• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Utara Oktober 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Utara Oktober 2017"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BADAN PUSAT STATISIK PROVINSI SULAWESI UTARA

Perkembangan

Nilai Tukar Petani

Sulawesi Utara – Oktober 2017

Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2017 naik 1,38 persen; dari nilai 92,99 pada bulan September naik menjadi 94,27. Secara umum, Membaiknya NTP disebabkan oleh dua hal, yakni kenaikan harga komoditi yang dihasilkan petani dan penurunan harga barang konsumsi rumah tangga. Nilai NTP pada tahun kalender 2017 juga mengalami kenaikan 0,35 persen, namun secara YoY (tahun ke tahun) masih mengalami penurunan 0,29 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) pada Oktober 2017 menguat 0,87 persen dibanding bulan sebelumnya; pada bulan September masih 103,06 dan di bulan Oktober sudah sebesar 103,96.

Di wilayah perdesaan Sulawesi Utara mengalami deflasi 1,34 persen. Deflasi hanya terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau; perumahan, sandang, kesehatan; biaya pendidikan, rekreasi & olah raga; transportasi & komunikasi mengalami inflasi dibawah 1 persen.

Nilai Tukar

Petani

Oktober

2017

sebesar

94,27

atau naik

1,38 persen

(2)

2

1.

Pendahuluan

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

2.

Perkembangan NTP

Sejak September 2013 hingga saat ini, NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah 100, keadaan ini menunjukan daya beli petani secara umum belum membaik dibanding kondisi pada tahun 2012 (tahun dasar).

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2016 97.69 97.47 96.83 97.14 96.63 97.00 97.00 96.93 95.82 94.54 94.44 93.94 2017 92.86 92.47 91.65 92.15 92.43 92.40 92.32 92.26 92.99 94.27 92.86 91.65 94.27 90.00 92.00 94.00 96.00 98.00 100.00

Series

NTP

(3)

3

Tabel 1. NTP Sulawesi Utara dan Perubahannya

September – Oktober 2017

(2012 = 100)

Rincian

NTP Perubahan (%)

September Oktober September- Oktober

Tahun

Kalender YoY

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indeks Harga yang Diterima Petani 117,85 118,97 0,95 2,02 1,57

Indeks Harga yang Dibayar Petani 126,73 126,20 -0,42 1,66 1,86

Konsumsi Rumah Tangga 131,40 130,67 -0,56 1,64 1,85

Bahan Makanan 141,45 139,55 -1,34 0,80 0,99

Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau 126,77 127,02 0,20 1,75 1,91

Perumahan 124,35 124,52 0,14 3,68 3,95

Sandang 115,80 115,81 0,01 1,30 2,42

Kesehatan 122,52 122,61 0,07 4,16 4,03

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 108,86 109,00 0,13 1,19 1,23 Transportasi dan Komunikasi 128,81 129,00 0,15 1,79 1,85

BPPBM 114,35 114,44 0,08 1,97 2,06

Bibit 113,42 113,66 0,21 2,21 2,32

Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,48 109,72 0,22 0,87 1,09 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 109,50 109,58 0,08 0,63 0,77

Transportasi 123,67 123,78 0,08 1,96 2,26

Penambahan Barang Modal 111,17 110,99 -0,16 1,19 0,76

Upah Buruh 119,94 120,03 0,07 3,77 3,91

Nilai Tukar Petani 92,99 94,27 1,38 0,35 -0,29

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,06 103,96 0,87 0,05 -0,48

BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Dari hasil pemantauan harga komoditi di perdesaan, secara umum dapat digambarkan menguatnya nilai NTP dikarenakan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani sebesar 0,95 persen dan penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani sebesar 0,42 persen. Menurunnya Indeks Harga yang Dibayar Petani lebih disebabkan oleh turunnya harga-harga Konsumsi Rumah Tangga terutama dari kelompok bahan makanan sebesar 1,34 persen.

3.

