• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR NON CETAK BERMUATAN KARAKTER MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR NON CETAK BERMUATAN KARAKTER MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pillar of Physics Education, Vol. 10. Oktober 2017, 25-32

25

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR NON CETAK BERMUATAN

KARAKTER MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP

KOMPETENSI SISWA PADA MATERI GELOMBANG MEKANIK

KELAS XI SMA NEGERI 3 PADANG

Fran Surya Andi P

1)

Yenni Darvina

2)

Ratnawulan

2)

1)

Mahasiswa Pendidikan Fisika FMIPA UNP

2)

Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNP

fransuryaandip@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to find out the large influence of the use of printed non-printed teaching materials character using scientific approach to the achievement of student competence is limited to mechanical wave material in SMA N 3 Padang. The type of research used is pre-experimental designs with One-Group Pretest-posttest Design research. In this research, experiments conducted by without controlling for influencing variables are treatment alone without any control group. The result of data analysis shows that in the comptence attitude, the average value obtained by students has increased every meeting. On knowledge competence got value y = 0,49x + (- 50,37), value r = 0,83, and value of KD = 68,94%. In skill competence obtained value y = 0,52x + 44,98, value r = 0,50, and value of KD = 25,14%. The working hypothesis which reads "there is influence which means the use of printed non-print teaching materials using a saintifik approach to student competence on mechanical wave material of class XI SMAN 3 Padang" is quantitatively acceptable at the real level of 0,05. Thus, the use of printed non-printed teaching materials using characteristic scientific approaches to student competence.

Keywords : Character, Scientific Approach, Mechanical Wave, Competence Of Students

PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan. Salah satunya penggunaan komputer yang memungkinkan kita untuk dapat menghadirkan sebagian atau semua bentuk interaksi ke dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih optimal dalam pelaksanaannya. Perkembangan teknologi ini sangat bagus dimanfaatkan untuk diterapkan dalam menghadirkan ide-ide baru pada pelaksanaan pembelajaran yang bersifat sains khususnya fisika.

Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam yang ada disekitar manusia. Dalam mempelajari fenomena alam tersebut dibutuhkan proses mengamati yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik. Peserta didik harus diberikan kesempatan dan kemudahan dalam mengamati fenomena alam tersebut, agar ilmu fisika yang ada di

dalam fenomena alam tersebut dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik dan benar. Namun tidak semua fenomena alam dapat diamati oleh peserta didik secara langsung. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan waktu, ruang, biaya dan sarana yang dimiliki oleh sekolah.

Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dilakukan semenarik mungkin, karena pembelajaran yang menarik diciptakan supaya peserta didik diharapkan mampu meraih hasil pembelajaran yang maksimal. Pembelajaran yang menarik maksudnya yaitu pembelajaran variatif, inspiratif, dan inovatif. Pembelajaran yang variatif adalah pembelajaran yang bervariasi, baik variasi dalam penyampaian materi, variasi dalam pengelolaan kelas maupun variasi sumber balajar. Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk mampu menemukan hal-hal maupun gagasan baru selama proses pembelajaran. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk

(2)

26

menemukan ide-ide baru terkait dengan materi pembelajaran.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan pembelajaran yang menarik dengan tujuan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, bentuk upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang variatif, inspiratif, inovatif dan menyenangkan ini adalah perubahan kurikulum dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, serta pengadaan sumber belajar yang bervariasi, karena sumber belajar merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Keberadaan sumber belajar akan mempermudah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu yang termasuk sumber belajar adalah bahan ajar.

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, sehingga terciptanya lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar[1]

.

Bahan ajar dapat membantu siswa dalam memahami materi dan konsep secara optimal. Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan agar terciptanya suasana pembelajaran yang menarik. Pengembangan bahan ajar ini salah satunya dapat dilakukan menggunakan teknologi komputer, yang mana kita dapat menggabungkan beberapa media kedalam satu file yang dapat diakses siswa dengan mudah baik secara online maupun offline.

