• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan keterampilan melakukan operasi perkalian dan pembagian pada pecahan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Upaya peningkatan keterampilan melakukan operasi perkalian dan pembagian pada pecahan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010 - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA PECAHAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAGI SISWA KELAS V SD TARAKANITA NGEMBESAN TAHUN AJARAN 2009-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Dewi Damayanti

NIM: 081134171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjaga dan

menyertaiku dalam segala hal.

Bapak dan Ibuku tercinta.

Kakakku tersayang.

Sahabat istimewaku Paulus Slamet Nugraha yang selalu

setia menemani dan membimbingku dalam segala hal.

Semua pihak yang telah membantu penulis, terima kasih

untuk bantuannya.

(5)

MOTTO

Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya

Memberi banyak cinta kepada orang lain maka kita tidak akan

kekurangan cinta. Memberi kebahagiaan pada orang lain maka kita tidak

akan menderita. Dengan memberi cinta dan kebahagiaan pada orang

lain, kita pasti dapat merasakan betapa indahnya hidup yang telah

Tuhan berikan untuk kita.

Bersyukur dalam segala hal

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Agustus 2010

Penulis,

Dewi Damayanti.

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dewi Damayanti

NIM : 081134171

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Agustus 2010

Yang menyatakan

Dewi Damayanti

(8)

ABSTRAK

Dewi, Damayanti. 2010. Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian Dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan keterampilan melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan pada siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 1) penguatan kembali atas konsep perkalian, 2) meningkatkan keterampilan perkalian, 3) penguatan kembali atas konsep pembagian, dan 4) meningkatkan keterampilan pembagian.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dipayungi oleh penelitian payung Th. Sugiarto dan A. Sardjana. Subyek penelitian ini yaitu siswa siswi kelas V SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 15 orang namun pada pelaksanaannya hanya ada 14 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai perkalian dan pembagian pecahan, kinerja, dan lembar observasi guru. Teknik analis data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes esai dan kinerja siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penguatan konsep perkalian 85,71% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai diatas KKM, kondisi awal penguatan konsep perkalian menunjukkan bahwa 50% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada peningkatan keterampilan perkalian 92,85% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM, kondisi awal peningkatan keterampilan perkalian menunjukkan bahwa 42,85% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada penguatan konsep pembagian 78,57% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai diatas KKM, kondisi awal penguatan konsep pembagian menunjukkan bahwa 50% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada peningkatan keterampilan pembagian 85,71% dari 14 siswa sudah sudah memperoleh nilai diatas KKM, kondisi awal peningkatan keterampilan pembagian menunjukkan bahwa 42,85% siswa memperoleh nilai di atas KKM.

(9)

ABSTRACT

Dewi, Damayanti. 2010. The effont to improve skills in doing the operation of multiple and divide fractions throught CTL approach for grade students of elementary school Tarakanita Ngembesan in academic year 2009-2010. Thesis, Yogyakarta. PGSD, FKIP, USD.

This research is aim ed to know if CTL approach is able to improve skills in doing the operation of multiple and divide fractions for grade V students of elementary school Tarakanita Ngembesan, in academic year 2009-2010. The actions applied in this research are 1) reiconvince the concept of multiplying, 2) Improve the skills of multiplying, 3) Reiconvince the concept of dividing, 4) improve the skill of dividing.

This research is a class action research due to a research done by Th. Sugiarto and A. Sardjana. The subject of this research is the is students of elementary school Tarakanita Ngembesan. In grade V, never the less when the research token there are only 14 students. To do this research I make use instruments, they are essay test of multiplying and dividing fractions, worksheet, and teacher observation sheet. The techniques applied in this research are collecting the essay test result and students worksheet, importing the row score into real score, calculating the average then comparing to the early condition.

The result of the research on the reinforcing the concept of multiple shows that 85,71% of 14 students have gained score above minimal standard score, the early condition of the reinforcing multiple concept shows that 50% of students gained score above he minimal standard score. In the improving multiple skill shows that 92,85% of 14 students have gained csore above the minimal score. On the reinforcing devide concept shows that 78,57% of 14 students have gained score above KKM, the early condition of reinforcing devide concept shows that 50% of students gained score above KKM. The early condition of improving devide skill shows that 42,85% of students got score above KKM.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberkati dan

menyertai sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya

Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada

Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi

Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010” sesuai pada

waktu yang diharapakan.

Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan program studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain itu, skripsi

ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku dalam

mengerjakan tugas akhir ini.

2. Drs. Th. Sugiarto, M.T dan Drs. A. Sardjana, M.Pd, selaku dosen

pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan memberikan

banyak saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi S-I PGSD Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

4. Para dosen PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan kontribusi

yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(11)

5. Para staf sekertariat PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan

kontribusi yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

6. Staf perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada penulis dalam

mendapat referensi.

7. Floribertus Supriya,S.Pd selaku kepala sekolah SD Tarakanita Ngembesan

yang telah memberikan peneliti ijin untuk melakukan penelitian.

8. Bernadeta Retno Haryani, S.Pd selaku wali kelas V SD Tarakanita

Ngembesan yang telah bersedia menjadi kolabolator dalam penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas V SD Tarakanita Ngembesan, Yogyakarta terima kasih atas

kerjasamanya.

10.Orang Tua dan kakakku yang selalu memberiku semangat dan yang selalu

membawaku dalam setiap doanya.

