26
ANALISIS KINERJA WIRELESS PROTOCOL 802.11 DAN NSTREME
VERSION 2(NV2) PADA WIRELESS MIKROTIK
Hanan Fajar Ramadhan1, Rr. Yuliana R. K. ST., MT.,1, Suwanto Raharjo, S.Si., M.Kom.1
1,2,3Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta
[email protected], [email protected]2, [email protected]3
ABSTRACT
Today's modern era, quality will be the speed in terms of data transfer is a matter to note, this is related to the many needs for data transfer for maximum results in data transfer desired by the users. The widely used wireless protocol is 802.11. Mikrotik developed the NV2 protocol to reduce the hidden nodes, reducing the overhead delay delay thus increasing throughput. To know the existence of differences of protocol conducted by this research, so that available comparison of performance in both protocol.
Protocol analysis to compare QoS performance between protocols on mikrotik wireless routerboard.. Using quality networking methods analyzed with QoS using the parameters throughput, delay, jitter and packet loss, testing network performance analysis of 802.11 and NV2 protocols applied to TIPHON standards to determine the quality of the analysis results when the network conditions are quiet and crowded on each - protocols.
The results of the performance analysis on the 802.11 wireless protocol in a crowded and quiet network condition obtained an average throughput value of 0.16745 Megabit / second, whereas in NV2 wireless protocols of 0.22615 Megabit/second, the throughput value in the NV2 protocol got a larger average value 802.11. The average delay value of the 802.11 wireless protocol of 63.4863 ms according to the TIPHON standard is very good, while in the NV2 protocol it gets an average value of 82.8475 ms that value is very good. The average value of jitter on 802.11 and NV2 protocols is equal to 0 ms, the value according to TIPHON standard is very good. The average value of 802.11 packet loss protocol is 0.465% while NV2 is 0.685%, the packet loss value in both protocols according to TIPHON standard is very good. In the NV2 protocol the throughput value is greater in quiet or crowded conditions, although not significantly.
PENDAHULUAN
Kebutuhan serta permintaan dalam layanan teknologi komunikasi memungkinkan sebuah kemajuan teknologi yang makin berkembang. Perkembangan yang terjadi tidak hanya dalam jaringan kabel, jaringan nirkabel mengalami perkembangan yang tidak kalah menarik untuk dipelajari, hal ini berkaitan dengan banyaknya kebutuhan untuk transfer data terutama untuk hasil maksimal dalam transfer data yang diinginkan oleh para user, semua pendukungnya dimulai dari segi device atau perangkat serta teknologi yang digunakan.
Jaringan nirkabel atau biasa dikenal dengan wireless adalah sebuah media komunikasi antar jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio untuk melakukan pertukaran data. Standar protokol yang umum digunakan adalah 802.11 a/b/g/n. Saat ini mikrotik sebagai salah satu perusahaan perangkat keras jaringan besar di dunia, telah mengembangkan sendiri protokol nirkabel yang terdapat dalam perangkat keras jaringan yang diproduksi. Salah satu protokol yang terdapat dalam mikrotik tersebut adalah nstreme version 2 (nv2). Nstreme version 2(NV2) mempunyai kelebihan dapat melakukan penjadwalan terhadap akses ke media wireless. Fitur ini menghilangkan masalah node yang tersembunyi dan memungkinkan untuk mengimplementasikan kebijakan akses terhadap media wireless secara terpusat. Nstreme version 2(NV2) juga mengurangi overhead delay propagasi sehingga dapat meningkatkan throughtput.
Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017 ISSN: 2338-6313
27
dengan parameter trouhput, delay dan packet loss. Hal ini bertujuan untuk membandingkan jenis protokol nirkabel yang terdapat diwireless mikrotik.
(Purwanto, 2013), mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang dengan judul “Analisa Kinerja Wireless Radius Server Pada Perangkat Access Point 802.11g (Studi Kasus di
Universitas Bina Darma)”. Penelitian tersebut dijelaskan secara detail mengenai Kinerja
jaringan nirkabel terletak pada physical link dan paling berpengaruh adalah kondisi fisik seperti jarak, karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat di terima dan menjadikan akses kejaringan lambat, selain itu penghalang berupa tembok tebal (Fresnel Zone) dan gangguan sinyal berdekatan (interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser. Dari pemasalah-permasalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan AP adalah parameter QoS (Quality of Service) seperti delay, jitter, troughput, dan paket loss. bertujuan untuk mengetahui kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma untuk setiap enduser.
