• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Mebel Rotan Iloponu

Mebel Rotan Iloponu adalah salah satu bentuk usaha yang menjual berbagai macam produk barang yang terbuat dari rotan. Mebel Rotan ini didirikan pada tanggal 3 Januari 1980 yang merupakan usaha keluarga. Dengan menggunakan modal sendiri, modal tersebut digunakan untuk membeli berbagai macam barang dalam proses produksi untuk memenuhi selera konsumen. Pada Tahun 1980 Usaha ini di kelolah oleh Pak Kasim, kemudian pada tahun 2000 usaha ini di ambil alih oleh anaknya yaitu Fatrayana karena mengingat kondisi pak kasim yang sudah tidak mudah lagi.

Awal berdirinya Mebel Rotan ini hanya dapat menghasilkan keuntungan yang sedikit,

dengan berjalannya waktu mebel rotan ini mengalami kemajuan, ini terbukti dengan banyaknya

konsumen yang datang membeli barang di mebel tersebut. Peningkatan permintaan dari

konsumen disebabkan karena produk barang yang di tawarkan harganya lebih murah di

bandingkan dengan Mebel Rotan lainnya. Selain itu juga pemilik Mebel lebih mengutamakan

kepuasan konsumen dari segi kualitas dan kuantitas.

Berkat keuletan dan kesungguhan dari pemilik mebel tersebut dalam menjalankan

usahanya, maka usaha ini dapat bertahan dari awal sampai sekarang. Dan juga di dukung oleh

tempat usaha yang cukup startegis yaitu terletak di Jalan HB. Yasin Kota Gorontalo.

1.1.2 Landasan Hukum

Adapun landasan hukum pada Mebel Rotan Iloponu yang secara resmi mendaftar pada

(2)

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 0506/KPPT/IZ/PK/VII/2011

2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dengan nomor 803 tahun 2010

3. Tanda Daftar Perusahaan nomor 03 tahun 2010

1.1.3 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

telah di tetapkan atau dapat di katakan sebagai kerangka struktur dimana mempekerjakan banyak

orang untuk pencapaian tujuan bersama.

Pada umumnya struktur organisasi di gunakan oleh perusahaan disesuaikan dengan

besar kecilnya perusahaan itu sendiri. Semakin besar suatu perusahaan, maka pengolahannya

akan semakin rumit. Sedangkan pada perusahaan kecil, pengolahannya masih terbatas pada

hal-hal tertentu saja, sehingga struktur organisasi yang di gunakanpun hanya sederhana.

Struktur organisasi pada mebel ini merupakan struktur organisasi yang sangat sederhana.

Personel sebanyak 11 orang yaitu :

1. Pimpinan sekaligus kasir 1(satu) Orang

2. Bagian karyawan Toko 2(dua) Orang

3. Bagian Produksi 8 (Delapan) Orang.

Berdasarkan data faktual tersebut dapat di gambarkan struktur organisasi pada mebel

tersebut adalah :

Gambar 3

(3)

(Sumber Data : Mebel Rotan Iloponu tahun 2012)

Berdasarkan struktur organisasi Mebel Rotan Iloponu, maka pembagian tugas

masing-masing komponen tersebut adalah :

1. Pimpinan

a. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir setiap aktifitas Mebel Rotan tersebut.

b. Mempunyai tanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan

2. Kasir

a. Bertugas mengatur penerimaan dan pengeluaran tunai

b. Menangani bukti-bukti atau nota penjualan tunai

3. Bagian Karyawan Toko

a. Bertugas melayani dan menawarkan produk barang yang tersedia kepada konsumen

yang datang.

(4)

4. Bagian Produksi/Bagian Pabrik

a. Membuat/memproduksi barang yang terbuat dari Rotan khususnya macam-macam kursi.

b. Menyediakan barang produksi sesuai dengan permintaan konsumen.

1.1.4 Keadaan Karyawan Toko

Karyawan merupakan unsure yang penting dalam menghasilkan suatu

produk. Tanpa adanya karyawan tidak mungkin sebuah produk akan tercipta.

Berikut ini di uraikan mengenai karyawan sekaligus yang memproduksi di Mebel Rotan

Iloponu beserta pendidikannya.