11.Teman-temanku Novia Virgo Yuliana, Ery Susiana, Bergita Resty Yulianaji,

Olivia Dewi Maharani, Fransisca Galuh Pangesti, Isabela Resita, dan Joko

Susanto yang selalu memberi dukungan dan motivasi selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

12.Sahabat istimewaku Paulus Slamet Nugraha yang selalu setia memberikan

penulis semangat dan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

13.Teman-teman mahasiswa S-I PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan

2008 yang sudah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

(12)

14.Teman-teman mahasiswa D-II PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan

2006 yang sudah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 15 Agustus 2010

Penyusun

Dewi Damayanti

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(14)

F. Sistematika Penulisan Makalah ... 4

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Keterampilan ... 6

B. Pecahan ... 6

C. Pengertian Perkalian dan Pembagian ... 8

1. Perkalian ... 8

2. Pembagian ... 10

D. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) ... 12

1. Pengertian CTL ... 11

2. Komponen CTL ... 14

E. Kerangka Berfikir ... 18

F. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Setting Penelitian ... 20

B. Desain Penelitian ... 21

C. Rencana Tindakan ... 23

D. Kriteria Keberhasilan ... 27

E. Pengumpulan Data ... 28

F. Penyusunan Instrumen ... 28

G. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

(15)

B. Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN... 67

RIWAYAT HIDUP... 139

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 20

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan ... 27

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Perkalian... 29

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Keterampilan Perkalian ... 29

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Pembagian ... 29

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Keterampilan Pembagian ... 30

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siswa Dalam Menggunakan Alat Peraga ... 36

Tabel 4.2 Hasil Tes Tertulis Penguatan Konsep Perkalian ... 37

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru ... 38

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan kecepatan dan keaktivan siswa dalam Mengerjakan soal ... 43

Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Keterampilan Perkalian ... 44

Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru ... 45

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Dalam Menggunakan Alat Peraga... 50

Tabel 4.8 Hasil Tes Tertulis Penguatan Konsep Pembagian ... 51

Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru ... 51

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan kecepatan dan keaktivan siswa dalam mengerjakan soal ... 57

Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Keterampilan Pembagian ... 58

Tabel 4.12 Hasil Observasi Guru ... 58

(17)

Tabel 4.13 Hasil Pretes dan Postes Penguatan Konsep Perkalian ... 61

Tabel 4.14 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Keterampilan Perkalian... 61

Tabel 4.15 Hasil Pretes dan Postes Penguatan Konsep Pembagian... 62

Tabel 4.16 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Keterampilan Pembagian .... 62

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Silabus ... 67

Lampiran 2

RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Penguatan Konsep

Perkalian ... 70

Lampiran 3

RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Keterampilan Perkalian 79

Lampiran 4

RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Penguatan Konsep

Pembagian ... 86

Lampiran 5

RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Keterampilan

Pembagian ... 94

Lampiran 6

Pretes ... 100

Lampiran 7

Postes ... 105

Lampiran 8

Hasil Kerja Siswa... 110

(19)

Lampiran 9

Surat Ijin Penelitian... 134

Lampiran 10

Surat Bukti Penelitian ... 135

Lampiran 11

Foto-Foto Penelitian Tindakan Kelas... 136

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di SD adalah matematika.

Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan sangat besar

dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari setiap hari siswa SD menerapkan

ilmu matematika dalam kehidupan mereka. Peran metematika yang sangat

besar mendorong para guru untuk mengajarkan matematika kepada siswa

sedini mungkin.

Di Sekolah Dasar, matematika diajarkan mulai dari kelas I - VI.

Guru-guru di SD sudah meluangkan waktu yang lebih banyak untuk mengajarkan

pelajaran matematika kepada siswa, namun hal itu tidak membuat para siswa

memperoleh preatasi yang memuaskan dalam mata pelajaran matematika.

Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan ”momok”.

Bagi kebanyakan siswa SD matematika merupakan pelajaran yang sangat

membosankan dan sulit untuk dipahami. Anggapan bahwa matematika adalah

”momok” sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika dan

keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Upaya untuk mengatasi rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran

matematika dan kelambanan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika

sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak sekolah. Upaya-upaya

tersebut antara lain: penyempurnaan kurikulum, menyediakan buku-buku

(21)

matematika, memberikan les matematika, serta merekrut guru-guru lulusan

dari pendidikan matematika. Namun upaya-upaya tersebut belum dapat

memperbaiki hasil belajar maupun keterampilan matematika siswa SD,

terutama di SD Tarakanita Ngembasan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di lapangan, banyak

faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika dan

kelambanan siswa dalam mengerjakan soal matematika pada siswa kelas V

SD Tarakanita Ngembesan. Faktor-faktor tersebut antara lain: rendahnya

motivasi siswa mata pelajaran matematika, terbatasnya alat peraga yang

digunakan oleh guru, metode yang monoton dan membosankan, serta

kecenderungan guru untuk memberitahu jawaban kepada siswa sehingga

siswa tidak menemukan sendiri jawabannya.

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari

pemerintah, materi pecahan sudah diajarkan sejak kelas III. Materi pecahan

terus berlanjut sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Materi

pecahan juga merupakan salah satu materi yang dipakai untuk ujian nasional

di kelas VI. Rendahnya hasil belajar dan lambatnya siswa dalam

menyelesaikan soal-soal matematika pada siswa kelas V SD Tarakanita

Ngembesan pada mata pelajaran matematika sangat terlihat dalam materi

pecahan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, 9 siswa dari 15 siswa atau

sekitar 60% siswa belum memperoleh nilai diatas KKM. Nilai KKM yang

ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Banyak siswa yang kebingungan dalam

(22)

perkalian dan pembagian. Hasil kali dua bilang pecah akan lebih sedikit dari

pada hasil baginya, semakin membuat siswa bingung.

Mengingat peranan matematika yang sangat penting dan masih

rendahnya hasil belajar matematika serta rendahnya keterampilan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal matematika pada siswa kelas V SD Tarakanita

Ngembesan, maka penulis mengambil judul ”Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010”

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada peningkatan keterampilan

melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan melalui Pendekatan

Contextual Teaching And Learning(CTL) pada siswa kelas V SD Tarakanita

Ngembesan tahun ajaran 2009-2010

C. Rumusan Masalah

Apakah pembelajaran melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan

keterampilan siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan dalam melakukan

(23)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan CTL

dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan

dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian pada pecahan.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi tugas skripsi yang menjadi salah satu syarat kelulusan

progarm pendidikan S1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

dan sebagai tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal

untuk memasuki dunia kerja.

2. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman kepada siswa dalam melakukan operasi

perkalian dan pembagian dengan menggunakan pendekan CTL

3. Bagi Guru

Menambah referensi bacaan.