NTP Subsektor

a. Tanaman Pangan

NTP tanaman pangan (NTPP) pada bulan Oktober membaik 1,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya; dari 90,82 di bulan September menjadi 92,20 di bulan Oktober. Naiknya harga gabah dan jagung di tingkat petani dan menurunnya harga bahan makanan untuk konsumsi rumah tangga memperbaiki Indeks NTPP disubsektor ini.

Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di subsektor ini, mengalami perbaikan 0,85 perrsen, dari 97,56 pada bulan September menjadi 98,39 di bulan Oktober. Nilai NTUP masih dibawah 100, ini menunjukan daya beli petani tanaman pangan tidak sebaik ketika tahun 2012 (tahun dasar).

b. Hortikultura

NTP Hortikultura (NTPH) di bulan Oktober menguat 1,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya; dari 94,76 di bulan September menjadi 95,75 di bulan Oktober. Membaiknya

(4)

4

pendapatan petani akibat naiknya harga jual di tingkat petani pada beberapa komoditi sayur-sayuran; seperti bawang daun dan kentang. Begitupun dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) menguat 0,46 persen, dari 106,98 di bulan September menjadi 107,48 di bulan Oktober.

c. Tanaman Perkebunan Rakyat

Di bulan Oktober, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) menunjukan kenaikan 1,58 persen, dari 87,52 di bulan September menjadi 88,90 di bulan Oktober. Selain karena penurunan biaya konsumsi rumah tangga, membaiknya harga Pala Biji dan Kakao di tingkat petani menjadi penyebab naiknya nilai NTPR. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Tanaman Perkebunan Rakyat juga mengalami kenaikan 1,13 persen. Dari 97,73 pada bulan September menjadi 98,83 di bulan Oktober .

d. Peternakan

Nilai NTP di subsektor Peternakan (NTPT) mengalami kenaikan 1,32 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari nilai 101,06 di bulan September menjadi 102,40 pada bulan Oktober 2017. Naiknya harga Sapi dan Babi di tingkat peternak dan menurunnya harga bahan makanan untuk konsumsi rumah tangga memperbaiki Indeks NTPP disubsektor ini. Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) terjadi perbaikan 1,10 persen. Dari 112,64 di bulan September naik menjadi 113,88 di bulan Oktober 2017.

e. Perikanan

Nilai NTP di subsektor perikanan (NTNP) masih lebih baik dibandingkan subsektor lain karena NTNP di subsektor ini mempunyai nilai tertinggi. Di bulan Oktober mengalami kenaikan 1,06 persen; dari 105,49 di bulan September menjadi 106,60 pada bulan Oktober 2017. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan 0,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 117,89 di bulan September menjadi 118,50 pada bulan Oktober 2017.

1). Kelompok Perikanan Tangkap

Membaiknya harga komoditi hasil tangkap yang dijual oleh nelayan pada bulan Oktober yang lalu membuat nilai NTP maupun NTUP di subsektor ini mengalami kenaikan. Nilai NTP dari 112,27 naik menjadi 113,98; ada kenaikan 1,52 persen. Nilai NTUP juga meningkat 0,94 persen; sebelumnya di bulan September masih 125,89 menjadi 127,07 di bulan Oktober 2017.

2). Kelompok Budidaya Ikan

Sementara Nilai Tukar Petani budidaya ikan (NTPi) juga meningkat tipis 0,07 persen. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh biaya konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan.

Pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) mengalami penurunan 0,40 persen. Dari 103,57 di bulan September menjadi 103,15 di bulan Oktober.

(5)

5

Tabel 2. Nilai Tukar Petani per Sub Sektor dan Perubahannya

September – Oktober 2017

Subsektor dan Kelompok

Bulan Perubahan (%)

September Oktober September-

Oktober

Tahun

Kalender YoY

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Tanaman Pangan

Nilai Tukar Petani 90,82 92,20 1,52 -1,23 -1,30

Nilai Tukar Usaha Pertanian 97,56 98,39 0,85 -2,31 -2,17

a. Indeks Harga yang Diterima (It) 117,18 118,52 1,15 0,82 0,89

- Padi 116,17 116,98 0,70 1,41 -1,68

- Palawija 118,26 120,17 1,62 0,22 3,71

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129,03 128,55 -0,37 2,08 2,22

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,62 130,91 -0,54 1,78 1,98

- Indeks BPPBM 120,10 120,45 0,29 3,20 3,13

2. Hortikultura

Nilai Tukar Petani 94,76 95,75 1,05 0,69 -0,05

Nilai Tukar Usaha Pertanian 106,98 107,48 0,46 0,56 0,28

a. Indeks Harga yang Diterima (It) 120,71 121,43 0,60 2,05 1,59

- Sayur-sayuran 121,13 121,99 0,71 2,13 1,45

- Buah-buahan 119,06 119,02 -0,04 2,00 2,85

- Tanaman obat 111,62 111,34 -0,25 -3,19 -3,17

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127,39 126,81 -0,45 1,35 1,64

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,56 129,83 -0,56 1,33 1,70

- Indeks BPPBM 112,83 112,98 0,13 1,48 1,31

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

Nilai Tukar Petani 87,52 88,90 1,58 0,65 -1,09

Nilai Tukar Usaha Pertanian 97,73 98,83 1,13 0,37 -1,39

a. Indeks Harga yang Diterima (It) 111,70 112,98 1,14 2,80 1,11

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 111,70 112,98 1,14 2,80 1,11

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127,63 127,08 -0,43 2,13 2,22

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,01 130,32 -0,53 2,07 2,15

- Indeks BPPBM 114,29 114,31 0,02 2,42 2,54

4. Peternakan

Nilai Tukar Petani 101,06 102,40 1,32 0,00 -0,09

Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,64 113,88 1,10 0,78 0,51

a. Indeks Harga yang Diterima (It) 122,04 123,20 0,95 0,89 1,25

- Ternak Besar 123,89 125,67 1,44 2,55 2,27

- Ternak Kecil 112,26 112,66 0,36 -2,20 -1,53

- Unggas 128,18 128,24 0,05 1,43 3,44

- Hasil Ternak 132,07 133,51 1,09 0,56 1,13

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120,76 120,31 -0,37 0,89 1,34

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,49 131,78 -0,54 1,51 1,82

- Indeks BPPBM 108,35 108,19 -0,15 0,11 0,73

5. Perikanan

Nilai Tukar Petani 105,49 106,60 1,06 4,44 5,83

Nilai Tukar Usaha Pertanian 117,89 118,50 0,52 4,02 5,54

a. Indeks Harga yang Diterima (It) 133,21 133,82 0,46 4,81 6,41

- Tangkap 141,83 143,11 0,90 7,02 9,43

- Budidaya 117,64 117,05 -0,50 0,25 0,30

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126,28 125,53 -0,59 0,35 0,55

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,41 131,35 -0,80 0,20 0,44

- Indeks BPPBM 112,99 112,92 -0,06 0,76 0,82

5a. Perikanan Tangkap

Nilai Tukar Petani 112,27 113,98 1,52 6,66 8,85

Nilai Tukar Usaha Pertanian 125,89 127,07 0,94 6,19 8,50

(6)

6

Subsektor dan Kelompok

Bulan Perubahan (%)

September Oktober September-

Oktober

Tahun

Kalender YoY

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

- Penangkapan Perairan Umum 114,40 114,90 0,43 3,79 5,12

- Penangkapan Laut 141,85 143,13 0,90 7,02 9,43

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126,33 125,56 -0,61 0,33 0,53

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,64 131,54 -0,83 0,16 0,41

- Indeks BPPBM 112,66 112,62 -0,04 0,78 0,86

5b. Perikanan Budidaya.

