• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR DI LUAR RUANGAN untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BELAJAR DI LUAR RUANGAN untuk"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR DI LUAR RUANGAN

RESUME

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Strategi Belajar Mengajar

yang dibimbing oleh Bapak Drs. Masjhudi, M.Pd

oleh

Kelompok 5/ Offering C-C

Arwinda Probowati (120341421929)

Destik Widiyawati (120341421959)

Evi Ria Rahayu (120341421972)

Shabrina Hibatul Wafi (120341421948)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

(2)

A. Pengertian Belajar di Luar Ruangan

Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia dalam lingkungan hidup memiliki peran yang utama dalam memelihara maupun mengubah lingkungan, bahkan manusia sendiri yang dapat merusak lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungannya dengan jalan memelihara dan memanfaatkan lingkungan untuk menunjang kehidupannya agar terus berkelanjutan, bahkan tidak sedikit manusia yang lupa akan pentingnya lingkungan. Pentingnya dalam memelihara lingkungan bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk kesinambungan manusia itu sendiri dengan keturunannya.

Pentingnya lingkungan untuk pendidikan adalah sebagai bukti bahwa di permukaan bumi terjadi interkasi baik manusia dengan manusia, manusia dengan alam, maupun alam dengan alam. Adanya interaksi tersebut dapat dilihat hasilnya sebagai media pengajaran, sehingga pengajaran tidak hanya bukti-bukti yang berada di dalam buku pelajaran atau bukti pengalaman pengganti berupa alat peraga saja, melainkan bukti langsung yang ada di sekitar siswa atau siswa bahkan harus di bawa ke luar kelas dengan jalan karya wisata. Lingkungan sebagai sumber pembelajran yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa mata pelajran baik di SD, SMP, SMA, bahkan kuliah.

Menurut Anonim (2008) tidak selamanya pembelajran di kelas itu efektif tanpa adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti yang dapat memperkuat pemehaman siswa terhadap suatu materi pelajaran yang diberikan, dengan minimalnya alat peraga tersebut, guru seharusnya mampu menanamkan materi melalui lingkungan di sekitar yang cukup memiliki potensial dijadikan media pembelajaran sebagai pengalaman langsung tidak begitu saja dilupakan siswa, karena lingkungan tersebut mudah untuk diketahui oleh setiap siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Suleiman (1981) dalam Pasya (2010):

(3)

wajar dan memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang bias langsung. Dan ini bukan hanya tentang apa yang kita pelajari, namun yang penting bagaimana dan di mana siswa itu belajar (Revels, 2006).

2. Belajar di luar ruang merupakan belajar dengan mendapatkan pengalaman langsung dari alam, dengan tujuan agar siswa peduli terhadap lingkungan di sekitarnya (Kimbro, 2006).

3. Belajar di luar ruangan ialah memperoleh pengalaman langsung dari alam dan lebih memberikan pemahaman materi yang mendalam terhadap diri siswa Pasya (2010).

Dari ketiga pernyataan mengenai pengertian belajar di luar ruang, dapat disimpulkan bahwa belajar di ruang ialah siswa memperoleh pengalaman atau materi yang berasal dari lingkungan luar kelas dengan dampak siswa lebih memahami materi tersebut dan dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

B. Tujuan Belajar di Luar Ruangan

Kegiatan pembelajaran di luar kelas dapat dilaksanakan oleh siswa dan guru ketika materi yang akan disampaikan cocok dengan situasi dan kondisi untuk di lakukan di luar ruangan. Menurut Lutfiyah (2014) ada beberapa tujuan mengapa proses pembelajaran di luar kelas harus dilaksanakan, sebagai berikut.

(4)

5. Memberikan keterampilan hidup untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan.

6. Meningkatkan kebugaran jasmani.

C. Karakteristik Belajar di Luar Ruangan

Menurut Rickinson et all (2004), karakteristik belajar di luar ruangan yaitu sebagai berikut.

1. Di lakukan di luar kelas.

2. Lebih mementingkan pengalaman dan pendalaman materi. 3. Siswa aktif dan guru sebagai motivator dan fasilitator.

D. Prinsip-prinsip Belajar di Luar Ruangan

Menurut Mulya (2011), belajar di luar ruangan memiliki beberapa prinsip, yaitu menyangkut prinsip-prinsip yaitu sebagai berikut.