Hasil dari observasi dan wawancara di beberapa SMA Negeri kota Padang, didapatkan kenyataan bahwa bahan ajar yang tersedia belum bervariasi, umumnya bahan ajar yang tersedia masih berbentuk bahan ajar cetak. Kemudian penggunaan media dalam pembelajaran masih terpisah-pisah misalnya, hanya sebatas video atau animasi saja. Selanjutnya nilai-nilai karakter telah diintegrasikan kedalam pembelajaran namun, belum diintegrasikan ke dalam bahan ajar secara explisit. Nilai-nilai karakter perlu diintegrasikan ke dalam bahan ajar mengingat kemajuan teknologi sudah merubah kebiasaan para pelajar sehingga memiliki sifat individual yang lebih cenderung berinteraksi dengan komputer, gadget, handphone, dan lain-lain.

Selain melakukan wawancara dengan guru juga dilakukan penyebaran angket terhadap peserta didik. Berdasarkan penyebaran angket tersebut didapatkan data bahwa, bahan ajar yang digunakan di sekolah 6,7% peserta didik menjawab bahan ajar non cetak dan 93,3% menjawab masih bahan ajar cetak yang disediakan sekolah, variasi media pembelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah menurut peserta didik 16,6% sudah mengatakan bervariasi dan 83,3% menjawab belum bervariasi.

Data hasil observasi dan penyebaran angket memperlihatkan bahwa menurut sebagian besar peserta didik bahan ajar fisika yang ada di sekolah masih berbentuk bahan ajar cetak yang disediakan sekolah. Penggunaan media dalam pembelajaran juga

belum bervariasi sehingga dapat memunculkan rasa jenuh peserta didik dalam belajar karena pembelajaran yang kurang menarik. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan siswa atau siswi sangat tertarik dengan pembelajaran berbasis TIK, hal ini dapat dilihat di mana siswa tersebut menyatakan tertarik menggunakan media dalam pembelajaran berbentuk gambar, animasi, dan praktikum virtual yang mereka nilai cukup menarik[2].

Munculnya rasa jenuh dan kurangnya ketertarikan peserta didik dalam belajar berdampak terhadap rendahnya hasil belajar fisika peserta didik. Rendahnya hasil belajar fisika peserta didik di beberapa kelas XI pada SMA Negeri 3 Padang jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 80, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Kelas XI SMAN 3 Padang TA. 2016/2017.

No. Kelas Nilai Rata-rata

UH KKM % Ketuntasan 1. XI MIA 1 62,45 80 53,12 2. XI MIA 2 56,57 80 43,75 3. XI MIA 3 60,12 80 39,39 4. XI MIA 4 54,78 80 40,62 5. XI MIA 5 56,12 80 33,33 6. XI MIA 6 59,56 80 35,48 7. XI MIA 7 58,24 80 46,87

Sumber: Guru Fisika SMA N 3 Padang

Tabel 1 memperlihatkan rata-rata nilai Ulangan Harian siswa kelas XI SMA N 3 Padang belum mencapai hasil yang sesuai dengan harapan. Nilai yang didapatkan berkisar antara angka 50-60 dengan persentase ketuntasan di bawah angka 60, sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah yaitu 80.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Selain itu cara ini efektif untuk mengimplementasikan beberapa ciri khas pembelajaran kurikulum 2013 yang dalam penerpannya masih kurang maximal. Dalam penerapan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan prinsip-prinsip yaitu Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan ke dalam Kompetensi Inti, kemudian Kompetensi Inti

(3)

27

dijabarkan ke dalam materi pelajaran[3]. Kemudian dalam penerapan Kurikulum 2013 juga digunakan pendekatan saintifik.

