• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para aggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2008:24). Seiring berjalannya waktu, penggunaan bahasa dalam kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat komunikasi verbal (bahasa lisan), bahasa juga digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan secara tertulis (bahasa tulis). Pembagian bahasa lisan dan bahasa tulis semata-mata disangkutkan dengan penghadiran bahasa sehingga bahasa itu dapat dikenal sebagai bahasa (Sudaryanto, 1986:43).

Penggunaan bahasa tulis menjadi alternatif bagi sebagian orang yang sulit mengungkapkan gagasannya menggunakan bahasa lisan sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur. Salah satu cara untuk mengungkapkan ide adalah dalam wujud sebuah nama. Nama adalah sebuah tanda yang membedakan dengan yang lain sekaligus sebagai bentuk kemuliaan (El-Khalili, 2009:6). Dalam sebuah nama terkandung sebuah doa, maka wajar jika manusia mengekspresikan idenya dalam arti sebuah nama.

Bersamaan dengan masuknya agama Islam ke kepulauan Nusantara, masuk pula bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Arab mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap bahasa Indonesia. Pengaruh bahasa Arab itu

(2)

tampak pada pungutan kata-kata Arab ke dalam bahasa sehari-hari terutama dalam laras keagamaan. Misalnya, berupa kata taqwa, zikir, tasbih, dan masjid.

Kata-kata bahasa Arab laras keagamaan sering kali digunakan untuk sebuah nama, baik itu nama orang atau nama tempat. Tempat yang sering kali menggunakan bahasa Arab untuk nama adalah masjid. Masjid adalah sebuah tempat ibadah yang digunakan oleh orang yang beragama Islam. Pemberian nama masjid sesuai kesepakatan masyarakat sekitar, biasanya merujuk kepada nama-nama Allah, nama-nama-nama-nama surga, nama-nama penyandang dana, tujuan yang ingin dicapai dan sebagainya.

Nama masjid biasanya terdiri atas dua kata atau lebih, contoh ل ىد لاجججسم

/masjid al-huda>/. Susunan kata seperti itu dalam bahasa Arab disebut sebagai

ججججج جججججججججججضلإد /al-id}a>fah/. Al-Id}a>fah adalah hubungan antara dua ism dengan memperkirakan adanya huruf jarr, yang menyebabkan ism kedua selamanya dibaca jarr (Al-Gula>yaini>, 2005:584).

Al-Id}a>fah yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah al-id}a>fah yang terdapat pada nama-nama masjid yang berbahasa Arab di kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apa jenis al-id}a>fah pada nama-nama masjid yang memakai bahasa Arab di Kecamatan Teras

(3)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis al-id}a>fah pada nama-nama masjid yang memakai bahasa Arab di Kecamatan Teras.

1.4 Tinjauan Pustaka

Berikut akan dipaparkan penelitian yang berhubungan dengan al-id}a>fah. di antaranya dilakukan oleh Al-Gha>zi (1993) dalam skripsinya yang berjudul “Al-Id}a>fah dalam Novel Al-Karnak karya Naji>b Mahfu>z”}. Dalam penelitian tersebut ruang permasalahan al-id}a>fah yang diteliti memperoleh pengembangan dengan penyertaan penerapan pada karya sastra. Penelitian tersebut membahas bentuk-bentuk al-id}a>fah dalam penyusunan kalimat.

Syamsuri (1996) dalam skripsinya yang berjudul “Al-id}a>fah dan Penerapannya pada Kisah Al-Asad wa As|-S|aur dalam Kali>lah wa Dimnah”. Dalam penelitian tersebut meliputi kategori id}a>fah lafz{iyyah, id}a>fah al-ma’nawiyyah dan ism yang senantiasa mengalami peng-id}a>fah-an kepada jumlah.

