• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI KEPRIBADIAN guru pai dalam me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPETENSI KEPRIBADIAN guru pai dalam me"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Profesi Kependidikan”

Disusun Oleh

KELOMPOK 2 :

Selvira Juliani Dhyta Lianatami Putri Utari Widyawati Regina

Ika Indriana A. M Riska Damayanti

(2)

Dosen Pengampu :

Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd.

PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

A. PENDAHULUAN

Dalam setiap studi tentang ilmu pendidikan, persoalan yang berkenaan dengan guru dan jabatan guru senantiasa disinggung, Bahkan menjadi salah satu pokok bahasan yang mendapat tempat tersendiri di tengah-tengah ilmu kependidikan yaitu begitu luas dan kompleks. Dewasa ini perhatian itu bertambah besar sehubungan dengan kemajuan pendidikan dan kebutuhan guru yang semakin meningkat, baik dalam mutu maupun jumlahnya. Secara jelas dapat kita lihat, bahwa program pendidikan guru mendapat prioritas pertama dalam program pembangunan pendidikan di indonesia.

Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai dedikasi yang tinggi untuk menggeluti dunia keguruan. Seorang guru juga dituntut memahami hakikat profesi keguruan yang tidak lepas dari persoalan individu dan sosial guru. Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi masa depan. Untuk itu seorang guru memerlukan suatu kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Masalah kompetensi guru sendiri merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apa pun.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru antara lain, kompetensi sosial, kompetensi professional, dan kompetensi kepribadian. Secara teoritis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Ketiga kompetensi tersebut saling menjalin secara terpadu dalam diri seorang guru.

(3)

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Kompetensi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan. kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

2. Pengertian Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung pelaksanaan tugas guru. Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Sangat di butuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya.

Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa pada umumnya. Setiap guru di tuntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau mejadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualias pribadi peserta didik.

3. Hal-hal yang Terdapat dalam Kompetensi Kepribadian 3. 1 Mengembangkan kepribadian

3. 1. 1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  Mengkaji ajaran agama yang dianut

 Mengamalkan ajaran-ajaran agama yang dianut

 Mennghayati peristiwa yang mencerminkan sikap saling menghargai antar umat beragam

(4)

 Mengkaji berbagai ciri manusia pancasila

 Mengkaji sifat-sifat kepatriotan bangsa Indonesia

 Menghayati perjuangan para pejuang dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan

 Membiasakan diri menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan  Mengkaji hubungan manusia dengan lingkungan alamiah dan buatan  Membiasakan diri menghargai dan memelihara mutu lingkungan hidup 3. 1. 3 Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.

 Mengkaji sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki oleh guru

 Membiasakan diri menerapkan sifat-sifat sabar, demokratis, menghargai pendapat orang lain, sopan santun, dan tanggap terhadap pembaharuan.

3. 2 Berinteraksi dan berkomunikasi

3. 2. 1 Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.  Mengkaji ajaran struktur organisasi Depdikbud

 Mengkaji hubungan kerja professional  Berlatih menerima dan memberikan balikan

 Membiasakan diri mengikuti perkembangan profesi

3. 2. 2 Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan

 Mengkaii berbagai lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan pendidikan  Berlatih menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan yang menunjang usaha

pendidikan

3. 3 Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

3. 3. 1 Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar  Mengkaji konsep-konsep dasar bimbingan

 Berlatih mengenal kesulitan belajar murid

 Berlatih memberikan bimbingan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar. 3. 3. 2 Membimbing murid yang berkelaian dan berbakat khusus

 Mengkaji ciri-ciri anak berbakat dan berkelaian khusus  Berlatih mengenal anak berkelainan khusus

(5)

3.4 Melaksanakan administrasi sekolah

3.4.1 Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah

 Mengkaji berbagai jenis dan sarana administrasi sekolah  Mengkaji pedoman administrasi pendidikan

3.4.2 Melaksanakan kegiatan adminstrasi sekolah

 Berlatih membuat dan mengisi berbagai format administrasi sekolah  Berlatih menyelenggarakan administrasi sekolah

3.5 Melaksanakan Penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengeajaran 3.5.1 Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

 Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah yang sederhana

 Memahami laporan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran 3.5.2 Melaksanakan penelitian sederhana

 Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran  Membiasakan diri melakukan penelitian utnuk keperluan mengajar

CONTOH KASUS

IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM MENYIKAPI ANAK DISABLE

(6)

Statistik di atas menceriterakan beberapa hal. Jumlah anak dengan disabilitas yang berada pada usia sekolah menurut data BPS-PPLS 2008 (penduduk miskin sampai sangat miskin) adalah 174,519 jiwa. Perkiraan jumlah penyandang disabilitas berdasarkan data Pusdatin 2006 adalah 295.763. Sedangkan jika jumlah penduduk dengan disabilitas adalah 20% dari jumlah penduduk dengan disabilitas data Susenas 2006, maka jumlahnya tidak kurang dari 600 ribu jiwa. Dengan demikian, hanya 24% dari data Pusdatin 2006 atau hanya 12% dari jumlah anak dengan disabilitas data Susenas 2006 yang bersekolah. Inipun sebagian besar diselenggarakan oleh masyarakat sendiri. Negara hanya mengampu sepertiga dari beban yang ada. Banyak orangtua yang mencoba mendaftarkan anaknya yang dengan disabilitas ke sekolah formal, tetapi akhirnya pada jenjang yang lebih tinggi mereka

dikeluarkan. Ada apa yang salah?

Untuk memperluas kesempatan dan partisipasi anak dengan disabilitas dalam belajar, Indonesia menerbitkan dan memberlakukan Surat Edaran No. 380/G.06/MN/2003 yang mengatur tentang pendidikan inklusi, dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional tanggal 20 Januari 2003.

Penyelenggaraan pendidikan inklusi merupakan keran partisipasi penyandang disabilitas dalam bidang pendidikan. Untuk mempercepat pelaksanaan peraturan dan kebijakan, di beberapa propinsi sudah mengeluarkan peraturan daerah, contohnya DKI Jakarta. Di DKI sudah diberlakukan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI jakarta nomor 116 tahun 2007 tentang pelaksanaan pendidikan inklusi di lingkungan propinsi DKI jakarta dengan meminta secara jelas di setiap kecamatan harus diselenggarakan minimal 1 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di tingkat SD, SMP dan SMU/SMK.

(7)

dalam sekolah inklusi. Faktor pertama dan utama adalah dedikasi dan kesiapan guru. Karena kebanyakan guru belum memahami karakteristik dan gaya belajar setiap siswa termasuk siswa dengan disabilitas sehingga guru tidak luwes dalam mengakomodasi kebutuhan belajar siswa dengan disabilitas. Tak jarang sikap dan perlakuan guru saat pembelajaran berlangsung menuju kearah ekstrim terlalu melindungi dan/atau terlalu mengabaikan siswa dengan disabilitas (menjadi siswa pupuk bawang). Akhirnya, partisipasi di sekolah inklusi berati memperoleh “cap/label” karena keterbatasannya. Lingkungan menstigma mereka karena perbedaan karakteristik yang belum dipahami sebagai keunikan individu dan keragaman dalam masyarakat.

Berdasarkan contoh kasus di atas berarti guru belum memenuhi kualifikasi kompetensi kepribadian, padahal guru haruslah memiliki kompetensi kepribadian tersebut dalam rangka memenuhi kualifikasi keprofesional-nya. Dalam kasus di atas kami menyimpulkan guru dalam menangani siswa yang disable tersebut belum memenuhi keterampilan kepribadian terutama pada point;

1. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

1.2 Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar  Mengkaji konsep-konsep dasar bimbingan

 Berlatih mengenal kesulitan belajar murid

 Berlatih memberikan bimbingan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar. 1. 3 Membimbing murid yang berkelaian dan berbakat khusus

 Mengkaji ciri-ciri anak berbakat dan berkelaian khusus  Berlatih mengenal anak berkelainan khusus

 Berlatih menyelenggarakan kegiatan untuk anak berkelainan dan berbakat khusus

C. PENUTUP 1. Kesimpulan

(8)

bidangnya sebagai seorang pendidik dan pembina, juga harus mempunyai etos kerja yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

2. Saran

Kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi seorang guru, baik kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat peserta didik dalam mengikuti dan mengaplikasikan apa yang telah diajarkan oleh guru. Pribadi guru yang santun, jujur, ikhlas, dan dapat diteladani mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang guru dan calon guru harus memiliki aspek-aspek kepribadian guru guna menghasilkan anak didik yang cerdas, pintar, terampil, dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang luhur.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2004. Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Norlander, Kay,A., Timothy, Charles. 2009. Guru Profesional. Terj, Suci Romadhona, Jakarta: PT Indeks

Referensi

Dokumen terkait

Dan untuk yang terakhir, method yang akan dibuat adalah Am ilChildYangDimaksud(), yang berguna untuk mengambil child / node yang berada pada posisi yang benar.. Value; if (strNIM1

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan,

Model pembelajaran yang bervariasi dapat diaplikasikan melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ( student centred ), karena dengan menggunakan

Uji-T (parsial) digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel bebas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk

(tidak mencontek), terlepas dari pada pencapaian hasil. Ataupun juga dengan membiasakan hal-hal kecil yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari di rumah. Kebanyakan anak

Masih banyak sekali pengertian tentang distribusi ini yang di buat oleh para ahli, namun disini penulis hanya mencantumkan 5 pendapat tentang distribusi oleh para

Data yang diambil meliputi data keanekaragaman tumbuhan obat komposisi ramuan, data jenis ramuan tradisional, dan data tingkat pengetahuan masyarakat Keraton

Baik obesitas maupun obesitas sentral, keduanya memiliki nilai p = 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan bermakna antara obesitas/obesitas sentral dengan mereka yang