Tabel 3

Keadaan Karyawan Mebel Rotan Iloponu

No Nama Karyawan Bagian Pendidikan

1. Fatrayana Ahmad Pimpinan/Kasir SMA

2. Maslan Karyawan Toko SMA

3 Sandy Karyawan Toko SMA

4 Saipun Produksi SMP

(5)

6 Alim Produksi SD

7 Kadir Produksi SMP

8 Salim Produksi SMP

9 Opan Produksi SMA

10 Awe Produksi SD

11 Bocah Produksi SMP

(Sumber data Mebel Rotan Iloponu Tahun 2012)

1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

1.2.1 Penentuan Harga Jual Produk Toko Mebel Rotan Iloponu

Penentuan harga jual produk barang pada Mebel Rotan Iloponu masih sangat

sederhana. Mebel ini menetapkan harga jual barang tanpa memperhatikan biaya-biaya

yang berhubungan dengan produksi tersebut.

Di Mebel tersebut menghasilkan beberapa produk barang yaitu :

a. Kursi Kipas

b. Kursi Kupu-Kupu

c. Kursi Sofa

d. Kursi Sudut

Dari semua produk yang di hasilkan di Mebel Rotan Iloponu, Berikut Analisis

perhitungan harga pokok produksi :

Tabel 4

(6)

Jenis Produk Rotan Kuantitas yang Terjual Harga Jual/ Unit Penjualan - Kursi Kipas - Kursi Kupu-Kupu - Kursi Sofa - Kursi Sudut 9 Unit 5 Unit 6 Unit 4 Unit Rp. 1.100.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.600.000 Rp. 1.800.000 Rp. 9.900.000 Rp. 7.500.000 Rp. 9.600.000 Rp. 7.200.000 Total - Rp. 34.200.000

(Sumber data :Mebel Rotan Iloponu bulan November 2012)

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa rata-rata penjualan dalam sebulan yang

lebih tinggi adalah Jenis Kursi Kipas yang mencapai penjualan sebanyak 9 Unit, di urutan kedua

Jenis Kursi Sofa adalah yang mencapai penjualan sebanyak 6 Unit, kemudian Jenis Kursi

Kupu-Kupu 5 unit dan Jenis Kursi Sudut 4 unit.

1.3 Pembahasan

Penentuan harga jual merupakan salah satu keputusan yang penting dari

Manajemen. Bagi konsumen, harga merupakan biaya atas sesuatu, sedangkan bagi penjual

adalah, harga adalah pendapatan serta sumber utama dari keuntungan.

Harga yang di tentukan seharusnya cukup tinggi untuk menutupi ongkos-ongkos atau

lebih utama lagi untuk memperoleh laba, sebaliknya jika harga barang terlalu tinggi maka

pembeli akan berkurang, volume penjualan menurun, ongkos-ongkos total mungkin tidak dapat

di tutupi dan akhirnya perusahaan mengalami kerugian. Harga dalam suatu produk merupakan

dasar untuk memperhitungkan harga jual atau penjualan.

(7)

Pricing.

Cost Plus Pricing merupakan metode penentuan harga jual barang yang di

hitung dari harga pokok di tambah dengan laba yang di harapkan. Metode ini sangat baik di

terapkan di Mebel Rotan Iloponu karena metode ini memperhitungkan biaya-biaya ke dalam

perhitungan harga jual dan menetapkan berapa persen laba yang di harapkan oleh Mebel Rotan

Iloponu tersebut pada setiap produk barang yang di jual.

Penentuan harga jual dengan metode cost plus pricing dapat dilakukan dengan 2 (dua)

pendekatam yaitu pendekatan full costing dan variabel costing.

Dalam pendekatan full costing, perusahaan harus membebankan biaya yang berperilaku

tetap dan variabel ke dalam perhitungan harga pokok barang. Sedangkan variabel costing

memandang cara yang berbeda terhadap biaya yang mempengaruhi secara langsung oleh volume

produk bila di bandingkan dengan full costing. Dalam pendekatan variabel costing, biaya penuh

yang mempengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel, sedangkan

biaya penuh yang tidak di pengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya tetap.

Dalam kasus ini dapat di bedakan biaya tetap dan biaya variabel, di mana biaya tetap

terdiri dari biaya pemasaran dan administrasi kemudian biaya penyusutan yang di hitung dengan

metode garis lurus, sementara itu variabel terdiri dari biaya pengadaan barang, biaya tenaga kerja

dan biaya overhead berupa listrik dan air.