F. Sistematika Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah

H. Batasan Masalah

I. Rumusan Masalah

(24)

K. Manfaat Penelitian

L. Sistematika Penulisan Makalah

BAB II KAJIAN TEORI

G. Keterampilan

H. Pecahan

I. Perkalian dan Pembagian

J. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

K. Kerangka Berfikir

L. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Setting Penelitian

I. Desain Penelitian

J. Rencana Tindakan

K. Kriteria Keberhasilan

L. Pengumpulan Data

M. Penyusunan Instrumen

N. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

C. Kesimpulan

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keterampilan

Semua orang harus memiliki keterampilan. Dengan keterampilan yang

dimiliki maka seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Kamus Besar

Bahasa Indonesia,1991:1044). Seseorang dikatakan terampil apabila ia dapat

menyelesaikan tugasnya dengan tepat dan cepat. Keterampilan dapat dilatih

dengan cara memberikan latihan-latihan.

B. Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh

(Heruman,2007:43). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pecahan adalah

barang yang sudah pecah. Jadi, pecahan merupakan satu atau beberapa bagian

dari sesuatu yang telah dipecah. Misalnya, seorang ibu mempunyai 1 buah

roti. Roti tersebut akan dibagikan kepada dua anaknya. Maka ibu harus

memecah roti tersebut menjadi 2 bagian yang sama besar. Dua bagian tersebut

masing-masing mempunyai nilai 2 1

. Angka 1 pada pecahan 2 1

menunjukan

bagian yang diperhatikan yang biasa disebut sebagai pembilang, sedangakan

angka 2 menunjukan jumlah kepingan atau keseluruhan potongan dari benda

yang dipecah, bagian ini sering disebut sebagai penyebut.

(26)

Pecahan dapat dibedakan menjadi 7 macam, yaitu: pecahan biasa

(pecahan murni), pecahan campuran, pecahan senilai, pecahan desimal,

persen, permil, dan pecahan semu. Pecahan biasa (pecahan murni) adalah

pecahan yang penyebutnya lebih besar daripada pembilang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia,1991:739). Contohnya pecahan 2

campuran yaitu pecahan yang lambang bilangannya terdiri dari bilangan asli

dan pecahan murni. Contohnya pecahan 1 2

. Pecahan senilai

adalah pecahan yang nilainya sama (Kamus Besar Bahasa

Indonesia,1991:739). Contohnya pecahan 2

. Pecahan desimal

adalah pecahan yang penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilangan 10.

Contohnya lambang desimal dari 10

1

adalah 0,1. Persen (%) merupakan

pecahan yang penyebutnya 100. Contohnya 100

Permil (‰) merupakan pecahan yang penyebutnya 1000. Contohnya pecahan

1000 25

biasa ditulis 25 ‰, 1000

120

biasa ditulis 120 ‰. Pecahan semu / pecahan

palsu yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya bernilai sama.

Contohnya

Operasi pada pecahan di SD dapat dibedakan menjadi 4, yaitu

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Penjumlahan dapat

(27)

2 + 3 = 5,

. Pengurangan dapat dilakukan dengan cara

mengurangkan dua bilangan atau lebih, misalnya 5 – 1 = 4, 4

Perkalian dapat diartikan sebagai penjumlahan yang berulang, misalnya 2 x 3

= 3 + 3 = 6. Pembagian dapat diartikan sebagai pengurangan yang berulang,

misalnya 8 : 4 = 2 dapat ditulis

C. Perkalian dan Pembagian 1. Perkalian

Perkalian pada pecahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu perkalian

pecahan dengan bilangan bulat, contohnya 3

dengan pecahan, contoh: 3

(28)

Alat peraga yang digunakan dapat berupa potongan kertas berbentuk

persegi dan diberi arsiran.

Contoh: gambar di samping dapat

digunakan untuk memperagakan

pecahan yang nilainya 4 1

.

gambar di samping dapat digunakan untuk

memperagakan pecahan yang nilainya 2 1

.

Contoh perkalian pecahan dengan bilangan bulat dengan menggunakan

alat peraga

2 1

x 2 = ...

1 1

2 1

= + =

2 1

Jadi, 2 1

x 2 = 1

Contoh perkalian pecahan dengan pecahan dengan menggunakan alat

(29)

3

kotak diarsir dua kali menunjukkan nilai 12

2. Pembagian

Pembagian pada pecahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu: pembagian

pecahan dengan bilangan bulat, contohnya 2

dengan pecahan, contohnya: 2

0,8 : 0,4 = 2. Pembagian pecahan dapat diajarkan dengan menggunakan

batang cuisenaire yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna.

Contoh penggunaan pita warna dalam pembagian pecahan:

Misalnya pita warna orange menunjukan nilai 1, pita warna kuning

(30)

Maka akan diperoleh 2 pita warna kuning. Jadi, 1 : 2 1

= 2

Contoh pembagian pecahan dengan bilangan bulat dengan menggunakan

alat peraga.

2 1

: 2 = ....

Pita warna kuning menunjukan nilai 2

Contoh pembagian pecahan dengan pecahan dengan menggunakan alat

peraga.

Jika kita susun pita-pita warna menurut nilainya maka akan terlihat seperti

gambar di bawah ini:

1

2 1

(31)

3

D. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) 1. Pengertian pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning

(CTL))

Saat ini CTL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

banyak dibicarakan oleh para guru. Namun kenyataannya banyak guru

atau calon guru yang belum mengetahui secara jelas tentang pendekatan

kotekstual atau yang lebih sering dikenal dengan nama CTL. Dalam proses

(32)

menggunakan pendekatan CTL. Namun mereka belum mengetahui dengan

benar apa yang dimaksud dengan CTL

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning

(CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari

(Muslich,2007:40). Menurut Sanjaya (2005:109) CTL adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehingga siswa dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari pengertian tersebut kita

dapat memahami 3 hal, yaitu: a) CTL menekankan kepada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, b) CTL mendorong siswa

untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata, c) CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari Dengan pendekatan CTL guru diharapkan

mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Guru diharapkan

dapat memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa dan

(33)

2. Komponen Pembelajaran Kontekstual

CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh

asas atau komponen. Menurut Muslich (2007, 43) tujuh komponen itu,

yaitu:

a. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan filosofis dalam pendekatan CTL.

Dalam konstruktivisme ditekankan agar siswa dapat membangun

pemahamannya sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Konstruktivisme adalah

proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur

kognitif siswa berdasarkan pengalaman (Sanjaya, 2005:118).

b. Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan strategi dalam penbelajaran CTL. Guru harus

dapat mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu dan memperoleh

informasi. Siswa akan memperoleh pengetahuan apabila siswa tersebut

mau bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang disampaikan oleh

siswa maka pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin banyak.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak hanya berasal dari siswa kepada

guru melainkan juga pertanyaan dari guru kepada siswa dan siswa

kepada siswa yang lain. Dari kegiatan tersebut guru dapat menggali

informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons

(34)

hal-hal yang diketahui siswa, menciptakan lebih banyak pertanyaan

bagi diri siswa, dan menyegarkan pengetahuan siswa.

c. Menemukan (Inquiry)

Inti dari pendekatan CTL yaitu menemukan (inquiry). Inquiry

merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berfikir secara sistematis

(Sanjaya,2005:119). Dalam inquiry siswa harus dapat menemukan

sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan. Siswa

tidak hanya menghafal pengetahuan tetapi harus dapat menemukan

pengetahuan. Pengetahuan yang ditemukan sendiri oleh siswa akan

diingat lebih lama dari pengetahuan yang tidak ia temukan sendiri.

Proses inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu a)

Merumuskan masalah, b. Mengajukan hipotesis, c. Mengumpulkan

data, d) Menguji hipotesis, e) Membuat kesimpulan

(Sanjaya,2005:119).

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar sangat membantu siswa dalam meningkatkan hasil

belajar. Dengan adanya masyarakat belajar, siswa diharapkan dapat

memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dari teman-temannya.

Masyarakat belajar dapat dibentuk baik di dalam kelas maupun di luar

kelas. Anggota kelompok yang heterogen akan sangat membantu siswa

dalam memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Masalah akan

(35)

kerjasama yang baik sangat membantu siswa dalam memecahkan suatu

persoalan. CTL menyarankan agar kerjasama dengan oarang lain dapat

dijalin dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

optimal. Dalam proses pembelajaran guru dapat mendatangkan

narasumber yang ahli dibidangnya sehingga siswa dapat sharing

dengan narasumber tersebut.

e. Pemodelan (Modeling)

Siswa akan lebih cepat memperoleh keterampilan dan pengetahuan

tertentu apabila ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Model tersebut

dapat berupa contoh tentang cara menggunakan sesuatu, cara membuat

sesuatu, menampilkan sesuatu. Cara pembelajaran seperti ini akan

lebih cepat dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan

penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan modelnya atau contohnya.

Contoh alat yang dapat digunakan sebagai model ialah batang

cuisenair yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna, kertas dan

plastik yang telah diarsir sehingga dapat menunjukan nilai pecahan.

1) Batang cuisenair yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna

Dalam penelitian ini batang Cuisenaire dimodivikasi menjadi

pita-pita warna yang terbuat dari kertas lipat dan kertas asturo yang

dipotong dengan ukuran pita putih 2x2 cm, pita merah 2x4 cm, pita

hijau muda 2x6 cm, pita ungu 2x8 cm, pita kuning 2x10 cm, pita

hijau tua 2x12cm, pita hitam 2x14cm, pita coklat 2x16 cm, pita

(36)

nilai yang berbeda-beda pita putih bernilai

, pita hijau muda bernilai 10

3

, pita ungu bernilai 10

4

, pita

kuning bernilai 10

5

, pita hijau tua bernilai 10

6

, pita hitam bernilai

10 7

, pita coklat bernilai 10

8

, pita biru bernilai 10

2) Kertas dan plastik yang telah diarsir

Kertas dan plaslik yang diarsir dapat digunakan untuk melakukan

operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian. Alat peraga ini biasanya berbentuk persegi. Dalam

penelitian ini alat peraga tersebut terbuat dari kertas asturo warna

putih dan kertas mika warna putih. Masing-masing berbentuk

persegi dengan ukuran 12x12 cm.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi (Reflection) merupakan bagian terpenting dari pembelajaran

yang menggunakan pendekatan CTL. Refleksi adalah perenungan

kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Siswa diharapkan dapat

merenungkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespons

semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam

pembelajaran, sehingga ia dapat menyimpulkan pengalaman belajar

(37)

g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan CTL adalah

penilaian yang autentik. Dalam penilaian ini guru harus

mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau

informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Penilaian

autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan

menafsirkam data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diperoleh

tidak hanya hari hasil pembelajaran tetapi data tersebut diperoleh

selama proses pembelajaran.

E. Kerangka Berfikir

Keterampilan diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991:1044). Seseorang dikatakan terampil

apabila ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat dan cepat.

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.

Perkalian merupakan penjumlahnan yang berulang dan pembagian

merupakan pengurangan yang berulang. Operasi perkalian dan pembagian

pada pecahan dapat diajarkan dengan menggunakan alat peraga batang

cuisenaire yang telah dimodivikasi, dan kertas dan plastik yang diarsir

sehingga dapat menunjukan nilai pecahan.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL))

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi

(38)

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Di dalam CTL terdapat 7

komponen utama yaitu: Konstruktivisme (Constructivism), Bertanya

(Questioning), Menemukan (Inquiry), Masyarakat Belajar (Learning

Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection) Penilaian yang

sebenarnya (Authentic Assessment).

Dengan menggunakan pendekatan CTL yang menekankan pada

komponen masyarakat belajar dan pemodelan, guru diharapkan mampu

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam melalukan operasi perkalian dan pembagian.

F. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning

(CTL) dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas V SD Tarakanita

Ngembesan tahun ajaran 2009-2010 dalam melakukan operasi perkalian dan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian 1. Waktu penelitian

Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian

No Keterangan Feb Maret April Mei Juni Juli Agts Sept 1 Meminta ijin

kepada sekolah yang akan diteliti

9

2 Observasi

masalah di kelas 9 3 Penyusuanan

proposal penelitian

9

4 Pengumpulan data

9

5 Pengolahan data 9 9

6 Penyusunan

laporan 9 9

7 Perbaikan

laporan 9 9

8 Ujian akhir 9

2. Tempat penelitian

SD Tarakanita Ngembesan - Wonokerto, Turi - Sleman

3. Subjek penelitian

Siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010

4. Objek penelitian

Keterampilan mengerjakan operasi perkalian dan pembagian pecahan

(40)

B. Desain Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada penelitian payung yang dilakukan oleh

Drs. Th. Sugiarto, M.T dan Drs. Sardjana, M.Pd. Sebelum peneliti pergi ke

lapangan untuk meneliti maka ia harus membuat desain penelitian terlebih

dahulu. Dalam penelitian ini peneliti memilih model penelitian dari Kemmis

dan Taggart dalam buku ”Metode Penelitian Tidakan Kelas” karangan

Wiraatmadja (2005:66) seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.

Gb. 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart

Dalam model tersebut dijelaskan tahap-tahap penelitian tindakan

yang akan dilakukan. Permasalahan yang diambil untuk diteliti yaitu

keterampilan perkalian dan pembagian pecahan siswa kelas V. Masalah ini

ditentukan dari hasil pretes dan wawancara dengan guru kelas yang

bersangkutan. Dari pengamatan tersebut peneliti kemudian menyusun

rencana tindakan. Di dalam rencana tindakan ada 4 kemampuan yang akan

ditingkatkan. Empat kemampuan tersebut adalah penguatan konsep

perkalian, peningkatan keterampilan perkalian, penguatan konsep

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS II

PERENCANAAN

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS I

(41)

pembagian, dan peningkatan keterampilan pembagian. Penguatan konsep

perkalian yang direncanakan yaitu mengajarkan konsep perkalian pecahan

kepada siswa dengan menggunakan kertas dan plastik transparan

berbentuk persegi yang diarsir sehingga dapat menunjukkan nilai pecahan

tertentu. Setelah konsep perkalian pecahan dapat dipahami oleh siswa

maka dilanjutkan untuk mengajarkan keterampilan perkalian pecahan.

Pada tahap keterampilan ini siswa tidak menggunakan alat peraga. Jika

konsep dan keterampilan pecahan sudah dikuasai oleh siswa maka

tindakan dilanjutkan pada konsep pembagian. Penguatan konsep

pembagian diajarkan kepada siswa dengan menggunakan batang

cuisenaire yang telah dimodifikasi menjadi pita-pita warna. Setelah itu

dilanjutkan pada keterampilan pembagian.

Dalam kegiatan belajar mengajara, siswa dibagi kedalam 4

kelompok tiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Tiap kelompok diberikan

soal latihan untuk dikerjakan bersama teman sekelompok. Di akhir

tindakan siswa diberikan soal yang harus dikerjakan secara individu.

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran. Aspek yang

diamati meliputi keaktifan siswa, kerjasama, ketepatan dalam

menggunakan alat peraga serta komunikasi antara guru dengan siswa,

siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Pengamat juga membuat

catatan apabila ada hal-hal yang muncul selama proses pembelajaran.

Refleksi dilakukan untuk merenungkan kembali proses pembelajaran

(42)

belum mencapai terget yang diingikan maka harus dirancang siklus yang

selanjutnya. Apabila hasil belajarnya sudah memenuhi terget maka siklus

dapat dihentikan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan

kontekstual mempunyai tujuh komponen. Pada penelitian ini tidak

mungkin mengeksplorasi tujuh komponen CTL secara penuh. Maka dari

itu peneliti hanya memberikan penekanan pada dua komponen saja. Dua

komponen itu ialah masyarakat belajar ,dan pemodelan.

C. Rencana Tindakan

Di dalam rencana tindakan ini peneliti merencanakan 4 kemampuan

yang akan ditingkatkan. Empat kemampuan itu ialah 1) penguatan konsep

perkalian, 2) peningkatan keterampilan perkalian, 3) penguatan konsep

pembagian, dan 4) peningkatan keterampilan pembagian. Tindakan yang

akan dikenakan terhadap keempat kemampuan tersebut adalah dengan

menggunakan model pembelajaran CTL, yang lebih menekankan pada

komponen masyarakat belajar dan pemodelan.

1. Persiapan

a. Identifikasi masalah

b. Analisis masalah

c. Perumusan masalah

d. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus

(43)

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

ƒ Penguatan Konsep Perkalian a. Rencana Tindakan

1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 orang.

2) Siswa memperhatikan cara penggunaan alat peraga ”kertas dan

plastik yang telah diarsir”.

3) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal perkalian pecahan

dengan menggunakan alat peraga.

4) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan

siswa.

5) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan

skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan

kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan

soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor

diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 5 soal isian.

d. Refleksi

(44)

ƒ Peningkatan Keterampilan Perkalian a. Rencana Tindakan

1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 orang.

2) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal perkalian pecahan

dengan menggunakan kesimpulan yang telah diambil pada

pertemuan sebelumnya.

3) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan

siswa.

4) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan

skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan

kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan

soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor

diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 20 soal isian.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi dan membuat kesimpulan

(45)

1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 orang.

2) Siswa memperhatikan cara penggunaan alat peraga ”batang

cuisenaire yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna”.

3) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal pembagian pecahan

dengan menggunakan alat peraga.

4) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan

siswa.

5) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan

skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan

kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan

soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor

diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 5 soal isian.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi dan membuat kesimpulan.

ƒ Peningkatan Keterampilan Pembagian a. Rencana Tindakan

(46)

2) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal pembagian pecahan

dengan menggunakan kesimpulan yang telah diambil pada

pertemuan sebelumnya.

3) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan

siswa.

4) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan

skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan

kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan

soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor

diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 20 soal isian.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi dan membuat kesimpulan.

D. Kriteria Keberhasilan

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan.

Kemampuan yang

akan ditingkatkan Kondisi Awal Kriteria Keberhasilan Penguatan konsep

perkalian

50% dari 15 siswa

mampu menguasai

75% dari 15 siswa

(47)

konsep perkalian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

konsep perkalian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

Peningkatan

keterampilan

perkalian

42,85% dari 15 siswa

mampu menguasai

keterampilan perkalian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

75% dari 15 siswa

mampu menguasai

keterampilan perkalian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

Penguatan konsep

pembagian

50% dari 15 siswa

mampu menguasai

konsep Pembagian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

75% dari 15 siswa

mampu menguasai

konsep Pembagian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

Peningkatan

keterampilan

pembagian

42,85% dari 15 siswa

mampu menguasai

keterampilan pembagian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

75% dari 15 siswa

mampu menguasai

keterampilan pembagian

(memperoleh nilai diatas

KKM)

E. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil kerja siswa,

kinerja, dan hasil observasi guru. Hasil kerja siswa diperoleh dengan cara

memberikan tes esai kepada siswa. Nilai kinerja diperoleh dari hasil

observasi atas kerja siswa selama proses pembelajaran yang diamati oleh

observer. Nilai observasi guru diperoleh dari pengamatan yang dilakukan

(48)

F. Penyusunan Instrumen

Rambu-Rambu Penyusunan Instrumen

Soal disusun dengan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Perkalian

Kriteria Indikator

Mudah Sedang Sulit

Kemampuan mengerjakan soal perkalian

pecahan menggunakan alat peraga.