E. Nilai-nilai dalam Belajar di Luar Ruangan

(5)

G. Tempat yang Digunakan untuk Belajar di Luar Ruangan 1. Lingkungan sekolah

Daerah ini kaya fasilitas. Mereka menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk pembelajaran formal dan informal dan bermain. Bangunan sekolah juga dapat menyediakan sumber daya yang berguna untuk belajar tentang penggunaan energi dan limbah misalnya.

2. Lingkungan lokal

Siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk mengeksplorasi lingkungan lokal mereka. Lingkungan ini dapat berlaku pada semua bidang mata pelajaran, misalnya situs kepentingan ilmiah khusus.

3. Tempat yang jauh

(6)

H. Strategi Khusus untuk Pengajaran di Luar Kelas

Menurut Foran (2010) Strategi yang dapat diterapkan untuk pengajaran di luar kelas memiliki beberapa aspek, diantaranya adalah ajarkan di tempat-tempat di luar yang otentik dengan pelajaran tersebut. Peserta memiliki antusias untuk mengikuti kegiatan, dan tidak melupakan sarana untuk belajar otentik. Alam adalah kelas alami yang mana proses belajar mengajar dapat berbeda daripada di kelas dalam ruangan. Mengambil langkah-langkah untuk melestarikan ruang instruksional untuk pelajaran di masa depan. Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dan juga tantangan yang memicu keaktifan dari peserta didik.

Pembelajaran di luar ruangan membutuhkan pendidik yang profesional yang memiliki pengetahuan, informasi, dan penuh perhatian atau antusiasme selama proses pembelajaran berlangsung (Foran, 2010). Mengembangkan rasa kebersamaan, aman, menyenangkan, peduli terhadap lingkungan untuk belajar dan berlatih keterampilan yang baru. Pendidik harus psndai memindahkan okus peserta didik dari aspek kompetitif untuk unjuk kebolehan, fokus pada perkembangan dengan dukungan positif dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, sehingga pendidik mengetahui hasil dari proses pembelajaran tersebut. Hal ini akan menjadikan pendidik mengetahui atau mendeteksi suatu kesalahan (apa yang tidak benar) dan koreksi (penyesuaian keterampilan untuk meningkatkan kinerja) dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pendidik harus menyiapkan bahan atau materi yang akan disampaikan untuk setiap pelajaran. Keterlibatan peserta didik sangat penting, menciptakan suasana yang menyenangkan tetapi tetap dalam format yang terstruktur untuk memaksimalkan waktu belajar di luar kelas.

I. Kelebihan dan Kekurangan Belajar di Luar Ruangan a. Kelebihan dari belajar di luar ruanagan sebagai berikut.

(7)

2. Pembelajaran di lapangan dapat meningkatkan sikap ke arah lingkungan yang lebih baik.

3. Keterlibatan dari setiap peserta lebih tinggi jika dibandingkan pembelajaran secara klasikal.

4. Materi/informasi yang diperoleh akan lebih lama diingat.

5. Dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi daripada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di lapangan. b. Kekurangan belajar di luar ruangan yaitu sebagai berikut.

1. Tidak semua materi dapat menerapkan metode ini.

2. Kebanyakan guru masih menyukai pembelajaran di dalam kelas, Guru seperti mati langkah apabila tidak kebagian jatah ruangan/kelas. Padahal sesungguhnya proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja termasuk di luar ruangan/ alam bebas. Lingkungan sekitar dapat dijadikan sebagai alternatif lain untuk menyiasati keterbatasan ruang kelas.

3. Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens. Di luar ruangan guru tentunya mau tidak mau harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk dapat lebih membesarkan volume suaranya. Hal ini karena gelombang bunyi akan terus menyebar, di mana tidak ada batas ruang. Selain itu, banyak terdapat gangguan bunyi-bunyi lain yang ikut mengacaukan suara guru. Kondisi ini juga ikut mempengaruhi besaran volume suara yang dapat diterima siswa.

4. Guru harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian siswa. Di luar kelas banyak pemecah konsentrasi yang tidak terduga, sehingga guru harus pandai menerapkan strategi pembelajaran.

(8)

ketik a panas terik, anak-anak biasanya tidak mau berpanas-panasan di bawah terik matahari.

6. Konsentrasi siswa kurang, seperti kita ketahui bersama bahwa di luar kelas banyak faktor pemecah konsentrasi, antara lain dari segi pendengaran maupun pandangan. Dari segi suara misalnya, deru kendaraan bermotor apabila pembelajaran dilakukan di tengah hiruk pikuk padatnya kota. Apabila pembelajaran dilakukan di kebun atau di sawah hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh.

Dari segi pandangan konsentrasi akan terpecah apabila pembelajaran dilakukan di sekitar sekolah atau kampus sementara banyak lalu-lalang siswa atau mahasiswa lain. Namun demikian semua itu dapat diatasi, asalkan pembelajaran dilakukan dengan perencanaan yang matang dan tepat.

J. Macam-macam Bentuk Belajar di Luar Ruangan

Menurut Anonim (2008) Secara umum pembelajaran outdoor untuk siswa-siswa SD, SMP, dan SMA dapat dibedakan dalam 3 tipe yaitu sebagai berikut. a. Studi lapangan atau kunjungan lapangan

Studi lapangan merupakan salah satu bentuk pembelajaran outdoor di mana terjadi kegiatan observasi untuk mengungkap fakta–fakta guna memperoleh data dengan cara terjun langsung ke lapangan. Studi lapangan merupakan cara ilmiah yang dilakukan dengan rancangan operasional sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. Dalam kegiatan studi lapangan, siswa diajak mengunjungi ke tempat dimana objek-objek biologi yang akan dipelajari tersedia di sana. Berbagai lokasi yang dapat digunakan untuk studi lapangan sangat beragam mulai dari lingkungan disekitar sekolah, daerah asli habitat hewan atau tumbuhan tertentu, dan daerah wisata yang memiliki objek biologi.

b. Pendidikan menjelajah lingkungan.

(9)

pendekatan JAS, kegiatan belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari. Kegiatan belajar semacam itu akan mendorong siswa untuk melakukan berbagai tidakan yang akan memberikan pengalaman langsung dan konkrit bagi mereka.

c. Sekolah proyek komunitas.

Sekolah proyek komunitas atau pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran ini terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja) (performance), yang secara umum siswa melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi.

K. Implementasi Pembelajaran dengan Outdoor Activities

Penyampaian suatu pesan pendidikan melalui sebuah pengalaman langsung cepat meresap ke daya tangkap pikiran manusia. Dan dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar di dalam proses pembelajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama dari guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan. Adapun prosedur untuk mempersiapkan pembelajaran dengan belajar di luar ruangan (experiental learning), menurut Oemar Hamalik (2003) dalam Foran (2010) adalah sebagai berikut:

(10)

2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan.

3. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi. 4. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outdoor activities ini dapat

dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksanakan di luar jam pelajaran.

5. Menentukan rute perjalanan belajar di luar ruangan, dapat dilakukan satu kelas bersamasama. belajar di luar ruangan dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar.

6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.

7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman.

8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan belajar di luar ruangan yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran dengan belajar di luar ruangan.

Pembelajaran berdasarkan pengalaman ini menyediakan suatu alternatif pengalaman belajar bagi siswa yang lebih luas dari pada pendekatan yang diarahkan oleh guru kelas. Strategi ini menyediakan banyak kesempatan belajar secara aktif, personalisasi dan kegiatan-kegiatan belajar yang lainnya bagi para siswa untuk semua tingkat usia. Pembelajaran di luar ruangan dilaksanakan melalui empat tahapan sebagai berikut.

1. Adanya suatu aktivitas, para peserta terlibat secara fisik, intelektual, maupun emosional dalam upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan.

2. Adanya proses diskusi, para peserta tidak hanya belajar secara individual, tapi juga bisa belajar kelompok sehingga akan lebih memperkaya dan menambah aspek kedalaman pemahaman aspek yang sedang dipelajari.

3. Adanya proses perenungan, secara individual, para peserta didorong untuk

(11)

4. Adanya proses rancangan tindak lanjut/penerapan, proses ini berguna untuk melatih dan menyempurnakan proses belajar berbagai keahlian yang baru saja didapatkan para peserta.

Sebelum melaksanakan pembelajaran di luar ruangan guru harus merumuskan pengalaman belajar yang akan direncanakan, menyajikan/ mengajak siswa dengan pengalaman yangbersifat memotivasi, menentukan waktu perjalanan, dan rute perjalanan serta menjelaskan aturan kegiatan pembelajaran luar kelas. Dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan pembelajaran di luar ruangan yaitu sebagai berikut.

Tahap-tahap pembelajaran di luar kelas

No Tahap pelaksanaaan Kegiatan

1. Perencanaan  Guru merumuskan dan mengembangkan

indikator yang akan dicapai oleh siswa nanti  Guru menyajikan pengalaman belajar yang

bersifat memotivasi

 Guru mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan

 Guru merencanakan membagi kelompok kelompok siswa

 Guru menetapkan tujuan objek serta lamanya waktu observasi

2. Pendahuluan  Salam pembuka dan doa

 Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis.

 Guru melakukan apersepsi.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

(12)

dibahas pada hari itu.  Guru memberikan pretest

3. Pelaksanaan Guru menjelaskan keadaan lokasi objek

secara global

 Guru menetapkan teknik mempelajari objek  Guru membahas pembagian kelompok

kelompok siswa

 Guru mengajak siswa menuju lokasi pengamatan

 Siswa Observasi  Kerjasama kelompok

 Guru dan siswa melakukan tanya jawab  Guru mengajak siswa masuk ke dalam kelas  Siswa mendiskusikan hasil pengamatan di

kelas yang dipandu oleh guru

 Guru dan siswa melakukan pembahasan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok Guru menciptakan suasana belajar tanpa tekanan dan suasana menyenangkan.

4. Kegiatan akhir Kesimpulan

 Evaluasi hasil belajar siswa

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2008. Efektivitas Pembelajaran di Luar Kelas, (Online), (repository.library.uksw.edu), diakses 20 September 2014.

Foran, Andrew. 2010. Tips for Teaching in the Outdoors, (Online) (www.humankinetics.com), diakses 23 September 2014.

Kimbro, Creig C. 2006. Developing an Outdoor Classroom to Provide Education Naturally. USA: The University of Tennessee.

Luthfiyya, Farah Nabila. 2014. Pendidikan di Luar Kelas, (Online), (www.scribd.com), diakses 20 September 2014.

Mulya, Lara Asih. 2011. Belajar Menyenangkan di Luar Kelas. (Online) (laraasih.com), diakses 20 September 2014.

Pasya, Gurniwan Kamil. 2010. Lingkungan sebagai Sumber Belajar, (Online),

(

file.upi.edu

)

,

diakses 20 September 2014.

Revels, Richard. 2006. Learning Outside the Classroom. Nottingham: Published by the Department for Education and Skills.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PERSEPSI NILAI, EMOTIONAL BRANDING, KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA SEPEDA MOTOR SUZUKI DI

Menurut panduan evaluasi program bimbingan konseling dari Guidelines for Performance Based Professional School Counselor Evaluation (Missouri Department of

Angkasa Pura II (Persero) pada tahun 2012 dan 2013 semester 1, (2) mengklasifikasikan skor masing-masing indikator pada aspek keuangan, aspek operasional, dan

Siswa yang mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik pemodelan dan media komik sebanyak 37 dari 39 siswa dengan nilai rata- rata sebesar 74,05 Dari

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana respon perkembangbiakan hama kutudaun (A. craccivora) pada tanaman kacang panjang yang diberi perlakuan

Hasilnya menunjukkan bahwa cakupan pengajaran materi IFRS dalam mata kuliah, kesiapan dosen akuntansi mengintegrasikan materi IFRS dalam perkuliahan, dan dukungan

Hal ini menunjukkan bahwa proses penyeleksian lebih efektif melalui parameter jumlah anakan produktif dan jumlah biji per malai untuk menghasilkan tanaman gandum