• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARTU INDONESIA PINTAR TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KARTU INDONESIA PINTAR TERHADAP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KARTU INDONESIA PINTAR TERHADAP CAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA TAHUN 2015

Seminar Keuangan Publik

September 2016

pra nasa.dinar@gmail.com

Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar

(2)

PENGARUH KARTU INDONESIA PINTAR TERHADAP CAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA TAHUN 2015

Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar

Kelas 7 B (28)

Mahasiswa Program Diploma IV Khusus Akuntansi Politeknik Keuangan Negara STAN

ABSTRAK

Millennium Development Goals (MDGs) bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan

pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini berisi delapan butir tujuan untuk

dicapai. Salah satu tujuannya ialah mencapai pendidikan dasar untuk semua. Pada tanggal 3

November 2014 lalu Presiden RI Joko Widodo meluncurkan program perdananya yaitu

Kartu Indonesia Pintar. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kartu

Indonesia Pintar terhadap tujuan untuk mencapai pendidikan dasar untuk semua.

Kata kunci : Kartu Indonesia Pintar, Millennium Development Goals, Pendidikan Dasar

A. Pendahuluan Latar Belakang

Pendidikan adalah hak setiap warga

negara dan salah satu faktor yang sangat

penting dalam menunjang pembangunan di

Indonesia. Namun, masih banyak warga

negara Indonesia yang tidak bisa

mengenyam bangku pendidikan dengan

alasan tidak mampu.

Millennium Development Goals

(MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

kesepakatan kepala negara dan perwakila n

dari 189 negara PBB yang mulai dijalanka n

pada September 2000. Pemerintah Indonesia

turut menandatangani deklarasi tersebut.

Deklarasi tersebut berisi delapan butir tujuan

untuk dicapai.

Mencapai Pendidikan Dasar untuk

semua adalah butir kedua dari MDGs. Salah

satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut

adalah meluncurkan Kartu Indonesia Pintar

(KIP) pada tanggal 3 November 2014. KIP

ditujukan bagi keluarga kurang mampu

terdaftar sebagai penerima bantuan tunai

pendidikan yang ingin menyekolahk a n

anaknya dari usia 6-21 tahun secara gratis

sampai lulus SMA/SMK/MA. Dengan

tercapainya pendidikan dasar diharapkan

(3)

Pengaruh Kartu Indonesia Pintar Terhadap Capaian Milleennium Development Goa ls Indonesia Tahun 2015

Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar Seminar Keuangan Publik September 2016

3 pembangunan di Indonesia yang merupakan

tujuan utama dari MDGs.

Landasan Teori

Teori human capital mengasums ika n

bahwa pendidikan formal merupakan salah

satu instrumen paling penting untuk

menghasilkan masyarakat yang memilik i

produktivitas tinggi (Schultz, 1961). Adanya

keluarga kurang mampu disebabkan oleh

tidak meratanya distribusi pendapatan di

masyarakat. Pemerintah dalam hal ini

memiliki peran untuk membuat kebijakan

publik untuk menjamin pemerataan dan

keadilan. Salah satu fungsi pengoreksi

menurut Adam Smith dalam bukunya yang

berjudul ‘An Inquiry into the Nature and

Causes of the Wealth of Nations’ adalah memproteksi setiap anggota masyarakat dari

ketidakadilan dan dominasi yang dilakuka n

oleh anggota lain dalam masyarakat.

Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa, “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya”. Oleh

karena itu, KIP menjamin keluarga kurang

mampu agar mendapatkan kesempatan

untuk memperoleh pendidikan dasar demi

tercapainya hak setiap warga negara. KIP

juga merupakan salah satu peran pemerinta h

yang berupa penyediaan barang publik untuk

digunakan oleh kelompok masyarakat. Dari

tujuan tersebut terlihat bahwa KIP memilik i

pengaruh dalam mencapai tujuan MDGs.

Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh KIP terhadap

capaian MDGs Indonesia tahun 2015?

