• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERE"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu unsur kehidupan yang sangat penting bagi makhluk hidup adalah air. Kebutuhan manusia akan air bersih maupun air minum terus meningkat sebanding dengan meningkatnya jumlah penduduk dan taraf kehidupan masyarakat. Dimana jika terjadi sedikit saja kekurangan air akan terjadi sebuah dampak yang besar baik bagi segi sosial, ekonomi maupun dari segi lingkungan.

Kegiatan dan kebutuhan manusia saat ini yang semakin banyak akan membentuk pemikiran untuk mendapatkan air dengan cara yang mudah dan murah serta memenuhi syarat, seperti kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya. Kondisi ini menjadikan banyak kendala yang harus dihadapi, seperti semakin terbatasnya sumber air baku maupun penurunan mutu air baku itu sendiri sehingga perlu adanya proses pengolahan tertentu yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhi persyaratan kualitas air minum.

Keterbatasan jumlah dan kualitas air baku yang bisa disediakan untuk air minum umumnya sangat terasa untuk penduduk di daerah perkotaan. Pembuatan jaringan atau sistem distribusi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen, dapat diatasi permasalahan kebutuhan air bersih untuk suatu daerah yang letaknya cukup jauh dari sumber air. Hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembuatan jaringan atau sistem perpipaan ini adalah jumlah kepadatan penduduk, kondisi fisik daerah perencanaan, keadaan topografi, tata guna lahan, dan kemungkinan perkembangannya di masa yang akan datang.

Salah satu kota yang menjadi perhatian di bidang air minum adalah Kota Mojokerto. Kota Mojokerto merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat dari wilayah Provinsi Jawa Timur. PDAM kota tersebut masih belum cukup untuk memasok air kepada penduduk Kota Mojokerto. Kota ini dianggap berpotensi karena di kota tersebut dilalui oleh 3 sungai besar yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk penyediaan air minum.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Perencanaan sistem penyediaan air minum ini dimaksudkan untuk mendistribusikan air minum dari reservoir, merata ke seluruh bagian daerah pelayanan, termasuk daerah yang jauh dari sumber air. Perencanaan ini diharapkan akan mengoptimalkan pemanfaatan 3 sungai besar yang melewati Kota Mojokerto. Sistem penyediaan air minum ini direncanakan secara tepat agar penyediaan air minum memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas kepada seluruh konsumen.

Tujuan perencanaan sistem penyediaan air minum ini adalah penyediaan dan penyaluran air minum secara merata ke seluruh masyarakat di daerah pelayanan. Selain itu,

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(2)

dengan adanya tugas besar ini bertujuan agar mahasiswa mampu merencanakan suatu daerah pelayanan dari sistem penyediaan air minum dengan memprediksi pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun perencanaan sehingga dapat dihitung pula besarnya kebutuhan air bersih, dimensi pipa, dan Volume pekerjaan.

1.3 RUANG LINGKUP

Batasan atau ruang lingkup dalam perencanaan sistem distribusi air minum ini adalah :

a. Gambaran umum wilayah

Gambaran umum wilayah Kota Mojokerto baik keadaan fisik, topografi, demografi dan juga fasilitas penduduk yang ada di Kota Mojokerto. b. Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Umum

Jumlah penduduk dan fasilitas umum diproyeksikan hingga 12 tahun kedepan untuk mengetahui dan memenuhi jumlah kebutuhan air yang harus

didistribusikan pada tahun yang direncanakan tersebut. c. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan ditentukan dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, kepadatan penduduk, dan kemungkinan pengembangan serta tata guna lahan. Daerah pelayanan adalah sebagian dari daerah proyek yang benar-benar mendapatkan pelayanan. Daerah yang dilayani adalah kota Mojokerto, yang terdiri dari 18 kelurahan.

d. Alternatif Pemilihan Jaringan Distribusi Air Minum

Jaringan distribusi air minum menggunakan sistem melingkar atau loop yang direncanakan disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada dan perkembangan daerah

e. Perhitungan kebutuhan air

Kebutuhan air dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas umum pada tahun perencanaan yang meliputi kebutuhan domestik dan non domestik termasuk juga untuk kebocoran dan pemadam kebakaran.

f. Perhitungan Dimensi Pipa

Dimensi pipa direncanakan sesuai dengan kebutuhan air pada tahun perencanaan

g. Perhitungan reservoir dan pompa

Perhitungan ini untuk menentukan volume dan dimensi reservoir yang digunakan, dan pada perhitungan pompa untuk menentukan debit dan jenis pompa yang digunakan.

h. Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung jenis dan banyaknya pipa serta aksesoris yang dibutuhkan dapat pula diperkirakan total anggaran biayanya.

i. Gambar-gambar

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(3)

Gambar-gambar yang diperlukan dalam perencanaan sistem penyediaan air minum ini adalah:

1. Gambar tipikal ( air valve, kran umum, jembatan pipa, dsb ) 2. Gambar khusus ( reservoir, dsb )

3. Peta daerah perencanaan 4. Peta daerah pelayanan 5. Peta blok dan loop pelayanan

6. Detail junction dan bangunan pelengkap

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(4)

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1

Luas, Batas Wilayah dan Administrasi

Kota Mojokerto merupakan salah satu kotamadya di Jawa Timur yang terdiri dari 3 kecamatan dan 18 kelurahan dengan luas 16,470 km². Kota Mojokerto merupakan satu-satunya daerah di Jawa Timur yang memiliki luas wilayah terkecil dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Kota Mojokerto terletak ± 50 km arah barat dari Kota Surabaya. Kota Mojokerto terletak pada jalur jalan alternatif Surabaya-Semarang dan Surabaya-Solo. Selain itu, Kota Mojokerto menjadi pusat administrasi pemerintahan, perdagangan, pendidikan kesehatan dan rekreasi.

Berikut ini adalah batas-batas administratif Kota Mojokerto sebagai berikut : Sebelah Utara : Sungai Brantas

Sebelah Timur : Kecamatan Puri Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko Sebelah Barat : Kecamatan Sooko

Pada perencanaan sistem penyaluran air minum (SPAM) ini, yang termasuk dalam wilayah perencanaan adalah Kecamatan Prajurit Kulon, Magersari dan Kranggan dimana masing masing terdiri dari 6 kelurahan. Dengan total 18 Kelurahan, 666 Rukun Tetangga (RT), 175 Rukun Warga (RW).

(mojokerto dalam angka, 2017)

2.2

Keadaan Geografis dan Topografi

Kota Mojokerto mempunyai letak yang strategis karena berada di tengah pusat kegiatan usaha ekonomi kerakyatan dari Kabupaten Mojokerto. Demografis dan kondisi ekonomi Pemerintah Kota Mojokerto terletak ditengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang 7⁰ 27’ 0,16’’ sampai dengan 7⁰ 29’37,11’’ Lintang Selatan dan 112⁰ 27’ 24’’ Bujur Timur. Wilayah kota mojokerto merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 22m diatas permukaan air laut dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke Timur dan Utara antara 0 – 3 %.

Kota Mojokerto mempunyai permukaan tanah yang relatif datar sehingga aliran sungai/saluran menjadi relatif lebih lambat yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan saluran yang dapat menyebabkan banjir. Jenis tanah pada Kota Mojokerto adalah tanah alluvial dan grumosol.

(mojokerto dalam angka, 2017)

2.3

Hidrologi dan Klimatologi

Kota mojokerto memiliki 3 sungai yang melewatinya yaitu DAS Brantas sepanjang 3,5 km, DAS Kali Brangkal sepanjang 2,25 km dan DAS Kali Sadar sepanjang 2 km dimana

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(5)

seluruhnya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan penduduk Kota Mojokerto antara lain sebagai air baku air minum, pertanian, irigasi dsb.

Curah hujan di Kota Mojokerto dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topographi dan perputaran pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan Kota Mojokerto tidak sama setiap bulannya. Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau orometer yang dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25 mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi. Curah hujan rata-rata Kota Mojokerto sebesar 85 mm/bulan. Sedangkan temperatur udara mencapai 22⁰ - 35 ⁰C dengan kelembapan udara sekitar 51 98 lembab nisbi dan kecepatan angin ratarata berkisar 3,88 -6,88 knot/bulan.

(mojokerto dalam angka, 2017)

2.4

Demografi (Kependudukan)

Jumlah penduduk Kota Mojokerto tahun 2016 berjumlah 140.161 jiwa penduduk dari jumlah tersebut 69.487 jiwa laki-laki dan 70.674 jiwa perempuan. Penyebaran penduduk Kota Mojokerto cukup merata di wilayah ketiga kecamatan. Sebanyak 29,46 % penduduk tinggal di kecamatan Prajurit Kulon, 42,85 % penduduk tinggal di kecamatan Magersari dan 27,69 % penduduk tinggal di kecamatan Kranggan.

Daerah kawasan kota lama terdapat kecenderungan penurunan jumlah penduduk, sedangkan untuk daerah bagian pinggir kota terdapat penambahan jumlah penduduk yang cukup signifikan. Ini terjadi karena untuk kawasan kota lama tidak mungkin lagi terjadi pengembangan pemukiman karena lahan yang sudah habis, sedangkan untuk daerah pinggir kota masih tersedia lahan yang cukup luas.

Kepadatan penduduk Kota Mojokerto tahun 2016 sebesar 8.511 jiwa/km². Kecamatan Kranggan lebih padat dibandingkan dengan kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari, masing- masing yaitu 10.732 jiwa/km² untuk kecamatan Kranggan, 9.076 jiwa/km² untuk kecamtan Magersari dan 6.623 jiwa/km² untuk kecamatan Prajurit Kulon.

Data dan kondisi kependudukan dapat selengkapnya dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(6)

Tabel 2.1 Kepadatan Penduduk masing-masing Kelurahan Kota Mojokerto

Lahan menurut penggunaanya dapat di bedakan menjadi dua bagian besar, yakni tanah sawah dan tanah non sawah. Penggunaan tanah sawah menurut jenis pengairannya terdiri dari sawah dengan pengairan teknis, sawah dengan pengairan setengah teknis, dan sawah dengan pengairan sederhana. Sedangkan tanah non sawah terdiri dari pekarangan tanah untuk bangunan dan halaman, tegalan/kebun/huma, padang rumput dan kolam/tebat.

Pada tahun 2016 penggunaan lahan di Kota Mojokerto mencapai 1.874 Ha yang terdiri atas 528 Ha berupa tanah sawah, 123 Ha berupa tanah kering, sedangkan penggunaan lahan untuk bangunan mencapai 1223 Ha dan untuk lain lain 114 Ha. ‐

Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kota Mojokerto (Km2)

No Kecamatan/Kelurahan Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan Lainnya Luas (km²)

1 PrajuritKulon 1,76 1,27 2,35 0,35 5,38

Surodinawan 0,13 0,33 0,91 0,04 1,37

Prajurit Kulon 0,44 0,08 0,46 0,03 0,98

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

KOTA MOJOKERTO

No Kecamatan/Kelurahan Luas(km²) Jumlah Penduduk kepadatan per km²

1 PrajuritKulon 6,23 41286 6623

Surodinawan 1,46 8405 5761

Prajurit Kulon 1,20 8153 6823

Blooto 1,78 6183 3472

Mentikan 0,19 7514 39757

Kauman 0,19 3282 17645

Pulorejo 1,42 7749 5442

2 Magersari 6,62 60058 9076

Gunung Gedangan 1,71 7293 4277

Kedundung 2,29 15618 6832

Balongsari 0,83 7925 9560

Gedongan 0,15 2310 15714

Magersari 0,33 6042 18365

Wates 1,32 20870 15799

3 Kranggan 3,62 38817 10732

(7)

