• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PB GEMPA BUMI DAN GUNUNG MELETUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PB GEMPA BUMI DAN GUNUNG MELETUS"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA BUMI DAN GUNUNG MELETUS

Disusun Oleh : Aprina Sinaga Bekti Nugroho Satria Nanda Yenni Rahmawati

Dosen Pembimbing : Ns. Putri Indah Pertiwi, S.Kep

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah satu sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa juga pengetahuan yang dimiliki siswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis untuk dapat digunakan oleh pembaca.

Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah ditang-kap oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti oleh pem-baca. Pada akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami persoalan gempa bumi beserta kejadian-kejadiannya.

Pekanbaru, 16 Mei 2015

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan tentang kejadian – kejadian bencana alam di Indonesia, mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi.

Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana, baik yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun bencana sebagai akibat dari perbuatan manusia (man-made disaster). Mitigasi pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik itu korban jiwa dan/atau kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan manusia. Untuk mendefenisikan rencana atau srategi mitigasi yang tepat dan akurat, perlu dilakukan kajian resiko (risk assessmemnt).

Kegiatan mitigasi bencana hendaknya merupakan kegiatan yang rutin dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi seharusnya sudah dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum terjadi bencana, yang seringkali datang lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, dan bahkan memiliki intensitas yang lebih besar dari yang diperkirakan semula.

Bencana alam yang disebabkan perilaku buruk manusia terhadap alam adalah bencana gema bumi (seisme) dan gunung meletus.Gempa bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka bumi ini. Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.

(4)

Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini

Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi dan Gunung Meletus sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti gempa bumi dan gunung meletus sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari gempa bumi? 2) Apa penyebab terjadinya gempa bumi? 3) Bagaimana proses terjadinya gempa bumi? 4) Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia? 5) Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi? 6) Karakteristik gempa bumi?

7) Apa persiapan saja yang dipersipkan untuk menghadapi gempa bumi ? 8) Bagaimana disaster management yang dilakukan dalam gempa bumi ? 9) Apa pengertian dari gunung meletus?

10) Apa saja tipe,bentuk dan struktur gunung berapi? 11) Apa penyebab terjadinya gunung meletus? 12) Apa tanda-tanda gunung meletus?

13) Apa isyarat gunung berapi di Indonesia?

14) Bagaimana persiapan menghadapi Gunung meletus? 15) Apa saja dampak gunung meletus?

(5)

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui konsep teori, masalah keperawatan dan pendekatan asuhan keperawatan pasien dengan terjadinya gempa bumi dan gunung meletus.

2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui pengertian dari gempa bumi dan gunung meletus.

2) Mengetahui penyebab dari terjadinya gempa bumi dan gunung meletus 3) Mengerti tentang proses terjadinya gempa bumi dan gunung meletus

4) Mengetahui jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan kla-sifikasinya. 5) Mengetahui aktivitas gempa bumi dan gunung berapi di Indonesia.

6) Mengetahui dampak dari gempa bumi dan gunung meletus yang terjadi. 7) Mengetahui persiapan dalam menghadapi gempa bumi dan gunung meletus 8) Mengetahui disaster management dalam gempa bumi dan gunung meletus. D. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi ten-tang gempa bumi secara umum.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Masukan untuk pengembangan pemberian layanan kesehatan yang optimal kepada klien yang mengalami bencana gempa bumi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Gempa Bumi 1. Pengertian

Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau gun-cangan yang timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya per-gerak-an lempeng bumi.

(6)

kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala richter.

Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut siesmograf.

2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak ka-rena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lem-peng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.

Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan ter-sebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.

Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.

3. Proses Terjadinya Gempa

(7)

lempeng benua dan lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran tersebut merambat sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi dengan cepat.

a. Macam-macam Gelombang Gempa

1). Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer dan dirambatkan secara menyebar dan cende-rung cepat. Jenis gelombang longitudinal ini sifatnya sama seperti ge-lombang suara yang bisa merambat melalui zat padat, cair dan padat.

2). Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)

Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan tercatat pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelom-bang ini dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan kecepatannya lebih rendah dibandingkan gelombang longi-tudinal dan bergerak tegak lurus dengan arah rambatannya. Gelom-bang transversal hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika ia merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan hilang dan tidak tercatat lagi pada seismograf.

3). Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)

Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui episentrum dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini melanjutkan perjalanannya di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring setelah gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat merusak karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa bumi. 4. Klasifikasi Gempa Bumi

1) Berdasarkan Penyebabnya

a) Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan batuan yang mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.

b) Gempa Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas mag-ma dalam lapisan bawah permukaan bumi.

(8)

terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan ge-taran yang kuat.

2) Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum

a) Gempa Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposen-trumnya rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.

b) Gempa Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hipo-sentrumnya tidak terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di bawah permukaan laut.

c) Gempa Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposen-trumnya sangat jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.

3) Berdasarkan Jarak Episentrum

a) Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada per-mukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat saja.

b) Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permuka-an bumi dan getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan guncangan yang kuat.

c) Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.

4) Berdasarkan Bentuk Episentrum

a) Gempa Sentral: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa yang dirasakan pada daerah setempat.

b) Gempa Linier: gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.

5) Berdasarkan Letak Episentrum

(9)

laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.

b) Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya bera-da di bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng benua.

