronologis.

(20)

xx

Widget : Adalah sekumpulan kode yang disediakan untuk mendesain tampilan web, dan kode tersebut dapat diintegrasikan (copy paste) ke dalam website tanpa memerlukan kompilasi tambahan dan prosedur yang rumit.

Wi-Fi (Wireless Fidelity) : Standar industri untuk transmisi data tanpa kabel (wireless).

Wirelless : Jaringan komunikasi tanpa kabel atau menggunakan sinyal radio.

Wordpress : Software blogging (program pembuat weblog) paling populer di dunia internet, diciptakan oleh sebuah perusahaan yang bernama Automattic.

Mosaic : Browser pertama dalam dunia internet sebelum kemunculan “Internet Explorer”.

C.Singkatan dalam Bidang Pendidikan

FKIP USD : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

IPPAK USD : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.

N : Jumlah responden dalam suatu penelitian. PAK AV : Pendidikan Agama Katolik Audio Visual.

Purposive Sampling : Teknik pengambilan sampel dalam suatu penelitian. Teknik ini diambil apabila penulis memiliki pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel. SAV Puskat : Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Kini dunia memasuki zaman baru yang dikenal dengan era globalisasi. Zaman baru ini diwarnai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta kemajuan di bidang transportasi yang mampu menghubungkan setiap manusia di manapun mereka berada, kapan pun, dan dalam situasi apa pun dengan cepat dan mudah. Dengan perubahan jaman ini kebudayaan manusia juga mengalami perkembangan termasuk kebudayaan berkomunikasi. Perkembangan budaya komunikasi berawal dari budaya lisan, kemudian berkembang menjadi budaya tulis menulis yang selanjutnya berkembang menjadi budaya cetak, dan kini manusia memasuki budaya baru yaitu budaya audio-visual atau zaman teknologi informasi.

(22)

transaksi tanpa harus bertatap muka langsung dengan rekan bisnis. Pelajar memanfaatkan internet untuk mencari informasi, berdiskusi, dan mencari buku mengenai bidang studi yang sedang dipelajarinya. Melalui internet setiap orang juga dapat mencari informasi persitiwa yang sedang terjadi di suatu tempat tanpa harus menunggu siaran berita di televisi. Sebagai sarana hiburan internet seringkali dimanfaatkan untuk membangun suatu hubungan pertemanan melalui situs-situs sosial seperti yang kini sedang populer yaitu friendster, facebook, yahoo messenger, twitter, blog, dan lain sebagainya.

(23)

Media lain yang juga dapat digunakan dalam pewartaan iman di jaman sekarang adalah internet, hanya saja pemanfaatan internet dalam komunikasi iman masih dirasa sangat asing.

Sejauh ini mahasiswa IPPAK menggunakan internet hanya sebatas untuk mencari informasi guna mendukung tugas-tugas perkuliahan dan menjalin pertemanan melalui situs-situs jejaring sosial yang sekarang semakin banyak dan beragam. Banyak situs-situs jejaring sosial yang memungkinkan dijadikan sebagai media komunikasi iman, tetapi kenyataannya situs-situs itu dimanfaatkan hanya untuk menjalin relasi sebanyak-banyaknya, membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting, berbagi foto ataupun video, atau hanya sekedar mencurahkan isi hati (curhat). Pemahaman yang kurang dalam pemanfaatan internet menjadikan setiap orang memandang bahwa internet hanyalah media hiburan yang sangat digemari oleh anak muda masa kini. Jika mengenal internet dengan baik, melalui internet seseorang tidak hanya mendapat informasi tetapi juga dapat membagikan informasi termasuk mewartakan Injil.

(24)

sisi lain media komunikasi juga dapat membawa pengaruh yang buruk. Oleh karena itu manusia harus dapat bersikap kritis dan bijaksana dalam menggunakan media (IM art.2). Perhatian Gereja terhadap media komunikasi sosial terus-menerus mengikuti perkembangan zaman. Salah satu bentuk perhatian Gereja itu adalah adanya Hari Komunikasi Sosial Sedunia, di mana pada kesempatan ini Bapa Paus terus menerus mengajak setiap orang memanfaatkan media untuk melayani. Perhatian Gereja begitu besar terhadap perkembangan media komunikasi, dikarenakan media komunikasi terkait erat dengan salah satu tugas Gereja yaitu tugas mewartakan.

Istilah “pewartaan” secara umum dipahami sebagai kegiatan komunikasi untuk menyampaikan pesan Injil, misteri keselamatan yang dilaksanakan Allah bagi semua orang dalam Yesus Kristus berkat kuasa Roh Kudus. Pewartaan merupakan suatu ajakan untuk menyerahkan diri dalam iman kepada Yesus Kristus dan melalui pembaptisan masuk ke dalam persekutuan kaum beriman yang adalah Gereja (LPBAJ, 2002:15). Tugas pewartaan ini merupakan suatu proses yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya dengan berbagai perubahan-perubahan yang radikal dalam pewartaan sesuai dengan peradaban zamannya (Adisusanto,2001:4).

(25)

kita membangun komunikasi dalam kerangkan pewartaan iman tersebut. Idris dalam bukunya Jurus Mengisi Konten Blog mengungkapkan bahwa blog menghadirkan medium dan lingkungan yang memungkinkan setiap orang sebagai individu atau perusahaan menjalin hubungan yang saling berkesinambungan dengan semua orang di dunia (Idris, 2009: 11). Mengenai isi blog itu, dalam buku Cara Cepat Membuat Blog Menggunakan Wordpress yang ditulis oleh Sulistyandari disampaikan bahwa isi blog umumnya berupa keterangan maupun berita dengan deretan komentar dan tanggapan atas isi blog tersebut (Sulistyandari, 2009: 1). Dengan demikian, setiap orang yang memakai fasilitas ini dapat mengkomunikasikan imannya entah itu untuk berdiskusi, sharing pengalaman iman, bertukar informasi yang sehubungan dengan Gereja di mana mereka berada, dan lain sebagainya.

(26)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan weblog?

2. Apa yang dimaksud dengan pewartaan iman? 3. Apa yang dimaksud dengan era globalisasi?

4. Apa itu weblog sebagai media alternatif pewartaan iman?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tulisan ini adalah: 1. Memperkenalkan weblog sebagai media komunikasi. 2. Memaparkan pemahaman tentang pewartaan iman. 3. Memaparkan pengertian era globalisasi.

4. Memaparkan weblog sebagai media alternatif pewartaan iman.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan skripsi dengan judul “Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman pada Era Globalisasi yang Perlu Dimanfaatkan oleh Mahasiswa IPPAK-USD” adalah:

1. Supaya penulis memiliki pengalaman dan wawasan baru dalam hal media komunikasi dan dampaknya bagi perkembangan iman.

(27)

E. Metode Penulisan

Metode yang dipakai penulis adalah deskriptif analitis yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa permasalahan yang ada sehingga ditemukan jalan pemecahan yang tepat. Selain itu agar memperoleh wawasan yang lebih luas, dalam membahas skripsi ini penulis akan berusaha untuk mengembangkan refleksi pribadi dengan menggunakan studi pustaka dari buku-buku yang mendukung penyusunan skripsi ini.

F. Sistematika Penulisan

Tulisan ini mengambil judul “Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman pada Era Globalisasi yang Perlu Dimanfaatkan Oleh Mahasiswa IPPAK-USD” dan dikembangkan ke dalam lima bab:

Bab I. Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II. Memahami Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman pada Era Globalisasi

(28)

Bab III. Gambaran tentang Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman yang Perlu Dimanfaatkan oleh Mahasiswa Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Dalam bab ini penulis memaparkan bagaimana membuat weblog yang sesuai bagi pewartaan iman. Menjelaskan isi weblog yang terkait dengan pewartaan iman. Kemudian memaparkan manfaat yang dirasakan dengan menggunakan weblog sebagai media pewartaan iman.

Bab IV. Usulan Program Weblog sebagai Media Alternatif Pewartaan Iman pada Era Globalisasi yang Perlu Dimanfaatkan oleh Mahasiswa Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma

Dalam bab ini penulis menyajikan lokakarya kepada mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka memanfaatkan weblog sebagai media pewartaan iman. Sebagai suatu kegiatan dipaparkan juga alasan pemilihan tema, penjabaran program lokakarya, dan contoh usulan lokakarya

Bab V. Penutup

(29)

BAB II

MEMAHAMI WEBLOG SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEWARTAAN IMAN PADA ERA GLOBALISASI

Dunia kini memasuki peradaban baru yang disebut dengan zaman teknologi informasi. Pesatnya kemajuan teknologi informasi telah mengubah budaya komunikasi manusia di dunia, yaitu dari budaya komunikasi lisan menjadi budaya audio visual. Komunikasi kini tidak perlu lagi mengandaikan adanya pertemuan, tetapi cukup melalui media komunikasi pesan akan cepat dan mudah tersampaikan tanpa harus bertatap muka.

Pewartaan iman yang merupakan suatu kegiatan komunikasi mau tidak mau juga perlu menyesuaikan dengan zaman di mana budaya komunikasi itu sedang berkembang. Pada Bab ini dipaparkan bagaimana Gereja terbuka terhadap perkembangan teknologi komunikasi tersebut dalam rangka mendukung tugas pewartaan. Keterbukaan Gereja ini tertuang dalam dokumen-dokumen Gereja yaitu dalam Dokumen Konsili Vatikan ke II, kemudian dalam konstitusi pastoral Aetatis Novae dan Communio et Progressio, dan kini dukungan Gereja terhadap pemanfaatan media komunikasi berlanjut dalam setiap pesan Bapa Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia.

(30)

A. Tanggapan Gereja Terhadap Media Komunikasi dalam Rangka Memperkembangkan Iman

Konsili Vatikan II merupakan bukti keterbukaan Gereja terhadap dunia. Ada tiga sasaran yang ingin dicapai dari Konsili Vatikan II ini, yaitu pembaharuan rohani dalam terang Injil, penyesuaian dengan masa sekarang untuk menanggapi tantangan-tantangan zaman modern, dan pemulihan hubungan antara segenap umat kristen. Sehubungan dengan tantangan-tantangan zaman modern, Gereja menyadai bahwa dunia selalu mengalami perkembangan, terlebih perkembangan teknologi yang semakin pesat dan berpengaruh bagi kebudayaan hidup manusia. Budaya komunikasi yang telah berubah tidak lepas dari sorotan Gereja. Berikut ini sedikit uraian mengenai keterbukaan Gereja terhadap perkembangan media komunikasi yang tertuang dalam dokumen-dokumen Gereja yaitu Dekrit Inter Mirifica, konstitusi pastoral Aetatis Novae dan Communio et Progressio, serta pesan Bapa Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia.

1. Dekrit Inter Mirifica

(31)

Alasan konsili membahas masalah komuikasi sosial adalah adanya hal yang perlu diwaspadai dari perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sebagaimana diuraikan dalam dekrit Inter Mirifica artikel 2:

Bunda Gereja menyadari, bahwa upaya-upaya itu, kalau digunakan dengan tepat, dapat berjasa besar bagi umat manusia, sebab sangat membantu untuk menyegarkan hati dan mengembangkan budi, dan untuk menyiarkan serta memantapkan Kerajaan Allah. Gereja menyadari pula bahwa manusia dapat menyalahgunakan media itu melawan maksud Sang Pencipta ilahi dan memutar-balikannya sehingga mengakibatkan kebinasaan. Bahkan hatinya yang penuh keibuan merasa cemas dan sedih, menyaksikan betapa besarlah kerugian yang seringkali ditimbulkan bagi masyarakat karena penyalahgunaannya.

Dengan demikian konsili ingin mengajak segenap masyarakat bersikap kritis dan bijaksana dalam memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi jika dimanfaatkan dengan baik akan memberikan dampak yang baik, tetapi jika tenologi disalahgunakan dalam pemanfaatannya maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kehidupan manusia.

Sehubungan dengan tugas Gereja untuk mewartakan Injil, Gereja memandang perlu dalam memanfaatkan media komunikasi sosial untuk menyiarkan warta keselamatan dan mengajarkannya bagaimana manusia dapat memakai media itu dengan tepat. Pada hakikatnya Gereja berhak menggunakan dan memiliki semua jenis media itu sejauh diperlukannya atau berguna bagi pendidikan kristen dan bagi seluruh karyanya demi keselamatan manusia (IM art.3).

(32)

agar upaya-upaya komunikasi sosial dengan cekatan dan seintensif mungkin dimanfaatkan secara efektif dalam aneka macam karya kerasulan. Sedangkan kepada para awam yang juga berperanan dalam penggunaan media komunikasi tersebut, konsili mengajak agar para awam berusaha memberi kesaksian tentang Kristus terutama melalui tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing dengan penuh keahlian dan berjiwa kerasulan seperti menyumbangkan jasa-jasa mereka di bidang teknik, ekonomi, kebudayaan dan kesenian bagi kegiatan pastoral Gereja (IM art.13).

