• Tidak ada hasil yang ditemukan

107496033 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "107496033 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

Oktoruddin Harun dan Aan Somana *)

Abstrak

Setiap tahun banyak lulusan perguruan tinggi yang di wisuda menjadi sarjana. Hal ini membuat diri kita merasa bangga, bahwa dengan bertambahnya sarjana berarti akan bertambahnya orang-orang pandai di negeri ini yang akan melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur. Namun di balik kebanggaan tersebut, kita juga merasa prihatin karena banyak pula diantara mereka yang menjadi pengangguran, sulit mencari pekerjaan serta sulit menciptakan lapangan kerja. Salah satu alasan yang dilontarkan dunia kerja adalah kualitas lulusan yang rendah..Menurunnya kualitas hasil belajar perguruan tinggi salah satunya disebabkan banyak para mahasiswa yang belajar hanya untuk lulus saja dan memperoleh ijazah. Motivasi belajar “ untuk memperoleh ilmu “ dikalahkan oleh motivasi “ untuk memperoleh ijazah “

Untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi.

Pendahuluan

Tingkah laku individu dipengaruhi oleh daya dorong, yakni daya dorong positif dan daya dorong negative. Daya dorong positif berupa keinginan, hasrat dan kebutuhan. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi yang dinginkannya. Sedangkan yang kedua adalah daya dorong negatif berupa berupa rasa takut dan keengganan yang mendorong manusia bergerak menjauhi objek atau kondisi yang dicemaskan.

Kedua daya dorong ini memiliki banyak perbedaan , seperti perbedaan emosi yang menyertai awal tingkah laku. Jadi tujuan adalah tindakan akhir seseorang yang paling disukai dari suatu objek. Dengan demikian keinginan dan tujuan saling bergantungan. Tidak ada keingingan tanpa tujuan atau sebaliknya tidak ada tujuan tanpa keinginan.

Sebagaimana di kemukakan oleh Krech, Cruchfield dan Ballachey ( 1963) , dalam bukunya Individual In Society bahwa : “ Wants and goals are inter-dependent- the one does not exist without the other. It is doubtful, for example, whether one can really speak of a “ power-want”- as though people experienced or were driven by some sort of free floating, unattached drive toward power. Ususlly the man to whom we ascribe a power want is aware only that he seeks such and such a goal “.

(2)

perilaku atau tindakan untuk mencapai suatu tujuan yaitu bagaimana agar seseorang tidak merasa lapar.

Gambaran tersebut diatas hanya merupakan contoh sederhana saja dari adanya hubungan antara mtivasi, tindakan dan tujuan.

Bagi mahasiswa, hubungan tersebut dapat berupa adanya motivasi belajar baik yang berasal dari dalam diri ( Internal motivation ) maupun dari luar diri ( External Motivation ) akan menimbulkan suatu respon dalam bentuk tingkah laku seperti : rajin belajar, mengadakan penelitian, membaca buku dan lain-lain untuk mencapai tujuan yaitu penyelesaian studi tepat waktu.

Keingingan individu adalah menginterasikan dan mengorganisasikan semua kegiatan psikologis serta mengarahkan kegiatan atau tindakannya dalam usaha mencapai tujuan. Semua aktivitas, apa yang ia tanggapi, pikirkan, rasakan, mengaktifkan kebiasaan lama dan membentuk kebiasaan baru, merupakan kegiatan-kegiatan yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan yang ingin diraihnya. .

1. Kebutuhan dan 2actor-faktor yang mempengaruhinya

Munculnya keinginan serta tujuan seseorang sebagian diakibatkan oleh organisasi fisiologisnyas. Keinginan akan makanan dan air berhubungan langsung dengan efek biokimia ( akibat kekurangan atau kehilangan biokimia tertentu dalam tubuh). Keinginan seks muncul serta berkembang karena produksinya kelenjar hormongonadal. Jadi jelas, keadaan biokimia dari tubuh seseorang merupakan factor penting untuk munculnya keinginan.

