• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW BUKU PENGANTAR HUKUM INTERNASIONA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REVIEW BUKU PENGANTAR HUKUM INTERNASIONA (2)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW BUKU PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL

SHELLA FADHLIANA

Fadhlianashella@students.unnes.ac.id

DATA BUKU :

Nama/Judul Buku : PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL

Penulis/ Pengarang : Mochtar Kusumaatmadja

Penerbit : PT. ALUMNI

Tahun Terbit : 2016 Cetakan-1

Kota Penerbit : Bandung

Bahasa Buku : Bahasa Indonesia

Jumlah Halaman : 204 Halaman

ISBN Buku : 979-414-065-1

PEMBAHASAN REVIEW :

Buku ini memakai cara pendekatan terhadap hukum Internasional yang menulis pergunakan juga di bidang hukum lainnya dan terhadap masalah hukum pada umumnya, yang tidak semata-mata melihat hukum sebagai sesuatu peangkat kaidah dan asas melainkan mempertautkannya dengan lembaga-lembaga (institutions) dan proses- proses yang mewujudkan

kaidah-kaidah tersebut dalam kenyataan. Cara pendekatan demikian dengan sendirinya selain mengkaji kaidah hukum secara analitis memperhatikan pula segi-segi sosiologis, politik dan budaya dari persoalan.

Selanjutnya buku ini juga agak lain daripada buku-buku serupa dalam bahasa asing yag hingga kini masih dipakai dalam pengajaran hukum

Internasional di Indonesia. Suatu kelengkapan buku pendamping yang memuat garis besar uraian tentang kasus-kasus dan bahan-bahan

(2)

naskah buku pengantar ini dengan berbagai kutipan dari keputusan mahkamah yang sering mengganggu kontinuitas pembacaan.

Buku ini sangat dianjurkan kepada mahasiswa karena buku ini dapat dijadikan referensi untuk materi perkuliahan hukum internasional. Buku ini ditulis dan dikembangkan sebagaimana kebutuhan mahasiswa dalam mempelajari hukum internasional. Penulis menuliskan berbagai macam bahan ajar dari pengertian hingga wilayah negara dalam hukum

internasional. Penulis telah membandingkan hukum internasional (publik) dengan hukum perdata internasional. Menurut buku ini hukum internasional (publik) adalah keseluruhan kaidah da asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang meintasi batas negara yang bukan sifat perdata.

Sedangkan, hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara. Dengan perkataan lain, hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan.

Dari uraian di atas tampak persamaan dan perbedaan yang terdapat anatara hukum internasional publik dan hukum perdata internasional. Persamaannya ialah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara. Setiap persamaan pasti ada perbedaan. Perbedaan dari kedua istilah tersebut yaitu subjek hukumnya. Hukum perdata internasional mengatur antar per orangan, sedangkan hukum internasioanl (publik) mengatur hubungan antar negara.

Hal ini karena suatu negara ada kalanya melakukan hubunganperdata sedangkan orang perseorangan menurut hukum internasional modern ada kalanya dianggap mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum

internasional.

Terhadap batasan (definition) hukum ()publik di atas dapat dikemukakan keberatan bahwa batasan itu tidak tegas karena didasarkan pada suatu ukuran yang negatif yakni hubungan atau persoalan internasional yang tidak bersifat perdata. Yang jelas ialah bahwa hubungan atau persoalan perdata, sehingga bukan pula merupakan persoalan yang diatur hukum perdata internasional. Inilah sebabnya mengapa batasan kita negatif lebih tepat menggambarkan kenyataan hubungan internasional pada dewasa ini.

Memang, ada kalanya batas antara hubungan atau persoalan hukum perdata Internasional pun sukar ditarik dengan tegas, sehingga ada sarjana yang mengusulkan agar perbedaan itu dihapuskan dan digunakan saja istilah lain.

(3)

Di buku ini istilah Hukum internasional dijelaskan. Dilihat secara praktis sebtulnya tidak menjadi soal benar apakah lapangan hukum yang akan kita pelajari itu dinamakan hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa, hukum antarnegara atau hukum internasional, selama kita

mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah itu. Dalam bahasa lain, istilah hukum bangsa-bangsa dapat mempertahankan diri terhadap istilah hukum anatarnegara yang sebenarnya lebih baru.

Di buku itu penulis menuliskan alssannya memilihi istialah hukum internasional dan bukan hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa atau hukum antarnegara terutama didasarkan pertimbangan bahwa istilh ini paling mendekati kenyataan dan sifat hubungan dan masalah yang menjadi objek bidang hukum ini, yang ada pada masa sekarang ini tidak hanya terbatas pada hubungan antara bangsa-bangsa atau negara-negara saja, sebagaiman dikesankan oleh beebrapa istilah yang disebut kemudian. Buku ini menjelaskan hukum bangsa-bangsa ini akan dipergunakan untuk

menunjukkan pada kebiaaan dan aturan hukm yng berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu., ketika hubungan demikian baik karena

jarangnya maupun karena sifat hubungannya, beum dapat dikatakan merupakan hubungan antara angota suatu masyarakat Bangsa-bangsa. Maksud penulis hukum internasional (publik) merupakan hukum

internasional (publik) modern yang selaing mengatur hubungan antara negara dengan subjek hukum lainnya bukan negara dan antara subjek hukum bukan negara satu sama lainnya. Taraf perkembangan hukum internasional terakhir ini yang ditandai oleh muncul dan berkembangnya berbagai organisasu internasional, setelah PD I-II lebih-lebih lagi dari hukum antarnegara yang tradisional dicirikan oleh berbagai perubahan yang radikal ke arah sautu hukum internasional modernpada dewasa ini boleh dikatakan sedang mengalami masa peralihan.

Di buku ini telah menjelaskan kedaultan negara hakikat dan fungsinya dalam masyarakat internasional. Hakikat dan fungsi kedaulatan dalam

masyarakat internasional perlu dijelaskan mengingat pentingnya peran negara dalam masyarakat dan hukum internasional dewasa ini. Kedaulatan merupakan kata yang sulit karena orang memebrikan arti yang berlaian padanya.

Memang dilihat secara sepintas lalu, dimilikinya kekuasaan tertinggi oleh negara ini bertentangan dengan hukum internasional sebagai sesuatu sistem hukum yang mengatur hubungan antar negar. Dapat dikemukakan bahwa hukum internasional tidak mungkin mengikat ngara apabila negara itu merupakan kekuasaan tertinggi yang tidak mengakui suatu kekuasaan yang lebih di atasnya.

(4)

internasional sebagai suatu sistem hukum yang mengikat bagi negara dalam hubungannya satu sama lain.

Tidaklah mengherankan jika dalam duni ilmu hukum internasional terdapat para ssarjana yang menganggap kedaulatan negara sebagai suatu penghalang bagi pertumbuhan masyrakat internasional dan bagi

perkembangan hukum internasional yang mengatur kehidupan masyarakat demikia. Terhadap pandangan ini ingin penulis megemukakan bahwa

pertama-tama pandangan demikian didasarkan atas suatu pandangan yang keliru tentang asyarakat internasional.

Di buku ini telah disimpulkan bahwa kedaulatan suatu negra terbatas dan bahwa batas ini terdapat dalam kedaultan negara lain merupakan konsekuensi yang logis dari paham kedaulatan sendiri dan mudah sekali dipahami apabila kita mau memirkrikan persoalan ini secara konsekuen. Dilihat secara demikian, paham kedaulatan tidak usah bertentangan dengan adanya suatu masyarakat internasional yan terdiri dari negara-negara yang masing-maisng berdiri sendiri-sendiri atau dengan perkataan lain merdeka yang satu dari yang lainnya. Paham demikian juga tidak akan bertentangan dengan hukum internasional yang mengatur masyarakat demikian.

Suatu akibat paham kedaulatan dalam arti yang terbatas ini selain kemerdekaan juga paham persamaan derajat. Artinya, bahwa negara-negara yang berdaulat itu masing-masing merdeka, artinya yang satu bebas dari yang lainnya, juga sama derajatnya satu dengan yang lainnya. Dilihatsecara demikian, tiga konsep atau pengertian ini yaitu kedaulatan, kemerdekaan dan kesamaan derajat tidak bertentangan satu dengan yang lainnya. Bahkan, kemerdekaan dan persamaan derajat negara merupakan bentuk perwujudan dan pelaksanaan pengertian kedaulatan dalam arti ayang wajar. Jelas, kiranya bahwa paham kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan

derajat negara seperti diuraikan di atas tidakbertentangan dengan konsep suatu asyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional. Bahkan, dapat dikatakan bahwa jika diartika secara wajar, paham kedaulatan ini dengan dua pengertian yang sejajar denagnnya yaitu kemerdekaan dan persamaan derajat.

Dalam rangka pemikiran tentang kedaulatan negara dan pergaulan antarnegara sebagaimana dilukiskan di atas, jika pada taraf pertama pembatasan terhadap kedaulatan sekalian negara pada analisis terkahir terletak dalam hukum internasional yang mengatur kehidupan masyrakat antarnegara atau masyarakat inetrnasional yang teratur tidak mungkin tanpa menerima pembatasan terhadap kedaulatan negara yang menjadi anggota masyarakat itu.

Tunduknya suatu negara yang berdaulat atau tunduknya paham

(5)

yang teratur. Lalu ada pembagian masyarakat internasional dalam peralihan. Perubahan-perubahan dalam peta bumi politi, kemajuan teknologi dan

struktur masyarakat internasional. Apabila kita menganggap bahwa uraian yang terahulu mengenai masyarakat internasional itu menggambarkan suatu keadaan yang telah sempurna dan tidsk akan berubah-ubah lagi, namun menurut penulis pendapat itu sngat keliru.

Masyarakat internaisonal masa kini menurut penulis sedang mengalami berbagai perubahan yang besar dan pokok, yang perlu kita perhatika untuk dapat-dapat benar memahami hakikat masyarakat

internasional dewasa ini. Perubahan besar yang pertama dan pokok ialah perubahan peta bumi politik yang terjadi terutama setelah perang dunia II. Proses ini yang sudh dimulai pada permulaan abad XX mengubah pola kekuasaan politik di dunia ini dari satu masyarakt yang terbagi dalam

beberapa negara besar yang masing-masing mmpunyai daerah jajahan dan lingkungan pengaruhnya menjadi satu masyarakat bangsa-bangsa yang terdiri dari banyak sekali negara yang merdeka proses emansipasi bangsa-bangsa ini, atau lebiih tepat lagi proses rehablitasi kalau kita menganggap kemerdekaan bangsa-bangsa sebagai sesuatu yang wajar dan penjajahan oleh bangsa-bangsa sebagai sesuatu yang wajar dan penjajajahn oleh bangsa lain sebagai selingan di dalam sejarah yang bertentangan dengan kodrat bangsa-bangsa, merupakan suatu proses yang wajar dan pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan masyarakat internasional dalam arti sebenarnya. Ciri-ciri masyarakat internaional demikian dan asas pokok yang menjadi dasra masyarakat demikian telah kami bentangkan dalam urian terdahulu. Dilihat secara ddemikian, timbulny negara-negra baru yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur serta sama derajatnya satu engan yang lain terutama setelah PD II.

Kita yang melihatnya senagai proses pertumbuhan susunan

masyarakat yang tidak wajar, yaitu satu masyarakat internasional di mana asas pokok masyarakat dan hukum internasional ini mendapat

perwujudannya dalam kenyataan , harus menyambut proses ini sebagai suatu proses yang tak dielakkan. Perubahan terhadap konspe lama bukan sesuatu yang mengkahwatirkan melainkan harus kita lihat sebagai kejadian yang tak dapat dielakkan.

Dilihat secara demikian, perubhan penting yang terjadi di dalam konsep ilmu hukum yang berkenaan dengan perjanjian, kewajiban negara nasionalisasi, hukum laut publik, tidak perlu dikhawatirkan. Bahkan harus dilihat sebagai proses pertumbuhan ke arah hukum internasional yang wjaa, bebas dari berbagai konsep dan lembaga yang menggambarkan atau

merupakan akibat dominasi bangsa-bangsa olrh beberapa bangsa di dunia ini.

(6)

peliknya daripada kedua golongan yang telah diuraikan di buku tersebut. Perubahan dalam struktur organisas masyarakat internasional ini sangat penting karena berlainan dengan kedua golongan perubahan yang tersebut terlabih dahulu, mempunayi akibat langsung terhadap struktur masyarakat internasional yang didasarkan atas negara yag berdaulat. Perkembanagn yang penting dalam golongan ini iaalah timnulnya berbagai organisasi atau lemabaga internasional yang mempunyai eksistensi terlepas dari negara-negara. Di pihak lain, ada perkembanangan yang memberikan kompetensi hukum kepada para individu dalam beberaoa hal tertentu.

Kedua gejala ini menunjukkan bahwa di samping mulai terlaksananya satu masyarakat internasional dalam arti yang benar dan efektif berdasarkan asaskedaulatan, kemedekaan dan persamaan derajat antanegara sehingga tercipta hukum internasional sebagai hukum koordinasi. Demikian review bku pengantar hukum internasional ini semoga dapat emnambah wawasan

(7)

Referensi

Dokumen terkait

masih hidup selama 830 tahun. Sepanjang hidupnya, Mahalalel menjadi bapak dari beberapa anak laki-laki * 5:3 anak laki-lakinya Dalam bahasa Ibrani sudah jelas dari kisah

Untuk menghitung kadar dalam cuplikan digunakan metode komparatif, untuk itu diperlukan cuplikan standar yang mengandung unsur yang akan ditentukan, yang jumlah dan komposisi

Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia oleh para remaja di Kota Palu terinterferensi pada tataran sintaksis yaitu adanya pemakaian preposisi yang

Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari mengucapkan terima kasih atas partisipasi jemaat baik dalam bentuk doa, pemikiran, tenaga, dan dana yang disalurkan melalui Kelker Sadana,

Anggota KSSK, sekretaris KSSK, anggota sekretariat KSSK, dan pejabat atau pegawai Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin

Sebab daya tahan adalah suatu keadaan yang mampu bekerja dalam waktu yang lama (James Tangkudung, 2006:65). Dalam olahraga permainan khususnya sepakbola yang merupakan salah

Mampu melakukan perhitungan 2 sederhana untuk kinetika reaksi homogen pada sistem reaktor alir tangki ideal dan pipa ideal, dengan menggabungkannya dengan konsep