FULL COSTING

1. Kursi Kipas

Biaya Bahan Baku

24 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 240.000

(8)

8 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 24.000 Spons : 3 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 50.000

2 Lembar Kuning X @Rp. 8.500

3 ½ Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 101.500

Biaya Bahan Penolong

1 Kaleng Kecil Pernis (50 cc) X @Rp. 6.000 = Rp. 6.000

1 Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 15.000

¼ Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 5.000

¼ Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 9.750

Papan Mul = Rp. 10.000

½ Meter Kertas Amplas = Rp. 5.000

2 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 10.000

1 Lembar Peliut X @Rp. 60.000 = Rp. 60.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 300.000

Biaya BOP

½ Liter Bahan Bakar Minyak (Minyak Tanah) = Rp. 6.000

Listrik Pabrik ( Dalam Proses Pembuatan Produk) = Rp. 125.000

Listrik Toko ( Dalam Memasarkan produk) = Rp. 20.000

Penyusutan = Rp. 200.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung = Rp. 450.000

Biaya Administrasi = Rp. 30.000

Total biaya produk yang diserap/unit = Rp. 1.614.750

(9)

25 % X Rp. 1.614.750 = Rp. 403.687

Harga Jual Kursi Kipas/Unit = Rp. 2.018.437

2. Kursi Kupu-Kupu

Biaya Bahan Baku

30 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 300.000

½ Ikat Rotan = Rp. 95.000

10 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 30.000

Spons : 6 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 100.000

4 Lembar Kuning X @Rp. 8.500

6 Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 145.000

Biaya Bahan Penolong

1 Kaleng Sedang Pernis (100 cc)X @Rp. 12.000 = Rp. 12.000

1 ½ Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 22.500

½ Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 16.000

½ Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 17.500

Papan Mul = Rp. 10.000

1 Meter Kertas Amplas X @Rp. 10.000 = Rp. 10.000

3 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 15.000

1 Lembar Peliut X @Rp. 60.000 = Rp. 60.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 320.000

(10)

1 Liter Bahan Bakar Minyak (Minyak Tanah) = Rp. 12.000

Penyusutan = Rp. 50.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung = Rp. 450.000

Biaya Administrasi = Rp. 30.000

Total biaya produk yang diserap/unit = Rp. 1.695.000

Laba yg di harapakan

25 % X Rp. 1.695.000 = Rp. 423,750

Harga Jual Kursi Kupu-Kupu/Unit = Rp. 2.118.750

3. Kursi Sofa

Biaya Bahan Baku

20 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 200.000

10 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 30.000

Spons : 15 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 235.000

10 embar Kuning X @Rp. 8.500

15 Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 435.000

Biaya Bahann Penolong

¼ Kaleng Pernis = Rp. 1.500

1 Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 15.000

¼ Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 5.000

¼ Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 9.750

(11)

5 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 25.000

1 ½ Kaca Bening = Rp. 150.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 340.000

Biaya BOP

Penyusutan = Rp. 50.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung = Rp. 450.000

Biaya Administrasi = Rp. 40.000

Total biaya produk yang diserap/unit = Rp. 1.996.250

Laba yg di harapakan

25 % X Rp. 1.996.250 = Rp. 499.062

Harga Jual Kursi Sofa / Unit = Rp. 2.495.31

4. Kursi Sudut

Biaya Bahan Baku

35 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 350.000

1 Ikat Rotan = Rp. 190.000

12 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 36.000

Spons : 8 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 130.000

5 Lembar Kuning X @Rp. 8.500

8 Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 232.000

Biaya Bahan Penolong

1 Kaleng Sedang Pernis (100 cc) X @Rp. 12.000 = Rp. 12.000

(12)

1 Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 16.000

1 Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 35.000

Papan Mul = Rp. 10.000

1 ½ Meter Kertas Amplas = Rp. 15.000

5 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 25.000

1 Lembar Peliut X @Rp. 60.000 = Rp. 60.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 400.000

Biaya BOP

1 Liter Bahan Bakar Minyak (Minyak Tanah) = Rp. 12.000

Penyusutan = Rp. 50.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung = Rp. 450.000

