• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Nilai Moral Pada Tokoh Utama Yang Tercermin Dalam Cerpen 'Saigo No Ikku' Karya Mori Oogai - MCUrepository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Nilai Moral Pada Tokoh Utama Yang Tercermin Dalam Cerpen 'Saigo No Ikku' Karya Mori Oogai - MCUrepository"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai,

dibuat pada tahun 1915 ( 大正 四 年 ), pada waktu ia berusia 53 tahun. Cerpen

ini dimuat dalam buku Shōnen Shōjō Nihon Bungaku Kan yang diterbitkan oleh

Kodansha tahun 1986. Mori Oogai merupakan salah satu pengarang besar di

antara pengarang Jepang lainnya di zaman modern. Zaman modern di Jepang

dimulai setelah restorasi Meiji, yaitu pada tahun 1868. Zaman modern menurut

Isoji Asō adalah zaman dimana manusia berusaha menghilangkan perbedaan

status sosial yang terdapat dalam masyarakat feodal dan menyadari perlunya

kebebasan, persamaan hak dan humanisme sebagai dasar kehidupan modern

( 1983 : 179 ).

Mori Oogai adalah seorang dokter tentara yang dikirim oleh

pemerintahan Jepang untuk memperdalam ilmunya di Jerman sehingga ia juga

mengalami sistem pendidikan Barat. Pada tahun 1988, ia kembali ke Jepang

untuk mengembangkan pengetahuannya di luar ilmu kedokteran seperti

kesusastraan, kesenian, maupun filsafat barat, yang diperolehnya sewaktu belajar

di Jerman. Karena banyaknya ilmu pengetahuan yang ia kuasai, ia dijuluki

(2)

Sebagai seorang pengarang, karya3karya yang dihasilkannya

beranekaragam, di antaranya Rekishi Shoosetsu ( Novel Sejarah ) misalnya

Sanshōdayū dan Takase Bune, dan Shishoosetsu ( Novel Aku ) misalnya Maihime,

yang ditulis berdasarkan kehidupan yang dialaminya semasa di Jerman.

Saigo No Ikku merupakan karya yang ditulis berdasarkan fakta pada

masa pemerintahan Tokugawa pada zaman Genbun1 tahun 1738. Dalam cerpen

ini dikisahkan pula secara umum kondisi para penguasa yang ditambah dengan

imajinasi pengarang sehingga menjadi sebuah karya fiksi yang dapat digolongkan

sebagai novel sejarah ( Isoji Asō, 1983 : 179 ). Mori juga menyertakan tanggal,

bulan, dan tahun peristiwa tersebut terjadi, sehingga pembaca mendapatkan

gambaran, kapan, di mana dan apa yang melatar belakangi kejadian tersebut.

Cerpen ini menceritakan tentang seorang juragan perahu di Oosaka

bernama Tarobee. Ia dihukum karena penggelapan uang. Hal ini banyak

dibicarakan diseluruh kota, sehingga mengakibatkan keluarga Tarobee menderita.

Ibu dari sang istri datang dari kota Hirano memberikan bantuan materi dan tenaga.

Ia disebut sebagai nenek dari Hirano. Tarobee mempunyai lima orang anak, yaitu

Ichi, Matsu, Toku, Hatsugorō, dan Chōtarō seorang anak laki3laki yang diadopsi

dari sanak keluarga istri Tarobee.

Suatu hari pengadilan memutuskan bahwa Tarobee akan dihukum mati.

Anak pertamanya yang bernama Ichi mendengarkan sang nenek menceritakan

berita ini kepada ibunya. Di malam sebelum eksekusi, Ichi mempunyai ide untuk

membuat petisi yang berisi permintaan pengampunan bagi ayahnya Tarobee.

(3)

Maka Ichi menawarkan diri agar anak3anak Tarobee dihukum mati sebagai ganti

ayahnya dengan pengecualian Chōtarō, karena ia bukan anak kandung Tarobee.

Akhirnya petisi yang telah dibuat tersebut sampai ke tangan wali kota barat.

Wali kota barat yang menerima petisi tersebut merasa curiga ada tipu

muslihat di balik petisi itu, karena ia tidak percaya anak3anak seperti Ichi yang

baru berumur enam belas tahun dapat membuat petisi yang kata3katanya

demikian bijak. Wali kota tersebut meminta nasehat dari penguasa Oosaka, dan

dengan persetujuannya diadakanlah persidangan untuk menyelidiki kasus tersebut.

Akhirnya hukuman mati Tarobee dibatalkan dan sebagai gantinya Tarobee

diasingkan selamanya dari Oosaka.

Cerpen karya Mori Oogai ini merupakan sebuah cerita yang menarik

untuk dibaca karena kepandaian Mori dalam menuangkan ide3idenya ke dalam

rangkaian cerita yang menggambarkan tindakan Ichi yang tidak biasa dilakukan

oleh seorang anak kecil yang menolong ayahnya yang akan dihukum mati, dan

juga mengangkat masalah moral terutama pada omoiyari dan ninjō, juga

memberikan manfaat kepada para pembacanya dengan cara mengeksplorasi nilai

moral yang terdapat di dalam cerita tersebut. Nilai omoiyari dan ninjō dalam

bangsa Jepang memiliki keunggulan yang turut menata kehidupan bangsa Jepang.