Dalam membangun upaya-upaya komunikasi sosial, konsili menyebut beberapa media yang mungkin dapat dimanfaatkan (IM art.14). Media komunikasi tersebut adalah:

a. Pers (media cetak): media cetak sebaiknya diterbitkan dengan maksud untuk membina, meneguhkan dan menumbuhkan pandangan-pandangan umum selaras dengan hak-hak asasi dan dengan ajaran serta prinsip-prinsip katolik, begitu pula untuk menyebarluaskan serta membahas dengan cermat peristiwa-peristiwa yang menyangkut kehidupan Gereja.

b. Film: produksi dan penayangan film diajak untuk menyajikan hiburan yang sehat, untuk mengembangkan kebudayaan dan meningkatkan mutu kesenian, dan perlu diperhatikan mutu yang dijamin bagi kaum muda.

(33)

kebenaran-kebenaran keagamaan di hati mereka.

d. Seni sandiwara: seni sandiwara yang telah ada sejak dulu diharapkan mampu mendukung pembinaan kemanusiaan dan kesusilaan para penonton.

Internet pada waktu konsili berlangsung belum berkembang, sehingga internet belum disebut sebagai media komunikasi sosial. Tetapi dalam instruksi pastoral dan pesan Bapa Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia, internet menjadi topik tersendiri yang terus menerus dibahas perkembangannya dan kemungkinan pemanfaatannya.

2. Instruksi Pastoral Communio et Progressio a. Mengenal Communio et Progressio

(34)

Dokumen ini secara khusus dialamatkan kepada para uskup karena uraian dalam dokumen ini merupakan instruksi-instruki pastoral yang merupakan bidang urusan para uskup (Communio et Progressio art.4). Sedangkan bagi setiap orang yang terlibat dalam bidang komunikasi sosial dokumen ini diharapkan dapat disambut dengan baik dan dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kemajuan semua orang (Communio et Progressio art.5).

b. Pandangan Kristen tentang Alat-alat Komunikasi Sosial

Gereja menyadari bahwa media komunikasi sosial sangat diperlukan oleh setiap orang karena media komunikasi mampu memberi informasi dengan cepat mengenai hal yang sedang terjadi di dunia. Dengan demikian, Gereja melihat tujuan luhur dari kemajuan teknologi komunikasi sosial yaitu membawa manusia ke dalam hubungan yang lebih dekat (Communio et Progressio art.6). Selain itu, di tengah giatnya manusia memperkembangkan ilmu pengetahuan, alat-alat komunikasi sosial membantu manusia berbagi pengetahuan dan mempersatukan karya mereka dan membangun suatu kerja sama (Communio et Progressio art.7).

(35)

dalam diri Yesus Kristus, cinta Allah menjadi konkrit di tengah manusia (Communio et Progressio art.10).

Kristus merupakan komunikator yang sempurna, Ia menyampaikan pesannya tidak hanya dengan kata-kata tetapi dengan seluruh cara hidupnya. Kristus berkomunikasi dengan bahasa dan pola berpikir bangsanya pada waktu itu. Ekaristi merupakan bentuk komunikasi yang paling sempurna dan paling mesra antara Allah dan manusia, dan dari komunikasi itu lahirlah persatuan yang paling dalam di antara manusia (Communio et Progressio art.11). Oleh karena itu, Alat-alat komunikasi sesungguhnya diperuntukkan membangun hubungan-hubungan baru dan membentuk suatu bahasa baru yang memungkinkan manusia mengenal dirinya lebih baik dan mengerti satu sama lain dengan lebih mudah (Communio et Progressio art.12).

c. Syarat-syarat untuk Berhasilnya Alat-alat Komunikasi

(36)

profesional (Communio et Progressio art.65-66). Sangat penting juga menanamkan dalam diri anak-anak selera seni, bakat kritis yang halus dan rasa tanggung jawab pribadi yang berdasar pada moralitas yang sehat. Hal ini diperlukan agar mereka mampu membedakan dan memilah-milah apa yang diberikan alat-alat komunikasi kepada mereka. Pelatihan semacam ini dapat dilakukan baik oleh para pendidik atau orangtua dengan menyajikan serta mengajak diskusi beberapa hal yang diberikan alat-alat komunikasi guna mengembangkan sikap kritis anak (Communio et Progressio art.67-68). Bagi para komunikator latihan yang diperlukan adalah mengembangkan bakat-bakat kemanusiaan maupun kemampuan profesional. Karena alat komunikasi diperuntukkan bagi umat manusia, para komunikator juga harus disemangati dengan keinginan untuk mengabdi manusia. Mereka harus mengenal siapa saja para penerimanya dan baik jika mereka menyesuaikan apa yang mereka komunikasikan kepada orang-orang yang menerimanya. Dengan melakukan hal tersebut para komunikator telah membantu membuat proses komunikasi menjadi suatu perpaduan semangat (Communio et Progressio art.71-72).

(37)

komunikator juga wajib memberi perhatian kepada peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Dengan memberikan informasi yang aktual penerima akan sanggup menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pertimbangan dan keputusan yang menyangkut masyarakat (Communio et Progressio art.75). Para komunikator diingatkan bahwa mereka jangan sampai merendahkan keterampilan dan karya mereka untuk uang atau popularitas. Hal itu hanya akan mengecewakan publik dan pada akhirnya mereka juga merendahkan profesi mereka (Communio et Progressio art.77). Kemudian, untuk memajukan dan mengembangkan para komunikator, maka peranan para pengkritik sangatlah penting. Melalui para pengkritik para komunikator akan menemukan ilham untuk kemajuan karyanya (Communio et Progressio art.78).

Pembentukan serikat-serikat profesional untuk para komunikator akan sangat bermanfaat. Melalui serikat-serikat tersebut para komunikator dapat bertukar pendapat dan pengalaman, sehingga membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi sebagai tugas komunikator. Serikat-serikat juga dapat menyusun kode etik atas dasar prinsip dan pengalaman. Kode etik ini nantinya akan sangat membantu dalam karya produksi yang memenuhi keperluan-keperluan komunikasi sosial (Communio et Progressio art.79).

(38)

dan isi keseluruhannya. Mereka akan menjadi aktif apabila mereka membuat pilihan dengan bijaksana dan kritis, serta menyatakan pendapatnya atas apa yang mereka terima dari media-media komunikasi tersebut (Communio et Progressio art.82).

Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan alat-alat komunikasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama antar warga negara dan para penguasa sipil, kerja sama antara bangsa-bangsa, dan kerja sama antara semua orang kristen, kaum beriman, dan siapa saja yang berkemauan baik. Melalui kerja sama itu diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling menghormati martabat manusia terutama kebebasan dalam berkomunikasi (Communio et Progressio art.84). Selain itu bangsa juga dapat saling memperkembangkan bangsa-bangsa lain yang pertumbuhannya masih lambat (Communio et Progressio art.92).

d. Sumbangan Alat-alat Komunikasi bagi Umat Katolik

(39)

benar. Karena Gereja bergerak bersama dengan perkembangan manusia, dalam mengkomunikasikan ajaran iman tersebut Gereja haruslah mampu menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan khusus yang timbul karena waktu, tempat dan kebudayaan (Communio et Progressio art.117).