Biaya Administrasi = Rp. 40.000

Total biaya produk yang diserap/unit = Rp. 2.093.000

Laba yg di harapakan

25 % X Rp. 2.093.000 = Rp. 523.250

Harga Jual Kursi Sudut = Rp. 2.616.250

Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat di buat rekapitulasi perhitungan harga jual

menurut pendekatan full costing, Seperti tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 5

Rekapitulasi Harga Jual dengan Pendekatan Full Costing

Uraian Kursi Kipas Kursi

Kupu-Kupu

Kursi

Sofa

(13)

Biaya Produksi/ Unit Rp. 1.614.750 Rp. 1.695.000 Rp. 1.996.250 Rp. 2.093.000 Laba yang di harapkan Rp. 403.685 Rp. 423.750 Rp. 499.062 Rp. 523.250 Harga Jual/Unit Rp. 2.018.437 Rp. 2.118.750 Rp. 2.495.312 Rp. 2.616.250

(Sumber data :Mebel Rotan Iloponu Tahun 2012)

Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa biaya produk masing-masing jenis produk

yakni Kursi Kipas, Kursi Kupu-Kupu, Kursi Sofa dan Kursi Sudut yaitu Rp. 1.614.750, Rp.

1.695.000, Rp. 1.996.250, Rp. 2.093.000 Serta laba yang di harapkan terhadap jenis produk

barang berupa Kursi Kipas Rp. 403.685,Kursi Kupu-Kupu Rp. 423.750, Kursi Sofa Rp. 499.062

dan Kursi Sudut Rp. 523.250. Dari jumlah laba yang di harapkan pada masing-masing jenis

produk maka dapat di tetapkan harga jual untuk Kursi Kipas yaitu sebesar Rp. 2.018.437 per

unit, Kursi Kupu-Kupu sebesar Rp. 2.118.750 per unit, Kursi Sofa Sebesar Rp. 2.495.312 per

unit dan Kursi Sudut sebesar Rp. 2.616.250 per unit.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penentuan harga jual produk dengan metode

cost plus pricing dengan pendekatan full costing, akan nampak bahwa semua biaya yang

berperilaku tetap maupun variable diperhitungkan ke dalam perhitungan harga jual , sehingga

perusahaan dapat mempertimbangkan berapa laba yang di harapkan dengan berdasarkan pada

totalitas biaya yang telah dikalkulasi.

VARIABEL COSTING

1. Kursi Kipas

(14)

Biaya Bahan Baku

24 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 240.000

¼ Ikat Rotan = Rp. 47.500

8 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 24.000

Spons : 3 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 50.000

2 Lembar Kuning X @Rp. 8.500

3 ½ Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 101.500

Biaya Bahan Penolong

1 Kaleng Kecil Pernis (50 cc) X @Rp. 6.000 = Rp. 6.000

1 Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 15.000

¼ Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 5.000

¼ Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 9.750

Papan Mul = Rp. 10.000

½ Meter Kertas Amplas = Rp. 5.000

2 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 10.000

1 Lembar Peliut X @Rp. 60.000 = Rp. 60.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 300.000

Biaya BOP Variabel

½ Liter Bahan Bakar Minyak (Minyak Tanah) = Rp. 6.000

Listrik Pabrik ( Dalam Proses Pembuatan Produk) = Rp. 125.000

Listrik Toko ( Dalam Memasarkan produk) = Rp. 20.000

Total biaya variabel = Rp. 934.750

(15)

25 % X Rp. 934.750 = Rp. 233.687

Harga Jual Kursi Model Kipas/Unit = Rp. 1.168.437

2. Kursi Kupu-Kupu

Biaya Variabel :

Biaya Bahan Baku

30 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 300.000

½ Ikat Rotan = Rp. 95.000

10 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 30.000

Spons : 6 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 100.000

4Lembar Kuning X @Rp. 8.500

6 Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 145.000

Biaya Bahan Penolong

1 Kaleng Sedang Pernis (100 cc)X @Rp. 12.000 = Rp. 12.000

1 ½ Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 22.500

½ Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 16.000

½ Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 17.500

Papan Mul = Rp. 10.000

1 Meter Kertas Amplas X @Rp. 10.000 = Rp. 10.000

3 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 15.000

2 Lembar Peliut X @Rp. 60.000 = Rp. 60.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 320.000

(16)