Pembatasan Masalah

Penulis memfokuskan pada capaian

MDGs butir kedua tentang mencapai

berdasarkan Angka Partisipasi Murni

(APM) Sekolah Dasar (SD). APM adalah

presentasi jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkuta n. Rumus APM adalah sebagai berikut:

��� ��/�� = �ℎ � � ��/� �� 7− �ℎ�ℎ � �� 7− �ℎ

APM digunakan untuk melihat berapa anak

yang bersekolah tepat waktu. Bila seluruh

anak usia 7-12 tahun dapat mengikuti SD

tepat waktu, nilai APM akan mencapai 100.

Berikut adalah data APM Indonesia

berdasarkan Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium di Indonesia Tahun

(4)

Acuan

Tabel 1.1 Angka Prestasi Murni 2013-2014

Target yang dicanangkan dalam MDGs pada

tahun 2015 adalah semua anak usia 7-12

tahun dapat memasuki pendidikan Sekolah

Dasar tepat waktu. Oleh karena itu,

pemerintah meluncurkan KIP dengan tujuan

agar pada tahun 2015 target MDGs bisa

tercapai.

Kartu Indonesia Pintar

Presiden RI Joko Widodo meluncurka n

KIP untuk menjamin anak usia sekolah yang

berasal dari keluarga kurang mampu

terdaftar sebagai penerima bantuan tunai

pendidikan. Dana tersebut dapat digunaka n

untuk kebutuhan pendidikan, membayar

iuran sekolah, atau ditabung demi

pendidikan. Program KIP merupakan fungs i

distribusi pemerintah dalam bidang

pendidikan. Hal ini merupakan tugas

pemerintah berupa memproteksi setiap

anggota masyarakat dari ketidakadila n.

Anggota masyarakat tersebut ialah prioritas

yang diberikan KIP, antara lain:

1. Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari Pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang telah ditetapkan dalam SP2D 2014 2. Anak usia sekolah (6-21 tahun) dari

keluarga pemegang KPS/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang belum ditetapkan sebagai Penerima manfaat BSM

3. Anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH)

4. Anak usia sekolah (6-21 tahun) yang tinggal di Panti Asuhan/Sosial

5. Siswa/santri (6-21 tahun) dari Pondok Pesantren yang memilik i KPS/KKS (khusus untuk BSM Madrasah)

6. Anak usia sekolah (6-21 tahun) yang terancam putus sekolah karena kesulitan ekonomi dan/atau korban musibah berkepanjangan/benca na alam melalui jalur FUS/FUM; 7. Anak usia sekolah yang belum atau

tidak lagi bersekolah yang datanya telah dapat direkapitulasi pada Semester 2 (TA) 2014/2015.

Pengaruh KIP terhadap Capaian MDGs

Indikator tercapainya MDGs adalah

semua anak di usia 7-12 tahun dapat

mengenyam pendidikan Sekolah Dasar tepat

waktu berdasarkan APM. Tahun 2015

merupakan tahun pertama program KIP

efektif diterapkan. Berikut adalah APM SD

(5)

Pengaruh Kartu Indonesia Pintar Terhadap Capaian Milleennium Development Goa ls Indonesia Tahun 2015

Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar Seminar Keuangan Publik

Tabel 1.2 Angka Prestasi Murni 2014-2015

Berdasarkan data tersebut, KIP memberika n

kontribusi sebesar 0,70%. Pada tahun 2014

sebelum efektifnya KIP, indeks APM

meningkat sebesar 0,29%. Dapat

disimpulkan bahwa KIP cukup memberika n

pengaruh terhadap kenaikan indeks APM.

Sejak tahun 2001 APM SD tidak terlalu

banyak mengalami perubahan. Hal ini

disebabkan sudah adanya program Wajib

Belajar Sembilan Tahun yang dicanangka n

pada tahun 1994 dan ditandaskan dengan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 6 UU tersebut mengatakan bahwa, “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai

dengan lima belas tahun wajib mengikuti

pendidikan dasar”. Dengan kata lain, dana

bantuan pendidikan yang digunakan untuk

melakukan pendaftaran masuk SD cukup

berpengaruh.