1, 2 3, 4 5

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Peningkatan Keterampilan Perkalian

Kriteria Indikator

Mudah Sedang Sulit

Kemampuan mengerjakan soal

perkalian pecahan tanpa alat peraga.

1, 2, 6, 4,

11,12,15

3, 5, 7, 10, 13,

14, 16, 18

8, 9, 17,

19, 20

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Pembagian

Kriteria Indikator

Mudah Sedang Sulit

Kemampuan mengerjakan soal pembagian

pecahan menggunakan alat peraga.

(49)

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Peningkatan Keterampilan Pembagian

Kriteria Indikator

Mudah Sedang Sulit

Kemampuan mengerjakan soal

perkalian pecahan tanpa alat peraga.

1, 2, 6, 4,

11, 12, 15

3, 5, 7, 10, 13,

14, 16, 18

8, 9, 17,

19, 20

G. Analisis Data

1. Kriteria Penentuan Skor

a. Tes Tertulis

- Jika soal dikerjakan menggunakan langkah pengerjaannya

dan hasilnya tepat maka skor yang diperoleh adalah 2.

- Jika soal dikerjakan hanya dengan langkahnya saja atau

hanya ditulis jawabanya saja maka skor yang diperoleh

adalah 1.

- Jika soal tidak dikerjakan maka skor yang diperoleh adalah 0.

b. Kinerja

1) Ketepatan Menggunakan Alat Peraga

- Skor 1, jika siswa salah dalam memilih dan

menggunakan alat peraga

- Skor 2, jika siswa tepat dalam memilih alat peraga

tetapi kurang tepat dalam menggunakannya

- Skor 3, jika siswa menggunakan alat peraga dengan

(50)

2) Kecepatan Menyelesaikan soal

- Skor 4, jika semua soal dikerjakan kurang dari 15

menit.

- Skor 3, jika semua soal dikerjakan lebih dari 15 menit

tetapi kurang dari 20 menit.

- Skor 2, jika semua soal dikerjakan lebih dari 20 menit

tetapi kurang dari 25 menit.

- Skor 1, jika semua soal dikerjakan lebih dari 25 menit.

3) Keaktivan Siswa Dalam Kelompok

- Skor 1, jika siswa hadir tetapi tidak ikut berpartisipasi

dalam kelompok.

- Skor 2, jika siswa berpartisipasi pasif (hanya

mengamati/menonton dan tidak membantu

menyelesaikan masalah).

- Skor 3, jika siswa berpartisipasi aktif (membantu

menyelesaikan masalah).

2. Analisis Data

a. Tes tertulis

Nilai Akhir (NA) = Σ skor yang diperoleh siswa

2

Rata-rata kelas = Σnilai yang diperoleh seluruh siswa

Σ siswa

Persentase ketuntasan = Σsiswa tuntas x 100%

(51)

Persentase ketidak tuntasan = Σsiswa tdk tuntas x 100%

Σsiswa

b. Kinerja

Persentase kinerja seluruh siswa =

Σ skor yang diperoleh sesluruh siswa x 100% Σskor maksimum

Kriteria Ketepatan Dalam Menggunakan Alat Peraga

81 – 100 % = sangat tepat

71 – 80 % = tepat

60 – 70 % = cukup tepat

< 59 % = kurang tepat

Kriteria Kecepatan Menyelesaikan Soal

81 – 100 % = sangat cepat

71 – 80 % = cepat

60 – 70 % = cukup cepat

< 59 % = kurang cepat

Kriteria Keaktivan Siswa Dalam Kelompok

81 – 100 % = sangat aktif

71 – 80 % = aktif

60 – 70 % = cukup aktif

< 59 % = kurang aktif

c. Membandingkan skor rata-rata kelas dengan target untuk

menentukan kersimpulan apakah terjadi peningkatan atau tidak

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan

Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita

Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010” dilakukan pada bulan Maret 2010.

1 Penguatan Kosep Perkalian Pecahan a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media

pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang

disampaikan adalah pemahaman konsep perkalian pecahan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 9

Maret 2010. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas V SD

Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa. Pada kondisi awal

jumlah siswa ada 15 siswa namun pada saat penelitian ada 1 siswa yang

tidak berangkat. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti hanya

bertindak sebagai pengamat atau observer yang mengamati proses

(53)

pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Dalam hal ini guru kelas

V SD Tarakanita Ngembesan bertindak sebagai kolaborator.

Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4

siswa. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah

tersedia. Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama dengan teman

sekelompok. Setiap kelompok memperoleh alat peraga yang berupa kertas

dan plastik yang telah diarsir sehingga dapat menunjukkan nilai suatu

pecahan. Melalui lembar kerja tersebut siswa diharapkan dapat melakukan

perkalian pecahan dengan menggunakan gambar-gambar yang tersedia.

Setiap kelompok harus bekerjasama agar semua anggota dalam kelompok

tersebut dapat mengetahui dan memahami setiap jawaban dari semua soal

yang ada dalam lember kerja. Melalui kerja kelompok tersebut siswa dapat

saling membantu. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru

meminta siswa untuk menuliskan sebagian dari hasil kerjanya didepan

kelas kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal,

yaitu:

1) Pengamatan Selama Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator berjalan

dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran

(54)

a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi kepada

siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Guru menyampaikan materi dengan model kapur tulis yang

diambil berkali-kali sehingga dapat menunjukan perkalian.

c) Guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan CTL

d) Guru membagi kelompok dan memberikan peraturan selama

berdiskusi.

e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun dalam hal

ini guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu

siswa mengali pengetahuannya tentang perkalian pecahan.

2) Pengamatan Selama Proses Diskusi.

