• Tidak ada hasil yang ditemukan

Senin 30 September 2013 LAPORAN HASIL OB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Senin 30 September 2013 LAPORAN HASIL OB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Senin, 30 September 2013

LAPORAN HASIL OBSERVASI PENGARUH PABRIK GULA TERHADAP

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN HASIL PENELITIAN GEOGRAFI

TENTANG PENGARUH PABRIK GULA TERHADAP

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

MASYARAKAT

KELOMPOK 5 Anggota : 1. DARIYAH ( 9)

2. INAYAH RAHMAWATI PUTRI UTAMI (19) 3. ISMAN HANIF (20)

(2)

KELAS : X MIA 1

SMA NEGERI 1 COMAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH PABRIK GULA TERHADAP

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Isu tentang pencemaran lingkungan sering dijumpai diberbagai media massa sebagai akibat

dan dampak dari sauatu kegiatan. Salah satunya adalah pengolahan pabrik gula. Pengolahan

pabrik mempunyai dampak positif dan negatif kepada masyarakat dan lingkungan. Disuatu pihak

akan memberikan keuntungan berupa lapangan,dan disisi lain dapat mencemari lingkungan

akibat limbah dari pabrik tersebut. Pengolahan dari pabrik gula merupakan salah satu sumber

pencemaran udara,dengan hasil yang ditimbulkan berupa gas Co2 dan partikel debu. Partikel

debu ini dapat mengganggu kesehatan masyarakat bila dihirup manusia akan menyebabkan

sesak nafas dan apabila mengenai mata akan menyebabkan iritasi pada mata.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

(3)

1) Bagaimana pengaruh pabrik gula terhadap lingkungan yang berdampak pada masyarakat

disekitar pabrik tersebut?

2) Bagaimana tingkat kesehatan warga masyarakat disekitar daerah penelitian dengan adanya

pabrik gula?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui pengaruh pabrik gula terhadap pencemaran lingkungan

2) Mengetahui tingkat kesehatan warga masyarakat disekitar daerah penelitia

1.4 Manfaat

1) Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pabrik gula terhadap pencemaran lingkungan

dan tingkat kesehatan di daerah penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi

perdagangan utama. Gula paling paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal suklrosa

padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis keadaan makanan dan minuman.

Gula sederhana seperti sukrosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam ), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.

Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu atau aren. Meskipun demikian, terdapat

sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi

(4)

sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan

pemurnian melalui destilasi (penyulingan).

Jenis – Jenis Gula: 1) Gula tebu

2) Gula batu

3) Gula bit

4) Gula merah

2.1.1 Proses Pembuatan Gula a. Tahap Penggilingan

Langkah pertama dalam proses pembuatan gula adalah pemerahan tebu digilingan, pada

proses ini tebu yang ditebang dari kebun dicacah menggunakan alat pencacah tebu. Biasanya

terdiri dari cane cutter,hummer shredder, atau kombinasi dari keduanya. Tebu diperah

menghasilkan “ Nira” dan “Ampas”. Nira inilah yang mengandung gula dan akan diproses lebih

lanjut dipermuniaan. Ampas yang dihasilkan pada proses pemerahan ini digunakan untuk

berbagai macam keperluan.

Kegunaan utama dari ampas adalah sebagai bahan dasar ketel (boiler) dan apabila

berlebih bisa digunakan sebagai bahan partikel board, furfural, xylitol, dan produk lain.

b. Tahap Pemurnian

Setelah tebu diperah dan diperoleh “nira mentah” (raw juice) lalu dimurnikan. Dalam nira

mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa & fruktosa). Zat bukan gula

terdiri dari atom-atom (Co, Fe, Mg, Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik &

(5)

sebagainya. Pada proses pemurnian zat-zat bukan gula akan dipisahkan dengan zat yang

mengandung gula.

Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan

cara penyaringan sedangkan secara kimiawi melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.

Pada proses pemurnian ada 3 macam proses, yaitu:

1) Defekasi

2) Sulfitrasi

3) Karbonitasi

Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clrifler) sehingga

diperoleh nira jernih dan bagian yang terendap adalah nira kotor. Nira jernih dialirkan ke proses

selanjutnya (Penguapan), sedangkan nira kotor diolah dengan rotary vacuum filter menghasilkan

nira tipis dan blotong.

c. Tahap Penguapan

Hasil dari proses pemurnian “nira jernih” (clear juice). Langkah selanjutnya dalam proses

pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan dalam bejana evaporator.

Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan konsentrasi dari nira mendekati

konsentrasi jenuhnya.

Pada proses penguapan menggunakan multiple effect evaporator dengan kondisi vakum.

Penggunaan mutiple effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat penggunaan uap.

Sistem mutiple effect evaporator terdiri dari 3 buah evaporator atau lebih yang dipasang secara

seri. Di pabrik gula biasanya menggunakan 4 (quadrupple) atau 5 (quintuple) buah evaporator.

Pada proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan diuapkan. Uap baru

(6)

selanjutnya menggunakan uap yang dihasilkan evaporator badan. Penguapan dilakukan pada

kondisi vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih dari nira. Karena nira pada

suhu tertentu (lebih dari 125 derajat C) akan mengalami karamelisasi atau kerusakan. Dengan

kondisi vakum maka titik didih nira akan terjadi pada suhu 70 derajat C. Produk yang dihasilkan

dalam proses penguapan “nira kental”.

d. Tahap Kristalisasi

Tahap kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristalisasi

dalam pan masak (crystallizer) nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai

bleacing dan untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal

sistem masak ACD, ABCD ataupun ABC.

Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira

kental lebih dari 85% dilakukan 4 masakan (ABCD) dan apabila HK nira kental kurang dari 85%

dapat dilakukan 3 tingkat masakan (ACD). Pada saat ini dengan kondisi bahan baku yang rendah

pabrik gula menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.

Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik makanan (nira pekat) untuk

diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus menerus

koefisien kejenuhan akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk suatu pola

kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula kedalam

pan masak kemudian melakukan proses pembesaran kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal

harus dijaga jangan sampai larut kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.

(7)

Tujuan dari palung pendingin ialah : melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk

dalam pan masak, dengan adanya pendingin dipalung pendingin dapat menyebabkan penurunan

suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga dapat mendorong menempelnya sukrosa pada

kristal yang telah dibentuk. Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung

pendingin dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi.

e. Tahap Pemisahan (Centrifugal Process)

Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses pemisahan

kristal gula dari larutannya menggunakan alat Centrifuge atau puteran. Pada alat puteran ini

terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga

masakan diputar dan strop atau larutan akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam puteran.

Pada proses ini dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringkan untuk

menurunkan kadar airnya. Tetes di transfer ke tangki tetes untuk dijual.

f. Tahap Pengemasan

Gula produk dikeringkan di talang goyang dan juga dibiarkan hembusan uap kering.

Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung terlebih

dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau pengepakan. Berat gula

dalam pengemasan untuk masing-masing pabrik gula tidak sama, ada yang per sak plastiknya 25

kg atau 50 kg. Setelah itu gula yang berada di sak plastik tidak boleh langsung dijahit, harus

dibuka dulu supaya temperatur gula dalam sak plastik mengalami penurunan suhu / temperatur.

Suhu gula dalam karung tidak boleh lebih dari 30 derajat C/suhu kamar. Setelah gula dalam

plastik dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak plastik dalam keadaan panas

maka berakibat penurunan kualitas gula.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

1.) Populasi : 100 pekerja di pabrik gula dan masyarakat. 2.) Sampel : 10 pekerja dan masyarakat di sekitar pabrik gula.

3.2 Variabel Penelitian

1.) Variabel Bebas : Pembuatan gula

2.) Variabel Terikat : Pengaruh pabrik gula terhadap pencemaran lingkungan dan

kesehatan masyrakat.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penyusun mengumpulkan data melalui observasi di pabrik gula tersebut.

(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi

Perindustrian yang saat ini berkembang di pasaran ternyata memberikan dampak negatif

bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak negatif tersebut ditimbulkan oleh berbagai macam jenis

pencemar yang ada. Pencemar-pencemar tersebut terbagi menjadi beberapa pokok bahasan,

seperti pencemar dalam bentuk asap atau gas, dalam bentuk padatan dan dalam bentuk cairan.

Pencemaran dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi kesehatan,

baik itu kesehatan paru-paru dan sitem pernapasan serta bagi indra yang lain seperti kulit, mata,

dan lain sebagainya. Abu tebu merugikan masyarakat dalam segi pertanian, hal ini dapat di lihat

dari keberadaan abu tebu yang menurunkan tingkat kesuburan tanah.

Pencemaran air sungai dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan oksigen dalam

air, sedang blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat menimbulkan bau yang menusuk

dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam bentuk cairan, limbah industri ini berbahaya

karena merusak ekosistem air. Untuk itu perlu diadakannya pemanfaatan dari pada limbah cair

itu sendiri untuk mengurangi dampak yang dirasakan oleh masyarakat.

(10)

BAB V KESIMPULAN

Dari data yang kami dapatkan, bahwa gula merupakan salah satu bahan pemanis alami

yang memiliki dampak positif yang dapat digunakan untuk memaniskan sejumlah bahan

makanan. Cara membuat gula melalui beberapa tahap yang lama dan membutuhkan tingkat

ketelitian yang tinggi. Bahan yang dibutuhkan berupa tebu yang memiliki tingkat kualitas tinggi.

Pengaruh Kegiatan Usaha Terhadap Lingkungan Hidup

Sep 18

Materi sosialisasai Upaya Pengelolaan Lingkungan –Upaya Pemantauan Lingkungan Tahun 2007

Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan kegiatan usaha dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Kegiatan usaha tersebut disadari atau tidak akan menimbulkan berbagai pengaruh yang tidak diinginkan.

Berikut ini akan diuraikan berbagai pengaruh negatif yang timbul akibat berbagai usaha/kegiatan.

PENGARUH TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR

1. Berkurangnya debit air tanah

Beberapa jenis usaha membutuhkan air bersih dalam jumlah cukup besar, contohnya : Pabrik Gula. Kebutuhan air tersebut seringkali diperoleh dengan pengeboran air bawah tanah (ABT). Pengeboran yang dilakukan besar-besaran serta serampangan akan mengakibatkan penurunan muka air tanah sehingga ketersediaan air bagi masyarakat berkurang. Di daerah pantai, penurunan muka air tanah berakibat terjadinya intrusi air laut atau masuknya air laut ke darat, sehingga air menjadi asin.

2. Naiknya temperatur air

(11)

badan air yang tinggi dapat menyebabkan kematian makhluk hidup di dalam air. t

3. Perubahan warna dan kekeruhan air

Kekeruhan disebabkan zat padat tersuspensi dalam air, misalnya pada limbah air bekas penyemprotan cerobong pada pabrik gula. Kekeruhan atau perubahan warna pada badan air merupakan gangguan secara estetis. Kekeruhan pada sungai tentu akan mengurangi keindahan dan keasrian lingkungan.

4. Perubahan pH air

Beberapa jenis limbah memiliki tingkat keasaman yang tinggi atau rendah. Misalnya limbah tahu

yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Bila limbah ini dibuang ke badan air tanpa pengolahan, maka tingkat keasaman (pH) air juga akan berubah. Hal ini membuat air akan sulit diolah menjadi air besih, juga dapat membunuh makhluk hidup dalam air.

5. Bau

Buangan limbah yang mengandung kadar bahan organik tinggi akan mengalami pembusukan di dalam air. Proses pembusukan tersebut akan menghasilkan bau busuk yang merupakan gangguan terhadap keindahan (gangguan estetis). Contoh limbah yang mengandung bahan organik : Limbah tahu, limbah Rumah Potong Hewan, limbah perhotelan, dsb.

6. Berkurangnya kadar oksigen terlarut (DO)

Buangan bahan organik tinggi tidak hanya menyebabkan bau busuk. Proses pembusukan juga membutuhkan Oksigen, hal ini menyebabkan kadar oksigen dalam air menjadi rendah sehingga akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup dalam air.

PENGARUH TERHADAP KUALITAS UDARA

1. Meningkatnya kadar karbon di udara

Sisa pembakaran mengandung karbon, misalnya Karbon dioksida atau karbon monoksida. Emisi Gas-gas tersebut dapat menimbulkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses

penahanan radiasi sinar matahari sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Meningkatnya suhu bumi ini membawa berbagai pengaruh negatif bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain di bumi. Misalnya mencairnya es di kutub sehingga muka air laut bertambah tinggi yang berakibat pada mundurnya garis pantai.