Orang katolik berhak mendapat informasi yang diperlukan untuk dapat memainkan peranannya secara aktif di dalam kehidupan Gereja. Alat-alat komunikasi dalam hal ini memiliki kemampuan untuk menyebarkan informasi itu. Alat-alat komunikasi yang diperlukan bukanlah jumlahnya yang besar tetapi harus bisa mencapai semua umat Allah. Gereja boleh memiliki alat-alat itu sejauh itu benar-benar memenuhi tujuannya (Communio et Progressio art.119).

Gereja tidak dapat berbicara dan mendengarkan anggota-anggotanya sendiri saja, maka dialog Gereja dilakukan dengan seluruh dunia. Gereja perlu mengetahui reaksi-reaksi masa kini terhadap gagasan-gagasan dan peristiwa-peristiwa entah itu bersifat katolik atau tidak. Dalam hal ini alat-alat komunikasi menyumbang bagi pengetahuan yang dituntut oleh Gereja (Communio et Progressio art.122). Alat-alat komunikasi merupakan saluran-saluran informasi satu-satunya yang ada di antara Gereja dan dunia. Gereja mengharapkan dari kantor-kantor berita agar menyiarkan berita-berita keagamaan, dan sebagai konsekuensinya Gereja wajib memberi informasi yang lengkap dan benar-benar cermat kepada kantor-kantor berita supaya mereka kemudian dapat melaksanakan tugasnya dengan baik (Communio et Progressio art.123).

(40)
(41)

e. Kewajiban Aktif Umat Katolik di dalam Bidang Alat-alat Komunikasi Sosial Setelah mengetahui betapa pentingnya peranan alat-alat komunikasi sosial dalam bidang pewartaan, maka perlulah diperhatikan peranan umat Katolik di dalam bidang alat-alat komunikasi sosial agar alat-alat tersebut sungguh berdaya guna bagi pertumbuhan Gereja. Dekrit Communio et Progressio menyebut beberapa beberapa bidang alat komunikasi di mana umat katolik dapat mengambil peranan di dalamnya.

(42)

Alat komunikasi lainnya yang disebut oleh dekrit adalah film. Film dipandang memiliki pengaruh yang kuat dalam pendidikan, pengetahuan, kebudayaan dan waktu senggang (Communio et Progressio art.142). Banyak film membicarakan pokok-pokok yang menyangkut kemajuan manusia dan nilai-nilai spiritual. Karya-karya semacam itu perlu mendapat pujian dan bantuan dari setiap orang khususnya organisasi-organisasi Katolik. Organisasi-organisasi Katolik diharapkan bekerjasama dengan pihak-pihak lain dalam usaha-usaha untuk merencanakan, memproduksi, mendistribusikan dan mempertunjukkan film-film yang diresapi dengan prinsip-prinsip keagamaan (Communio et Progressio art.144-145). Di wilayah-wilayah yang terdapat buta huruf, film-film dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perlengkapan pendidikan dasar. Orang-orang yang buta huruf sangat dipengaruhi oleh gambar-gambar dan dapat dengan mudah memahami fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang dihidangkan melalui gambar-gambar itu (Communio et Progressio art.146).

(43)

mendapat tempat di dalam siaran harian, baik siaran radio maupun televisi (Communio et Progressio art.149).

Gereja memandang program-program keagamaan yang menggunakan sumber radio dan televisi mampu memperkaya hidup keagamaan rakyat dan menciptakan ikatan-ikatan baru di antara kaum beriman. Program-program itu merupakan ikatan-ikatan persatuan bagi mereka yang tidak dapat turut serta secara fisik di dalam kehidupan Gereja karena sakit atau karena usia lanjut. Melalui program-program itu pula pesan Injil mampu dibawa ke negara-negara tempat Gereja tidak ada (Communio et Progressio art.150). Tidak hanya program-program penyiaran keagamaan saja, misa dan upacara-upacara keagamaan juga dianjurkan untuk dimasukkan ke dalam siaran keagamaan (Communio et Progressio art.151).

(44)

Progressio art.154). Kepada para pendengar dan pemirsa Gereja mengharapkan agar mereka membantu bagi perbaikan program-program keagamaan dengan menyatakan reaksi-reaksi mereka (Communio et Progressio art.146). Gereja menyarankan agar terjalin kerja sama antar pembesar-pembesar Gereja yang bertanggungjawab dengan perusahan-perusahaan penyiaran agar ada penjaminan bagi penyiaran program-program keagamaan (Communio et Progressio art.156).

Alat komunikasi sosial yang terakhir disebutkan dalam dekrit Communio et Progressio ini adalah teater. Teater merupakan salah satu bentuk yang paling tua dan hidup pengungkapan dan komunikasi manusia. Meskipun demikian teater hingga saat ini masih diterima dan diminati oleh banyak orang, bahkan banyak sandiwara-sandiwara yang telah disesuaikan untuk film-film (Communio et Progressio art.158). Persekutuan teater dengan alat-alat komunikasi telah menghasilkan bentuk-bentuk pengungkapan dramatis yang tepat sekali yang menambahkan sesuatu yang baru pada teater tradisional (Communio et Progressio art.159). Untuk masa kini teater tidak dapat diragukan lagi. Teater merupakan sanggar eksperimental untuk pengungkapan gagasan-gagasan yang baru, berani, dan bersifat menantang mengenai manusia modern dan kedudukannya yang sukar dan berbahaya (Communio et Progressio art.160).

(45)

dirangsang dan dibantu supaya mementaskan pikiran keagamaan manusia di atas pentas sandiwara umum (Communio et Progressio art.161).

3. Instruksi Pastoral Aetatis Novae

Dalam rangka memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-26 Paus Yohanes Paulus II menerbitkan sebuah Instruksi Pastoral dengan nama Aetatis Novae. Instruksi Pastoral ini hadir bukan untuk menggantikan Instruksi Pastoral Communio et Progressio yang telah berusia dua puluh tahun ketika terbitnya instruksi pastoral Aetatis Novae ini. Gereja menyadari bahwa dunia sedang berkembang dan akan semakin berkembang terutama dalam bidang teknologi informasi, sehingga kehadiran Aetatis Novae adalah sebagai pelengkap Communio et Progressio agar lebih sesuai dengan perkembangan zaman.