Nilai Tukar Petani 93,22 93,28 0,07 -0,15 -0,27

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,57 103,15 -0,40 -0,47 -0,46

a. Indeks Harga yang Diterima (It) 117,64 117,05 -0,50 0,25 0,30

- Budidaya Air Tawar 117,65 117,06 -0,50 0,24 0,30

- Budidaya Air Payau 115,52 115,52 0,00 1,00 1,00

b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126,19 125,48 -0,56 0,39 0,58

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,00 131,02 -0,75 0,26 0,51

- Indeks BPPBM 113,59 113,48 -0,10 0,72 0,76

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi

Semua provinsi yang ada di pulau Sulawesi mengalami kenaikan NTP di bulan Oktober 2017. Perubahan tertinggi terjadi di Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat, mencapai 1,38 persen, sementara Gorontalo hanya mengalami perubahan 0,71 persen. Sedangkan untuk NTUP, terdapat dua provinsi mengalami penurunan, yakni provinsi Sulawesi tengah dan Gorontalo. Sulawesi Utara mengalami kenaikan terbesar dari seluruh provinsi yang ada, yakni 0,87 persen.

Tabel 3. NTP dari 6 Provinsi di Pulau Sulawesi dan Persentase Perubahannya Oktober 2017

(2012 = 100)

No. Provinsi

NTP NTUP

September Oktober Peru-

bahan (%) September Oktober

Peru- bahan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Sulawesi Utara 92,99 94,27 1,38 103,06 103,96 0,87 2. Sulawes Tengah 94,43 95,13 0,73 105,41 105,34 -0,07 3. Sulawesi Selatan 100,02 100,76 0,74 110,70 111,14 0,40 4. Sulawesi Tenggara 94,01 95,26 1,33 104,22 104,77 0,53 5. Gorontalo 105,48 106,23 0,71 120,30 119,36 -0,78 6. Sulawesi Barat 107,57 109,05 1,38 119,92 119,93 0,00 5. INFLASI PERDESAAN

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Oktober, di daerah perdesaan Sulawesi Utara telah terjadi deflasi sebesar 0,56 persen. Salah satu penyebab utama terjadinya deflasi adalah turunnya harga-harga barang dari kelompok bahan makanan, dimana kelompok ini mempunyai share yang cukup besar dalam pembentukan deflasi.

(7)

7

Tabel 4. Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Perubahannya Provinsi Sulawesi Utara Menurut Kelompok Pengeluaran

September – Oktober 2017 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran September Oktober % Perubahan

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 131,40 130,67 -0,56

Bahan Makanan 141,45 139,55 -1,34

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 126,77 127,02 0,20

Perumahan 124,35 124,52 0,14

Sandang 115,80 115,81 0,01

Kesehatan 122,52 122,61 0,07

Pendidikan, Rekreasi, & OR 108,86 109,00 0,13 Transportasi & Komunikasi 128,81 129,00 0,15

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sulawesi Utara Jl. 17 Agustus - Manado

Marthedy M. Tenggehi, SSi, MSi

Kepala Bidang Distribusi Telp : 0431-847044 Email: bps7100@bps.go.id

Gambar

Tabel 1.    NTP Sulawesi Utara dan Perubahannya  September – Oktober 2017
Tabel 2.         Nilai Tukar Petani per Sub Sektor dan Perubahannya
Tabel 3.         NTP dari 6 Provinsi di Pulau Sulawesi dan Persentase Perubahannya  Oktober 2017
Tabel 4.    Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Perubahannya  Provinsi Sulawesi Utara Menurut Kelompok Pengeluaran

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung pencapaian tujuan keterlaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dan sejalan dengan salah satu misi Universitas Riau Kepulauan, Lembaga Penelitian dan

Penyimpangan maksim kebijaksanaan terdapat pada data (1) karena tuturan narasumber menyimpang dari prinsip kesantunan pada indikator 3 karena dalam tuturan mungkin

1) Produk, memiliki produk yang berbeda dari sekolah lainnya yakni kegiatan baca tulis Al-Quran, kegiatan ekstrakurikuler drumband, beladiri, pramuka, futsal, voli, basket. 2)

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

Pentadbir Sistem ICT adalah bertanggungjawab memastikan kawalan keselamatan dilaksana bagi mengelak berlakunya capaian oleh pengguna yang tidak sah, pengubahsuaian,

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

17 tahun 2014 ini bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak imunitas atau kekebalan yang dalam penjelasannya ditafsirkan bahwa hak imunitas adalah hak

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1