(Setiawan, 2016) Mahasiswa IST AKPRIND Yogyakarta dalam skripsinya mengenai Analisa Kinerja Teknologi Jaringan Wireless pada Frekuensi 2.4GHz dalam kondisi ruangan tertentu yaitu dengan mengukur parameter Bandwidth, delay dan packet loss untuk mengetahui seberapa besar kinerja jaringan terhadap pengaruh dari hambatan penghalang yaitu dinding dan tripleks.
Jaringan komputer adalah interkoneksi antara dua komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). (Syafrizal, 2005)
Jaringan wireless / wireless network adalah jaringan yang memungkinkan pengiriman informasi atau data antar host dilakukan tanpa media kabel. (S’to, 2014)
Sejumlah standarisasi dibuat dan disusun untuk memastikan peralatan wireless dapat berkomunikasi dengan baik. Standarisasi tersebut berisikan beberapa informasi penting yang harus disertakan pada saat perangkat wireless dibuat. (Towidjojo & Eno, 2015)
Nstreme version 2 (NV2) adalah protokol Wireless yang dikembangkan oleh MikroTik menggunakan Atheros 802.11 wireless chip. (mikrotik, 2017)
QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan kapasitas jaringan, mengatasi jitter dan delay (waktu tunda).QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan (Yuksel dkk, 2007)
Gambar 1 Rancangan Topologi Penelitian
28
Gambar 2 konfigurasi wireless router A protokol 802.11
Konfigurasi wireless router A sebagai access point dengan mode bridge, band 2GHz-B/G/N, frequency 2452,SSID point to point, scan list default, wireless protocol 802.11
Gambar 3 Konfigurasi routing wireless router A
Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017 ISSN: 2338-6313
29
Gambar 4 konfigurasi wireless router B
Konfigurasi wireless router B sebagai client dengan mode station bridge, band 2GHz-B/G/N, frequency 2452,SSID point to point, scan list default, wireless protocol 802.11.
Gambar 5 Konfigurasi routing wireless router B
Konfigurasi routing router B untuk menghubungkan ke router A dan internet.
Gambar 6 Konfigurasi wireless router A pada protokol NV2
30
Gambar 7 Konfigurasi wireless router B pada protokol NV2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pengujian yang dilakukan pada penelitian mengenai hasil kinerja protokol wireless 802.11 dan NV2 diperoleh nilai rata-rata pada masing-masing parameter, berikut hasil nilai yang diperoleh:
Pengujian throughput :
Gambar 8 Pengujian throughput
Pada gambar 8 terlihat nilai throughput yang didapat adalah 24736,955 Bps, jika dihitung dengan rumus didapatkan:
Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017 ISSN: 2338-6313
31
Gambar 9 Pengujian delay
Pada gambar 9 diatas, didapatkan total delay(duration) 595,57 s, dan total paket diterima (total RTP packet) adalah 15677. Jika dihitung dengan rumus delay didapatkan sebagai berikut. Rata Rata Delay = Total Delay / Total Paket Diterima
Pengujian Jitter :
Nilai jitter dapat diperoleh dengan rumus Jitter = Variable Delay
total paket diterima−1
Nilai variabel tersebut didapakan dari mengubah hasil format monitoring jaringan yang berupa RTP ke excel kemudian menjumlahkan varian delay.
Untuk menghitung nilai variabel dapat dilihat pada hasil monitoring jaringan pada gambar IV.16 menggunakan perintah =sum(g2:g15679). Didapatkan hasil dari penjumlahan variabel delay tersebut adalah 595,566689.
32
Gambar 11 Total paket diterima
Pengujian packet loss :
Gambar 12 pengujian packet loss
Monitoring pada gambar 12 didapatkan total paket yang dikirim sebesar 15706 dan total paket yang diterima sebesar 15677. Nilai packet loss didapatkan dari rumus:
Packet loss = paket data yang dikirim−paket data yang diterima
paket data yang dikirim x 100%
Protokol 802.11 Rata-rata Nilai Keterangan
Throughput 0.16745 Mbit/s - Delay 63,4863 ms Sangat Bagus
Jitter 0 ms Sangat Bagus
Packet Loss 0.465% Sangat Bagus
Protokol NV2 Rata-rata Nilai Keterangan
Throughput 0.22615 Mbit/s - Delay 82,8475ms Sangat Bagus
Jitter 0 ms Sangat Bagus
Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017 ISSN: 2338-6313
33
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada pengujian kualitas jaringan antara kedua protokol hasilnya berbeda, dapat diketahui dari perbandingan parameter QoS yang digunakan, yaitu throughput, delay, jitter, dan packet loss. Berikut adalah hasil perbandingan parameternya :
Perbandingan Throughput
Dari diagram hasil perbandingan dapat diketahui bahwa nilai throughput Pada protokol 802.11 sebesar 0.16745 Mbit/s, sedangkan untuk protokol NV2 diperoleh nilai sebesar 0.22615 Mbit/s.
