• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini terbilang banyak dan beraneka ragam usaha yang berkembang. Dunia mode pun sekarang dalam luar dan dalam negeri sangat berpengaruh bagi masyarakat termasuk mode kacamata dan softlens.Karena banyaknya perusahaan atau perorangan yang berminat dalam bisnis optic, maka semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk bergerak dalam bidang yang sama. Oleh karena itu,saat ini banyak toko optik bermunculan yang memiliki tenaga kerja yang ahli dan berkompeten.

Perkembangan industri optik di negara kita memang belum begitu nampak, hal ini dapat kita lihat dengan tingginya angka import frame (bingkai kacamata) dari pada export. Tingginya aktivitas serta banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tajam penglihatan terhadap seseorang mengakibatkan tingginya angka kelainan refraksi, dengan kondisi tersebut jelaslah bahwa setiap orang akan memerlukan bingkai kacamata untuk meningkatkan tajam penglihatan, perkembangan frame kacamata bukan sebatas hanya pada alat rehabilitasi tajam penglihatan saja, tetapi pada saat ini sudah lebih menuju kearah kosmetik atau fashion dan juga penggunaan kacamata sudah lebih kearah kesehatan dan keselamatan dari bahaya akibat kecelakaan kerja.

Departemen Perindustrian berusaha meningkatkan perkembangan industri optik nasional agar bisa menguasai pangsa pasar lokal yang mencapai Rp 6 triliun karena sekitar 40% atau sekitar 80 juta orang di Indonesia harus menggunakan kacamata (GAPOPIN 2013). Direktur PDO GAPOPIN Thomas Soetomo mengatakan, saat ini baru sekitar 30 juta orang Indonesia yang menggunakan kacamata. Padahal dari survei yang ada, setidaknya ada sekitar 80 juta orang Indonesia yang dinilai layak dan harus menggunakan kacamata. Dalam hal ini, pangsa pasar yang bisa digarap

(2)

hingga tahun lalu baru mencapai Rp 2,5 triliun atau rata-rata Rp 75.000 dikali 32 juta orang pengguna kacamata.

Dalam bisnis kacamata optik khususnya di kota Cimahi banyak sekali persaingan diperusahaan yang bergerak dalam bidang kacamata optik ini. Perusahaan yang mempunyai kemampuan daya saing saja yang bisa bertahan, persaingan yang selalu muncul dalam dunia bisnis memicu munculnya pemikiran-pemikiran baru yang dapat membangun produk atau jasa yang memberikan nilai lebih kepada pelanggan yang berdampak pada kepindahan penggunaan jasanya. Menurut Kotler (2012:p.18),

“The marketing concept holds that the key archieving organizational goals concists in determining the needs and wants and target markets and delivering the desire satisfactions more effectively and efficiently than competitors ”.

Artinya kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan pada pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien dari pada pesaing. Apabila tidak maka akan berdampak pada berpindahan pelanggan atau menurunnya keputusan pembelian. Secara umum dapat dikatakan bahwa semua perusahaan bersaing satu sama lain untuk merebutkan uang konsumen atau keputusan konsumen untuk membeli produk perusahaannya dikutip dari Koesworodjati (2006:144).

Mata adalah salah satu dari lima indera yang diberikan sejak lahir. Pekerjaan yang paling sederhana dilakukan oleh mata adalah mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya apakah terang atau gelap.Penglihatan yang baik adalah penglihatan yang dihasilkan dari suatu bayangan, dari suatu objek yang diterima oleh retina yang ada di mata bagian belakang melalui suatu sistem optik.

Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke bagian belakang mata yang disebut retina. Bentuk bayangan benda yang jatuh di retina seolah-olah direkam dan disampaikan ke otak melalui saraf optik. Bayangan inilah yang sampai ke otak dan memberikan kesan melihat benda kepada mata.

(3)

menjadi lebih cembung agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat melihat objek yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan bayangan tepat di retina. Tetapi sering pada umumnya mata tidak dipelihara dengan baik. Dalam hal ini kami ingin mencoba menganalisa sistem yang sedang berjalan di Toko Optikal Raya Cimahi.

