METODA PELAKSANAAN
KEGIATAN :
Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP Sederajat)
PAKET PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN KANTOR 1 UNIT (150 M2) SMP NEGERI 6 MINAS KECAMATAN
| DAFTAR ISI 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
1. RUANGLINGKUPPEKERJAAN 3
INFORMASI DATA PROYEK 3
LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN 3
2. METODAPELAKSANAAN 4
WORK FLOW PELAKSANAAN 4
PEKERJAAN PERSIAPAN 7
PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN 8
PEKERJAAN KONTRUKSI 8
PEKERJAAN PONDASI/UNDER STRUCTURE 10
PEKERJAAN UPPER STURCTURE 12
PEKERJAAN FINISHINGARSITEKTURAL 16
PEKERJAAN SANITASI 20
PEKERJAAN LISTRIK 21
3. MANAJEMENMUTU 22
KEBIJAKAN DAN SASARAN 22
ORGANISASI PROYEK 22
PENGENDALIAN MUTU PROYEK 23
KONTROL MATERIAL 23
KONTROL PADA PROSES KONTRUKSI 24
KONTROL DOKUMEN 24
4. KESELAMATANKEAMANANKESEHATANDANLINGKUNGAN 24
PROGRAM KESELAMATAN 25
SISTEM MANAJEMEN BAHAYA 26
PROGRAM KESEHATAN 27
PROGRAM LINGKUNGAN 27
5. PENUTUP 29
| RUANG LINGKUP PEKERJAAN 3
1.
RUANG LINGKUP
PEKERJAAN
I
N F O R M A S ID
A T AP
R O Y E KPaket pekerjaan Pembangunan Kantor 1 Unit (150 M2) SMP Negeri 6 Minas Kecamatan Minas, lokasi SMPN 6 Minas Kecamatan Minas, merupakan kegiatan pembangunan gedung sebagai penunjang sarana dan prasarana AMIK . Luas lahan untuk pembangunan ini, sesuai dengan area yang akan dikerjakan adalah 144 M2 yang terdiri dari berupa Bangunan Laboratorium..
Pendanaan proyek ini adalah dengan APBD Kabupaten Siak tahun anggaran 2013. Pekerjaan fisik dalam paket perkerjaan ini terdiri dari :
1. Pekerjaan Kontruksi Gedung
Pekerjaan kontruksi bangunan gedung SMPN 6 Minas terdiri dari ; a) Pembangunan Gedung Kantor 1 Unit
Pelaksanaan proyek adalah 120 (Seratus dua puluh ) hari kalender atau 4(tiga) bulan. Faktor kesulitan yang diperkirakan dapat terjadi adalah ;
a) Menyiapkan tenaga kerja yang banyak untuk keperluaan penyelesaian pekerjaan memerlukan waktu 1 – 2 minggu
b) Waktu masuk musim penghujan periode pelaksanaan proyek
c) Memasuki lebaran Idul fitri dalam masa pelaksanaan akan cukup menghambat kinerja dengan tradisi daerah yang sangat kental dimana dalam masa pelaksanaan akan terjadi kekosongan tenaga yang diperkirakan sampai 1~2 minggu.
L
I N G K U PP
E L A K S A N A A NP
E K E R J A A NPelaksanaan kegiatan proyek akan mencakup aktifitas seperti dibawah ini ;
PEKERJAAN PERSIAPAN
a) Pengukuran dan Pemetaan Areal
b) Penentuan lay-out site plan dan pembuatan jalan akses c) Mobilisasi dan Demobilisasi
d) Pengadaan sarana penunjang ; air, Listrik, komunikasi e) Pembuatan Direksi Keet
f) Pembuatan Kantor Lapangan g) Pembuatan Barak Pekerja h) Pembuatan Gudang Material i) Papan Nama Proyek
j) Keselamatan Kerja / P3K dan Kemanan
PEKERJAAN KONTRUKSI
a) Pekerjaan Galian Tanah b) Pekerjaan Pondasi
| METODA PELAKSANAAN 4
f) Pekerjaan Atap g) Pekerjaan Plapaond h) Pekerjaan Pengecetan i) Pekerjaan Instalasi Listrik j) Pekerjaan sanitasi k) Pekerjaan Lantai l) Pekerjaan Luar bangunan
2.
METODA
PELAKSANAAN
Metoda Pelaksanaan menentukan dari keberhasilan sebuah proyek diharapkan dengan adanya metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan tuntutan proyek dan menjaga jadwal pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.
W
O R KF
L O WP
E L A K S A N A A N| METODA PELAKSANAAN 5
SPMK
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan
Bowplank
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Upper Struktur Kolom, Balok
| METODA PELAKSANAAN 6
Pekerjaan Pendukung Struktur (Pasangan Bata, Plasteran
dan Kol.Praktisi)
Pekerjaan Atap dan Plafond
Pekerjaan Arsitektural Keramik, Kusen Pintu dan Jendela Plafond
Pekerjaan M/E/P Elektrikal dan Sanitair
Pekerjaan Finishing : Pengecatan dan Non
Standar
SERAH TERIMA I A
Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule akan diperinci kembali menjadi Skejul yang terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan sesuai dengan term kontrak dan dirinci menjadi Schedhule Harian, Mingguan dan Bulanan.
Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya pek. struktur dan pekerjaan atap dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan persetujuan konsultan pengawas kapan akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga penjadwalan akan terkendali secara simultan pekerjaan yang menjadi kritikal path / work. Perlu dijaga Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja.
| METODA PELAKSANAAN 7
membaca term kontrak ataupun gambar bestek. Hal tersebut untuk menghindari kesalahan yang menyebabkan bangunan tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya bongkar pasang pekerjaan. MC 0 yang menjadi tolok ukur pelaksanaan akan menjadi acuan bila terjadinya CCO.
P
E K E R J A A NP
E R S I A P A NPekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu proyek, dalam tahap persiapan sangat berpengaruh langsung pada pelaksanaan proyek selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan ini menunjukan kesiapan dan kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan proyek.
Tahapan persiapan terbagi menjadi 3 bagian utama meliputi hal hal dibawah ini.
LA N D SU R V E Y O R (P E N G U K U R A N & PE M E T A A N)
Mengingat bahwa proyek ini merupakan rekondisi khususnya di pekerjaan pondasi yang merupakan daya dukung suatu bangunan perlu akurasi dalam pengukuran dan kecermatan dalam menentukan koordinat dan elevasi menjadi patokan dalam keberhasilan pembangunan proyek ini, bIla terjadi perbedaan antara gambar dan pelaksanaan di lapangan maka akan segera didiskusikan dengan pengawas lapangan dan user untuk diambil keputusan yang tepat.