5. Karakteristik Gempa Bumi

Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:

 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

 Lokasi kejadian tertentu

 Akibatnya dapat menimbulkan bencana

 Berpotensi terulang lagi

 Belum dapat diprediksi

 Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia

Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari proses pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga mengakibatkan tumbukan antar lempeng terus terjadi dan mem-bentuk suatu pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sikum medite-rania ini bertemu di wilayah Asia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang berada diantara jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia berada. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.

Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng Pasifik yang cenderung bergerak ke barat. Itulah yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan bencana gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu Sumatra terutama bagian pesisir barat, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.

(10)

Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:

1) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.

2) Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.

3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi. Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.

4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian timur.

5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.

6) Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian, Kalimantan bagian barat.

Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang Aceh dan sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini mengakibatkan timbulnya tsunami karena hiposentrumnya yang berada pada dasar laut.

6. Dampak Terjadinya Gempa Bumi a. Fisik

Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya kerusakan berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat kejadian. Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang besar. Banyak dari korban bencana kehilangan tempat tinggal dan tempat berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan banyaknya bangunan yang runtuh akan mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan akibat tertindih bangunan. Dalam kasus bencana gempa masalah kesehatan yang sering ditemukan yaitu trauma yang bervariasi baik itu ringan hingga berat misalnya trauma multiple (terutama trauma tumpul, fraktur kosta, perdarahan dan shock), luka bakar, respiratory distress dan poisoning.

(11)

Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi psikologis korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga akan mengalami trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat berdampak bagi perekonomian negara karena secara tidak langsung negara perlu menge-luarkan banyak biaya untuk mengatasi korban-korban bencana alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga medis dan fasilitasnyapun sangat diperlu-kan untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut.

Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar tsuna-mi apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak semua benda yang dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam laut.

c. Masalah kesehatan mental akibat gempa.

Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam

7. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi a). Persiapan untuk Keadaan Darurat

1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melin-dungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja

2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mine-ral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum bisaanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang

3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:

a. Lampu senter berikut baterai cadangannya b. Air minum

c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya

(12)

e. Sejumlah uang tunai f. Buku tabungan g. Korek api h. Lilin i. Helm

j. Pakaian dalam

k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat

4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berben-tuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi. 5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah be-rantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film

6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.

b). Ketika Terjadi Gempa Bumi

1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi keba-karan di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pe-madam api. Jika tidak mempunyai pepe-madam api gunakan pasir atau karung basah

2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung

3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio

4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat

(13)

ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/ gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala 6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap

papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung 7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama

8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyebe-rangan.

8. Disaster Management Gempa Bumi a. Mitigasi

Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh benca-na. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan ma-syarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam da-pat dikurangi.

Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi gempa bumi.

1. Sebelum terjadi gempa

Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah

a) Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah-kaidah yang baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhi-tungan

b) Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan long-sor dan sebagainya.

(14)

menindih ketika terjadi gempa. Jika ada perabotan yang digantung, periksalah secara rutin keamananya.

d) Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat berguna disaat bencana.

e) Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.

f) Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.

g) Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami, saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

h) Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah, seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.

ILUSTRASI MITIGASI SEBELUM TERJADI GEMPABUMI A. Kunci Utama adalah

1. Mengenali apa yang disebut gempabumi

2. Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll)

(15)

Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja

1. Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.

2. Belajar melakukan P3K

3. Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran

4. Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi. C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal

1. Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

2. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

3. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat kejatuhan material

1. Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah

2. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll) E. Alat yang harus ada di setiap tempat

1. Kotak P3K

2. Senter/lampu battery 3. Radio

4. Makanan suplemen dan air 2. Ketika berlangsung gempa

(16)

b) Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemung-kinan roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusaha-lah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan berlindungberusaha-lah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.

c) Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan me-mungkinkan terjadinya rengkahan tanah.

d) Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah pegunungan, maka perha-tikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.

ILUSTRASI MITIGASI SAAT TERJADI GEMPABUMI

A. Jika Anda berada di dalam bangunan

1. Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan 2. bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll 3. Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan

goncangan 4. Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan

B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka

1. Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll

2. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah C. Jika Anda sedang mengendarai mobil

1. Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. 2. Lakukan point B.

D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai

(17)

tsunami.

E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan

1. Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

3. Setelah terjadi gempa

a) Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluarlah dengan tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.

b) Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.

c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.

d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu. e) Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi

untuk roboh. Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.

f) Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.

g) Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.

h) Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.

b. Preparedness (Kesiapsiagaan)

Preparedness (Kesiapsiagaan) adalah upaya yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan individu agar pada keadaan bencana res-pon dapat terjadi secara cepat, tepat, dan efektif.

Preparedness program dibuat mulai dari tahapan perenca-naan sebelum terjadinya bencana dan upaya yang dilakukan saat ter-jadi.

(18)

Tujuan Kesiapsiagaan antara lain : 1. Mengurangi korban akibat bencana 2. Meningkatkan kesiapan bencana 3. Meringankan penderitaan korban 4. Kerja sama dengan pihak terkait. A. Pra Gempa

a. Pertama dari proses kesiapsiagaan adalah edukasi mengenai alam di sekitar kita, baik dari sisi keunggulannya maupun tantangannya.

b. Kedua adalah membangun rumah dan infrastruktur lainnya yang sesuai dengan potensi ancaman. Belajar dari pengalaman Negara maju, selain terdapat standar minimum konstruksi bangunan tahan gempa, juga ada syarat-syarat lain saat membangun rumah dan bangunan, seperti: bunker perlindungan dan tempat persediaan makanan. Di Jepang, setiap kamar mandi sekaligus berfungsi sebagai bunker perlindungan gempa; desain dan konstruksinya dirancang khusus dan mudah dipasang saat membangun rumah. Selain itu, untuk gedung-gedung publik seperti sekolah dan hotel, harus tersedia meja tahan gempa yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung.

c. Ketiga atau terakhir, adalah edukasi tentang potensi ancaman, serta persiapan dan latihan menyelamatkan diri (survival) dalam keadaan darurat.