Penggunaan pendekatan saintifik dan muatan karakter ke dalam bahan ajar agar sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pengembangan metode pembelajaran yang variatif, berbasis sains, dan memuat nilai-nilai karakter bangsa. Selain itu bahan ajar non cetak ini juga memuat berbagai macam media seperti audio, video, animasi, teks, dan grafik sehingga pembelajaran dalam kelas akan terasa sangat bervariasi yang diharapkan dapat menghilangkan rasa jenuh peserta didik dalam belajar. Serta penggunaan bahan ajar ini pada materi gelombang mekanik ini diperkirakan lebih efektif dan menarik mengingat dalam materi ini diperlukan berbagai macam media dalam penyampaiannya.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka masalah pokok yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik terhadap kompetensi siswa pada materi gelombang mekanik kelas XI SMA N 3 Padang ?”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-experimental Designs. Dalam penelitian ini eksperimen yang dilakukan yaitu dengan tanpa melakukan pengendalian terhadap variable-variabel yang berpengaruh yang diutamakan adalah perlakuan saja tanpa ada kelompok kontrol.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-posttest Design. Pada rancangan ini terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan[4]. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 : pre-test (sebelum diberi perlakuan) O2 : post-test (setelah diberi perlakuan) X : treatment (perlakuan)

Hal yang dilakukan dalam pelaksanaan pre-experimental design adalah dengan memberikan tes kepada subjek yang belum diberi perlakuan disebut pre-test (O1) untuk mendapatkan permasalahan yang dihadapi peserta didik. Setelah didapatkan permasalahan maka dilakukanlah treatment (X). Setelah dilakukan treatment kepada peserta didik yang mengalami masalah, maka diberikan lagi tes untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik setelah dikenakan variable (X) disebut post-test (O2). Dalam post-test akan didapatkan data hasil dari

eksperimen dimana kemampuan peserta didik meningkat atau tidak ada perubahan sama sekali. Membandingkan O1 dan O2 untuk menentukan berapa besar perbedaan yang timbul, jika ada maka itu adalah akibat dari variable eksperimen (X) yang diberikan[5].

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Padang, yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2016/2017. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas yang telah terpilih melalui teknik pengambilan sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ada dan dapat mewakili populasi tersebut. Sampel yaitu sebagian dari anggota populasi yang diteliti[6]. Walaupun yang diteliti adalah sampel hasil penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi”. Dari populasi yang ada diambil satu kelompok sampel sebagai kelas eksperiment. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling dan cluster random sampling.

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variable bebas dan variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik. Sedangkan variable terikatnya adalah kompetensi siswa. Kemudian data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil sendiri oleh peneliti. Data dalam penelitian ini berupa kompetensi peserta didik yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan perlu adanya penyusunan prosedure yang sistematis. Secara umum prosedure dalam penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Selanjtnya disusun instrument penelitian. Instrumen adalah alat pengumpulan data melalui prosedur yang sistematik dengan memperhatikan aturan yang telah ditetapkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk masing-masing teknik penilaian yang digunakan. Teknik penilaian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil pembelajaran peserta didik.

Isntrumen dalam penelitian ini mencakup tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Pada penilaian kompetensi sikap yang dinilai adalah sikap atau tingkah laku peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung setiap pertemuan. Sikap siswa yang dinilai sebanyak 5 karakter yang masing-msing karakter memiliki tiga indikator penilaian. Kelima karakter yang dinilai yaitu religious, disiplin, rasa ingin tahu, kerja sama, dan mandiri. Pada penelitian ini akan digunakan teknik penilaian observasi. Pada teknik penilaian observasi menggunakan instrumen berupa lembar observasi (lembar pengamatan sikap). Format lembar observasi yang digunakan sesuai dengan Permendikbud No. 104 Tahun 2014.