PE N G A D A A N D A N M O B I L I S A S I.
Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-elemen pelaksanaan harus diadakan dan siap untuk bekerja. Tahapan ini termasuk dengan serah terima lapangan dengan pemilik pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus fix dan menjadi pegangan pelaksana proyek.
Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM) / Organisasi Project adalah point interest dalam pekerjaan ini menyangkut strategi eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam Skejul Lapangan dengan mengacu kepada Skejul Master sehingga milestone dan critical path pekerjaan sudah terencana dan bisa diminimalisir kesalahan yang akan terjadi baik dari segi biaya ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.
Akses mobilisasi material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan keputusan yang tepat, dalam pelaksanaan ini yaitu mengingat kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan di atas yaitu dengan waktu 4 bulan, hal ini perlu perhatian yang serius kapan harus mulai ditentukan mobilitasnya sehingga tiba di site sesuai dengan skejul yang telah direncanakan (liha dalam sub penjelasan masing-masing pekerjaan dalam metode kerja ini)
Aspek tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan pekerjaan kedepannya karena menunjukan kesiapan dari semua unsur yang terkait seperti Owner, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
PR O J E C T SI T E PL A N & FA S I L I T A S P E N U N J A N G O P E R A S I O N A L
Fasilitas yang akan diadakan sebagai sarana penunjang operasional akan mencakup dan tidak terbatas pada hal dibawah ini :
| METODA PELAKSANAAN 8
x 20 m untuk kapasitas maksimum 30 personnel/tenaga. Sementara untuk key personnel disediakan sarana akomodasi sekitar lokasi selain menghemat tenaga dan waktu juga efisien dalam budget perusahaan sementara kantor perwakilan / representative berada disekitar lokasi sebagai Korespodensi site dengan pusat.
2. Direksi Keet sebagai kantor lapangan diperlukan untuk pengawasan dan site office dan meeting koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun setiap bulannya. Direksi keet diperlukan dengan luasan minimum 4 m x 8 m ditunjang dengan sarana kursi dan meja dan buku tamu sebagai korespendensi di lapangan dalam menunjang kegiatan sehari-hari. 3. Fasilitas penyimpanan material dan workshop adalah penunjang project untuk
mengamankan peralatan kerja dari cuaca maka workshop minimum keperluan gudang sekitar 12 M2 dengan lahan untuk material curah ditempatkan sekitar bangunan yang tidak mengganggu akses mobilitas itu sendiri selain itu gudang / workshop harus dibuat sedemikian rupa tidak terganggu oleh cuaca dan aman terhadap bahaya-bahaya lainnya yang akan terjadi. Persiapan terpal harus terencana mengingat akan memasuki musim penghujan nantinya.
4. Sarana Air bersih dan drainase serta penerangan kerja diperlukan untuk mengantisipasi pekerjaan malam bila diperlukan dan penerangan keseharian yang diperlukan.
5. Keamanan sangat diperlukan mengingat lahan yang luas dan terbuka akan memudahkan hal-hal yang tidak terduga bisa terjadi. Perlunya koordinasi dengan pihak berwenang dan warga setempat sangat dibutuhkan
6. Administrasi dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan harian mingguan dan bulanan.
P
E K E R J A A NP
E M B E R S I H A NL
A H A NPembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal seperti akar pohon atau batu-batu besar atau bangunan lama saja tetapi lebih mendalam lagi adalah tanah jelek ( humus )./ gambut
Secara teknis tanah jelek/humus harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi daya dukung tanah untuk pondasi. Maka perlu penanganan khusus dalam pembersihan area bangunan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai kedalaman 10 - 15 cm.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri
Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan .
PE M B E N T U K A N KO N D I S I LA H A N
Pembentukan kondisi lahan / Elevasi Bangunan perlu disepakati di awal project karena pertimbangan lokasi perencanaan yang sudah ada sehingga bangunan tidak tinggi sebelah atau tidak sinkon serta tidak terjadi jalan lebih tinggi dari bangunan.
| METODA PELAKSANAAN 9
PE K E R J A A N GA L I A N
Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak bangunan. Pekerjaan Galian terdiri dari berbagai macam ukuran baik lebar, panjang ataupun kedalaman. Pondasi yang digunakan dalam proyek ini adalah pondasi batu kali dan sloop, serta dibeberapa bangunan dengan kombinasi pondasi setempat.
a. Penggalian Pondasi Tapak dan pondasi menerus
Penggalian pondasi tapak dan pondasi menerus dan rolaag bata menggunakan tenaga manusia karena setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
UR U G A N T A N A H
Pekerjaan Urugan ini pekerjaan menunggu setelah pekerjaan pondasi keseluruhan selesai dikerjakan. Urugan tanah dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
b. Urugan kembali tanah galian
Yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas galian untuk mengisi sisi pondasi yang dikerjakan secara parallel atau simultan sesuai dengan arahan dari supervisor lapangan.
Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan. Sisi pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari kotoran puing-puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada pondasi tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah urug yang menyebabkan daya dukung tanah akan menurun.
c. Urugan Tanah di bawah Lantai
Yaitu pekerjaan yang menggunakan material sisa tanah bila sisi-sisi pondasi telah terisi semua maka sisa tanah yang ada disebar diseluruh area dalam bangunan. Tujuan pengurugan ini adalah untuk mendapatkan titik 0 bangunan sesuai di dalam gambar bestek atau arahan dari direksi lapangan. Bila tanah yang ada tidak mencukupi maka perlu didatangkan tanah baru atas persetujuan pemilik dan rekomendasi dari direksi lapangan.
PE M A D A T A N
Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses timbunan pemadatan yang digunakan dalam proyek ini menggunakan Tamping Ramer dimana fungsi mesin ini untuk memadatkan tanah .
Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesi yaitu pemadatan dilakukan secara berlapis dimana setiap lapis mempunyai ketinggian 25 cm dan selama dalam pemadatan tanah perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air. Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak lengket di mesin pemadat maka tanah tersebut sudah padat.
| METODA PELAKSANAAN 10
Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan Tamping Ramer hanya digunakan dalam pemadatan skala kecil seperti disela-sela Pondasi dan lusan yang tidak lebih dari 1000 M3. Kemampuan alat dalam memadatkan tanah sangat tergantung dari kemampuan dalam urugan yang menggunakan tenaga manusia. Kemampuan alat pemadat (tamping ramer) sehari mencapai 30 M3 dan digunakan hanya pemadatan dalam bangunan saja.
