• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Alat Pencacah Pelepah Sawit Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Kualitas Produksi (Studi Kasus di Ukm Tani Sidorukun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan Alat Pencacah Pelepah Sawit Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Kualitas Produksi (Studi Kasus di Ukm Tani Sidorukun)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER TERBUKA ”Alat Pencacah Pelepah Sawit”

Tujuan: Untuk mengetahui atribut alat pencacah pelepah kelapa sawit yang diinginkan oleh pekerja pada bagian pembuatan pakan ternak.

DATA RESPONDEN

Nama : ... Umur : ... Jenis kelamin : ... Masa Kerja : ...Tahun

PERTANYAAN

1. Apa bahan kerangka utama alat pencacah pelepah sawit yang anda inginkan? Jawab : ……….. 2. Berapa ketebalan plat besi untuk penutup ruang pencacah yang anda inginkan?

Jawab : ……….. 3. Berapakah dimensi tabung alat pencacah pelepah sawit yang anda inginkan?

(diameter x panjang)

Jawab : ………..

4. Berapakah tinggi alat pencacah pelepah sawit yang anda inginkan?

Jawab : ………..

5. Bagaimana bentuk pisau pemotong yang anda inginkan?

Jawab : ………..

6. Bagaimana bentuk pisau penghancur yang anda inginkan?

Jawab : ………..

7. Berapa putaran mesin yang anda inginkan per menit?

Jawab : ………..

8. Bagaimana cara menghidupkan mesin/motor penggerak yang anda inginkan?

Jawab : ………..

9. Fungsi tambahan apa yang sesuai untuk alat pencacah pelepah sawit yang anda inginkan?

Jawab : ……… 10.Apa warna alat pencacah pelepah sawit yang Anda inginkan?

(2)

KUESIONER TERTUTUP ”Alat Pencacah Pelepah Sawit” DATA RESPONDEN

Nama :

Umur : tahun

Masa Kerja : tahun

Kuesioner ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja dan harapan responden terhadap produk pencacah pelepah sawit. Cara pengisian kuesioner ini adalah dengan memberi tanda (X) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan Performansi (Kinerja) dan Harapan anda terhadap produk ini. Bagian I

Untuk Kinerja : Untuk Harapan: Keterangan Kolom:

SB = Sangat Baik = 5 SP = Sangat Penting = 5 B = Baik = 4 P = Penting = 4 CB = Cukup Baik = 3 CP = Cukup Penting = 3 KB = Kurang Baik = 2 KP = Kurang Penting = 2 TB = Tidak Baik = 1 TP = Tidak Penting = 1

Primer Sekunder Tersier Kinerja Harapan

SB B CB KB TB SP P CP KP TP

Bahan

Bahan kerangka Besi U Bahan tabung

pencacah

Plat tebal 3mm

Dimensi

Dimensi tabung Ø=45cm, P=75 cm Tinggi alat

pencacah 100 cm

Desain

Desain pisau pemotong

Mudah dibuka/ganti Desain penutup

tabung

Kait pengunci Putaran mesin 2200 rpm Cara

menghidupkan mesin

Elektrik starter

Fungsi Fungsi tambahan

Penarik pelepah otomatis Atribut warna Orange

(3)

KUISIONER TERTUTUP “ Alat Pencacah Pelepah Sawit”

Bagian II

Berikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengalaman yang anda ketahui.

Petunjuk Pengisian

Keterangan:Pengisian produk Penggiling Buah Kopi Kriteria: A = Sangat Baik Bobot : 5

B = Baik Bobot : 4 C = Cukup Bobot : 3 D = Buruk Bobot : 2 E = Sangat Buruk Bobot : 1

PertanyaanAtribut

Rancangan

Peneliti Alat Aktual A B C D E A B C D E

Bahan kerangka

Bahan tabung pencacah

Dimensi tabung

Tinggi alat pencacah Desain pisau pemotong

Desain penutup tabung

Putaran mesin

Cara menghidupkan mesin Fungsi tambahan

warna

(4)

Lampiran Uji Keseragaman Data Antropometri 1. Tinggi Siku Berdiri (TSB)

Uji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut: k

X

BKA= + σ

k X BKB= − σ

Jika X min > BKB dan Xmaks < BKA maka data seragam Jika X min < BKB dan Xmaks > BKA maka data tidak seragam

