• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 "

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Bergas Kidul 01 sebanyak 35 siswa terdiri dari laki-laki 16 siswa dan perempuan 19 siswa. Kondisi belajar di kelas mereka sudah bagus karena banyak siswa yang memperhatikan guru ketika mengajar sehingga suasana kelas tidak ramai dan dapat dikondisikan. Guru kelas juga sudah mengatur tempat duduk sesuai prestasi belajar siswa, yaitu siswa dengan prestasi belajar rendah biasanya ditempatkan di bangku pertama maupun kedua agar bisa mengontrol siswa dengan baik. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa sebagian besar adalah buruh. Tidak semua wali siswa peduli terhadap pendidikan. Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa kelas IV SD Negeri Bergas Kidul 01 terutama di tingkat kecamatan baik di bidang akademik maupun non akademik.

4.2Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilakukan di Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus.Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.Tiap pertemuan dengan alokasi waktu2x 35 menit.

4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan

(2)

sebagian peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 70).

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus) No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 40-49 1 2,85 Belum Tuntas

2. 50-59 6 17,14 Belum Tuntas

3. 60-69 20 55,72 Belum Tuntas

4. 70-79 8 21,44 Tuntas

5. 80-89 1 2,85 Tuntas

6. 90-100 0 0

Jumlah 35 100

Nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai terendah

63,14 80 45

(3)

Gambar4.1

Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan

Gambar 4.1

Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan

Gambar 4.1 menjelaskan hasil belajar dari 35 siswa pada kondisi sebelum tindakan. Dari Diagram batang tersebut dapat diperoleh hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian dapat dilihat seperti pada tabel 4.2 berikut ini

Tabel 4.2

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum Tindakan Siswa Kelas 4 Negeri Bergas Kidul 01

No. Nilai Ketuntasan Sebelum Tindakan Jumlah siswa Persentase (%)

1. ≥ 70 Tuntas 9 26

Tabel 4.2 terlihat jelas perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak 9 siswa (26%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 26 siswa (74%). Dengan nilai rata-rata 63,14, nilai tertinggi adalah 80, dan nilai terendah adalah 45. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.2 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 4.2

1

(4)

Gambar 4.2

Persentase Ketuntasan Belajar

SD Negeri Bergas Kidul 01Sebelum Tindakan

Gambar 4.2 dapat diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 26 siswa dengan persentase 74%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 26%.

Diperoleh data hasil belajar siswa yang masih rendah dari kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam Penelitian di SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, penulis menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas

kelas IV SD Negeri Bergas 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang akan dilakukan dalam dua siklus. Dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam setiap pembelajaran.

4.2.2 Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari dua perencanaan pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II.

26%

74%

Tuntas

(5)

a. Pertemuan I

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi yang sudah dilakukan SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang peneliti bekerjasama dengan guru kelas 4 dengan melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) yang digunakan pada kegiatan pembelajaran khususnya pada

kelas 4 semester II pada mata pelajaran IPA sebelum melakukan kegiatan mengajar pada pertemuan I, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa.

Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan pengertian sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam dengan tujuan pembelajaran yaitu dengan siswa berdiskusi dan mengamati benda-benda yang ada di lingkungan sekitar siswa dapat menjelaskan pengertian sumber daya alam, membedakan jenis-jenis yang sumber daya alam. Guru juga perlu mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya Lembar Kerja Siswa (LKS), buku pelajaran, alat peraga yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai pengertian sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya.

(6)

Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang dipelajari hari itu kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan adanya kekurangan atau kelemahan pada pertemuan I. Perencanaan Siklus I Pertemuan II akan mendiskusikan kegunaan atau manfaat dari sumber daya alam dan menggolongkan macam-macam benda menurut asalnya. Guru juga perlu mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya Lembar Kerja Siswa (LKS), buku pelajaran, alat peraga yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk materi kegunaan sumber daya alam dan menggolongkan macam-macam benda menurut asalnya. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai kegunaan sumber daya alam dan menggolongkan macam-macam benda menurut asalnya. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota

kelompok dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya.

4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja kelompk dan kelompok yang lain menanggapi.