P
E K E R J A A NPONDAS I
/
U
N D E RS
T R U C T U R EPada Pembangunan Proyek ini Pekerjaan Pondasi atau Under Structure dibagi menjadi tiga bagian besar :
a. Penanaman Cerucuk Kayu diameter 12 cm b. Pondasi Tapak Beton Bertulang
c. Pondasi Bata pasangan 1 bata d. Sloof
Dalam mengerjakan pondasi ini system pelaksanaan/urutan pekerjaan sama dimana urutan pekerjaan terdiri dari
1. Penanaman cerucuk kayu diameter 12 cm
Pemasangan cerucuk kayu ditanam pada pondasi setempat 16 batang pada kolok utama dan 9 batang pada kolom teras sedangkan pada pasangan pondasi 1 batu dipasang dengan jarak 70 cm sepanjang jalur pondasi, cerucuk ditanam secara manual dengan menggunakan tenaga manuasia 2. Pasir Urug / Beton Cor Lantai Kerja
Pasir urug / Beton Cor Lantai Kerja berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung menyentuh tanah yang dalam pelaksanaan seringkali saat fabrikasi besi beton bersinggungan dengan tanah sehingga karakteristik besi beton dan monolitnya antara beton dan besi bisa terganggu, fungsi pasir urug dan batu kososng bisa digantikan oleh beberapa material lainnya seperti Lean Concrete, Plastik Sheet.
Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalam rata-rata antara urugan pasir bawah pondasi 5 cm atau atas arahan direksi lapangan.
3. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi menjadi a) Pondasi Tapak
| METODA PELAKSANAAN 11
Kritikal poin dalam pelaksanaan perlu ketelitian dalam pengawasan karena pekerjaan ini menentukan keberhasilan sebuah konstruksi bangunan dimana seluruh gaya-gaya berpusat di titik poer ini bila dikerjakan asal dan tidak ada perhitungan maka tidak menutup kemungkinan konstruksi bangunan akan menjadi lemah atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Lebih fatal lagi adalah gagalnya sebuah konstruksi akibat kelalaian dalam pelaksanaan.
Perlunya pemahaman para pelaksana proyek dalam struktur diperlukan sekali, koordinasi dengan konsultan perencana untuk mencari solusi teknis yang baik mengingat dari segi waktu dan cost, sehingga efektifitas konstruksi tercapai.
Dalam pelaksanaan pondasi ini terdiri dari : Formwork/Bekisting
Beton K-175 (Sesuai dengan acuan Pelaksanaan dok tender )
Formwork/bekisting menggunakan papan dan kayu 5/5 berasal dari jenis kayu klas III, bekisting yang dipasang harus kuat dan kokoh tidak boleh goyang atau lepas.
Untuk pelaksanaan beton menggunakan pengaduk beton Batch Mixer atau Portable Continius Mixer dikarenakan mutu K-175 adalah beton mutu sedang yang bisa dihasilkan oleh alat yang berkapasitas standard. Campuran beton dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dalam pelaksanaan dan pengujian beton sesuai bestek dimana setiap benda uji harus ditulis tanggal dan posisi pekerjaan
b) Pondasi pas bata 1 batu
Pas pondasi 1 bata adalah pondasi yang berfungsi menerima beban merata dan menyebarkannya ke dalam tanah.
Didalam pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh pondasi batu bata pasangan 1 batu berasal dari beban-beban dinding ataupun lantai..
Pondasi pasangan 1 bata berasal dari bata local yang dikombinasi dengan adukan pasir semen dengan komposisi 1 : 4.
Bentuk penampang melintang dari pondasi ini berbentuk persegi panjang , dengan ukuran yang lebar sesuai dengan penampang bata serta ketinggian disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
| METODA PELAKSANAAN 12
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan batu gunung adalah :
1. Sisi-sisi batu tajam tidak bulat, pertemuan antara batu dengan batu harus diisi dengan spesi. 2. Pemasangan Stek pengikat Batu kali dengan Sloof yang dipasang setiap jarak 1 m memakai
besi beton Ф 10 mm atau Ф 12 mm dengan panjang 40 D. (lihat gambar)
c) Sloof
Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi penyebar/pembagi beban merata yang diteruskan ke pondasi. Selain berfungsi sebagai penyebar/pembagi beban di atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan kolom atau sebagai rigid frame.
Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara permukaan tanah tergantung dari perencana menempatkan sloof sebagai rigid frame atau flexible frame.
Di dalam pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di pelaksanaan di lapangan pekerjaan dilaksanakan setelah sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan pekerjaan pondasi.
Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah 60% dari pekerjaan Pondasi baik plat atau pun batu gunung selesai. (Analisa teknis waktu bisa dilihat dalam table uraian analisa teknis dokumen penawaran ini)
Berdasarkan pengalaman akan ada beberapa kendala yang dihadapi saat pekerjaan sloof yaitu : 1. Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan join dan penulangannya sesuai dengan
gambar atau atas arahan direksi lapangan.
2. Stek kolom praktis perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan perlunya pemahaman terhadap pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi yang tepat.
P E K E R J A A N
U
P P E RS
T U R C T U R EPekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri dari kesatuan utuh rangka bangunan.
Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari kolom , balok dan plat daak.
| METODA PELAKSANAAN 13
terpusat, sehingga balok utama memikul beban merata dan beban terpusat yang selanjutnya diteruskan ke Kolom menjadi beban axial.
Kolom selain menerima beban axial juga menahan beban lateral yang di Indonesia diperhitungkan adalah beban gempa.
Dalam proyek ini rangka bangunan yang dikerjakan memakai beton bertulang dimana beton yang digunakan memakai beton dengan mutu K-175 dan besi beton/reinforce bar memakai besi polos (U-24).
Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dari bangunan bawah menuju bangunan atas. Pekerjaan dilaksanakan tahap per tahap sampai mencapai yang diinginkan.
Pekerjaan ini dibagi dua bagian : a. Struktur Utama
b. Struktur Penunjang
a.Struktur Utama
Pembangunan Kantor 1 Unit (150 M2) SMP Negeri 6 Minas Kecamatan Minas ini terdiri dari bangunan kantor , pekerjaan harus diawasi dengan seksama dan diawasi oleh supervisor professional yang memahami pelaksanaan dan memiliki kecakapan didalam pelaksanaan didampingi oleh surveyor untuk memastikan kelurusan baik vertical atau horizontal, dan memastikan lokasi bangunan..
Yang termasuk dalam struktur utama dalam proyek ini :
1. Kolom Utama
Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat diperlukan sekali ketelitian dan presisinya.
Bekisting kolom memakai Multiplek 9 mm supaya dihasilkan presisi dan kehalusan permukaan kolom terjaga, karena sebagian besar akan terekspos baik dari segi struktur dan arsitektur kolom akan tercapai maksud dan tujuannya.
Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi mulai dari bekisting pembesian dan pengecoran balok.
Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran.
Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau sambungan oleh para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m.
Tipe sambungan bisa di bengkokan ke arah balok atau bisa juga di bengkokan ke arah plat lantai. Besi tidak boleh menempel pada bekisting atau selimut beton minimal 5 cm.
| METODA PELAKSANAAN 14
yang berlebihan dalam pelaksanaan dapat beresiko menurunkan kuat tekan beton, bleeding, shrinkage.
Pengecoran kolom perlu diperhatikan adalah pemberhentian / stop cor, stop cor dilaksanakan di ¾ tinggi kolom atau dalam pelaksanaan proyek ini di ketinggian 2.5 meter dari lantai beton. Hal ini menjaga instabilitas dalam pekerjaan dimana momen kolom pada ketinggian ¾ h ini adalah 0. Sambungan beton lama dan beton baru perlu memakai cairan semen atau bahan lainnya/adimix yang telah direkomendasikan oleh direksi lapangan.
Pembukaan bekisting perlu ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya dan bila terjadi beton keropos segera ditutup dengan plaster 1:2 dengan sebelumnya diberi perekat semen atau atas arahan dari direksi lapangan.
2. Balok Utama / Ring Balok
Balok Utama Struktur atau selanjutnya disebut Balok terdiri dari berbagai macam ukuran. Top of Beam atau sisi atas balok mengikuti ketinggian plat daak.
Didalam pelaksanan seorang pelaksana harus cakap dan memahami system penulangan karena mempunyai tulangan tumpuan dan tulangan lapangan.
Tulangan tumpuan mempunyai ciri-ciri :
i. Terletak di ¼ bentang buhul
ii. Tulangan bagian atas biasanya lebih banyak iii. Begel / Besi sengkang semakin rapat
Tulangan lapangan mempunyai ciri-ciri : - Terletak di ½ bentang bagian tengah
- Tulangan bagian bawah biasanya lebih banyak
- Begel / Besi sengkang lebih lebar dibandingkan dengan tul tumpuan
Perancah
Dalam pekerjaan balok dan plat daak perlu perancah atau tiang sokong untuk mendapatkan elevasi yang sesuai. Tiang perancah yang digunakan adalah kayu dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan saja.
Tiang perancah dipasangan pada jarak setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang perancah dengan tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang disusun sedimikian rupa, sehingga akses jalan masih bisa dilaksanakan, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi lapangan.
Formwork atau Bekisting
Bekisting plat dan Balok diusahakan terbuat dari Playwood 9 mm dan didalam pelaksanan bisa dipakai untuk pembuatan plat lantai berikutnya, maksimal pemakaian adalah 3 x pemakaian, sehingga bila sudah melebihi 3 x perlu persetujuan dari direksi.
| METODA PELAKSANAAN 15
Selain itu perlu diperhatikan dan didiskusikan dengan direksi lapangan titik-titik dimana akan dipasang conduit / Sparing baik elektrikal ataupun plumbing, sehingga tidak terjadi pembobokan setelah dicor karena akan mengganggu stabilitas daya dukung beton.
Pembesian
Dalam pelaksanaan pembesian yang perlu diperhatikan karena akan sangat banyaknya ukuran dan jenis besi, maka jara-jarak menjadi titik acuan.
Pembesian balok bagian bawah tidak boleh menyentuh bekisting dimana selimut beton minimal 5 cm perlu beton decking. Besi yang digunakan adalah besi polos U-24, Setiap pengiriman perlu dilampirkan mill certificate sebagai control pertama bahwa material yang terkirim sesuai dengan bestek.
Bila diragukan terhadap mill certificate bisa dibuktikan dengan test besi di laboratorium sesuai dengan peraturan teknis yang berlaku dimana setiap 10.000 kg di buat 1 sampling test.
Pengecoran
Pengecoran menggunakan mixer concrete K-175 dan dibantu dengan alat bantu untuk menjangkau area yang jauh seperti kereta sorong / angklung.
Kontrol
Curring Beton atau penyiraman beton perlu dilakukan selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton supaya tidk ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran lainnya khusus untuk plat dak atap perlu dilakukan perendaman untuk mengantisipasi kebocoran beton. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dikonsultasikan dengan direksi lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien.
Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari bekisting-bekisting vertical bisa di copot, setelah 7 hari perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan beban langsung / di atas balok, setelah 14 hari dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa dibuka kecuali area di bawah balok utama / memikul beban utama. Umur 21 hari baru keseluruhan bisa di buka.
3. Struktur / Rangka Atap + Penutup
Struktur Rangka Atap menggunakan Kayu Kelas I dengan penutup atap metal gelombang type daun yang mempunyai ketahanan dan fleksibilitas cukup tinggi hususnya di daerah yang mempunyai intensitas gempa seperti Indonesia dan beban yang sangat ringan dibandingkan dengan struktur baja biasanya.
Pelaksanaan dalam proyek ini kontraktor mengajukan produk yang akan digunakan sesuai dengan data teknis yang ada dalam bestek. Setelah mendapat persetujuan dari direksi lapangan segera dibuatkan shop drawing dan perhitungan teknis.
| METODA PELAKSANAAN 16
Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Struktur Utama dimulai setelah pondasi mencapai 70%
b. Struktur Penunjang
Didalam pembangunan Kantor SMP N 6 Minas bagian dari struktur penunjang : 1. Kolom Praktis
2. Balok Latai
1. Kolom Praktis dan Kolom Tombak Layar
Pekerjaan Kolom dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata.
Kolom praktis dipasang setiap bidang bata mencapai 12 M2 dan disetiap pertemuan antara dinding dengan dinding. Kolom praktis selain membantu dinding dari bahaya lateral juga berfungsi mencegah retak suatu dinding berkepanjangan bila terjadi gempa.
Pelaksanaannya memakai site mix concrete dengan campuran 1 : 2 : 3
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan kolom praktis adalah tulangan dan selimut beton. Petunjuk dan arahan dari direksi sangat diperlukan.
P E K E R J A A N
F INISH ING
A
R S I T E K T U R A LPekerjaan Finishing Arsitektural adalah pekerjaan – pekerjaan yang berkaitan dengan kelengkapanan bangunan juga segi estetika yang perlu diperhatikan.
Pekerjaan finishing arsitektural dikerjakan setelah pekerjaan struktur selesai.
Yang termasuk pekerjaan arsitektural : Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran Pekerjaan Keramik
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela + Penggantung Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Non Standard
1. Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran
Pasangan dinding adalah gabungan dua pekerjaan yaitu pasangan bata dan plasteran, pasangan dinding sebagai cover bangunan menjadi pekerjaan yang esensial. Presisi dan kelurusan dari pemasangan dinding sangat diperlukan, karena akan ada keterkaitan dengan pekerjaan kusen/jendela, keramik dan plafond.
Pasangan Bata
| METODA PELAKSANAAN 17
Pasangan bata posisi ruangan atau bidang lainnya 1 pc : 4 pc.
Penetapan campuran 1 : 2 atau 1 : 4 bisa dengan cara perbandingan volume atau atas arahan dari direksi lapangan.
Kontrol :
Pemasangan bata untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang sebagai acuannya dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus dipindah dan seterusnya. Pemasangan bata dari bawah ke atas.
Sambungan bata bila tidak selesai dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi membentuk sudut kemiringan 45°.
Pekerjaan Plasteran
Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan bata. Ketebalan dalam plasteran perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa area bata yang cekung sehingga pemasangan menjadi tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm ~ 3 cm dengan adukan 1 pc : 2 ps untuk plasteran area KM/WC , 1pc : 3ps untuk plasteran kolom, dan 1 pc : 4 ps untuk area lainnya
Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalaan untuk mendapatkan kelurusan bidang yang akan diplaster. Sebelum diaplikasikan bata terlebih dahulu disiran oleh air untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga plasteran akan menyatu baik dengan bata.
Kontrol :
Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat ayam / kawat locket atau atas persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum ditutup dengan plasteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa lainnya telah terpasang, hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil plasteran tidak memuaskan.
Tenaga yang plaster perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik supaya menghindari dinding bergelombang dan retak rambut.
2. Pekerjaan Non Standard
Pekerjaan non standard adalah pekerjaan arsitektural dimana kontraktor akan mengajukan shop drawing dan teknis pelaksanaannya setelah model dan bentuknya disetujui oleh direksi lapangan.
Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Plateran Dinding ini dimulai setelah struktur Utama mencapai 75% pekerjaan simultan ke lantai berikutnya.
Yang termasuk dalam lingkup ini : - Relief kolom
- Ornamen exterior
| METODA PELAKSANAAN 18
Untuk pemasangan plasteran bagian luar diperlukan scaffolding yang terpasang mengeliling bangunan. hal ini untuk memudahkan dalam pelaksanaan, scaffolding yang dipakai dalam proyek ini memakai scaffolding kayu. Pemasangan scaffolding / perancah perlu diperhatikan jangan sampai menggangu pekerjaan.
Pekerjaan Keramik
3. Pemasangan keramik :
a. Area teras 40x40 unpolish dipasang untuk area teras b. Area Dalam Bangunan / Ruangan 40x40 polish c. Area Lantai KM/WC 20x20 unpolish
d. Area Dinding KM/WC atau Dinding Wastafel 20x25 polish e. Area trap entrance tangga 30 x 30 unpolish
Perlu diperhatikan dalam pemasangan keramik lantai 1 sebelum diaplikasi ada lapisan beton rabat dengan campuran 1 : 2 : 3 dengan ketebalan 5 cm dan pasir urug dengan ketebalan 20 cm dimana beton rabat berfungsi sebagai leveling pemasangan keramik.
Sebelum pelaksanaan kontraktor harus mengajukan skem warna atau berdasarkan merk yang akan digunakan. Skem warna, merek dagang, type diusahakan yang ada di pasaran supaya mudah dalam maintenance dikemudian hari.
Yang dilaksanakan dalam proyek ini kontraktor mengambil sceme warna yang telah diarahkan dalam bestek.
Sceme warna keramik yang ada dalam bestek adalah cream light.atau putih atas persetujuan direksi.
Keramik yang dipakai adalah keramik dengan kwalitas KW I dimana presisi siku tidak melebihi 1 mm, permukaan dengan bahan porselein yang dibakar pada suhu 2000°. Bidang keramik tidak boleh cekung atau cembung, sebelum kontraktor membuat PO harus mendapatkan persetujuan pihak direksi lapangan
Sebelum pelaksanaan kontraktor mengajukan gambar kerja atau shop drawing dengan keadaan atau kondisi ruangan yang sebenarnya, hal ini dilakukan untuk menentukan dan menyamakan persepsi starting point (kepala-an) keramik.
Kemudian dengan ditarik benang ditentukan posisi siku keramik terhadap siku bangunan. Potongan keramik diusahakan bila terjadi ¾ bagian keramik, hal ini lebih mengutamakan estetika.
Pemasangan keramik di area KM/WC perlu diperhatikan titik sanitasi tidak ada perubuhan, karena akan menimbulkan bongkar pasang kalau pemasangan sanitasi instalasi belum selesai. Pemasangan tangga perlu dikonsultasikan kembali dengan pihak direksi lapangan karena dengan ukuran 40x40 sangat riskan banyak sekali potongan yang nantinya mengurangi nilai estetika.
Nat keramik atau sambungan diisi oleh pasta semen grout khusus keramik.
| METODA PELAKSANAAN 19
4. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan Penggantung
Didalam proyek ini terdiri dari material kayu : a. Kusen Kayu
b. Pintu Kayu
c. Jendela kayu + kaca 5 mm
Dalam pemasangan kusen dan pintu perlu dijaga adalah posisi tegak lurus dengan dinding bata. Presisi atau kesikuan pemasangan kusen diperlukan seorang ahli / tukang yang memahami pekerjaan tersebut, karena bila tidak siku atau presisi sering terjadi kemacetan dalam pemasangan pintu.
Pemasangan alat penggantung perlu dicross cek poin atau item ruangan harus sesuai peruntukannya.
Kayu yang digunakan harus kayu kering sehingga tidak terjadi penyusutan ataupum memuntir akibat kayu belum kering. Kayu Kusen digunakan Kayu Klas I dan Kayu untuk Pintu digunakan kayu Klass II.
Bila di lokasi tidak terdapat apa yang diharapkan dan mengingat waktu sangat terbatas perlu persetujuan dari direksi lapangan ataupun user dalam hal ini adalah kwalitas kayu yang akan dikerjakan.
5. Pekerjaan Pemasangan Plafond
Pekerjaan Plafond biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu : a. Rangka
b. Pemasangan plafond GRC dan Gypsum
Didalam pekerjaan plafond seluruh instalasi elektrikal telah terpasang.
Langkah pekerjaan adalah pemasangan rangka plapond menggunakan kayu 5/7 sebagai struktur plafond harus kuat dan leveling rata. tidak bergelombang.
Kontrol sebelum GRC / Gypsum dipasang Supervisor akan mengecek level dan ketinggian dan semua intalasi telah terpasang dengan baik baru akan ditutup papan gypsum yang selanjutnya akan difinish setiap sambungan memakai compound .
List plafond akan menyesuaikan kondisi lapangan atas persetujuan direksi lapangan.
Plafond dikerjakan oleh spesialis manpower karena tidak semua pekerja memahami system dalam pekerjaan plafond.
Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Plafond dimulai setelah pemasangan dinding + Plasteran selesai 75% dan pekerjaan instalasi listrik selesai 100%.
6. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan terdiri dari 2 bagian yaitu : a. Cat Air
| METODA PELAKSANAAN 20
Kontraktor sebelum melaksanakan pengecatan perlu persetujuan skem warna dan sebelum aplikasi harus dilihat terlebih dahulu kelembaban plasteran apakah sudah mencapai titik minimum untuk pengecatan.
Sebelum diaplikasikan pengecatan warna tembok yang sudah kering di cat memakai cat dasar warna putih 1 lapis, setelah itu cat warna 2 lapis. Aplikasi pengecatan memakai rol cat dan disetiap pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan plafond diaplikasikan memakai kwas.
Pengecatan cat minyak diaplikasikan kepada bahan kayu lainnya (lisplank).
Pengecatan menggunakan cat minyak sebelum diaplikasikan dasar atau bahan yang akan dicat perlu dibersihkan dan dihaluskan memakai dempul dan digosok dengan amplas kayu sehingga didapat permukaan kayu yang halus.
Aplikasi pengecatan cat minyak perlu persetujuan dari direksi lapangan mengingat estetika akan menurun bila cat yang diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali.
PEKERJAAN
SANITASI
Pekerjaan sanitasi adalah menentukan fungsi sebuah bangunan.
Pekerjaan Sanitasi terbagi menjadi :
1. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan 2. Instalasi air kotor dan air bersih luar bangunan 3. Pemasangan sanitairi fixture
Pipa yang digunakan adalah berbahan PVC dengan kekenyalan yang di tentukan PVC AW. Sebelum pelaksanaan kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand / merk yang akan digunakan dalam proyek ini, serta shop drawing isometric dari system pemipaan.
I. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan terdiri dari :
a. Pipa ½” untuk air bersih b. Pipa 3” untuk air buangan c. Pipa 4” untuk air berat.
Pipa-pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik.
Semua pembuangan air kotor dan air berat menggunakan system gravitasi maka perlu diperhatikan baik kemiringan dan arah buangan. semakin jauh air tersebut mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut.
Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi pemasangan pipa air bersih minimal 1 m di atas lantai.
Sistem air bersih dan air kotor semua diarahkan ke dalam shaft pembuang sebagai akses dalam bangunan dan memudahkan pengontrolan serta maintenance.
| METODA PELAKSANAAN 21
a. Pipa ¾”, 1” untuk air bersih b. Pipa 3” untuk air buangan c. Pipa 4” untuk air berat. d. Septic tank + Resapan
Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih adalah konenting untuk sumber yang akan masuk ke dalam bangunan.
Pemasangan air kotor adalah konekting dari dalam bangunan yang akan dibuang ke pembuangan ahir berupa spertick tank atau resapan.
Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan sampai ada bagian pipa yang tidak tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai.
Sebelum eksekusi perlu pengukuran kedalaman septic Tank sehingga dicapai optimal kemiringan dari pipa pembuang tersebut.
III. Sanitary fixture
Sanitari fixture adalah pemasangan peralatan KM/WC seperti pembuatan bak mandi pemasangan kran air dinding, meja wastafel dan Closet duduk.
Pemasangan mengikuti standar dari pabrikasi.
Sebelum PO kontraktor mengajukan spesifikasi dan produk yang akan digunakan kepada direksi lapangan.
Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dan pernah mengerjakannya serta diawasi oleh supervisor dalam presisi pemasangan dan konekting dengan saluran saluran yang ada, sehingga tercapai optimal dari peralatan sanitari tersebut.
PEKERJAAN
L ISTRIK
Perlunya koordinasi dengan direksi dan pihak owner sangat diperlukan.
Jangan sampai akhirnya listrik tidak bisa mensupport peralatan yang digunakan sehingga fatal dalam fungsi.
Koordinasi dengan pihak terkait diperlukan menyangkut system dan mekanisme yang berlaku antar instansi baik PLN sebagai distribusi listrik ataupun Pemda sebagai pemakai.
Shop drawing / wiring diagram dan titik instalasi khusus bila diperlukan harus mendapat persetujuan oleh owner dan direksi maka kontraktor baru bisa mengerjakannya.
I. Pekerjaan Instalasi kabel
Pekerjaan kabel instalasi yang sebagian di pasang di atas plafond dalam pemasangan instalasi kabel ini perlu diperhatikan sambungan dan kekuatan sambungan serta teknik pelaksanaan telah mengacu kepada PUIL.
Sistem pemipaan di atas plafond di klem dengan rapi atau atas arahan dari direksi lapangan, sementara kabel yang tertanam dalam dinding menggunakan pipa conduit PVC untuk memudahkan dalam maintenance.
| MANAJEMEN MUTU 22
Pemasangan armature lampu disesuaikan dengan kondisi ruangan. Lampu-lampu terpasang harus kuat dan rapi menenpel dengan gypsum.
Ketinggian stop kontak dan sklar disesuaikan dengan bestek atau arahan dari direksi lapangan. Persetujuan type panel disetiap bangunan sangat diperlukan karena setiap bangunan akan berbeda kebutuhan dayanya.
3.
MANAJEMEN
MUTU
Penyusunan Rencana Mutu Kerja merupakan standar CV. ALFIAN MAULA UTAMA dalam melaksanakan setiap kontrak kerja. Mekanisme penyusunan sendiri merupakan aplikasi dari manajemen perusahaan yang sudah di sertifikasi dengan ISO 1900. Aplikasinya mengacu pada standar instruksi kerja yang sudah disetujui oleh management
K
E B I J A K A ND
A NS
A S A R A NDALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN KANTOR 1 UNIT (150 M2) SMP NEGERI 6 MINAS KECAMATAN MINAS DISUSUN MANAJEMEN MUTU GUNA MEMENUHI TARGET DAN TEPAT WAKTU AKAN MELAKUKAN DAN MENERAPKAN YAITU KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU .
1 Kebijakan Mutu, bertekad memenuhi kepuasan pemilik proyek ( owner ) dengan menerapkan system Manajemen Mutu secara konsisten.
2 Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi sesuai spesifikasi teknis.