Proses diskusi dilakukan untuk mentukan nilai pecahan yang sesuai

dengan gambar, menuliskan pecahan kedalam bentuk gambar, serta

melakukan perkalian pecahan yang berpenyebut sama dan pecahan

yang berpenyebut berbeda dengan menggunakan

gambar-gambar..Dalam proses diskusi ini siswa tidak banyak dibimbing oleh

guru karena siswa sudah mempunyai pengalaman mempelajari

konsep perkalian pecahan. Guru membimbing siswa untuk

mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain.

3) Analisis Hasil Yang Diperoleh Siswa

Hal yang dianalisis terkait dengan penelitian yaitu menyajikan nilai

pecahan kedalam bentuk gambar, mentransfer gambar kedalam

(55)

mengalikan pecahan beda penyebut. Data yang dikumpulkan oleh

peneliti yaitu dengan menggunakan:

a) Pengamatan Aktivitas Siswa

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siswa Dalam Menggunakan

Alat Peraga

Kriteria No Nama Ketepatan menggunakan

alat peraga

Keaktifan siswa

1 Siswa 1 2 2

2 Siswa 2 3 3

3 Siswa 3 3 3

4 Siswa 4 3 3

5 Siswa 5 1 3

6 Siswa 6 2 3

7 Siswa 7 2 2

8 Siswa 8 2 2

9 Siswa 9 3 3

10 Siswa 10 3 3

11 Siswa 11 1 2

12 Siswa 12 2 3

13 Siswa 13 2 3

14 Siswa 14 2 2

Jumlah 31 37

Presentase (%) 73,80 88,09

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketepatan menggunakan

alat peraga kertas dan plastik yang telah diarsir adalah NA

= 100% 73,80% 42

31× =

. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah

tepat dalam menggunakan alat peraga. Siswa yang aktif dalam

kelompok adalah NA = 100% 88,09% 42

37× =

. Persentase tersebut

(56)

b) Tes Tertulis

Tabel 4.2 Hasil Tes Tertulis Penguatan Konsep Perkalian

Kriteria No. Nama Nilai

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa 1 60 9

2 Siswa 2 100 9

3 Siswa 3 80 9

4 Siswa 4 100 9

5 Siswa 5 52 9

6 Siswa 6 60 9

7 Siswa 7 68 9

8 Siswa 8 60 9

9 Siswa 9 100 9

10 Siswa 10 100 9

11 Siswa 11 60 9

12 Siswa 12 92 9

13 Siswa 13 100 9

14 Siswa 14 100 9

Jumlah 1130 13 1 Rata-rata 88,85

Presentase (%) 92,85 7,15

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah

88,85. Siswa yang tuntas = 100% 92,85% 14

13× =

. Siswa yang

tidak tuntas = 100% 7,15% 14

1 × =

. Dari data di atas

menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai

(57)

c) Observasi Guru

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru

Skor

Pra pembelajaran

Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran

Melakukan kegiatan apersepsi. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.

Kegiatan Inti Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,

2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.)

Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri.

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuannya.

Memberi kesan menarik pada siswa.

Melakukan penilaian akhir

(58)

IV

1

2

secara autentik

Penutup

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun

rangkuman/kesimpulan bersama siswa.

9

9

Jumlah skor ketercapaian 0 4 30 16

Ketercapaian (dalam %) 0 6,25 46,78 25

Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa

ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 78,12% 64

50× =

.

Berdasarkan data tersebut diperoleh data bahwa secara umum siswa sudah

mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Maka dari itu penelitian

dapat dilanjutkan pada peningkatan keterampilan perkalian.

d. Refleksi

Dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Jika dibandingkan dengan kondisi awal, siswa sudah dapat lebih

memahami konsep perkalian.

2) Sebagian besar siswa sudah dapat menggunakan alat peraga dengan

tepat, hanya beberapa siswa saja yang belum dapat menggunakan

alat peraga dengan tepat.

3) Beberapa siswa masih ketergantungan terhadap teman kelompoknya

sehingga tidak semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi.

(59)

2 Peningkatan Keterampilan Perkalian Pecahan a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media

pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang

disampaikan adalah keterampilan perkalian pecahan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 12 Maret

2010 dan 13 Maret 2010. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa

kelas V SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa. Pada kondisi

awal jumlah siswa ada 15 siswa namun pada saat penelitian ada 1 siswa

yang tidak berangkat. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti

hanya bertindak sebagai pengamat atau observer yang mengamati proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Dalam hal ini guru kelas

V SD Tarakanita Ngembesan bertindak sebagai kolaborator.

Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4

siswa. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah

tersedia. Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama dengan teman

sekelompok. Melalui lembar kerja tersebut siswa diharapkan dapat

melakukan perkalian pecahan dengan menggunakan kesimpulan yang

telah diperoleh pada pertemuan yang lalu. Setiap kelompok harus

bekerjasama agar semua anggota dalam kelompok tersebut dapat

(60)

dalam lember kerja. Melalui kerja kelompok tersebut siswa dapat saling

membantu. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru meminta

siswa untuk menuliskan sebagian dari hasil kerjanya didepan kelas

kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dibagi dalam 3 hal, yaitu:

1) Pengamatan Selama Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator berjalan

dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran

dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi kepada

siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Guru mengingatkan siswa atas kesimpulan yang diambil pada

pertemuan yang lalu

c) Guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan CTL

d) Guru membagi kelompok dan memberikan peraturan selama

berdiskusi.

e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun dalam hal

ini guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu

(61)

2) Pengamatan Selama Proses Diskusi.

Proses diskusi dilakukan untuk mentukan nilai perkalian pecahan

berpenyebut sama, perkalian pecahan beda penyebut, perkalian

pecahan murni dengan pecahan desimal, perkalian pecahan murni

dengan pecahan campuran, perkalian pecahan campuran dengan

pecahan campuran, perkalian pecahan campuran dengan pecahan

desimal, perkalian pecahan desimal dengan pecahan desimal. tanpa

menggunakan gambar. Dalam proses diskusi ini siswa tidak banyak

dibimbing oleh guru karena siswa sudah mempunyai kesimpulan

perkalian pecahan.