Hasil uji keseragaman data pada tinggi siku berdiri (TSB) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k = 2 sehingga:

Xmaks= 115,4 X min = 92,6

2

+ = X

BKA σ = 101,20 + 2(5,44) = 112,09 cm 2

− = X

BKB σ = 101,21 - 2(5,44) = 90,32 cm

Dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan bahwa data tinggi siku berdiri (TSB) tidak berada pada BKA atau XmaksBKA maka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak seragam. Peta kontrol untuk dimensi tinggi siku berdiri dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta Kontrol Dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB)

0 50 100 150

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52

TSB

BKA

(5)

Data tinggi siku berdiri (TSB) terdapat data di luar dari BKA sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

21

Peta kontrol revisi I untuk data tinggi siku berdiri (TSB) dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta Kontrol Revisi I untuk Tinggi Siku Berdiri (TSB)

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa dimensi tubuh tinggi siku berdiri (TSB) masih mempunyai data yang out of control hal ini menunjukan bahwa data sudah belum seragam dan perlu dilakukan revisi kedua. Nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB dilakukan perhitungan kembali sebagai berikut :

0

1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739414345474951

TSB

BKA

(6)

99

Peta kontrol revisi II untuk data tinggi siku berdiri (TSB) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta Kontrol Revisi II untuk Tinggi Siku Berdiri (TSB)

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa Tinggi Siku Berdiri (TSB) yang dilakukan revisi kedua tidak mempunyai data yang out of control hal ini menunjukan bahwa data sudah seragam.

2. Jangkauan Tangan (JT)

Hasil uji keseragaman data pada jangkauan tangan (JT) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k = 2 sehingga:

Xmaks= 94

1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739414345474951

TSB

BKA

(7)

X min = 63

Dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan bahwa data jangkauan tangan (JT) tidak berada pada BKA atau XmaksBKA maka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak seragam. Peta kontrol untuk dimensi tinggi siku berdiri dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Peta Kontrol Jangkauan Tangan (JT)

Data jangkauan tangan (JT) terdapat data di luar dari BKA sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

94

Peta kontrol revisi I untuk data jangkauan tangan dapat dilihat pada Gambar 2.

(8)

Gambar 5 Peta Kontrol Revisi I Jangkauan Tangan (JT)

Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa jangkauan tangan (JT) yang dilakukan revisi tidak mempunyai data yang out of control hal ini menunjukan bahwa data sudah seragam.

3. Diameter Genggaman (DG)

Hasil uji keseragaman data pada diameter genggaman (DG) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k = 2 sehingga:

Xmaks= 7,83 X min = 3,2

2

+ = X

BKA σ = 4,28 + 2(0,68) = 87,81 cm 2

− = X

BKB σ = 4,28 - 2(0,68) = 60,83 cm

Dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan bahwa data diameter genggaman (DG) tidak berada pada BKA atau XmaksBKA maka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak seragam. Peta kontrol untuk dimensi diameter genggaman (DG) dapat dilihat pada Gambar 6.

0 20 40 60 80 100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51

JT

BKA

(9)

Gambar 6 Peta Kontrol Diameter Genggaman (DG)

Data diameter genggaman (DG) terdapat data di luar dari BKA sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

22

Peta kontrol revisi I untuk data diameter genggaman (DG) dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Peta Kontrol Revisi I Diameter Genggaman (DG)

(10)
(11)

Lampiran Uji Keseragaman Data Antropometri 1. Tinggi Siku Berdiri (TSB)

Uji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut: k

X

BKA= + σ

k X BKB= − σ

Jika X min > BKB dan Xmaks < BKA maka data seragam Jika X min < BKB dan Xmaks > BKA maka data tidak seragam

Hasil uji keseragaman data pada tinggi siku berdiri (TSB) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k = 2 sehingga:

Xmaks= 115,4 X min = 92,6

2

+ = X

BKA σ = 101,20 + 2(5,44) = 112,09 cm 2

− = X

BKB σ = 101,21 - 2(5,44) = 90,32 cm

Dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan bahwa data tinggi siku berdiri (TSB) tidak berada pada BKA atau XmaksBKA maka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak seragam. Peta kontrol untuk dimensi tinggi siku berdiri dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta Kontrol Dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB)

0 20 40 60 80 100 120 140

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52

TSB

BKA

(12)

Data tinggi siku berdiri (TSB) terdapat data di luar dari BKA sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

21

Peta kontrol revisi I untuk data tinggi siku berdiri (TSB) dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta Kontrol Revisi I untuk Tinggi Siku Berdiri (TSB)

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa dimensi tubuh tinggi siku berdiri (TSB) masih mempunyai data yang out of control hal ini menunjukan bahwa data sudah belum seragam dan perlu dilakukan revisi kedua. Nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB dilakukan perhitungan kembali sebagai berikut :

0

1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739414345474951

TSB

BKA

(13)

99

Peta kontrol revisi II untuk data tinggi siku berdiri (TSB) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta Kontrol Revisi II untuk Tinggi Siku Berdiri (TSB)

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa Tinggi Siku Berdiri (TSB) yang dilakukan revisi kedua tidak mempunyai data yang out of control hal ini menunjukan bahwa data sudah seragam.

2. Jangkauan Tangan (JT)

Hasil uji keseragaman data pada jangkauan tangan (JT) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k = 2 sehingga:

Xmaks= 94

1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739414345474951

TSB

BKA

(14)

X min = 63

Dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan bahwa data jangkauan tangan (JT) tidak berada pada BKA atau XmaksBKA maka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak seragam. Peta kontrol untuk dimensi tinggi siku berdiri dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Peta Kontrol Jangkauan Tangan (JT)

Data jangkauan tangan (JT) terdapat data di luar dari BKA sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

(15)

Gambar 5 Peta Kontrol Revisi I Jangkauan Tangan (JT)

Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa jangkauan tangan (JT) yang dilakukan revisi tidak mempunyai data yang out of control hal ini menunjukan bahwa data sudah seragam.

3. Diameter Genggaman (DG)

Hasil uji keseragaman data pada diameter genggaman (DG) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k = 2 sehingga:

Xmaks= 7,83 X min = 3,2

2

+ = X

BKA σ = 4,28 + 2(0,68) = 87,81 cm 2

− = X

BKB σ = 4,28 - 2(0,68) = 60,83 cm

Dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan bahwa data diameter genggaman (DG) tidak berada pada BKA atau XmaksBKA maka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak seragam. Peta kontrol untuk dimensi diameter genggaman (DG) dapat dilihat pada Gambar 6.

0 20 40 60 80 100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51

JT

BKA

(16)

Gambar 6 Peta Kontrol Diameter Genggaman (DG)

Data diameter genggaman (DG) terdapat data di luar dari BKA sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

22

Peta kontrol revisi I untuk data diameter genggaman (DG) dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Peta Kontrol Revisi I Diameter Genggaman (DG)

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

Gambar

Gambar 1 Peta Kontrol Dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB)
Gambar 2. 120
Gambar 3.
Gambar 4 Peta Kontrol Jangkauan Tangan (JT)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk

Berdasarkan hasil kuisioner Standard Nordic Questionnaire (SNQ) identifikasi dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa keluhan yang paling banyak dirasakan operator bagian

Berdasarkan hasil kuisioner Standard Nordic Questionnaire (SNQ) identifikasi dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa keluhan yang paling banyak dirasakan operator bagian

Wawancara awal yang dilakukan dengan operator penggiling buah kopi diketahui.. bahwa keluhan rasa sakit yang dialami sakit kaku di leher bagian bawah,

UKM Tani bersama menggunakan teknologi produksi yang manual, hal tersebut dapat terlihat dari cara kerja serta peralatan yang digunakan untuk melakukan proses produksi hampir

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah operator mengeluhkan rasa sakit dan tidak nyaman selama menggunakan alat pemotong skim rubber karena tidak sesuai dengan dimensi

Dimensi produk Dimensi produk sederhana karena hanya menyimpan daya dari aliran listrik PLN Solar charging bag memiliki dimensi yang lebih sederhana yang memungkinkan untuk

Untuk mencari nilai ergonomis maka diperlukan data anthropometri yang diperoleh dari pengukuran dimensi tubuh manusia, dimana data anthropometri yang digunakan