1 Liter Bahan Bakar Minyak (Minyak Tanah) = Rp. 12.000

Total biaya variabel = Rp. 1.485.000

Laba yg di harapakan

25 % X Rp. 1.485.000 = Rp. 371.250

Harga Jual Kursi Model Kupu-Kupu/Unit = Rp. 1.856.250

3. Kursi Sofa

Biaya Variabel :

Biaya Bahan Baku

20 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 200.000

10 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 30.000

Spons : 15 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 235.000

10 Lembar Kuning X @Rp. 8.500

15 Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 435.000

Biaya Bahan Penolong

¼ Kaleng Pernis = Rp. 1.500

1 Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 15.000

¼ Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 5.000

¼ Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 9.750

1 Meter Kertas Amplas = Rp. 10.000

5 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 25.000

1 ½ Kaca Bening = Rp. 150.000

(17)

Total biaya variabel = Rp. 1.456.250

Laba yg di harapakan

25 % X Rp. 1.450.250 = Rp. 362.562

Harga Jual Kursi Sofa / Unit = Rp. 1.812.812

4. Kursi Sudut

Biaya Variabel :

Biaya Bahan Baku

35 Ujung Batang X @Rp. 10.000 = Rp. 350.000

1 Ikat Rotan = Rp. 190.000

12 Ujung Umbul X @Rp. 3.000 = Rp. 36.000

Spons : 8 Lembar Hijau X @Rp. 11.000

= Rp. 130.000

2 Lembar Kuning X @Rp. 8.500

8 Meter Kain X @Rp. 29.000 = Rp. 232.000

Biaya Bahan Penolong

1 Kaleng Sedang Pernis (100 cc) X @Rp. 6.000 = Rp. 12.000

2 Kg Paku Ukuran 5,6, dan 8 Cm = Rp. 30.000

1 Kg Paku Ukuran 3 Cm = Rp. 16.000

1 Kg Paku Ukuran 1 ½ Cm = Rp. 35.000

Papan Mul = Rp. 10.000

1 ½ Meter Kertas Amplas = Rp. 15.000

5 Ikat Karet Jok X @Rp. 5.000 = Rp. 25.000

(18)

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 400.000

Biaya BOP

1 Liter Bahan Bakar Minyak (Minyak Tanah) = Rp. 12.000

Total biaya variabel = Rp. 1.553.000

Laba yg di harapakan

25 % X Rp. 1.553.000 = Rp. 388.250

Harga Jual Kursi Sudut/unit = Rp. 1.941.250

Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat di buat rekapitulasi perhitungan harga jual

menurut pendekatan variable costing. Seperti tampak pada tabel di bawah ini :

Tabel 6

Rekapitulasi Harga Jual dengan Pendekatan Variabel Costing

Uraian Kursi Jenis

Kipas Kursi Jenis Kupu-Kupu Kursi Sofa Kursi Jenis Sudut Biaya Produksi/ Unit Rp. 934.750 Rp. 1.485.000 Rp. 1.450.250 Rp. 1.553.000 Laba yang di harapkan Rp. 233.687 Rp. 371.250 Rp. 362.562 Rp. 388.250 Harga Jual/Unit Rp. 1.168.437 Rp. 1.856.250 Rp. 1.812.812 Rp. 1.941.250

(Sumber data :Mebel Rotan Iloponu Tahun 2012)

(19)

variabel costing menghasilkan harga jual dibawah dibandingkan perhitungan harga jual dengan

pendekatan full costing. Perbedaannya terletak pada pengelompokan biaya, dimana pada

pendekatan variabel costing perusahaan membebankan unsur biaya variabel saja dalam

menghitung harga pokok produksi.

1.3.2 Perbandingan Harga Jual Produk Barang Mebel Rotan Iloponu Dengan Harga Jual Produk Menggunakan Metode Cost Plus Pricing.

