• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

DONI GUSTION

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

Doni Gustion

Artikel ini disusun berdasarkan tesis Doni Gustion untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing

(3)

1

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan context, input,

process, product program praktik kerja industri di SMK Negeri 1

Palembayan. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Metodologi yang digunakan adalah metode kombinasi (Mixed

Methods) dengan desain urutan pembuktian (Sequential Explanatory).

Penelitian dilaksanakan di SMK negeri 1 Palembayan. Informan penelitian adalah ketua prakerin, bendahara prakerin, guru pembimbing, pembimbing industri dan siswa. Teknik pengumpulan

data melalui observasi, kuesioner/angket, dan wawancara.

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa tingkat ketercapaian program prakerin pada variabel context program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 89.42% dengan kategori baik. Variabel

input program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar

84,51% dengan kategori baik. Variabel process program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 83,34% dengan kategori baik. Variabel product program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 86,88% dengan kategori baik.

Abstract

(4)

was 83.34% with a good category. Variable products prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 86.88% with a good category.

Kata kunci: evaluasi, prakerin, CIPP

Pendahuluan

Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Pasal 1)

Sistem Pendidikan Nasional adalah “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis”. Kemudian Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional menjelaskan “Sekolah

Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk jenis pekerjaan

tertentu”.

SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah

yang bertujuan: 1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha

dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di

lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan,

(5)

secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

program keahlian yang dipilih.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan untuk mengantisipasi

kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan siap pakai di dunia usaha dan dunia industri, yang tujuan utamanya adalah menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme. Lulusan

SMK yang dihasilkan harus memiliki kompetensi keahlian kejuruan sesuai dengan program keahlian masing-masing serta siap bersaing di dunia kerja.

Mengacu pada tujuan pendidikan dan keadaan yang disebutkan di atas, maka Sekolah Menengah Kejuruan melakukan inovasi atau reformasi, salah satunya melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda. Pendidikan Sistem Ganda

(PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara pendidikan di sekolah dan

industri yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. “Ilmu

pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses

mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu tersebut” (Saifudin: 2009).

Wujud Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda adalah Praktik Kerja Industri.

(6)

profesional di bidangnya dan dapat menciptakan tenaga kerja yang professional, dimana peserta didik yang melaksanakan Praktik Kerja Industri diharapkan dapat

menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajarinya di industri. Wardiman Djoyonegoro (1999:75) menyatakan, tujuan Praktik Kerja Industri

adalah : 1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesioanl, tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan, 2) memperkokoh Link and Macth antara

sekolah dengan dunia usaha/industri, 3) meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional, 4) memberi pengakuan dan

penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, persoalan yang dihadapi oleh Sekolah Menengah Kejuruan sesuai hasil kajian yang dilakukan o le h

Mardi Rasyid (2008:215) adalah industri yang menjadi mitra sekolah belum mampu ikut merencanakan kegiatan belajar peserta didik dala m

membentuk profesionalisme siswa. Hal yang sama ditenggarai oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1996) bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, yaitu: 1) Keragaman tingkat kesiapan dan

kemajuan SMK, 2) belum dimiliki struktur jabatan dan keahlian yang baku pada industri, 3) belum adanya alokasi biaya pengembangan sumber daya manusia di industri, 4)

(7)

Pendidikan Sistem Ganda Merupakan program nasional yang wajib dilaksanaknan oleh setiap SMK. Di Sumatera Barat terdapat 168 SMK yang terdiri dari 108 sekolah negeri

dan 60 sekolah swasta (Dinas Pendidikan Sumbar: 2009). Dari jumlah SMK di Sumatera Barat tersebut semua sekolah melaksanakan Praktik Kerja Industri

sesuai dengan program sekolah masing-masing. Salah satu SMK yang melaksanakan Praktik Kerja Industri tersebut adalah SMK Negeri 1 Palembayan.

Dalam pelaksanaannya yang diawali persiapan meliputi pembentukan kepanitiaan, penyiapan semua perlengkapan administrasi, pendataan peserta,

sosialisasi, pencarian tempat industri, pembekalan dan penunjukan guru pembimbing. Kemudian pelaksanaan di industri yang meliputi kegiatan mengantar peserta ke industri, monitoring oleh guru pembimbing, penjemputan

peserta didik dari industri. Di akhir Praktik Kerja Industri peserta didik mendapat penilaian dari Industri dan sertifikat sebagai tanda telah memiliki

pengalaman industri dan kesiapan kerja.

SMK Negeri 1 Palembayan berdiri pada tahun 2004, pada awalnya hanya membuka 2 (dua) jurusan yaitu, 1) Teknik Otomotif sekarang bernama Teknik

Kendaraan Ringan (TKR), 2) Teknik Audio Video, pada tahun ajaran 2009/2010 SMK Negeri 1 Palembayan menambah satu jurusan lagi yaitu Teknik Sepeda

Motor (TSM), dan pada tahun ajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Palembayan kembali membuka jurusan Teknik Multi Media (TMM). Prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006. Pada tahun 2011

(8)

(enam) kali. Pada tahun 2006, 2007, 2008 prakerin dilaksanakan di kelas III semester V, sejak tahun 2009, 2010, 2011 prakerin dilaksanaka di kelas II

semester IV.

Dari observasi awal yang dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan

kepala sekolah, wakil bidang kurikulum, wakil bidang hubungan masyarakat dan beberapa orang siswa yang telah melaksanakan prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan dan banyak sekali masalah yang dihadapi antara lain, 1) sulitnya

mencarikan tempat prakerin, hal ini disebabkan oleh banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Sumatera Barat atau bahkan luar propinsi

bersaing untuk menempatkan siswa mereka di industri yang sesuai dengan standar prakerin, 2) materi pembekalan yang diberikan kepada siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus prakerin, 3) kurangnya

monitoring terhadap siswa yang ada di industri, 4) tidak adanya monitoring bagi siswa yang berada di luar kota, sehingga komunikasi antara pihak industri dan

sekolah jadi terputus, 5) sistem penilaian/evaluasi belum terlaksana dengan baik, 6) evaluasi program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan belum pernah dilakukan.

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah 1) Mendeskripsikan konteks (context) yang ada dalam program praktik kerja industri SMK Negeri 1

Palembayan ditinjau dari tujuan program, dan lingkungan tempat program prakerin, 2) Mendeskripsikan masukan (input) yang ada dalam program praktik kerja industri SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari sarana prasarana

(9)

3) Mendiskripsikan proses (process) pelaksanaan praktik kerja industri SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari persiapan, pelaksanaan, monitoring,

penjemputan dan hambatan pelaksanaan program prakerin, 4) Mendeskripsikan hasil (product) yang telah dicapai dari program prakerin SMK Negeri 1

Palembayan ditinjau dari nilai Prakerin siswa dan nilai ujian kompetensi.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model Context, Input,

Process, Product (CIPP). Sukmadinata (2009:121) menyatakan “penelitian evaluatif

diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik”. Dalam hal ini peneliti mengevaluasi program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan yang yang ditinjau dari Context, Input, Process, Product (CIPP).

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan. Metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Kombinasi (Mixed Metod) dengan desain Urutan Pembuktian (Sequential Explanatory). Sugiyono (2011:415) menyatakan “metode penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara

berurutan, dimana pada tahap awal dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan tahap ke dua menggunakan metode kualitatif”. Metode kuantitatif

berperan untuk memperoleh data kuantitatif yang terukur yang dapat bersifat deskriptif, komparatif asosiatif dan metode kualitatif berperan untuk membuktikan, memperdalam, memperluas, memperlemah dan menggugurkan

(10)

di SMK Negeri 1 Palembayan, kabupaten Agam. Informan penelitian ini adalah Ketua Prakerin, Bendahara Prakrin, Guru Pembimbing, Pembimbing Industri dan

siswa SMK Negeri 1 Palembayan yang duduk di kelas XII semua program studi keahlian yang telah melaksanakan prakerin pada 1 Maret-15 Juni 2011 tahun

pelajaran 2011-2012 pada semester IV (empat) tahun ajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data evaluasi program Praktik Kerja Industri siswa SMK Negeri 1 Palembayan dikumpulkan dengan menggunakan data primer yaitu, 1) observasi,

2) Kuesioner/Angket, dan 3) wawancara. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi dokumentasi. Dokumentasi yang dikumpulkan berupa arsi-arsip

pelaksanaan program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Analisis data uji coba dilakukan dengan komputerisasi melalui program analisis SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 17. Hasil uji coba selanjutnya

dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir pernyataan dari

masing-masing indikator dan variabel.

Hasil dan Pembahasan

1. Konteks dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari

tujuan program dan lingkungan program

Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari 10 butir pernyataan diperoleh skor total 2772 dan dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 3100, maka tingkat ketercapaian sebesar 89,42% berada

(11)

Berdasarkan temuan di atas, ternyata temuan secara kualitatif berada pada kategori sangat baik. Artinya tujuan program prakerin di SMK Negeri 1

Palembayan dapat meningkatkan kompetensi produktif siswa, meningkatkan disiplin kerja siswa, meningkatkan kompetensi keahlian siswa, Siswa/i

memperoleh pengalaman kompetensi produktif sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki, dan dapat menambah ilmu pengetahuan siswa/i.

Berkaitan dengan indikator lingkungan tempat program prakerin hasil

wawancara peneliti dengan responden yang mengemukakan bahwa lingkungan industri prakerin sudah sesuai dengan kompetensi keahlian siswa dan dapat

meningkatkan kompetensi produktif siswa. Artinya lingkungan tempat program prakerin sangat sesuai dengan kompetensi keahlian siswa/i, Industri Pasangan (IP) memiliki fasilitas sesuai dengan standar kompetensi, Pihak industri

memberikan respon positif terhadap siswa prakerin, Industri Pasangan (IP) tempat prakerin sesuai dengan permohonan siswa/i, lingkungan tempat siswa/i

prakerin dapat menerima siswa/i dengan baik.

Dari hasil data kuantitatif dan kualitatif pada variabel context membuktikan bahwa tujuan program prakerin dan lingkungan tempat program

prakerin dapat meningkatkan kompetensi keahlian siswa, sehingga para siswa siap untuk bekerja ke dunia industri setelah tamat nantinya.

2. Masukan dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari

sarana prasarana pendukung, sumber dana, dan relevansi pelaksanaan program

(12)

Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari 16 butir pernyataan diperoleh skor total 4192 dan dibandingkan dengan total

skor ideal maksimum 4960, maka tingkat ketercapaian sebesar 84,51% berada pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen

masukan dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan.

Hal ini juga didukung dari pernyataan siswa kepada peneliti bahwa untuk indikator masukan dapat meningkatkan kompetensi produktif. Siswa juga

mendapatkan hal yang tidak dipelajari di sekolah mereka dapatkan selama di industri sehingga menambah wawasan mereka tentang kompetensi keahlian.

Depdiknas (2005:3) menyatakan klasifikasi industri antara lain: a) memiliki fasilitas sesuai dengan standar kompetensi, b) bidang usaha yang sesuai dengan kompetensi siswa.

3. Proses dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari

persiapan, pelaksanaan, monitoring, penjemputan dan hambatan prakerin Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari 29 butir pernyataan diperoleh skor total 7493 dan dibandingkan dengan total

skor ideal maksimum 8990, maka tingkat ketercapaian sebesar 83,34% berada pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen

proses dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan.

Hal ini didukung pernyataan ketua prakerin bahwa, Sebelum menerjunkan siswa kelapangan tim prakerin mengadakan pembekalan terlebih

(13)

berangkat prakerin. Materi pembekalan adalah: 1) pengenalan dunia usaha dan industri, 2) tata tertib di dunia usaha dan industri yang berbeda antara tata tertib

di sekolah, 3) cara pengisian jurnal yang berguna sebagai laporan bagi siswa saat guru pembimbing melaksanakan monitoring, 4) cara membuat laporan,

agar siswa dapat melaporkan kegiatan selama prakerin.

Wahyu Nurhajatmo (2008:222) menyatakan, sebelum siswa diterjunkan untunk melaksanakan praktik kerja industri maka kepada siswa perlu diberikan

pembekalan. Adapun materi pembekalan adalah: 1) orientasi dunia usaha dan industri, 2) tugas dan kewajiban siswa prakerin di dunia usaha dan industri, 3)

petunjuk pengisian buku prakerin seperti jurnal prakerin, pembuatan laporan dan sebagainya, 4) pembenahan sikap siswa selama berada di industri, dan 5) pelatihan mengenai budi pekerti. Adapun petugas petugas yang memberikan

pembekalan terdiri atas guru sekolah dan instruktur dan intitusi pasangan, serta majelis sekolah. Menurut Depdikbud (2009) hal-hal yang menjadi focus

pembekalan antara lain: “1) pelaksanaaan program prakerin yang dituangkan dalam jurnal yang mereka bawa, 2) tata tertib atau aturan yang berlaku di dunia kerja dimana mereka berada, 3) menjaga atau memelihara nama baik sekolah”.

Untuk menguatkan hasil temuan peneliti, data ini juga didukung oleh pernyataan instruktur dilapangan bahwa nilai diberikan berdasarkan

(14)

Data ini juga didukung pernyataan guru pembimbing bahwa saat melakukan monitoring guru menanyakan keadaan siswa, kesehatannya, dan

apa saja pengalaman serta skil yang telah mereka dapatkan. Guru pembimbing pada saat monitoring belum menggunakan instrument monitoring.

4. Hasil yang telah dicapai dari program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan,

ditinjau dari hasil prakerin dan hasil uji kompetensi

Berdasarkan data komponen hasil diperoleh skor total 1077,40 dan dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 1240, maka tingkat

ketercapaian sebesar 86,88% berada pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen hasil dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan.

Djudju Sudjana (2008:56) menyatakan, “evaluasi produk mengukur dan menginterpretasikan pencapaian program selama pelaksanaan program dan

pada akhir program yaitu berupa keluaran yang dihasilkan”. Terkait dengan produk yang dihasilkan dalam hal ini tentunya nilai yang mereka dapatkan setelah program prakerin berakhir dan nilai uji kompetensi berdasarkan

kemampuan dan skil dari masing-masing siswa.

Menurut Dikmenjur (2005:9) “evaluasi pelaksanaan praktik kerja industri

(15)

nilai terhadap hasil pekerjaan latihan dan berperan serta dalam penyelenggaraan ujian”.

Simpulan, implikasi dan saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penelitian evaluasi dengan model Context (konteks), Input (masukan), Process (proses), Product (hasil)

(CIPP) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Konteks

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan pada komponen konteks berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 89,42%.

b. Masukan

Pada komponen masukan pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1

Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 84,51%.

c. Proses

Pada komponen proses pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1

Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 83,34%.

d. Hasil

(16)

2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka implikasi penelitian ini ditujukan

kepada, a) Pemerintah Kabupaten Agam khususnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, b) Pihak Sekolah, c) Waka Humas & Industri dan Pokja Prakerin,

d) Guru pembimbing, e) Industri, f) Siswa.

3. Rekomendasi

Peneliti memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan yaitu, a) Perlu dilakukan pendataan

industri yang sesuai dengan program studi dan kerja sama antara sekolah dengan industri, b) Perlu dilakukan pembekalan untuk guru pembimbing, c) Perlu dilengkapi instrumen kegiatan monitoring, d) Perlu diadakan magang kerja di

industri bagi guru-guru produktif, e) Melengkapi sarana praktek di sekolah, dan f) Menanamkan kedisiplinan sejak kelas 1.

Daftar Rujukan

Depdiknas. 2005. Panduan Praktik Kerja Industri. Jakarta: Dikmenjur.

Dikmenjur. 2005. Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: Depdiknas.

Djudju Sudjana. 2008. Evaluasi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. remaja Rosdakarya.

Mardi Rasyid. 2008. Dukungan Industri terhadap Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda di Sumatera Barat. Forum Pendidikan, UNP No. 01 Tahun XXIII hal. 53-67.

Saifuddin, Muhammad Ali. 2009. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda. Online

(17)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfa Beta.

Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaa Rosdakarya.

Wahyu Nurhajatmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kujuruan, Jurusan Administrasi Negara. Tesis. FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wardiman Djoyonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta. Jayakarta: Agus Offset.

Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Doni Gustion dengan judul Evaluasi

Program Praktik Kerja Industri Di SMK Negeri 1 Palembayan. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Lebar Lajur Lalu Lintas ...10. Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Hambatan Samping dan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis bagaimana hubungan perubahan struktur agraria (pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan pertanian) pada lahan

Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 (delapan ribu lima ratus empat puluh lima) Hektar atau 16,86% (enam belas koma delapan

Sebenarnya kerangka sistem islam secara keseluruhan ini dibentuk berdasarkan kebebasan individu di dalam mencari dan memiliki harta benda dan campur tangan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar menggunakan Pendekatan Matematika Realistik

Konsep Lean adalah perampingan atau efisiensi suatu proses, sedangkan Six Sigma didefinisikan sebagai proses yang tidak memproduksi lebih dari 3,4 produk cacat

Lagrangian pada tiap link humanoid robot , sehingga diperoleh torsi join ankle yang. bekerja sebesar 0.65

Kesehatan jiwa menurut Islam adalah ibadah yang amat luas atau pengembangan dimensi dan potensi yang dimiliki manusia dalam dirinya dalam rangka pengabdian kepada Allah yang