• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASAYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan ... 8

2.2 Anggaran ... 9

2.2.1 Pengertian anggaran ... 9

2.2.2 Kegunaaan anggaran ... 11

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran ... 12

2.2.4 Keterbatasan dan syarat-syarat anggaran ... 15

2.2.5 Jenis-jenis anggaran ... 16

2.2.6 Prosedur Penyusunan anggaran ... 18

2.3 Slack Anggaran 2.3.1 Pengertian slack anggaran ... 20

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi slack anggaran. 22 2.4 Penelitian terdahulu ... 30

2.5 Kajian tentang bank ... 32

2.5.1 Pengertian bank ... 32

2.5.2 Tujuan Jasa Perbankan ... 32

2.5.3 Klasifikasi bank ... 33

2.6. Risiko 2.6.1. Definisi Risiko ... ... 36

2.6.2. Klasifikasi Risiko ... 36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian ... 38

(2)

xiii 3.2 Konsep 3.2.1 Reputasi ... 38 3.2.2 Etika ... ... 39 3.2.3 Self Esteem ... 39 3.2.4. Risiko ... 40 3.2.5 Budgetary Slack ... ... 40 3.3 Hipotesis ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 44

4.2 Lokasi dan Obyek Penelitian ... 44

4.3 Identifikasi Variabel ... 45

4.4 Definisi Operasional Variabel ... 45

4.4.1 Reputasi ... 45

4.4.2 Etika ... 46

4.4.3 Self Esteem ... 46

4.4.4. Preferensi Risiko ... .... 47

4.4.5 Budgetary Slack ... .... 47

4.5 Populasi dan Sampel ... 48

4.6 Jenis dan Sumber Data ... 48

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 49

4.8 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen 4.8.1 Uji validitas ... 50

4.8.2 Uji reliabilitas ... 51

4.9 Teknik Analisis Data ... 51

4.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.9.2 Pengujian Hipotesis ... 54

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Sampel Penelitian ... 55 5.2 Jenis Kelamin ... 55 5.3 Tingkat Pendidikan ... 56 5.4 Lama Bekerja ... 56 5.5. Stastistik Deskriptif ... 57 5.6. Uji Validitas ... 58 5.6. Uji Reliabilitas ... 60

5.7 Uji Asumsi Klasik ... 61

5.7.1. Uji Normalitas ... ... 61 5.7.2 Uji Multikolinearitas ... 62 5.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 62 5.8 Uji f ... 63 5.9 Uji Parsial ... 64 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan hasil uji H1... 67

(3)

6.2 Pembahasan hasil uji H2 ... ... 67

6.3 Pembahasan hasil uji H3 ... 68

6.4 Pembahasan hasil uji H4 ... 68

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ... 70 7.2 Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1. Daftar Jumlah BPR di Bali ... 5

2.1. Daftar Penelitian Terdahulu ... 30

5.1. Jenis Kelamin Responden ... 55

5.2. Tingkat Pendidikan Responden ... 56

5.3 Lama bekerja responden ... 56

5.4. Uji Statistik deskriptif ... 57

5.5. Uji Validitas ... 59

5.6. Uji Reliabilitas ... 61

5.7. Hasil Uji regresi : Model Summary ... 63

5.8. Tabel Uji Anova ... 64

5.9. Hasil Uji regresi ... 65

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

xvii BAB I PENDAHULUAN

I. Latar belakang masalah

Lingkungan usaha yang semakin kompetitif menuntut para pelaku bisnis untuk dapat mengelola usahanya secara efektif dan efisien agar mampu memenangkan persaingan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan suatu perencanaan dan pengendalian yang andal agar operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Anggaran merupakan unsur penting dari perencanaan keuangan untuk masa depan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kenis (1979), anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk merencanakan pengeluaran dan pendapatan, untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memotivasi, dan untuk mengevaluasi prestasi pimpinan. Menurut Hansen dan Mowen (1997), terdapat dua unsur penting dari anggaran, yaitu: (1) bagaimana anggaran dibuat dan (2) bagaimana anggaran diimplementasikan sebagai rencana perusahaan. Unsur pertama berhubungan dengan mekanisme pembuatan anggaran. Unsur kedua berhubungan dengan reaksi dan sikap pimpinan terhadap sistem anggaran yang ada di perusahaan tersebut.

Mekanisme anggaran perusahaan akan mempengaruhi perilaku pimpinan, apakah mereka akan merespon anggaran secara positif atau negatif tergantung dari cara penggunaan anggaran. Pimpinan dan pemilik perusahaan akan berperilaku positif apabila tujuan pribadi mereka sesuai dengan tujuan perusahaan dan memiliki dorongan untuk mencapainya, hal ini dapat disebut dengan keselarasan

(7)

tujuan (Anthony dan Govindaradjan, 2005). Pimpinan akan berperilaku negatif apabila anggaran tidak diadministrasi dengan baik, sehingga mereka dapat menyimpang dari tujuan perusahaan. Perilaku disfungsional ini merupakan perilaku pimpinan yang mempunyai konflik dengan tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1997).

Dunk (1993) menguji secara empiris, bahwa anggaran secara partisipatif dapat digunakan sebagai komunikasi yang positif antara pemilik dan pimpinan perusahaan, karena dengan partisipatif akan terjadi mekanisme tentang rencana kerja mereka. Pemilik perusahaan memberi wewenang kepada pimpinan perusahaan melakukan usaha yang terbaik untuk perusahaan. Namun, anggaran partisipatif dapat pula menimbulkan permasalahan: (1) Pemilik dan pimpinan perusahaan akan menetapkan standar anggaran yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, (2) pimpinan perusahaan akan membuat budgetary slack dengan cara mengalokasikan sumber melebihi dari yang dibutuhkan dan (3) terdapat partisipasi semu (Hansen dan Mowen, 1997).

Merchant dan Young (1985) menguji secara empiris bahwa budgetary slack terjadi karena pimpinan memberi informasi yang bias kepada pemilik perusahaan dengan cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Menurut Kren dan Liao (1988), pimpinan akan melaporkan kemampuan produksinya lebih rendah jika kinerja diukur berdasar pencapaian anggaran. Menurut teori agensi, prinsipal (superior) dan agen (subordinate) merupakan dua economic agent yang berusaha memaksimumkan utility-nya. Masing-masing pihak baik pemilik maupun pimpinan perusahaan akan

(8)

xix

melakukan trade-off antara rencana atau anggaran yang diusulkan dengan potensi aktual yang seharusnya dengan cara menyimpan informasi privatnya (asimetri informasi). Gudono dan Sami (2003) mengartikan asimetri informasi sebagai informasi pasti yang hanya diketahui oleh agen.

Penelitian ini menguji kecenderungan pimpinan perusahaan dalam melakukan budgetary slack menggunakan faktor non ekonomi yaitu berupa faktor personal dalam menguji pengaruh budgetary slack, yaitu reputasi, etika, self esteem dan preferensi risiko. Alasan menggunakan faktor non ekonomi karena secara praktik, pimpinan perusahaan berprestasi tidak hanya termotivasi berdasar insentif moneter saja (faktor ekonomi) tetapi juga termotivasi oleh faktor lain secara kompleks misalnya faktor personal atau faktor sosial. Faktor-faktor ini termasuk kepuasan bila mengerjakan tugas dengan baik, pengakuan, dan tanggung jawab. Insentif moneter saja tidak cukup untuk mencapai tingkat motivasi tertentu dari pimpinan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1997). Selain itu penggunaan ke empat faktor personal tersebut dikarenakan faktor personal reputasi, etika, self esteem dan preferensi risiko masih dapat dikontrol sedangkan dengan menggunakan faktor organisasinal tidak dapat dikontrol dan bisa dipengaruhi oleh faktor lain.

Beberapa peneliti akuntansi telah menguji perubahan asumsi mendasar teori agensi yang berkaitan dengan sifat oportunistis. Onsi (1973) menguji bahwa faktor personal berpengaruh terhadap budgetary slack. Faktor personal berupa etika, integritas individu, dan kejujuran (Chow et al, 1988; 1991) berpengaruh terhadap budgetary slack. Belkoui (1989) memberikan bukti empiris bahwa

(9)

subordinates yang memiliki self esteem rendah cenderung lebih tinggi dalam membuat budget slack. Steven (2002) memberikan bukti bahwa reputasi dan etika berhubungan secara negatif dengan budgetary slack. Nugrahani dan Sugiri (2004) melakukan Penelitian dengan metoda eksperimen. Hasil studi yang dilakukan adalah pertama, variabel asimetri informasi berpengaruh secara positif terhadap budgetary slack. Kedua, reputasi dan self esteem berpengaruh secara negatif terhadap budgetary slack. Sedangkan etika dan risiko tidak berpengaruh terhadap budgetary slack.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah (Anitaria, 2009). Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Jumlah BPR yang berkantor pusat di Provinsi Bali sebanyak 137.

Data BPR yang berkantor pusat di Provinsi Bali dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

(10)

xxi Tabel 1.1

Jumlah BPR di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

No Kabupaten/Kota Jumlah BPR ( Buah) 1 Denpasar 13 2 Buleleng 7 3 Badung 52 4 Gianyar 28 5 Klungkung 5 6 Tabanan 24 7 Jembrana 1 8 Bangli 3 9 Karangasem 4 Total 137

Sumber : www.bi.go.id (diakses 2 Agustus 2011)

BPR memiliki karakter khusus seperti : memiliki berbagai bentuk pelayanan keuangan simpan pinjam, yang terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat dipedesaan dengan sistem dan prosedur yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan (Sutopo, 2005). Implikasinya adalah hubungan kemitraan yang solid dan bersifat mutualisme menjadi keunggulan BPR dibandingkan bank umum. Keberadaan BPR bagi masyarakat di daerah pedesaan diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam pembiayaan sektor UMK.

(11)

Menurut Purnomo (2009) Perkembangan kegiatan perbankan menimbulkan persaingan antar BPR untuk meningkatkan performa masing-masing BPR. Selain adanya serbuan dari pihak bank umum yang mulai merambah ke dunia mikro, perkembangan lembaga keuangan lainnya juga mempengaruhi daya saing BPR. Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kian terdesak oleh ekspansi bank umum dan bank asing ke sektor kredit mikro. Dengan modal yang jauh lebih besar dari BPR, bank umum dan bank asing masuk ke pasar-pasar tradisional dan pedagang kecil yang selama ini menjadi pasarnya BPR. Tak hanya itu, bank umum dan bank asing membajak karyawan BPR dan mengambil nasabah yang telah dibina oleh BPR. BPR pun menilai pranata pasar kredit mikro saat ini sudah tidak seimbang. Persaingan antara BPR dan bank umum telah mengarah kepada persaingan tak seimbang, bukan persaingan sehat. Ekspansi bank umum terhadap segmen usaha mikro kecil dan menengah akan menempatkan BPR dan bank umum dalam memperebutkan kue segmen yang sama. Bank Indonesia mengingatkan ekspansi sejumlah bank umum dengan membuka pelayanan jasa keuangan mikro jangan sampai mematikan BPR. Selama ini layanan keuangan mikro menjadi inti bisnis BPR.

(12)

xxiii

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah reputasi, etika ,self esteem dan preferensi risiko pimpinan berpengaruh pada budgetary slack BPR di Provinsi Bali.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disampaikan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh reputasi, etika ,self esteem dan preferensi risiko pimpinan pada budgetary slack BPR di Provinsi Bali

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi BPR terutama dalam penyusunan anggaran.

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bacaan dan acuan untuk peneliti-peneliti selanjutnya, terutama yang ingin meneliti tentang budgetary slack

Referensi

Dokumen terkait

Sertifikasi Mata Pelajaran/Bidang Studi : (diisi dengan kode mata pelajaran).. Nomor Registrasi

Bagaimana kondisi eksisting fisik spasial untuk aspek perbandingan ketinggian bangunan (H) dengan lebar ruang jalan (W) sebagai pembentuk dimensi ruang urban street canyon,

Untuk menghadapi persaingan dengan jejaring sosial, layanan VoIP, serta layanan video call, penulis berpendapat akan jauh lebih efektif jika operator Seluler menyediakan layanan

Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, jenis, proses persepsi dan faktor yang mempengaruhi persepsi b.. Mahasiswa

Pada satu sisi, praktisi penyiaran termasuk pengelola stasiun televisi swasta berupaya untuk menjaga program sebagai asset utama jualan mereka terhadap berbagai kemungkinan

• Hadirnya Perusahaan seyogianya memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) untuk turut serta dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungan

Populasi penelitian adalah pasien PPOK rawat jalan dan rawat inap yang terdiagnosis PPOK di Rumah Sakit Khusus Paru- Paru Respira Yogyakarta, total responden sebanyak

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR PERILAKU