Toko Optikal Raya Cimahi adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha optik yang kegiatannya adalah menjual berbagai jenis barang optik seperti kacamata dan softlens. Banyaknya persaingan dalam usaha sejenis, memaksa perusahaan berusaha keras dalam memasarkan produknya. Untuk itu Toko Optikal Raya Cimahi harus terus melakukan perbaikan dalam kegiatan pemasarannya.

Permasalahan yang dihadapi oleh Toko Optikal Raya Cimahi adalah tingginya tingkat persaingan sehingga menyulitkan perusahaan untuk lebih berkembang. Strategi yang diterapkan oleh Toko Optikal Raya Cimahi dalam mencapai laba yang optimal belum tercapai, dikarenakan jumlah pengunjung atau konsumen yang berbelanja masih mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Data Penjualan Produk Kacamata Optikal Raya Cimahi Tahun 2015

No. Bulan Jumlah penjualan

produk kacamata/unit Presentase % 1 Januari 600 9,8 % 2 Februari 550 8,9 % 3 Maret 635 10,4 % 4 April 437 7,2 % 5 Mei 400 6,5 % 6 Juni 710 11,5 % 7 Juli 442 7,4 %

(4)

8 Agustus 3 65 5,9 % 9 September 450 7,4 % 10 Oktober 500 8,2 % 11 November 550 8,9 % 12 Desember 490 7,9 % Total 6.129 100 %

Sumber Data : Toko Optikal Raya Cimahi 2015

Tabel 1.2 Top Brand Index

Nama Toko Top Brand Index Top (>10%)

Optik Melawai 48,4 % TOP

Optik Seis 9,5 %

Optik Tunggal 9,3 %

Optik A. Kasoem 2,7%

Joyo Optikl 2,4 %

Rata-rata Industri 14,4 % Sumber : Top Brand Index 2015 Fase 2

Selain itu penulis juga menduga adanya masalah yang terjadi minat pembelian konsumen yang rendah, keputusan pembelian konsumen yang kurang baik, kepuasan konsumen setelah membeli, dan loyalitas konsumen yang rendah terhadap Toko Optikal Raya Cimahi yang buruk. Dari hasil penelitian pendahuluan yang penulis lakukan terdapat masalah yang ditunjukkan pada tabel 1.3 berikut :

Tabel 1.3

Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Permasalahan Di Toko Optikal Raya Cimahi.

(5)

Minat Membeli 6 10 6 6 2 Proses Kep Pembelian 6 8 10 4 2 Kepuasan 4 10 10 4 2 Loyalitas 4 5 7 10 4

Sumber : Data Pengolahan 2015

Dari tabel di atas penulis mendapatkan hasil dari perhitungan semua variabel dari 30 responden seperti pada tabel 1.3, ternyata hasil variabel minat beli nilai rata-rata 3,4 (Cukup Setuju), proses keputusan pembelian 3,4 (Cukup Setuju), kepuasan konsumen 3,3 (Cukup Setuju), dan Loyalitas konsumen 2,8 (Tidak Setuju), dengan demikian loyalitas yang ada di Toko Optikal Raya Cimahi kurang baik dibandingkan dengan faktor lain yang akan ditunjukan pada gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1

Hasil penelitian pendahuluan mengenai permasalahan di Toko Optikal Raya Cimahi

Sumber: Penelitian Terdahulu Optikal Raya Cimahi 2015

Gambar diatas menunjukan persepsi konsumen tentang Loyalitas dengan jumlah sangat setuju 13 persen, setuju 17 persen, ragu-ragu 23 persen,

10% 13% 23% 30% 24% Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(6)

tidak setuju 33 persen sangat dan tidak setuju 13 persen sehingga penulis menemukan bahwa terdapat masalah pada loyalitas konsumen Toko Optikal Raya Cimahi.

Pada dasarnya semakin tinggi tingkat persaingan yang terjadi, maka semakin akan banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih Toko yang sesuai dengan harapannya, dan sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut pelanggan menjadi lebih pintar dan teliti menghadapi setiap produk yang ditawarkan. Perusahaan harus secara cermat memperhatikan pola perilaku konsumen yang semakin dinamis dan perusahaan juga harus selalu mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu produk. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan ketertarikan promosi produk yang sesuai dengan keinginan calon konsumen. Poin penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat mempertahankan suatu persaingan pasar, perusahaan tersebut perlu memperhatikan apa yang melandasi seorang konsumen dalam memilih suatu produk terhadap ketertarikan yang di tawarkan oleh toko tersebut, dalam hal ini adalah Loyalitas dari seorang konsumen yang selalu timbul setelah adanya proses pembelian dan didalam proses pembelian ulang seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai Toko yang hendak dibeli atas dasar promosi maupun loyal. Salah satu strategi yang tepat untuk bertahan dari persaingan tinggi dalam dunia usaha Optik saat ini adalah dengan mempertahankan loyalitas pelanggannya.

Menurut Ahmad Mardalis (2005) bahwa ada enam alasan mengapa suatu institusi perlu mempertahankan loyalitas pelanggannya. :

Pertama: pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan yang loyal akan memberikan keuntungan yang besar kepada institusi.

Kedua: biaya mendapatkan pelanggan yang baru jauh lebih besar dibandingkan menjaga dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Ketiga: pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya dalam urusan yang lain.

(7)

pelanggan yang loyal.

Kelima: institusi dapat mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan yang lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi. Keenam: pelanggan yang loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.

Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting ditengah persaingan bisnis yang tinggi, karena dengan loyalitas akan bermanfaat bagi perkembangan jangka panjang perusahaan, menurut Kotler dan Keller (2009 : 153) menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran jangka panjang. Untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, institusi atau perusahaan perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempengaruhi loyalitas pelanggannya.

Permasalahan yang terjadi pada minat pembelian konsumen Optikal Raya Cimahi pasti memiliki penyebab. Maka dari itu melalui pra survei penelitian pendahuluan diatas terhadap persepsi konsumen, peneliti mencoba mencari tahu apa penyebab dari masalah tersebut. Penulis menduga terjadi masalah terhadap salah satu faktor yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi. Dari hasil penelitian pendahuluan penulis mendapatkan penyebab masalah yang akan di tunjukan pada tabel 1.4 berikut:

Tabel 1.4

Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Permasalahan di Optikal Raya Cimahi

Variabel SS S CS TS STS

Produk 7 8 6 5 4

Harga 7 6 7 6 4

Tempat 5 5 10 6 4

Promosi 3 4 7 9 7

Sumber : Pengolahan data 2015

(8)

variabel dari 30 responden seperti pada tabel 1.4, ternyata hasil variabel produk nilai rata-rata 3,3 (Cukup Setuju), harga 3,2 (Cukup Setuju), tempat 3,03 (Cukup Setuju setuju), dan Promosi 2,56 (Tidak Setuju) yang akan di tunjukan pada gambar 1.2 berikut:

Gambar 1.2

Hasil penelitian pendahuluan mengenai permasalahan di Toko Optikal Raya Cimahi

Sumber : Penelitian pendahuluan Optikal Raya Cimahi 2014

Gambar di atas menunjukan persepsi konsumen tentang promosi di Optikal Raya Cimahi dengan jumlah sangat setuju 10 persen, setuju 14 persen, ragu-ragu 20 persen, tidak setuju 30 persen dan sangat tidak setuju 26 persen persen, sehingga penulis menemukan bahwa terdapat masalah pada promosi di Optikal Raya Cimahi. Setelah dilakukan survei dan wawancara kepada 30 konsumen menyatakan bahwa, kebanyakan konsumen tidak mengetahui informasi tentang apa saja promosi yang dilakukan oleh Optikal Raya Cimahi, contoh promosi yang dilakukan Optikal Raya Cimahi sebagai berikut,

Promosi penjualan untuk Kacamata : 1. Periklanan

Perusahaan melakukan periklanan melalui media cetak misalnya : penyimpanan brosur atau kartu nama di klinik pemeriksan mata / Rumah

10% 13% 23% 30% 24% Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(9)

sakit, spanduk, banner meja, pamflet, shopping bag, kalender, dll. Selain itu OPTIKAL RAYA CIMAHI menggunakan media elektronik untuk memasarkan produknya untuk mensosialisasikan pada masyarakat yaitu radio.

2. Promosi penjualan

Konsumen akan mendapatkan pembelian kacamata gratis untuk Rp 100.000-Rp 150.000) atau diskon 20% jika membeli di atas Rp 500.000 3. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Meningkatkan performnce karyawan atau sales pada saat menawarkan produk, dan menjelaskan produk.

4. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Mendatangi sekolah-sekolah dengan memberikan informasi tentang kesehatan mata dan penjelaskan apa manfaat kacamata.

5. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Pemberian cash back kepada konsumen yang membawa konsumen lain untuk transaksi kacamata sebesar 10% tunai

Karena kurangnya publish tentang promosi kepada konsumen dan masyarakat, mengakibatkan adanya kurangnya pengetahuan promosi apasaja yang dilakukan oleh Toko Optikal Raya Cimahi.

Menurut Stanton yang dikutip Swastha (2009:238)

“bahwa Bauran promosi (Promotion Mix) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan alat promosi yang lain yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan program penjualan”.

Pengertian promosi menurut Kotler dan Armstrong (2012:76),

Promotion means activities that communicate the merits of the product and persuade target customers to buy it

Artinya promosi merupakan kegiatan yang mengomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut.

(10)

“Promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.”

Dari beberapa data di atas menjelaskan bahwa Toko Optikal Raya Cimahi memiliki masalah, pengertian masalah menurut Suryabrata (1994:60) mengemukakan bahwa “Masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is). Diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini permasalahan yang di hadapi oleh Toko Optikal Raya Cimahi mengenai loyalitas konsumen yang rendah dapat diatasi.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang:

“Pengaruh Bauran Ptomosi terhadap Loyalitas Konsumen pada Toko Optikal Raya Cimahi”. (suatu survey pada pelanggan Toko Optikal Raya Cimahi).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis ditemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan bauran ptomosi terhadap loyalitas konsumen, maka penulis mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini diantaranya:

1) Bagaimana bauran promosi, dan loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi ?

2) Bagaimana pengaruh Periklanan (Advertising) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi?

3) Bagaimana pengaruh promosi penjualan (sales promotion) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi?

(11)

loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi?

5) Bagaimana pengaruh penjualan pribadi (personal selling), terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi?

6) pengaruh Pemasaran langsung (direct marketing) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi?

7) Bagaimana pengaruh bauran promosi terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi secara simultan dan bersama-sama?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bauran promosi, dan loyalitas konsumen di

Optikal Raya Cimahi

2. Untuk mengetahui pengaruh Periklanan (Advertising) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi

3. Untuk mengetahui pengaruh Promosi Penjualan (Sales Promotion) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi

4. Untuk mengetahui pengaruh Hubungan Masyarakat (Public Relations) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi 5. Untuk mengetahui pengaruh Penjualan Pribadi (Personal Selling)

terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi

6. Untuk mengetahui pengaruh Pemasaran Langsung (Direct Marketing) terhadap loyalitas konsumen di Optikal Raya Cimahi 7. Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi, terhadap loyalitas

konsumen di Optikal Raya Cimahi secara parsial dan bersama-sama

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan berguna bagi:

1) Optikal Raya Cimahi, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan dan menyempurnakan kebijakan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan bauran promosi

(12)

sehingga dapat meraih loyalitas konsumen.

2) Bagi penulis, Untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan realita yang terjadi di lapangan, mengenai masalah-masalah yang ada dalam pemasaran khususnya tentang pengaruh bauran promosi terhadap loyalitas konsumen.

3) Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil objek penelitian pada Optikal Raya Cimahi yang berlokasi di jalan Jl. Raya Barat no 597 Alun-alun Cimahi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan 1 Agustus 2016 sampai dengan terselesaikannya penelitian ini.

Gambar

Tabel 1.2  Top Brand Index
Gambar    diatas    menunjukan    persepsi    konsumen    tentang    Loyalitas  dengan    jumlah    sangat  setuju  13  persen,  setuju  17  persen,  ragu-ragu  23  persen,

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang berasal dari fosil yaitu minyak bumi dan batubara. Jawaban