Santoso (1998) dalam skripsinya yang berjudul “Al-Id}a>fah dan Penggunaannya dalam Novel An-Nahr karya T{a>ha Husain”. Dalam penelitian tersebut membahas ism yang senantiasa mengalami peng-id}a>fah-an kepada mufrad. Kemudian Purnomo (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Tarki>b Id}a>fi> (Annexation) dalam Pidato-pidato Konferensi Makkah Al-Mukarramah IX pada Majalah Ar-Ra>bit}ah Edisi Januari 2009: Analisis Sintaksis”. Dalam penelitian tersebut membahas fungsi-fungsi tarki>b id}a>fi> sebagai konstituen pengisi fungsi kalimat pada Pidato-pidato Konferensi Makkah Al-Mukarramah IX.

(4)

Penelitian yang berhubungan dengan nama pernah dilakukan oleh Nur (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Beberapa Penyimpangan Pemakaian Bahasa Arab dalam Penulisan Papan Nama: Tinjauan Fonologis dan Gramatikal” Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa penyimpangan yang terdapat pada penulisan papan nama meliputi penyimpangan penulisan fonem vokal dan konsonan. Secara gramatika bahasa Arab, penulisan papan nama tersebut juga menyimpang dari kaidah bahasa Arab sehingga makna yang dimaksud menjadi berbeda dengan yang diharapkan.

Ubaidillah (2007) dalam makalahnya yang berjudul “Interferensi Penggunaan Nama Diri Berbahasa Arab oleh Penduduk Indonesia”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh bahasa Indonesia dalam penamaan diri berbahasa Arab di Indonesia, baik dari segi fonologis maupun morfosintaksis. Banyak nama yang menyalahi kaidah tatabahasa Arab sehingga tidak berterima secara gramatika. Selain itu, di tataran fonologi kesalahan transliterasi mengakibatkan kata yang dimaksud tidak jelas maknanya.

Hidayat (2010) juga pernah membahas nama-nama mahasiswa yang berbahasa Arab dalam skripsinya yang berjudul “Kajian Fonologis dan Gramatikal Nama-nama Arab Calon Mahasiswa Universitas Gadjah Mada tahun 2009”>. Objek materialnya yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah nama-nama Arab calon mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi pada nama-nama Arab calon mahasiswa Universitas Gadjah Mada tahun 2009 meliputi penyimpangan fonologis, yaitu penyimpangan penulisan fonem vokal dan penulisan fonem

(5)

konsonan serta penyimpangan fonetis. Selain itu, ditemukan juga penyimpangan gramatikal, meliputi penyimpangan penulisan I῾rāb / deklensi, at-tarkībul-wafī / frasa ajektival, at-tarkībul-iḍāfī / frasa nominal dan al-jumlatul-ismiyyah, sehingga makna yang dimaksud menjadi berbeda dengan yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus membahas tentang penggunaan al-id}a>fah dalam nama-nama masjid yang berbahasa Arab di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Oleh karena itu, penelitian terhadap nama-nama masjid yang berbahasa Arab di Kecamatan Teras dengan menggunakan kajian sintaksis sangat terbuka dan layak untuk dilakukan. 1.5 Landasan Teori

Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Tatabahasa terdiri atas morfologi dan sintaksis. Jika morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata, maka sintaksis menyangkut struktur gramatikal di antara kata-kata dalam tuturan. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Kalimat adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan tersebut. Secara ortografis, akhir kalimat dilambangkan dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya (Verhaar, 2006:161-162). Sintaksis dalam bahasa Arab disebut ‘ilmu nahwi. ‘Ilmu an-nahwi adalah ilmu yang membahas tentang keadaan akhir kata dalam i’rab dan bina`, ‘ilmu an-nahwi juga membahas posisi kata tersebut dalam sebuah kalimat (Ad-Dah}da>h{, 1993:635).