Muncul, bertahan atau berubahnya keinginan juga dipengaruhi perilaku psikologisnya, apa yang dipikirkannya, apa yang dikhayalkannya dan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup serta kepercayaan yang dianutnya. Karena hasil pengalamannya, manusia memperoleh banyak kebutuhan. Disamping pengalaman-pengalaman yang diperolehnya dengan sengaja seperti tujuan yang telah dicapainya, juga manusia memperoleh pengalaman yang tidak disengaja.

Seorang anak akan semakin giat belajar, karena pengalaman memperoleh hadiah atau sebaliknya karena memperoleh hukuman.Seorang anak akan berubah kebutuhannya jika akibat kebutuhan yang lama ia memperoleh hukuman. Selanjutnya pengalaman individu itu menjadi lebih kompleks dan beraneka ragam, sehingga kebutuhan lama bias berubah dan muncul kebutuhann baru.

Tingkah laku para dermawan yang terus menerus memberikann uangnya kepada lembaga-lembaga umum seperti, mesjid, gereja, universitas dan sebagainya, akan berubah dan berkembang tujuan kea rah yang lebih tinggi.Misalnya pada mulanya tujuannya itu mencari kepuasan untuk memperoleh pengakuan social, kemudian karena pengalaman-pengalaman baru, tujuannya itu berubah menjadi terbantunya orang lain atau berkembangnnya pengetahuan manusia.

Keadaan lingkungan dapat memprakarsai atau dapat pula memperkuat kebutuhan seseorang. Karena itu, kita sering mendengar kata-kata seperti tergoda, terpanasi dan sebagainya.

(3)

kepercayaan serta interaksi dengan pribadinya yang memprakarsainya, mengarahkan atau mempertahankan bverlangsungnya tindakan untuk mencapai tujuan.

Dalam diri invidu kadang-kadang muncul beberapa macam kebutuhan. Macam-macam kebutuhan itu terorganisasi dan berpadu menjadi satu kebutuhan baru. Perbuatan menolong dari seseorang dapat merupakan paduan dari keingingan-keinginan : berafiliasi, ingin memperoleh pujian, ingin menolong dan sebaginya. Kebutuhan dan tujuan berubah secara terus menerus. Misalnya kebutuhan dan tujuan lama sudah terpenuhi, maka akan muncul dan berkembang kebutuhan dan tujuan baru.

Jika sebagian besar kebutuhan terpuaskan atau terpenuhi, maka kebutuhan yang belum terpenuhi akan menjadi tidak atau kurang berarti bagi individu yang bersangkutan dan akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang baru.

Abraham H.Maslow ( 1943) dalam “ A Theory of Human Motivation “ menungkapkan bahwa kebutuhan individu itu berkembang dari orde kebutuhan tingkat rendah ke orde kebutuhan yang lebih tinggi., seperti berikut :

1. Physiological needs ( hunger,thirsty ) 2. Safety needs ( security,order )

3. Belongingness and loves ( affection, identifitcation ) 4. Esteem nedds ( prestige, success, self respect )

5. Need for self-actualization ( the desire for self-fulfillment )

Untuk memuaskan suatu kebutuhan bisa terdapat banyak tujuan. Misalnya kebutuhan berkuasa dapat terpuaskan dengan aneka macam tujuan seperti menjadi kepala perusahaan, dekan fakultas, pemimpin “ gang “, ketua senat mahasiswa dll. Tujuan mana yang akan dicapai oleh seorang individu tergantung pada beberapa factor, yaitu :

1. Norma dan nilai budaya yang berlaku 2. Kemampuan biologis

3. Pengalaman pribadi, dan 4. Lingkungan

Bila pemuasan suatu kebutuhan tidak terpenuhi secara layak, maka pada individu itu akan berkembang suatu tujuan pengganti. Misalnya seorang mahasiswa yang mempunyai tujuan agar menonjol dari teman-temanya; jika dia tidak menonjol dalam bidang akademik mungkin ia akan berusaha di bidang lain, misalnya berusaha berpartisipasi baik dalam bidang olahraga atau kesenian, otomotif dan lain-lain.

2. Motivasi Belajar Mahasiswa

(4)

Pertama, adalah mereka yang berorientasi pada ( goal oriented ), yaitu mereka yang mementingkan penerapan dan pemnfaatan pelajaran sebagai sarana untu mencapai tujuan tertentu saja, misalnya promosi atau naik pangkat atau memperoleh gelar kesarjanaan.

Kedua, adalah mereka yang beorientasi pada kegiatan social ( social oriented ) yaitu mereka yang mementingkan interaksi antar sesame peserta dan proses belajar sebagai tujuan belajar

Ketiga ., adalah mereka yang berorientasi pada mempelajari ilmu itu sendiri ( learning oriented ) karena mereka senang belajar.

Proses belajar mahasiswa sebagai orang dewasa biasanya berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut :

1. Kesadaran. Tahap pengenalan dan penjelasan tentang konsep dan materi yang akan dipelajari

2. Pengetahuan/pemahaman. Tahap penjelasan dan pemahaman terhadap konsep teori, prosedur dan prinsip-prinsip yang berlaku pada materi atau keterampilan yang akan dipelajari

3. Keterampilan. Tahap penguasaan suatu keterampilan dan uji coba keterampilan tersebut melalui praktek dan latihan

4. Penerapan keterampilan atau pengetahuan. Tahap penerapan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai pada masalah-masalah yang baru belum pernah diketahui

5. Sikap. Tahap menentukan sikap berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki. Perubahan sikap ini tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat, tetapi memerlukan waktu yang lama.

3. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi Dengan mengetahui motivasi belajar mahasiswa, dosen dapat mengarahkan proses belajar mengajar dengan tepat untuk membantu para mahasiswa mencapai tujuan belajarnya. Selanjutnya dengan mengenal dan memahami 4ystem-faktor tersebut. Dosen perlu meyakinkan bahwa program yang akan disajikan dalam proses belajar sudah memenuhi kiriteria sebagai berikut :

1. Mahasiswa sebagai orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri dalam belajar 2. Mahasiswa sebagai orang dewasa mempunyai pengalaman hidup yang sangat

kaya yang merupakan sumber belajar yang berharga

(5)

Berdasarkan 5ystem5e tersebut, dosen perlu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang mempunyai cirri sebagai berikut :

1. Dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berinisiatif dan kreatif dalam berperanserta dan mengendalikan proses belajar mengajar

2. Bersifat demokratis

3. Menghargai dan menempatkan mahasiswa sebagai manusia dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.

Aspek penting dalam hal ini adalah bahwa mahasiswa sebagai orang dewasa bukan hanya “ passive recipient “ atau penerima yang pasif, namun lebih sebagai “ active actor “ atau individu yang berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Menjadi fasilitator dalam proses belajar orang dewasa tidaklah mudah, sebab mahasiswa merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Mereka telah dapat menilai program-program yang disajikan dan juga menilai cara penyajian program oleh dosen. Tidak jarang mahasiswa merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai atau kurang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Padahal menurut penilaian dosen bahan yang dipilih telai sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Apabila bahan yang disajikan memenuhi kebutuhan peserta dan disajikan dengan gaya yang sesuai dengan gaya belajar mereka, maka mahasiswa akan dengan mudah menguasai bahan tersebut dan dapat mempraktekkannya di masyarakat.

Sebaliknya jika penyampaian bahan tidak sesuai dengan gaya belajar mahasiswa maka tujuan pengajaran akan sukar tercapai. Oleh sebab itu seorang dosen perlu mengetahui gaya mahasiwanya, antara lain bahwa mereka belajar memerlukan kondisi bebas, mereka tidak suka hafalan-hafaln, mereka lebih mengutamakan pemecahan masalah dan hal-hal yang praktis daripada teoritis.

