26 PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PERAWAT
DALAM MELAKSANAKAN TRIAGE
KNOWLEDGE AND SKILL NURSING IN IMPLEMENTING TRIAGE
Taufani Rizki1; Tri Nur Handayani2
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala 2Bagian Keperawatan Medikal Bedah Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
e-mail: taufani.taan@gmail.com; trie_noer81@yahoo.com
ABSTRAK
Instalasi gawat darurat menerapkan triage untuk memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara sistematis. Penerapan triage di Indonesia dengan presentase 68% sampai dengan 72% dari 1.722 rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan keterampilan perawat dalam melaksanakan triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini
descriptive eksploratif dengan desain penelitian cross sectional study. Dengan jumlah Responden
adalah 34 orang perawat yang bekerja di IGD. Kuesioner yang digunakan dalam bentuk skala
dichotomus berjumlah 10 peryataan untuk pengetahuan perawat triage, dan 10 item dalam bentuk
observasi untuk keterampilan perawat dalam melaksanakan triage. Analisa data menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage pada kategori tinggi (100%), dan keterampilan perawat dalam melaksanakan
triage pada kategori Terampil (79.4%). Diharapkan kepada perawat agar dapat terus meningkatkan
kemampuan melakukan triage dengan mengikuti pelatihan dan mengasah terus keterampilan agar semakin sesuai dengan standar oprasional yang telah ditetapkan.
Kata Kunci : Triage, Pengetahuan, Keterampilan, Perawat, IGD
ABSTRACT
Emergency installations apply triage to provide the first service in patients with systematic death and disability threats. Implementation of triage in Indonesia with a percentage of 68% to 72% of 1,722 hospitals. This study aims to determine the description of knowledge and skills of nurses in carrying out triage in Emergency Installation of General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. This research type is descriptive explorative with cross sectional study design study. With the number of Respondents are 34 nurses who work in the ER. The questionnaires used in the form of dichotomous scale amounted to 10 statements for nurse triage knowledge, and 10 items in the form of observations for nurse skills in carrying out triage. Data analysis using descriptive statistics method. The results showed that nurse knowledge in carrying out triage in high category (100%), and skill of nurses in carrying out triage in Skilled category (79.4%). It is expected that nurses will continue to improve their ability to perform triage by training and hone their skills to be more in line with established operational standards.
27
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik (Boswick, 2014). Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin. IGD mempunyai tujuan agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian (to save life
and limb)dengan respon time selama 5 menit
dan waktu definitif kurang dari 2 jam (Misrawati dkk, 2013). Selain itu IGD rumah sakit juga merupakan salah satu tempat melakukan tindakan berdasarkan triage
terhadap pasien (Musliha, 2010).
Menurut Hosnaniah (2014,p.3), triage merupakan salah satu ketrampilan keperawatan yang harus dimiliki oleh perawat unit gawat darurat dan hal ini membedakan antara perawat unit gawat darurat dengan perawat unit khusus lainnya. Pengetahuan dan keterampilan perawat sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat dalam penilaian awal, perawat harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien
dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pelaksanaan triage harus memperhatikan prinsip triage yaitu memahami sistem instalasi gawat darurat menggunakan sumber daya untuk mempertahankan standar pelayanan yang memadai. Triage
mengutamakan perawatan pasien berdasarkan gejala dan kegawatannya yang harus dilaksanakan secara cepat dan tepat, petugas
triage harus memahami tentang klasifikasi triage.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farokhnia dan Gorransson (2011) mengenai
“Swedish emergency department triage and interventions for improved patient flows: a national update” melaporkan mengenai
peningkatan penerapan kualitas triage pada
emergency department di Sweden dari tahun
2009 (73%) ke tahun 2010 (97%) (Farokhnia and Garransson, 2011). Penerapan triage di Indonesia dengan presentase 68% sampai dengan 72% dari 1.722 rumah sakit yang ada di Indonesia. Data yang didapat pada tahun 2005 sampai 2011 mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak perawat yang diikutkan dalam pelatihan penanganan kegawat daruratan berdasarkan sistem triage (Riskesdas, 2010).
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai rumah sakit yang terakreditasi KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dengan pencapaian paripurna, dimana sudah mempunyai sistim triage PAC (Patient Acuty Category). IGD Rumah Sakit dr.Zainoel Abidin Aceh didapatkan bahwa tahun 2017 jumlah perawat di IGD sebanyak 56 orang dan dokter sebanyak 20 orang, sedangkan jumlah petugas yang melakukan triage sebanyak 34 orang perawat dan 16 orang dokter. Namun dalam pelaksanaan
triage oleh staf IGD belum ada evaluasi
khusus tentang kesesuaian pelaksanaan triage berdasarkan SOP (standar operasional prosedur) yang berlaku. Triage sangat
28 dibutuhkan oleh pasien yang pertama kali
datang ke IGD, triage dibutuhkan sebagai identifikasi awal terhadap tingkat kegawatan pasien guna mendapatkan prioritas penanganan.
METODE
Penelitian ini dengan desain deskriptif
eksploratif, penelitian ini telah dilaksanakan
pada 31 Juli - 4 Agustus 2017 di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini adalah 34 responden dengan teknik total sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yaitu data demografi dan kuesioner Pengetahuan Perawat dalam melaksanakan
triage terdiri dari 10 pernyataan
menggunakan skala dichotomus. Untuk pengumpulan data keterampilan perawat dalam melaksankan triage mengunakan lembar Observasi. Data diolah dengan langkah-langkah: editing,coding, transferring,
dan tabulating.
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala dengan kode penelitian 111106100717 yang bertujuan untuk melindungi dan menjamin kerahasiaan responden. Peneliti dalam penelitian ini menekankan beberapa etika yaitu: menghormati harkat dan martabat Tabel 2. Usia dan Masa Kerja
manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian, keadilan dan inklusivitas/keterbukaan, memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan. Analisa data menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap variabel.
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 34 responden, didapakan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden
No Data Demografi f % 1. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 23 11 67,65 32.35 2. Pendidikan Terakhir D-III S-1 + Ners 23 11 67.65 32.35 3. Jenis Pelatihan BTCLS PPGD PPGD+BTCLS 19 2 13 55.9 5.9 38.22 Berdasarkan tabel. 1. dapat disimpulkan bahwa distribusi Frekuensi pendidikan terakhir tertinggi responden adalah DIII sebanyak 23 orang (67.65%). Frekuensi jenis kelamin tertinggi responden adalah Laki-laki sebanyak 23 orang (67,65%). Frekuensi pelatihan yang pernah diikuti oleh responden adalah BTCLS sebanyak 19 orang ( 55,9)
Mean Median Modus SD Min Max 95% convidence interval
lower Upper
Usia 30.53 29.00 29 4.12 26 42 29.09 31.97
Masa
29 Berdasarkan tabel. 2. Hasil analisa bahwa,
rata-rata usia Perawat adalah 30,53 tahun(95% convidence interval: 29,09-31,97), Median 29,00 tahun, standar deviasi 4,12 tahun, usia termuda 26 tahun dan usia tertua 42 tahun. Estimasi interval di yakini bahwa rata usia perawat antara 29.09 tahun. sampai 31,97 tahun. Dan rata-rata masa kerja perawat adalah 4,59 tahun (95% convidence interval: 3,55-5.63), Median 4,00 tahun, standar deviasi 2,97 tahun, masa kerja termuda 1 tahun dan masa kerja tertua 12 tahun. Estimasi interval di yakini bahwa rata-rata masa kerja perawat antara 3,55 tahun sampai 5,63 tahun.
Tabel 3. Gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage No Pengetahuan f % 1. 2. Tinggi Rendah 34 0 100 0
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage di instalasi gawat darurat rumah sakit umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan kategori tinggi yaitu 34 responden (100%).
Tabel 4. Gambaran Keterampilan perawat dalam melaksanakan triage
No Keterampilan f % 1. 2. Terampil Tidak Terampil 27 7 79.42 20.58 Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa gambaran keterampilan perawat dalam melaksanakan triage di instalasi gawat darurat rumah sakit umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan kategori Terampil yaitu 27 responden (79.42%).
Gambaran Pengetahuan Perawat dalam Melaksanakan Triage Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage di instalasi gawat darurat rumah sakit umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan kategori tinggi
yaitu 34 responden (100%). Dalam hal ini responden mengetahui point-point pertanyaan dalam kuisioner, sudah paham dan mengerti bahwa dalam triage perawat harus mampu memprioritaskan perawatan medis berdasarkan tinggkat kedaruratannya.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil, sebagian besar responden (perawat) memiliki latar belakang pendidikan sebagai berikut, DIII keperawatan sebanyak 23 perawat ( 67,65 % ) dan S1+Ners sebanyak 11 perawat (32,35%). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sanggat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
Perawat triage dituntut mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai karena harus tampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang komplek dan penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan professional untuk mentoleransi stress yang terjadi dalam mengambil keputusan terkait dengan kondisi akut pasien dan menghadapi keluarga pasien. Kemampuan perawat melakukan triase merupakan salah satu unsur dalam keberhasilan pertolongan pada saat klien yang mengalami gawat darurat. Menurut Permenkes No. HK.02.02/menkes/148/I/2010, tentang izin praktek dan penyelenggaraan praktek perawat mengatakan bahwa perawat IGD dapat melaksanakan praktek keperawatan mulai dari triase, primary survey, secondary
survey, tindakan definitif, dan transpotasi
pasien.Seperti yang disampaikan Margareths (2013) triase dilakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip triase, pengalaman bekerja di bagian IGD, dan memiliki kualisifikasi menunjukkan kompetensi kegawat daruratan, Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC, Lulus Trauma
Nurse Core Currikulum (TNCC).