Indikator selanjutnya adalah proporsi

siswa yang berhasil menamatkan SD.

Capaian MDGs bisa terhambat apabila

masih ada siswa yang putus sekolah karena

alasan biaya. KIP diluncurkan agar dana

bantuan pendidikan juga bisa digunaka n

untuk membayar iuran sekolah. Berikut

adalah data siswa yang putus sekolah pada

Tabel 1.3 Data Siswa Putus Sekolah 2014-2015

Berdasarkan data tersebut, terliha t

penurunan yang sangat signifikan terhadap

jumlah siswa yang putus sekolah. Hal ini

sudah sesuai dengan Pasal 11 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa, “Pemerintah dan

Pemerintah Daerah wajib menjamin

tersedianya dana guna terselenggaranya

pendidikan bagi setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas

tahun”.

Meningkatkan angka keberlanjut a n

pendidikan yang ditandai dengan

menurunnya angka putus sekolah dan angka

melanjutkan adalah salah satu tujuan

Program Indonesia Pintar yang tercantum

dalam RPJMN 2015-2019. Dengan kata lain,

KIP tidak hanya untuk mencapai MDGs

tetapi juga merupakan tujuan jangka

menengah Indonesia. Secara umum, faktor

utama yang mendukung proses

pembangunan adalah tingkat pendidika n

masyarakat. Cara paling efisien terletak pada

peningkatan kemampuan masyarakatnya,

(6)

C. Simpulan dan Saran Simpulan

Peran Pemerintah dalam mencapai

tujuan MDGs sangat terlihat. Kartu

Indonesia Pintar (KIP) memiliki cukup

pengaruh terhadap siswa untuk bersekolah

tepat waktu pada tahun 2015. KIP juga

memiliki pengaruh yang sangat signifik a n

terhadap menurunnya jumlah siswa yang

putus sekolah selama tahun 2015. KIP

mendukung capaian tujuan pembanguna n

milenium Indonesia tahun 2015. Meski

Angka Partisipasi Murni (APM) yang

ditargetkan sebesar 100%, kenaikan APM

pada tahun 2015 merupakan sebuah

kemajuan.

Saran

Demi tercapainya pendidikan dasar

untuk semua, pemerintah perlu

meningkatkan kembali penerbitan KIP juga

distribusi secara merata ke daerah di

Indonesia terutama di daerah 3T (Terdepan,

Terluar, dan Tertinggal). Kualitas

pendidikan wajib pendidikan dasar juga

harus ditingkatkan demi terciptanya Sumber

Daya Manusia berkualitas yang akan

memberikan banyak kontribusi dalam

pembangunan di Indonesia. Kondisi tersebut

tentu akan meningkatkan perekonomian di

Indonesia.

D. Referensi

Badan Pusat Statistik, 2016, Angka

Partitipasi Murni (APM) menurut

Provinsi, 2011-2015

Fuad, Noor, dkk. 2006, Keuangan Publik :

Teori dan Aplikasi, Jakarta: LPKPAP,

BPPK

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2015, Ikhtisar Data Pendidikan Tahun

2014/2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2016, Ikhtisar Data Pendidikan Tahun

2015/2016

Kementerian PPN/Bappenas, 2014, Laporan

Pencapaian Tujuan Pembanguna n

Milenium di Indonesia 2013

Kementerian PPN/Bappenas, 2015, Laporan

Pencapaian Tujuan Pembanguna n

Milenium di Indonesia 2014

Republik Indonesia, 1945, Undang-Unda ng

Dasar

Republik Indonesia, 2003, Undang-Unda ng

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pemb

angunan_Milenium (diakses pada 11

September 2016)

(7)

Pengaruh Kartu Indonesia Pintar Terhadap Capaian Milenium Development Goa ls Indonesia Tahun 2015

Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar Seminar Keuangan Publik September 2016

