• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN APLIKASI ANALISIS KUALITAS WEBSITEE-GOVERNMENTDENGAN METODE E-GOVQUAL DAN SERVQUALMENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL (STUDI KASUS: WEBSITE PEMERINTAH TINGKAT KABUPATENKOTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Ririn Septrisulviani1 , Edhy Sutanta2 , Am

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN APLIKASI ANALISIS KUALITAS WEBSITEE-GOVERNMENTDENGAN METODE E-GOVQUAL DAN SERVQUALMENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL (STUDI KASUS: WEBSITE PEMERINTAH TINGKAT KABUPATENKOTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Ririn Septrisulviani1 , Edhy Sutanta2 , Am"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

81

PENGEMBANGAN APLIKASI ANALISIS KUALITAS

WEBSITEE-GOVERNMENTDENGAN METODE E-GOVQUAL DAN

SERVQUALMENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

(STUDI KASUS: WEBSITE PEMERINTAH TINGKAT KABUPATEN/KOTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

Ririn Septrisulviani1, Edhy Sutanta2, Amir Hamzah3

1,2,3 Teknik Informatika, institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ririnseptrisulviani@ymail.com1, edhy_sst@yahoo.com2, amir@akprind.ac.id3

ABSTRACT

E-government website is an information portal owned by district/municipality governments that have different qualities with each other so that needs to be evaluated based on user satisfaction. Quality measurements based on user perceptions and expectations can be included in order for e-government websites to be better developed. Therefore, it is necessary to develop an analytical application to find out whether e-government website is good or not. The measurement method of analysis used is e-GovQual and ServQual.

This research develops the application to know and evaluate the quality of e-government website based on user satisfaction. The calculation of quality analysis is done using e-GovQual and ServQual method which consist of easy of use dimension, trust, functionality, reliability, content, citizen, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles. Processed data is data from the respondents who have registered in the application and have done filling the questionnaire. The final value of the calculation is the value of the Customer Satisfaction Index and the gap.

So, with the application of this calculation of the analysis of the quality of e-governmnet website can be more easily and quickly and can be a means of information for the community in finding the ranking of e-government website.

Keywords: website, quality of website, e-GovQual, ServQual, Customer Satisfaction Index

INTISARI

Website e-government merupakan suatu portal informasi yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki kualitas berbeda-beda satu sama lain sehingga perlu dievaluasi berdasarkan kepuasan pengguna. Pengukuran kualitas berdasarkan persepsi dan harapan pengguna dapat menjadi masukan agar websitee-government dapat dikembangkan lebih baik lagi. Oleh karena itu diperlukan pengembangan aplikasi analisis untuk mengetahui apakah

website e-government sudah baik atau belum. Metode pengukuran analisis yang digunakan adalah e-GovQual dan ServQual.

Penelitian ini mengembangkan aplikasi untuk mengetahui dan mengevaluasi kualitas

website e-government berdasarkan kepuasan pengguna. Perhitungan analisis kualitas dilakukan menggunakan metode e-GovQual dan ServQual yang terdiri dari dimensi easy of use, trust, functionality, reliability, content, citizen, responsiveness, assurance, empathy, dan

tangibles. Data yang diolah merupakan data dari para responden yang telah terdaftar di dalam aplikasi dan telah melakukan pengisian kuesioner. Nilai akhir dari perhitungannya merupakan nilai Customer Satisfaction Index dan kesenjangan.

Sehingga dengan adanya aplikasi ini perhitungan analisis terhadap kualitas website e-government dapat lebih mudah dan cepat dan dapat menjadi sarana informasi untuk masyarakat dalam menemukan peringkat website e-government.

Kata kunci: website, kualitas website, e-GovQual, ServQual, Customer Satisfaction Index

PENDAHULUAN

(2)

82

menjadi bagian penting dalam pendukung perkembangan aktivitas pemerintah. Penggunaan teknologi informasi membuat aktivitas pemerintah menjadi lebih efisien dan efektif.

Contoh aplikasi teknologi informasi yang memiliki peran penting dalam pemerintahan adalah penggunaan website. Menurut Kadir (2003) website atau biasa disebut web merupakan salah satu sumber daya internet yang berkembang pesat. Informasi dalam website

didistribusikan melalui pendekatan hypertext, yang memungkinkan suatu text pendek menjadi acuan untuk membuka dokumen yang lain.Salah satu bentuk aplikasi website tersebut adalah

e-government yang sekarang ini sudah banyak muncul di dunia maya. E-government

merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik.Aplikasi semacam ini dapat diakses oleh siapapun tanpa mengenal waktu dan tempat sehingga perlu dilakukan analisis agar penggunaan website tersebut dapat optimal. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penilaian kualitas website.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diselesaikan adalah bagaimana mengembangkan sebuah aplikasi untuk melakukan analisis terhadap

websitee-government dengan metode e-GovQual dan SevQual berbasis web menggunakan PHP dan MySQL dan menguji coba aplikasi yang dikembangkan pada kasus nyata.

Tujuan dari penelitian ini adalah menyediakan sebuah aplikasi berbasis web untuk melaksanakan proses analisis kualitas website e-government dengan metode e-GovQual dan

ServQual.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dan analisis data. Metode pengumpulan data terbagi menjadi 2 (dua) yaitu riset lapangan dan riset kepustakaan. Riset lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang calon responden yang akan dilibatkan, serta memudahkan dalam penyebaran kuesioner online sedangkan riset kepustakaan dipergunakan untuk mengumpulkan data mengenai penelitian terdahulu, teori-teori yang mendukung penelitian, dan data pendukung lainnya. Dalam metode analisis data juga terbagi menjadi 2 (dua), yang pertama metode pengujian kuesioner, dalam metode ini kuesioner diuji validitas dan reliabilitas dengan alat bantu IBM SPSS 24. Sebelum kuesioner pada aplikasi diujikan ke 60 sampel, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan mengambil sampel 30, dan diujikan ke populasi yang sekelas atau mirip dengan yang akan diuji nantinya. Berdasarkan cara Roscoe dalam menentukan jumlah sampel, maka dalam penelitian ini digunakan 60 sampel yang dipecah ke dalam sampel daerah dan sampel individu untuk menilai kualitas dari website

e-government.Sampel daerahdiambil dari populasi penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Sampel individu didapat dari pegawai DISKOMINFO Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, DISKOMINFO Pemerintah Kabupaten Sleman, dan DISKOMINFO Pemerintah Kabupaten Bantul (sebagai perwakilan sampel harapan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) dan sampel non-pegawai yaitu masyarakat pengguna layanan website e-government (sebagai perwakilan sampel persepsi oleh masyarakat). Setiap sampel individu akan diambil 50% dari jumlah sampel keseluruhan, sehingga 30 sampel akan dijadikan sampel harapan dan 30 sampel lainnya akan dijadikan sampel persepsi dari sudut pandang masyarakat setempat.

Skala likertdigunakan sebagai skala pengukuran untuk semua indikator pada masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5. Bobot nilai jawaban

(3)

83

dari serangkaian diagram, diagram yang akan digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah

use case diagram, sequence diagram, activity diagram, dan class diagram yang dapat dilihat pada Gambar 1 sampai Gambar 4.

Gambar 1. Use Case Diagram Aplikasi AKUSIP

Gambar 1 merupakan use case diagramaplikasi AKUSIP (Analisis Kualitas Situs Pemerintahan) dimana terdapat empat aktor yaitu superadmin, admin, member, dan responden. Masing-masing memiliki hak akses yang berbeda dalam aplikasi.

Gambar 2. Sequence Diagram Pendaftaran Responden

Gambar 2 menunjukkan salah satu sequence diagram dalam aplikasi ini adalah pendaftaran responden, jadi setiap responden yang ingin mengisi kuesioner diharuskan mendaftar terlebih dahulu dalam aplikasi AKUSIP.

Gambar 3. Activity Diagram Pendaftaran Responden

(4)

84

Gambar 4.Class Diagram Aplikasi AKUSIP

Class diagram aplikasi AKUSIP ditunjukkan pada Gambar 4. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa setiap class memiliki hubungan. Pada aplikasi terdapat database yang digunakan untuk menyimpan data dengan MySQL. Ada 2 (dua) tabel utama yang digunakan yaitu tabel user dan bobot_gab yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Tabel User

No Nama Field Tipe Ukuran

1. email varchar 50

2. nama varchar 60

3. password varchar 32

4. roles enum “super admin‟,“admin‟,‟member‟,“responden‟

5. jk enum “L,‟P‟

6. tgl_lahir date -

7. pendidikan enum “sd‟,‟smp/mts‟,‟sma/smk/ma‟,“d1‟,‟d2‟,‟d3‟,‟s1‟

8. no_hp varchar 13

9. jenis_skor enum “p”,”h”

10. status enum “aktif‟,“tidak aktif‟

11. aktif enum “yes”,‟no”

12. konfirm enum “y‟,”t”

Tabel 3. Tabel bobot_gab

No Nama Field Tipe Ukuran

1. id_bobot int 11

2. id_web int 11

3. email varchar 50

4. id_kuesioner_gab int 11

5. bobot int 1

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini menggunakan pustaka hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan, yaitu penelitan Fuad dan Mudjahidin (2013), Cahyono, dkk (2013), Jiwantara, dkk (2013), Febriawati dan Fanida (2016), dan Septiana (2016).

Fuad dan Mudjahidin (2013) melakukan penelitian mengenai penilaian kualitas layanan

(5)

85

faktor atribut dimensi tersebut kurang. Berdasarkan hasil penilaian, ada tujuh atribut dimensi yang kurang yang ditemukan dalam penelitian tersebut.

Cahyono, dkk (2013) juga telah melakukan penelitian untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kualitas layanan jasa dan mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kualitas layananjasa dalam sistem pengajaran di Jurusan X Universitas Y. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode

ServQual dan CSI (Customer Satisfaction Index). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 variabel dalam penelitian adalah reliabel dan valid, sehingga dapat digunakan untuk mengukur kualitas layanan jasa dan tingkat kepuasan mahasiswa di Jurusan X Universitas Y. Kualitas layanan jasa di Jurusan X Universitas Y lebih baik dibandingkan dengan di Universitas pembanding walaupun masih ada yang perlu dilakukan perbaikan, terutama pada dimensi

tangibles (keadaan fisik). Jurusan X Universitas Y lebih baik dalam memberikan kepuasan pelayanan jasa kepada mahasiswa dibandingkan dengan universitas pembanding. Hal itu dapat dilihat dari nilai CSIpada Jurusan X yang lebih besar daripada universitas pembanding yaitu 71.25%>66%.

Penelitian Jiwantara, dkk (2013) telah menerapkan metode ServQual untuk evaluasi dan perbaikan kualitas layanan pada kegiatan penyuluhan Bahasa Indonesia praktis di Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara. Hasil yang didapatkan adalah atribut yang memiliki nilai kesenjangan terbesar terdapat pada pernyataan “Penyampaian materi dengan jelas oleh penyuluh” dan pernyataan “Kesopanan panitia kegiatan terhadap pesuluh/peserta”, dengan nilai kesenjangan sebesar -0.16. Atribut yang memiliki gap terbesar yaitu dimensi empathy (empati) dengan nilai gap -0.14 dijadikan prioritas untuk diperbaiki.

Febriawati dan Fanida (2016) melakukan penelitian mengenai kualitas aplikasi pelayanan pengadaan barang/jasa (APEL BAJA 2016) di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (UPT P2BJ) Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian berdasarkan pengukuran menggunakan model e-GovQual, dimensi yang memiliki nilai persentase tertinggi adalah dimensi kepercayaan sebesar 80,72%, yang kedua adalah dimensi dukungan sebesar 77,48%, diikuti dimensi efisiensi sebesar 74,87%, dan yang terakhir dimensi kehandalan sebesar 73,24%. Sehingga diperoleh persentase rata-rata kualitas layanan sebesar 76,58% atau dengan kata lain kualitas layanan dari aplikasi APEL BAJA 2016 berada pada kategori baik.

Dalam penelitian lainnya, Septiana (2016) mengembangkan sebuah aplikasi untuk menganalisis kualitas website dengan metode WebQual 4.0 menggunakan PHP dan MySQL. Hasil yang didapat dari keseluruhan perhitungan analisis kualitas website IST AKPRIND didapatkan nilai 0,756836 yang menunjukkan bahwa website IST AKPRIND termasuk kriteria baik menurut persepsi responden.

Website adalah keseluruhan halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang

mengandung informasi. Domain adalah nama unik yang dimiliki oleh sebuah institusi sehingga

bisa diakses melalui internet. Istilah lain yang sering ditemui sehubungan dengan website

adalah homepage. Homepage adalah halaman awal sebuah domain. Tampilan dari menu-menu

yang ada disebut web page, sedangkan keseluruhan isi/content domain disebut website

(Yuhefizar, Mooduto, & Hidayat, 2009).

Menurut Fuad dan Mudjahidin (2013) e-GovQual adalah kerangka dimensi untuk penilaian kualitas layanan yang merupakan hasil beberapa penelitian tentang kualitas e-government. Penelitian tersebut menghasilkan beberapa atribut kualitas e-government yang dimasukkan ke dalam enam kriteria utama dan dikenal sebagai dimensi kualitas layanan e-government,sepertiyang dapat dilihat pada Gambar 5.

(6)

86

Analisis gap merupakan rencana strategis yang membantu perusahaan untuk merencanakan segala tindakan dari potensi apa yang perusahaan miliki saat ini, untuk menuju visi apa yang perusahaan harapkan. Praktisnya untuk membantu memahami, posisi di mana perusahaan saat ini, ke arah mana visi yang diharapkan oleh perusahaan, dan bagaimana proses untuk menuju goal dari visi tersebut. Analisis gap dapat melihat seberapa jauh gap yang dibutuhkan perusahaan dari titik awal (saat ini), menuju goal yang diinginkan (Fuad & Mudjahidin, 2013). Hasil nilai analisis gap dapat ditentukan tingkat kesenjangan antara target capaian dan penilaian pengguna layanan website e-government yang dikategorikan dengan “strong”, “equal”, atau “weak” yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tingkat kesenjangan tersebut kemudian diurutkan berdasarkan selisih nilaisehingga didapatkan urutan prioritasnya.

Tabel 4. Tingkat Kesenjangan Range Kategori

>0.66 Strong

0.34-0.66 Equal

<0.34 Weak

Service quality dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang diterima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas layanan dengan layanan yang sesungguhnya mereka harapkan (Soetjipto, 1997).

CSI(Customer Satisfaction Index) adalah metode pengukuran untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut kualitas layanan jasa yang diukur. Hasil dari pengukuran CSI ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran terhadap peningkatan pelayanan kepada pelanggan (Cahyono, Nandiroh, & Musrofi, 2013). Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen. Adapun kriterianya menurut Cahyono, dkk (2013) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat Kesenjangan

Nilai CSI Kriteria CSI

0,00-0,34 Tidak Puas 0,35-0,50 Kurang Puas 0,51-0,65 Cukup Puas 0,66-0,80 Puas 0,81-1,00 Sangat Puas

PEMBAHASAN

Aplikasi AKUSIP ini dikembangkan untuk melakukan analisis website pemerintahan (e-government)dengan metode e-GovQual dan ServQual, dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap 3 website yaitu pemerintah Kota Yogyakarta (www.jogjakota.go.id), pemerintah Kabupaten Sleman (www.slemankab.go.id), dan pemerintah Kabupaten Bantul (www.bantulkab.go.id). Analis dapat mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai admin atau

member sehinggadapat melakukan analisis secara online setelah responden selesai mengisi kuesioner. Responden diharuskan mendaftar terlebih dahulu untuk mengisi kuesioner yang ada dalam aplikasi. Setelah selesai dilakukan analisis, responden dapat melihat hasil analisis serta peringkat website.

(7)

87

Gambar 6. Halaman Daftar Responden

Admin melakukan konfirmasi terhadap responden yang telah mendaftar, sehingga responden dapat langsung mengisi kuesioner yang ada dalam aplikasi. Halaman pengisian kuesioner dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Halaman Pengisian Kuesioner

Setelah seluruh responden mengisi kuesioner, admin atau member dapat melakukan pengujian kuesioner dan perhitungan CSI pada menu tabulasi analisis (Gambar 8). Untuk melakukan uji kuesioner maka pilih menu uji kuesioner, selanjutnya uji weight score dan weight factor pada menu uji ws &wf dan terakhir uji akhir untuk menentukan nilai CSI.

Gambar 8. Menu Tabulasi Analisis

(8)

88

Gambar 9. Menu Tabulasi Analisis

Dari hasil analisis diatas dapat dilihat nilai CSI setiap website. Website pemerintah Kota Yogyakarta memperoleh nilai 0.72, website pemerintah Kabupaten Sleman memperoleh nilai 0.71, dan website pemerintah Kabupaten Bantul memperoleh nilai 0.69.Dimensi Ease of Use

menjadi dimensi dengan pengaruh paling besar pada ketiga website tersebut, sehingga kriteria “memuaskan” pada website-website pemerintahan diatas didapatkan dari sisi kemudahan penggunaan, sedangkan Kabupaten Bantul selain dari kemudahan penggunaan, kriteria “memuaskan” didapatkan dari keandalan, konten yang disediakan, dan daya tanggap

website.Untuk hasil analisis kesenjangan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Kesenjangan

Pertanyaan ke-

Nilai Kesenjangan Kota

Yogyakarta Kategori

Kabupaten

Sleman Kategori

Kabupaten

Bantul Kategori

1 -0.13 Weak 0.13 Weak 0.47 Equal

2 -0.13 Weak -0.07 Weak 0.43 Equal

3 0.03 Weak -0.1 Weak 0.37 Equal

4 0.07 Weak 0.3 Weak 0.6 Equal

5 0.03 Weak 0.03 Weak 0.6 Equal

6 0.23 Weak 0.03 Weak 0.23 Weak

7 -0.07 Weak -0.3 Weak 0.1 Weak

8 -0.1 Weak -0.13 Weak 0.23 Weak

9 -0.07 Weak 0.03 Weak -0.07 Weak

10 0.07 Weak 0.1 Weak 0.3 Weak

11 0.17 Weak -0.2 Weak 0.23 Weak

12 0.2 Weak 0.37 Equal 0.37 Equal

13 0.23 Weak 0 Weak 0.23 Weak

14 0.07 Weak 0.07 Weak 0.3 Weak

15 0.03 Weak 0.17 Weak 0.3 Weak

16 0.23 Weak 0.2 Weak 0.4 Equal

17 0.17 Weak 0.1 Weak 0.1 Weak

18 0.37 Equal 0.1 Weak -0.1 Weak

19 0.3 Weak 0.57 Equal -0.03 Weak

20 0 Weak 0.13 Weak 0.17 Weak

21 0.03 Weak 0.3 Weak 0.3 Weak

22 0.3 Weak 0.37 Equal 0.07 Weak

(9)

89

Untuk nilai kesenjangan apabila ada atribut pada posisi “Strong”maka diperlukan untuk segera diperbaiki, jika pada posisi selisih “Equal” atribut-atribut tersebut dapat langsung diperbaiki namun tidak sepenting pada posisi “Strong”, sehingga atribut tersebut dapat diperbaiki apabila atribut pada posisi selisih “Strong” sudah diperbaiki seluruhnya, sedangkan

atribut-atribut pada posisi “Weak”kurang diperlukan untuk diperbaiki, karena tingkat kepentingannya yang tidak terlalu tinggi sehingga atribut tersebut dapat diperbaiki ketika ada kesempatan waktu saja.

Pada website pemerintah Kota yogyakarta nilai kesenjangan yang termasuk termasuk dalam selisih “Equal” adalah atribut pertanyaan nomor 18 (Saya merasa website ini memiliki akurasi dan keringkasan data dan informasi yang tinggi), 29 (Saya merasa website ini memiliki media untuk diskusi isu dan berita yang baik), dan 37 (Saya merasa website ini mampu menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat), sedangkan atribut yang berada pada posisi “Weak” sebanyak 43, beberapa diantaranya yaitu atribut nomor 3 (Saya merasa fitur pencarian dalam website ini mudah dioperasikan) dan nomor 6 (Saya merasa

website ini memiliki akses kontrol yang baik). Untuk nilai kesenjangan pada website pemerintah Kabupaten Sleman yang termasuk dalam selisih “Equal” adalah atribut pertanyaan nomor 12 (Saya merasa website ini dapat diakses dimanapun dengan koneksi internet yang minim), atribut nomor 19 (Saya merasa website ini memiliki informasi dan isu-isu yang diperbarui secara teratur), atribut nomor 22 (Saya merasa website ini memiliki semua link yang bekerja dengan baik), dan atribut nomor 31 (Saya merasa website ini memberikan pelayanan yang cepat bagi pengunjung dengan baik). Untuk atribut pada posisi “Weak” sebanyak 42 buah, beberapa diantaranya nilai kesenjangan tertinggi pada posisi “Weak” yaitu atribut nomor 43 (Saya merasa

website ini memiliki fitur yang cukup modern) dan yang terendah atribut nomor 7 (Saya merasa aman terhadap informasi pribadi saya). Pada website pemerintah Kabupaten Bantul yang termasuk dalam selisih “Equal”, beberapa diantaranya adalah atribut pertanyaan nomor 4 (Saya merasa website ini memiliki peta situs yang menunjang) dan atribut nomor 5 (Saya merasa

website ini memberikan informasi positif dan memperluas wawasan), atribut yang berada pada posisi “Weak” sebanyak 35 buah, beberapa diantaranya yaitu atribut nomor 24 (Saya merasa

(10)

90

menginformasikan kepada pengunjung tentang kepastian waktu penyampaian jasa dengan baik) dan atribut nomor 41 (Saya merasa website ini memahami dengan baik informasi yang diperlukan masyarakat). Pada ketiga website tersebut tidak terdapat satupun atribut yang berada pada posisi “Strong”, maka atribut-atribut tersebut belum perlu perbaikan karena masih cukup baik.

Aplikasi AKUSIPyang dikembangkan ini juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki aplikasi AKUSIP ini antara lain:

1. Analis diberikan kemudahan melakukan analisis website pemerintahan yang diuji.

2. Memudahkan pengelola website e-government untuk mengetahui seberapa baik website

yang dikelolanya.

3. Selama ada koneksi internet masyarakat dapat dengan mudah mengetahui peringkat

website e-government, cukup dengan mengakses aplikasi AKUSIP dimanapun dan kapanpun.

Kelemahan yang dimiliki aplikasi AKUSIP ini antara lain:

1. Belum melibatkan pembobotan pada penilai sehingga bobot penilai yang memiliki kredibilitas lebih tinggi dalam pengisian kuesioner belum bisa dibedakan.

2. Aplikasi ini belum bisa memastikan responden untuk mengisi masing-masing kuesioner yang disediakan untuk setiap website pemerintah yang diuji.

3. Perlu perbaikan pada tampilan mobiledesktop karena tampilan aplikasi ketika dibuka menggunakan handphone masih belum teratur mulai ukuran huruf yang terlalu besar, tabel yang melebihi batas dan lain-lain.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi AKUSIP yang dikembangkan ini dapat mempercepat dan mempermudah perhitungan analisis kualitas website pemerintahan berdasarkan nilai persepsi dan harapan pengguna dengan metode e-GovQual dan ServQual.

2. Aplikasi ini dapat memberikan informasi untuk masyarakat dalam menemukan peringkat

website pemerintahan berdasarkan nilai Customer Satisfaction Index dan nilai kesenjangan. 3. Nilai customer satisfaction index untuk ketiga website pemerintahan masing-masing adalah 0.72 untukpemerintah Kota Yogyakarta, 0.71 untuk pemerintah Kabupaten Sleman dan 0.69untuk pemerintah Kabupaten Bantul.

4. Peringkat website diurutkan dari skor CSI tertinggi yang artinya memiliki tingkat kepuasan paling baik, mulai dari peringkat satu yaitu website pemerintah Kota Yogyakarta, kedua

website pemerintah Kabupaten Sleman dan ketiga adalah website pemerintah Kabupaten Bantul.

5. Tingkat kesenjangan dari ketiga website pemerintahan memiliki posisi selisih yang hampir sama yaitu pada posisi “Equal” dan “Weak”, sedangkan posisi “Strong” tidak ada sama sekali. Rincian masing-masing website untuk jumlah atribut pertanyaan yang ada pada posisi “Equal” dan “Weak” adalah sebagai berikut:

a. Kota Yogyakarta, Weak = 43; Equal = 3 b. Kabupaten Sleman, Weak = 42; Equal = 4 c. Kabupaten Bantul, Weak = 35; Equal = 11

Menurut rincian data posisi nilai kesenjangan diatas dimana tidak ada yang berada di posisi “Strong” maka dapat disimpulkan bahwa atribut-atribut ketiga website belum perlu dilakukan perbaikan karena masih cukup baik.

6. Ketiga website pemerintahan memiliki kriteria “memuaskan”. Dimensi Ease of Use menjadi dimensi yang memiliki pengaruh paling besar pada website pemerintah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Untuk Kabupaten Bantul terdapat tiga dimensi yang berpengaruh selain dimensi Ease of Use, yaitu dimensi Reliability, Content, dan Responsiveness, sehingga website pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul mendapatkan kriteria “memuaskan” dari sisi kemudahan penggunaan, sedangkan Kabupaten Bantul selain dari kemudahan penggunaan, kriteria “memuaskan” didapatkan dari keandalan, konten yang disediakan, dan daya tanggap website.

Berdasarkan pembahasan pada penelitian, terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Menambahkan pembobotan pada penilai sehingga penilai yang memiliki kredibilitas lebih

(11)

91

2. Perlu peningkatan pada sistem pengisian kuesioner agar dapat memastikan responden benar-benar mengisi kuesioner masing-masing website pemerintah yang diuji.

3. Perlu dibenahi pada tampilan mobile desktop, sehingga saat aplikasi diakses menggunakan

handphone dapat tampil lebih rapi dan teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, A., Nandiroh, S., & Musrofi, M. (2013, Mei 6). Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Dalam Sistem Pengajaran Menggunakan Metode Servqual dan CSI (Studi Kasus: Jurusan X Universitas Y).

Retrieved from UMS ETD-db: http://eprints.ums.ac.id/24025/ (diakses 23 Desember 2016).

Febriawati, E., & Fanida, E. H. (2016). Kualitas Aplikasi Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (APEL BAJA 2016) di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (UPT P2BJ) Provinsi Jawa Timur. E-Journal UNESA, Vol. 4, No. 9.

Fuad, A., & Mudjahidin. (2013). Penilaian Kualitas Layanan E-Government dengan Menggunakan Dimensi E-Govqual (Studi Kasus Pemerintah Provinsi Jawa Timur).

JURNAL TEKNIK POMITS, Vol. 1, No.1.

Jiwantara, K., Sutrisno, A., & Neyland, J. S. (2013). Penerapan Metode Servqual Untuk Evaluasi dan Perbaikan Kualitas Pelayanan pada Kegiatan Penyuluhan Bahasa Indonesia Praktis di Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Online Poros Teknik Mesin UNSRAT, Vol. 2, No. 1.

Kadir, A. (2003). Pemrograman Web Mencakup: HTML, CSS, JAVASCRIPT dan PHP.

Yogyakarta: ANDI.

Septiana, N. (2016). Pengembangan Aplikasi Analisis Kualitas Website dengan Metode Webqual 4.0 Menggunakan PHP dan MYSQL (Studi Kasus: Website IST Akprind).

Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST Akprind. Skripsi.

Soetjipto, B. (1997). Service Quality: Alternatif Pendekatan dan Berbagai Persoalan di Indonesia. Manajemen Usahawan - Lembaga Management FE 15 UI Jakarta, No. 01 Th. XXVI.

Gambar

Tabel 1. Bobot Nilai Jawaban Responden
Gambar 3. Activity Diagram Pendaftaran Responden
Tabel 2. Tabel User
Gambar 5. Dimensi  e-GovQual
+5

Referensi

Dokumen terkait

memproses pergerakan kepala yang dilakukan oleh pengguna terhadap perangkat menjadi sebuah aksi yang akan dijalankan oleh sistem, fungsi moveCursor digunakan untuk

(4) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur

Eri Angaeni,2014 Efektivitas Picture Word Inductive Model Dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Arab.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

“Efektivitas Pelatihan Perlindungan Anak Terhadap Tenaga Kerja Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan BBPPKS Ba ndung”.

[r]

[r]

Membangun Lingkungan Sehat, Cetakan Pertama, Airlangga University..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman MPTS, teknik silvikultur, manfaat tanaman, peran tanaman MPTS dan persepsi masyarakat jika tanaman MPTS dijadikan