B. Saat Gempa (Langkah Penyelamatan Diri) a. Di Dalam Rumah atau Gedung

i. Lindungi kepala dan segera cari tempat berlindung. Bila Anda berlindung di pojok ruangan (dekat pondasi), cari benda untuk dipergunakan sebagai tameng untuk melindungi kepala Anda.

(19)

cukup waktu, tetap di dalam ruangan dan cari tempat berlindung.

iii. Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala dengan bantal dan kemudian masuklah ke kolong tempat tidur.

iv. Jika rumah Anda berada di tebing atau lembah suatu bukit, waspadalah terhadap bahaya longsor yang mungkin terjadi.

v. Jika rumah Anda berada di tepi pantai, Anda harus menyiapkan rute melarikan diri ke daerah yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk menghindar dari bahaya tsunami.

vi. Bila memungkinkan, matikan listrik atau kompor yang menyala, tapi bagaimanapun langkah menyelamatkan diri harus diutamakan—Anda dapat melakukannya setelah gempa reda atau sebelum keluar ruangan.

vii. Bila Anda berada di gedung bertingkat, tetaplah di ruangan dan cari tempat berlindung yang aman. Jauhi dinding luar, tangga dan lift. Setelah gempa berhenti, sebaiknya Anda turun menggunakan tangga darurat (hindari lift dan eskalator).

b. Di Luar Ruangan

i. Jika Anda berada diluar, carilah tanah yang lapang, yang jauh dari gedung-gedung, pohon yang tinggi, dan kabel listrik, terowongan dan jembatan.

ii. Jauhi retakan tanah akibat gempa, karena dapat membahayakan.

iii. Jauhi tempat-tempat yang mungkin longsor atau terkena longsoran, seperti tebing yang curam.

c. Di Perjalanan (Mengendarai Kendaraan)

(20)

ii. Jauhi gedung-gedung, pohon tinggi, jembatan, jembatan layang, terowongan, kabel listrik, papan reklame, tiang-tiang listrik atau yang lainnya. Tetaplah di dalam mobil.

iii. Jika Anda terperangkap dalam mobil karena terkena reruntuhan atau sebab lain, jangan menyalakan mesin dan juga api. Upayakan untuk segera keluar, atau Anda dapat menyalakan klakson untuk meminta bantuan.

C. Pasca Gempa (Pemulihan dan Waspada)

Pasca gempa, segera periksa kondisi kesehatan Anda, keluarga dan orang-orang di sekitar Anda. Bila kondisi Anda selamat, beri bantuan kepada korban, serta waspada terhadap ancaman lain, seperti kebakaran, sengatan listrik dan juga adanya gempa susulan. Berikut panduannya:

i. Periksa keadaan Anda dan keluarga. Bila Anda terluka, pastikan mendapatkan pertolongan P3K. ii. Bila kondisi bangunan mengkhawatirkan, segera

ke-luarlah dari ruangan dan carilah tempat aman. Bawa serta tas siaga yang sudah Anda siapkan. Bila me-mungkinkan, matikan listrik atau kompor yang menyala sebelum Anda pergi ke tempat aman.

iii. Perhatikan keamanan di sekitar Anda. Waspada ter-hadap hal-hal berikut: kebakaran atau kondisi yang rentan mengalami kebakaran, gas bocor, kerusakan pada sirkuit listrik, dan lain-lain.

iv. Lindungi diri sendiri Anda dari bahaya-bahaya tidak langsung di atas. Dan tinggalkan area bila anda men-cium bau gas atau bau zat kimia lain.

(21)

vi. Pantau berita melalui radio yang dioperasikan dengan baterai untuk mengetahui keadaan darurat terakhir. Dan gunakan handphone untuk emergency call saja. (menghemat baterai).

vii. Jangan kembali ke dalam rumah sebelum dinya-takan aman oleh petugas. Dan saat kembali ke ru-mah, berhati-hatilah saat membuka laci, dan juga a-wasi kepala jangan sampai dijatuhi barang dari rak.

Bilamana Anda terjebak dalam reruntuhan, maka hal-hal beri-kut harus diperhatikan :

i. Bila tidak dapat melepaskan diri, maka pukullah tembok atau pipa, atau tiuplah peluit jika ada.

ii. Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab de-bu dapat terhirup dan membuat sesak nafas. Tidak perlu mengibas-ngibaskan debu, karena hal itu jus-tru akan menggangu pernapasan Anda.

iii. Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan. Dan jangan memindahkan re-runtuhan, kecuali Anda yakin bahwa hal tersebut a-man dilakukan dan tidak akan menimbulkan rerun-tuhan lebih parah.

Manakala Anda selamat dari bencana, ada baiknya untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain secara gotong-royong dan terkoordinir. Waktu adalah nyawa. Semakin cepat kita dapat membentuk kelompok-kelompok penyelamat, adalah semakin baik; hal tersebut akan meringankan penderitaan semua orang.

c. Response

Response adalah upaya atau kegiatan berupa intervensi ketika bencan terjadi.