Berdasarkan hasil perhitungan harga jual yang di tetapkan oleh

Mebel Rotan Iloponu dan harga jual yang di hitung berdasarkan metode Cost Plus Pricing

pendekatan full costing dan variabel costing, maka dapat di buat tabel perbandingan harga jual

berikut ini :

Tabel 7

Perbandingan Harga Pokok Penjualan dengan Menggunakan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Harga Jual pada

Mebel Rotan Iloponu

Harga Jual Jenis Produk Barang

Kursi Model Kipas

Kursi Model

Kupu-Kupu

Kursi Sofa Kursi Model Sudut Toko Mebel Rotan Iloponu Rp. 1.100.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.600.000 Rp. 1.800.000 Full Costing Rp. 2.018.437 Rp. 2.118.750 Rp. 2.495.312 Rp. 2.616.200 Variabel Costing Rp. 934.750 Rp. 1.485.000 Rp. 1.450.000 Rp. 1.553.000

(Sumber data :Mebel Rotan Iloponu Tahun 2012)

Dari data di atas, maka terlihat bahwa harga jual produk barang pada Mebel Rotan

(20)

informasi ini dapat di tarik kesimpulan bahwa harga jual produk barang Mebel Rotan Iloponu

tidak memperhitungkan biaya-biaya yang di keluarkan untuk memperoleh barang tersebut.

Dalam hal ini penentuan harga jual hanya di dasarkan pada taksiran, begitu pula dengan

keuntungan yang di harapkan dari penjualan barang-barang tersebut. Sedangkan harga jual

berdasarkan pendekatan full costing tidak sama dengan harga jual variabel costing. Perbedaanya

hanya menggunakan unsure biaya variabel dibandingkan dengan harga jual pada Mebe. Jika di

lihat bahwa harga jual setiap produk barang Mebel Rotan Iloponu tanpa menggunakan metode

cost plus pricing hanya memperoleh keuntungan yang cukup sedikit. Oleh sebab itu, Mebel

Rotan tersebut perlu memperhatikan biaya- biaya yang berpengaruh dalam penentuan harga jual

agar harga jual yang di tetapkan dapat menutupi biaya-biaya yang di korbankan, sehinnga

perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang memadai sesuai dengan apa yang di harapkan.

Walaupun demikian pengelolah mebel merasa bahwa harga jual yang di tetapkannya

memberikan konstribusi dalam pencapaian keuntungan bagi mebel tersebut, seperti halnya pada

produk-produk yang akan di jual berupa Kursi Kipas, Kursi Kupu-Kupu, Kursi Sofa dan Kursi

Sudut memberikan kostribusi dalam peningkatan volume penjualan. Rata-rata penjualan pada

bulan November 2012 terhadap keempat produk barang tersebut setiap bulan mencapai + Rp.

34.200.000

Untuk memperoleh laba yang di inginkan sebaiknya Mebel Rotan Iloponu harus

memperhitungkan biaya-biaya yang relevan dengan penjualan produk tersebut. Biaya-biaya yang

di keluarkan dalam sebulan untuk Ke empat produk tersebut terkait dengan pemasaran produk

yaitu :

 Biaya Bahan Baku Rp. 16.669.000,-

(21)

 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 7.940.000,-

 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 1.800.000,-

 Biaya Overhead :

Biaya Bahan Bakar (Minyak Tanah) Rp. 162.000,-

Biaya Listrik Pabrik Rp. 125.000,-

Biaya Listrik Toko Rp. 20.000,-

Penyusutan Rp. 350.000,-

 Biaya Administrasi Rp. 1.020.000,-

Jumlah Rp. 32.097.250,-

Tabel 8

Pembebanan Biaya pada Bulan November 2012 Jenis Biaya Jumlah Biaya Pembebanan Biaya Kursi Model Kipas Kursi Model Kupu-Kupu Kursi Sofa Kursi Model Sudut

(22)

Biaya Bahan Penolong Rp. 4.011.250 Rp. 1.086.750 Rp. 815.000 Rp. 1.297.500 Rp. 812.000

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Rp. 7.940.000 Rp. 2.700.000 Rp. 1.600.000 Rp. 2.040.000 Rp. 1.600.000

Biaya Tenaga Kerja

Tidak Langsung Rp. 1.800.000 Rp. 450.000 Rp. 450.000 Rp. 450.000 Rp. 450.000 Biaya Overhead : - Biaya BBM - Biaya Listrik Pabrik

- Biaya Listrik Toko

- Penyusutan Rp. 162.000 Rp. 125.000 Rp. 20.000 Rp. 350.000 Rp. 54.000 Rp. 125.000 Rp. 20.000 Rp. 200.000 Rp. 60.000 - - Rp. 50.000 - - - Rp. 50.000 Rp. 48.000 - - Rp. 50.000 Biaya Administrasi Rp. 1.020.000 Rp. 270.000 Rp. 270.000 Rp. 240.000 Rp. 240.000 Jumlah Rp. 32.097.250 Rp. 9.072.750 Rp. 6.595.000 Rp. 9.477.500 Rp. 6.952.000