(46)

memanfaatkan alat-alat komunikasi tersebut guna menjalankan tugas perutusan Gereja, tetapi juga menimbulkan persoalan-persoalan pastoral yang baru (Aetatis Novae art.2).

a. Konteks Komunikasi Sosial 1) Konteks Budaya dan Sosial

Menurut instruksi pastoral Aetatis Novae artikel 4 dijelaskan bahwa : Tersedianya gambar-gambar dan gagasan-gagasan yang terus-menerus dan pengirimannya yang cepat bahkan dari satu benua ke benua lain, telah menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang mendalam, baik yang positif maupun negatif, untuk perkembangan psikologis, moral dan sosial dari pribadi-pribadi, struktur dan berfungsinya masyarakat-masyarakat, komunikasi antar budaya, dan persepsi serta penyampaian nilai-nilai, pandangan terhadap dunia, ideologi-ideologi dan keyakinan agama. Dari kutipan instruksi pastoral tersebut, jelas menunjukan bahwa alat-alat komunikasi membawa pengaruh dalam kehidupan sosial dan kebudayaan manusia. Seperti halnya dalam kehidupan Gereja, alat-alat komunikasi telah mempengaruhi persepsi dari Gereja, dan telah menimbulkan dampak yang penting terhadap struktur dari Gereja sendiri dan caranya berfungsi.

2) Konteks Politis dan Ekonomis

(47)

cenderung untuk menjadi ukuran yang penting bagi suatu kesuksesan. Motif mencari keuntungan serta kepentingan para pemasang iklan mempengaruhi isi media komunikasi dengan cara yang tidak selayaknya karena mereka lebih mengutamakan popularitas dan bukan kualitas. Selain itu, para pemasang iklan dalam mencapai tujuannya seringkali menciptakan kebutuhan-kebutuhan yang tidak sebenarnya dan pola-pola konsumsi (Aetatis Novae art.5).

Usaha-usaha komersial tidak hanya mempengaruhi orang per orang, tetapi juga turut mempengaruhi suatu bangsa dengan akibat merugikan bangsa-bangsa tertentu dan kebudayaan mereka. Dihadapkan pada persaingan dan kebutuhan mengembangkan pasar-pasar baru, maka perusahaan-perusahaan komunikasi menjadi semakin bersifat multinasional atau meluas ke berbagai bangsa. Usaha-usaha komunikasi yang semakin meluas itu akhirnya memberi dampak pada suatu bangsa yang mengalami ketidakmampuan dalam menghasilkan sesuatu, menjadikan bangsa itu tergantung pada bahan dari luar negri (Aetatis Novae art.5).

b. Karya Alat-alat Komunikasi Sosial

1) Media untuk melayani pribadi-pribadi dan kebudayaan-kebudayaan

(48)

Persoalan lain dari media komunikasi adalah media komunikasi telah mengganti interaksi antar manusia sehingga kontak pribadi secara langsung menjadi berkurang. Pemecahan untuk masalah ini dirasa sangat sulit, tetapi sangat memungkinkan jika memanfaatkan media komunikasi dengan berbagai cara baik dengan dialog dalam kelompok, diskusi mengenai film dan siaran yang dapat merangsang komunikasi antar pribadi dan bukannya menggantikannya (Aetatis Novae art.7).

2) Media untuk melayani dialog dengan dunia

Gereja sangat erat berhubungan dengan manusia dan sejarahnya. Mereka yang mewartakan Sabda Allah haruslah memperhatikan dan berusaha untuk memahami bermacam-macam bangsa dan kebudayaan, supaya mereka tidak hanya belajar dari mereka tetapi juga membantu mereka untuk mengetahui dan menerima Sabda Allah. Oleh karena itu, Gereja harus tetap memelihara kehadirannya yang aktif dan mendengarkan, dalam hubungan dengan dunia untuk memupuk jemaat juga mendukung orang-orang dalam mencari pemecahan yang masuk akal terhadap soal-soal pribadi dan sosial (Aetatis Novae art.8).

(49)

3) Media untuk mengabdi jemaat manusia dan kemajuan

Komunikasi di dalam dan oleh Gereja merupakan komunikasi Kabar baik, suatu pewartaan Injil sebagai sabda profetis yang membebaskan, serta merupakan kesaksian mengenai kebenaran ilahi dan tujuan manusia yang transenden dalam menghadapi sekularisasi yang radikal ini. Oleh karena itu, dalam hal ini media komunikasi mengambil peranan dalam memajukan perkembangan yang utuh dari pribadi manusia dan masyarakat (Aetatis Novae art.9).

4) Media untuk mengabdi persatuan gerejani

Setiap umat memiliki hak untuk berdialog dan mendapatkan informasi dalam Gereja. Selain itu, kaum beriman juga memiliki kebebasan untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan, terutama kebutuhan rohani kepada para gembala. Kaum beriman juga mempunyai hak bahkan kewajiban sesuai dengan pengetahuan, kompetensi dan kedudukan mereka untuk mengungkapkan pada para gembala hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan Gereja. Sebagai anggota Gereja ada suatu kesamaan radikal dalam tugas dan perutusan yang berasal dari baptis dan menggaris bawahi dalam tugas dan fungsi, dan persamaan itu mutlak perlu diungkapkan dalam saling berbagi informasi (Aetatis Novae art.10).

5) Media melayani suatu evangelisasi baru

(50)

dunia modern”. Oleh karena itu, penggunaan media komunikasi dalam evangelisasi dan katekese merupakan sesuatu yang mutlak perlu di zaman modern. Media komunikasi ini dapat digunakan bersamaan dengan sarana-sarana tradisional seperti kesaksian hidup, katekese, kontak pribadi, devosi umat, liturgi dan perayaan-perayaan (Aetatis Novae art.11).

c. Tantangan-tantangan Pada Zaman Sekarang

Gereja telah memanfaatkan media komunikasi untuk mengadakan evangelisasi secara efektif. Meskipun Gereja telah memanfaatkannya Gereja perlu mengadakan evaluasi kritis terhadap media massa dan dampaknya terhadap kebudayaan. Hal ini sangat perlu karena di samping media memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat media juga seringkali digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang tidak bijaksana yang tidak mengangkat nilai-nilai manusiawi maupun nilai-nilai kristiani. Dalam hal ini Gereja memiliki peranan untuk membantu dengan menunjukkan kriteria-kriteria etis dan moral yang relevan terhadap pemanfaatan media komunikasi (Aetatis Novae art.12).

(51)

dengan secara tegas dan terus menerus menolak setiap bentuk monopoli dan manipulasi (Aetatis Novae art.13).