Al-Id}a>fah merupakan salah satu bahasan dari ‘ilmu an-nahwi. Al-Id}a>fah adalahhubungan antara dua macam ism dengan memperkirakan adanya huruf jarr,

(6)

yang menyebabkan ism kedua selamanya dibaca jarr (Al-Gula>yaini>, 2005:584). Menurut ‘Abdul ‘Alim (2004:75) al-id{a>fah adalah hubungan antara dua kata, kata pertama bersifat mutlak, sedangkan kata kedua menjadi pembatas kata pertama. Adapun menurut Ad-Dah{da>h{ (1993:73) al-id{a>fah adalah hubungan antara dua ism, ism yang pertama disebut al-mud}a>f dan ism yang kedua disebut al-mud}a>f ilah keduanya merupakan satu kata.

Secara umum id}a>fah dibagi menjadi dua bagian, yaitu: id}a>fah al-ma’nawiyyah dan al-id}a>fah al-lafz|iyyah. Al-Id}a>fah al-al-ma’nawiyyah adalah hubungan dua ism yang mempunyai makna huruf-huruf jarr (ملاىد ,نم , ج ), (Ad-Dahdah, 1993:77). Al-id}a>fah al-lafz|iyyah adalah al-id}a>fah yang tidak memberikan faedah me-ma’rifat-kan atau tidak pula men-takhs}i>s}-kan mud}a>f. Akan tetapi, tujuan dari al-id}a>fah al-lafz|iyyah ini semata-mata hanya untuk meringankan ucapan dengan membuang tanwi>n dan nu>n tas|niyyah atau nu>n jamak (Al-Gula>yaini>, 2005: 586).

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:5). Persiapan awal yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah mencari data nama-nama masjid se-Kecamatan Teras di Kantor Urusan Agama Kecamatan Teras, kemudian mengecek kebenaran data tersebut di lapangan. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah metode simak atau metode observasi, yaitu penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak (mengamati atau mengobservasi) (Sudaryanto: 1993:133). Adapun yang disimak adalah

(7)

nama-nama masjid di Kecamatan Teras. Teknik lanjutannya menggunakan teknik catat. Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data pada kartu data. Kartu data yang digunakan untuk mencatat data itu dapat berupa kertas HVS, manila, dan buffalo (Kesuma, 2007:45).

Pencatatan dilakukan dengan menyimpan semua nama-nama masjid di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali yang diperoleh dari hasil observasi ke masjid di wilayah Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali ke dalam kertas HVS. Kemudian dilakukan pemilihan nama-nama yang berbentuk al-id}a>fah.

Setelah tahap penyediaan data selesai kemudian dilanjutkan ke tahap kedua, yaitu tahap analisis data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih, yaitu suatu metode yang alat penentunya ada di dalam bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Alat penentu dalam metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaidah-kaidah sintaksis Arab tentang al-id}a>fah. Metode agih ini diterapkan melalui teknik dasar dan teknik lanjutan.

Teknik dasar dalam metode ini adalah teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik BUL adalah pembagian suatu konstruksi satuan lingual kalimat data menjadi beberapa unsur atau bagian yang dianggap sebagai pembentuk konstruksi kalimat data yang diteliti (Sudaryato, 1993:13).

Teknik lanjutan dalam metode ini adalah teknik ubah ujud atau parafrasa. Teknik ubah ujud dilaksanakan dengan mengubah wujud “unsur” tertentu di antara unsur-unsur lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:38).

(8)

Setelah analisis data selesai, hasil analisis disajikan dalam bentuk laporan informal. Laporan informal adalah penyajian laporan yang berwujud perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:145). Dalam penyajian ini, rumus-rumus atau kaidah-kaidah disampaikan dengan menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami oleh pembaca (Kesuma, 2007:71).

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan dipaparkan dalam empat bab. Bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang, masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi kaidah umum al-id}a>fah Bab III berisi analisis sintaksis al-id}a>fah dalam nama-nama masjid di Kecamatan Teras. Bab IV berisi kesimpulan, saran, dan daftar pustaka.

1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi Huruf Arab ke Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 th.1987 dan nomor 0543/b/u/1987.

a. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus.

(9)

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب

Bā` b Be

ت

Tā` t Te

ث

Ṡā` s| es (dengan titik di atasnya)

ج

Jīm j Je

خ

Khā` kh Ka dan ha

د

Dal d De

ذ

Żal z\ zet (dengan titik di

atasnya)

ر

Rā` r Er

ز

Zai z Zet

س

Sīn s Es

ش

Syīn sy es dan ye

ص

S{ād s{ es (dengan titik di bawahnya)

ض

D{ād d{ de (dengan titik di bawahnya)

ط

T{āˋ t{ te (dengan titik di bawahnya)

ظ

Z{āˋ z{ zet (dengan titik di

bawahnya)

ع

‘ain ‘ koma terbalik (di

atas)

غ

Gain g Ge

ف

Fāˋ f Ef

ق

Qāf q Ki

(10)

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ل

Lām l El

م

mīm m Em

ن

ūn n En

و

Wāwu w We

ه

Hāˋ h Ha

ء

Hamzah ′ apostrof,

ي

Yā` y Ye b. Vokal

Vokal bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong, dan vokal panjang.

Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang

Tanda Latin Tanda Latin Tanda Latin

ﹷ a

ْ ي...

ai

...

ْ ْْ

ْا

...ﹶ

ā

ﹻ i

ْ و...

au

ي

...ﹻ

ī

ﹹ u

و

ْ...ﹸ

ū

c. Tā` Marbūṭah

Transliterasi untuk tā` marbūṭah ada dua. Pertama, tā` marbūṭah hidup atau mendapat harakat fatah, kasrah, atau ammah, transliterasinya adalah /t/.Kedua, tā` Marbūṭah mati atau mendapat sukūn, transliterasinya adalah /h/.Kalau pada kata yang terakhir dengan tā` marbūṭah diikuti oleh

(11)

kata yang menggunakan kata sandang /al/ serta kedua kata itu terpisah, maka tā` marbūṭah itu ditransliterasikan dengan /h/.

Contoh:

ةرّونلماْ ةنيدلما

: al-Madinah al-Munawwarah atau

al-Madinatul-Munawwarah. d. Syaddah

Tanda Syaddah dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut.

Contoh:

لّزن

: nazzala e. Kata Sandang

Transliterasi kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /I/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut.

Contoh:

(12)

Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /I/ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

رمقلا

: al-qamaru

f. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak di tengah dan akhir kata. Bila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

ّْنإ

: inna,

ذخأي

: ya`khużu,

ءيش

: syai`un g. Penulisan Kata

Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

ينقزاّرلاْيرخْولهْاللهّْنإو

: Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn atau Wa

(13)

h. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya, huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Contoh:

Referensi

Dokumen terkait

Skor Morning Sickness Setelah Akupresur pada Ibu Hamil Trimester I Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah pemberian terapi akupresur pada titik pericardium 6

Berdasarkan latar belakang serta penelitian terdahulu maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Motivasi Kerja

Metode komparatif yakni dengan melihat hasil pemodelan longsor dengan jumlah kejadian longsor pada tiap klas menunjukkan bahwa kejadian longsor terbanyak terjadi

Berikut hasil rekapitulasi kuisioner tertutup kepentingan atribut untuk Kipas angin KAD-927 PL dapat dilihat pada tabel 4.5.. Tabel 4.5 Rekapitulasi Kuesioner

Tumpuan yang dibebankan pada bahu kiri jarang mengalami keluhan atau terjadinya penyakit yang dialami mungkin pedagang tersebut mungkin telah terbiasa dalam

menggunakan permainan/tidak antri, petugas bertindak cepat dalam memberikan pelayanan, petugas mampu dan cepat untuk menyelesaikan keluhan, petugas terampil dalam memberikan

Pola distribusi mitokondria yang heterogen pada sel-sel trofoblas dari blastosis gagal nidasi mengindikasikan adanya gangguan distribusi energi (ATP) ke dalam

Gangguan psikiatrik seperti delirium, depresi, kecemasan dan sindrom disequilibrium sering dialami oleh pasien dengan gagal ginjal kronis.. Kemampuan untuk mengenali