Hasil penelitan yang dilaksanakan oleh Miranda, 2012 berjudul Gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage di IGD
30 Rumah Sakit Pringadi medan Tahun (2012),
menyatakan bahwa pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage di IGD sangat baik dimana, setiap perawat wajib mengikuti pelatihan tentang triase yang di sediakan Rumah sakit.
Hasil penelitian yang di laksanakan oleh Juiperdo (2014), yang berjudul Gambaran pengetahuan perawat pelaksana dalam penanganan pasien gawat darurat di ruangan IGDM BLU RSUP Prof. Dr . R.D Kandou Manado menunjukkan bahwa dari 31 responden (berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 1 Kepala ruangan dan 31 perawat pelaksana yang diteliti dengan kriteria Perawat yang telah mengikuti BTCLS). didapatkan pengetahuan responden dalam penanganan pasien gawat darurat dalam kategori cukup yakni sebanyak 19 responden (61,3%), baik sebanyak 9 responden (29%), dan kurang sebanyak 3 responden (9,7%) . Jumlah perawat yang ada di ruangan IGDM berjumlah berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 1 Kepala ruangan dan 31 perawat pelaksana,
Hasil penelitian diatas berkesinambungan dengan hasil penelitian penulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan perawat dalam melaksanakan triage Tinggi. Hal ini disebabkan karena rata-rata perawat yang bekerja di IGD Rumah sakit Umum Dr Zainoel Abidin Banda Aceh memiliki pengalaman pelatihan BTCLS (55.9 %), PPGD (5.9%), dan BTCLS + PPGD sebanyak (38.22%). Hal ini juga berkesinambungan dengan status rumah sakit yang sudah terakreditasi Paripurna Bintang 5. Dan juga sebagai rumah sakit pendidikan dimana setiap perawat yang bekerja di tuntut memiliki pengetahuan yang baik.
Gambaran Keterampilan Perawat dalam Melaksanakan Triage. Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa gambaran keterampilan perawat dalam melaksanakan triage di instalasi gawat darurat rumah sakit umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan kategori Sesuia yaitu 27 responden (79.42%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pelatihan yang pernah diikuti perawat sebagai berikut, PPGD + BTCLS 13 perawat (38,22%), dan BTCLS 19 perawat (55,9%). Pelatihan memberikan pegawai baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya pendidikan dan pelatihan yaitu, membantu individu untuk membuat keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik, internalisasi dan oprasionalisasi motivasi kerja, prestasi tanggung jawab, dan kemajuan. Mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri agar termotivasi untuk mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru ( Rica, 2016 ).
Keterampilan merupakan kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pengetahuan dan keterampilan perawat sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat dalam penilaian awal, perawat harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pemisahan yang dimaksud disebut triage (Oman, Koziol-Mclain, & Scheetz, 2012).
Kurrachman (2003) bahwa kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan, dimana perawat harus memiliki keterampilan baik dalam komunikasi efektif, objektivitas dan kemampuan membuat keputusan klinis secara cepat dan tepat agar perawatan setiap pasien menjadi maksimal. Hal ini penting jika tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat tersebut baik, maka akan memberikan kepuasan kepada pasien. Berkaitan dengan itu, pengetahuan dan keterampilan
31 perawat sangat penting didalamnya karena
perawat merupakan ujung tombak utama dalam sebuah pelayanan.
Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Akhmad (2016), yang berjudul gambaran pengetahuan dan penerapan triage oleh perawat di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum dr. Soedirman Kebumen. Menunjukkan bahwa ( 88.0 %) perawat masuk katagori baik dalam penerapan triage. Hal ini disebabkan karena setiap 1 tahun sekali perawat selalu mendapatkan pelatihan dan perawat yang sanggat kompeten serta berpengalaman.
Virgilio (2003), menunjukkan bahwa dengan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam ketrampilan anamnesa pasien perawat memfokuskan pada keluhan utama pasien dimana mencakup uraian tentang keluhan pasien, kapan masalah itu timbul, dan tindakan yang sudah dilakukan sebelum pasien datang ke UGD. Pertimbangan lain dalam keterampilan pengambilan keputusan di triase adalah setiap gejala yang cenderung berulang atau intensitasnya meningkat, setiap gejala yang disertai perubahan pasti lainnya, kemunduran yang progresif, usia yang sangat muda atau sangat tua, awitan yang mendadak, pasien tidak dapat menjelaskan sumber masalah. Hasil penelitian ini hampir sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh (Rica, 2015) peneliti selama 1 bulan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 15 orang (100%) menunjukkan bahwa perawat yang mendapatkan pelatihan BTCLS sebanyak 7 (53.3%) dan perawat yg mengikuti pelatihan PPGD 8 (46.7%). Hal ini menunjukkan bahwa (86%) perawat yang bertugas di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki sikap dan keterampilan yang baik dalam menerapkan tindakan triage sesuai dengan protap / ketentuan yang berlaku di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan .
Hasil penelitian diatas berkesinambungan dengan hasil penelitian penulis. Hasil penelitian
menunjukan bahwa keterampilan perawat dalam melaksanakan triase sesuia dengan protap yang di tetapkan oleh rumah sakit. Hal ini disebabkan karena kemampuan seorang perawat menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Hal ini juga didukung oleh pengalaman kerja perawat dan lama kerja perawat di IGD rata-rata lebih dari 3 tahun. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan dari tanggal 31 Juli sampai dengan 4 Agustus 2017 terhadap 34 responden. Gambaran Pengetahuan Perawat dalam Melaksanakan Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan katagori Tinggi yaitu 34 responden (100%). Dan Gambaran Keterampilan Perawat dalam Melaksanakan
Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan katagori Terampil yaitu 27 responden (79.42%).
Di harapkan kepada pihak Rumah Sakit khususnya perawat agar terus termotivasi dalam menjalankan tugas dan untuk selalu bekerja atau melaksanakan tugas dengan mengacu pada Standar Oprasional yang telah di tetapkan. Bagi peneliti di harapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta dapat di jadikan dasar dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang. Diharapkan bagi responden selalu termotivasi untuk terus menperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keperawatan. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan desain penelitian yang berbeda, serta dapat meneliti hubungan faktor ekspektasi, instrumentalis dalam melaksanakan
triase. REFERENSI
Akhmad, Zulmah dkk. (2016). Gambaran
32
perawat di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum dr. Soedirman
Kebumen. Jurnal, Magister
Keperawatan, Universitas Brawijaya, 2016.
Boswick, J.A,. (2014). Perawatan Gawat
Darurat, Jakarta.; EGC.
Farokhnia, A & Gorransson, D (2011). Swedish
emergency department triage and
interventions for improved patient flows: a national update”. Artikel.
Hosnaniah J, (2014). Pelaksanaan Triage Di
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Reksa Waluya Kota Mojokerto. Skripsi, p.1-6.
Universitas Gadjah Mada.
Juiperdo A, (2014). Gambaran pengetahuan
perawat pelaksana dalam penanganan pasien gawat darurat di ruangan IGDM BLU RSUP Prof. Dr . R.D Kandou
Manado. Skripsi, p.1-6. Stikes
Muhammadiyah Manado.
Kurrachman, T. (2003). Pelatihan Pengetahuan
Dan Keterampilan Pada Perawat UGD di Magelang. dipublikasikan :Universitas
Gadjah Mada.
Margareths (2013) College of Emergency Nursing Australia. Position
Statement-Triage and Australian Statement-Triage Scale.
Artikel.
Musliha. (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta ; Nuha Medika.
Misrawati, Karim D, Gurning Y. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Petugas Kesehatan IGD Terhadap
Tindakan Triage Berdasarkan Prioritas,
Jurnal Kesehatan 1(1);p.1-4.
Miranda Zuarna. (2012) Gambaran pengetahuan
perawat dalam melaksanakan Triase di IGD Rumah Sakit Pringadi medan,
Medan. USU.
Notoatmodjo, S. (2011). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rikena Cipta.
Notoatmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta :Rikena Cipta. Notoatmodjo, S (2010). Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rikena Cipta. Oman. K. S., Koziol-Mclain., J., &Scheetz., L. J.
(2012). Keperawatan Emergensi. Jakarta ; EGC.
Rica., M. (2016) Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku
Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskesdas (2010) Tentang Rumah Sakit.
Riskesdas.
Virgilio, DG. (2003). Problem Based Learning
for Training Health Care
Managers.in Developing Countries,