Atas dasar itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalisis nilai moral

pada tokoh utama yang tercermin dalam cerpen Saigo No Ikku karya Mori Oogai

(4)

Masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini dibatasi

pada nilai moral dilihat dari sudut pandang masyarakat Jepang, yang mengangkat

omoiyari dan ninjō yang tercermin dalam tokoh utama. Kita tahu bahwa

nilai3nilai moral dalam bangsa Jepang, namun saya hanya memilih nilai moral

untuk omoiyari dan ninjō, karena memiliki efek sosial di dalam masyarakat.

Dalam kaitannya itu penulis mencoba menyinggung hubungan antara omoiyari

dan ninjō dengan nilai3nilai lain yang mirip seperti amae dan giri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami nilai

moral masyarakat Jepang yang terkandung dalam cerpen Saigo No Ikku.

! "# # #

Metode yang digunakan penulis untuk mencapai tujuan penelitian ini

adalah Studi Literatur, yaitu uapaya melakukan kajian terhadap sejumlah buku

bacaan yang dianggap relevan dengan materi atau judul skripsi yang ditulis.

Berdasarkan objek masalah yang akan penulis teliti, maka penulis

meneliti sebuah cerpen yang berjudul Saigo No Ikkukarya Mori Oogai, dengan

menggunakan pendekatan moral.

Pendekatan moral adalah pendekatan tentang nilai3nilai kebenaran yang

mengkaitkan karya sastra dengan hal3hal baik dan buruknya tingkah laku manusia

(5)

Hubungan antara karya sastra dengan moral, merupakan suatu cerminan

tingkah laku manusia yang tidak terlepas dengan moral. Karena karya sastra dapat

menjadi salah satu sumber media penyampaian ide atau gagasan yang berisi

nasehat atau pendidikan berupa ajaran3ajaran moral.

Menurut buku Teori Pengakajian Fiksi, Burhan mengatakan bahwa :

$ " % & # # '

Berdasarkan pengertian tersebut penulis berasumsi bahwa karya sastra

yang dihasilkan memiliki kaitan yang erat dengan moral3moral yang ada di dalam

masyarakat dan berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia

sebagai makhluk berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. Kekuatan pendekatan

moral ini terletak pada upaya memandang karya sastra sebagai karya yang

mengandung pemikiran, falsafah hidup yang akan membawa manusia menuju

kearah kehidupan yang lebih bermutu.

Menurut Atar Semi dalam buku Metode Penelitian Sastra ( 1993 : 71 ) merupakan

suatu konsep yang telah dirumuskan oleh sebuah masyarakat bagi menentukan

kebaikan dan keburukan. Moral dapat dikatakan juga sebagai suatu norma tentang

kehidupan yang mendapat kedudukan yang istimewa dalam kehidupan

masyarakat, yang menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk. Pengertian

tentang baik atau buruknya sesuatu merupakan hal yang bersifat relatif, dalam arti

(6)

baik oleh masyarakat lainnya.

Pandangan suatu masyarakat tentang moral, nilai3nilai, dan

kecenderungan3 kecenderungan, biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup

bangsanya. Oleh karena itu moral yang hendak disampaikan pengarang dari suatu

bangsa sangat erat kaitannya dengan falsafah hidup dan kepribadian bangsa mana

ia berasal ( Burhan Nurgiyantoro, 1966 : 321 ).

Karena objek penelitian dari skripsi ini merupakan karya sastra Jepang

maka moral yang dibahas dalam skripsi ini adalah moral menurut falsafah hidup

dan kepribadian bangsa Jepang.

Dalam karya sastra, moral yang terkandung di dalamnya biasanya

merupakan cerminan pandangan hidup si pengarang tentang nilai3nilai kebenaran

yang ingin disampaikan kepada para pembaca.

Menurut Kenny yang dikutip oleh Burhan Nurgiyantoro dalam buku

Teori Pengkajian Fiksi, moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu

saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang

dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca

( 1966 : 321 ).

Ajaran moral yang terkandung dalam suatu cerita dapat mencakup banyak

masalah misalnya masalah tentang kehidupan yang menyangkut harkat dan

martabat manusia, masalah tentang hubungan manusia dengan manusia lainnya,

dan masalah3masalah lain yang dihadapi manusia. Pendekatan moral ini

merupakan ajaran moral dan nilai3nilai kebenaran yang disampaikan oleh

(7)

1 2

Penulis membagi penelitian ini dalam empat Bab. Tiap3tiap bab

diuraikan lagi ke dalam sub3sub bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang

memuat lima sub bab, yaitu Latar belakang, pembatasan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian dan pendekatan, dan organisasi penulisan. Bab

kedua adalah landasan teori, yang berisi tentang suatu tata nilai dan norma bangsa

Jepang yang terdiri dari Omoiyari dan Ninjō. Bab ketiga adalah nilai moral pada

tokoh utama yang tercermin dalam cerpen Saigo No Ikku, yang terdapat pada

nilai moral omoiyari dan ninjō. Bab keempat adalah kesimpulan, yang berisi

Referensi

Dokumen terkait

ij{og dosa F4gulu

[r]

Politeknik Negeri Bengkalis menerima kuota Bidikmisi sejak tahun akademik 2012/2013. Sebagai perguruan tinggi yang baru menyandang negeri ini merupakan sebuah

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Banggai akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Objektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan dan yang ketiga adalah Hangat (warmth) yang merupakan kehangatan dan sikap

Pasal 23 ayat huruf c Undang-Undang No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI menyatakan bahwa Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraan jika yang

c mengurangi kadar air benih sampai taraf yang aman karena akan mempengaruhi dalam masa penyimpanan dan presentasi viabilitas benih, sehingga jika semua itu

Media sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah (Musfiqon, 2012