Persoalan-persoalan lainnya muncul dari kebijakan-kebijakan media dan struktur-struktur, misalnya secara tidak adil dijauhkannya beberapa kelompok dan individu untuk dapat menggunakan saran-sarana komunikasi. Hal ini mengakibatkan orang-orang di tempat-tempat tertentu kehilangan hak mereka untuk mendapatkan informasi, sedangkan di sisi lain media komunikasi semakin didominasi oleh kaum elite di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Media komunikasi seharusnya memberikan sumbangan untuk merealisasikan hak manusiawi untuk mendapatkan informasi, memajukan keadilan dalam mencari kebaikan umum, dan memberi individu-individu, kelompok-kelompok dan orang-orang dalam mencari kebenaran (Aetatis Novae art.14).

Hak untuk berkomunikasi adalah hak semua orang. Oleh karena itu Gereja memiliki peranan untuk membela hak untuk mendapatkan informasi dan komunikasi. Aetatis Novae dan seruan-seruan Gereja mengenai media komunikasi merupakan salah satu bukti peranan Gereja dalam membela hak untuk mendapatkan informasi dan komunikasi (Aetatis Novae art.15).

4. Pesan Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia

(52)

Supaya kerasulan Gereja yang bermacam-macam di bidang upaya-upaya komunikasi sosial makin dimantapkan secara efektif, hendaknya di semua keuskupan, atas kebijaksanaan para uskup, setiap tahun dirayakan hari komunikasi sosial. Pada hari itu umat beriman diajak menyadari kewajiban-kewajiban mereka di bidang itu, memanjatkan doa-doa baginya, dan mengumpulkan dana untuk maksud itu (IM art.18).

Setiap peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia memiliki penekanan yang berbeda-beda setiap tahunnya. Berikut ini diuraikan beberapa pesan Bapa Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang terkait dengan media komunikasi internet, media komunikasi yang sedang berkembang dengan pesat.

a. Pesan Paus Yohanes Paulus II pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-36 Tahun 1999-2000 merupakan tahun dimulainya perkembangan internet dengan munculnya website-website baik itu untuk kepentingan perusahaan, perdagangan, jejaring sosial, email, serta blog juga mulai berkembang. Pada tahun-tahun berikutnya internet semakin berkembang.

(53)

pewartaan Injil yang baru. Kini dunia telah berubah berkat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Internet merupakan salah satu teknologi komunikasi dan informasi yang sedang berkembang dengan pesat, maka pada peringatan Hari Komunikasi Sedunia yang ke-36 Gereja ingin memberi perhatian pada media komunikasi baru tersebut dengan tema “Internet: Sebuah Forum Baru bagi Pewartaan Injil” (Yohanes Paulus II, 2002 art.1).

Gereja memandang internet sebagai sebuah forum seperti jaman Romawi kuno. Mengutip yang disampaikan dalam Pesan Paus Yohanes Paulus II untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-36, forum yang dimaksud adalah “sebuah ruang terbuka untuk umum tempat percaturan politik, kegiatan bisnis, ritual keagamaan, tempat interaksi kehidupan sosial kota, dan juga panggung tempat dipertontonkan segi-segi yang paling baik maupun yang paling buruk dari kodrat manusia”. Oleh karena internet merupakan sebuah forum Gereja terpanggil untuk berkiprah dalam mendayagunakan segala potensinya untuk mewartakan Injil (Yohanes Paulus II, 2002 art.2).

(54)

sejarah dan tradisinya, doktrin-doktrin dan keterlibatannya dalam segala bidang kehidupan di seluruh dunia. Perlu dicermati bahwa internet tidak dapat menggantikan pengalaman yang mendalam akan Tuhan yang hanya bisa diberikan melalui penghayatan liturgis dan sakramental. Meskipun demikian internet mampu menyediakan pengganti dan pendukung yang unik dalam menyiapkan perjumpaan dengan Kristus dalam jemaat, dan dalam mendukung anggota beriman yang baru pada permulaan perjalanan imannya (Yohanes Paulus II, 2002 art.3).

Esensi internet adalah kemampuannya untuk menyediakan aliran informasi yang hampir tidak pernah terputus: sebagian besar informasi itu lewat dalam sekejap. Karena sebagai sumber informasi yang sifatnya sementara orang bersikap mementingkan suatu hal saja dan bukan nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang kurang diperhatikan menjadikan seseorang terjerumus dalam hal-hal yang merendahkan martabat manusia. Gereja memandang bahwa internet secara radikal mengubah hubungan psikologis seseorang dengan ruang dan waktu. Oleh karena itu, informasi yang disajikan oleh internet hendaklah menjadi suatu pengetahuan dan kebijaksanaan yang mampu memperkembangkan manusia secara utuh (Yohanes Paulus II, 2002 art.4).

(55)

mewartakan. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab bersama agar internet difungsikan demi globalisasi kemajuan dan solidaritas manusia yang merupakan tujuan yang erat terkait dengan misi pewartaan Gereja (Yohanes Paulus II, 2002 art.5).

Mengakhiri pesannya, Paus mengajak Gereja untuk menampilkan wajah Kristus melalui internet. Hal ini ditegaskan dalam artikel 6 Pesan Paus Yohanes Paulus II untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-36 “Dan inilah yang akan menjadikan internet sebuah ruang kemanusiaan yang sejati, karena kalau tidak tersedia ruang untuk Kristus, tidak akan ada ruang untuk manusia”. Selain itu Paus juga mengajak seluruh Gereja untuk melintasi ambang pintu yang baru ini agar interaksi antara Injil dan budaya dapat memperlihatkan kepada dunia kemuliaan Allah di wajah Kristus (Yohanes Paulus II, 2002 art.6).

b. Pesan Paus Benediktus XVI pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-41 Tahun 2007 merupakan peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-41 dengan tema “Anak-anak dan Media: Sebuah Tantangan untuk Pendidikan”. Dengan tema tersebut Gereja mengajak umat untuk berefleksi mengenai pembinaan anak-anak dan mengenai pembinaan media mengingat banyaknya tantangan yang ditimbulkan karena pengaruh media (bdk. Benediktus XVI, 2007: art.1).

(56)

“Hubungan antara anak-anak, media dan pendidikan dapat ditinjau dari dua sudut pandang pembinaan anak-anak oleh media dan pembinaan anak-anak untuk dapat memberikan tanggapan yang sebaik-baiknya kepada media”. Mendidik anak-anak agar dapat memilih dengan baik pemanfaatan media adalah tanggung jawab orang tua, Gereja dan sekolah. Peranan orangtua adalah yang paling penting karena mereka memiliki hak dan kewajiban untuk memastikan anak-anak mereka memanfaatkan media dengan bijak. Supaya anak-anak dapat memanfaatkan media dengan bijak orangtua perlu melatih hati nurani anak-anak agar dapat mengungkapkan secara sehat dan obyektif penilaian mereka yang nantinya akan menuntun mereka untuk memilih atau menolak acara-acara yang tersedia. Selain peranan orangtua, media pendidikan juga seharusnya bersifat positif. Sesuatu yang ditampilkan dengan indah dan secara moral istimewa akan membantu mengembangkan apresiasi, kebijakan dan keterampilan membuat pilihan untuk menentukan sikap.

(57)

secara tahu dan mau, apa saja yang baik, benar dan indah (bdk. Benediktus XVI, 2007: art.1).

Banyak orang terlibat dalam komunikasi sosial dan berusaha untuk melakukan yang benar, tetapi adakalanya juga mereka harus berhadapan dengan tekanan psikologis khusus dan dilema-dilema etik dimana mereka harus menyaksikan bahwa persaingan komersil telah memaksa para komunikator untuk menurunkan standar mutunya. Atas segala sesuatu yang disampaikan melalui media komunikasi sosial tetapi tidak memperhatikan mutu, Gereja memperingatkan dengan tegas, sebagaimana diungkapkan dalam artikel 3 Pesan Paus Benediktus XVI untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-41:

Segala macam kecenderungan untuk menghasilkan program dan produksi, termasuk film animasi dan video games, yang dengan mengatasnamakan entertainment mengagungkan kekerasan dan memberikan potret tingkah laku yang anti sosial atau yang merendahkan seksualitas manusia, adalah suatu kebejatan, dan hal itu harus semakin ditolak lagi, apabila program itu ditujukan bagi anak-anak dan remaja (Benediktus XVI, 2007: art.2). Melihat keprihatinan itu, Gereja menghimbau para pemimpin industri media untuk mendidik dan mendorong para produsen untuk menjaga kebaikan bersama, untuk menjunjung tinggi kebenaran, untuk melindungi martabat manusia secara pribadi dan untuk memajukan penghargaan terhadap kebutuhan-kebutuhan keluarga.

(58)

Paus Benediktus XVI dalam pesannya mengangkat tema “Media Komunikasi Sosial: Pada persimpangan antara pengacuan diri dan pelayanan. Mencari kebenaran untuk berbagi dengan orang lain”. Dengan tema tersebut Gereja ingin menekankan betapa pentingnya peranan media dalam kehidupan perorangan dan masyarakat (bdk. Benediktus XVI, 2008: art.1).

Perkembangan media telah memberi sumbangan dan juga persoalan baru dalam kehidupan manusia. Sumbangan media itu antara lain penyebaran berita, pengetahuan tentang peristiwa dan penyebaran informasi seperti peranannya yang menentukan dalam kampanye pemberantasan buta huruf dan kegiatan sosialisasi, pengembangan demokrasi dan dialog di antara bangsa-bangsa. Namun di samping banyaknya sumbangan yang telah diberikan, media juga telah banyak dimanfaatkan untuk mencari keuntungan tanpa memperhatikan nilai-nilai kebenaran. Dalam hal ini media digunakan untuk maksus-maksud idiologis atau demi reklame agresif produk-produk konsumen. Contohnya saja untuk menarik perhatian para pendengar dan meningkatkan jumlah khalayak, pihak-pihak tertentu tidak ragu-ragu mempraktikkan berbagai pelanggaran, hal-hal yang tidak sopan dan kekerasan (bdk. Benediktus XVI, 2008: art.2).

(59)

berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia (moral, intelektual, religius, rasionalis, afektif, kultural), dimana nilai manusia dipertaruhkan (bdk. Benediktus XVI, 2008: art.3).

Melalui Pesan Hari Komunikasi Sedunia ke-42 ini, Gereja mengingatkan bahwa apabila komunikasi kehilangan daya penyangga etis dan menghindari diri dari pengawasan masyarakat, ia tidak lagi menghiraukan sentra dan martabat luhur manusia. Hal tersebut dapat mengakibatkan media komunikasi dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesadaran manusia, pilihan putusan manusia dan secara defitif menentukan kebebasan dan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itu, media komunikasi haruslah sungguh-sungguh membela pribadi dan menghormati martabat manusia secara utuh (bdk. Benediktus XVI, 2008: art.4).

Gereja menegaskan bahwa mencari dan menghadirkan kebenaran tentang manusia adalah panggilan terluhur komunikasi sosial. Oleh karena itu media haruslah menghindarkan diri untuk menjadi juru bicara aliran materialisme ekonomi dan relativisme etika karena hal demikian merupakan bencana serius di zaman ini (bdk. Benediktus XVI, 2008: art.5).

(60)

tumbuh bersama teknologi baru dan merasakan dunia digital sebagai rumah sendiri. Pada Hari Komunikasi Sosial Sosial Sedunia ke-43 ini Gereja ingin berbagi tentang gagasan-gagasan mengenai potensi dari teknologi baru demi memajukan pemahaman dan rasa kesetiakawanan manusia (bdk. Benediktus XVI, 2009: art.1).

Dengan semakin berkembangnya teknologi tilpon seluler dan komputer serta jangkauan internet yang meluas sampai ke wilayah jauh dan terpencil telah menjadikan internet sebagai prasarana bagi penyampaian berbagai jenis pesan. Kemampuan yang luar biasa dari media baru ini telah menjadi suatu kebutuhan bagi orang-orang muda dalam mengembangkan jalinan, komunikasi dan pengertian di antara individu maupun secara bersama. Orang-orang muda memanfaatkan media komunikasi baru ini sebagai sarana berkomunikasi dengan teman-teman, berjumpa dengan teman-teman baru, membangun paguyuban dan jejaring, mencari informasi dan berita, serta sarana berbagi gagasan dan pendapat. Oleh karena itu berkat budaya baru ini setiap orang mampu menjalin komunikasi dengan orang lain meskipun terpisah oleh jarak yang jauh dengan lebih cepat dan mudah. Selain itu, kodrat interaktif yang dihadirkan oleh berbagai media baru memberikan sumbangan bagi perkembangan hubungan sosial (bdk. Benediktus XVI, 2009: art.2).

(61)

umat manusia sebagai suatu keluarga (bdk. Benediktus XVI, 2009: art. 3). Teknologi komunikasi dalam hal ini memiliki peranan yang sangat penting bagi terciptanya suatu kesatuan umat manusia. Supaya media komunikasi dapat berperan untuk tujuan yang luhur, yang perlu diperhatikan adalah bukan kualitas media yang canggih melainkan kualitas isi yang disebarkan melalui media tersebut. Oleh karena itu, Gereja mengajak mereka yang bergiat dalam pembuatan dan penyebaran isi media baru untuk benar-benar menghormati martabat dan nilai pribadi manusia (bdk. Benediktus XVI, 2009: art.4).

Teknologi baru juga membuka jalan untuk dialog di antara orang-orang dari berbagai negara, budaya dan agama. Internet memungkinkan mereka bertemu dan saling mengenal kebiasaan dan nilai-nilai mereka masing-masing. Untuk mencapai keberhasilan dalam perjumpaan-perjumpaan tersebut dituntut bentuk pengungkapan bersama yang jujur dan tepat disertai sikap mendengar dengan penuh perhatian dan penghargaan. Bila dialog bertujuan untuk memajukan pertumbuhan pengertian dan sikap setia kawan, ia harus berakar pada ikhtiar mencari kebenaran sejati dan bersama (bdk. Benediktus XVI, 2009: art.5).

(62)

Mengutip dari apa yang disampaikan dalam pesan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-43 artikel 6: “Apabila hasrat untuk menjalin hubungan di dunia maya menjadi obsesi maka hasrat itu akan memarjinalkan pribadi dan interaksi sosial sehari-hari sekaligus menghambat pola istirahat, keheningan dan permenungan yang berguna bagi perkembangan kesehatan manusia”.

Persahabatan adalah kekayaan terbesar manusia, tetapi nilainya akan hilang apabila persahabatan itu dipahami sebagai tujuan itu sendiri. Sahabat harus saling mendukung dan saling memberi dorongan dalam mengembangkan bakat dan pembawaan mereka serta memanfaatkannya demi pelayanan umat manusia. Jejaring sosial ini dapat mempermudah bentuk-bentuk kerja sama antar manusia dari konteks geografis dan budaya yang berbeda serta membuat mereka mampu memperdalam rasa sepenanggungan demi kebaikan untuk semua. Disamping kemudahan yang diciptakan berkat jejaring tersebut sarana komunikasi yang tidak terakses oleh mereka yang terpinggirkan secara ekonomi dan sosial justru hanya akan memperbesar kesenjangan yang memisahkan orang miskin dari jejaring baru itu (bdk. Benediktus XVI, 2009: art.7).

(63)

e. Pesan Paus Benediktus XVI pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-44 Bertepatan dengan perayaan Gereja tentang Tahun Imam, Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-44 mengambil tema “Imam dan Pelayan Pastoral di Dunia Digital: Media Baru demi Pelayanan Sabda”. Dengan tema ini Gereja melihat kemungkinan baru bagi para imam dalam menunaikan pelayanan kegembalaannya demi dan untuk Sabda melalui komunikasi digital (bdk. Benediktus XVI, 2010: art.1). Gereja mengingatkan bahwa tugas utama imam adalah mewartakan Yesus Kristus, Sabda Allah yang berinkarnasi dan mengkomunikasikan penyelamatan-Nya melalui sakramen-sakramen. Selain itu setiap imam juga dipanggil untuk membangun persekutuan dalam Kristus dan bersama Kristus. Melalui media komunikasi, para imam diharapkan mampu memanfaatkan media dalam menunaikan tugas mereka (bdk. Benediktus XVI, 2010: art.2)

Menggunakan teknologi komunikasi baru merupakan hal yang perlu dalam menjawab secara tepat tantangan-tantangan yang dirasakan kaum muda di tengah pergeseran budaya. Kemudahan mendapatkan teknologi baru yang semakin berkembang menuntut tanggung jawab yang besar pula dari orang-orang terpanggil untuk mewartakan Injil. Karena semakin intensifnya relasi lintas batas yang dibentuk oleh media komunikasi, para imam dipanggil untuk memberikan jawaban pastoral dengan menempatkan media secara berdaya guna demi pelayanan Sabda (bdk. Benediktus XVI, 2010: art.3).

(64)

Para imam diharapkan menjadi saksi setia terhadap Injil di dalam dunia komunikasi digital dengan mengungkapkan dirinya dengan suara yang berbeda yang dihadirkan oleh perkembangan teknologi digital. Oleh karena itu para imam dituntut untuk mampu mewartakan Injil melalui media komunikasi digital yang sedang berkembang, sebagaimana yang disampaikan dalam pesan Paus Benediktus XVI dalam pesan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-44 artikel 4: ”Para imam ditantang untuk mewartakan Injil dengan menggunakan generasi teknologi audio visual yang paling muktahir (gambar, video, fitur animasi, blog dan website) yang seiring dengan media tradisional dapat membuka wawasan baru dan luas demi dialog, evangelisasi, dan katekese”.

(65)

Melihat begitu banyak manfaat berkat penggunaan teknologi media komunikasi bagi pewartaan Injil, perkembangan dunia digital dan teknologi baru merupakan sumber daya yang besar bagi manusia dan setiap individu sebagai daya dorong untuk perjumpaan dan dialog. Secara khusus bagi para imam, media baru ini memberikan kemungkinan pastoral yang baru dan kaya, mendorong mereka untuk melibatkan diri ke dalam universalitas perutusan Gereja, membangun persahabatan yang luas dan konkrit serta memberikan kesaksian di dunia jaman kini (bdk. Benediktus XVI, 2010: art.9).

B. Pewartaan Iman dalam Gereja 1. Pewartaan Iman

(66)

2. Pewartaan Iman sebagai Kegiatan Komunikasi

Pewartaan merupakan kegiatan komunikasi yang berarti membagikan pengalaman akan Allah yang dekat, yang memberikan diri-Nya kepada manusia (Iswarahadi, 2003:27). Sedangkan Iswarahadi dalam tulisannya yang berjudul “Kekuatan Audio Visual dalam Pewartaan” yang dimuat pada situs www.savpuskat.or.id menjelaskan bahwa komunikasi sebagai suatu proses dimana masing-masing individu terlibat dalam tukar menukar makna karena komunikasi tidak hanya terdiri dari penyampaian pesan secara verbal, langsung dan dengan maksud tertentu, melainkan juga semua proses dimana orang saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian pewartaan iman sebagai proses komunikasi merupakan kegiatan mengelola pesan (keselamatan) dengan tujuan menciptakan makna (imani).

3. Pengertian Media Komunikasi

Gambar

Tabel 1. Data mahasiswa IPPAK USD tahun ajaran 2010/2011
Table 2. Variabel Penelitian
Tabel 4. Motivasi mahasiswa studi di Prodi IPPAK USD (N=50)
Tabel 5. Perlunya mahasiswa IPPAK USD memiliki keterampilan  bermedia (N=50)
+7

Referensi

Dokumen terkait