Penanganan intervention/ response mengahadapi gempa bumi :

(22)

2. Reaksi cepat dan bantuan penangan darurat gempa bumi 3. Perlawanan terhadap gempa bumi

4. Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.

5. Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.

6. Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh

7. Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.

d. Recovery

Recovery adalah proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.

Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll)

Tahap recovery sendiri merupakan kelanjutan yang dilakukan pemerintah dari kegiatan tanggap bencana. Akibat dari adanya gempa bumi itu sendiri telah menimbulkan berbagai dampak dari semua sektor yang dialami oleh masyarakat dan pemerintah, untuk itu diperlukan adanya tahap pemulihan kembali yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan dibantu oleh NGO, LSM, maupun lembaga-lembaga donor lainnya pasca bencana tersebut. Tahap pemulihan inilah yang disebut dengan tahap recovery pasca terjadinya bencana.

Recovery sendiri meliputi dua hal, yakni tahap rehabilitasi dan rekonstruksi didalamnya.

(23)

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana, sedangkan

2. Rekonstruksi sendiri memiliki pengertian pembangunan kembali semua prasarana dan saeana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, serta bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan berma-syarakat pada wilayah pasca bencana.

Di dalam melakukan tahap recovery ini, pendataan juga meru-pakan salah satu factor penting dari keberhasilan tindakan tersebut. Dapat diketahui pendataan mengenai data-data kerugian maupun kerusakan bangunan pemerintah maupun masyarakat yang diakibat-kan oleh gempa telah didapat oleh pemerintah. Akan tetapi data-data keadaan sebelum terjadinya bencana juga perlu harus diketahui, agar tidak terjadi kevalidan data nantinya. Data-data mengenai jumlah bangunan sebelum terjadinya bencana kemudian akan dibandingkan dengan data kerusakan yang telah diakibatkan setelah bencana. Kemidian setelah data terkumpul barulah kemudian data-data tersebut dicari kebenarannya, dengan menerjunkan tim survey dilapangan dengan metode pendataan yang sistematis. Dari data yang diperoleh kerusakan sarana dan prasarana publik serta rumah warga memang begitu besar.

Tidak hanya disektor pemukiman warga saja, di sektor sarana dan prasarana publik atau infrastruktur (data transportasi, sektor ener-gi, telekomunikasi, dan sektor air dan snitasi ), lintas sekor, sektor ekonomi, serta sektor sosial pun sama saja.

Perlu kiranya diketahui syarat utama dalam proses recovery yang efektif meliputi :

1. Memahami pengertian makna proses recovery sendiri 2. Merupakan keberlanjutan dari proses mitigasi

(24)

4. Dasar informasi recovery yang baik 5. Strategi recovery yang baik

6. Kebijakan pemeimpin dalam program recovery 7. Ketepatan sumber informasi

8. Bantuan internasional 9. Keputusan dan prioritas 10. Aspek manajemen bencana

11. Monitoring, pengawasan, dan transparansi 12. ketepatan sumber informasi

13. Ketepatan program

14. Publik dan media informasi

B. Gunung Meletus 1. Pengertian

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

(25)

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

2. Bentuk dan Tipe Letusan Gunung Berapi a..Tipe Gunung Api

Berdasarkan bahan lepas yang dihasilkan

* Gunung api lava/gunung api tameng (shield volcano) yang menghasilkan lava basalan.Gunung api tameng dibentuk oleh lava yang sangat cair dari lava basalan atau andesitan.Ada dua tipe jenis gunung api tameng,yaitu tipe Hawaii dan tipe Iceland yang dibedakan berdasarkan skala dan jalur retakan yang ada: a) Tipe Hawaii : Tipe ini akan membentuk gunung api tameng yang dibangun

oleh leleran lava yang keluar dari beberapa retakan dan memencar membentuk suatu jalur celah yang cukup besar contoh : mauna Loa di Hawaii.

b) Tipe Iceland : Dicirikan dengan lavanya yang keluar dari kawah utama dan mempunyai skala yang lebih kecil dari tipe Hawaii.contoh : Izu peninsula (Iceland),Hakone (jepang), dan fase pertama gunung Tambora (Sumbawa)

* Gunung api piroklastik,merupakan gunung api yang dibentuk oleh bahan lepasgunungapi piroklastik.Contoh gunung Lamongan,Gunung

Tambora (Sumbawa)

* Gunung api gas yaitu gunungapi yang terjadi karena kegiatan magmatik umumnya membentuk mar yaitu suatu lekukan yang disebabkan oleh letusan tunggal yang bersifat meledak,dikelilingi oleh kawah berbentuk cincin dan umumnya terisi air.contoh : kaki uatar pegunungan tengger (jawa timur), Iwo Jima (Jepang).

(26)

* Bentuk kerucut, umumnya dijumpai pada gunungapi berlapis.Bentuk kerucut ini dapat dibangun oleh bahan lepas gunungapi.Onggokan batuapung akan membentuk kerucut batuapung.

* Bentuk kubah,biasanya dijumpai pada gunungapi lava.Kubah lava merupakan bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya.Bentuk-bentuk kubah sangat dipengaruhi oleh viskositas lava.Contoh : disepanjang sesar lampung

* Bentuk maar yaitu pada gunung api gas.

