• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah profesional pada praktik jual be

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Masalah profesional pada praktik jual be"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MASALAH PROFESIONAL PADA PRAKTIK JUAL-BELI

WTP

Oleh : Yuni Armayanti (16919022), Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Profesi Akuntan

Dalam era globalisasi, dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk akuntansi. Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial, karena setiap pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Keadaan ini menjadikan akuntan sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan keberadaannnya dalam lingkungan organisasi bisnis. Keahlian – keahlian khusus seperti pengelolaan data bisnis menjadi informasi berbasis komputer, pemeriksaan keuangan maupun non keuangan, penguasaan materi perundang – undangan perpajakkan adalah hal – hal yang dapat memberikan nilai lebih bagi profesi akuntan.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan semakin baik, maka profesi akuntan sangat dibutuhkan dalam membantu mewujudkannya. Kondisi ini, membawa pada suatu konsekuensi bahwa msih terbuka lebar bagi setiap orang untuk memasuki profesi sebagai akuntan, dan profesi akuntan sebagai pilihan karir yang menjanjikan

Melihat kondisi profesi akuntansi dan peranannya di Indonesia sampai saat ini, maka profesi akuntan memiliki beberapa keunggulan :

1. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja

2. kesempatan untuk meningkatkan kualitas profesi melalui jenjang pendidikan S2 dan S3 serta pendidikan profesi berkelanjutan

3. keleluasan dalam menentukan pilihan profesi ( akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah, akuntan pendidik)

(2)

JAKARTA, NTTONE.COM — Praktek Jual-beli WTP sebetulnya pola korupsi lama yang sudah lama dipraktekan oleh auditor-auditor BPK seiring dengan kuatnya pemberantasan korupsi oleh KPK, Kejaksaan dan Polri, terlebih-lebih selama reformasi atau sejak berdirinya KPK. Tujuannya adalah guna mendapatkan kesan atau persepsi publik dan penilaian atasan bahwa pejabat dan instansi yang dipimpin oleh pejabat ybs. tergolong bersih dan bebas dari KKN.

Ini menjadi jualan yang paling mahal yang selama ini lolos dari pantauan KPK, Kejaksaan dan Polri, padahal pekerjaan mengubah sebuah instansi atau seorang pejabat apakah telah melakukan korupsi atau tidak, cukup dengan mengubah ada kerugian negara menjadi tidak ada kerugian negara dan ada unsur melawan hukum menjadi tidak ada unsur melawan hukum. Memang paling mudah dilakukan oleh auditor BPK dan nyaris dapat diuji oleh publik, selain karena pekerjaannya tertutup, juga karena selama ini BPK merupakan satu-satunya lembaga negara yang memiliki wewenang secara konstitusional untuk menentukan ada tidaknya korupsi di sebuah instansi atau pada seorang pejabat.

Namun demikian pendirian yang menyatakan BPK merupakan lembaga satu-satunya yang berwenang menentukan dan dipercaya kebenaran LHP-nya pernah dipatahkan oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi pembelian lahan RS. Sumber Waras. Dalam kasus dugaan korupsi pembelian lahan RS. Sumber Waras oleh Pemda DKI Jakarta, BPK RI pernah mengeluarkan hasil auditnya dalam LHP BPK RI bahwa telah terdapat kerugian negara dan telah ada unsur perbauatan melawan hukum dan LHP BPK itu kemudian dikirim ke KPK untuk menjadikan Ahok tersangka. Namun apa yang terjadi? Yang terjadi adalah KPK dalam penyelidikannya menganulir LHP BPK RI tentang adanya kerugian negara dan adanya perbuatan melawan hukum dalam pembelian lahan RS. Sunber Waras, karena berdasarkan hasil penyelidikan KPK dan hasil pemeriksaan Tim Auditor internal di KPK ternyata tidak ditemukan adanya kerugian negara dan adanya perbuatan melawan hukum dalam pembelian lahan RS. Sumber Waras.

(3)

laporan yang ketepatan, keakurasian, kebenaran, kehandalan, dan kecermatan perhitungannya harus diuji kembali oleh KPK atau penyelidik/penyidik.

Memang terdapat semacam tradisi di berbagai instansi Penegak Hukum khususnya Polri dan Kejaksaan yang selama ini selalu menempatkan LHP BPK sebagai penentu atau parameter dalam mengungkap sebuah kasus korupsi guna menilai apakah memenuhi unsur pidana korupsi untuk dibawa ke Pengadilan atau tidak tanpa Penyidik Polri atau Kejaksaan menguji ulang. Dengan demikian bisa dibayangkan seandainya terjadi jual-beli dalam menentukan LHP BPK RI untuk menentukan ada tidaknya tindak pidana korupsi, maka kita patut menduga bahwa praktek seperti ini sudah banyak memakan korban dan korbanya adalah uang negara yang dikorupsi ratusan miliar dinyatakan tidak ada kerugian negara hanya karena LHP BPK menyatakan negara tidak rugi (padahal rugi) atau negara tidak rugi tetapi dibilang rugi karena ada pesanan unruk mengkriminalisasi seseorang yang sedang tidak disukai dalam politik atau oleh atasannya.

Untuk memotong mata rantai jual-beli LHP atau WTP maka di setiap Institusi Penegak Hukum harus memiliki Auditor Internal yang Indpenden dan Profesional yang diberi wewenang untuk melakukan audit sebagai pembanding guna mencegah praktek jual-beli WTP yang sering dibanggakan oleh pejabat Kementerian atau pejabat Provinsi-Provinsi sebagai bersih dari KKN.

Untuk mengikis praktek jual beli WTP ini maka KPK sebaiknya membentuk lembaga Audit yang melembaga di KPK sebagai wadah yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada KPK untuk menguji ulang LHP BPK yang selama ini bisa dipesan tergantung kemauan dan berapa harga yang disepakati.

(4)

bahwa LHP BPK bisa dipesan dan hasilnya tergantung siapa yang memesan.

Untuk menghapus praktek jual-beli penilaian LHP WTP maka Lembaga Auditor KPK harus dijadikan sebagai pembanding, karena BPK RI sudah tidak bisa menjaga independensi dan profesionalismenya bahkan telah melacurkan diri selama puluhan tahun dan auditornya kaya raya. Coba lihat LHKPN para Auditor BPK dan selidiki gaya hidup dan realitas kekayaan yang kemungkinan jumlahnya jauh lebih banyak yang tidak dilaporkan dalam LHKPN ketimbang yang dilaporkan dalam LHKPN.

Masalah professional untuk kasus diatas :

Seseorang atau lembaga dikatakan profesional ketika mereka mampu menerapkan etika dan kode etik profesi dalam menjalankan profesinya, dalam hal ini tujuannya agar profesi tersebut dapat dipercaya oleh pengguna profesi, tetapi hal-hal yang menjadi masalah pada kasus diatas yaitu:

1. “Asal Bos senang” dan “pencitraan” kalimat ini yang sering dijadikan seglintir orang untuk melakukan kecurangan, ini permasalahan pola fikir yang bisa meruntuhkan kebenaran, karena seseorang akan bekerja sesuai dengan apa yang seharusnya bos senang, maka akan muncul kejadian seperti diatas hanya bagaimana supaya terlihat bahwa pekabat atau instansi yang dipimpin tergolong bersih dan bebas dari KKN.

2. BPK sebagai lembaga yang tidak independen, masalah yang akan timbul untuk organisasi tersebut adalah tidak ada kepercayaan public atas LHP BPK.

3. BPK tidak menerapkan kode etik profesi dalam hal integritas (jujur, bijaksana, dan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaannya), masalah professional yang akan timbul yaitu pemakai LHP BPK atau masyarakat pada umumnya ragu tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.

(5)

dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

Masalah atas jual beli WTP pada LHP BPK tersebut tidak didasari pada kepentingan public melainkan guna mendapatkan kesan atau persepsi publik dan penilaian atasan bahwa pejabat dan instansi yang dipimpin oleh pejabat ybs tergolong bersih dan bebas dari KKN.

5. Tidak mampu menahan diri atas Materi, hal yang mendasar atas jual beli WTP pada LHP BPK kemungkinan besar hal-hal yang berbau tentang materi, yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri. Terkadang profesionalisme kalah dengan gemilang rupiah.

6. Bertindak sebagai beban untuk generasi organisasi selanjutnya, karena untuk memulihkan serta memutihkan suatu organisasi yang sudah tercemar akan membutuhkan waktu serta pembuktian yang panjang untuk generasi penerus yang ingin berbenah,

7. Untuk mengakhiri mata rantai jual beli WTP ini langkah yang dilakukan menurut saya sudah benar yaitu harus memiliki auditor internal yang independen serta profesional.

Sumber :

Referensi

Dokumen terkait

Slack adalah jumlah waktu suatu kegiatan yang dapat ditunda tanpa mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan dan biasanya terjadi pada kejadian yang tidak menjadi

Secara garis besar, pada algoritma Naïve Bayes , penentuan estimasi lokasi ditentukan dengan cara menghitung peluang terbesar posisi dari objek dalam hal ini laptop berdasarkan

Di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Resort Cidahu, Jawa Barat, ditemukan ada lima jenis tumbuhan lantai hutan dari Suku Araceae , yaitu Schismatoglottis calyptrata ,

Berkaitan dengan kasus penyadapan yang dilakukan oleh Myanmar terhadap Kedutaan Besar Republik Indonesia, apabila negosiasi yang telah dilakukan tidak membuahkan

Dengan demikian, maka sangat jelas bahwa pembentukan akhlakul karimah adalah merupakan hal yang sangat penting bahkan merupakan tanggung jawab bersama umat Islam,

Penelitian yang berkaitan dengan penanganan keluhan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ah dan Wan (2006), jika bank berhasil menye- lesaikan konflik yang terjadi dengan

Penerapan pertanian organik sampai saat ini masih menjadi dilema antara usaha meningkatkan produksi pangan dengan menggunakan pupuk ataupun pestisida kimia

IPI2WIN adalah program interpretasi curve matching secara komputer, merupakan salah satu software yang dirancang untuk menginterpretasikan data