(7)

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Dimana pada tahap Pertemuan I dan pertemuan II berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran) berikunya diberikan evaluasi pembelajaran.Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2015 pada jam 1 dan 2. Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2015 pada jam 3 dan 4.

Pertemuan I a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan pada pertemuan I guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya pada siswa sebutkan nama-nama tumbuhan yang berada di lingkungan sekolah? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru.Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

b. Kegiatan Inti

(8)

melakukan diskusi tentang pengerian sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru, dan sumber lainnya melalui diskusi kelompok tentang pengerian sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, kemudian guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Setelah selesai membacakan hasilnya kelompok lain menanggapi begitu seterusnya sehinggan semua kelompok membacakan hasil diskusinya, selanjutnya guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi yang sudah dikerjakan tiap kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari, memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar serta memberikan pemantapan dengan mendorong siswa untuk mengetahui konsep, pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mengadakan tindak lanjut. Siswa diminta sepulang dari sekolah untuk mengamati di sekitar halaman rumah atau dilingkungan desa tentang benda yang termasuk dalam sumber daya alam serta diminta untuk membaca materi pelajaran selanjutnya di rumah.

Pertemuan II a. Kegiatan Awal

(9)

b. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang kegunaan dan bahan asal benda sumber daya alam, kemudian melakukan tanya jawab pada siswa tentang apa saja kegunaan dan bahan asal benda sumber daya alam. Misalnya daging dimanfaatkan untuk makanan, air dimanfaatkan untuk mandi, mencuci, minum, minyak bumi dimanfaatkan untuk bahan bakar, dan jati dimanfaatkan untuk meja, kursi, bahan untuk membuat rumah. Sedangkan untuk yang bahan asal sumber daya alam misalnya meja dan kursi terbuat dati kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan serta daging berasal dari hewan Selanjutnya guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan membagi siswa menjadi

7 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa, kemudian guru memberikan nomor kepada setiap anggota kelompok dan tiap anggota kelompok tersebut mendapat nomor. Siswa melakukan diskusi tentang kegunaan dan bahan asal benda sumber daya alam. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru, dan sumber lainnya melalui diskusi kelompok tentang kegunaan dan bahan asal benda sumber daya alam. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, kemudian guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Setelah selesai membacakan hasilnya kelompok lain menanggapi begitu seterusnya sehingga semua kelompok membacakan hasil diskusinya, selanjutnya guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi yang sudah dikerjakan tiap kelompok.

c. Kegiatan Akhir

(10)

3. Observasi

Hasil dari Tindakan observasi pada siklus I yang dilakukan di SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang berupa hasil lembar observasi (terlampir). Proses pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan.Terlihat pada siklus I hasil kegiatan pembelajaran sudah cukup baik, sedangkan pada siklus II ini dibuat dalam dua pertemuan. Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil lembar observasi yangditerapkan oleh guru dan siswa. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model cooperative learning tipe numbered heads together (NHT) dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembarobservasi. Hasil tindakan proses model cooperative learning tipeNumbered Heads Together (NHT) pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II.

(11)

Tabel 4.3

Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor

Rata-rata Kegiatan Awal

1 Persiapan  Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

 Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

3

3

3

2 Apersepsi  Melakukan kegiatan apersepsi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

3 2

2,5

3 Motivasi  Memotivasi siswa 3 3

Kegiatan Inti

1. Penomoran  Pembagian kelompok dan nomor kepala

3 3

2 Mengajukan pertanyaan

 Bertanya kepada siswa 4 4

3 Berpikir bersama

 Pembagian bahan diskusi

 Berdiskusi dengan kelompok dan menyatukan pendapat

 Meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya

 Mengawasi aktivitas siswa dalam diskusi

4 Menjawab  Menyuruh untuk mengumpulkan

 Memanggil siswa dengan menyebutkan nomor

 Menjawab pertanyaan dengan mempresentasikan hasil diskusi

 Menanggapi jawaban dari kelompok lain

(12)

