UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA PECAHAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
BAGI SISWA KELAS V SD TARAKANITA NGEMBESAN TAHUN AJARAN 2009-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Dewi Damayanti
NIM: 081134171
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini aku persembahkan untuk :
♥
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjaga dan
menyertaiku dalam segala hal.
♥
Bapak dan Ibuku tercinta.
♥
Kakakku tersayang.
♥
Sahabat istimewaku Paulus Slamet Nugraha yang selalu
setia menemani dan membimbingku dalam segala hal.
♥
Semua pihak yang telah membantu penulis, terima kasih
untuk bantuannya.
MOTTO
Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya
Memberi banyak cinta kepada orang lain maka kita tidak akan
kekurangan cinta. Memberi kebahagiaan pada orang lain maka kita tidak
akan menderita. Dengan memberi cinta dan kebahagiaan pada orang
lain, kita pasti dapat merasakan betapa indahnya hidup yang telah
Tuhan berikan untuk kita.
Bersyukur dalam segala hal
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Agustus 2010
Penulis,
Dewi Damayanti.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dewi Damayanti
NIM : 081134171
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010”
Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Agustus 2010
Yang menyatakan
Dewi Damayanti
ABSTRAK
Dewi, Damayanti. 2010. Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian Dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan keterampilan melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan pada siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 1) penguatan kembali atas konsep perkalian, 2) meningkatkan keterampilan perkalian, 3) penguatan kembali atas konsep pembagian, dan 4) meningkatkan keterampilan pembagian.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dipayungi oleh penelitian payung Th. Sugiarto dan A. Sardjana. Subyek penelitian ini yaitu siswa siswi kelas V SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 15 orang namun pada pelaksanaannya hanya ada 14 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai perkalian dan pembagian pecahan, kinerja, dan lembar observasi guru. Teknik analis data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes esai dan kinerja siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penguatan konsep perkalian 85,71% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai diatas KKM, kondisi awal penguatan konsep perkalian menunjukkan bahwa 50% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada peningkatan keterampilan perkalian 92,85% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM, kondisi awal peningkatan keterampilan perkalian menunjukkan bahwa 42,85% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada penguatan konsep pembagian 78,57% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai diatas KKM, kondisi awal penguatan konsep pembagian menunjukkan bahwa 50% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada peningkatan keterampilan pembagian 85,71% dari 14 siswa sudah sudah memperoleh nilai diatas KKM, kondisi awal peningkatan keterampilan pembagian menunjukkan bahwa 42,85% siswa memperoleh nilai di atas KKM.
ABSTRACT
Dewi, Damayanti. 2010. The effont to improve skills in doing the operation of multiple and divide fractions throught CTL approach for grade students of elementary school Tarakanita Ngembesan in academic year 2009-2010. Thesis, Yogyakarta. PGSD, FKIP, USD.
This research is aim ed to know if CTL approach is able to improve skills in doing the operation of multiple and divide fractions for grade V students of elementary school Tarakanita Ngembesan, in academic year 2009-2010. The actions applied in this research are 1) reiconvince the concept of multiplying, 2) Improve the skills of multiplying, 3) Reiconvince the concept of dividing, 4) improve the skill of dividing.
This research is a class action research due to a research done by Th. Sugiarto and A. Sardjana. The subject of this research is the is students of elementary school Tarakanita Ngembesan. In grade V, never the less when the research token there are only 14 students. To do this research I make use instruments, they are essay test of multiplying and dividing fractions, worksheet, and teacher observation sheet. The techniques applied in this research are collecting the essay test result and students worksheet, importing the row score into real score, calculating the average then comparing to the early condition.
The result of the research on the reinforcing the concept of multiple shows that 85,71% of 14 students have gained score above minimal standard score, the early condition of the reinforcing multiple concept shows that 50% of students gained score above he minimal standard score. In the improving multiple skill shows that 92,85% of 14 students have gained csore above the minimal score. On the reinforcing devide concept shows that 78,57% of 14 students have gained score above KKM, the early condition of reinforcing devide concept shows that 50% of students gained score above KKM. The early condition of improving devide skill shows that 42,85% of students got score above KKM.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberkati dan
menyertai sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya
Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada
Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi
Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010” sesuai pada
waktu yang diharapakan.
Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain itu, skripsi
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
2. Drs. Th. Sugiarto, M.T dan Drs. A. Sardjana, M.Pd, selaku dosen
pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan memberikan
banyak saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.
3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi S-I PGSD Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Para dosen PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan kontribusi
yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Para staf sekertariat PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan
kontribusi yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
6. Staf perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada penulis dalam
mendapat referensi.
7. Floribertus Supriya,S.Pd selaku kepala sekolah SD Tarakanita Ngembesan
yang telah memberikan peneliti ijin untuk melakukan penelitian.
8. Bernadeta Retno Haryani, S.Pd selaku wali kelas V SD Tarakanita
Ngembesan yang telah bersedia menjadi kolabolator dalam penelitian ini.
9. Siswa-siswi kelas V SD Tarakanita Ngembesan, Yogyakarta terima kasih atas
kerjasamanya.
10.Orang Tua dan kakakku yang selalu memberiku semangat dan yang selalu
membawaku dalam setiap doanya.
11.Teman-temanku Novia Virgo Yuliana, Ery Susiana, Bergita Resty Yulianaji,
Olivia Dewi Maharani, Fransisca Galuh Pangesti, Isabela Resita, dan Joko
Susanto yang selalu memberi dukungan dan motivasi selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
12.Sahabat istimewaku Paulus Slamet Nugraha yang selalu setia memberikan
penulis semangat dan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
13.Teman-teman mahasiswa S-I PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan
2008 yang sudah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
14.Teman-teman mahasiswa D-II PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan
2006 yang sudah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 15 Agustus 2010
Penyusun
Dewi Damayanti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan Makalah ... 4
BAB II KAJIAN TEORI ... 6
A. Keterampilan ... 6
B. Pecahan ... 6
C. Pengertian Perkalian dan Pembagian ... 8
1. Perkalian ... 8
2. Pembagian ... 10
D. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) ... 12
1. Pengertian CTL ... 11
2. Komponen CTL ... 14
E. Kerangka Berfikir ... 18
F. Hipotesis Tindakan ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Setting Penelitian ... 20
B. Desain Penelitian ... 21
C. Rencana Tindakan ... 23
D. Kriteria Keberhasilan ... 27
E. Pengumpulan Data ... 28
F. Penyusunan Instrumen ... 28
G. Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan ... 61
BAB V PENUTUP ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN... 67
RIWAYAT HIDUP... 139
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 20
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan ... 27
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Perkalian... 29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Keterampilan Perkalian ... 29
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Pembagian ... 29
Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Keterampilan Pembagian ... 30
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siswa Dalam Menggunakan Alat Peraga ... 36
Tabel 4.2 Hasil Tes Tertulis Penguatan Konsep Perkalian ... 37
Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru ... 38
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan kecepatan dan keaktivan siswa dalam Mengerjakan soal ... 43
Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Keterampilan Perkalian ... 44
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru ... 45
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Dalam Menggunakan Alat Peraga... 50
Tabel 4.8 Hasil Tes Tertulis Penguatan Konsep Pembagian ... 51
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru ... 51
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan kecepatan dan keaktivan siswa dalam mengerjakan soal ... 57
Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Keterampilan Pembagian ... 58
Tabel 4.12 Hasil Observasi Guru ... 58
Tabel 4.13 Hasil Pretes dan Postes Penguatan Konsep Perkalian ... 61
Tabel 4.14 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Keterampilan Perkalian... 61
Tabel 4.15 Hasil Pretes dan Postes Penguatan Konsep Pembagian... 62
Tabel 4.16 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Keterampilan Pembagian .... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Silabus ... 67
Lampiran 2
RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Penguatan Konsep
Perkalian ... 70
Lampiran 3
RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Keterampilan Perkalian 79
Lampiran 4
RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Penguatan Konsep
Pembagian ... 86
Lampiran 5
RPP, LKS, Evaluasi, dan Kunci Jawaban Evaluasi Keterampilan
Pembagian ... 94
Lampiran 6
Pretes ... 100
Lampiran 7
Postes ... 105
Lampiran 8
Hasil Kerja Siswa... 110
Lampiran 9
Surat Ijin Penelitian... 134
Lampiran 10
Surat Bukti Penelitian ... 135
Lampiran 11
Foto-Foto Penelitian Tindakan Kelas... 136
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di SD adalah matematika.
Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan sangat besar
dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari setiap hari siswa SD menerapkan
ilmu matematika dalam kehidupan mereka. Peran metematika yang sangat
besar mendorong para guru untuk mengajarkan matematika kepada siswa
sedini mungkin.
Di Sekolah Dasar, matematika diajarkan mulai dari kelas I - VI.
Guru-guru di SD sudah meluangkan waktu yang lebih banyak untuk mengajarkan
pelajaran matematika kepada siswa, namun hal itu tidak membuat para siswa
memperoleh preatasi yang memuaskan dalam mata pelajaran matematika.
Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan ”momok”.
Bagi kebanyakan siswa SD matematika merupakan pelajaran yang sangat
membosankan dan sulit untuk dipahami. Anggapan bahwa matematika adalah
”momok” sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika dan
keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Upaya untuk mengatasi rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran
matematika dan kelambanan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika
sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak sekolah. Upaya-upaya
tersebut antara lain: penyempurnaan kurikulum, menyediakan buku-buku
matematika, memberikan les matematika, serta merekrut guru-guru lulusan
dari pendidikan matematika. Namun upaya-upaya tersebut belum dapat
memperbaiki hasil belajar maupun keterampilan matematika siswa SD,
terutama di SD Tarakanita Ngembasan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di lapangan, banyak
faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika dan
kelambanan siswa dalam mengerjakan soal matematika pada siswa kelas V
SD Tarakanita Ngembesan. Faktor-faktor tersebut antara lain: rendahnya
motivasi siswa mata pelajaran matematika, terbatasnya alat peraga yang
digunakan oleh guru, metode yang monoton dan membosankan, serta
kecenderungan guru untuk memberitahu jawaban kepada siswa sehingga
siswa tidak menemukan sendiri jawabannya.
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
pemerintah, materi pecahan sudah diajarkan sejak kelas III. Materi pecahan
terus berlanjut sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Materi
pecahan juga merupakan salah satu materi yang dipakai untuk ujian nasional
di kelas VI. Rendahnya hasil belajar dan lambatnya siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika pada siswa kelas V SD Tarakanita
Ngembesan pada mata pelajaran matematika sangat terlihat dalam materi
pecahan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, 9 siswa dari 15 siswa atau
sekitar 60% siswa belum memperoleh nilai diatas KKM. Nilai KKM yang
ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Banyak siswa yang kebingungan dalam
perkalian dan pembagian. Hasil kali dua bilang pecah akan lebih sedikit dari
pada hasil baginya, semakin membuat siswa bingung.
Mengingat peranan matematika yang sangat penting dan masih
rendahnya hasil belajar matematika serta rendahnya keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika pada siswa kelas V SD Tarakanita
Ngembesan, maka penulis mengambil judul ”Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010”
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada peningkatan keterampilan
melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning(CTL) pada siswa kelas V SD Tarakanita
Ngembesan tahun ajaran 2009-2010
C. Rumusan Masalah
Apakah pembelajaran melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan
keterampilan siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan dalam melakukan
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan CTL
dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan
dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian pada pecahan.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Untuk memenuhi tugas skripsi yang menjadi salah satu syarat kelulusan
progarm pendidikan S1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
dan sebagai tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal
untuk memasuki dunia kerja.
2. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman kepada siswa dalam melakukan operasi
perkalian dan pembagian dengan menggunakan pendekan CTL
3. Bagi Guru
Menambah referensi bacaan.
F. Sistematika Penulisan Makalah
BAB I PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
H. Batasan Masalah
I. Rumusan Masalah
K. Manfaat Penelitian
L. Sistematika Penulisan Makalah
BAB II KAJIAN TEORI
G. Keterampilan
H. Pecahan
I. Perkalian dan Pembagian
J. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
K. Kerangka Berfikir
L. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN
H. Setting Penelitian
I. Desain Penelitian
J. Rencana Tindakan
K. Kriteria Keberhasilan
L. Pengumpulan Data
M. Penyusunan Instrumen
N. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan
Semua orang harus memiliki keterampilan. Dengan keterampilan yang
dimiliki maka seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Kamus Besar
Bahasa Indonesia,1991:1044). Seseorang dikatakan terampil apabila ia dapat
menyelesaikan tugasnya dengan tepat dan cepat. Keterampilan dapat dilatih
dengan cara memberikan latihan-latihan.
B. Pecahan
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh
(Heruman,2007:43). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pecahan adalah
barang yang sudah pecah. Jadi, pecahan merupakan satu atau beberapa bagian
dari sesuatu yang telah dipecah. Misalnya, seorang ibu mempunyai 1 buah
roti. Roti tersebut akan dibagikan kepada dua anaknya. Maka ibu harus
memecah roti tersebut menjadi 2 bagian yang sama besar. Dua bagian tersebut
masing-masing mempunyai nilai 2 1
. Angka 1 pada pecahan 2 1
menunjukan
bagian yang diperhatikan yang biasa disebut sebagai pembilang, sedangakan
angka 2 menunjukan jumlah kepingan atau keseluruhan potongan dari benda
yang dipecah, bagian ini sering disebut sebagai penyebut.
Pecahan dapat dibedakan menjadi 7 macam, yaitu: pecahan biasa
(pecahan murni), pecahan campuran, pecahan senilai, pecahan desimal,
persen, permil, dan pecahan semu. Pecahan biasa (pecahan murni) adalah
pecahan yang penyebutnya lebih besar daripada pembilang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia,1991:739). Contohnya pecahan 2
campuran yaitu pecahan yang lambang bilangannya terdiri dari bilangan asli
dan pecahan murni. Contohnya pecahan 1 2
. Pecahan senilai
adalah pecahan yang nilainya sama (Kamus Besar Bahasa
Indonesia,1991:739). Contohnya pecahan 2
. Pecahan desimal
adalah pecahan yang penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilangan 10.
Contohnya lambang desimal dari 10
1
adalah 0,1. Persen (%) merupakan
pecahan yang penyebutnya 100. Contohnya 100
Permil (‰) merupakan pecahan yang penyebutnya 1000. Contohnya pecahan
1000 25
biasa ditulis 25 ‰, 1000
120
biasa ditulis 120 ‰. Pecahan semu / pecahan
palsu yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya bernilai sama.
Contohnya
Operasi pada pecahan di SD dapat dibedakan menjadi 4, yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Penjumlahan dapat
2 + 3 = 5,
. Pengurangan dapat dilakukan dengan cara
mengurangkan dua bilangan atau lebih, misalnya 5 – 1 = 4, 4
Perkalian dapat diartikan sebagai penjumlahan yang berulang, misalnya 2 x 3
= 3 + 3 = 6. Pembagian dapat diartikan sebagai pengurangan yang berulang,
misalnya 8 : 4 = 2 dapat ditulis
C. Perkalian dan Pembagian 1. Perkalian
Perkalian pada pecahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu perkalian
pecahan dengan bilangan bulat, contohnya 3
dengan pecahan, contoh: 3
Alat peraga yang digunakan dapat berupa potongan kertas berbentuk
persegi dan diberi arsiran.
Contoh: gambar di samping dapat
digunakan untuk memperagakan
pecahan yang nilainya 4 1
.
gambar di samping dapat digunakan untuk
memperagakan pecahan yang nilainya 2 1
.
Contoh perkalian pecahan dengan bilangan bulat dengan menggunakan
alat peraga
2 1
x 2 = ...
1 1
2 1
= + =
2 1
Jadi, 2 1
x 2 = 1
Contoh perkalian pecahan dengan pecahan dengan menggunakan alat
3
kotak diarsir dua kali menunjukkan nilai 12
2. Pembagian
Pembagian pada pecahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu: pembagian
pecahan dengan bilangan bulat, contohnya 2
dengan pecahan, contohnya: 2
0,8 : 0,4 = 2. Pembagian pecahan dapat diajarkan dengan menggunakan
batang cuisenaire yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna.
Contoh penggunaan pita warna dalam pembagian pecahan:
Misalnya pita warna orange menunjukan nilai 1, pita warna kuning
Maka akan diperoleh 2 pita warna kuning. Jadi, 1 : 2 1
= 2
Contoh pembagian pecahan dengan bilangan bulat dengan menggunakan
alat peraga.
2 1
: 2 = ....
Pita warna kuning menunjukan nilai 2
Contoh pembagian pecahan dengan pecahan dengan menggunakan alat
peraga.
Jika kita susun pita-pita warna menurut nilainya maka akan terlihat seperti
gambar di bawah ini:
1
2 1
3
D. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) 1. Pengertian pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning
(CTL))
Saat ini CTL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
banyak dibicarakan oleh para guru. Namun kenyataannya banyak guru
atau calon guru yang belum mengetahui secara jelas tentang pendekatan
kotekstual atau yang lebih sering dikenal dengan nama CTL. Dalam proses
menggunakan pendekatan CTL. Namun mereka belum mengetahui dengan
benar apa yang dimaksud dengan CTL
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning
(CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
(Muslich,2007:40). Menurut Sanjaya (2005:109) CTL adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehingga siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari pengertian tersebut kita
dapat memahami 3 hal, yaitu: a) CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, b) CTL mendorong siswa
untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata, c) CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari Dengan pendekatan CTL guru diharapkan
mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Guru diharapkan
dapat memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa dan
2. Komponen Pembelajaran Kontekstual
CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh
asas atau komponen. Menurut Muslich (2007, 43) tujuh komponen itu,
yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan filosofis dalam pendekatan CTL.
Dalam konstruktivisme ditekankan agar siswa dapat membangun
pemahamannya sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Konstruktivisme adalah
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur
kognitif siswa berdasarkan pengalaman (Sanjaya, 2005:118).
b. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi dalam penbelajaran CTL. Guru harus
dapat mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu dan memperoleh
informasi. Siswa akan memperoleh pengetahuan apabila siswa tersebut
mau bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang disampaikan oleh
siswa maka pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin banyak.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak hanya berasal dari siswa kepada
guru melainkan juga pertanyaan dari guru kepada siswa dan siswa
kepada siswa yang lain. Dari kegiatan tersebut guru dapat menggali
informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons
hal-hal yang diketahui siswa, menciptakan lebih banyak pertanyaan
bagi diri siswa, dan menyegarkan pengetahuan siswa.
c. Menemukan (Inquiry)
Inti dari pendekatan CTL yaitu menemukan (inquiry). Inquiry
merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis
(Sanjaya,2005:119). Dalam inquiry siswa harus dapat menemukan
sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan. Siswa
tidak hanya menghafal pengetahuan tetapi harus dapat menemukan
pengetahuan. Pengetahuan yang ditemukan sendiri oleh siswa akan
diingat lebih lama dari pengetahuan yang tidak ia temukan sendiri.
Proses inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu a)
Merumuskan masalah, b. Mengajukan hipotesis, c. Mengumpulkan
data, d) Menguji hipotesis, e) Membuat kesimpulan
(Sanjaya,2005:119).
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar sangat membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar. Dengan adanya masyarakat belajar, siswa diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dari teman-temannya.
Masyarakat belajar dapat dibentuk baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Anggota kelompok yang heterogen akan sangat membantu siswa
dalam memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Masalah akan
kerjasama yang baik sangat membantu siswa dalam memecahkan suatu
persoalan. CTL menyarankan agar kerjasama dengan oarang lain dapat
dijalin dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
optimal. Dalam proses pembelajaran guru dapat mendatangkan
narasumber yang ahli dibidangnya sehingga siswa dapat sharing
dengan narasumber tersebut.
e. Pemodelan (Modeling)
Siswa akan lebih cepat memperoleh keterampilan dan pengetahuan
tertentu apabila ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Model tersebut
dapat berupa contoh tentang cara menggunakan sesuatu, cara membuat
sesuatu, menampilkan sesuatu. Cara pembelajaran seperti ini akan
lebih cepat dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan
penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan modelnya atau contohnya.
Contoh alat yang dapat digunakan sebagai model ialah batang
cuisenair yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna, kertas dan
plastik yang telah diarsir sehingga dapat menunjukan nilai pecahan.
1) Batang cuisenair yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna
Dalam penelitian ini batang Cuisenaire dimodivikasi menjadi
pita-pita warna yang terbuat dari kertas lipat dan kertas asturo yang
dipotong dengan ukuran pita putih 2x2 cm, pita merah 2x4 cm, pita
hijau muda 2x6 cm, pita ungu 2x8 cm, pita kuning 2x10 cm, pita
hijau tua 2x12cm, pita hitam 2x14cm, pita coklat 2x16 cm, pita
nilai yang berbeda-beda pita putih bernilai
, pita hijau muda bernilai 10
3
, pita ungu bernilai 10
4
, pita
kuning bernilai 10
5
, pita hijau tua bernilai 10
6
, pita hitam bernilai
10 7
, pita coklat bernilai 10
8
, pita biru bernilai 10
2) Kertas dan plastik yang telah diarsir
Kertas dan plaslik yang diarsir dapat digunakan untuk melakukan
operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Alat peraga ini biasanya berbentuk persegi. Dalam
penelitian ini alat peraga tersebut terbuat dari kertas asturo warna
putih dan kertas mika warna putih. Masing-masing berbentuk
persegi dengan ukuran 12x12 cm.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi (Reflection) merupakan bagian terpenting dari pembelajaran
yang menggunakan pendekatan CTL. Refleksi adalah perenungan
kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Siswa diharapkan dapat
merenungkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespons
semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam
pembelajaran, sehingga ia dapat menyimpulkan pengalaman belajar
g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan CTL adalah
penilaian yang autentik. Dalam penilaian ini guru harus
mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau
informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Penilaian
autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan
menafsirkam data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diperoleh
tidak hanya hari hasil pembelajaran tetapi data tersebut diperoleh
selama proses pembelajaran.
E. Kerangka Berfikir
Keterampilan diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991:1044). Seseorang dikatakan terampil
apabila ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat dan cepat.
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.
Perkalian merupakan penjumlahnan yang berulang dan pembagian
merupakan pengurangan yang berulang. Operasi perkalian dan pembagian
pada pecahan dapat diajarkan dengan menggunakan alat peraga batang
cuisenaire yang telah dimodivikasi, dan kertas dan plastik yang diarsir
sehingga dapat menunjukan nilai pecahan.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL))
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Di dalam CTL terdapat 7
komponen utama yaitu: Konstruktivisme (Constructivism), Bertanya
(Questioning), Menemukan (Inquiry), Masyarakat Belajar (Learning
Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection) Penilaian yang
sebenarnya (Authentic Assessment).
Dengan menggunakan pendekatan CTL yang menekankan pada
komponen masyarakat belajar dan pemodelan, guru diharapkan mampu
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam melalukan operasi perkalian dan pembagian.
F. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL) dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas V SD Tarakanita
Ngembesan tahun ajaran 2009-2010 dalam melakukan operasi perkalian dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian 1. Waktu penelitian
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian
No Keterangan Feb Maret April Mei Juni Juli Agts Sept 1 Meminta ijin
kepada sekolah yang akan diteliti
9
2 Observasi
masalah di kelas 9 3 Penyusuanan
proposal penelitian
9
4 Pengumpulan data
9
5 Pengolahan data 9 9
6 Penyusunan
laporan 9 9
7 Perbaikan
laporan 9 9
8 Ujian akhir 9
2. Tempat penelitian
SD Tarakanita Ngembesan - Wonokerto, Turi - Sleman
3. Subjek penelitian
Siswa kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010
4. Objek penelitian
Keterampilan mengerjakan operasi perkalian dan pembagian pecahan
B. Desain Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada penelitian payung yang dilakukan oleh
Drs. Th. Sugiarto, M.T dan Drs. Sardjana, M.Pd. Sebelum peneliti pergi ke
lapangan untuk meneliti maka ia harus membuat desain penelitian terlebih
dahulu. Dalam penelitian ini peneliti memilih model penelitian dari Kemmis
dan Taggart dalam buku ”Metode Penelitian Tidakan Kelas” karangan
Wiraatmadja (2005:66) seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.
Gb. 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart
Dalam model tersebut dijelaskan tahap-tahap penelitian tindakan
yang akan dilakukan. Permasalahan yang diambil untuk diteliti yaitu
keterampilan perkalian dan pembagian pecahan siswa kelas V. Masalah ini
ditentukan dari hasil pretes dan wawancara dengan guru kelas yang
bersangkutan. Dari pengamatan tersebut peneliti kemudian menyusun
rencana tindakan. Di dalam rencana tindakan ada 4 kemampuan yang akan
ditingkatkan. Empat kemampuan tersebut adalah penguatan konsep
perkalian, peningkatan keterampilan perkalian, penguatan konsep
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS II
PERENCANAAN
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS I
pembagian, dan peningkatan keterampilan pembagian. Penguatan konsep
perkalian yang direncanakan yaitu mengajarkan konsep perkalian pecahan
kepada siswa dengan menggunakan kertas dan plastik transparan
berbentuk persegi yang diarsir sehingga dapat menunjukkan nilai pecahan
tertentu. Setelah konsep perkalian pecahan dapat dipahami oleh siswa
maka dilanjutkan untuk mengajarkan keterampilan perkalian pecahan.
Pada tahap keterampilan ini siswa tidak menggunakan alat peraga. Jika
konsep dan keterampilan pecahan sudah dikuasai oleh siswa maka
tindakan dilanjutkan pada konsep pembagian. Penguatan konsep
pembagian diajarkan kepada siswa dengan menggunakan batang
cuisenaire yang telah dimodifikasi menjadi pita-pita warna. Setelah itu
dilanjutkan pada keterampilan pembagian.
Dalam kegiatan belajar mengajara, siswa dibagi kedalam 4
kelompok tiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Tiap kelompok diberikan
soal latihan untuk dikerjakan bersama teman sekelompok. Di akhir
tindakan siswa diberikan soal yang harus dikerjakan secara individu.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran. Aspek yang
diamati meliputi keaktifan siswa, kerjasama, ketepatan dalam
menggunakan alat peraga serta komunikasi antara guru dengan siswa,
siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Pengamat juga membuat
catatan apabila ada hal-hal yang muncul selama proses pembelajaran.
Refleksi dilakukan untuk merenungkan kembali proses pembelajaran
belum mencapai terget yang diingikan maka harus dirancang siklus yang
selanjutnya. Apabila hasil belajarnya sudah memenuhi terget maka siklus
dapat dihentikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan
kontekstual mempunyai tujuh komponen. Pada penelitian ini tidak
mungkin mengeksplorasi tujuh komponen CTL secara penuh. Maka dari
itu peneliti hanya memberikan penekanan pada dua komponen saja. Dua
komponen itu ialah masyarakat belajar ,dan pemodelan.
C. Rencana Tindakan
Di dalam rencana tindakan ini peneliti merencanakan 4 kemampuan
yang akan ditingkatkan. Empat kemampuan itu ialah 1) penguatan konsep
perkalian, 2) peningkatan keterampilan perkalian, 3) penguatan konsep
pembagian, dan 4) peningkatan keterampilan pembagian. Tindakan yang
akan dikenakan terhadap keempat kemampuan tersebut adalah dengan
menggunakan model pembelajaran CTL, yang lebih menekankan pada
komponen masyarakat belajar dan pemodelan.
1. Persiapan
a. Identifikasi masalah
b. Analisis masalah
c. Perumusan masalah
d. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Penguatan Konsep Perkalian a. Rencana Tindakan
1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 orang.
2) Siswa memperhatikan cara penggunaan alat peraga ”kertas dan
plastik yang telah diarsir”.
3) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal perkalian pecahan
dengan menggunakan alat peraga.
4) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan
siswa.
5) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.
c. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan
skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan
kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan
soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor
diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 5 soal isian.
d. Refleksi
Peningkatan Keterampilan Perkalian a. Rencana Tindakan
1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 orang.
2) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal perkalian pecahan
dengan menggunakan kesimpulan yang telah diambil pada
pertemuan sebelumnya.
3) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan
siswa.
4) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.
c. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan
skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan
kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan
soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor
diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 20 soal isian.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi dan membuat kesimpulan
1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 orang.
2) Siswa memperhatikan cara penggunaan alat peraga ”batang
cuisenaire yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna”.
3) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal pembagian pecahan
dengan menggunakan alat peraga.
4) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan
siswa.
5) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.
c. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan
skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan
kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan
soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor
diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 5 soal isian.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi dan membuat kesimpulan.
Peningkatan Keterampilan Pembagian a. Rencana Tindakan
2) Siswa dalam kelompok penyelesaian soal pembagian pecahan
dengan menggunakan kesimpulan yang telah diambil pada
pertemuan sebelumnya.
3) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan
siswa.
4) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.
c. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas V dan
skor kinerja. Instrumen penilaiannya berupa ulangan tertulis dan
kinerja. Pada ulangan tertulis, siswa diminta untuk mengerjakan
soal perkalian pecahan. Hasil ulangan yang masih berupa skor
diubah menjadi nilai. Jumlah soal ada 20 soal isian.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi dan membuat kesimpulan.
D. Kriteria Keberhasilan
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan.
Kemampuan yang
akan ditingkatkan Kondisi Awal Kriteria Keberhasilan Penguatan konsep
perkalian
50% dari 15 siswa
mampu menguasai
75% dari 15 siswa
konsep perkalian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
konsep perkalian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
Peningkatan
keterampilan
perkalian
42,85% dari 15 siswa
mampu menguasai
keterampilan perkalian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
75% dari 15 siswa
mampu menguasai
keterampilan perkalian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
Penguatan konsep
pembagian
50% dari 15 siswa
mampu menguasai
konsep Pembagian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
75% dari 15 siswa
mampu menguasai
konsep Pembagian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
Peningkatan
keterampilan
pembagian
42,85% dari 15 siswa
mampu menguasai
keterampilan pembagian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
75% dari 15 siswa
mampu menguasai
keterampilan pembagian
(memperoleh nilai diatas
KKM)
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil kerja siswa,
kinerja, dan hasil observasi guru. Hasil kerja siswa diperoleh dengan cara
memberikan tes esai kepada siswa. Nilai kinerja diperoleh dari hasil
observasi atas kerja siswa selama proses pembelajaran yang diamati oleh
observer. Nilai observasi guru diperoleh dari pengamatan yang dilakukan
F. Penyusunan Instrumen
Rambu-Rambu Penyusunan Instrumen
Soal disusun dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Perkalian
Kriteria Indikator
Mudah Sedang Sulit
Kemampuan mengerjakan soal perkalian
pecahan menggunakan alat peraga.
1, 2 3, 4 5
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Peningkatan Keterampilan Perkalian
Kriteria Indikator
Mudah Sedang Sulit
Kemampuan mengerjakan soal
perkalian pecahan tanpa alat peraga.
1, 2, 6, 4,
11,12,15
3, 5, 7, 10, 13,
14, 16, 18
8, 9, 17,
19, 20
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Penguatan Konsep Pembagian
Kriteria Indikator
Mudah Sedang Sulit
Kemampuan mengerjakan soal pembagian
pecahan menggunakan alat peraga.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Peningkatan Keterampilan Pembagian
Kriteria Indikator
Mudah Sedang Sulit
Kemampuan mengerjakan soal
perkalian pecahan tanpa alat peraga.
1, 2, 6, 4,
11, 12, 15
3, 5, 7, 10, 13,
14, 16, 18
8, 9, 17,
19, 20
G. Analisis Data
1. Kriteria Penentuan Skor
a. Tes Tertulis
- Jika soal dikerjakan menggunakan langkah pengerjaannya
dan hasilnya tepat maka skor yang diperoleh adalah 2.
- Jika soal dikerjakan hanya dengan langkahnya saja atau
hanya ditulis jawabanya saja maka skor yang diperoleh
adalah 1.
- Jika soal tidak dikerjakan maka skor yang diperoleh adalah 0.
b. Kinerja
1) Ketepatan Menggunakan Alat Peraga
- Skor 1, jika siswa salah dalam memilih dan
menggunakan alat peraga
- Skor 2, jika siswa tepat dalam memilih alat peraga
tetapi kurang tepat dalam menggunakannya
- Skor 3, jika siswa menggunakan alat peraga dengan
2) Kecepatan Menyelesaikan soal
- Skor 4, jika semua soal dikerjakan kurang dari 15
menit.
- Skor 3, jika semua soal dikerjakan lebih dari 15 menit
tetapi kurang dari 20 menit.
- Skor 2, jika semua soal dikerjakan lebih dari 20 menit
tetapi kurang dari 25 menit.
- Skor 1, jika semua soal dikerjakan lebih dari 25 menit.
3) Keaktivan Siswa Dalam Kelompok
- Skor 1, jika siswa hadir tetapi tidak ikut berpartisipasi
dalam kelompok.
- Skor 2, jika siswa berpartisipasi pasif (hanya
mengamati/menonton dan tidak membantu
menyelesaikan masalah).
- Skor 3, jika siswa berpartisipasi aktif (membantu
menyelesaikan masalah).
2. Analisis Data
a. Tes tertulis
Nilai Akhir (NA) = Σ skor yang diperoleh siswa
2
Rata-rata kelas = Σnilai yang diperoleh seluruh siswa
Σ siswa
Persentase ketuntasan = Σsiswa tuntas x 100%
Persentase ketidak tuntasan = Σsiswa tdk tuntas x 100%
Σsiswa
b. Kinerja
Persentase kinerja seluruh siswa =
Σ skor yang diperoleh sesluruh siswa x 100% Σskor maksimum
Kriteria Ketepatan Dalam Menggunakan Alat Peraga
81 – 100 % = sangat tepat
71 – 80 % = tepat
60 – 70 % = cukup tepat
< 59 % = kurang tepat
Kriteria Kecepatan Menyelesaikan Soal
81 – 100 % = sangat cepat
71 – 80 % = cepat
60 – 70 % = cukup cepat
< 59 % = kurang cepat
Kriteria Keaktivan Siswa Dalam Kelompok
81 – 100 % = sangat aktif
71 – 80 % = aktif
60 – 70 % = cukup aktif
< 59 % = kurang aktif
c. Membandingkan skor rata-rata kelas dengan target untuk
menentukan kersimpulan apakah terjadi peningkatan atau tidak
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan
Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita
Ngembesan Tahun ajaran 2009-2010” dilakukan pada bulan Maret 2010.
1 Penguatan Kosep Perkalian Pecahan a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media
pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang
disampaikan adalah pemahaman konsep perkalian pecahan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 9
Maret 2010. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas V SD
Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa. Pada kondisi awal
jumlah siswa ada 15 siswa namun pada saat penelitian ada 1 siswa yang
tidak berangkat. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti hanya
bertindak sebagai pengamat atau observer yang mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Dalam hal ini guru kelas
V SD Tarakanita Ngembesan bertindak sebagai kolaborator.
Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4
siswa. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah
tersedia. Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama dengan teman
sekelompok. Setiap kelompok memperoleh alat peraga yang berupa kertas
dan plastik yang telah diarsir sehingga dapat menunjukkan nilai suatu
pecahan. Melalui lembar kerja tersebut siswa diharapkan dapat melakukan
perkalian pecahan dengan menggunakan gambar-gambar yang tersedia.
Setiap kelompok harus bekerjasama agar semua anggota dalam kelompok
tersebut dapat mengetahui dan memahami setiap jawaban dari semua soal
yang ada dalam lember kerja. Melalui kerja kelompok tersebut siswa dapat
saling membantu. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru
meminta siswa untuk menuliskan sebagian dari hasil kerjanya didepan
kelas kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal,
yaitu:
1) Pengamatan Selama Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran
a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi kepada
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Guru menyampaikan materi dengan model kapur tulis yang
diambil berkali-kali sehingga dapat menunjukan perkalian.
c) Guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan CTL
d) Guru membagi kelompok dan memberikan peraturan selama
berdiskusi.
e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun dalam hal
ini guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu
siswa mengali pengetahuannya tentang perkalian pecahan.
2) Pengamatan Selama Proses Diskusi.
Proses diskusi dilakukan untuk mentukan nilai pecahan yang sesuai
dengan gambar, menuliskan pecahan kedalam bentuk gambar, serta
melakukan perkalian pecahan yang berpenyebut sama dan pecahan
yang berpenyebut berbeda dengan menggunakan
gambar-gambar..Dalam proses diskusi ini siswa tidak banyak dibimbing oleh
guru karena siswa sudah mempunyai pengalaman mempelajari
konsep perkalian pecahan. Guru membimbing siswa untuk
mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain.
3) Analisis Hasil Yang Diperoleh Siswa
Hal yang dianalisis terkait dengan penelitian yaitu menyajikan nilai
pecahan kedalam bentuk gambar, mentransfer gambar kedalam
mengalikan pecahan beda penyebut. Data yang dikumpulkan oleh
peneliti yaitu dengan menggunakan:
a) Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siswa Dalam Menggunakan
Alat Peraga
Kriteria No Nama Ketepatan menggunakan
alat peraga
Keaktifan siswa
1 Siswa 1 2 2
2 Siswa 2 3 3
3 Siswa 3 3 3
4 Siswa 4 3 3
5 Siswa 5 1 3
6 Siswa 6 2 3
7 Siswa 7 2 2
8 Siswa 8 2 2
9 Siswa 9 3 3
10 Siswa 10 3 3
11 Siswa 11 1 2
12 Siswa 12 2 3
13 Siswa 13 2 3
14 Siswa 14 2 2
Jumlah 31 37
Presentase (%) 73,80 88,09
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketepatan menggunakan
alat peraga kertas dan plastik yang telah diarsir adalah NA
= 100% 73,80% 42
31× =
. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah
tepat dalam menggunakan alat peraga. Siswa yang aktif dalam
kelompok adalah NA = 100% 88,09% 42
37× =
. Persentase tersebut
b) Tes Tertulis
Tabel 4.2 Hasil Tes Tertulis Penguatan Konsep Perkalian
Kriteria No. Nama Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Siswa 1 60 9
2 Siswa 2 100 9
3 Siswa 3 80 9
4 Siswa 4 100 9
5 Siswa 5 52 9
6 Siswa 6 60 9
7 Siswa 7 68 9
8 Siswa 8 60 9
9 Siswa 9 100 9
10 Siswa 10 100 9
11 Siswa 11 60 9
12 Siswa 12 92 9
13 Siswa 13 100 9
14 Siswa 14 100 9
Jumlah 1130 13 1 Rata-rata 88,85
Presentase (%) 92,85 7,15
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah
88,85. Siswa yang tuntas = 100% 92,85% 14
13× =
. Siswa yang
tidak tuntas = 100% 7,15% 14
1 × =
. Dari data di atas
menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai
c) Observasi Guru
Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru
Skor
Pra pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.
Membuka Pelajaran
Melakukan kegiatan apersepsi. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.
Kegiatan Inti Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,
2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.)
Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri.
Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya.
Memberi kesan menarik pada siswa.
Melakukan penilaian akhir
IV
1
2
secara autentik
Penutup
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun
rangkuman/kesimpulan bersama siswa.
9
9
Jumlah skor ketercapaian 0 4 30 16
Ketercapaian (dalam %) 0 6,25 46,78 25
Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa
ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 78,12% 64
50× =
.
Berdasarkan data tersebut diperoleh data bahwa secara umum siswa sudah
mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Maka dari itu penelitian
dapat dilanjutkan pada peningkatan keterampilan perkalian.
d. Refleksi
Dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Jika dibandingkan dengan kondisi awal, siswa sudah dapat lebih
memahami konsep perkalian.
2) Sebagian besar siswa sudah dapat menggunakan alat peraga dengan
tepat, hanya beberapa siswa saja yang belum dapat menggunakan
alat peraga dengan tepat.
3) Beberapa siswa masih ketergantungan terhadap teman kelompoknya
sehingga tidak semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi.
2 Peningkatan Keterampilan Perkalian Pecahan a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media
pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang
disampaikan adalah keterampilan perkalian pecahan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 12 Maret
2010 dan 13 Maret 2010. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa
kelas V SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa. Pada kondisi
awal jumlah siswa ada 15 siswa namun pada saat penelitian ada 1 siswa
yang tidak berangkat. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti
hanya bertindak sebagai pengamat atau observer yang mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Dalam hal ini guru kelas
V SD Tarakanita Ngembesan bertindak sebagai kolaborator.
Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4
siswa. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah
tersedia. Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama dengan teman
sekelompok. Melalui lembar kerja tersebut siswa diharapkan dapat
melakukan perkalian pecahan dengan menggunakan kesimpulan yang
telah diperoleh pada pertemuan yang lalu. Setiap kelompok harus
bekerjasama agar semua anggota dalam kelompok tersebut dapat
dalam lember kerja. Melalui kerja kelompok tersebut siswa dapat saling
membantu. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru meminta
siswa untuk menuliskan sebagian dari hasil kerjanya didepan kelas
kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dibagi dalam 3 hal, yaitu:
1) Pengamatan Selama Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi kepada
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Guru mengingatkan siswa atas kesimpulan yang diambil pada
pertemuan yang lalu
c) Guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan CTL
d) Guru membagi kelompok dan memberikan peraturan selama
berdiskusi.
e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun dalam hal
ini guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu
2) Pengamatan Selama Proses Diskusi.
Proses diskusi dilakukan untuk mentukan nilai perkalian pecahan
berpenyebut sama, perkalian pecahan beda penyebut, perkalian
pecahan murni dengan pecahan desimal, perkalian pecahan murni
dengan pecahan campuran, perkalian pecahan campuran dengan
pecahan campuran, perkalian pecahan campuran dengan pecahan
desimal, perkalian pecahan desimal dengan pecahan desimal. tanpa
menggunakan gambar. Dalam proses diskusi ini siswa tidak banyak
dibimbing oleh guru karena siswa sudah mempunyai kesimpulan
perkalian pecahan.
3) Analisis Hasil Yang Diperoleh Siswa
Hal yang dianalisis terkait dengan penelitian yaitu menentukan hasil
perkalian pecahan berpenyebut sama dan mengalikan pecahan beda
penyebut, pecahan murni dengan pecahan desimal, pecahan murni
dengan pecahan campuran, pecahan campuran dengan pecahan
campuran, pecahan campuran dengan pecahan desimal, pecahan
desimal dengan pecahan desimal. Data yang dikumpulkan oleh
peneliti yaitu dengan menggunakan
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan kecepatan dan keaktivan siswa
dalam mengerjakan soal
Kriteria Kecepatan Mengerjakan Soal No Nama
Waktu (dlm menit) Skor
Keaktivan Siswa
1 Siswa 1 18 3 2
2 Siswa 2 17 3 3
3 Siswa 3 10 4 3
4 Siswa 4 10 4 3
5 Siswa 5 21 2 2
6 Siswa 6 16 3 2
7 Siswa 7 16 3 2
8 Siswa 8 17 3 2
9 Siswa 9 12 4 3
10 Siswa 10 23 2 2
11 Siswa 11 26 1 2
12 Siswa 12 11 4 3
13 Siswa 13 16 3 3
14 Siswa 14 19 3 2
Jumlah 42 34
Presentase (%) 75 80,95
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan siswa dalam
mengerjakan soal adalah NA = 100% 75% 56
42× =
. Hal itu
menunjukkan bahwa kecepatan siswa dalam mengerjakan soal
adalah cepat. Siswa yang aktif dalam kelompok adalah NA
= 100% 80,95% 42
34× =
. Persentase tersebut menunjukkan bahwa
2) Tes Tertulis
Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Keterampilan Perkalian
Kriteria No. Nama Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Siswa 1 55 9
2 Siswa 2 85 9
3 Siswa 3 95 9
4 Siswa 4 100 9
5 Siswa 5 65 9
6 Siswa 6 75 9
7 Siswa 7 90 9
8 Siswa 8 55 9
9 Siswa 9 80 9
10 Siswa 10 90 9
11 Siswa 11 45 9
12 Siswa 12 75 9
13 Siswa 13 100 9
14 Siswa 14 70 9
Jumlah 1080 11 3
Rata-rata 77,14
Presentase (%) 78,57 21,43
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah
77,14. Siswa yang tuntas = 100% 78,57% 14
11× =
. Siswa yang
tidak tuntas = 100% 21,43% 14
3 × =
. Target yang diharapkan pada
penelitian ini adalah 75% siswa mencapai KKM. Dari data di
atas menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai
indikator yang ditetapkan.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru
Pra pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.
Membuka Pelajaran
Melakukan kegiatan apersepsi.
Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.
Kegiatan Inti Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat
kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,
2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.)
Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat
7
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang
digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Memberi kesan menarik pada siswa.
Melakukan penilaian akhir secara autentik
Penutup
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun
rangkuman/kesimpulan bersama siswa.
9
Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa
ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 76,56% 64
49× =
.
Berdasarkan data tersebut diperoleh data bahwa secara umum siswa sudah
mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Maka dari itu penelitian
dapat dilanjutkan pada penguatan konsep pembagian
d. Refleksi
Dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Jika dibandingkan dengan kondisi awal, siswa sudah lebih terampil
dalam melakukan operasi perkalian pecahan.
2) Beberapa siswa masih ketergantungan terhadap teman kelompoknya
3) Sebagian besar siswa sudah terampil melakukan operasi perkalian
pada pecahan.
4) Indikator yang ingin dicapai sudah tercapai.
3 Penguatan Konsep Pembagian Pecahan a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media
pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang
disampaikan adalah penguatan konsep pembagian pecahan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 15 Maret
2010. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas V SD
Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa. Pada kondisi awal
jumlah siswa ada 15 siswa namun pada saat penelitian ada 1 siswa yang
tidak berangkat. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti hanya
bertindak sebagai pengamat atau observer yang mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Dalam hal ini guru kelas
V SD Tarakanita Ngembesan bertindak sebagai kolaborator.
Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4
siswa. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah
tersedia. Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama dengan teman
cuisenaire yang telah dimodivikasi menjadi pita-pita warna. Melalui
lembar kerja tersebut siswa diharapkan dapat melakukan perkalian
pecahan dengan menggunakan gambar-gambar yang tersedia. Setiap
kelompok harus bekerjasama agar semua anggota dalam kelompok
tersebut dapat mengetahui dan memahami setiap jawaban dari semua soal
yang ada dalam lember kerja. Melalui kerja kelompok tersebut siswa dapat
saling membantu. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru
meminta siswa untuk menuliskan sebagian dari hasil kerjanya didepan
kelas kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal,
yaitu:
1) Pengamatan Selama Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi kepada
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Guru menyampaikan materi dengan model roti yang
dipotong-potong kemudian dibagikan kepada beberapa siswa sehingga
dapat menunjukkan suatu pembagian