• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTROL pada mesin bor OPTIMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTROL pada mesin bor OPTIMAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KONTROL OPTIMAL

PERSAMAAN EULER LAGRANGE

Oleh: Miranda Eliyan

1212 201 207

Dosen Pengampu: Dr. Subchan, M.Sc

(2)

EULER LAGRANGE

Miranda Eliyan

Institut Teknologi Sepuluh November

eliyanmiranda@gmail.com

October 9, 2013

1

MASALAH DASAR VARIASI

TEOREMA 1:

Untuk x∗(t) menjadi optimum, variasi pertama dari J haruslah bernilai nol pada x(t),

de-ngan kata lain δJ(x∗(t), δ(t)) = 0 berlaku untuk semua nilai dari δx(t). Untuk kondisi

minimum apabila variasi keduaδ2

J >0 dan kondisi maksimum apabila δ2

J <0

Misalkan x(t) suatu fungsi skalar yang kuntinu pada turunan pertama dan begitu juga vek-tornya. Persoalannya yaitu mencari fungsi optimalx∗(t) untuk persamaan fungsional

J(x(t)) = tf Z

t0

V(x(t),x˙(t), t)dt...(1)

yang relatif optimum.Dalam hal ini diasumsikan bahwa integrand V memiliki turunan parsial pertama dan kedua yang kontinu.

x(t =t0) =x0;x(t=tf) =xf...(2)

berdasarkan Teorema 1 dinyatakan bahwa kondisi optimumx∗(t) dicapai apabila variasi

per-tama dariJ adalah nol atau dengan kata lainδJ(x∗(t), δ(t)) = 0 untuk semua nilai dariδx(t)

Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah untuk mencari solusi optimal: Langkah 1:

Asumsi dari suatu nilai optimum:

misalkan bahwax∗(t) adalah optimum dari fungsi x(t).

(3)

x∗(t). Fungsixa(t) memenuhi kodisi awal yaitu

δx(t0) =δx(tf) = 0...(3)

Langkah 2:

Variasi dan Increment. Didefinisikan bahwa

∆J(x∗(t), δx(t)) =J(x(t) +δx(t),x˙(t) +δx˙(t), t)J(x(t),x˙(t), t)

yang kombinasi integralnya dapat ditulis sebagai

∆J(x∗(t), δx(t)) =

P erluasanVpadaperubahanderettaylortentangtitikx∗(t) dan ˙x(t), perubahan ∆J menjadi

V(x∗(t),x˙ ∗(t), t)

Sekarang,diperoleh variasi bentuk linier pada δx(t) dan δx˙(t) sebagai berikut

(4)

untuk mengekspresikan hubungan variasi pertama (8)seluruhnya mengandung δx(t) (karena

dari persamaan diatas kita menggunakan formula integrasi yang sudah dikenal yaituR

udv=uv−R

vdu

dimanau= ∂V

∂x˙ danv =δx(t). Menggunakan persamaan (9),persamaan (8)untuk variasi

per-tama menjadi

menggunakan persamaan (3) untuk batas variasi pada (10),didapatkan

δJ(x∗(t), δx(t)) =

Kita aplikasikan Teorema 1 yang merupakan teorema utama kalkulus variasi, dengan kata lain variasi dariJ harus optimum. Begitu juga untuk optimum x∗(t) yang adaδJ(x(t), δx(t)) =

0. Sehingga persamaannya menjadi

tf

fungsi δx(t) harus bernilai nol pada titik t0 dan tf, tetapi disini berubah-ubah.

Langkah 5:

(5)

Lemma 1:

Jika setiap fungsi g(t) yang kontinu tf Z

t0

g(t)δx(t)dt= 0...(13)

dimana fungsi δx(t) adalah kontinu pada interval [t0, tf], maka fungsi g(t) haruslah bernilai nol dimana saja pada interval [t0, tf].

Langkah 6:

Persamaan Euler Lagrange:

Menggunakan Lemma 1 pada persamaan(12),kondisi perlu untuk x∗(t) agar optimal maka

fungsi J pada persamaan (1) adalah

∂V(x∗(t),x˙(t), t

∂x

!

− d

dt

∂V(x∗(t),x˙(t), t

∂x˙

!

= 0...(14)

atau dengan sederhana dapat dinotasikan

∂V ∂x

!

− d

dt ∂V

∂x˙

!

= 0...(15)

(6)

2

BENTUK PERSAMAAN EULER-LAGRANGE

Berikut ini adalah persamaan lagrange:

Vx− d

dx(Vx) = 0...(16)

dimana

Vx=

∂V

∂x =Vx(x

(t), x·∗(t), t)

Vx˙ =

∂V

∂x˙ =Vx˙(x

(t), x·∗(t), t)...(17)

V adalah suatu fungsi dengan tiga argumen x∗(t),x·∗(t), dan t, dimana x(t),dan x·∗(t)

me-rupakan fungsi turunan pada t, didapatkan

d dt

∂V ∂x˙

!

= d

dt

∂V(x∗(t),x˙(t), t)

˙

x

!

= d

dt ∂2

V ∂x∂x˙dx+

∂2

V ∂x∂˙ x˙dx˙ +

∂2

V ∂t∂x˙dt

!

= d

dt ∂2

V ∂x∂x˙dx+

∂2

V ∂x∂˙ x˙dx˙ +

∂2

V ∂t∂x˙dt

!

=Vxx˙x˙∗(t) +Vx˙x˙x¨∗(t) +Vtx˙...(18)

3

KASUS-KASUS PADA PERSAMAAN EULER

LA-GRANGE

Berikut ini beberapa kasus yang terjadi pada Euler-Lagrange:

KASUS I:

V adalah dependent dari ˙x(t), dan t yaitu V =V( ˙x(t), t). Karena Vx = 0. Persamaan Euler Lagrange(16) menjadi

d

dt(Vx) = 0˙ ...(20)

sehingga

Vx˙ =

∂V( ˙x∗(t), t)

(7)

KASUS II:

V merupakan dependent dari ˙x(t) saja,makaV =V( ˙x(t)). KarenaVx = 0. Persamaan Euler Lagrange menjadi

d

dt(Vx) = 0˙ →Vx˙ =C...(22)

Secara umum, solusi dari persamaan (21) dan (22) menjadi

˙

x∗(t) = C

1 →x∗(t) =C1t+C2...(23)

KASUS III:

V adalah dependent dari x(t) dan ˙x(t), maka V = V( ˙x(t)). Karena Vtx˙ = 0. Menggunakan

persamaan Euler lagrange(2.3.19) didapatkan

Vxx˙x˙∗(t) +Vx˙x˙x¨∗(t) +Vtx˙ = 0...(24)

perkalian pada persamaan sebelumnya oleh ˙x∗(t), didapatkan

˙

x∗(t)[V

xx˙x˙∗(t) +Vx˙x˙x¨∗(t) +Vtx˙ = 0]...(25)

dapat pula ditulis

d

dt(V −x˙

(t)V

˙

x) = 0 →V −x˙∗(t)V

˙

x =C...(26)

KASUS IV:

V merupakan dependent darix(t), danV =V((t), t), makaVx˙ dan persamaan Euler lagrange

(16) menjadi

∂V(x∗(t), t)

Referensi

Dokumen terkait