Blooto 1,07 0,38 0,57 0,03 2,02

Mentikan - - - - 0

Kauman - - - - 0

Pulorejo 0,12 0,43 0,39 0,24 0,94

2 Magersari 2,75 0,0015 0,15 0,27 2,9015

Gunung Gedangan 0,80 - 0,09 0,04 0,89

Kedundung 1,35 - 0,11 0,15 1,46

Balongsari 0,41 0,0015 0,04 0,005 0,4515

Gedongan - - - - 0

Magersari - - - - 0

Wates 0,18 - 0,11 0,06 0,29

3 Kranggan 0,77 0,002 0,63 0,51 1,402

Kranggan 0,07 - 0,07 0,06 0,14

Meri 0,70 0,002 0,51 0,41 1,212

Jagalan - - - - 0

Miji - - 0,03 0,03 0,03

Sentanan - - - - 0

Purwotengah - - - - 0

Total 5,28 1,23 12,23 1,14 18,74

*) Data Sementara Tahun 2015

Sumber : Kota Mojokerto dalam angka 2017

2.6

Fasilitas Umum

Kota Mojokerto mempunyai berbagai fasilitas umum antara lain fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan dan industri. Fasilitas umum pendidikan berupa sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT). Peribadatan berupa Masjid, Gereja, Vihara, dan Pura yang ada di Kota Mojokerto. Fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit, Puskesmas, dan Posyandu. Fasilitas Industri berupa Industri skala kecil (rumah tangga) hingga Industri skala besar.

Tabel 2.3 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Mojokerto

No Sekolah Jumlah

1 SD / MI 70

2 SMP / MTs 19

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(8)

3 SMA / SMK / MA 22 Sumber : Kota Mojokerto dalam angka 2017

Tabel 2.4 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kota Mojokerto

No Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit Umum 6

2 Puskesmas 5

3 Puskesmas Pembantu 14 4 Puskesmas keliling 5

5 Posyandu 167

6 Rumah bersalin 0

Sumber : Kota Mojokerto dalam angka 2014

Tabel 2.5 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Mojokerto

No Peribadatan Jumlah

1 Masjid 88

2 Langgar/Musholla 300

3 Gereja 24

4 Pura 0

5 Vihara 2

Sumber : Kota Mojokerto dalam angka 2017

Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Industri Kota Mojokerto

No Industri Jumlah

1 Usaha besar dan sedang 48

2 Usaha kecil formal 570

3 Usaha kecil non formal 879 Sumber : Kota Mojokerto dalam angka 2017

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(9)

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PROYEKSI PENDUDUK

Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas-fasilitas yang ada sangat diperlukan untuk kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi penyediaan air bersih. Kebutuhan akan air bersih semakin lama semakin meningkat sesuai dengan semakin berkembangnya

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(10)

jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Untuk suatu perencanaan diperlukan suatu proyeksi penduduk (termasuk juga fasilitas-fasilitas umum). Walaupun proyeksi bersifat ramalan dimana keberadaannya dan ketelitiannya bersifat subjektif, namun bukan berarti tanpa pertimbangan dan metoda.

Data penduduk masa lampau sangat penting untuk menentukan proyeksi penduduk pada masa yang akan datang. Jadi pada dasarnya proyesi penduduk pada masa yang akan datang sangat bergantung pada data penduduk saat sekarang ataupun masa lampau. Beikut ini adalah metode proyeksi penduduk yang dapat digunakan untuk memperhitungkan pertambahan jumlah penduduk tiap tahunnya.

a) Metode Rata – rata Aritmatik

Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu naik secara konstan, dan dalam kurun waktu yang pendek. Rumus yang digunakan :

Pn=Po+r(dn)

Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi

r = rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun dn = kurun waktu proyeksi

b) Metode Selisih Kuadrat Minimum (Least Square)

Metoda ini digunakan untuk garis regresi linier yang berarti bahwa data perkembangan penduduk masa lalu menggambarkan kecenderungan garis linier, meskipun perkembangan penduduk tidak selalu bertambah. Dalam persamaan ini data yang dipakai jumlahnya harus ganjil. Rumusnya adalah :

Pn=a+(b ×t)

Dimana :

t = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar a =

{

(

p

)

(

t2

)

(

t

)(

p .t

)

}

/

{

n

(

t2

)

(

t

)

2

}

b =

{

n

(

p .t

)

(

t

)(

p

)

}

/

{

n

(

t2

)

(

t

)

2

}

c) Metode Berganda Geometric

Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis berganda, dengan pertambahan penduduk . Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. Rumus yang digunakan :

Pn=Po×(1+r)dn

Dimana :

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(11)

Po = Jumlah Penduduk mula-mula Pn = Penduduk tahun n

dn = kurun waktu

r = rata-rata prosentase tambahan penduduk pertahun

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu mencari nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap - tiap metode. Untuk metode yang mempunyai nilai koefisien korelasi yang mendekati nilai 1 (satu), sesuai atau tidaknya analisa yang akan dipilih ditentukan dengan menggunakan nilai koefisien korelasi yang berkisar antara 0 (nol) sampai 1 (satu) maka metode itulah yang dipakai untuk memproyeksikan penduduk.

Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut:

x y

Proyeksi penduduk dibagi menjadi dua, yaitu :

 Proyeksi domestik adalah proyeksi tentang jumlah penduduk yang ada pada suatu

daerah tertentu.

 Proyeksi non domestik adalah proyeksi tentang jumlah fasilitas yang ada dalam suatu

daerah dan digunakan oleh penduduk di tempat tersebut.

Dalam menentukan metode proyeksi penduduk yang terpilih dari ketiga metode di atas dilaksanakan pengujian angka korelasi. Angka korelasi yang mendekati atau sama

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(12)

dengan nol berarti lemah. Metode proyeksi penduduk yang dipilih adalah yang mempunyai angka korelasi mendekati atau sama dengan satu.

3.2 PROYEKSI FASILITAS

Jumlah serta jenis fasilitas yang ada pada daerah pelayanan menentukan besarnya kebutuhan air non domestik. Adanya pertambahan penduduk akan menyebabkan pertumbuhan fasilitas. Perlu diketahui bahwasanya jumlah fasilitas yang sudah ada tidak dapat diproyeksikan. Namun jumlah fasilitas yang ada tersebut dapat diperkirakan untuk tahun yang akan datang. Sehingga tidak ada data proyeksi fasilitas, namun yang ada adalah perkiraan jumlah fasilitas pada tahun yang akan datang.

Selain pertambahan penduduk, pertambahan fasilitas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1. Jenis fasilitas

2. Perluasan fasilitas yang ada

3. Perkembangan sosial ekonomi

Proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan perbandingan jumlah penduduk :

penduduk tahunn penduduk tahunawal

=fasilitastahun ken fasilitastahunawal

Dalam menentukan kebutuhan air non domestik, selain melalui proyeksi fasilitas, ada juga yang langsung diasumsikan sebesar 25 % dari kebutuhan domestik yang telah diketahui dari proyeksi penduduk. Namun cara ini kurang representatif karena tidak memperhatikan jenis fasilitas yang ada pada daerah pelayanan tersebut, meskipun pertambahan penduduk dianggap sebanding dengan pertambahan fasilitas.

3.3 KEBUTUHAN AIR DAN FLUKTUASI

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan oleh suatu unit konsumsi air dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran juga ikut dipertimbangkan. Kebutuhan dasar dan kehilangan air tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan skala jam, hari, bulan, selam kurun waktu satu tahun. Sedangkan untuk pemadam kebakaran, tidak berfluktuasi, karena penggunaannya hanya secara insidentil. Besarnya air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan tersebut dikenal dengan pemakai air.

3.3.1 Kebutuhan Domestik

Kebutuhan dasar domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik, yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Kebutuhan domestik ini antara lain : mandi, minum, memasak dan lainnya. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan air dasar ditentukan oleh kebiasaan dan pola hidup serta taraf hidup yang didukung oleh perkembangan sosial ekonomi. Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air, yang dikenal dua katagori fasilitas penyediaan air minum, yaitu :

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(13)

1) Fasilitas perpipaan, yang meliputi :

a) Sambungan rumah

b) Kran disediakan sampai dalam rumah atau bangunan

c) Sambungan halaman

d) Kran disediakan hanya sampai halaman rumah saja

e) Sambungan kran umum atau bak air yang dipakai bersama oleh sekelompok

rumah / bangunan.

2) Fasilitas non perpipaan, yang meliputi :

a) Sumur umum, mobil air, dan mata air.

b) Pelayanan per orang tergantung kategori kota, menurut Pelita V (P.U.Cipta Karya) adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(14)

Tabel 3.1 Konsumsi Air Domestik ( sumber : Ditjen Cipta Karya, PU 2000 )

3.3.2 Kebutuhan Non-Domestik

Kebutuhan dasar air non domestik ditentukan banyaknya konsumen non domentik yang meliputi fasilitas-fasilitas :

1. Pendidikan ( TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi)

2. Tempat-tempat ibadah (Masjid, Gereja, dll)

3. Kesehatan (RS, Puskesmas, BKIA, dll)

4. Industri

Perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya. Bila tidak diketahui, maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana konsumen non-domestik dapat diperhitungkan mengikuti perkembangan kebutuhan air dasar konsumen domestik.