Kesimpulan : pada protokol NV2 diperoleh nilai throughput lebih besar dibandingkan protokol 802.11 walaupun tidak signifikan. semakin besar nilai throughput yang diperoleh maka kualitas jaringan semakin bagus
Perbandingan Delay
Dari diagram hasil perbandingan dapat diketahui bahwa nilai delay pada protokol 802.11 sebesar 63,4863 ms, sedangkan untuk protokol NV2 diperoleh nilai sebesar 82,8475ms, perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan dan masih dalam kategori sangat bagus.
Kesimpulan : Pada protokol 802.11 nilai delay lebih kecil dibandingkan dengan protokol NV2, semakin kecil nilai delay yang diperoleh maka kualitas jaringan semakin bagus.
Perbandingan Jitter
Dari diagram hasil perbandingan dapat diketahui bahwa nilai jitter pada protokol 802.11 sebesar 0 ms, sedangkan untuk protokol NV2 diperoleh nilai sebesar 0 ms. Kedua protokol tersebut dalam kategori sangat bagus.
Kesimpulan : semakin besar nilai jitter yang diperoleh maka kualitas jaringan semakin jelek.
Perbandingan Packet Loss
Dari diagram hasil perbandingan dapat diketahui bahwa nilai packet loss pada protokol 802.11 sebesar 0,465 %, sedangkan untuk protokol NV2 diperoleh nilai sebesar 0,685 %. Terdapat perbedaan walaupun tidak terlalu signifikan dan dalam kategori sangat bagus.
34
0,16745 0,22615 Lebih baik NV2
Delay 63,4863 82,8475 Lebih baik 802.11
Jitter 0 0 Sama
1. Besaran nilai pada setiap parameter dapat dipengaruhi kondisi jaringan ramai dan kondisi jaringan sepi.
2. Parameter QoS yang terdiri dari throughput, delay, jitter dan packet loss menurut standar versi TIPHON bahwa pada setiap protokol termasuk dalam kategori sangat bagus sangat bagus untuk semua parameter.
3. parameter QoS pada kedua protokol terdapat perbedaan pada setiap parameter, walaupun tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
4. Dari hasil penelitian menggunakan metode QoS protokol NV2 lebih baik pada segi parameter throughput walau tidak terlalu signifikan.
5. Pada protokol 802.11 lebih unggul pada parameter delay dan packet loss dibandingkan NV2 walaupun tidak signifikan.
6. Pada parameter jitter tidak terdapat perbedaan, kedua protokol sama-sama mendapatkan besaran nilai 0.
7. Pada protokol 802.11 delay dan packet loss lebih baik jika dibandingkan protokol NV2, dan NV2 lebih unggul pada parameter throughput, sehingga pada protokol 802.11 lebih baik diaplikasikan untuk kebutuhan transfer data yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan transfer yang tinggi, sedangkan protokol NV2 lebih baik diaplikasikan untuk kebutuhan transfer data yang cepat.
Saran
1. Pengujian kualitas kinerja jaringan antar jaringan lan, dan bukan menggunakan jaringan internet.
2. Pengujian kualitas kinerja jaringan terhadap jarak antar wireless router.
3. Pengujian kualitas kinerja jaringan terhadap pengaruh interferensi sinyal wireless.
4. Pengujian variasi ukuran file dan variasi jumlah user lebih banyak sehingga didapatkan data yang semakin valid.
5. Pengujian dilakukan menggunakan perangkat yang sama dan kondisi yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Mikrotik, 30 Juli 2017, Manual: NV2,https://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Nv2
Purwanto, T.D., Cholil, W., (2013),Analisa Kinerja Wireless Radius Server Pada Perangkat Access Point 802.11g (Studi Kasus di Universitas Bina Darma), Seminar Nasional, Universitas Bina Darma, Palembang
Setiawan, M. A. (2016). analisis kinerja teknologi jaringan wireless pada frekuensi 2.4 ghz dalam kondisi ruangan tertentu. IST AKPRIND. Yogyakarta.
Sto. (2014). Wireless Kungfu : Networking dan Hacking. Jakarta: Jasakom. Syafrizal, M., 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi C.V, Yogyakarta
Towidjojo, dkk, 2015. Router Mikrotik: Implementasi Wireless LAN Indoor, JASAKOM, Jakrta