O
R G A N I S A S IP
R O Y E KUntuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana dilapangan akan mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur Organisasi Proyek yang sudah ditetapkan. Petugas pengawasan yang bertanggungjawab yang ditunjuk Pemimpin Proyek / Kepala Satuan Kerja atau yang sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
Pelaksanaan proyek Perusahaan akan menyiapkan team yang dituang dalam struktur organisasi, dan merupakan penanggungjawab pekerjaan sedang dilaksanakan sesuai dengan tugas serta tanggung jawabnya. Pemilihan key personil proyek mengacu pada prosedur baku untuk memastikan kompetensi di bidang masing masing.
Pelaksana lapangan sebagai penanggung jawab langsung dalam pelaksanaan Pekerjaan yang menyangkut finishing dan struktur bangunan pekerjaan. Mengendalikan dan menganalisa masalah masalah teknis kebutuhan proyek, baik material, tenaga kerja, peralatan serta biaya yang dibutuhkan., yaitu Master schedule, dan Metode Kerja Pelaksanaan.
Tenaga ahli yang bertanggung jawab membuat perhitungan/ estimate anggaran proyek dan membuat laporan pelaksanaan sesuai dengan pekerjaan yang sudah ditentukan. Membuat laporan harian, mingguan dan bulan pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja setiap harinya yang akan dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material, alat dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dengan kualifikasi memiliki SKT Pelaksana Bangunan .
| MANAJEMEN MUTU 23
Adm & Keuangan, membantu membuat laporan yang bersipat administrasi , membuat laporan keuangan serta, serta mengatur dan melakukan pembayaran.
P
E N G E N D A L I A NM
U T UP
R O Y E KSeluruh Key personil yang terlibat di poek adalah Gugus tugas pengendalian mutu, sehingga secara otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan menjadi tanggung jawabnya.
Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 3 minggu sebelum dimulainya proyek. Hal yang dibahas adalah :
Pengangkatan key personil penanggung jawab proyek. Pembahasan detail scope kontrak
Strategi eksekusi yang mencakup : Kontruksi & Procurement Prosedur Kendali Mutu di Lapangan
Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK, yang mencakup : Satgas kerja awal yang harus segera berjalan
K
O N T R O LM
A T E R I A LIN S P E K S I PE N E R I M A A N D I LA P A N G A N
Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh Material Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai dengan persyaratan dari perintah pembelian (PO) untuk point-point berikut :
- Identifikasi dengan catatan pengiriman - Kondisi Packing
- Tampilan - Kuantitas
Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan oleh Material Controller kepada Koordinator Kendali Mutu Lapangan. Koordinator Kendali Mutu Lapangan harus mengkonfirmasikan kondisi kerusakan tersebut dan melaporkannya ke Enjinir lapangan serta mengambil langkah langkah lanjutan seperlunya.
PE N Y I M P A N A N DA N PE R A W A T A N PE R A L A T A N DA N MA T E R I A L DI LA P A N G A N
| KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN 24
material. Status dari tempat penyimpanan harus di cek oleh Warehouseman dengan cara pengecekan fisik secara periodik, stocktaking, dll.
PE N G E L U A R A N PE R A L A T A N D A N MA T E R I A L
Pengeluaran peralatan dan material haruslah dilaksanakan berdasarkan permintaan tertulis yang telah disetujui oleh pengawas yang berwewenang. Pengeluaran peralatan dan material harus disaksikan oleh Warehouseman.
K
O N T R O LP
A D AP
R O S E SK
O N T R U K S IPengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk menjaga mutu dan kualitas proyek.
P R O S E D U R K E R J A
Detil prosedur kerja untuk setiap kategori pekerjaan utama dan/ atau item pekerjaan harus mengacu pada standar baku perusahaan. Prosedur standard yang digunakan adalah sesuai dengan standar ISO CV. MARISA SRI HANITA
T E S DA N I N S P E K S I
Jadwal inspeksi dan Tes sudah di definisikan dalam rencana detil pelaksanaan proyek. Dimana tercamtum jenis material , metoda pengujian, dan kapan dilakukan. Pengujian metoda langsung dilapangan harus di saksian oleh konsultan pengawas.
PE N G U J I A N S T A N D A R L A B O T A R I U M
Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke – 3 untuk memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standard baku yang berlaku. Pihak ke 3 yang melakukan pengujian adalah yang ditunjuk atau disetujui oleh pemilik pekerjaan. Pembuktian dari pengujian adalah sertifkat yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.
K
O N T R O LD
O K U M E NDokumen proyek merupakan instrumen kontrol dan menjadi alat pembuktian progres proyek ke pemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan menjadi bagian dari dokumentasi proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan pada pemilik proyek.
4.
KESELAMATAN
KEAMANAN KESEHATAN
DAN
LINGKUNGAN
Komitment Management CV. ALFIAN MAULA UTAMA untuk penerapan program kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan hidup dalam setiap aktivitas perusahaan secara nyata dan terukur sesuai dengan pernyataan Komitment dan kebijaksanaan perusahaan.
Kebijakan CV. ALFIAN MAULA UTAMA dalam menetapkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3 yang diharapkan adalah bertujuan :
Menyelesaikan proyek tanpa adanya korban kecelakaan.
| KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN 25
Memastikan seluruh pekerja mendapatkan fasilitas yang memadai bagi kesehatan maupun keselamatannya.
Memastikan bahwa setiap pekerja memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan penugasannya.
Menerapkan komunikasi yang terintegrasi mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas. Mendorong cara-cara yang mengarah kepada unjuk kerja yang menyeluruh termasuk aspek keselamatan.
Menciptakan perilaku yang positif terhadap keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan kesadaran yang tinggi di semua tingkatan organisasi.
P R O G R A M K E S E L A M A T A N
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya kecelakaan adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami mengenai bahaya yang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan pekerjaan tanpa mengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan mendorong kreatifitas pekerja untuk membuat arahan sendiri yang mungkin dapat menyesatkan.
Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi peraturan, tidak mendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat menciptakan keadaan -keadaan tidak aman dalam bekerja.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang mengarahkan kepada tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna mengatasinya adalah mengendalikan perilaku pekerja. Berikut ini adalah tiga langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan tindakan aman yang diperlukan bagi pencegahan kecelakaan. :
BE R S I K A P W A S P A D A D A N M E L I H A T J A U H K E D E P A N
PE R S I A P K A N D I R I D A L A M M E N G H A D A P I S E G A L A K E M U N G K I N A N LA K U K A N T I N D A K A N D E N G A N B E R H A T I-H A T I
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan yang direncanakan untuk diterapkan dalam proyek ini.
AL A T PE L I N D U N G DI R I D A N PE L I N D U N G K E S E L A M A T A N
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari bahaya kerja. Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE) bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang disediakan harus memenuhi standar kualitas yang diperlukan. PERUSAHAAN akan menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi atau tempat yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
PE R L I N D U N G A N TE R H A D A P KE B A K A R A N
Melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Untuk menunjang upaya ini akan menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan potensi bahaya kebakaran pada lokasi kerja tersebut.
| KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN 26
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang baik merupakan bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang pada akhirnya akan menghasilkan produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan sumber daya harus dilaksanakan secara seksama. Tiga sumber daya yang harus dipertimbangkan, yaitu tenaga kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja yang baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan baik ketrampilan, pengetahuan, fisik maupun mental. Peralatan dan material juga harus memenuhi persyaratan keselamatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini akan melakukan pemilihan sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai upaya mencapai penyelesaian proyek sesuai dengan sasaran.
MA T E R I A L
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus memiliki Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang mudah ditemukan dan dibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam filing tersendiri.
S
I S T E MM
A N A J E M E NB
A H A Y APada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut: Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai probabilitas kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian dan atas dasar probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian bahaya yang diperlukan. Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan operasi, perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan dan pemotongan, pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain diharapkan dapat teridentifikasi, dianalisa dan dikendalikan.
MA N A J E M E N IN S I D E N
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan yang diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap insiden harus didokumentasikan secara lengkap termasuk dengan dengan hasil investigasi, besar kerugian dan tindakan perbaikan (corrective action). Hal ini dilakukan untuk digunakan sebagai dasar menganalisa kecenderungan serta peningkatan program keselamatan.
TA N G G A P KE A D A A N DA R U R A T
Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan terbaik bagi pekerja dalam keadaan darurat.
Adapun kebijakan tanggap darurat didasarkan pada
urutan prioritas sebagai berikut:
Penyelamatan nyawa manusia
| KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN 27
Menindaklanjuti kebijakan ini maka sasaran tanggap darurat adalah mempersiapkan sistem yang terdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan fasilitas pendukung agar dapat menanggapi keadaan darurat dengan baik.
P
R O G R A MK
E S E H A T A NAktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit pada pekerja. Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang menderita penyakit akibat kerja. Berikut adalah program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan guna mencegah akibat dari adanya bahaya-bahayan kesehatan dalam pekerjaan.
PE M E R I K S A A N KE S E H A T A N AW A L
PERUSAHAAN akan senantiasa berupaya mempekerjakan orang yang memiliki kesehatan memadai sesuai dengan pekerjaan yang hendak di bebankan kepadanya. Untuk keperluan tersebut setiap pekerja disyaratkan untuk memeriksakan kesehatannya kepada pemeriksa kesehatan yang kompeten sebelum diterima bekerja. Adapun pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi test fisik dan tes darah. Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali oleh ahli medis PERUSAHAAN untuk memastikan kebenarannya. Hasil pemeriksaan ini kemudian didokumentasikan dan disimpan di Klinik P3K sebagai acuan untuk melihat sejarah kesehatan pekerja.
PE L A Y A N A N KE S E H A T A N
Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau penderita penyakit di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila diperlukan termasuk medical evacuation, menyediakan pelayanan tingkat P3K, melakukan pemeriksaan berkala sesuai peraturan yang berlaku.
Berikut ini adalah fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di bawah penanganan langsung oleh proyek di lapangan :
Klinik P3K
Kotak P3K
PE N C E G A H A N PE N Y A K I T ME N U L A R
Untuk mencegah terjadinya penularan dari penyakit menular, PERUSAHAAN akan menerapkan secara aktif program-program berikut:
Pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Pengendalian serangga dan tikus
P
R O G R A ML
I N G K U N G A NPE N G E N D A L I A N PE R I L A K U PE K E R J A
| KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN 28
Mempromosikan perlindungan terhadap lingkungan melalui kampanye dan pemasangan rambu-rambu pengingat yang dapat membantu pekerja agar senantiasa berpartisipasi dalam pencapaian sasaran lingkungan.
ME N J A G A LI N G K U N G A N D A L A M KE S E I M B A N G A N
Aktivitas konstruksi pada umumnya mengganggu keseimbangan lingkungan. Pembangunan berskala besar dapat berdampak serius kepada lingkungan. Lingkungan dapat menjadi rusak bila tidak dilakukan upaya-upaya perlindungan yang memadai. Berikut ini adalah upaya-upaya yang akan dilakukan dalam rangka melindungi lingkungan dari kerusakan :
Pencegahan tanah longsor
Melindungi sumber air dan mengatur agar alirannya tidak terganggu Perlindungan kepada Flora dan Fauna.
Pengendalian polusi udara dan kebisingan Pengendalian debu
Pengaturan kembali tanah setelah selesai konstruksi PE N G A T U R A N LI M B A H
Penerapan sistem pengaturan limbah yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya polusi terhadap lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan konstruksi.
Tabel.
SecaraSecara umum semua limbah-limbah tersebut ditangani sebagai berikut.
.
Puing-puing beton dan kayu Bekas membobok tembok atau membongkar
bekisting
Drum bekas atau kaleng bekas Dihasilkan dari kegiatan pengecatan
Sampah makanan Dari kantin, dapur kantor
Bahan Isolasi pipa atau pelapis pipa Pekerjaan isolasi atau refractory
Sampah kertas Berasal dari kantor
Saringan oli dan oli bekas perawatan kendaraan atau alat berat
Sisa Cat Pekerjaan pengecatan
Pasir sand blast Pekerjaan Sand blasting
Potongan besi Pekerjaan fabrikasi besi baik pipa / struktur.
Air kotor Berasal dari toilet
Cairan Thinner Pekerjaan pengecatan
| PENUTUP 29
limbah sebelum dikirimkan ke tempat pembuangan akhir atau ke tempat pengolahan limbah Perintah pembuangan dilakukan oleh pejabat yang berwenang dikeluarkan.
Laksanakan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir atau pengolahan limbah sesuai perintah.
Penanganan ditempat pembuangan akhir / pengolahan limbah oleh orang yang mampu melakukannya.
Lakukan pencatatan untuk limbah B3.
Perusahaan akan menyiapakan tempat pembuangan limbah sesuai aturan yang berlaku.
5.
PENUTUP
Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung RMK yang diharapkan dapat menunjukan pemahaman dan kemampuan personel sebagai pelaksana pekerjaan dimaksud di atas.
P
E N G E S A H A NPekanbaru, 30 Mei 2013
C V .A L F I A N M A U L A U T A M A
ZULKIFLI