• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi, dimana guru bertindak sebagai pelaksana pembelajaran dan peneliti sebagai observer. Menurut Arikunto (2010: 47-48) Penelitian tindakan kelas kolaborasi yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam kelompok 2(dua) orang. Adapun perencanaanya meliputi:

a. Model tindakan yang digunakan.

b. Panduan yang akan diberikan kepada siswa. c. Jadwal pelaksanaan.

d. Model pengamatan dan lembar yang akan digunakan. e. Bagaimana model refleksi yang akan dilakukan.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 03 yang terletak di Desa Karang Kepoh No.1 Kecamatan Argomulyo Salatiga. Lokasi sekolah ini berada dilingkup rumah penduduk serta pinggir pasar dan terminal pasar sapi.

3.2.2 Subjek Penelitian

(2)

kendala yang dialami dalam pembelajaran yakni kurangnya keaktifan siswa serta rendahnya hasil belajar IPA. Dari data hasil belajar IPA semester 1, didapat data dari 24 siswa hanya 9 siswa atau 37,5% siswa yang tuntas, sedangkan 15 siswa yang belum tuntas atau 62,5% belum memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yakni 70.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang diperkirakan pelaksanaannya pada bulan Maret 2015 sampai selesai.

Adapun pengalokasian waktu pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian 2014/2015

No Pelaksanaan Penelitian Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi

2 Penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji

validitas

3 Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2

4

Siklus 1

Perencanaan Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

5

Siklus 2

Perencanaan Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

(3)

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Slameto (2012: 138) variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Variabel penelitian tindakan kelas ini ada tiga yaitu variabel bebas, variabel terikat pertama dan variabel terikat kedua. Variabel bebasnya yaitu pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL), variabel terikat/dependen pertamanya yaitu keaktifan dan variabel terikat yang kedua adalah hasil belajar .

3.3.1 Variabel keaktifan

Dalam penelitian ini yang menjadi Y1 adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang didalamnya siswa dapat berperan aktif, maka pembelajaran harus berpusat pada siswa, dimana siswa dituntut untuk menemukan pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam dan lebih maju. Menurut Asmani (2013: 77-79) ada beberapa aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar aktif, yaitu:

Ada 4 aspek dalam keaktifan yaitu: a. Pengalaman

b. Interaksi c. Komunikasi d. Refleksi

3.3.2 Variabel Hasil Belajar

(4)

3.3.3 Variabel Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Model pembelajaran yakni Contextual Teaching and learning (CTL). Contextual Teaching and learning (CTL) adalah model dalam pembelajaran yang membantu guru dalam mengkaitkan materi pembelajaran yang diajarkanya dengan kehidupan sehari-hari siswa, baik dalam lingkungan sekolah ataupun di dalam lingkungan masyarakat

3.4 Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Tahapan Pelaksanaan PTK. Tahapan pelaksanaan PTK ini terdapat empat tahap meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi (Arikunto, 2010: 17). Model tahapan pelaksanaan PTK dapat dilihat gambar 3.1:

Gambar 3.1

Model Tahapan-Tahapan Pelakasanaan PTK Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi Refleksi

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan

(5)

Berdasarkan gambar 3.1 penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan/observasi mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada Siklus I. Masing-masing siklus diakhiri dengan evaluasi.

3.4.1 Siklus 1

3.4.1.1Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL).

Langkah-langkah perencanaan untuk siklus I sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang sesuai dengan materi.

2) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan. 4) Menyiapkan LKS untuk siswa.

5) Menyiapkan lembar observasi.

(6)

3.4.1.2 Pelaksanaan 1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran.

b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa pada situasi belajar yang kondusif

c. Guru mengadakan apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

e. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.

f. Guru memcontohkan/membagikan sebuah model/alatperaga dan LKS pada setiap kelompok.

2. Kegiatan Inti

Tabel 3.2

Tahap-Tahap Proses Pembelajaran Menggunakan Model CTL

No. Tahap CTL

1 Kontruktivisme

(Constructivism)

2 Menemukan (Inquiry)

3 Bertanya (Questioning)

4 Masyarakat belajar

(Learning Community) 5 Pemodelan (Modelling) 6 Refleksi (Reflection) 3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa membahas kesimpulan pembelajaran. b. Siswa mengerjakan tes akhir.

c. Guru menutup pelajaran. 3.4.1.3Observasi

(7)

kegiatan awal, inti dan akhir, dilaksanakan setiap siklus pada pertemuan 1 dan 2 yang dibantu oleh peneliti untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang meliputi observasi kegiatan pembelajaran/KBM guru dan siswa serta observasi keaktifan siswa.

3.4.1.4Refleksi

1) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 3) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus

4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat memperbaiki model yang dilakukan pada siklus I.

3.4.2 Siklus II

Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya untuk itu diharapkan agar perbaikan ini mencapai semua indikator keberhasilan yang di tentukan oleh peneliti.

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis pengumpulan data yang diperlukan yaitu :

(8)

2. Peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data melalui tes evaluasi yang dibuat guru dalam penelitian ini. Data ini kemudian dianalisis secara kuantitatif.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes.

1. Observasi

Menurut (Slameto: 166) observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Dalam konteksnya metode ini digunakan untuk mengetahui tentang pengajaran guru dan siswa didalam kelas, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.

(9)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM Guru Tahap

Pembelajaran Aspek Yang Diamati Pada Guru No Item

Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran. 1-6

2. Guru membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.

3. Guru memberi tahu mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran.

5. Guru membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 anak.

6. Guru bertanya jawab tentang kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan Inti melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran secara lebih kongkrit, setelah melakukan pengamatan .

7-17

8. Guru membimbing siswa mengaitkan materi dari pengalaman siswa sehari-hari.

2. Tahap Menemukan (Inquiry)

9. Guru membimbing siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.

10. Guru membimbing siswa bersama kelompoknya menganalisis dalam memecahkan masalah dan dalam menyajikan atau mengisi lembar jawab. 3. Tahap Bertanya

(Questioning) 11. Guru membimbing siswa mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan nyata.

12. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebagai respon.

4. Tahap Masyarakat belajar (Learning Community)

(10)

5. Tahap Pemodelan (Modelling)

14. Guru menampilkan sebuah model atau bisa menggunakan alat peraga untuk diamati oleh siswa.

15. Guru memberikan petunjuk cara mengerjakan tugas kepada siswa.

6. Tahap Refleksi

(Reflection) 16. Guru membimbing siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan siswa mencatat kembali apa yang telah dipelajari. 7. Tahap

Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

17. Guru melakukan penilaian akhir dengan memberikan soal tes sesuai dengan kompetensi.

Kegiatan Akhir 18. Tindak lanjut/PR diberikan kepada siswa. 18-20 19. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan

pendapat mereka tentang pembelajaran hari ini. 20. siswa dan guru mengakhiri kegiatan

(11)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM/Keterlibatan Siswa Tahap

Pembelajaran Aspek Yang Diamati Pada Peserta Didik No Item Kegiatan Awal 1. Siswa merapikan tempat duduk dan siap

mengikuti pelajaran. 1-6

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran

3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. 4. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran.

5. Siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 anak. 6. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang

kegiatan – kegiatan dalam pembelajaran. Kegiatan Inti

8. Kontruktivisme (constructivism), Menemukan (inquiry)

7. Siswa dalam kelompok melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran secara lebih kongkrit, setelah melakukan pengamatan

7-17

8. Siswa mengaitkan materi dari pengalaman siswa sehari-hari.

9. Tahap Menemukan (Inquiry)

9. Siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri. 10. Siswa bersama kelompoknya menganalisis

dalam memecahkan masalah dan dalam menyajikan atau mengisi lembar jawab.

10. Tahap Bertanya

(Questioning) 11. Siswa mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan nyata

12. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebagai respon.

13. Siswa saling bekerjasama, bertukar ide, berbagi pengalaman pada waktu diskusi kelompok

12. Tahap Pemodelan (Modelling)

14. Siswa dapat menampilkan dan mengamati sebuah model atau bisa menggunakan alat peraga.

(12)

13. Tahap Refleksi

(Reflection) 16. Siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan siswa mencatat kembali apa yang telah dipelajari.

14. Tahap Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

17. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi

Kegiatan Akhir 18. Siswa menerima tindak lanjut/PR dari guru . 18-20 19. Siswa menyampaikan pendapat mereka tentang

pembelajaran hari ini.

20. Siswa dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa

No. Aspek Keaktifan Indikator Keaktifan Item 1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan

2. membaca

3. membuat sesuatu

3

2 Interaksi 1. berdiskusi

2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok

4

3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang

2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi

komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau

pendapat

5

4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja

atau pikiran sendiri 1

Jumlah

(13)

2. Tes

Menurut (Slameto: 167) hakekat tes adalah sebagai alat ukur; tes adalah prosedur pengukuran yang dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu. Oleh Karena itu untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif yang digunakan peneliti adalah soal tes pilihan ganda. Tes ini dilakukan setiap akhir siklus I dan siklus II. Adapun kisi- kisi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.6:

Tabel 3.6

(14)

Kisi- kisi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.7:

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA (Siklus II)

7.6.1 Mengidentifikasi Berbagai peristiwa alam di indonesia

76.2 Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.

(15)

3.6 Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini akan dikatakan berhasil apabila:

Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti pada pembelajaran IPA kelas V Semester II Tahun 2014/2015 dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan kriteria:

1. Penelitian keaktifan siswa berhasil jika seluruh atau 100% siswa mencapai rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 atau dengan katagori keaktifan siswa tinggi, dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa.

2. Penelitian berhasil jika hasil belajar seluruh atau 100% siswa mencapai atau melebihi KKM yaitu 70.

3.7 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Tes 3.7.1 Uji Validitas

(16)

Tabel 3.8

Rentang Indeks Validitas No Indeks Interpretasi

Berdasarkan interpretasi mengenai uji validitas untuk mengukur instrumen soal tes. Hasil dari uji coba soal tes evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.9:

Tabel 3.9

(17)

26 Soal 26 .453 Valid

27 Soal 27 .515 Valid

28 Soal 28 .768 Valid

29 Soal 29 .030 Tidak Valid

30 Soal 30 .509 Valid

Dari hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.9, dari 30 item soal didapat item 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid. Untuk selanjutnya dari 21 item soal tersebut dipilih 20 soal yang akan di pergunakan dalam penelitian ini.

Adapun hasil dari uji coba soal tes evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.10:

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II

No. Item Soal Corrected

Item-Total Correlation

Keterangan

1 Soal 1 .642 Valid

2 Soal 2 .592 Valid

3 Soal 3 .230 Tidak Valid

4 Soal 4 .567 Valid

5 Soal 5 .558 Valid

6 Soal 6 .549 Valid

7 Soal 7 .558 Valid

8 Soal 8 .592 Valid

9 Soal 9 .532 Valid

10 Soal 10 .152 Tidak Valid

11 Soal 11 .617 Valid

12 Soal 12 .570 Valid

13 Soal 13 .575 Valid

14 Soal 14 .089 Tidak Valid

15 Soal 15 .567 Valid

16 Soal 16 .598 Valid

17 Soal 17 .570 Valid

18 Soal 18 .621 Valid

19 Soal 19 -.279 Tidak Valid

20 Soal 20 -.236 Tidak Valid

21 Soal 21 .575 Valid

22 Soal 22 .706 Valid

(18)

24 Soal 24 .598 Valid

25 Soal 25 .609 Valid

26 Soal 26 .481 Valid

27 Soal 27 .609 Valid

28 Soal 28 -.279 Tidak Valid

29 Soal 29 .308 Tidak Valid

30 Soal 30 .620 Valid

Dari hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.10, dari 30 item soal didapat item 23 soal valid dan 7 soal yang tidak valid. Untuk selanjutnya dari 23 item soal tersebut dipilih 20 soal yang akan di pergunakan dalam penelitian ini.

3.7.2 Uji Realibilitas

Menurut Arikunto (2006: 178) reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten karena pengukuranya menghasilkan galat yang minimal. Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20. Menurut Naniek (2012: 346) tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas berdasarkan nilai alfa di interpretasikan pada tabel 3.11:

Tabel 3.11

Rentang Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi

1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel

(19)

Tabel 3.12

Hasil Reliabilitas Instrumenn Soal Evaluasi Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Items N of

.887 30

Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,887 yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas sangat reliabel.

Selanjutnya hasil reliabilitas dari uji coba soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.13:

Tabel 3.13

Reliabilitas Instrumenn Soal Evaluasi Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Items N of

.915 30

Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,915 yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas sangat reliabel.

3.8 Analisis Data

(20)

digunakan pada data hasil belajar. hasil belajar yang di ukur merefleksikan tujuan pengajaran (Gronlund dalam purwanto, 2008: 45).

3.8.1 Analisis Data Kualitatif Keaktifan Siswa

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan keaktifan siswa peneliti menggunakan skor, pengukuran adalah pemberian angka pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut aturan tertentu (Kerlinger dalam purwanto, 2008: 89). Didalam aturan skoring menjadi aturan mengubah gejala kualitatif menjadi ukuran kuantitatif. Pada lembar observasi keaktifan belajar siswa terdiri dari 4 aspek keaktifan dan berisi 13 indikator keaktifan didalamnya. Skor 1 jika indikator keaktifan dilaksanakan oleh siswa dan skor 0 jika indikator keaktifan tidak dilaksanakan. Setelah pelaksanaan tindakan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti menjumlah skor total keaktifan belajar masing-masing siswa di setiap siklus. Dengan Penghitungan rata- rata jumlah skor setiap siklus yaitu:

+

Peneliti membuat 3 kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan skor total keaktifan siswa, yakni kategori rendah, sedang, dan tinggi dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara menentukan skor keaktifan dengan penghitungan:

=

=

4

Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

Rendah = 0-4 Sedang = 5-9 Tinggi = ≥10

(21)

mengalami peningkatan atau belum, rentang keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.14:

Tabel 3.14

Rentang Keaktifan Siswa

Dari skor total keaktifan belajar masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan apakah keaktifan belajar masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi. Peneliti menetapkan penelitian keaktifan siswa dikatakan berhasil jika seluruh atau 100% siswa mencapai rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa dengan kategori keaktifan tinggi.

3.8.2 Analisis Data Kuantitatif Hasil belajar

Data hasil belajar diperoleh dari analisis data kuantitatif. Persentase hasil belajar setiap siklus yang dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Dari hasil siklus sebelumnya dibandingkan dengan hasil nilai evaluasi siklus selanjutnya untuk mengetahui masing-masing siswa apakah sudah mengalami peningkatan (memenuhi KKM 70) atau belum.

Untuk pengolahan data hasil lembar kerja siswa serta tes diperoleh dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh kemudian dibagi skor maksimal kemudian dikalikan skala ( Purwanto, 2008 : 207). Skala yang di tentukan peneliti adalah 0-100.

Peneliti menetapkan indikator penelitian hasil belajar berhasil jika, hasil belajar seluruh atau 100% siswa mencapai atau melebihi KKM yaitu 70.

No Skor Kategori Keaktifan

1. ≥10 Tinggi

2. 5-9 Sedang

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian 2014/2015
Gambar 3.1 Model Tahapan-Tahapan Pelakasanaan PTK
Tabel 3.2 Tahap-Tahap Proses Pembelajaran
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kelas 4, Depdikbud, 2013. 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah

The PhET sims are designed to allow students to construct their own conceptual understanding of physics through exploration.. This makes the sims useful learning tools for

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Game Memory dengan menggunakan program Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas Object

Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu mengukur beban kerja psikologis untuk menentukan besar beban kerja mental yang dialami oleh seseorang dalam

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Operator Boiler Kelas Dua

Ikan memiliki sistem ekskresi yang terdiri dari ginjal (terutama) dan suatu lubang yang disebut urogenital sebagai tempat bermuaranya saluran ginjal

Melalui hasil analisa penelitian yang telah dilakukan baik secara deskriptif maupun statistik, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 1)

Peneliti mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi persepsi pelanggan terhadap keadilan organisasional perusahaan maka semakin tinggi pelanggan melakukan Customer Citizenship