3) Analisis Hasil Yang Diperoleh Siswa

Hal yang dianalisis terkait dengan penelitian yaitu menentukan hasil

perkalian pecahan berpenyebut sama dan mengalikan pecahan beda

penyebut, pecahan murni dengan pecahan desimal, pecahan murni

dengan pecahan campuran, pecahan campuran dengan pecahan

campuran, pecahan campuran dengan pecahan desimal, pecahan

desimal dengan pecahan desimal. Data yang dikumpulkan oleh

peneliti yaitu dengan menggunakan

(62)

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan kecepatan dan keaktivan siswa

dalam mengerjakan soal

Kriteria Kecepatan Mengerjakan Soal No Nama

Waktu (dlm menit) Skor

Keaktivan Siswa

1 Siswa 1 18 3 2

2 Siswa 2 17 3 3

3 Siswa 3 10 4 3

4 Siswa 4 10 4 3

5 Siswa 5 21 2 2

6 Siswa 6 16 3 2

7 Siswa 7 16 3 2

8 Siswa 8 17 3 2

9 Siswa 9 12 4 3

10 Siswa 10 23 2 2

11 Siswa 11 26 1 2

12 Siswa 12 11 4 3

13 Siswa 13 16 3 3

14 Siswa 14 19 3 2

Jumlah 42 34

Presentase (%) 75 80,95

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan siswa dalam

mengerjakan soal adalah NA = 100% 75% 56

42× =

. Hal itu

menunjukkan bahwa kecepatan siswa dalam mengerjakan soal

adalah cepat. Siswa yang aktif dalam kelompok adalah NA

= 100% 80,95% 42

34× =

. Persentase tersebut menunjukkan bahwa

(63)

2) Tes Tertulis

Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Keterampilan Perkalian

Kriteria No. Nama Nilai

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa 1 55 9

2 Siswa 2 85 9

3 Siswa 3 95 9

4 Siswa 4 100 9

5 Siswa 5 65 9

6 Siswa 6 75 9

7 Siswa 7 90 9

8 Siswa 8 55 9

9 Siswa 9 80 9

10 Siswa 10 90 9

11 Siswa 11 45 9

12 Siswa 12 75 9

13 Siswa 13 100 9

14 Siswa 14 70 9

Jumlah 1080 11 3

Rata-rata 77,14

Presentase (%) 78,57 21,43

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah

77,14. Siswa yang tuntas = 100% 78,57% 14

11× =

. Siswa yang

tidak tuntas = 100% 21,43% 14

3 × =

. Target yang diharapkan pada

penelitian ini adalah 75% siswa mencapai KKM. Dari data di

atas menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai

indikator yang ditetapkan.

(64)

Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru

Pra pembelajaran

Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran

Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.

Kegiatan Inti Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat

kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,

2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.)

Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat

(65)

7

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang

digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Memberi kesan menarik pada siswa.

Melakukan penilaian akhir secara autentik

Penutup

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun

rangkuman/kesimpulan bersama siswa.

9

Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa

ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 76,56% 64

49× =

.

Berdasarkan data tersebut diperoleh data bahwa secara umum siswa sudah

mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Maka dari itu penelitian

dapat dilanjutkan pada penguatan konsep pembagian

d. Refleksi

Dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Jika dibandingkan dengan kondisi awal, siswa sudah lebih terampil

dalam melakukan operasi perkalian pecahan.

2) Beberapa siswa masih ketergantungan terhadap teman kelompoknya

(66)

3) Sebagian besar siswa sudah terampil melakukan operasi perkalian

pada pecahan.

4) Indikator yang ingin dicapai sudah tercapai.

3 Penguatan Konsep Pembagian Pecahan a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media

pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang

disampaikan adalah penguatan konsep pembagian pecahan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 15 Maret

2010. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas V SD

Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa. Pada kondisi awal

jumlah siswa ada 15 siswa namun pada saat penelitian ada 1 siswa yang

tidak berangkat. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti hanya

bertindak sebagai pengamat atau observer yang mengamati proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Dalam hal ini guru kelas

V SD Tarakanita Ngembesan bertindak sebagai kolaborator.

Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4

siswa. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah

tersedia. Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama dengan teman

(67)

cuisenaire yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna. Melalui

lembar kerja tersebut siswa diharapkan dapat melakukan perkalian

pecahan dengan menggunakan gambar-gambar yang tersedia. Setiap

kelompok harus bekerjasama agar semua anggota dalam kelompok

tersebut dapat mengetahui dan memahami setiap jawaban dari semua soal

yang ada dalam lember kerja. Melalui kerja kelompok tersebut siswa dapat

saling membantu. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru

meminta siswa untuk menuliskan sebagian dari hasil kerjanya didepan

kelas kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal,

yaitu:

1) Pengamatan Selama Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator berjalan

dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran

dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi kepada

siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Guru menyampaikan materi dengan model roti yang

dipotong-potong kemudian dibagikan kepada beberapa siswa sehingga

dapat menunjukkan suatu pembagian

Gambar

Tabel 4.16 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Keterampilan Pembagian....
gambar di samping dapat
gambar di bawah ini:
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada awal sistem komputer belum dilengkapi sistem operasi, tapi beberapa fungsi dasar sisitem operasi telah ada, misalnya FMS( Fortran Monitoring System ) dan IBSYS. Keduanya

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada adalah: (1) Pengukuran kesehatan finansial berdasarkan Z-Score (2) melakukan uji korelasi antara

Hasil praktikum analisa kadar Iodium pada garam dengan metode spektrofotometri menunjukkan bahwa kandungan Iodium yang paling tinggi yaitu pada garam serbuk 97,9 mg/100g, dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta isu terkini mengenai perkuliahan pada mahasiswa PGSD yang harus dilakukan secara terpadu, maka perlu

Agustrisno, M.SP selaku Sekretaris Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara saya ucapkan terimakasih atas kemudahan yang

Dong Jung Indonesia meninjau kembali penggunaan sistem konvensional (tradisional) dan mulai mempertimbangkan penggunaan sistem Activity Based Costing pada perhitungan harga

The denotative meaning is the meaning that suitable with the definition in that denotative is the part of the meaning of a word or phrase that relates it to phenomena in the

The Effect of Information Asymmetry, Voluntary Disclosure and Earnings Management on Cost of Equity Capital On Companies Listed in LQ-45 2012-.