(4)

28

Hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan diukur dengan menggunakan tes tertulis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk tes objektif atau pilihan ganda yang diberikan dalam bentuk pre-test dan post-test diawal dan akhir penelitian dengan soal sama namun dibedakan letak option serta angkanya. Penilaian pada kompetensi keterampilan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung ketika melakukan percobaan dengan mengacu pada lembar penilaian unjuk kerja (rubrik penilaian keterampilan) dan penilaian bahan ajar dengan mengacu pada laporan kerja ilmiah. Penilaian ini dilakukan disaat siswa melakukan percobaan di laboratorium atau di saat melakukan diskusi dalam kelas.

Setelah didapatkan data kompetensi siswa untuk ketiga aspek, kemudian dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan bertujuan untuk menguji apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Untuk kompetensi sikap dicari nilai rata-ratanya lalu dideskripsikan sikap siswa untuk setiap pertemuan efektif dalam kelas. Untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan menggunakan uji normalitas dan uji hipotesis berupa uji regresi linear sederhana dan uji korelasi product moment.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan pada data nilai pree-test dan data nilai post-test untuk kompetensi pengetahuan serta data nilai bahan ajar dan rubrik penskoran untuk kompetensi keterampilan[7]. Untuk menguji normalitas digunakan uji Liliefors dengan rumus:

S X X Z i 1 (1) Keterangan :

Xi = skor yang diperoleh siswa ke-i X = skor rata-rata

S = simpangan baku

Selanjutnya setelah data yang didapatkan terdistribusi normal dilakukan uji regresi linear sederhana. Persamaan umum uji regresi linear sederhana yaitu[8]:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋

(2)

Keterangan:

Y =Subyek dalam variabel dependen yang dipresiksikan

𝑎 = Harga Y ketika harga X = 0 (konstan) 𝑏 = Angka arah atau koefesien regresi X =Subyek pada variabel independent yang

mempunyai nilai tertentu.

Untuk memperoleh harga a dan b digunakan rumus :

a =

Yi Xi

2−( X𝑖)( XiYi )

n Xi2−( x𝑖)2 (3) (13)

b = n XiYi − Xi Yin Xi2−( xi)2 (4) (14)

Dengan Xi adalah data variable X, dan Yi adalah data variable Y. Selanjutnya dilakukan perhitungan koofisien korelasi r menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson :

𝑟 =

Σ𝑋𝑖𝑌𝑖−Σ𝑋 𝑖−Σ𝑌𝑖𝑛 Σ𝑥𝑖2−Σ𝑋 𝑖𝑁2Σ𝑌𝑖2−Σ𝑦12−Σ𝑌2 1 𝑁 (5) Keterangan : Xi = data variable x Yi = data variable y n = banyak data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Padang, dari bulan April hingga Mei 2017 diperoleh hasil berupa data kompetensi siswa. Pertama data hasil belajar siswa pada kompetensi sikap diperoleh selama kegiatan pembelajaran. Data diambil menggunakan teknik observasi, dengan instrument berupa lembar observasi yang diambil langsung setiap pertemuan. Penilaian kompetensi sikap dilakukan pada lima indikator penilaian yang terdapat pada bahan ajar non cetak bermuatan karakter yaitu religius, disiplin, rasa ingin tahu, kerja sama, dan mandiri yang disesuaikan dengan materi dan kemampuan siswa, deskripsi data nilai kompetensi sikap ditunjukan oleh skor total yang diperoleh setiap siswa selama empat kali pertemuan efektif di dalam kelas, dapat dilihat pada Table 2.

Tabel 2. Data Hasil Perolehan Skor Rata-rata Nilai Sikap Setiap Pertemuan dari Pertemuan 1 – 4.