Tabel 4.3 di atas untuk siklus I pertemuan I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetheryang diterapkan oleh guru. Di sini dalam persiapan

siswa dalam mengikuti pembelajaran masih baik karena rata-rata 3 pada proses pembelajarannya masih kurang tertib. Dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa masih kurang baik dengan rata-tata 2,5. Pembagian kelompok dan pemberian nomor baik dengan rata-rata 3. Selama pembelajaran berlangsung guru menyampaikan materi dan memberikan tanya jawab kepada siswa sudah baik yaitu dengan rata-rata 3. Dalam diskusi kelompok siswa berpikir bersama menyatukan pendapat agar dalam satu kelompok mengetahui jawaban dalam kelompok masih sangat baik yaitu dengan rata-rata 4. Guru dalam memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siswa mempresentasikan hasil diskusinya masih baik dengan rata-rata 3 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Kelompok yang lain masih kurang dalam menanggapi kelompok yang maju baik dengan rata-rata 3. Kesimpulan dengan rata-rata 2,5 di dalam kesimpulan guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama-sama masih kurang baik dan siswa belum aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan guru. Hal itu dapat diketahui kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Dengan kelemahan dan kelebihan tersebut akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II.

(13)

Tabel 4.4

Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor

Rata-rata Kegiatan Awal

1 Persiapan  Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

 Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

3

3

3

2 Apersepsi  Melakukan kegiatan apersepsi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

3 2

2,5

3 Motivasi  Memotivasi siswa 3 3

Kegiatan Inti

1. Penomoran  Pembagian kelompok dan nomor kepala 4 4

2 Mengajukan pertanyaan

 Bertanya kepada siswa 4 4

3 Berpikir bersama

 Pembagian bahan diskusi

 Berdiskusi dengan kelompok dan menyatukan pendapat

 Meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya

 Mengawasi aktivitas siswa dalam diskusi

4 Menjawab  Menyuruh untuk mengumpulkan

 Memanggil siswa dengan menyebutkan nomor

 Menjawab pertanyaan dengan mempresentasikan hasil diskusi

 Menanggapi jawaban dari kelompok lain

1 Kesimpulan  Memberikan kesimpulan tentang materi yang dipelajari

(14)

Tabel 4.4 siklus I pertemuan II observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang diterapkan oleh guru. Di sini dalam

persiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik karena rata-rata 3 pada proses pembelajarannya siswa sudah tertib. Dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran masih kurang baik dengan rata-tata 2,5. Guru dalam memotivasi siswa sudah baik dengan rata-rata 3. Pembagian kelompok dan pemberian nomor sangat baik dengan rata-rata 4. Selama pembelajaran berlangsung dalam melakukan tanya jawab sudah sangat baik yaitu dengan rata-rata 4. Dalam diskusi kelompok siswa berpikir bersama menyatukan pendapat agar dalam satu kelompok mengetahui jawaban dalam kelompok masih sudah baik yaitu dengan rata-rata 3. Guru dalam memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siswa mempresentasikan hasil diskusinya cukup baik dengan rata-rata 2,5 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Kelompok yang lain cukup baik dalam menanggapi kelompok yang maju baik dengan rata-rata 3 Guru bersama siswa dalam menyimpulkan pembelajaran, bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui, memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada siswa sudah baik yaitu dengan rata-rata 3,25. Dari hasil pengamatan siklus I pertemuan I sampai pertemuan II sudah ada peningkatan dalam melakukan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT).

4. Hasil Tindakan

(15)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 50-59 0 0 Belum Tuntas

2. 60-69 5 14,28 Belum Tuntas

3. 70-79 20 57,16 Tuntas

4. 80-89 8 22,85 Tuntas

5. 90-100 2 5,71 Tuntas

Jumlah 35 100

Nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai terendah

74,43 90 60

(16)

Gambar4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Gambar 4.3 menjelaskan hasil belajar dari 35 siswa pada siklus I dari diagram batang tersebut dapat diperoleh hasil pembelajaran siswa pada siklus I, dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6 berikut ini

Tabel 4.6

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas IV Negeri Bergas 01

No. Nilai Ketuntasan Siklus I

Jumlah siswa Persentase (%)

1. ≥70 Tuntas 30 86

2. <70 Belum Tuntas 5 14

Jumlah 35 100

Rata-rata 74,43

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 60

Tabel 4.6 terlihat jelas perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak 30 siswa (86%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa (14%). Dengan nilai rata-rata 74,43, nilai tertinggi adalah 90, dan nilai terendah adalah 60. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.6 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 4.4

0

5

20

8

2

0 5 10 15 20 25

(17)

Gambar 4.4

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01Siklus I

Gambar 4.4 dapat diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 5 siswa dengan persentase 14%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 30 siswa dengan persentase 86%.

5. Refleksi

Siklus I pertemuan I yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya tersebut salah, sebagian besar siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya. Maka guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai pendapat/jawaban dari teman-teman lainnya.

Ketika guru menyampaikan materi yang dipelajari ada sebagian siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru tetapi asyik bermain dengan teman sebangkunya dengan memainkan kertas. Untuk mengantisipasi pada pertemuan berikutnya guru bertindak tegas pada siswa yang bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Siklus I pertemuan II, kekurangan guru dalam mengajar antara lain kurang mengendalikan siswa dalam diskusi kelompok, sedangkan kelebihan guru pada

86% 14%

Tuntas

(18)

saat mengajar yaitu guru sudah optimal dalam menguasai siswa, persiapan guru pada saat mengajar juga optimal, adanya ketegasan guru pada saat menegur siswa yang seenaknya sendiri bermain saat pembelajaran berlangsung, saat guru menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan, sebagian besar sudah aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan hasil refleksi ini diharapkan guru memperbaiki kekurangan agar dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya akan menjadi lebih baik. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam pertemuan II yang sudah dilakukan. Perbaikan akan dilaksanakan pada Siklus II.

4.2.3 Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Hasil siklus I adanya kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I, perencanaan pada siklus II ini dilakukan sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya dilaksanakan 2 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah kegiatan pembelajaran pada siklus II dan materi pembelajaran yang berbeda. Sebelum melakukan kegiatan mengajar pada siklus II ini guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.

a. Pertemuan I

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi yang sudah dilakukan SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang peneliti bekerjasama dengan guru kelas 4 dengan melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) yang digunakan pada kegiatan

pembelajaran khususnya pada kelas 4 semester II pada mata pelajaran IPA sebelum melakukan kegiatan mengajar pada pertemuan I, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa.

(19)

siswa berdiskusi siswa dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar dengan cara membedakan sampah organik dan sampah non organik. Guru juga perlu mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya Lembar Kerja Siswa (LKS), buku pelajaran, alat peraga yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai menghemat energi dan mengurangi pencemaran dengan cara membedakan sampah organik dan sampah non organik. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja kelompk dan kelompok yang lain menanggapi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang dipelajari hari itu kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

b. Pertemuan II

(20)

melakukan kegiatan pembelajaran model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai pemanfaatan sumber daya alam serta dampak dari penggunaan sumber daya alam secara berlebihan. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja kelompk dan kelompok yang lain menanggapi.

Pertemuan II ini mempelajari tentang pemanfaatan sumber daya alam serta dampak dari penggunaan sumber daya alam secara berlebihan.. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan menggunakan tes objektif.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II ini digunakan sebagai tindak lanjut penyempurnaan dan pemantapan pada siklus I,pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Dimana pada tahap Pertemuan I dan pertemuan II berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran) dan berikutnya diberikan evaluasi pembelajaran.Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015 pada jam 1 dan 2. Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015 pada jam 1 dan 2.

Pertemuan I a. Kegiatan Awal

(21)

kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya pada siswa “Siapa yang pernah mendaur ulang barang-barang bekas? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru. Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

b. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang pengertian menghemat energi dan mengurangi pencemaran, kemudian melakukan tanya jawab pada siswa tentang cara menghemat energi dan mengurangi pencemaran. Misalnya dengan mendaur ulangbarang-barang bekas dan membedakan sampah organik dan sampah non organik. Selanjutnya guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan membagi siswa menjadi 7 kelompok

masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa, kemudian guru memberikan nomor kepada setiap anggota kelompok dan tiap anggota kelompok tersebut mendapat nomor. Siswa dalam kelompok mendengarkan prosedur mengerjakan tugas kelompok. Siswa melakukan diskusi tentang mencari contoh yang termasuk sampah organik dan sampah non organik. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru, dan sumber lainnya melalui diskusi kelompok tentang mencari contoh yang termasuk sampah organik dan sampah non organik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, kemudian guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Setelah selesai membacakan hasilnya kelompok lain menanggapi begitu seterusnya sehingga semua kelompok membacakan hasil diskusinya, selanjutnya guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi yang sudah dikerjakan tiap kelompok.

c. Kegiatan Akhir

(22)

memberikan tindak lanjut. Siswa diminta sepulang dari sekolah untuk mengamati di sekitar halaman rumah atau dilingkungan desa tentang contoh-contoh sampah yang termasuk sampah organik dan non organik serta diminta untuk membaca materi pelajaran selanjutnya di rumah.

Pertemuan II a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Siapa yang pernah menanam pohon”? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru. Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

b. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang pemanfaatan sumber daya alam dan dampak penggunaan bahan alam secara berlebihan serta upaya manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam, kemudian melakukan tanya jawab pada siswa tentang pemanfaatan sumber daya alam dan dampak penggunaan bahan alam secara berlebihan serta upaya manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam. Selanjutnya guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT)dengan membagi siswa menjadi 7

(23)

upaya manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, kemudian guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Setelah selesai membacakan hasilnya kelompok lain menanggapi begitu seterusnya sehingga semua kelompok membacakan hasil diskusinya, selanjutnya guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi yang sudah dikerjakan tiap kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian kompetensi.

3. Observasi

Tahap pembelajaran siklus II pertemuan I yang sedang berlangsung, observer (peneliti) untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi tersebut meliputi item yang sesuai dengan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk mengamati semua aktivitas yang

(24)
(25)

Tabel 4.7

Hasil Observasi Tindakan Siklus II Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor

Rata-rata Kegiatan Awal

1 Persiapan  Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

 Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

4

4

4

2 Apersepsi  Melakukan kegiatan apersepsi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

3 3

3

3 Motivasi  Memotivasi siswa 4 4

Kegiatan Inti

1. Penomoran  Pembagian kelompok dan kepala bernomor

3 3

2 Mengajukan pertanyaan

 Bertanya kepada siswa 3 3

3 Berpikir

bersama 

Pembagian bahan diskusi

 Berdiskusi dengan kelompok dan menyatukan pendapat

 Meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya

 Mengawasi aktivitas siswa dalam diskusi

4 Menjawab  Menyuruh untuk mengumpulkan

 Memanggil siswa dengan menyebutkan nomor

 Menjawab pertanyaan dengan mempresentasikan hasil diskusi

 Menanggapi jawaban dari kelompok lain

1 Kesimpulan  Memberikan kesimpulan tentang materi yang dipelajari

(26)

Tabel 4.7 untuk siklus II pertemuan I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang diterapkan oleh guru. Di sini dalam persiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah sangat baik karena rata-rata 4 pada proses pembelajarannya siswa sudah tertib untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran sudah baik dengan rata-tata 3. Guru dalam memotivasi siswa sudah sangat baik dengan rata-rata 4. Pembagian kelompok dan pemberian nomor sudah baik dengan rata-rata 3. Selama pembelajaran berlangsung dalam melakukan tanya jawab sudah baik yaitu dengan rata-rata 3. Dalam diskusi kelompok siswa berpikir bersama menyatukan pendapat agar dalam satu kelompok mengetahui jawaban dalam kelompok sudah sangat baik yaitu dengan rata-rata 3,75. Guru dalam memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siswa mempresentasikan hasil diskusinya sudah sangat baik dengan rata-rata 3,75 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Kelompok yang lain sudah baik dalam menanggapi kelompok yang maju. Guru bersama siswa dalam menyimpulkan pembelajaran, bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui, memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada siswa sudah baik yaitu dengan rata-rata 3,5.

(27)

Tabel 4.8

Hasil Observasi Tindakan Siklus II Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor

Rata-rata Kegiatan Awal

1 Persiapan  Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

 Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

4

4

4

2 Apersepsi  Melakukan kegiatan apersepsi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

4 3

3,5

3 Motivasi  Memotivasi siswa 4 4

Kegiatan Inti

1. Penomoran  Pembagian kelompok dan nomor kepala

4 4

2 Mengajukan pertanyaan

 Bertanya kepada siswa 4 4

3 Berpikir bersama

 Pembagian bahan diskusi

 Berdiskusi dengan kelompok dan menyatukan pendapat

 Meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya

 Mengawasi aktivitas siswa dalam diskusi

4 Menjawab  Menyuruh untuk mengumpulkan

 Memanggil siswa dengan menyebutkan nomor

 Menjawab pertanyaan dengan mempresentasikan hasil diskusi

 Menanggapi jawaban dari kelompok lain

1 Kesimpulan  Memberikan kesimpulan tentang materi yang dipelajari

(28)

Tabel 4.8 untuk siklus II pertemuan II observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang diterapkan oleh guru. Di sini dalam persiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah sangat baik karena rata-rata 4 pada proses pembelajarannya siswa sudah tertib untuk mengikuti kegiatan pembelaharan. Dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran sudah baik dengan rata-tata 3,5. Guru dalam memotivasi siswa sudah sangat baik dengan rata-rata 4. Pembagian kelompok dan pemberian nomor dalam setiap kelompok sudah sangat baik dengan rata-rata 4. Selama pembelajaran berlangsung dalam melakukan tanya jawab sudah sangat baik yaitu dengan rata-rata 4. Dalam diskusi kelompok siswa berpikir bersama menyatukan pendapat agar dalam satu kelompok mengetahui jawaban dalam kelompok sudah baik yaitu dengan rata-rata 3,75. Guru dalam memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siswa mempresentasikan hasil diskusinya sudah sangat baik dengan rata-rata 4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Kelompok yang lain sudah baik dalam menanggapi kelompok yang maju. Guru bersama siswa dalam menyimpulkan pembelajaran, bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui, memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada siswa sudah baik yaitu dengan rata-rata 4. Dari hasil pengamatan siklus II pertemuan I sampai pertemuan II sudah ada peningkatan dalam melakukan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT).

4. Hasil Tindakan

(29)

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 50-59 0 Belum Tuntas pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa telah mencapai ketuntasan dalam belajarnya (KKM=70) sebanyak 35 siswa, Diketahui pada skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 3 siswa dengan presentase 8,57%, nilai antara 80-89 frekuensinya ada 12 dengan presentase 34,29%. nilai antara 90-100 frekuensinya ada 20 dengan presentase 57,14%. Dengan nilai rata-rata 88,86 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada daftar nilai siswa.Dari data tersebut, peneliti hasil belajar pada mata pelajaranIPA mengalami peningkatan.Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel di atas dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.5 di bawah ini

Gambar 4.5

Hasil Belajar Siswa Siklus II

(30)

Gambar 4.5 menjelaskan hasil belajar dari 35 siswa pada siklus II dari diagram batang tersebut dapat diperoleh hasil pembelajaran siswa pada siklus II, dapat dilihat seperti pada Tabel 4.10 berikut ini

Tabel 4.10

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas 4SD Negeri Bergas Kidul01

No. Nilai Ketuntasan Siklus I

Jumlah siswa Persentase (%)

1. ≥70 Tuntas 35 100

2. <70 Belum Tuntas 0 0

Jumlah 35 100

Rata-rata 88,86

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 75

Tabel 4.10 terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak 35 siswa dengan persentase 100%. Dengan nilai rata-rata 88,86 nilai tertinggi adalah 100, dan nilai terendah adalah 75. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.10 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 4.6

Gambar 4.6

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01Siklus II

Gambar 4.6 dapat diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang pada siklus II terbukti dari perolehan nilai siswa setelah penggunaan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa

(31)

meningkat dan tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 35 siswa dengan persentase 100%.

5. Refleksi

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe numbered Heads Together (NHT) sudah diterapkan minimal dengan kategori cukup dari keseluruhan kegiatan pembelajaran dan pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah diterapkan dengan kategori sangat baik dari keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT). Berarti indikator keberhasilan penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) siklus I dan siklus II sudah tercapai dan mengalami peningkatan sesuai tujuan yang direncanakan.

Siklus II kekurangan yang terjadi sudah dapat teratasi, terbukti pada siklus II adalah guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang kurang memperhatikan saat mengikuti pembelajaran, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa, siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa sudah antusias dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.

4.3Hasil Analisis Data

(32)

Tabel 4.11

Rekapitulasi Ketuntasan Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas 4 Negeri Bergas Kidul 01

No Nilai

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah

Jumlah 35 100 35 100 35 100

Nilai tertinggi 80 90 100

Nilai terendah 45 60 75

Rata-rata 63,14 74,43 88.86

(33)

Gambar 4.7 Ketuntasan Belajar

Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

Perbandingan persentase kenaikan ketuntasan siswa dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12

Perbandingan Persentase Kenaikan Ketuntasan Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

No. Sebelum

Tabel 4.12 berikut dapat dibuat diagram lingkaran persentase kenaikan ketuntasan siswa dapat dilihat pada gambar 4.8

(34)

Gambar 4.8

Diagram Lingkaran Perbandingan Persentase Kenaikan Ketuntasan Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

Gambar 4.8 di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan sebanyak 14 % dari jumlah siswa yang tuntas belajar dari siklus I dan siklus II, hal itu membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dibuktikan dengan adanya persentase kenaikan jumlah ketuntasan siswa dari sebelum tindakan, siklus I sampai siklus II. Pada Siklus II semua siswa yang memenuhi KKM=70 mencapai 100%.

4.4Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran tindakan dalam penelitianini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi sumber daya alam. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang memperhatikan penyampaian materi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran masih

banyak siswa yang sibuk sendiri dan tidak menempati tempat duduknya masing-masing, siswa tidak berani mengungkapkan pendapat pada kelompok. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu siswa masih banyak yang bingung dan kurang dapat mencermati atau mengerjakan lembar tugas yang diberikan guru.

26%

86% 100%

(35)

Guru dalam menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan memanfaatkan power point kurang

optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pertemuan berikutnya harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.

Pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahan-permasalahan seperti diatas. Sehingga guru terus menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditunjukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih dibawah kriteria sangat baik. Pada siklus I dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90, nilai rata-rata 74,43 jumlah siswa yang tuntas 30 siswa atau 86% dan yang tidak tuntas 5 siswa atau 14% dengan indikator kinerja pada siklus I 80%.

Pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukan antara lain siswa sudah berani mengungkapkan pendapat pada kelompok, siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Pada Siklus II siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan nilai rata-rata 88,86, nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100.

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dilakukan guru pada siswa kelas 4 SD Negeri

Bergas Kidul 01 dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan yang baik, ini berarti bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar

Gambar

Tabel 4.1
Gambar  4.2  Persentase Ketuntasan Belajar
Tabel 4.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pertemuan I
Tabel 4.4 Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pertemuan II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ini berbeda, pada saat kita mendefinisikan permutasi (urutan diperhatikan), penyusunan tersebut dapat dilakukan dengan enam buah cara, yaitu pq, pr, qr, qp, rp, dan rq.. Bola akan

Variabel bebas yaitu citra perguruan tinggi, kualitas pelayanan dan kesadaran harga secara simultan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap keputusan studi

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan kondisi fisik alami lokasi penelitian yang dianalisis berdasarkan parameter kajian bahaya kebakara hutan dan

Proses pendaftaran dan seleksi murid, serta pengisian nilai dapat dipermudah dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Akademik Sekolah Dasar Negeri Wates

Kualitas pelayanan yang kurang baik dalam bidang pendidikan di Indonesia Timur menjadi alasan tersendiri bagi masyarakat Indonesia Timur untuk menjadikan kualitas

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada