The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017
KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN
FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI
AKREDITASI RUMAH SAKIT
Bianti H. Machroes1, Arif R. Sadad1, RP. Uva Utomo1
Abstrak
Akreditasi Rumah Sakit merupakan pengakuan terhadap Rumah Sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkesinambungan menurut PERMENKES RI no. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Beberapa waktu yang lalu RSUP Dr.Kariadi Semarang yang merupakan salah satu UPT Kementerian Kesehatan dan rumah sakit rujukan untuk wilayah Indonesia bagian Tengah telah dilakukan akreditasi Joint Commission International (JCI) versi terbaru dan reakreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi terbaru. Pada penilaian akreditasi baik Joint Commission International (JCI) maupun Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) meliputi bidang pelayanan, administrasi serta fasilitas dan sarana prasarana dari seluruh unit yang ada di Rumah Sakit tak terkecuali pelayanan Kedokteran Forensik. Pelayanan Kedokteran Forensik merupakan salah satu pelayanan yang ada di RSUP Dr. Kariadi. Pelayanan Kedokteran Forensik di RSUP Dr. Kariadi meliputi pelayanan visum luar, pelayanan otopsi, pelayanan visum klinis, pelayanan embalming, pelayanan rekonstruksi tubuh jenazah dan pelayanan pemulasaraan jenazah. Dalam pelaksanaan pelayanan Kedokteran Forensik di RSUP Dr. Kariadi maka dibentuklah Kelompok Staf Medis (KSM) Kedokteran Forensik yang merupakan dokter – dokter Spesialis Kedokteran Forensik dari Instansi RSUP Dr. Kariadi dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Dalam menghadapi akreditasi Rumah Sakit, KSM Kedokteran Forensik telah mempersiapkan diri termasuk kelengkapan administrasi. Tujuan penulisan ini adalah sebagai bahan acuan untuk menetapkan kewenangan klinis di Rumah Sakit, sebagai salah satu bahan acuan untuk penentuan tarif pelayanan Kedokteran Forensik di Rumah Sakit, dan sebagai bahan acuan bagi persiapan Rumah Sakit menghadapi akreditasi Rumah Sakit. Metode yang digunakan untuk penulisan ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan melihat berbagai tinjauan pustaka. Kelengkapan administrasi untuk staf medis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi meliputi: Daftar pelayanan yang dapat dilakukan dokter spesialis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi; Daftar rincian kewenangan klinis dokter spesialis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi; Penentuan penilaian kuantitas untuk indikator kinerja dokter spesialis Kedokteran Forensik; Penentuan penilaian kualitas untuk indikator kinerja dokter spesialis Kedokteran Forensik; dan Pembuatan panduan praktik
klinis Kedokteran Forensik. Dalam mempersiapkan akreditasi Rumah Sakit khususnya pada pelayanan Kedokteran Forensik diperlukan keseriusan baik dalam pelayanan, persiapan fasilitas serta administrasinya sebagai pedoman sekaligus payung hukum dalam pelaksanaan pelayanan Kedokteran Forensik di Rumah Sakit. Dalam penulisan ini kami mencoba berbagi pengalaman tentang penyiapan administrasi KSM Kedokteran Forensik dalam pelaksanaan pelayanan guna kepentingan akreditasi.
Kata Kunci: Akreditasi Rumah Sakit, RSUP Dr. Kariadi, Kedokteran Forensik, Administrasi
Afiliasi Penulis : 1. Departemen Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Korespondensi: Bianti H.Machroes
PENDAHULUAN
Tugas Rumah Sakit adalah
memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna, Rumah Sakit harus menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu upaya untuk menjaga sekaligus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah melalui pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit. Akreditasi Rumah Sakit merupakan pengakuan terhadap Rumah
Sakit yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkesinambungan menurut PERMENKES RI no. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit.
Beberapa waktu yang lalu RSUP Dr. Kariadi Semarang yang merupakan salah satu UPT Kementerian Kesehatan dan rumah sakit rujukan untuk wilayah Indonesia bagian Tengah telah dilakukan akreditasi Joint Commission International (JCI) versi terbaru dan reakreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi terbaru. Pada penilaian
akreditasi baik Joint Commission
International (JCI) maupun Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) meliputi bidang pelayanan, administrasi serta fasilitas dan sarana prasarana dari seluruh unit yang ada di Rumah Sakit tak terkecuali pelayanan Kedokteran Forensik. Pelayanan Kedokteran Forensik merupakan salah satu pelayanan yang ada di RSUP Dr. Kariadi. Pelayanan Kedokteran Forensik di RSUP Dr. Kariadi meliputi pelayanan visum luar, pelayanan otopsi, pelayanan visum klinis, pelayanan embalming, pelayanan rekonstruksi tubuh
jenazah dan pelayanan pemulasaraan
jenazah. Dalam pelaksanaan pelayanan Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi maka dibentuklah Kelompok Staf Medis (KSM) Kedokteran Forensik yang merupakan dokter – dokter Spesialis Kedokteran Forensik dari Instansi RSUP Dr.Kariadi dan
Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Dalam menghadapi akreditasi Rumah Sakit, KSM Kedokteran Forensik telah
mempersiapkan keseluruhan pokok
penilaian termasuk kelengkapan
administrasi. Beberapa hal yang penting
dalam kelengkapan administrasi KSM
Kedokteran Forensik yaitu penetapan
kewenangan klinis, penilaian indikator kinerja dokter spesialis, dan panduan praktek klinik.
Tujuan penulisan ini yaitu sebagai bahan acuan untuk menetapkan kewenangan klinis di Rumah Sakit, sebagai salah satu bahan acuan untuk penentuan tarif pelayanan
Kedokteran Forensik di Rumah Sakit, dan sebagai bahan acuan bagi persiapan Rumah Sakit menghadapi akreditasi Rumah Sakit.
METODE
Metode penulisan yang digunakan pada artikel ini adalah metode deskriptif. Penulisan artikel ini merupakan penjabaran
dari berbagai tinjauan pustaka dan
pengalaman KSM Kedokteran Forensik saat dilakukannya penilaian oleh tim akreditasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelengkapan administrasi untuk staf medis Kedokteran Forensik di RSUP Dr. Kariadi meliputi:
1. Daftar pelayanan yang dapat dilakukan dokter spesialis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi.
Tabel 1. Pelayanan Kedokteran Forensik RSUP Dr.Kariadi
2. Daftar rincian kewenangan klinis dokter spesialis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi.
Tabel 2. Rincian Kewenangan Klinis
3. Penentuan penilaian kuantitas untuk indikator kinerja dokter spesialis Kedokteran Forensik.
Tabel 3. Indikator Penilaian Kuantitas
4. Penentuan penilaian kualitas untuk indikator kinerja dokter spesialis Kedokteran Forensik.
Tabel 4. Indikator Penilaian Kualitas
5. Pembuatan panduan praktik klinis Kedokteran Forensik.
Tabel 5. Panduan Praktek Klinis Pemeriksaan Luar Jenazah
1. Daftar pelayanan yang dapat dilakukan dokter spesialis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi.
Untuk menentukan jenis pelayanan yang dapat dilakukan KSM Kedokteran Forensik di Rumah Sakit dilakukan melalui rapat KSM, Bagian dan Instalasi. Yang menjadi pertimbangan adalah jumlah tenaga, alat yang tersedia, sarana dan prasarana. Prinsipnya pelayanan tersebut mampu dilaksanakan KSM Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi dengan sumber daya yang tersedia.
2. Daftar rincian kewenangan klinis dokter spesialis Kedokteran Forensik di RSUP Dr.Kariadi.
Setelah penentuan jenis pelayanan yang
dapat dilakukan selanjutnya KSM
Kedokteran Forensik mengadakan rapat
kembali untuk membuat rincian
kewenangan klinis. Rincian kewenangan klinis yang telah dibuat oleh KSM Kedokteran Forensik dibicarakan dengan Komite Medik untuk disahkan oleh Direktur Utama.
3. Penentuan penilaian kuantitas untuk
indikator kinerja dokter spesialis
Dari jenis pelayanan Kedokteran Forensik yang telah tersusun maka dibuatlah pembobotan atau pemberian nilai pada masing – masing rincian pelayanan. Hasil pembobotan ini kemudian dibicarakan dengan Bagian SDM untuk penentuan target sebagai penilaian kuantitas indikator
kinerja dokter spesialis Kedokteran
Forensik.
4. Penentuan penilaian kualitas untuk
indikator kinerja dokter spesialis
Kedokteran Forensik.
Berbagai pelayanan Kedokteran Forensik yang telah disusun dipilih pelayanan yang menjadi unggulan dari KSM Kedokteran Forensik. Pelayanan Kedokteran Forensik yang menjadi unggulan ditentukan derajat prosentase kualitas artinya bahwa dalam
melakukan pelayanan memiliki nilai
kualitas pelayanan dari 0% – 100%.
5. Pembuatan panduan praktik klinis
Kedokteran Forensik.
Setiap jenis pelayanan yang dilakukan KSM Kedokteran Forensik secara rinci mulai dari
awal pelayanan dimulai hingga
penyelesaian pelayanan dibuatlah panduan praktik klinis. Bilamana terjadi hal – hal yang tidak sesuai atau tidak dapat
dilaksanakan serta mengalami
perkembangan dalam pelaksanaan
pelayanan maka akan disesuaikan.
SIMPULAN
Dalam mempersiapkan akreditasi Rumah Sakit khususnya pada pelayanan Kedokteran Forensik diperlukan keseriusan baik dalam pelayanan, persiapan fasilitas serta administrasinya sebagai pedoman sekaligus payung hukum dalam pelaksanaan pelayanan Kedokteran Forensik di Rumah
Sakit. Kelengkapan administrasi KSM
Kedokteran Forensik yaitu daftar pelayanan kedokteran forensik yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, Panduan Praktik Klinis sebagai acuan standar pelayanan yang akan dilakukan, Rincian kewenangan klinis dokter spesialis Kedokteran Forensik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, Penilaian kunatitas dan kualitas kinerja dokter spesialis Kedokteran Forensik dalam melakukan pelayanan. Dalam penulisan ini kami mencoba berbagi pengalaman tentang penyiapan administrasi KSM Kedokteran Forensik dalam pelaksanaan pelayanan guna kepentingan akreditasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit. 2012.
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2009.
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. 2009.
4. Di Maio VJM., Dana SE., Handbook of Forensic Pathology. Boca Raton Florida. CRC Press. 2007.
5. Dolinak D., Matshes E.W., Lew E.O., Forensic Pathology: Principles and Practice. Burlington Mass: Elsevier. 2007.
6. Farrugia A, Ludes B. Diagnostic of Drowning in Forensic Medicine. Forensic Medicine – From
Old Problems to New Challenges. September. 2011.
7. Amir A., Rangkaian ilmu kedokteran forensik. Fakultas Kedokteran Univertitas Sumatera Utara. Medan. 2011.
8. Hariadi Apuranto, Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, edisi ketujuh. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. 2011.
9. Idries A, tjiptomartono A. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam proses Penyidikan. Sagung Seto. Jakarta. 2010.
10.Herkutanto (2005) Peningkatan kualitas
pembuatan Visum et Repertum (VeR) Kecederaan di Rumah Sakit melalui Pelatihan dokter unit gawat darurat (UGD). JMPK Vol. 08/No.03. Jakarta. 2005.
11.Howard C, Adelman M. Establishing The Time of Death in : Forensic Medicine. New York : Infobase Publishing. 2007.
12.Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum. Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.
13.Sampurna B. Peran Forensik dalam Kasus Asuransi. Dalam: Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences, Vol 1. 2008.
14.Stark MM. History and Development of Clinical Forensik Medicine. Dalam: Clinical Forensic Medicine: A Physician Guide Edition 2nd. Human Press Inc. Totowa. 2011.
15.Rika Susanti. Paradigma Baru Peran Dokter Dalam Pelayanan Kedokteran Forensik. Majalah Kedokeran Andalas No.2 Vol.36. Padang. 2012.