2. Debu/partikulat

Partikulat adalah zat padat berukuran sangat halus. Misalnya pada limbah pabrik gula berupa debu berwarna hitam, limbah pabrik semen, dsb. Partikulat jenis tertentu bila terhirup dapat mengakibatkan penyakit saluran pernapasan pada manusia.

3. Gas-gas berbahaya

Jenis industri tertentu, misalnya industri kimia menghasilkan pencemar berupa gas-gas

berbahaya. Gas-gas tersebut bila tidak diolah dengan benar dapat mengakibatkan bencana yang fatal bagi manusia.

(12)

1. Perubahan struktur tanah

Akibat buangan limbah tertentu (misalnya limbah mengandung lemak/minyak), tanah akan berubah menjadi keras dan liat sehingga sulit untuk diolah.

2. Perubahan komposisi tanah

Pembangunan tanpa memperhatikan kemiringan lahan, serta tanpa memperhatikan fungsi konservasi menyebabkan unsur hara tanah akan mudah hanyut bersama air hujan. Hal ini tentu sangat merugikan, karena membuat tanah akan kehilangan kesuburannya.

3. Perubahan fungsi konservasi vegetasi di atas tanah

Pembangunan sudah pasti mengurangi/meniadakan tanaman di atas tanah. Bahkan beberapa jenis industri menggunakan kayu sebagai bahan baku (misalnya penggergajian dan pengawetan kayu, furniture, dsb.) Sehingga lenyaplah fungsi vegetasi/tetumbuhan di atas tanah sebagai penahan hilangnya unsur hara tanah, penahan air dan penahan longsor.

PENGARUH TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

1. Kurang baiknya sanitasi akibat sulitnya penyediaan air

Sebagian besar kota di Indonesia menggunakan air sungai/air permukaan lain sebagai sumber air baku untuk air bersih. Bila air permukaan tercemar limbah, otomatis penyediaan air akan

terganggu. Terganggunya penyediaan air akan berakibat pada buruknya sanitasi.

2. Berbagai penyakit pernapasan akibat pencemaran udara

Asap cerobong serta partikulat dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan. Bila kesehatan masyarakat dan pekerja terganggu maka produktifitas juga akan terganggu. Pada akhirnya juga akan membawa pengaruh buruk pada kinerja perusahaan itu sendiri.

3. Stres akibat kebisingan

Kebisingan pada tingkatan tertentu dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan stres pada manusia di sekitarnya.

4. Penyakit kulit akibat pembuangan limbah cair

Limbah cair tertentu bila dibuang ke badan air dan badan air tersebut digunakan untuk MCK masyarakat, akan dapat menyebabkan penyakit gatal-gatal.

Meski begitu banyak dampak kegiatan/usaha, pada kenyataannya mustahil untuk menghindari dampak dengan cara melarang kegiatan/usaha, karena berbagai aktifitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan lingkungan untuk meminimalisir dampak.

Dalam istilah pengelolaan lingkungan dikenal istilah dampak besar dan penting. Suatu

kegiatan/usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting wajib mengelola dampak tersebut dengan dokumen AMDAL. Sedangkan usaha/kegiatan yang tidak wajib AMDAL diwajibkan

menyusun UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan aplikasi ini akan mengakses google maps untuk menampilkan peta lokasi layanan kesehatan yang dicari, lokasi pengguna yang diperoleh dari pengaksesan satelit melalui GPS

b) Didapatkan dari perpotongan antara lingkaran S dan lingkaran gl=1 suatu titik yang bila ditarik menuju titik riil berada pada titik 1.6 dan 3.4. c) Titik 1.6 dan 3.4 ini

Demikian itu diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” ( QS. Al-An’am:151) 9 Dari ayat diatas menunjukkan bahwa hal yang disampaikan adalah berkaitan dengan

Pengaruh dosis inokulum dan lama fermentasi dengan Lentinus edodes terhadap kandungan selulosa dan lignin serta aktivitas laccase dari lumpur sawit. Perilaku

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh pihak lain yang ingin mengetahui

yang terdiri dari baris dan kolom. Setiap baris menunjukkan pengaruh suatu waste tertentu terhadap ke 6 waste lainnya. Sedangkan setiap kolom menunjukkan waste

Brown dan Walter (1993: 302) menyebutkan bahwa problem posing tipe pre solution posing adalah kegiatan perumusan soal atau masalah oleh peserta didik. Peserta didik hanya