7

E. Daftar Lampiran

Lampiran I

Data Pokok Siswa Baru Pendidikan Sekolah Dasar Menurut Tingkat Provinsi 2014-2015

No. Provinsi Siswa Baru 2014 Siswa Baru 2015 Selisih Siswa Baru 1 DKI Jakarta 131,755 132,486 731 2 Jawa Barat 749,164 746,871 (2,293) 3 Banten 205,967 201,478 (4,489) 4 Jawa Tengah 487,795 473,027 (14,768) 5 DI Yogyakarta 49,482 49,791 309 6 Jawa Timur 486,255 466,626 (19,629) 7 Aceh 85,559 79,615 (5,944) 8 Sumatera Utara 308,325 290,739 (17,586) 9 Sumatera Barat 112,189 105,845 (6,344) 10 Riau 142,875 138,917 (3,958) 11 Kep. Riau 39,538 38,880 (658) 12 Jambi 69,388 65,263 (4,125) 13 Sumatera Selatan 168,675 159,521 (9,154) 14 Bangka Belitung 28,426 27,305 (1,121) 15 Bengkulu 37,698 35,858 (1,840) 16 Lampung 147,979 143,712 (4,267) 17 Kalimantan Barat 112,413 96,623 (15,790) 18 Kalimantan Tengah 52,259 48,815 (3,444) 19 Kalimantan Selatan 68,538 64,050 (4,488) 20 Kalimantan Timur 72,698 70,914 (1,784) 21 Kalimantan Utara 14,320 13,539 (781) 22 Sulawesi Utara 42,200 37,961 (4,239) 23 Gorontalo 23,506 19,457 (4,049) 24 Sulawesi T engah 63,183 54,377 (8,806) 25 Sulawesi Selatan 161,782 146,071 (15,711) 26 Sulawesi Barat 28,918 25,507 (3,411) 27 Sulawesi T enggara 55,798 50,450 (5,348) 28 Maluku 41,129 34,956 (6,173) 29 Maluku Utara 28,644 23,737 (4,907) 30 Bali 68,249 66,164 (2,085) 31

Nusa T enggara

Barat 87,799 84,313 (3,486) 32

Nusa Tenggara

(8)

Lampiran II

Data Pokok Siswa Pendidikan Sekolah Dasar Menurut Tingkat Provinsi 2014-2015

No. Provinsi Siswa 2014 Siswa 2015 Selisih Siswa 1 DKI Jakarta 838,426 822,420 (16,006) 2 Jawa Barat 4,611,703 4,560,218 (51,485) 3 Banten 1,211,609 1,206,719 (4,890) 4 Jawa Tengah 2,941,627 2,908,119 (33,508) 5 DI Yogyakarta 289,832 291,647 1,815 6 Jawa Timur 2,963,790 2,910,051 (53,739) 7 Aceh 484,913 482,493 (2,420) 8 Sumatera Utara 1,790,466 1,780,003 (10,463) 9 Sumatera Barat 657,150 654,687 (2,463) 10 Riau 794,825 803,489 8,664 11 Kep. Riau 214,003 221,910 7,907 12 Jambi 398,456 395,806 (2,650) 13 Sumatera Selatan 941,957 944,172 2,215 14 Bangka Belitung 158,230 159,462 1,232 15 Bengkulu 221,130 220,771 (359) 16 Lampung 846,315 845,662 (653) 17 Kalimantan Barat 616,996 610,168 (6,828) 18 Kalimantan Tengah 295,945 294,057 (1,888) 19 Kalimantan Selatan 386,557 385,350 (1,207) 20 Kalimantan Timur 409,120 413,925 4,805 21 Kalimantan Utara 77,694 78,064 370 22 Sulawesi Utara 269,015 258,824 (10,191) 23 Gorontalo 138,523 134,344 (4,179) 24 Sulawesi T engah 375,072 364,869 (10,203) 25 Sulawesi Selatan 997,473 970,423 (27,050) 26 Sulawesi Barat 173,941 168,986 (4,955) 27 Sulawesi T enggara 342,647 337,018 (5,629) 28 Maluku 235,170 230,905 (4,265) 29 Maluku Utara 166,128 161,875 (4,253) 30 Bali 410,396 405,508 (4,888) 31

Nusa T enggara

Barat 518,881 514,051 (4,830) 32

Nusa Tenggara

(9)

Pengaruh Kartu Indonesia Pintar Terhadap Capaian Milleennium Development Goa ls Indonesia Tahun 2015

Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar Seminar Keuangan Publik September 2016

9 Lampiran III

Jumlah Siswa Putus Sekolah Jenjang Sekolah Dasar Menurut Tingkat Provinsi 2014-2015

No. Provinsi

Putus Sekolah 2014

Putus Sekolah 2015

Selisih Putus Sekolah 1 DKI Jakarta 6,216 2,089 (4,127) 2 Jawa Barat 34,940 8,080 (26,860) 3 Banten 7,911 2,466 (5,445) 4 Jawa Tengah 9,419 3,306 (6,113) 5 DI Yogyakarta 997 245 (752) 6 Jawa Timur 10,587 3,240 (7,347) 7 Aceh 4,200 1,842 (2,358) 8 Sumatera Utara 13,499 7,621 (5,878) 9 Sumatera Barat 4,062 1,305 (2,757) 10 Riau 6,487 2,057 (4,430) 11 Kep. Riau 1,509 500 (1,009) 12 Jambi 4,251 1,221 (3,030) 13 Sumatera Selatan 7,527 3,065 (4,462) 14 Bangka Belitung 915 363 (552) 15 Bengkulu 1,678 783 (895) 16 Lampung 5,452 2,242 (3,210) 17 Kalimantan Barat 4,444 1,940 (2,504) 18 Kalimantan Tengah 3,268 998 (2,270) 19 Kalimantan Selatan 2,819 702 (2,117) 20 Kalimantan Timur 3,459 865 (2,594) 21 Kalimantan Utara 610 234 (376) 22 Sulawesi Utara 2,232 1,189 (1,043) 23 Gorontalo 1,109 423 (686) 24 Sulawesi T engah 3,403 1,546 (1,857) 25 Sulawesi Selatan 9,057 4,252 (4,805) 26 Sulawesi Barat 1,706 908 (798) 27 Sulawesi T enggara 4,025 2,039 (1,986) 28 Maluku 2,256 1,279 (977) 29 Maluku Utara 1,951 1,014 (937) 30 Bali 1,426 387 (1,039) 31

Nusa T enggara

Barat 2,890 1,389 (1,501) 32

Nusa Tenggara

Gambar

Tabel 1.1 Angka Prestasi Murni 2013-2014
Tabel 1.2 Angka Prestasi Murni 2014-2015

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk m em buat data saling terintegrasi, m aka satu tabel dengan tabel yang lainnya harus

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS TIMOR TENTANG PENETAPAN UANG KULIAH TUNGGAL SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021 BAGI MAHASISWA BARU LULUSAN SELEKSI BERSAMA

Ikan-ikan tersebut merupakan ikan yang berperan penting dalam menyokong komunitas ikan di Pulau Semak Daun, berdasarkan hasil estimasi biomasa, parameter populasi,

Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Didapatkan nilai kerapatan alur sungai sebesar 0,500 km/km 2 , dengan kata lain DAS memiliki tingkat kerapatan sedang dimana alur sungai melewati batuan dengan

Dari telaah yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu berperan penting dalam perkembangan suatu keilmuan termasuk dalam perkembangan ilmu manajemen

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal, pengalaman kegagalan ber- tani, serta semakin kosmopolit maka petani organik cenderung masuk dalam kategori adopter cepat,

- Cara lain: tanpa diikat, dibawah pohon dipasang jaring untuk menghindari buah jatuh ke tanah. • Hindari buah jatuh/menyentuh tanah/memar/ luka: untuk menghindari serangan cendawan