* Bentuk datar tinggi dijumpai pada gunung api lava,berupa datartinggi yang relatif menonjol pada daerah sekitarnya yang tersusun oleh lava tebal dan umumnya bersifat basalan sehingga disebut juga dengan basal tinggi.Tapi ada juga yang dikenal dengan datar tinggi bahan lepas gunungapi,yang tersusun oleh endapan batuapung dan abu yang diletuskan dari celah dan mempunyai struktur kaldera atau lekuk ambrukan.Contoh : daerah disekitar danau Toba (Sumatera Utara).

* Bentuk barangko (barronco), yaitu alur-alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan tak teratur yang disebabkan oleh erosi dan sesar

Cinder Cones, merupakan tipe gunungapi yang sederhana yang terbentuk oleh partikel dan lava yang dikeluarkan oleh vent tunggal.Karena tekanan gas, lava tersembur keras ke udara dan pecah menjadi fragmen kecil yang padat sehingga jatuh sebagai cinder di sekitar vent yang kemudian membentuk melingkar atau cone yang oval.Sebagian cinder cone mempunyai kawah berbentuk mangkok dan jarang muncul lebih dari seratus kaki atau di bawah lingkungannya, cinder core ini kebanyakan terdapat di Amerika Utara bagian barat sebagai bagian dari terrain vulkanik dunia.

(27)

sebuah sistem conduit (saluran), dimana magma dari reservoir di bawah kerak bumi meningkat ke permukaan volcano dibangunoleh ekumulasi material yang tererupsi melalui conduit dengan meningkatnya ukuran lava,cinder,debu serta yang lainnya, yang menambah kemiringan volcano. Apabila composite volcano sedang tidak aktif, erosi atau pengikisan terjadi pada cone.Magma yang telah keras/beku mengisi saluran (sumbat vulkanik) mengikuti jalur pada cone,dan rekahan (dikes) membuka dimana prosesnya akan berkurang perlahan-lahan oleh adanya erosi.Sampai akhirnya, dari proses lengkapnya hanya tersisa plug dan dike di bawah permukaan tanah, tinggal volcano dengan kenampakan bagian yang hilang.

* Shield Volcano, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk kebanyakan dari aliran lava cair, aliran setelah tertuang ke segala arah dari vent pusat atau kumpulan vent, yang meluas,menumpahkan vent dari daratan,domical shape, dengan profil dengan tameng prajurit.Aliran tsb terbentuk secara perlahan dengan akresi ribuan lava cair yang disebut lava basalt, yang melebar seiring bertambahnya jarak.lava juga biasanya bererupsi dari vent selama retakan yang berkembang di pinggir cone.

* Lava Domes, tipe ini terbentuk relative kecil, berbentuk seperti umbi lava, konsekuensinya, timbunan lava yang berasal dari sekitar vent.Sebuah dome (kubah) tumbuh besar dengan ekspansi dari dalam.ketika tumbuh, permukaan luarnya dingin dan keras,kemudian hancur, menumpahkan fragmen di sis-sisinya. Beberapa dome berbentuk tonjolan karang atau spine yang bentuk lainnya pendek,aliran lava bersisisan (steep side).Volcanic dome biasanya berada dalam kawah atau pada sisi composite volcano.

c. Struktur Gunung api * Main Vent

(28)

berhenti,lava dapat turun kembali ke pipa atau membentuk danau lava di dalam crater.

* Lava Flow

Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma).Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent,tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya.Lava yang sangat panas mengandung gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir seperti tar panas.sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.

Struktur gunungapi * Strata lava dan Abu

Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar.Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan.Abu gunungapi biasanya keluar dari gung berapi sebelum lava. Abu yang mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.

* Secondary Cone

Merupakan kerucut yang brau terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang.Lapisan batuan and abu yang membentuk gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi selama letusan gunung berapi.jika retakan ini membentuk garis/jalur dari main vent ke permukaan,magma mampu bergerak ke saluran baru dan mencapai permukaan.Karena letusan, abu dan lava menyebar ke udara seperti air mancur

* Magma chamber

(29)

rekahan,disamping macam batuan dan ketebalan kerak bumi.Titik potong dua rekahan akan mempermudah jalannya magma,sedangkan jalur gerus akan memperlambat pergerakannya karena selain sifat bidang rekahan yang rapat,juga adanya milonit.

* Fumarole

Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas dapat keluar.Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya. Ketika gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan rendah.Gas ini mendingin dan mngembang,mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.

* Crater

Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran. Kawah dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak kea rah aras dari main vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran dan secara perlahan menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di dalam kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material yang secara konstan memindahan runtuhan yang jatuh.

d. Tipe Letusan Gunung Api

Tipe – tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan magma dan kedalaman dapur magma :

1. Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma yang dangkal, tekanan gas rendah. Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu Kilaueaa dan Maunaloa 2.Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal tapi lebih dalam

dari tipe Hawaii, tekanan gas sedang.

3.Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava agak cair, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan Vesuvius. 4.Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava agak kental, dapur magma agak dangkal,

(30)

5.Tipe Peele, ciri-cirinya : viskositas lava hampir sama dengan tipe merapi, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar, Contoh : Gunung Peele 6.Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya

terdapat danau. Contoh : gunung kelud.

7.Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera. Contoh : gunung krakatau.

3. Penyebab Terjadinya Gunung Meletus

Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).

Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi.

Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.

Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.

(31)

yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.

Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

4. Tanda-tanda Gunung Api Meletus

1.munculnya asap putih tebal sekitar puncak gunung 2.gempa bumi tektonik (lindu)

3.hujan abu

4.suara gemuruh dipuncak gunung

5.hewan-hewan hutan di gunung turun ke pemukiman penduduk

5. Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia 1.Status Awas

 Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana

 Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap  Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam Tindakan

 Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan  Koordinasi dilakukan secara harian

(32)

 Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana

 Peningkatan intensif kegiatan seismik

 Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana

 Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu Tindakan

 Sosialisasi di wilayah terancam  Penyiapan sarana darurat  Koordinasi harian

 Piket penuh 3.Status Waspada

 Ada aktivitas apa pun bentuknya

 Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal

 Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya

 Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

Tindakan

 Penyuluhan/sosialisasi  Penilaian bahaya  Pengecekan sarana

 Pelaksanaan piket terbatas 4.Status Normal

 Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma  Level aktivitas dasar

Tindakan

 Pengamatan rutin  Survei dan penyelidikan

6. Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi

* mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi

(33)

* mempersiapkan pengungsian jika diperlukan

* mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan) Jika terjadi Letusan gunung Berapi

* Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar

* Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas * Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan

* Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya

* Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya * Jangan memakai lensa kontak

* Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung

* Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi * jauhi wilayah yang terkena hujan abu

* Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan atap bangunan

* Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian

7. Karakteristik Gunung Meletus Karakteristik :=

- Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi - Dapat merusak struktur bangunan

- Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran

(34)

8. Karakteristik Masalah Kesehatan Gunung Meletus

Berbagai permasalahan akan timbul paska bencana erupsi gunung berapi. Kadangkala masalah tersebut dapat lebih serius bila tidak direncanakan dan ditangani dengan baik. Bencana tersebut selain mengakibatkan ancaman awan panas juga menimbulkan berbagai permasalahan menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Dampak lingkungan yang terjadi adalah kekurangan air, debu vulkanik, bangkai manusia, bangkai binatang, sarana higiena sanitasi yang buruk lainnya.

(35)

Justru penyebab utama infeksi saluran napas yang utama bukan karena debu vulkanik, tetapi karena daya tahan tubuh menurun karena kurang istirahat, stres, dan asupan nustrisi yang kurang. Karena daya tahan tubuh sangat buruk dan padatnya orang di penampungan pengungsi maka sangat mudah sekali terinfeksi penyakit infeksi menular apapun. Terutama yang paling mudah menyebar adalah infeksi Saluran napas Akut, Diare karena virus, campak, cacar air danberbagai infeksi menular lainnya.

Gangguan alam ini bukan hanya mengganggu manusia, binatang juga tak luput dari ancaman. Tidak hanya manusia, tetapi binatang seperti tikus, kucing dan anjing ikut binasa karena tertimbun reruntuhan . Bangkai manusia dan binatang yang belum terselamatkan dapat menimbulkan masalah kesehatan tersendiri. Pasca gempa yang diikuti musim penghujan dapat bersiko masalah kesehatan lainnya. Kasus penyakit demam berdarah bersiko meningkat, karena banyak terjadi genangan air dimana-mana yang menjadi berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

Bahaya lain yang dapat mengancam jiwa adalah terkena sengatan aliran listrik. Bangunan dan sarana listrik menjadi berantakan, bila aliran listrik dihidupkan beresiko trauma sengatan Bencana alam tersebut dalam kondisi tertentu akan mengakibatkan harta benda dan nyawa bisa terancam.

(36)

keadaan tersebut akan mengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang penyakit dan ancaman jiwa paska bencana erupsi gunung berapi.

Kandungan Berbahaya Erupsi gunung

Waktu gunung meletus terdapat gas sulfatara atau belerang yang ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam. Tanaman yang tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)-nya sekitar 3 atau 4 bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Tanaman akan keracunan, juga bisa tumbuh kerdil. Tapi kalau tanahnya basa, kena hujan asam bisa mendekati netral. Tanah netral itu mengarah ke pH 7, itu tanah yang bagus. Kalau tanah pH-nya rendah maka unsur aluminium dan besi mudah larut sehingga tanaman akan keracunan atau kerdil. Sebaliknya di tanah yang basa, tanaman juga tidak bisa tumbuh baik karena unsur-unsurnya tidak mudah diserap tanaman.

Awan Panas

Awan panas dari erupsi gunung berapi inilah yang paling bahaya dalam ancaman penyakit jiwa. Serangan awan panas yang sangat tinggi suhunya hingga mencapai 600 C dan kecepatannya yang tinggi hingga 100 km perjama ini sangat sulit dihindari bila tidak mengungsi ke saerah aman. Bahkan lokasi yang berdekatan dengan lokasi awan panas saja dapat mengakibatkan luka bakar parah. Apalagi langsung terkena awan panas secara langsung Luka luka bakar inilah yang paling sering terjadi.

Debu Vulkanik

Tampakan debu vulkani dengan pembesaran tertentu

Debu vulkanik adalah masalah kesehatan lain dalam erupsi gunung berapi. Biasanya diameter butiran debu-debu yang bertebaran di udara ukurannya sangat kecil atau kurang dari 2 mikron, bisa terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam saluran nafas dan paru, dapat menimbulkan gangguan pernafasan.

(37)

kesehatan, ada juga dampak yang yang ditimbulkan oleh abu dari gunung itu. Abu vulkanik yang baru saja jatuh memiliki kandungan lapisan asam yang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru, kulit dan mata.

Lapisan asam akan mudah tercuci oleh air hujan, sehingga dapat mencemari persediaan air setempat. Abu asam juga dapat merusak tanaman, hal ini mengakibatkan kegagalan panen. Debu vulkanik runcing dan keras karena bahan dasarnya adalah silika. Hal itu hamopir sama sama dengan bahan kaca. Dipecah dari magma. Jadi magma merah dipecah jadi debu itu dan sifatnya menggerus. Debu vulkanik ini pembentukannya langsung karena ada tekanan gas magmatik. Fragmentasinya berbentuk material sejenis kaca (glass). Ketika gunung berapi meluncurkan debu vulkanik, unsur-unsur yang keluar tidak hanya silika, tetapi juga besi, aluminium, serta berbagai macam gas. Debu yang dikeluarkan oleh gunung meletus ini juga mengandung mineral kwarsa, kristobalit atau tridimit. Mineral ini adalah kristal silika bebas yang diketahui dapat menyebabkan silicosis atau kerusakan saluran nafas kecil di paru sehingga terjadi gangguan pertukaran gas di alveolus paru. Penyakit ini biasanya ditemukan pada pekerja tambang yang terpapar silika bebas dalam jangka panjang.

Beberapa jenis gas yang timbul akiat gunung meletus adalah uap air (H2O), diikuti oleh karbon dioksida (CO2) dan belerang dioksida (SO2). Selain itu, ditemukan juga jenis gas-gas lain dalam jumlah kecil seperti hidrogen sulfida (H2S). hidrogen (H2), karbon monoksida (CO), hidrogen klorida (HCl), hidrogen fluorida (HF) dan helium (He). Gas-gas ini pada konsentrasi tertentu bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, bronkhitis (radang saluran nafas) atau bronchopneumonia (radang jaringan paru), iritasi selaput lendir saluran pernapasan, iritasi kulit serta bisa juga mempengaruhi gigi dan tulang.

(38)

dalam debu, frekuensi dan lamanya paparan, kondisi meteorologi, kondisi kesehatan dari setiap warga, ada atau tidaknya gas-gas vulkanik yang bercampur dengan abu serta penggunaan alat perlindungan pernafasan. Gejala pernapasan akut yang sering dilaporkan oleh masyarakat setelah gunung mengeluarkan abu atau debu adalah iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek dan beringus, iritasi dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, mengi, sesak napas, iritasi pada jalur pernapasan dan juga napas menjadi tidak nyaman. Gangguan ini akan lebih berat bila terkena pada orang atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napasAn bronkitis kronis, emfisema, atau asma.

Debu vulkanik juga dapat mengiritasi selaput lendir mata, sehingga mengganggu penglihatan dan dapat terjadi infeksi sekunder pada mata. Gangguan ini akan lebih mudah timbul pada orang yang menggunakan lensa kontak. Umumnya gejala yang timbul adalah merasa seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, adanya peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola mata sehingga mata menjadi merah, terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya.

Kulit tubuh juga bisa terkena dampak abu. Meskipun jarang ditemukan, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam. Hal ini ditandai dengan iritasi dan kulit yang memerah. Selain itu, infeksi bisa muncul karena garukan ke kulit.

Iritasi kulit merupakan kondisi yang jarang dilaporkan, biasanya masyarakat mengalami gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat debu yang ada di udara dan menempel di kulit. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh perubahan kualitas air yang sudah tercemar debu vulkanik.

(39)

Pencegahan

1. Bila tempat pengungsian sudah ada yang terjangkit penyakit menular seperti campak, maka instansi kesehatan seperti puskesmas atau dinas kesehatan harus segera melakukan imunisasi masal di daerah tersebut. Bagi masyarakat umum dan relawan sebaiknya memberi bantuan makanan dan minuman siap saji, makanan instan, susu bayi, air mineral, baju, selimut, plastik untuk alas dan atap tidur, pakaian layak pakai atau obat-obatan. Bantuan lain yang mungkin juga perlu untuk anak khususnya penanganan trauma pskis adalah berupa mainan, bacaan, alat tulis, alat gambar, alat sekolah, alat tulis, seragam dan baju sekolah. Perlu segera dibentuk bantuan dapur umum, penyediaan air bersih, tempat MCK, pengobatan gratis di sekitar pengungsian.

2. Dalam menangani gangguan trauma psikologis tersebut karena situasi dan keterbatasan sarana dan tenaga tidak perlu menunggu tenaga psikolog atau psikater. Para relawan harus dapat dapat memberikan terapi kepada anak-anak, seperti misalnya melalui terapi bermain, bernyanyi, bercerita, lomba anak-anak, menggambar, maupun dalam bentuk terapi-terapi lainnya yang tujuannya agar anak-anak lupa dengan peristiwa buruk yang pernah dialaminya.

3. Gunakanlah pakaian pelindung dan juga masker debu, alat perlindungan ini sebaiknya mudah diakses oleh masyarakat khususnya selama kondisi darurat. Jika ada masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri dari debu atau gas.

(40)

5. Usahakan untuk meminimalkan paparan debu dengan membersihkan debu sesering mungkin di dalam rumah. Semua lubang ventilasi atau pintiu harus sering ditutup

6. Bila terjadi luka bakar sekecil apapun sebaiknya harus dibawa ke rumah sakit atau dokter untuk mencegah komplikasi infeksi yang lebih berat 7. Selain dampak bagi kesehatan, lingkungan juga terkena dampaknya.

Untuk transportasi, jarak pandang berkurang akibat abu vulkanik. Ini dapat menyebabkan kecelakaan. Bahaya ini diperparah oleh jalan yang ditutupi oleh abu. Tidak hanya marka jalan yang tertutup oleh abu vulkanik, namun jalanan menjadi sangat licin baik oleh abu basah maupun licin.

8. Pasokan energi listrik juga dipengaruhi oleh abu. Abu basah memiliki sifat yang konduktif, sehingga sangat penting memastikan pembersihan

alat-alat listrik

harus diawali dengan memutus aliran listrik sebagai prosedur operasi yang aman.

9. Hujan abu juga dapat mengakibatkan terkontaminasinya air bersih, penyumbatan saluran air, serta kerusakan peralatan penyedia air bersih. Pasokan air terbuka seperti tangki air di rumah-rumah sangat rentan terhadap hujan abu. Sedikit saja abu yang masuk ke dalam tandon air dapat mengakibatkan permasalahan kelayakan air minum. Meskipun risiko racun rendah, tingkat keasaman air dapat berkurang atau. Selama dan setelah hujan abu, ada kemungkinan kekurangan air yang diakibatkan oleh kebutuhan air ekstra untuk bersih-bersih.

10. Untuk air minum yang sudah terkontaminasi, saringlah lebih dahulu sebelum diminum. Cara paling aman adalah dengan mempersiapkan stok air sebelum terjadinya hujan abu. Jika bergantung pada air hujan, tutuplah tangki air dan putus saluran pipa sebelum hujan abu turun. 11. Sayuran yang tertutup abu vulkanik di ladang aman untuk dikonsumsi

(41)

12. Untuk membersihkan abu, berilah sedikit air pada abu vulkanik sebelum diangkat menggunakan sekop. Jangan di sapu. Penyapuan abu vulkanik kering akan menyebabkan abu terbang ke udara

9. Penanggulangan Bencana Gunung Meletus

a. Penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus

Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api antara lain :

1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-ancamannya;

2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman; 3. Membuat sistem peringatan dini;

4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api;

5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang;

6. Membuat perencanaan penanganan bencana;

7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan;

8. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;

9. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.

b. Penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus

Penanganan yang harus di lakukan pada saat terjadi gunung meletus atau becana.

(42)

a) Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran berita b) Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur pelaporan) c) Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja terkait

(persiapan tim)

d) Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/ organisasi tugas yang sudah ditetapkan saat preparednees)

e) Sistem Komunikasi memegang peran penting b. Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :

a) Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja ( fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)

b) Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air bersih, transportasi tim dan korban)

c) Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau bantuan

d) Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan 1) Lakukan seleksi korban

2) Untuk memberikan prioritas pelayanan 3) Gunakan Label / Tag

4) Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda 5) Memenuhi kebutuhan dasar

6) Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana 7) Perlindungan

8) Pengurusan pengungsi

Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung api antara lain :

a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;

b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan; c. Masuk ruang lindung darurat;

d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;

(43)

f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata;

g. Jangan memakai lensa kontak;

h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;

i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

c. Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus

Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:

a. Rehabilitasi

a) Perbaikan lingkungan daerah bencana. b) Perbaikan prasarana dan sarana umum.

c) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat. d) Pemulihan social psikologis.

e) Pelayanan kesehatan

f) Rekonsiliasi dan resolusi konflik g) Pemulihan social ekonomi budaya h) Pemulihan keamanan dan ketertiban i) Pemulihan fungsi pemerintahan, dan j) Pemulihan fungsi pelayanan public. b. Rekonstruksi

a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana b) Pembangunan kembali sarana social masyarakat

c) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat

d) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik

e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat.

f) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya g) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan

(44)

d. Peran Perawat dalam Tanggap Bencana Peran perawat pada pra-bencana:

a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya. b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi

lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.

c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut.

a) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)

b) Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga yang lain.

c) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang aman. d) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor

telepon darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans. e) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau

posko-posko bencana.

f) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya dan lainnya.

g) Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan dan tim ambulans

h) Berdiskusi bersama tim dokter tentang penyakit yang timbul akibat bencana sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan/alat kesehatan yang sesuai.

Peran Perawat dalam intra bencana: a. Bertindak cepat

b. Melakukan pertolongan pertama

(45)

d. Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

e. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.

f. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.

g. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create leadership).

h. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.

(46)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria : Ruang untuk Bimbingan, diperoleh bahwa alternatif “diperoleh bahwa alternatif “Model Bimbingan Akademik”

Pada sisi reheater katup pengaman diset lebih rendah dari pada sisi masuknya dengan tujuan yang sama% yaitu men$egah pipa reheater o6erheat Banyaknya katup pengaman dengan ukuran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau tambahan pengetahuan dan teknologi seleksi berbagai genotip gandum, dalam rangka untuk memperoleh

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman gandum adalah: (1) memiliki hara cukup tersedia, (2) tidak terdapat zat toksik, (3) memiliki kelembaban mendekati kapasitas lapang, (4)

Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya keadilan dalam sistem perpajakan akan meningkatkan kepercayaan wajib pajak badan kepada otoritas pajak yang didasari oleh

The decay into the second cavity mode always leads to a change of the atomic Zeeman state, while for the decay into free space the atom has a probability of 3/5 (given by the

Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871- 1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia

Pemberi Fidusia tidak berhak untuk rnelakukan Fidusia ulang atas --- Obyek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga tidak diperkenankan --- untuk membebankan dengan cara