No. Sikap P.1 P.2 P.3 P.4 Rata-rata 1 Religius 75,00 79,68 86,45 90,08 82,93 2 Disiplin 77,34 92,96 94,14 95,11 93,20 3 Rasa Ingin Tahu 57,03 65,10 71,61 78,90 68,16 4 Kerja Sama 78,12 81,05 83,59 87,30 82,51 5 Mandiri 85,93 86,45 88,02 89,06 87,36

Nilai Akhir Kompetensi Sikap 82,83

Data pada Table 2 menunjukan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap aspek

(5)

29

sikap yang dinilai mengalami kenaikan. Dengan demikian hasil belajar siswa pada kompetensi sikap mengalami kenaikan untuk setiap kali pertemuannya. Untuk lebih jelasnya hasil belajar siswa pada kompetensi sikap diberikan dalam Gambar 1 untuk sikap religious dan Gambar 2 untuk sikap sosial siswa.

Gambar 1. Grafik Sikap Religius Siswa

Gambar 1 menunjukan rata-rata nilai kompetensi sikap religius siswa yang terdiri dari tiga indikator penilaian yaitu mengucapkan salam sebelum memasuki kelas, berdo’a sebelum memulai pembelajaran, dan menghargai teman yang berbeda agama mengalami peningkatan untuk setiap pertemunnya. Pada pertemuan pertama, sikap religius siswa tidak terlalu terlihat kemudian diberikan arahan melalui pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan. sehingga pada pertemuan-pertemuan selanjutnya siswa sudah terbiasa dan membiasakan diri dengan mengembangkan sikap religius yang sudah diajarkan.

Gambar 2. Grafik Sikap Sosial Siswa

Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa kompetensi sikap sosial siswa, secara umum terjadi peningkatan untuk setiap kali pertemuannya. Jadi, kesimpulan yang bisa diambil adalah “terdapat pengaruh dari penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik terhadap kompetensi sikap siswa”.

Selanjutnya untuk kompetensi pengetahuan siswa. Untuk melihat apakah data sampel terdistribusi normal atau tidak digunakan Uji Lilliefors. Dari uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan harga L0dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Kompetensi Pengetahuan Penilaian Α N Lo Lt Distribusi Pre-test 0,05 32 0,087 0,156 Normal Post-test 32 0,099 0,156 Normal

Tabel 3 memperlihatkan bahwa data hasil belajar pada kompetensi pengetahuan mempunyai L0 < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji regresi linear sederhana dan korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan menggunakan regresi linier pada nilai pre-test dan post-test. Variable x merupakan nilai rata-rata pree-test dan variable y merupakan rata-rata nilai post-test.

Berdasarkan analisis didapatkan 𝐹ℎ= 𝑆𝑟𝑒𝑔2 𝑆𝑠𝑖𝑠𝑎2 =

66,60 lebih besar dari pada Ftabel yaitu 4,17 yang

artinya koefisien regresi itu berarti. Selanjutnya, dapat dilakukan uji linieritas. Dari analisi didapatkan

𝐹ℎ =𝑆𝑇𝐶

2

𝑆𝐺2 = 1,10 lebih kecil dari Ftabel yaitu 2,34 yang

artinya regresi hasil belajar ranah kompetensi pengetahuan itu linier. Setelah itu dilakukan analisis apakah ada hubungan antara bahan ajar interaktif bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan. Dari hasil analisis didapatkan rh = 0,83 lebih besar dari pada rTabel yaitu 0,349 yang artinya ada hubungan antara Bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan kompetensi peserta didik. Keeratan hubungan antara Bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan kompetensi pengetahuan adalah sangat kuat.

Untuk mengetahui besar pengaruh Bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 P.1 P.2 P.3 P.4 R at a-rat a Ni lai Pertemuan Religius 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 P.1 P.2 P.3 P.4 R at a-rat a Ni lai Pertemuan Rasa Ingin Tahu Kerja Sama Mandiri Disiplin

(6)

30

pendekatan saintifik dengan kompetensi pengetahuan siswa maka dihitung koefisien determinasinya. Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 68,94%, yang Artinya, Bahan ajar interaktif bermuatan karakter menggunakan penekatan saintifik memberikan kontribusi terhadap kompetensi pengetahuan sebesar 68,94% dan sisanya 31,06% ditentukan oleh variabel lain. Gambar kelinieran hasil belajar pada kompetensi pengetahuan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kelinieran Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Pengetahuan.

Gambar 3 memperlihatkan diagram pencar yang dibentuk dari nilai X (nilai rata-rata pree-test siswa) dan nilai Y (nilai rata-rata post-test siswa). Berdasarkan diagram pencar dapat ditentukan hubungan antara variable bebas dengan variable terikat adalah linear.

Pada kompetensi keterampilan analisa data yang dilakukan sama dengan kompetensi pengetahuan. Pengolahan data yang dibandingkan antara variable x adalah nilai dari bahan ajar dan y adalah nilai rata-rata dari rubrik penskoran tiap-tiap siswa selama kegiatan diskusi. Setelah data didapatkan kemudian dilakukan analisa data. Hasil uji normalitas pada kompetensi keterampilan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Kompetensi Keterampilan Penilaian Α N Lo Lt Distribusi Bahan Ajar 0,05 32 0,1394 0,159 Normal Rubrik Penskoran 32 0,118 0,159 Normal

Berdasarkan analisis didapatkan 𝐹ℎ= 𝑆𝑟𝑒𝑔2 𝑆𝑠𝑖𝑠𝑎2 =

10,08 lebih besar dari pada Ftabel yaitu 4,17 yang

artinya koefisien regresi itu berarti. Selanjutnya, dapat dilakukan uji linieritas. Dari analisi didapatkan

𝐹ℎ =𝑆𝑇𝐶

2

𝑆𝐺2 = 0,44 lebih kecil dari Ftabel yaitu 2,37 yang

artinya regresi hasil belajar ranah kompetensi pengetahuan itu linier. Setelah itu dilakukan analisis apakah ada hubungan antara bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan hasil belajar siswa kompetensi pengetahuan. Dari hasil analisis didapatkan rh = 0,50 lebih besar dari pada rtabel yaitu 0,349 yang artinya ada hubungan antara Bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan kompetensi peserta didik. Keeratan hubungan antara Bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan kompetensi pengetahuan adalah cukup kuat.

Untuk mengetahui besar pengaruh Bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik dengan kompetensi keterampilan siswa maka dihitung koefisien determinasinya. Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 25,14 % artinya, bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan penekatan saintifik memberikan kontribusi terhadap kompetensi keterampilan sebesar 25,14% dan sisanya 74,86% ditentukan oleh variabel lain. Gambar kelinieran hasil belajar pada kompetensi pengetahuan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kelinieran Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Pengetahuan.

Gambar 4 memperlihatkan diagram pencar yang dibentuk dari nilai X (nilai bahan ajar non cetak bermuatan karakter) dan nilai Y (hasil belajar kompetensi pengetahuan). Berdasarkan diagram pencar dapat ditentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear.

y = 0,49 X + (-50,37) r = 0.83 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100 N il a i R a ta -r a ta Po st -t est

Nilai Rata-rata Pree-test Model Grafik Regresi Sederhana

y = 0.52X + 44.98 r = 0.50 20 40 60 80 100 20 40 60 80 100 N il ai H asi l Be laj ar K o m p et en si k et er amp il an

Nilai Bahan Ajar Interaktif Bermuatan Karakter Menggunakan Pendekatan Saintifik

(7)

31

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis untuk ketiga ranah kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan terlihat bahwa penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik mempengaruhi hasil kompetensi siswa. Pada ranah kompetensi sikap dapat diketahui dari pendeskripsian data hasil observasi untuk setiap kali pertemuannya yang mengalami peningkatan. Data hasil kompetensi sikap siswa diperoleh dari rata-rata penilaian sikap selama proses pembelajaran melalui lembar observasi yang dibantu oleh dua orang observer.

Peningkatan nilai kompetensi sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2, pada Gambar tersebut terlihat kompetensi sikap siswa mengalami kenaikan untuk setiap kali pertemuannya. Pada awal pertemuan sikap siswa belum terlihat baik, kemudian saat proses pembelajaran sikap siswa sudah mulai terlihat kearah yang lebih baik, dan diakhir proeses pembelajaran siswa sudah mulai terbiasa dengan menerapkan karakter-karakter yang terdapat didalam bahan ajar. Dengan adanya bahan ajar non cetak bermuatan karakter ini, dapat membiasakan siswa bersikap baik dan bersemangat dalam belajar, dikarenakan karakter yang terdapat pada bahan ajar digali dari materi itu sendiri dan dapat diterapkan langsung oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran merupakan usaha untuk membuat peserta didik aktif mempelajari konsep dan menerapkannya dalam kehidupan nyata[9].

Selanjtnya untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan jika dibandingkan antara sebelum dan sesudah diberikan treatment, hasil rata-rata belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Proses ilmiah dalam pembelajaran sains harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna[10]. Artinya proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar interaktif membuat siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep fisika dengan baik yaitu mencari sendiri konsep-konsep fisika selama proses pembelajaran berlangsung.

Data kompetensi siswa pada ranah pengetahuan menunjukan nilai rata-rata pre-test dan post-test meningkat. Diperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar 63,22 dan nilai rata-rata post-test 81,50. Dari analisis data yang dilakukan untuk membuktikan pengaruh penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik terhadap kompetensi pengetahuan dilakukan uji normalitas, dan diperoleh bahwa data tersebut terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji regresi linier sederhana dan korelasi. Dalam uji regresi perlu dilakukan uji keberartian dan uji linieritas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka diperoleh nilai 𝑦 = 0,49𝑥 + (−50,37), nilai

𝑟 = 0,83, dan nilai 𝐾𝐷 = 68,94%, yang artinya

68,94% peningkatan kompetensi pengetahuan

dipengaruhi bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik. Dengan demikian berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dapat diterima pada taraf nyata 0,05 untuk kompetensi pengetahuan. Data kompetensi pengetahuan yang didapatkan telah menunjukan pengaruh yang baik dari bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik, ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal.

Untuk hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan, berdasarkan analisis data yang dilakukan untuk membuktikan pengaruh penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendektan saintifik terhadap hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan menggunakan uji regresi sederhana dan korelasi. Dalam uji regresi perlu dilakukan uji keberartian dan uji linieritas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai 𝑦 = 0,52𝑥 + 44,98, nilai

𝑟 = 0,50, dan nilai 𝐾𝐷 = 25,14%, yang artinya

25,14% hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan dipengaruhi oleh penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik. Dengan demikian berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dapat diterima pada taraf nyata 0,05 untuk hasil belajar pada kompetensi keterampilan.

Penilaian dari ketiga ranah kompetensi dalam penelitian ini dilakukan secara objektif. Penilaian tersebut berdasarkan kinerja yang merupakan bukti penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan[11].

Berdasarkan hasil analisis data pada ketiga ranah kompetensi siswa, maka hipotesis kerja yang dikemukakan yaitu: “terdapat pengaruh yang berarti penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik terhadap kompetensi siswa pada materi gelombang mekanik kelas XI SMAN 3 Padang” dapat diterima. Berarti bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik berpengaruh terhadap kompetensi siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa pada ketiga kompetensi tersebut dengan menggunakan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik ini sesuai dengan pembelajaran yang dituntut oleh Kurikulum 2013. Hal ini membuat siswa belajar lebih aktif dengan sifat pembelajaran student center atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga

(8)

32

siswa dapat mengembangkan pemahaman tersendiri selama pembelajaran berlangsung.

Pada bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik ini, di dalamnya terdapat materi pembelajaran, Lembar Kerja (LK), dan berbagai komponen lainnya yang dirancang dengan berbagai macam media. Bahan ajar yang diberikan memiliki komponen-komponen pendukung untuk setiap tahap dan nilai-nilai karakter yang digali dari meteri juga sudah ada di dalam bahan ajar sehingga siswa bisa secara mandiri memahami materi, melatih diri untuk menyelesaikan masalah, melakukan evaluasi terhadap kemampuannya dan yang terpenting dapat menerapkan karakter yang diharapkan.

Dengan demikian, diperoleh suatu kesimpulan bahwa penggunaan bahan ajar non cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik ini berpengaruh terhadap ketiga kompetensi siswa yakni kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan pada taraf nyata 0,05.

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian terhadap penggunaan Bahan Ajar Non Cetak Bermuatan Karakter Menggunakan Pendekatan Saintifik Terhadap Kompetensi Siswa, kemudian melakukan analisis data, terlihat bahwa pada komptensi sikap mengalami peningkatan untuk setiap pertemuannya. Pada kompetensi pengetahuan didapatkan nilai

𝑦 = 0,49𝑥 + (−50,37), nilai 𝑟 = 0,83, dan nilai

𝐾𝐷 = 68,94%. Pada kompetensi keterampilan

didapatkan nilai 𝑦 = 0,52𝑥 + 44,98, nilai 𝑟 = 0,50, dan nilai 𝐾𝐷 = 25,14%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang berarti penggunaan bahan ajar Non Cetak bermuatan karakter menggunakan pendekatan saintifik terhadap kompetensi siswa pada materi gelombang mekanik

kelas XI SMAN 3 Padang pada taraf nyata 0,05. Ketiga kompetensi siswa yaitu, pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. [2] Madinah, Ummu dkk. 2015. Pengembangan

Modul Interaktif Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Cahaya. E-jurnal (Volume 3: Nomor 3).

[3] Mulyasa. (2013). Pengembangan dan

Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[4] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

[5] Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

[6] Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press. [7] Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistik.

Bandung : PT. Transito.

[8] Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

[9] Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

[10] Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Design Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta : Diva Press.

[11] Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA SMP & MTs. Jakarta: Dirjen Dikdamen.

Gambar

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Kelas XI SMAN 3  Padang TA. 2016/2017.
Tabel  3.  Hasil  Uji  Normalitas  Pre-test  dan  Post-test  Kompetensi Pengetahuan  Penilaian  Α  N  L o L t Distribusi  Pre-test  0,05  32  0,087  0,156  Normal  Post-test  32  0,099  0,156  Normal
Gambar  3.  Kelinieran  Hasil  Belajar  Siswa  Pada  Kompetensi Pengetahuan.

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Sri Nuriyani, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan , Profitabilitas dan Kepemilikan

• Digunakan untuk mengendalikan operasi pemroses, kebanyakan tidak terlihat oleh pemakai. • Sebagian dapat diakses dengan instruksi mesin yang dieksekusi dalam mode kontrol atau

Tanda pelunasan pajak tahun terakhir (SPT tahun 2013) dan Laporan Bulanan Pajak (PPh pasal 21, PPh pasal 23 bila ada transaksi, PPh pasal 25/29 dan PPN) untuk 3 (tiga) bulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kredibilitas pengasuh pada Pondok Pesantren Umar bin Khatab, metode yang digunakan pengasuh dalam proses pembelajaran

Berkenaan dengan hal itu maka penulis ingin mencoba memanfaatkan media tersebut sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan mengeja huruf hijaiyah khususnya pada anak

Salisilat pada bedak salicyl mempunyai kelarutan yang baik terhadap etanol, sementara talk yang berfungsi sebagai bahan tambahan tidak larut dalam pelarut organic

ada penyakit lain yang disertai stigma dan ketakutan. Keadaan ini nampaknya berhubungan dengan kenyataan bahwa kusta menimbulkan kecacatan dan ketidakmampuan tetapi jarang

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2894) sebagaimana yang telah. diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun