PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari
matahari dengan fotosintesis.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang
berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus
menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan
reservoir
atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu
4.
Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang
ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi
mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat
jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air,
namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi
yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk.
Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi
dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi
material organik serta membentuk gambut
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya
antrasit.
Tahap penggambutan (peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi
tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu
tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan H, N, O,
dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri
anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992).
1. Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Early magmatis, yang terbagi atas:
Disseminated, contohnya Intan
Segregasi, contohnya Crhomite
Injeksi, Contohnya Kiruna
2. Late magmatis, yang terbagi atas:
Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein
2. Proses Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.
3. Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.
4. Proses Hydrotermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.
Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida besi.
Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :
Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain
berupa “crustification” dan “banding”.
Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit
disamping Kuarsa.
Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse),Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling, Vessiculer fillings.
5. Proses Replacement (Metasomatic replacement)
Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan Disseminated.
6. Proses Sedimenter
Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.
7. Proses Evaporasi
Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.
8. Konsentrasi Residu dan Mekanik
Terdiri atas :
Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian.
9. Supergen enrichment
10. Metamorfisme