Kegiatan belajar yang berupa kuliah saja tidak menarik bagi mahasiswa, mereka lebih senang terlibat dalam interaksi intelektual dengan teman-temannya seperti dalam diskusi kelompok, latihan-latihan pemecahan masalah yang praktis ( studi kasus ),observasi dan penggunaan multi media dalam pengajaran.

Dalam proses belajar mahasiswa sebagai orang dewasa, fungsi dosen menjadi berubah. Dosen bukan lagi berperang sebagai guru yang menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan seseorang yang mengorganisasikan pengalaman-pengalaman dari kehidupan yang sebenarnya menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan baru yang member arti baru bagi mahasiswa.

Pengalaman baru tersebut melibatkan baik dosen maupun mahasiswa. Untuk mencapai hal tersebut, dosen diharapkan terampil untuk :

(6)

2. Menyediakan informasi ( acuan ). Diskusi yang baik tidak mungkin dimulai tanpa informasi yang cukup. Dosen hendaklah mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan, seperti berapa banyak dan bilamana informasi tersebut diperlukan agar diskusi tidak menjadi macet.

3. Meningkatkan partisipasi. Usahakan agar kesempatan mengajukan pendapat tidakdidominasi oleh satu atau dua orang saja. Partisipasinya ditingkatkan, misalnya dengan cara dosen memeberi giliran yang sama kepada semua mahasiswa untuk menjadi ketua kelompok

4. Menentukan criteria dan rambu-rambu. Kriteria dan rambu-rambu yang jelas akan mengarahkan proses instruksional. Aktivitas seperti diskusi menjadi jelas tujuan, criteria dan hasil yang diharapkan

5. Menengahi perbedaan. Perbedaan persepsi atau pendapat dapat menumbuhkan diskusi yang baik, namun perbedaan yang berlarut-larut dapat menyebabkan diskusi tidak mencapai tujuannya. Peran dosen sangat penting untuk menengahi perbedaan tersebut secara objektif

6. Mengkoordinasikan dan menganalisi informasi. Koordinasi, analisis dan hubungan yang jelas antara informasi-informasi yang diberikan oleh mahasiswa adalah kunci untuk mempertahankan kelangsungan diskusi yang baik. Dosen perlu menuntun mahasiswa untuk dapat mengkoordinasi dan menganalisis informasi yang diperoleh selama diskusi.

7. Memberi ringkasan/rangkuman. Peserta diskusi belum tentu mengerti apa yang diperoleh dari diskusi yang dilakukan. Dosen diahrapkan mengulang dan menjelaskan kembali hasil tersebut dengan ringkas dan tepat.

Dari gambaran tersebut jelaslah tugas dosen diperguruan tinggi, sehingga akan dapat memotivasi belajar para mahasiswa dalam penyelesaian studinya.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam melaksanakan perkuliahan adalah umpan balik ( feedback). Umpan balik ini berguna , baik bagi mahasiwa maupun dosen untuk melanjutkan proses perkuliahan. Umpan balik dari dosen merupakan cara untuk member kesempatan kepada mahasiswa memperbaiki proses belajarnya. Tidak adanya umpan balik dari dosen dapat menyebabkan mahasiswa frustrasi, bosan dan kehilangan arah. Mereka tidak tahu apa kekurangan mereka, mereka juga tidak mengetahui bagaimana posisi mereka dibandingkan dengan 6ystem temannya. Oleh sebab itu, umpan balik ini sangat penting sekali bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya.

Umpan balik dari mahasiswa kepada dosennnya berguna untuk menyesuaikan proses perkuliahan berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan strategi yang sesuai dengan tujuan belajar. Jika dosen tidak mengetahui persepsi mahasiswa tentang proses perkuliahan yang dijalankan, dosen tidak mengerti apa dan dimana kekurangan perkuliahannya. Umpan balik mahasiswa juga memberikan kesempatan kepada dosen untuk bersikap fleksibel terhadap kebutuhan mahasiswa dan rencana perkuliahan yang dibuatnya.

(7)

teman. Hal ini berarti bahwa strategi belajar-mengajar mahasiswa harus direncanakan sedemikian rupa sehingga melibatkan interaksi dengan teman yang cukup banyak.

Setelah teman yang dianggap penting, adalah pakar atau tenaga ahli atau dosen.Hal ini perlu diingat oleh dosen, agar dapat menempatkan diri bukan sebagai sumber informasi yang serba tahu, tetapi lebih menjadi sahabat yang menghargai mahasiswa sebagai oang dewasa.

Setelah teman dan dosen, orang dewasa juga menggunakan berbagai jenis sumber sperti media cetak dan media non cetak. Yang termasuk dalam media cetak adalah buku,modul, booklet, leaflet, chart, foto, surat kabar, majalah dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam media non cetak adalah : radio, kaset, OHP, slide, film, video dan 7ystem7e,

Dalam pemilihan sumber belajar perlu diperhatikan adalah kombinasi beberapa sumber belajar yang digunakan dengan tepat akan lebih baik daripada penggunaan satu sumber balajar saja

Kesimpulan

1. Belajar pada mahasiswa (orang dewasa) tidak semata-semata tergantung pada dosen saja, tetapi juga pada kemampuannya belajar mandiri. Guna mengatasi permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan berbagai upaya penanggulangan oleh mahasiswa sebelum terjadi keterlambatan dalam penyelesaian studinya, minimal mengurangi waktu keterlambatan bahkan menghilangkan hambatan-hambatan tersebut.

2. Perlu dicari penyebab-penyebabnya, apakah 7ystem kurikulum yang salah, apakah dosen yang tidak melaksanakan tugasnya tepat waktu, apakah kebijakan perguruan tinggi yang kurang tepat, lingkungan yang tidak mendukung atau kesalahan tersebut terletak pada si mahasiswa itu sendiri.

*) Penulis merupakan staf pangajar pada STIKes Budi Luhur Cimahi

(8)

Hadijah Diah ,Dra. Upaya Merningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Tridharma Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV Nomor 11 Tahun XX Juni 2008.

Indra Mahdi. Penggunaan Alat Peraga Pengajaran Dapat Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaaran Sains.Tridharma Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV Nomor 12 Tahun XX Juli 2008.

Krech, Crutchfield and Ballachey 1963. Individual In Society, Interrnational Student Edition, McGraw-Hill International Book Company.Kogakusha. Ltd.

Maslow. Abraham, H, 1943, A Theory of Human Motivation, Psychology Rev, New York; Harper

Referensi

Dokumen terkait

Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan

Jadi besarnya pengaruh total quality management terdahadap kualitas pelayananan adalah43,4% sedangkan sisa sebesar 56,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitan

Bendung Progopistan direncanakan dengan spesifikasi mercu ogee setinggi 6,3 m, kolam olak USBR tipe III, lebar efektif bendung 39,0 m, dan dilengkapi juga dengan kantong

Kali Ngotok Ring Kanal adalah salah satu sungai yang berfungsi sebagai kolektor dari beberapa sungai seperti: Kali Tembelang, kali Sambong, kali Jombang Kulon, kali

Namun, Obat ini dapat diberikan pada pasien yang tidak respon terhadap SABA atau sebagai alternatif pada penderita yang memilik efek samping seperti takikardi, aritmia, tremor

Bagaimana manajemen / proses kerja promosi program acara Wangsalan Lare Osing ?...

Setelah yeast tumbuh pada medium YMEA, diambil 1 ose isolat kemudian di inokulasikan pada 10 ml air fisiologis (NaCl dan aquades) diukur nilai kepadatan selnya

Madu trigona juga dapat mencegah terjadinya peroksidasi lipid yang ditandai dengan kadar MDA pada tikus yang diberi madu trigona sebelum induksi atorvastatin lebih rendah