• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

oleh:

YULI ASTUTI

M0107070

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

iii

MOTO

Selalu berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini, saya persembahkan untuk kedua orang tua saya tercinta.

Atas kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan mereka yang tak terhingga,

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Yuli Astuti, 2012. METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

Multiple criteria decision aid (MCDA) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan memperhatikan beberapa sudut pandang. Pada konteks pengambilan keputusan multikriteria, biasanya metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah MCDA mengasumsikan bahwa struktur preferensi pengambil keputusan diketahui, sehingga dapat dievaluasi semua alternatif pengambilan keputusannya. Satu-satunya metode yang bertujuan mengestimasi struktur preferensi pengambil keputusan adalah metode utility additive(UTA).

Metode UTA adalah suatu metode yang menilai fungsi utilitas aditif pada sekumpulan kriteria, menggunakan informasi berdasarkan peringkat subjektif pada seperangkat alternatif dan evaluasi multikriteria dari alternatif tersebut. Metode UTA dapat mengevaluasi suatu peringkat alternatif berdasarkan utilitasnya. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji ulang metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria. Fungsi utilitas yang diestimasi konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi multikriteria secara global apabila total potensial erornya bernilai nol.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Yuli Astuti, 2012. UTILITY ADDITIVE METHOD FOR EVALUATING SUBJECTIVE RATINGS IN MULTICRITERIA DECISION MAKING. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University.

Multiple criteria decision aid (MCDA) is a method of decision making to solve complex problems with respect to some point of view. In the context of multicriteria decision making, the method that used to solve the problem of MCDA assumes that the decision maker preference structure is known, so it can evaluate all alternatives of decision making. The only method that aims to estimate the preference structure of decision maker is utility additive (UTA) method.

UTA method is a method to assess the additive utility functions on a set of criteria, by using information based on subjective ratings on a set of alternatives and multicriteria evaluation of these alternatives. UTA method can evaluate an alternative ranking based on utility. In this research, the recearcher reviewing the UTA method for evaluating subjective ranking of multicriteria decision making. The estimated utility function is consistent with the subjective ranking and the globally multicriteria evaluation if the total potential error is zero.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Allah SWT, atas semua berkah dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc., Ph.D yang telah membimbing penulis dalam

pendalaman materi serta penulisan skripsi ini,

2. Titin Sri Martini, S.Si, M.Kom yang telah membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini,

3. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Juli 2012

(8)
(9)

commit to user

ix

4.3. Ilustrasi ... 16

V. PENUTUP 30

5.1. Kesimpulan ... 30

5.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA 31

(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

4.1 Penilaian setiap alternatif dengan kriteria ... 17

4.2 Nilai parameter untuk penilaian fungsi utilitas ... 17

4.3 Nilai untuk setiap kriteria ... 18

(11)
(12)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Riset operasi merupakan metode untuk memformulasikan dan merumuskan

permasalahan sehari-hari, baik mengenai bisnis, ekonomi, sosial, maupun bidang

lainnya ke dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal.

Bagian terpenting dari riset operasi adalah bagaimana menerjemahkan

permasalahan sehari-hari ke dalam model matematis.

Riset operasi dapat dikatakan berkaitan dengan pengambilan keputusan,

sehingga keputusan yang diambil menjadi keputusan yang optimal. Multiple

criteria decision aid (MCDA) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk

memecahkan masalah yang kompleks dengan memperhatikan beberapa kriteria.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

MCDA, seperti Smart, AHP, ELECTRE, PROMETHEE, Macbeth, UTA, dan

sebagainya.

Metode utility additive (UTA) adalah suatu metode yang menilai fungsi

utilitas aditif pada sekumpulan kriteria, menggunakan informasi berdasarkan

peringkat subjektif pada seperangkat alternatif dan evaluasi multikriteria dari

alternatif tersebut. Metode UTA adalah metode yang diperkenalkan oleh

Jacquet-Lagreze dan Siskos [3]. Parameter fungsi utilitas diestimasi dengan PL. PL

mengoptimalkan fungsi utilitas sehingga konsisten dengan pengambilan

keputusan secara global. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk

mengidentifikasi pengaruh perubahan parameter PL terhadap pemecahan optimum

[3].

Menurut Jacquet-Lagreze dan Siskos [3], fungsi utilitas yang dinilai bukan

fungsi utilitas tunggal, namun merupakan himpunan fungsi utilitas. Fungsi utilitas

tersebut akan menjadi model yang konsisten dengan pembuat keputusan

preferensi sebelumnya. Metode UTA dapat mengurangi himpunan fungsi utilitas

(13)

commit to user

himpunan fungsi utilitas untuk menilai hubungan peringkat yang hanya

memberikan urutan parsial pada alternatif pilihan [3].

Pada konteks pengambilan keputusan multikriteria, metode UTA adalah

satu-satunya metode yang bertujuan untuk mengestimasi struktur preferensi pengambil

keputusan. Metode lain seperti Smart, AHP, ELECTRE, PROMETHEE, dan

Macbeth, mengasumsikan bahwa struktur preferensi pengambil keputusan

diketahui dan dapat digunakan secara langsung untuk mengevaluasi semua

alternatif [2]. Metode UTA dapat mengevaluasi suatu alternatif berdasarkan

utilitasnya, sehingga metode UTA sering diterapkan dalam berbagai bidang,

seperti bidang pendidikan, transportasi, ekonomi, komunikasi, dan sebagainya.

Bidang komunikasi sangat penting untuk kelancaran dalam berbagai bidang.

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang, beberapa orang,

kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi

agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Setiap orang membutuhkan alat

komunikasi agar dapat berkomunikasi jarak jauh, misalnya handphone.

Bermacam-macam merek dan fasilitas handphone yang semakin canggih

membuat konsumen harus cermat dalam memilih handphone yang sesuai dengan

kebutuhan dan kegunaannya. Pada umumnya, seseorang memilih handphone

berdasarkan gaya dan trend masa kini, sehingga dengan keberadaan tipe

handphone terbaru dapat menggeser tipe-tipe yang lama tanpa dipertimbangkan

fungsi dan kegunaannya. Oleh sebab itu, penulis mengkaji ulang dan menerapkan

metode UTA untuk mengevaluasi pendapat seorang responden mengenai 10

peringkat merek handphone dengan lima kriteria, yaitu harga, memori internal,

tahan baterai saat siaga, tahan baterai saat bicara, dan ukuran kamera. 10 peringkat

merek handphone yang telah dipilih dan diranking oleh responden tersebut

dievaluasi agar hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar rasional dalam membuat

keputusan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses

mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria

(14)

commit to user

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi peringkat subjektif dalam

pengambilan keputusan multikriteria dengan metode UTA.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjelaskan

metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan

keputusan multikriteria. Manfaat praktisnya adalah memberikan kontribusi yang

dapat digunakan sebagai alat bantu dalam evaluasi peringkat subjektif dalam

(15)

commit to user

4 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan

pustaka berisi penelitian-penelitan yang telah dilaksanakan dan digunakan sebagai

dasar dilaksanakannya penelitian ini, serta teori-teori penunjang berisi definisi

-definisi yang digunakan dalam pembahasan. Sedangkan kerangka pemikiran berisi

alur pemikiran dalam penulisan skripsi ini.

2.1TINJAUAN PUSTAKA

Sejumlah karya telah diterbitkan pada multi attribute utility theory (MAUT)

dan penggunaannya dalam analisis keputusan. Kerangka teoritis berdasarkan

pertimbangan aksiomatis memungkinkan untuk dapat menggunakan model yang

lebih sederhana seperti fungsi utilitas aditif. Namun demikian, terdapat

kekurangan dari prosedur penilaian fungsi utilitas aditif yang diperkenalkan oleh

Keeney dan Raiffa, yakni ketika dihadapkan dengan banyak proses pengelolaan

keputusan. Di Eropa, relatif sedikit aplikasi dari MAUT yang dikembangkan di

Inggris, misalnya prosedur penilaian pragmatis yang tidak mengikuti prosedur

teoritis yang dikembangkan oleh Keeney dan Raiffa [5].

Di Perancis telah banyak dilakukan pemodelan preferensi dan penilaian

prosedur yang digunakan dalam perusahaan-perusahaan swasta dan administrasi

publik. Sebagian besar pendekatan menggunakan perbandingan parsial dari

alternatif, bukan penilaian fungsi utilitas. Dalam penelitian ini prosedur penilaian

sekumpulan fungsi utilitas dilakukan dengan menggunakan metode UTA yang

pertama kali diperkenalkan oleh Jaquet-Lagreze dan Siskos [3]. Metode UTA

dianggap memiliki dasar aksiomatis yang mendasari MAUT karena adanya sebuah

fungsi utilitas aditif. Untuk itu, perlu diuraikan beberapa hal yang mendasari

penelitian ini. Adapun beberapa hal tersebut memuat fungsi utilitas aditif, PL, dan

(16)

commit to user 2.1.1 Fungsi Utilitas Aditif

Utilitas didefinisikan sebagai preferensi pembuat keputusan terhadap suatu

nilai dengan mempertimbangkan faktor resiko. Hasil penjajagan preferensi

pembuat keputusan terhadap suatu nilai dengan mempertimbangkan faktor resiko

tersebut dikodekan dalam suatu kurva yang disebut kurva preferensi atau kurva

utilitas. Kurva utilitas memberikan sebuah cara untuk mengkonversikan suatu

satuan (misalnya mata uang Rupiah) menjadi unit utilitas. Utilitas biasanya

disajikan dalam bentuk fungsi yang disebut fungsi utilitas. Fungsi utilitas adalah

fungsi yang memberi peringkat semua pasangan dari alternatif pada urutan

preferensi dengan adanya tiga atau lebih himpunan sehingga membentuk

sebuah relasi transitif [6].

Fungsi utilitas dapat digunakan dalam pengambilan keputusan multikriteria.

Dalam pengambilan keputusan multikriteria, alternatif tindakan dihimpun pada

himpunan . Himpunan dievaluasi oleh kriteria , dimana

adalah banyaknya kriteria. Menurut Keeney dan Raiffa [5], kesatuan dari semua

kriteria menjadi kriteria tunggal disebut fungsi utilitas multikriteria yang

dituliskan

.

Dalam pengambilan keputusan, alternatif pilihan yang ada dapat

dibandingkan satu dengan yang lain untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Hubungan yang mungkin terbentuk saat membandingkan dua alternatif yaitu

hubungan preference ( ) dan indifference ( ). Dua alternatif dikatakan memiliki

hubungan preference jika salah satu dari dua alternatif tersebut memiliki nilai

yang lebih dari alternatif yang lainnya. Sedangkan dua alternatif dikatakan

memiliki hubungan indifference jika dua alternatif setara atau sama dengan alasan

(17)

commit to user

Fungsi utilitas merupakan penjumlahan fungsi nilai dari masing-masing

kriteria. Sedangkan fungsi utilitas aditif merupakan fungsi linier yang memenuhi

sifat aditivitas. Aditivitas mengharuskan bahwa fungsi tujuan merupakan

jumlahan langsung dari kontribusi individual variabel-variabel yang berbeda.

Bentuk linier fungsi utilitas aditif

dimana setiap adalah utilitas marginal dari kinerja pada kriteria . Suatu

hipotesis yang mendasar ketika menerapkan fungsi utilitas aditif yaitu kondisi

saling independent dari kriteria [3]. dan berturut-turut nilai kriteria yang

paling diinginkan dan yang paling tidak diinginkan dalam pengambilan

keputusan. Jika diasumsikan hipotesis tak turun dari preferensi sebelumnya, maka

utilitas marginal merupakan fungsi monoton naik dari preferensi pada setiap

kriteria [4].

Fungsi utilitas dapat dinormalisasi dalam interval [0,1] untuk menyamakan

satuan dengan batas bawah dan batas atas tertentu. Fungsi kendala normalisasi

dari fungsi utilitas yaitu

∑ dan

untuk semua (Keeney dan Raiffa [5]).

2.1.2 Pemrograman Linier

Pemrograman Linier (PL) merupakan metode matematik dalam

mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti

memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan

dalam masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan

dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik

yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier [7].

Terdapat beberapa tahap dalam penyelesaian optimasi dari PL, yaitu : (1)

Menentukan variabel tujuan, (2) Membuat fungsi tujuan

(memaksimumkan/meminimumkan), (3) Memformulasikan fungsi kendala, (4)

Menggambarkan dalam bentuk grafik/membuat tabel simplex, (5) Menentukan

(18)

commit to user

Sejak diperkenalkan di akhir dasawarsa 1940-an, PL telah terbukti merupakan

salah satu alat riset operasi yang paling efektif. Di samping itu, tersedianya

program komputer yang sangat efisien untuk memecahkan masalah-masalah PL

yang sangat luas merupakan faktor penting dalam tersebarnya penggunaan teknik

ini [8]. Menurut Siringoringo [7], suatu model dapat dikatakan sebagai PL apabila

memenuhi karakteristik berikut.

1. Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa

cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik

(diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas

ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan

kepastian fungsi tujuan dan pembatas.

2. Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan

atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level

nilai variabel. Jika harga per unit produk adalah sama, berapapun jumlah yang

dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika

pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat proporsional

tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari

jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.

3. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang

diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian

silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun

pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan

penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk

fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total

penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan

misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana peningkatan

volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan

produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.

4. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level

(19)

commit to user

5. Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa

konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas

merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

Ke-5 asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk

meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam PL diperlukan analisis

sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh.

2.1.3 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dirancang untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam

parameter model PL terhadap pemecahan optimum. Analisis sensitivitas

memberikan karakteristik dinamis pada model yang memungkinkan analis untuk

mempelajari perilaku pemecahan optimum sebagai hasil dari perubahan dalam

parameter model. Tujuan akhir dari analisis sensitivitas adalah untuk memperoleh

informasi tentang pemecahan optimum yang baru dan yang dimungkinkan dengan

perhitungan tambahan yang minimal. Analisis sensitivitas sangat sesuai untuk

mempelajari pengaruh variasi dalam koefisien biaya/laba dan dalam jumlah

sumber daya yang tersedia terhadap pemecahan optimum [8]. Terdapat dua

masalah umu dalam analisis sensitivitas, yaitu

1. Berapa besar perubahan yang diijinkan dalam koefisien fungsi tujuan.

Perubahan dalam koefisien fungsi tujuan hanya akan mempengaruhi

kemiringan garis lurus yang diwakili olehnya. Penentuan titik sudut optimum

dari sebuah ruang pemecahan tertentu sepenuhnya bergantung pada

kemiringan fungsi tujuan. Sasaran dari sudut pandang analisis sensitivitas

adalah menentukan kisaran variasi dalam setiap koefisien fungsi tujuan yang

akan membuat titik sudut optimum tidak berubah.

2. Berapa nilai satu unit sumber daya. Masalah ini berkaitan dengan studi

sensitivitas dari pemecahan optimum terhadap perubahan dalam sisi kanan

batasan. Sasaran spesifik dari masalah sensitivitas ini adalah untuk

menentukan pengaruh perubahan dalam sisi kanan batasan terhadap nilai

pemecahan optimum. Pada intinya, hasilnya diberikan sebagai kisaran sisi

(20)

commit to user

optimum dari fungsi tujuan akan berubah (meningkat atau menurun) dengan

laju konstan tertentu.

2.2 KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam suatu masalah tentang pengambilan keputusan, diperlukan suatu

metode yang mampu dengan cepat dan mudah dalam menyelesaikan

permasalahan. Dalam pengambilan keputusan diperlukan adanya suatu kriteria

sebagai bahan pertimbangan dan alat perbandingan dari bermacam-macam

alternatif yang ada. Metode UTA dimulai dengan meminta seorang responden

untuk memberikan peringkat subkelompok alternatif dalam urutan preferensi.

Kemudian, dari alternatif yang dipilih, dilakukan penilaian pada setiap kriteria

untuk setiap alternatif pilihan. Mengestimasi fungsi utilitas dari setiap alternatif

dan memberikan perbandingan utilitas antar alternatif yang telah diranking. PL

digunakan untuk mengestimasi parameter dari fungsi utilitas dengan fungsi tujuan

meminimumkan potensial eror dengan kendala yang mencerminkan preferensi

dari pengambilan keputusan itu. Minimum potensial eror dari alternatif dapat

menunjukkan bahwa pendapat subjektif sesuai dengan peringkat global atau tidak.

Jika total potensial eror bernilai nol, maka utilitas yang diestimasi konsisten

(21)

commit to user

10 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan mencari informasi dan teori-teori

penunjang yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Langkah selanjutnya

mempelajari materi dari berbagai referensi, yaitu buku, artikel ilmiah, dan

karya-karya ilmiah, serta mengkaji ulang jurnal tentang metode UTA. Dalam penelitian

ini dipergunakan ilustrasi dengan data sebanyak 10 merek handphone yang dipilih

dan diberi peringkat oleh seorang responden. Responden dipilih sesuai dengan

keahliannya yang mengetahui dan menpunyai pengalaman tentang handphone.

Merek handphone yang terpilih dievaluasi dengan 5 kriteria, yaitu harga, memori

internal, daya tahan baterai saat siaga, daya tahan baterai bicara, dan ukuran

kamera (pixel). Dipergunakan 5 kriteria tersebut untuk mempermudah kuantitatif

data sehingga mudah dijadikan sebagai alat perbandingan antar alternatif pilihan

merek handphone. Data evaluasi multikriteria pada masing-masing handphone

diperoleh dari internet [1].

Langkah–langkah penelitian sebagai berikut.

1. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pemilihan

merek handphone.

2. Menentukan evaluasi nilai kriteria dari masing-masing merek handphone

dan menentukan peringkat subjektif dari pembuat keputusan.

3. Menentukan estimasi fungsi utilitas dari masing-masing kriteria.

4. Normalisasi fungsi utilitas.

5. Optimalisasi fungsi utilitas.

6. Estimasi utilitas.

(22)

commit to user

11 BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan materi yang terdiri dari tiga bagian. Bagian

pertama menjelaskan fungsi utilitas aditif. Bagian kedua menjelaskan metode

UTA, yang berisi tentang input data, penilaian fungsi utilitas yang optimal, dan

analisis sensitivitas. Sedangkan bagian ketiga diberikan ilustrasi tentang evaluasi

peringkat subjektif 10 merek handphone yang diambil dari seorang responden.

4.1 Fungsi Utilitas Aditif

Pada bagian ini dijelaskan mengenai pengertian dari fungsi utilitas aditif yang

mengacu pada Keeney dan Raiffa [5]. Pada pengambilan keputusan multikriteria,

alternatif pilihan dihimpun dan disebut sebagai himpunan . Himpunan

dievaluasi oleh sebanyaknya kriteria , dengan banyaknya

kriteria yang dipakai sebagai pembanding antar alternatif. Fungsi utilitas multi

atribut yang ditulis . Dengan adanya hubungan sebagai

hubungan preference dan sebagai hubungan indifference, untuk

[ ] atau evaluasi multikriteria dari suatu alternatif ,

berlaku persamaan berikut untuk fungsi utilitas pada alternatif dan

[ ] [ ] (4.1)

[ ] [ ] . (4.2)

Relasi didefinisikan sebagai urutan yang lemah dari peringkat

alternatif pilihan berdasarkan pendapat subjektif dari seseorang yang nantinya

akan dievaluasi.

Fungsi utilitas aditif dirumuskan sebagai berikut.

∑ (4.3)

adalah utilitas marginal dari kinerja pada kriteria .

Pada pengambilan keputusan multikriteria, biasanya kriteria-kriteria yang

(23)

commit to user

itu perlu menyamakan bobot satuan dengan batas atas dan batas bawah tertentu.

Batas yang biasa digunakan adalah interval [0,1]. Untuk mengatasi hal ini,

normalisasi pada fungsi utilitas perlu dilakukan. Normalisasi fungsi utilitas

dilakukan dengan menambahkan fungsi kendala (Keeney dan Raiffa [5]).

∑ ,

dan

, (4.4)

untuk semua , dimana , dengan merupakan nilai kriteria yang

paling diinginkan dan merupakan nilai kriteria yang paling tidak diinginkan

dalam pengambilan keputusan.

4.2Pengembangan dari metode UTA

4.2.1 Input Data

Didefinisikan [ ] dengan , merupakan interval untuk

nilai-nilai dari setiap kriteria ke- . Preferensi subjektif adalah urutan peringkat

yang lemah pada himpunan dari tindakan nyata dengan evaluasi

kriteria dalam . Data kemudian terdiri dari informasi evaluasi kriteria dan urutan

peringkat alternatif yang lemah dalam yang didefinisikan pada ,

{ } subset dari , adalah alternatif ke- , dengan ,

dimana adalah peringkat paling atas dan adalah peringkat paling bawah..

Himpunan berfungsi sebagai referensi untuk mengevaluasi pembuat keputusan.

Untuk setiap pasangan alternatif , dimana dan , pembuat

keputusan memberikan preference atau indifference keseluruhannya [2].

4.2.2 Penilaian Fungsi Utilitas yang Optimal

Jika adalah kontinu atau nilai terlalu besar, maka interval [ ]

dipotong menjadi sesuai interval [ ]. ditentukan oleh pembuat

keputusan untuk mengestimasi setiap utilitas marginal . Setiap kemudian

ditentukan dengan

(24)

commit to user

Setelah menentukan , dilakukan estimasi variabel . Utilitas

marginal dari suatu alternatif diperkirakan dengan interpolasi linier [3]. Jadi,

untuk [ ], ditentukan [ ] sebagai berikut.

sebagai kesalahan potensial relatif terhadap utilitas [3].

[ ] ∑ [ ],

sehingga dapat juga dituliskan

[ ] [ ] .

Berdasarkan (4.1) dan (4.2), serta fungsi utilitas (4.7), diperoleh

[ ] [ ] , (4.8)

[ ] [ ] , (4.9)

untuk setiap , bilangan real kecil tergantung pada | |. harus

dipilih untuk memisahkan secara signifikan dua kelas alternatif yang berurutan

dalam urutan peringkat yang lemah dalam R. Dianjurkan untuk menggunakan

nilai yang berbeda untuk untuk memilih nilai yang memberikan penyesuaian

terbaik. Jaquet-Lagreze dan Siskos [3] menetapkan nilai berasal dari interval

[ ], sesuai dengan banyaknya alternatif pilihan dalam .

Metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif, terdapat asumsi

transitif untuk fungsi utilitas dari alternatifnya karena fungsi utilitas memetakan

bilangan real ke bilangan real. Jika alternatif memiliki fungsi utilitas lebih besar

(25)

commit to user

, maka dapat dikatakan alternatif juga memiliki fungsi utilitas yang lebih besar

dari alternatif . Sehingga pembuat keputusan hanya akan membutuhkan

perbandingan antar alternatif dan tidak begitu diperlukan untuk memberikan

preference atau indifference keseluruhannya [2]. Selanjutnya mencari

perbandingan antar alternatif dilakukan dengan mensubstitusi persamaan (4.7) ke

dalam (4.8) dan (4.9) dan dapat dinyatakan sebagai berikut.

∑ { [ ] [ ]} , (4.10)

Sedangkan untuk , diuraikan sebagai berikut.

∑ [ ] ∑ [ ] .

Demikian, apabila menjumlahkan dua ketidaksamaan tersebut diperoleh hasil

[ ] ∑ [ ] (∑ [ ]

preferensi sebelumnya, maka utilitas marginal harus memenuhi kendala

berikut.

(26)

commit to user

kriteria, kendala menurut preference dan indifference antar alternatif , dan

kendala yang menjamin hipotesis monoton naik dari utilitas marginal.

Optimalisasi fungsi utilitas dilakukan dengan meminimumkan potensial eror

utilitas terkait dengan utilitas dari setiap alternatif . Misal adalah

total potensial eror fungsi utilitas, optimalisasi dapat dinyatakan ke dalam PL

berikut.

Solusi optimal PL1 memberikan nilai terbaik untuk fungsi obyektif. Misal

penyelesaian optimal dari PL1. Jika , maka tidak diperoleh penyelesaian

yang optimal. Oleh karena itu, dicari penyelesaian lainnya dengan memberikan

toleransi perubahan nilai parameter terhadap penyelesaian optimal dengan

menambahkan kendala berikut pada PL1.

(4.21)

Kendala (4.21) menetapkan bahwa fungsi tujuan tidak melebihi sebesar

(27)

commit to user

sangat kecil dari . Jaquet-Lagreze dan Siskos [3] menunjukkan bahwa

eksplorasi fungsi utilitas dapat dilakukan melalui pemecahan dua masalah PL

yang terkait dengan kriteria, yaitu menentukan nilai minimum dan nilai

maksimum dari utilitas marginal untuk kriteria yang dianalisis. Dengan demikian,

masalah PL berikut harus diselesaikan.

PL2 min

dan

PL3 max

adalah banyaknya kriteria dan . Fungsi objektif PL2 dan PL3

dioptimalkan dengan fungsi kendala (4.14) sampai dengan (4.21).

4.3 Ilustrasi

Iliustrasi yang diambil menggunakan data 10 peringkat merek handphone dari

seorang responden berdasarkan peringkat subjektif sesuai dengan faktor keawetan,

fitur, serta fasilitas yang ada pada handphone. Responden yang dipilih adalah

responden yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai handphone.

Merek-merek handphone yang ada dijadikan sebagai alternatif dalam penilaian

fungsi utilitas. Data disajikan beserta spesifikasinya berdasarkan 5 kriteria, yaitu

harga, memori internal, daya tahan baterai saat siaga, daya tahan baterai saat

bicara, dan ukuran kamera handphone (pixel). Metode UTA diterapkan dalam

kasus ini untuk mengestimasi struktur preferensi pembuat keputusan dan untuk

mengevaluasi peringkat subjektif apakah sesuai dengan peringkat global atau

tidak. Tabel berikut digunakan dalam proses penilaian fungsi utilitas. Nilai

evaluasi multikriteria pada Tabel 4.1 diambil dari internet [1].

Nilai-nilai dalam Tabel 4.1 merupakan nilai yang diperoleh dari data

spesifikasi dari handphone berdasarkan kriteria yang ada. adalah alternatif ke

, , dengan 1 peringkat paling atas dan 10 adalah peringkat paling

(28)

commit to user

Tabel 4.1 Penilaian setiap alternatif dengan kriteria

Kriteria

Langkah awal untuk menilai fungsi utilitas dalam evaluasi peringkat subjektif

dengan metode UTA adalah memilih interval kriteria dan parameter , , .

berasal dari interval [

], dengan nilai sesuai dengan banyaknya

alternatif dalam pengambilan keputusan, sehingga diperoleh [

]

[ ]. Dipilih nilai yang kecil yaitu agar perbedaan signifikan

antara dua alternatif kecil sehingga dengan nilai yang kecil sekalipun dapat

mempertahankan hubungan preference antara dua alternatif. Nilai-nilai parameter

yang lain disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai parameter untuk penilaian fungsi utilitas

(29)

commit to user

nilai-nilai harga handphone dari yang termahal sebagai nilai yang paling tidak

diinginkan sampai yang termurah yaitu nilai yang paling diinginkan dalam

membuat keputusan. Begitu pula untuk kriteria-kriteria yang lain dicari dengan

cara yang sama. diberikan oleh penganalisis untuk estimasi fungsi utilitas.

Sebagai contoh untuk , yang berarti bahwa digunakan 5 titik estimasi untuk

interpolasi linier fungsi utilitas, dan tidak menutup kemungkinan untuk

menggunakan nilai yang lain. Mengacu pada bagian 4.2.2, nilai .

Proses dalam penilaian fungsi utilitas yang optimal untuk evaluasi peringkat

subjektif dibagi menjadi dua tahap, yaitu penilaian fungsi utilitas yang optimal

dan analisis sensitivitas.

Langkah pertama untuk penilaian fungsi utilitas adalah melakukan estimasi

nilai untuk masing-masing kriteria dengan menggunakan persamaan (4.5).

Misal pada kriteria harga ( ) untuk nilai , , , dan ,

maka diperoleh nilai sebagai berikut.

Keseluruhan dari nilai disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Nilai untuk setiap kriteria

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

commit to user

Untuk mendapatkan fungsi utilitas yang optimal dilakukan dengan

menyelesaikan (PL1) yang bertujuan untuk meminimalkan potensial eror dari

alternatif, yaitu meminimumkan fungsi objektif (4.13) dengan kendala (4.14)

sampai (4.20). Berikut ini uraian mengenai fungsi kendala optimalisasi.

Sesuai dengan kendala (4.14) dilakukan perbandingan antara dua alternatif

sesuai dengan peringkat subjektif yang ada.

(35)
(36)

commit to user

Dalam evaluasi peringkat subjektif berlaku suatu hipotesis monoton naik dari

urutan peringkat preferensi sebelumnya, utilitas marginal harus memenuhi

kendala berikut (sesuai dengan kendala (4.16)):

(37)

commit to user

untuk fungsi utilitas yang bertujuan menyamakan batas atas dan batas bawah yang

tertentu dan memberikan bobot yang setimbang walaupun dengan satuan yang

(38)

commit to user

Nilai untuk setiap dan , dengan dan

, sedangkan nilai dari potensial eror adalah non negatif ,

untuk setiap .

Fungsi objektif yang terkait pada tujuan meminimumkan potensial eror dapat

dituliskan sebagai berikut.

Min ∑

Pada akhirnya dilakukan optimalisasi fungsi utilitas dengan PL untuk

mengoptimalkan PL1 dengan 31 fungsi kendala dan 31 variabel. Fungsi utilitas

yang optimal didapat pada iterasi ke 32 dengan nilai , yang berarti

bahwa terdapat suatu potensial eror dalam peringkat subjektif dari alternatif.

Dapat juga dikatakan bahwa dengan nilai berarti fungsi utilitas belum

konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi muitikriteria secara global. Hal

ini dapat terjadi dengan kemungkinan kesalahan pada ketidaksesuaian pemberian

peringkat subjektif. Misal peringkat handphone yang satu lebih tinggi dari

peringkat handphone yang lain, namun pada kriteria tertentu memiliki evaluasi

multikriteria yang lebih rendah. Nilai estimasi utilitas dari setiap alternatif

disajikan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Nilai estimasi utilitas dari setiap alternatif

Alternatif [ ] Alternatif [ ]

Nokia X6 0,908950 Samsung Galaxy Y 0,919815

Nokia Asha 300 0,990116 Nokia N8 0,909815

Nokia Asha 303 0,949816 Nokia E5 0,909699

BB Torch 9810 0,939814 BB 9700 Onyx 0,882829

BB Dakota 0,929815 Nexian Xtreme NX-A 899 0,037281 Dari nilai di Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai utilitas Nokia X6 sebagai

peringkat yang pertama justru lebih rendah dari peringkat dibawahnya. Ini berarti

peringkat yang diberikan oleh responden belum sesuai dengan utilitas dari

handphone tersebut. Berikut ini disajikan grafik antara peringkat subjektif dan

estimasi utilitas untuk memperlihatkan hubungan antara peringkat subjektif

(39)

commit to user

Gambar 4.1 Hubungan peringkat subjektif dan estimasi utilitas

Berdasarkan gambar tersebut nampak bahwa semakin tinggi peringkat belum

tentu estimasi utilitasnya semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada

peringkat satu dan peringkat dua, dimana utilitas peringkat dua lebih besar dari

utilitas peringkat satu.

Tahap yang kedua dari metode UTA adalah analisis setelah optimal. Analisis

sensitivitas dilakukan dengan memilih yang dipilih kurang dari

nilai . Akan dicari penyelesaian dari fungsi tujuan PL2 dan PL3 dengan

. Sehingga terdapat 10 fungsi tujuan dengan fungsi kendala

berdasarkan kendala (4.14) sampai (4.21) atau menambahkan kendala (4.21) pada

(40)

commit to user

Kisaran nilai merupakan ide dari stabilitas utilitas. Analisis stabilitas

menyajikan identifikasi batas kisaran nilai yang membuat PL optimal dan stabil.

Dengan analisis ini dapat diamati berapa besar perubahan yang dapat ditolerir agar

(41)

commit to user

30 BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Sesuai kajian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dilakukan dengan

menilai fungsi utilitas yang sesuai dengan peringkat subjektif yang ada. Penilaian

fungsi utilitas dilakukan dengan menentukan estimasi titik dengan interpolasi

linier untuk mengestimasi fungsi utilitas marginal. Selanjutnya fungsi utilitas

dioptimalkan dengan meminimumkan total potensial eror dengan kendala

monoton naik sesuai preferensi sebelumnya, kendala menurut preference dan

indifference antar alternatif , normalisasi fungsi utilitas, dan nilai dari

utilitas yang non negatif. Jika total potensial eror bernilai nol, maka utilitas yang

diestimasi konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi multikriteria.

5.2 SARAN

Penelitian ini membahas tentang metode UTA untuk mengevaluasi peringkat

subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria. Dalam penelitian ini hanya

digunakan satu responden yang memberikan peringkat subjektif. Bagi pembaca

yang tertarik dengan metode ini, dapat mengembangkan penelitian menggunakan

lebih dari satu responden atau banyak responden. Pembaca dapat juga

melanjutkan penelitian mengenai pengembangan metode UTA yaitu metode

Gambar

Tabel 4.2 Nilai parameter untuk penilaian fungsi utilitas
Tabel 4.3. Nilai     untuk setiap kriteria
Tabel 4.4. Nilai estimasi utilitas dari setiap alternatif
Gambar 4.1 Hubungan peringkat subjektif dan estimasi utilitas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan bahwa walaupun sebenarnya material struktur reaktor yang ada sudah cukup baik untuk kebutuhan sekarang, namun untuk menghadapi tuntutan

Dari hasil analisa GC-MS, terlihat bahwa dengan adanya penambahan katalis akan mengurangi jumlah senyawa yang dihasilkan dimana tanpa katalis jumlah senyawa yang

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Perancangan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK

Adapun pendapat yang menyatakan Menara Kudus merupakan situs Islam dengan dalih menara sejak semula dibangun muslim di Kudus karena (1) sejak berdirinya, yaitu tahun 1609

Training (HEAT, 2013) menjelaskan Infeksi fekal-oral merupakan penyebaran agen infeksi (virus, bakteri, dan parasit) yang terdapat pada feses dan memasuki tubuh

Usahatani kopi merupakan salah satu jenis usahatani yang banyak diusahakan. Adapun jenis kopi yang paling umum dibudidayakan oleh petani adalah kopi Arabika. Dalam

Dalam tahap pengolahan data, yang dilakukan adalah analisa dan pembahasan meliputi nilai emisi CO 2 power plant Tambak Lorok per tahun, perhitungan jenis dan jumlah