Dari data biaya yang di sajikan dalam tabel di atas, maka dapat di hitung keuntungan

yang diperoleh mebel tersebut pada tabel berikut ini :

Tabel 9

Keuntungan yang diperoleh Mebel Rotan Iloponu pada bulan November 2012

Jenis Produk Barang Penjualan (1) Biaya (2)

Laba Toko Mebel

Rotan

(23)

- Kursi Kupu-Kupu - Kursi Sofa - Kursi Sudut Rp. 7.500.000 Rp. 9.600.000 Rp. 7.200.000 Rp. 6.595.000 Rp. 9.477.500 Rp. 6.952.000 Rp. 905.000 Rp. 122.500 Rp. 248.000 Jumlah Rp. 34.200.000 Rp. 32.097.250 Rp. 2.102.750 (Sumber data :Mebel Rotan Iloponu Tahun 2012)

Dari data di atas di peroleh informasi bahwa laba yang diperoleh Mebel Rotan tersebut

sebesar Rp. 2.102.750,-. Dari informasi ini dapat di tarik kesimpulan bahwa harga jual yang di

tetapkann Mebel Rotan tersebut masih memberikan kostribusi dalam pencapaian laba, meskipun

demikian Mebel Rotan Iloponu seharusnya memperhitungkan biaya-biaya dalam penentuan

harga jual dan tidak menganggap bahwa volume penjualan sama dengan jumlah keuntungan.

Karena jika di perbandingkan antara jumlah laba dengan penjualan sangat berbeda jauh.

Volume penjualan masih harus di perimbangkan dengan biaya-biaya relevan, sementara laba

merupakan hak mebel setelah di kuragi biaya-biaya. Oleh sebab itu harga jual produk pada

Mebel Rotan Iloponu sebaiknya memperhitugkan biaya-biaya agar harga jual yag di tetapkan

dapat menutupi biaya-biaya yag di korbankan oleh Mebel tersebut.

1.3.3 Keuntungan Menggunakan Metode Cost Plus Pricing Dalam Penentuan Harga Jual Produk Barang.

Penentuan harga jual produk dengan menggunaka metode Cost plus

pricing sangat baik jika di terapkan pada Toko Mebel Rotan Iloponu, kerana memiliki beberapa

keuntungan antara lain :

(24)

perusahaan, seperti memperhitungkan biaya perolehan barang atau bahan-bahan baku,

biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya overhead pabrik serta biaya pemasaran dan

administrasi. Sehingga metode penentuan harga jual tersebut akan menghasilkan sebuah

harga tertentu.

2. Penetuan harga jual metode cost plus pricing juga memperhitugkan laba yang di

harapkan, sehingga usaha bisa memperoleh keuntungan yang memadai sesuai degan apa

yang di harapkan.

Referensi

Dokumen terkait

hadits ini yang menjadi permasalahan adalah masalah keaslian hadits, eksistensi pengumpulan hadits dan pengkodifikasi hadits. Disebabkan sedikitnya sumber data

1 Tingkat internasional, tiap program 0.750 x Setiap Program LPPM / Dekan Surat keterangan Ketua , bukti kinerja. 2 Tingkat nasional, tiap program 0.500 x Setiap

Kota Bandung merupakan potensi dari pajak hotel yang belum tergali secara Pajak Hotel Selisih (gap) Kontribusi Efektivitas Realisasi Pajak Daerah Realisasi

Menurut definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi geografi merupakan sekumpulan komponen yang memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, dan mengolah

Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS Royal Prima terkait pelaksanaan pemantauan indikator keselamatan pasien dan hal-hal lainnya

Dalam perancangannya sistem pakar diagnosa penyakit mata menggunakan metode certainty factor ini meminta input gejala yang dirasakan pasien dengan cara men-check

Agar deteksi dini dapat dilakukan dengan baik, maka dibutuhkan sistem yang mampu mendeteksi Diabetic Retinopathy berdasarkan pembuluh darah retina hasil pengolahan

Pada pengujian multivariat tahap pertama, bila dibandingkan dengan tingkat signifikasi 5 persen maka semua variabel nilainya lebih besar, yang berarti variabel independen