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(15)

Tabel 3.2 Konsumsi Air Non-Domestik ( Sumber : Ditjen Cipta Karya, PU 2000 )

Banyaknya air yang dipakai untuk berbagai penggunaan dikenal sebagai konsumsi atau pemakaian air. Konsumsi air tergantung dari fungsi pemakai air (konsumen) dan jenis pelayanan air, termasuk didalamnya ketergantungan pada variabel penggunaan air. Untuk mempredikasikan perkembangan kebutuhan air non domestik, perlu diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya. Bila tidak diketahui maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk Dimana konsumen non domestik dapat diperhitungkan mengikuti perkembangan kebutuhan air konsumen domestik.

3.3.3 Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consuntion). Dalam kenyataanya, kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi selalu ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis. Bersifat teknis yang misanya kebocoran pipa itu sendiri. Sedangkan yang bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi. Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan kebutuha air untuk kebocoran dengan maksuk agar titik-titik pelayanan tetap dapat terpenuhi kebutuhan airnya.

Pengertian mengenai kehilangan air ada tiga macam, yaitu :

1. Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana dialokasikan untuk kelancaran operasidan pemeliharan fasilitas penyediaan air bersih. Kehilangan air ini akan diperhitungkan dalam

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(16)

penetapan harga air, yang mana biayanya akan dibebankan pada pemakai air (konsumen).

2. Kehilangan air percuma

Kehilangan air percuma menyangkut aspek penggunaan fasilitas penyediaan air bersih dan pengelolaannya. Hal ini sngat tidak diharapkan, dan harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan fasilitas air bersih secara baik dan benar. Kehilangan air percuma ini terbagi dua, yaitu leakage dan wastage. Leakage adalah kehilangan air percuma pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh pengelola, sedangkan wastage adalah kehilangan air percuma pada saat pemakaian fasilitas oleh konsumen.

3. Kehilangan air insidentil

Kehilangan air insidentil adalah kehilangan air diluar kekuasaan manusia, seperti bencana alam.

Dalam perhitungan perencanaan penyediaan air bersih, dipakai istilah kehilangan air rencana dengan anggapan bahwa kehilangan air percuma dan insidentil telah termasuk di dalamnya. Besarnya kehilangan air rencana ini diperkirakan sebanyak 15 % sampai 25 % dari total kebutuhan air domestik. Dalam perencanaan ini besarnya kehilangan air diambil sebanyak 20 % dari kebutuhan air total (kebutuhan domestik + kebutuhan non-domestik).

3.3.4 Fluktuasi Kebutuhan Air

Pada umumnya masyarakat Indonesia melakukan aktivitas penggunaan air pada pagi dan sore hari dengan konsumsi lebih banyak daripada waktu-waktu lainnya. Dari keseluruhan aktivitas dan konsumsi sehari itu dapat diketahui pemakaian rata-rata air. Dengan memasukkan besarnya faktor kehilangan air kedalam kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut sebagai fluktuasi kebutuhan air. Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air hari maksimum dan kebutuhan air jam maksimum dengan referensi kebutuhan air rata-rata.

Kebutuhan air rata-rata harian (Qh) : banyaknya air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik, non domestik dan ditambah dengan kehilangan air.

Kebutuhan air hari maksimum (Qh max) : banyaknya air yang diperlukan terbesar pada

sustu hari pada satu tahun dan berdasarkan pada Qrh. Untuk menghitung Qhm diperlukan

faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum.

Qh max=Fhmx Qratarata harian

Dimana:

Fhm = faktor harian maksimum = 115 % - 120 %

Untuk perencanaan ini diambil Fhm = 120%

Kebutukan air jam maksimum (Qj maks) : banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat

jam tertentu dalam satu hari.

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

(17)

Dimana :

Fjm = faktor jam maksimum = 175% - 210%

Untuk perencanaan ini diambil Fjm = 200 %

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

Gambar

Tabel 2.1  Kepadatan Penduduk masing-masing Kelurahan Kota Mojokerto
Tabel 2.3  Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Mojokerto
Tabel 2.4  Jumlah Fasilitas Kesehatan Kota Mojokerto
Tabel 3.1 Konsumsi Air Domestik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk