• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG

DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

AZZAHRATUL KAMALIAH

121121088

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Azzahratul Kamaliah NIM : 121121088

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam malik Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,

(3)
(4)

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam waktu yang telah direncanakan yang berjudul: “Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ikram selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan selama pembuatan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S. Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S. Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S. Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Nunung Febrianty Sitepu, S. Kep, MNS selaku penguji I

6. Rosina Tarigan, S. Kep, Ns, M. Kep, Sp. KMB selaku penguji II

7. Mula Tarigan, S. Kp, M. BioMed selaku pembimbing akademik

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Keperawatan Universitas

(5)

v

9. Teristimewa orang tua penulis Ayahanda Abdul Kadir dan Ibunda

Qamariyah yang telah memberikan kasih sayang serta menjadi motivasi

dalam hidup dan memberi dukungan baik secara moral maupun material

kepada penulis terutama dalam menyelesaikan penelitian ini. Tak lupa

pula kepada Adinda penulis Sabilar Rasyad yang juga telah memberi

motivasi kepada penulis

10.Marvira Sari, Ridla Hanum serta Al- Ikhwani yang selalu setia menemani

penulis dan memberikan dukungan terbesarnya kepada penulis untuk tetap

bersemangat menyelesaikan skripsi ini

11.Sahabat-sahabatku, Anni Asriani dan Nur Halimah Lubis, terima kasih

atas kritik, saran dan dukungannya yang membuat peneliti lebih baik

dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini

12.Rekan-rekan seperjuangan Program S-1 Ekstensi 2012. Semoga

perjuangan kita akan menuai hasil yang baik

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua pihak untuk kebaikan dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita terutama bagi pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan penelitian keperawatan.

Medan, Januari 2014

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... x

ABSTRAK ... xi

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan ... 6

1.4.2. Bagi Pelayanan Keperawatan ... 6

1.4.3. Penelitian Keperawatan ... 6

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga... 7

2.1.1. Definisi Keluarga ... 7

2.1.2. Peran Keluarga ... 8

2.1.3. Fungsi Keluarga ... 9

2.1.4. Dukungan Keluarga ... 11

2.1.5.Dukungan keluarga pada pasien yang dirawat di Unit perawatan Intensif ... 14

2.2. Konsep Unit Perawatan Intensif ... 15

2.2.1. Definisi Unit Perawatan Intensif ... 15

2.2.2. Pembagian Unit Perawatan Intensif ... 16

2.2.3. Ruang Lingkup Pelayanan Unit Perawatan Intensif .... 17

2.2.4. Perawat Unit Perawatan Intensif ... 18

BAB 3 : KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Konseptual ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 20

BAB 4 : METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 22

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.2.1. Populasi ... 22

4.2.2. Sampel ... 22

4.2.3. Tehnik Sampling ... 23

(7)

vii

4.4. Pertimbangan Etik ... 24

4.5. Instrumen Penelitian ... 25

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

4.6.1. Uji Validitas ... 27

4.6.2. Uji Reliabilitas ... 27

4.7. Pengumpulan Data ... 27

4.7.1. Persiapan Pengambilan Data ... 28

4.7.2. Pelaksanaan Pengambilan Data ... 28

4.8. Analisa Data ... 30

BAB 5 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. HasilPenelitian ... 31

5.1.1. Data Demografi ... 31

5.1.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 33

5.1.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 34

5.1.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 35

5.1.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 35

5.1.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif ... 36

5.2. Pembahasan ... 36

5.2.1. Data Demografi ... 36

5.2.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 37

5.2.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 38

5.2.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 39

5.2.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 40

5.2.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif ... 41

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 43

6.2. Saran ... 44

6.2.1. Untuk Keluarga Pasien ... 44

6.2.2. Untuk Praktek Keperawatan ... 44

6.2.3. Untuk Penelitian selanjutnya ... 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

2. Instrumen Penelitian

3. Surat Survey Awal Penelitian 4. Surat Izin Penelitian

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distibusi frekuensi dan persentase karakteristik responden keluarga pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan emosional keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.3. Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan informasi keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan nyata keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan pengharapan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

xi

Judul : Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

Peneliti : Azzahratul Kamaliah

NIM : 121121088

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU Tahun Akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Dukungan keluarga adalah proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Hal ini bermanfaat bagi individu sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya, terutama pada pasien dalam perawatan kritis. Dukungan keluarga merupakan hal yang terpenting dalam proses penyembuhan pasien. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan probability sampling berjumlah 32 responden yang memiliki kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga yang diberikan oleh responden secara baik berjumlah 26 responden (81,25%). Berdasarkan dukungan emosional 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan informasi 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan nyata 26 responden (81,25%) memberikan secara baik dan dukungan pengharapan 26 responden (81,25%) memberikan secara baik. Diharapkan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien meskipun keadaan pasien tidaklah sadar karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam mempercepat kesembuhan pasien dan kepada pihak praktek keperawatan agar selalu melibatkan keluarga dalam prosea perawatan pasien untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal.

(12)

Title : The Family Supports to the Patients Treated in Intensive CareUnit of Central General Hospital of H. Adam Malik Medan

Name of Student : Azzahratul Kamaliah Student Number : 121121088

Department : Nursing Science Faculty of Nursing University of North Sumatra

Year : 2013/2014

ABSTRACT

Family support is a relation process between family and social environment. It is useful for individuals so they will know there are others who care, appreciate and love them especially patients in critical treatments. Family supports are the most important things in patient recovery process. This is a descriptive research that aims at identifying family supports towards patients treated in intensive care unit. Sampling technique used in this research is probability sampling with 32 respondents which have inclusion criteria. The research showed that respondents who get good family supports are as many as 26 people (81.25%).There are 26 respondents (81.26%) get good emotional supports, 26 respondents (81.25%) for good information supports, 26 (81.25%) respondents for good true supports, and 26 respondents (81.25%) for good expectation supports. It is expected to the family to give supports to the patients continuously although the patients are in unconscious conditions because family supports are the most important things to fasten the patients recovery and to the nursing practitioners always involve the family in the patients treatment processes in order to achieve a maximum recovery.

(13)

xi

Judul : Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

Peneliti : Azzahratul Kamaliah

NIM : 121121088

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU Tahun Akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Dukungan keluarga adalah proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Hal ini bermanfaat bagi individu sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya, terutama pada pasien dalam perawatan kritis. Dukungan keluarga merupakan hal yang terpenting dalam proses penyembuhan pasien. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan probability sampling berjumlah 32 responden yang memiliki kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga yang diberikan oleh responden secara baik berjumlah 26 responden (81,25%). Berdasarkan dukungan emosional 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan informasi 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan nyata 26 responden (81,25%) memberikan secara baik dan dukungan pengharapan 26 responden (81,25%) memberikan secara baik. Diharapkan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien meskipun keadaan pasien tidaklah sadar karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam mempercepat kesembuhan pasien dan kepada pihak praktek keperawatan agar selalu melibatkan keluarga dalam prosea perawatan pasien untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal.

(14)

Title : The Family Supports to the Patients Treated in Intensive CareUnit of Central General Hospital of H. Adam Malik Medan

Name of Student : Azzahratul Kamaliah Student Number : 121121088

Department : Nursing Science Faculty of Nursing University of North Sumatra

Year : 2013/2014

ABSTRACT

Family support is a relation process between family and social environment. It is useful for individuals so they will know there are others who care, appreciate and love them especially patients in critical treatments. Family supports are the most important things in patient recovery process. This is a descriptive research that aims at identifying family supports towards patients treated in intensive care unit. Sampling technique used in this research is probability sampling with 32 respondents which have inclusion criteria. The research showed that respondents who get good family supports are as many as 26 people (81.25%).There are 26 respondents (81.26%) get good emotional supports, 26 respondents (81.25%) for good information supports, 26 (81.25%) respondents for good true supports, and 26 respondents (81.25%) for good expectation supports. It is expected to the family to give supports to the patients continuously although the patients are in unconscious conditions because family supports are the most important things to fasten the patients recovery and to the nursing practitioners always involve the family in the patients treatment processes in order to achieve a maximum recovery.

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil

dari ekuibrium internal yang biasanya terpelihara dalam unit keluarga tersebut

(Morton dkk, 2011). Pasien kritis erat kaitannya dengan dengan perawatan

intensif karena memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan

monitoring serta dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi

atau akibat dari penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya. Unit perawatan

intensif (Intensive Care Unit) merupakan salah satu ruang perawatan yang tepat

untuk pasien kritis tersebut karena dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus

untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat

memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun

mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat

menyebabkan kematian (Rab, 2007). Hal ini sesuai dengan Comprehensive

Critical Care Department of Health-Inggris yang merekomendasikan untuk

memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical

care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun

pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009).

Pasien yang diterima di ruang perawatan intensif akan merasakan

(16)

kematian. Hal ini disebabkan oleh pengalaman mereka sendiri ataupun orang lain.

Adanya ancaman ketidakberdayaan, kehilangan kendali, perasaan kehilangan

fungsi dan harga diri, kegagalan membentuk pertahanan, perasaan terisolasi dan

takut meninggal dunia dapat menyebabkan ansietas pada pasien. Perilaku koping

seperti mengingkari, marah, pasif, atau agresif, umum dijumpai pada pasien. Jika

perilaku koping efektif, maka akan berpengaruh pada proses penyembuhan,

namun sebaliknya jika koping yang dimiliki pasien tersebut tidak efektif, maka

keadaan stress meningkat (Hudak & Gallo, 1997). Pada kondisi ini dukungan

keluarga menjadi kepentingan utama. Pengaruh keluarga dalam keikutsertaannya

menentukan kebijakan dan keputusan dalam penggunaan layanan keperawatan

membuat hubungan dengan keluarga menjadi penting. Keluarga sangatlah

berperan dalam proses penyembuhan dan pemulihan. Apabila dukungan keluarga

tidak diterima pasien, maka keberhasilan penyembuhan dan proses pemulihan

sangat berkurang (Mundakir, 2006).

Meskipun perawatan fokus pada pasien telah menjadi bagian dari tugas

perawat sejak tahun 1970, namun menghadirkan peran keluarga dalam pemberian

dukungan pada pasien kritis baru saja diterima sebagai peraturan penting.

Dukungan keluarga tersebut sangat berguna sebagai pendekatan untuk

menetapkan intervensi, menyampaikan informasi serta sebagai evaluasi dari

perawatan kesehatan. Dukungan keluarga tersebut diperlukan untuk semua jenis

usia dan menjadi bagian dalam susunan asuhan keperawatan. Banyak penelitian

yang telah dilakukan pada kebutuhan keluarga yang memiliki pasien kritis.

(17)

3

pasien. Kedekatan tersebut memberikan ketenangan kepada anggota keluarga

pasien (Mitchell, 2009).

Dukungan keluarga tersebut tidak hanya diperlukan pada pasien dewasa,

akan tetapi terlebih pada pasien neonatal di unit perawatan intensif neonatal

(Neonatal Intensive Care Unit) merupakan hal yang sangat penting dari asuhan

keperawatan bayi baru lahir, terutama dalam pemberian informasi (Mundy, 2010).

Bagi keluarga pasien yang mendapatkan perawatan intensif dalam

kenyataannya memiliki stress emosional yang tinggi. Mendapatkan informasi

tentang kondisi medis dan hubungan dengan petugas pemberi pelayanan

merupakan prioritas utama yang diharapkan dan diperlukan oleh pasien

(Azizahkh, 2010). Stress yang dialami kelurga pasien juga timbul akibat

lingkungan rumah sakit, dokter dan perawat yang merupakan bagian asing, bahasa

medis yang sulit untuk dipahami dan terpisahnya dari anggota keluarga dengan

pasien. Untuk itu pelayanan keperawatan perlu memberikan perhatian untuk

memenuhi kebutuhan keluarga selain itu pelayanan keperawatan juga perlu

memahami kepercayaan, nilai-nilai keluarga, menghormati struktur, fungsi, dan

dukungan keluarga. Pelayanan keperawatan dapat mengusahakan sumber

dukungan yang kuat bagi pasien yang dapat diperoleh dari dukungan keluarga

(Potter & Perry, 2009).

Dukungan keluarga dapat memperkuat setiap individu, pasien,

menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri,

mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan utama bagi seluruh keluarga

(18)

dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh tekanan (Ambari,

2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baumhover & Hughes

(2009) diperoleh hasil bahwa sekitar 58% perawat dan 34% dokter serta asisten

dokter sangat menyetujui kehadiran keluarga pasien sebagai hak keluarga pasien.

Hal ini dikarenakan kehadiran keluarga tersebut dapat menyebabkan pasien

merasa nyaman karena mereka merasa masih diterima serta membuat pasien

merasa bahwa mereka memiliki dukungan yang sangat kuat terutama dukungan

emosional dan membuat pasien merasa bahwa mereka tidak sendiri.

Akan tetapi pemanfaatan dan penetapan waktu berkunjung yang terbatas

dapat menimbulkan kesalahpahaman antara perawat dan keluarga. Jam kunjungan

di Unit Perawatan Kritis di batasi dengan rasional bahwa istirahat, ketenangan,

dan lingkungan yang tidak terganggu adalah intervensi keperawatan yang

terapeutik. Keluarga sering kali menafsirkan batasan ini sebagai penolakan akses

orang yang mereka sayangi (Morton, dkk, 2011). Teori ini sesuai dengan studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 Mei 2013 terhadap tiga

orang keluarga dari pasien yang dirawat di ruang Unit Perawatan Intensif

(Intensive Care Unit) RSUP H. Adam Malik Medan, mereka menyatakan bahwa

dukungan yang diberikan tidaklah cukup maksimal karena keterbatasan waktu

berkunjung.

Melihat pentingnya dukungan keluarga bagi pasien yang mendapatkan

perawatan intensif maka peneliti ingin mengetahui bagaimana dukungan yang

(19)

5

mendukung untuk kesembuhan dan pemulihan kesehatan pasien. Sehingga

peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Dukungan Keluarga

terhadap Pasien yang Di Rawat Di Unit Perawatan Intensif RSUP. H. Adam

Malik Medan”.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana dukungan keluarga terhadap pasien yang di rawat di Unit

Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di

Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi dukungan emosional terhadap pasien yang dirawat

di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

b. Mengidentifikasi dukungan informasi terhadap pasien yang dirawat di

Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

c. Mengidentifikasi dukungan nyata terhadap pasien yang dirawat di

Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

d. Mengidentifikasi dukungan pengharapan terhadap pasien yang dirawat

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi

mahasiswa keperawatan tentang pentingnya dukungan keluarga pada pasien

yang dirawat di Unit Perawatan Intensif.

1.4.2. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan

bagi perawat bahwa keluarga sangat berperan penting dalam pemberian

intervensi keperawatan khususnya pada pasien yang dirawat di Unit

Perawatan Intensif, karena keluarga merupakan support system bagi

penyembuhan dan pemulihan pasien.

1.4.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan

ataupun data tambahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam

(21)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Keluarga

2.1.1. Defenisi Keluarga

Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan

perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

digunakan dan orang yang mendefenisiskan. Menurut Friedman (1998),

keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis

bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,

baik anaknya sendiri atau anak adopsi, dan tingggal dalam sebuah rumah

tangga.

Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami- istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,

atau ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai persamaan

bahwa dalam keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang

tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta

(22)

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa

dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Bagi lainnya,

istilah ini memiliki arti yang berlawanan. Keluarga bukan sekedar gabungan

dari beberapa individu (Astedt Kurki, et al.,2001). Keluarga memiliki

keragaman seperti anggota individunya dan seorang pasien memiliki nilai-nilai

tersendiri mengenai keluarganya (Potter & Perry, 2009).

Kamus Inggris Oxford mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok

orang yang terdiri atas orang tua dan anak-anaknya baik yang tinggal bersama

atau tidak, dalam arti yang lebih luas, kesatuan yang terbentuk oleh mereka

yang mempunyai hubungan dekat melalui darah dan keturunan. Morton, dkk

(2011) mendefenisikan keluarga sebagai setiap orang yang dekat dan

melakukan rutinitas harian bersama dengan pasien perawatan kritis. Siapapun

yang merupakan bagian penting dari gaya hidup normal pasien dianggap

sebagai anggota keluarga. Istilah keluarga menggambarkan orang-orang yang

homeostasis social dan kesejahteraannya dipengaruhi oleh masuknya pasien ke

arena sakit kritis atau cedera (Morton, dkk, 2011).

2.1.2. Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang di harapkan secara normatif dari seorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran

keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam

konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

(23)

9

dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan "

Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan". Dari

pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban meningkatkan dan memelihara

kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain

ayah, dimana ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung / penganyom, pemberi rasa aman bagi

setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu. Kemudian ada ibu yang berperan sebagai pengurus rumah tangga,

pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai

pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu. Lalu ada anak yang berperan sebagai pelaku

psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual

(Setiadi, 2008).

2.1.3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat

beberapa fungsi menurut Friedman (1998) dalam Setiawati & Dermawan

(24)

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon

keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga

baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga

mengekspresikan kasih sayang.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada

anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan

perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai

budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap social dan

bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan

belajar disiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi

dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam

melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta

menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual,

dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali

kondisi sakit tiap anggota keluarga

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,

(25)

11

Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,

pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

e. Fungsi biologi

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi

untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi

berikutnya.

f. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan

rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina

pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas

keluarga.

g. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan

pengetahuan, ketrampilan, membentuk prilaku anak, mempersiapkan anak

untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan

perkembangannya (Achjar, 2010).

2.1.4. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antara keluarga

dengan lingkungan sosialnya (Friedman, 1998). Dukungan sosial adalah suatu

keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang

dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang

(26)

Setiadi, 2008). Anggota keluarga sangat membutuhkan dukungan dari

keluarganya karena hal ini akan membuat individu tersebut merasa dihargai

dan anggota keluarga siap memberikan dukungan untuk menyediakan bantuan

dan tujuan hidup yang ingin dicapai individu (Friedman, 1988).

Menurut Cohen dan Mc Kay, (1984) dalam Niven, (2000) bahwa

komponen-komponen dukungan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional memberikan pasien perasaan nyaman, merasa

dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk

semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang

menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga

menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat kepada pasien yang

dirawat di rumah atau rumah sakit jiwa. Jenis dukungan bersifat emosional

atau menjaga keadaan emosi atau ekspresi. Yang termasuk dukungan

emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian, dan perhatian kepada

individu. Memberikan individu perasaan yang nyaman, jaminan rasa

memiliki, dan merasa dicintai saat mengalami masalah, bantuan dalam bentuk

semangat, kehangatan personal, cinta, dan emosi. Jika stres mengurangi

perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai maka dukungan dapat

menggantikannya sehingga akan dapat menguatkan kembali perasaan dicintai

tersebut. Apabila dibiarkan terus menerus dan tidak terkontrol maka akan

(27)

13

2. Dukungan Informasi.

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk didalamnya memberikan solusi dari masalah yang

dihadapi pasien di rumah atau rumah sakit jiwa, memberikan nasehat,

pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh

seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan

tempat, dokter, dan terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi

individu untuk melawan stressor. Pada dukungan informasi keluarga sebagai

penghimpun informasi dan pemberi informasi.

3. Dukungan Nyata

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti

pelayanan, bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya

pengobatan, dan material berupa bantuan nyata (Instrumental Support/

Material Support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu

memecahkan masalah kritis, termasuk didalamnya bantuan langsung seperti

saat seseorang membantu pekerjaan sehari-hari, menyediakan informasi dan

fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit serta dapat membantu

menyelesaikan masalah. Pada dukungan nyata, keluarga sebagai sumber

untuk mencapai tujuan praktis. Meskipun sebenarnya, setiap orang dengan

sumber-sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang

atau perhatian yang bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi,

(28)

Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan

dan perasaan berhutang, malah akan menambah stress individu.

4. Dukungan Pengharapan

Dukungan pengharapan merupakan dukungan berupa dorongan dan

motivasi yang diberikan keluarga kepada pasien. Dukungan ini merupakan

dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap

individu. Pasien mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang

masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif keluarga kepada

pasien, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan pasien.

Dukungan keluarga ini dapat membantu meningkatkan strategi koping pasien

dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus

pada aspek-aspek positif. Dalam dukungan pengharapan, kelompok dukungan

dapat mempengaruhi persepsi pasien akan ancaman. Dukungan keluarga

dapat membantu pasien mengatasi masalah dan mendefinisikan kembali

situasi tersebut sebagai ancaman kecil dan keluarga bertindak sebagai

pembimbing dengan memberikan umpan balik dan mampu membangun harga

diri pasien.

2.1.5. Dukungan Keluarga Pada Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensive (Intensive Care Unit)

Keluarga pasien yang sakit kritis adalah pengaruh utama di Lingkungan

Unit Perawatan Intensive. Kebutuhan pasien dan keluarga tetap stabil selama

beberapa dekade sejak ditemukannya Unit Perawatan Intensive (Intensive Care

(29)

15

mengatur kunjungan berdasarkan kebutuhan pasien dan keluarga memberikan

kesempatan yang lebih baik bagi kepuasan pasien, keluarga dan perawat.

Kehadiran keluarga mengurangi kerapuhan pasien dan meningkatkan

rasa aman dan kenyamanan. Menurut Kirchhoff, memperluas fleksibilitas

kunjungan keluarga ini sampai akhir hayat adalah penting karena hal ini

mungkin merupakan “kunjungan terakhir” (Morton dkk, 2011).

Keberhasilan pelayanan keperawatan bagi pasien tidak dapat dilepaskan

dari peran keluarga. Pengaruh keluarga dalam keikutsertaannya menentukan

kebijakan dan keputusan dalam penggunaan layanan keperawatan membuat

hubungan dengan keluarga menjadi penting. Namun dalam pelaksanaannya

hubungan ini sering mengalami hambatan, antara lain kesempatan kontak

relatif terbatas (Mundakir, 2006).

Memberikan kehangatan, rasa cinta, perhatian dan komunikasi adalah

hal yang bermakna dan penting dalam memenuhi kebutuhan psikososial

pasien. Bahkan pada pasien tuli, tidak mampu berbicara, atau tidak mampu

memahami bahasa, atau tidak mungkin berkomunikasi verbal karena intubasi

atau sakit fisik lainnya juga memerlukan dukungan keluarga untuk

memberikan kehangatan, rasa cinta, perhatian dan komunikasi yang mungkin

dilakukan dengan menggunakan sentuhan (Hudak & Gallo, 1997).

2.2. Konsep Unit Perawatan Intensive (Intensive Care Unit)

2.2.1. Defenisi Unit Perawatan Intensive

Unit Perawatan Intensive adalah ruang rawat di rumah sakit yang

(30)

pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai

intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya

sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tiap

pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena memerlukan

pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat

dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan

fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab,2007).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

ICU di Rumah sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri

(instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan

perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan

terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit

yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis

dubia.

2.2.2. Pembagian Unit Perawatan Intensif

berdasarkan kelengkapan

Berdasarkan kelengkapan, maka Unit Perawatan Intensif dibagi atas 3

tingkatan, yaitu:

a. Unit Perawatan Intensif tingkat I yakni Unit Perawatan Intensif yang

terdapat di rumah sakit kecil yang dilengkapi dengan perawat, ruangan

(31)

17

lebih dari 24 jam. Unit Perawatan Intensif ini sangat bergantung kepada

Unit Perawatan Intensif yang lebih besar

b. Unit Perawatan Intensif tingkat II yang terdapat pada rumah sakit

umum yang lebih besar dimana dapat dilakukan ventilator yang lebih

lama yang dilengkapi dengan dokter tetap, alat diagnose yang lebih

lengkap, laboratorium patologi dan fisioterapi.

c. Unit Perawatan Intensif tingkat III yang merupakan Unit Perawatan

Intensif yang terdapat di rumah sakit rujukan dimana terdapat alat yang

lebih lengkap antara lain hemofiltrasi, monitor invansif termasuk

kateterisasi dan monitor intracranial. Unit Perawatan Intensif ini

dilengkapi oleh dokter spesialis dan perawat yang lebih terlatih dan

konsultan dengan berbagai latar belakang keahlian.

2.2.3. Ruang Lingkup Pelayanan Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan keputusan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah sakit, ruang lingkup yang diberikan

dalam Unit Perawatan Intensif adalah:

1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang

mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa

menit sampai beberapa hari.

2. Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus

(32)

3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan pelaksanaan terhadap komplikasi yang

ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenic

4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat

tergantung pada alat/mesin dan orang lain.

2.2.4. Perawat Unit Perawatan Intensif

Seorang perawat yang bertugas di Unit Perawatan Intensif

melaksanakan 3 tugas utama yakni life support, memonitor keadaan pasien dan

perubahan keadaan akibat pengobatan dan mencegah komplikasi yang

mungkin terjadi. Oleh karena itu diperlukan perawat yang professional, terlatih

dalam tim kerja. diperlukan satu perawat untuk setiap pasien dengan pipa

endotrakeal baik dengan menggunakan ventilator maupun yang tidak.

Perbandingan antara pasien dan perawat ini dinyatakan dalam ekuivalen

jumlah perawat yang bertugas penuh (Number of full time equivalent). Di

Australia diklasifikasikan 4 kriteria:

1. Perawat Unit Perawatan Intensif yang telah mendapatkan latihan lebih dari

12 bulan

2. Perawat yang telahmendapatkan latihan sampai 12 bulan

3. Perawat dengan mendapat sertifikat pengobatan kritis (critical care

certificate)

(33)

19

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian merupakan hasil identifikasi yang sistematis

terhadap teori-teori yang ada dikaitkan dengan masalah penelitian yang diangkat

(Hermanto, 2010).

Kerangka penelitian ini menggambarkan bagaimana dukungan keluarga

yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan nyata, dan

dukungan pengharapan yang diberikan keluarga kepada pasien yang dirawat di

Unit Perawatan Intensif. Secara sistematis kerangka konsep penelitian ini adalah;

Skema 3.1. : Kerangka penelitian dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif di RSUP H. Adam Malik Medan.

Dukungan Keluarga: - Dukungan emosional - Dukungan informasi - Dukungan nyata - Dukungan pengharapan

- Baik

- Kurang baik Keluarga

pasien yang dirawat di Unit

(34)

3.2. Defenisi Operasional

NO VARIABEL DEFENISI

OPERASIONAL dirawat di Unit Perawatan ruangan intensif

Observasi Identitas Responden

Observasi Kategori penilaian

perasaan dari keluarga pasien agar pasien selalu merasa aman dan nyaman

Observasi Kategori penilaian

Observasi Kategori penilaian terbagi 2,

(35)

21

merawat pasien.

Observasi Kategori penilaian

semangat yang diberikan

keluarga kepada pasien

(36)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian

rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian

(Setiadi, 2007). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif murni,

yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga terhadap pasien

yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek tersebut berupa

benda yang memiliki sifat, ciri yang dapat diteliti (Machfoedz, 2009). Populasi

yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga dari pasien yang dirawat di

Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil

survey awal yang didapat peneliti melalui rekammedik, jumlah pasien yang

dirawat di Unit Perawatan Intensif pada bulan Januari s/d bulan Mei 2013

adalah sebanyak 121 orang. Sehingga keluarga yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah sebanyak 121 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian unsur populasi untuk dijadikan objek penelitian

atau sumber data (Arnita, 2013). Pengukuran sampel dalam penelitian ini

dengan menggunakan rumus Slovin, dengan batas kesalahan yang ditolerir (e)

(37)

23

dari bulan Januari-Mei 2013 sudah diketahui. Maka sampel pada penelitian ini

adalah:

(dibulatkan menjadi 32).

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang.

4.2.3. Tekhnik Sampling

Tekhnik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya (Margono, 2009). Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposeful

sampling/judgemental sampling, yaitu sampel yang berdasarkan pertimbangan

pada tujuan penelitian (Arnita, 2013).

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Keluarga penanggung jawab pasien atau keluarga yang hadir pada saat jam

berkunjung

b. Keluarga dari pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah

c. Keluarga bersedia menjadi responden

d. Lama rawat pasien ≥24 jam dan dirawat selama minimal 3 hari

Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Keluarga dari pasien yang meninggal pada saat dilakukan penelitian

4.3.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Peneliti

(38)

merupakan rumah sakit pusat rujukan dari rumah sakit lainnya serta merupakan

rumah sakit pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober

sampai dengan 11 Desember 2013.

4.4. Pertimbangan Etik

Prinsip etika penelitian keperawatan adalah prinsip menghormati manusia,

dimana manusia memiliki hak dan merupakan makhluk mulia yang harus

dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan

tidak untuk diikutsertakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini akan

menggunakan prinsip etik Informed Consent yaitu bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan

(Hidayat, 2007). Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti memberikan

penjelasan kepada responden mengenai manfaat dan tujuan penelitian,

selanjutnya peneliti meminta responden untuk menjadi sampel dalam penelitian

ini dan membaca serta memahami isi surat persetujuan tersebut. Responden

dimohon untuk menandatangani surat persetujuan tersebut sebagai bukti

kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden sukarela dan tidak ada

paksaan dari pihak lain. Semua responden akan dilindungi dari semua

kemungkinan dan berbagai resiko yang timbul dari penelitian ini. Peneliti akan

merahasiakan identitas pribadi responden, serta tidak mencampuri hal-hal yang

(39)

25

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai pada waktu penelitian

(Arikunto, 2006). Instrumen yang pertama digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi yang berjumlah 16 buah pernyataan dengan menggunakan

pernyataan yang memiliki jawaban ya atau tidak. Untuk pernyataan yang

bermakna positif (pernyataan no. 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, dan 16) maka

nilai untuk masing-masing jawaban adalah ya bernilai 1 sedangkan tidak bernilai

0. Untuk pernyataan yang bermakna negatif (pernyataan no. 1, 5, 8, 11, dan 15)

menggunakan skor untuk masing-masing pilihan adalah ya bernilai 0 sedangkan

tidak bernilai 1. Instrumen ini digunakan ketika proses pengobservasian

berlangsung yaitu selama 6 kali maka jumlah keseluruhan nilai untuk setiap

pernyataan pada pernyataan positif adalah ya berjumlah 6 dan tidak berjumlah 0.

Sedangkan untuk pernyataan negatif adalah ya berjumlah 0 dan tidak berjumlah 6.

Hasil penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jawaban frekuensi waktu untuk

setiap pernyataan yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Penentuan

interval dalam pengelompokkan tersebut menggunakan rumus Sudjana (2009)

dimana P adalah panjang kelas (interval) dalam menentukan kategori penilaian.

Skor tertinggi adalah 6 sedangkan skor terendah adalah 0 dan kategori penilaian

adalah 4, maka:

Panjang interval untuk kriteria penilaian adalah 4 sehingga:

a. Jika skor yang didapat adalah 5-6 maka frekuensi waktu selalu

(40)

c. Jika skor yang didapat adalah 1-2 maka frekuensi waktu kadang-kadang

d. Jika skor yang didapat adalah 0 maka frekuansi waktu tidak pernah

Setelah didapatkan hasil dari pengelompokkan tersebut maka nilai dari

hasil tersebut dikategorikan kembali untuk mendapatkan hasil akhir baik atau

kurang baik dengan menggunakan rating-scale (skala bertingkat) mulai dari

selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah untuk pilihan jawaban dari setiap

pernyataan tersebut. Untuk pernyataan yang bermakna positif (pernyataan no. 2,

3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, dan 16) maka skor untuk masing-masing pilihan

tersebut adalah selalu (3), sering (2), kadang-kadang (1), tidak pernah (0),

sedangkan untuk pernyataan yang bermakna negatif (pernyataan no. 1, 5, 8, 11,

dan 15) menggunakan skor untuk masing-masing pilihan adalah selalu (0), sering

(1), kadang-kadang (2) dan tidakpernah (3). Penentuan interval untuk kriteria

penilaian pada penelitian ini dengan rumus Sudjana (2009) dimana P adalah

panjang kelas (interval) dalam menentukan kategori penilaian. Skor tertinggi

pada penelitian ini adalah 48 sedangkan skor terendah adalah 0 dan kategori

penilaian adalah 3, maka:

Panjang interval untuk kriteria penilaian adalah 24 sehingga:

e. Jika skor yang didapat adalah 25-48 maka dukungan baik

f. Jika skor yang didapat adalah 0-24 maka dukungan kurang baik

Pernyataan terbagi dalam empat sub bagian dari dukungan keluarga, yaitu

(41)

5-27

no 13-16). Penentuan interval untuk kriteria penilaian pada sub bagian ini dengan

menggunakan rumus Sudjana (2009) dimana P adalah panjang kelas (interval)

dalam menentukan kategori penilaian. Skor tertinggi adalah 12 sedangkan skor

terendah adalah 0 dan kategori penilaian adalah 2, maka:

Panjang interval untuk kriteria penilaian adalah 6 sehingga:

a. Jika skor yang didapat adalah 7-12 maka dukungan baik

b. Jika skor yang didapat adalah 0-6 maka dukungan kurang baik

4.6. Uji Instrumen

4.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010). Pada penelitian

ini instrumen penelitian dilakukan uji validitas oleh dosen Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatara Utara (Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS) selaku dosen

Keperawatan Keluarga.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini, tidak dilakukan uji reliabilitas karena peneliti

menggunakan lembar observasi sebagai instrumen penelitian.

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi responden

menggunakan lembar observasi yang berisikan 16 pernyataan tentang

(42)

RSUP H. Adam Malik Medan. Observasi tersebut dilakukan 2 kali dalam

sehari yaitu ketika jam berkunjung pasien selama 3 hari berturut-turut.

4.7.1. Persiapan pengambilan data

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti mengajukan surat

permohonan izin untuk survey pendahuluan pada institusi pendidikan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU), dan menyerahkan surat

permohonan izin tersebut kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah

mendapat izin dari pihak rumah sakit kemudian peneliti melakukan studi

pendahuluan dengan mencari instrument-instrumen yang dapat dijadikan

sebagai alat untuk melakukan pengambilan data. Setelah menyusun sebuah

instrument yang berbentuk lembar observasi peneliti melakukan uji instrument

yaitu uji validitas instrument. Instrument tersebut digunakan sebagai alat

pengumpul data setelah mendapatkan izin dari pihak pendidikan.

4.7.2. Pelaksanaan Pengambilan Data

Setelah sidang proposal peneliti mengajukan surat permohonan izin

penelitian kepada pihak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan

menyerahkan surat tersebut kepada pihak Rumah Sakit H. Adam Malik Medan.

Kemudian peneliti melakukan penelitian setelah mendapatkan surat izin

penelitian di ruangan Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah RSUP H. Adam

Malik Medan selama 2 bulan mulai tanggal 11 Oktober 2013 – 11 Desember

2013. Pertama peneliti meminta responden untuk menanda-tangani surat

informed consent dari peneliti sebagai tanda kesediaan keluarga untuk menjadi

(43)

29

melakukan observasi peneliti melakukan wawancara kepada 32 responden

tentang dukungan apa saja yang telah diberikan kepada pasien. Setelah

mendapatkan jawaban dari responden peneliti melakukan observasi sebanyak 2

kali dalam sehari yaitu ketika jam berkunjung pasien selama 3 hari

berturut-turut dengan menggunakan lembar observasi yang berisikan 16 pernyataan

dengan jawaban ya atau tidak. Pernyataan yang bermakna positif yaitu pada

no. 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, dan 16 sedangkan pernyataan bermakna

negatif adalah no 1, 5, 8, 11, dan 15. Peneliti melakukan observasi kepada

keluarga pasien yang selalu hadir disamping pasien pada saat jam berkunjung.

Untuk dukungan emosional penilaian peneliti terhadap dukungan yang

diberikan melalui sikap yang diberikan keluarga pada pasien, yaitu pada saat

keluarga memberikan sentuhan kasih sayang kepada pasien, sikap penerimaan

keluarga terhadap pasien yang ditunjukkan keluarga dengan tetap tegar

mendampingi pasien, serta motivasi yang terus-menerus diberikan oleh

keluarga kepada pasien. Penilaian dukungan informasi oleh peneliti terhadap

keluarga pasien dilakukan dengan menanyakan kepada para perawat ruangan

tentang sikap keluarga ketika berdiskusi dengan tim medis tentang proses

pengobatan yang dilakukan untuk pasien. Peneliti melakukan observasi tentang

dukungan nyata yang diberikan oleh keluarga dengan cara melihat

perlengkapan personal hyigene yang dipersiapkan oleh keluarga. Selain itu juga

peneliti menanyakan tentang bagaimana keluarga menanggulangi masalah

pembiayaan pasien selama proses pengobatan. Sedangkan dukungan

(44)

pasien dapat sembuh secara optimal selain itu juga keluarga melakukan ibadah

(berdo’a) ketika berada disamping pasien pada saat jam berkunjung. Setelah

mendapatkan hasil maka peneliti mengelompokkan hasil tersebut kedalam

jawaban frekuensi waktu yaitu sering, selalu, kadang-kadang, tidak pernah.

Setelah mendapatkan hasil maka peneliti menerima surat dari pihak RSUP H.

Adam Malik Medan sebagai tanda bukti telah melakukan penelitian.

4.8. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka peneliti mengolah data tersebut melalui

proses komputerisasi dengan empat tahapan, yaitu:

a. Editing, yaitu pengecekan kuesioner apakah data dan pernyataan sudah diisi

dengan lengkap.

b. Coding, yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka untuk

mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi data pada saat analisis dan

entry data.

c. Processing, yaitu entry data kedalam program komputer.

d. Cleaning, yaitu pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada

kesalahan atau tidak.

Setelah data terkumpul semua maka peneliti melakukan analisa data

dengan menggunakan analisa univariat, yaitu dilakukan dengan mendeskripsikan

besarnya persentase pada seluruh variable penelitian dan disajikan dalam bentuk

(45)

31

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah melakukan pengumpulan data pada

tanggal 11 Oktober sampai dengan 11 Desember 2013 dengan jumlah responden

32 orang.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Data Demografi

Tabel 5.1 berikut ini menunjukkan hasil data demografi keluarga dari

pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah RSUP H. Adam

Malik Medan. Mayoritas reponden berusia antara 18-40 tahun yaitu

berjumlah 20 responden (62,5%) dan 12 responden (37,5%) berusia antara

41-60 tahun. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 25 responden (78,1%) dan 7 responden (21,9%) berjenis kelamin

laki-laki. Jumlah suku terbesar responden adalah batak yaitu sebanyak 20

responden (62,5%) dan minoritas adalah suku melayu dan mandailing yaitu

masing-masing sebanyak 1 responden (3,1%). Hubungan responden dengan

pasien yang paling dominan adalah istri yaitu sebanyak 21 responden

(66,6%) sedangkan yang paling sedikit adalah orang tua dan keponakan yaitu

masing-masing 1 responden (3,1%). Pendidikan responden mayoritas adalah

SMA yaitu sebanyak 15 responden (46,(%) dan minoritas adalah Perguruan

(46)

pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 13 responden

(40,6%) dan minoritas adalah petani yaitu sebanyak 4 responden (12,5%).

Penghasilan per bulan responden terbesar adalah <Rp.1.305.000.000 yaitu

sebanyak 26 responden (81,3%) dan 6 responden (18,8%) memiliki

penghasilan per bulan ≥Rp. 1.305.000. Lama rawat keluarga responden yang

menjadi pasien adalah ≥24 Jam secara keseluruhan serta mayoritas

menggunakan asuransi sebagai pembayaran administrasi pengobatan yaitu

sebanyak 30 responden (93,8%) dan 2 responden (6,3%) tidak menggunakan

asuransi sebagai pembayaran. Tabel tersebut dapat dilihat di halaman

(47)

33

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Keluarga Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

No Karakteristik

Responden

Frekuensi Persentase(%)

1 Umur 2 Jenis Kelamin

- Laki-laki 4 Hub. dengan pasien

- Suami

8 Lama Rawat Pasien

- ≥ 24 Jam 32 100

(48)

5.1.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di

Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah dilakukan diperoleh data,

mayoritas responden memberikan dukungan emosional secara baik kepada

pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah RSUP H. Adam

Malik Medan yaitu 26 responden (81,25%) sedangkan 6 responden (18,75%)

memberikan dukungan emosional kurang baik (Tabel 5.2).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Emosional Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

Kurang Baik 6 18,75%

5.1.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di

Unit Perawatan Intensif

Tabel di bawah ini (Tabel 5.3) menunjukkan data dari hasil penelitian

tentang dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan

Intensif berdasarkan dukungan informasi, mayoritas responden memberikan

dukungan informasi secara baik kepada tim medis, yaitu 32 responden

(100%), tidak ada yang menyembunyikan informasi kepada tim medis jika

(49)

35

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Informasi Frekuensi Persentase (%)

Baik 32 100%

Kurang Baik - -

5.1.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data, mayoritas reponden

memberikan dukungan pengharapan secara baik yaitu sebanyak 26 responden

(81,25%), sedangkan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan

pengharapan kurang baik. Hal ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini

(Tabel 5.4)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Nyata Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

Kurang Baik 6 18,75%

5.1.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Tabel di bawah ini (Tabel 5.5) menunjukkan data yang diperoleh dari

hasil penelitian tentang dukungan pengharapan yang diberikan responden

kepada pasien mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%)

dan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan masih kurang baik.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan

Pengharapan

Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

(50)

5.1.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Tabel di bawah ini (Tabel 5.5) menunjukkan data yang diperoleh

dari hasil penelitian tentang dukungan keluarga yang diberikan responden

kepada pasien mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%)

dan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan masih kurang baik.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

Kurang Baik 6 18,75%

5.2. Pembahasan

5.2.1. Data Demografi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data usia responden yang

terbesar jumlahnya adalah antara usia 18-40 tahun yaitu berjumlah 20

responden (62,5%). Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 25 responden (78,1%). Jumlah suku terbesar adalah batak yaitu

sebanyak 20 responden (62,5%). Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan

oleh mayoritas penduduk di Sumatera Utara adalah suku Batak. Hal ini

sesuai dengan data Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa jumlah

suku terbesar adalah batak untuk daerah kota medan yaitu sebesar 4,5 juta

jiwa (35%).

Mayoritas responden memiliki hubungan dengan pasien adalah

sebagai istri pasien yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Menurut asumsi

(51)

37

terdekat dari pasien. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial

keluarga internal, seperti dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari

saudara kandung (Friedman, 2010). Selain itu juga agar terbentuk fungsi

keluarga yang baik, yaitu fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan

fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota

keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental

dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta

mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga (Achjar 2010).

Pendidikan responden yang terbesar adalah SMA yaitu sebanyak 15

responden (46,9%) dan mayoritas responden adalah Ibu Rumah Tangga

(IRT) yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Mayoritas responden

berpenghasilan <Rp.1.305.000 per bulan yaitu sebanyak 26 responden

(81,3%), lama rawat pasien adalah ≥24 jam secara keseluruhan dan mayoritas

responden menggunakan asuransi sebagai pembayaran administrasi

pengobatan yaitu sebanyak 30 responden (93,8%).

5.2.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data 26 responden (81,25%)

yang memberikan dukungan emosional keluarga secara baik terhadap pasien

yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah. Hal ini ditunjukkan

responden ketika menjenguk pasien pada saat jam berkunjung. Mayoritas

keluarga pasien selalu berada disamping pasien selam jam berkunjung yaitu

sebanyak 26 responden (81,3%) . Mereka tampak semangat memberikan

(52)

memberikan semangat serta dukungan kepada pasien maka akan dapat

membantu mempercepat proses penyembuhan sesuai dengan hasil observasi

yang telah dilakukan peneliti selama 6 kali pengamatan kepada keluarga

pasien pada saat berkunjung.

Berdasarkan teori yang ada bahwa pada dukungan emosional ini

keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat kepada

pasien yang dirawat di rumah atau rumah sakit, memberikan pasien perasaan

nyaman, merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan

dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu

yang menerimanya merasa berharga (Niven 2000).

5.2.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mayoritas responden

memberikan dukungan informasi secara baik yaitu sebanyak 32 responden

(100%). Hal ini ditunjukkan responden ketika mereka memberikan informasi

kepada pihak medis tentang proses pengobatan pasien. Sebanyak 26

responden (81,3%) tidak pernah acuh tak acuh dengan petugas kesehatan,

seluruh keluarga (100%) berperan aktif dalam setiap diskusi perawatan

pasien, 28 responden (87,5%) sangat komunikatif dengan petugas kesehatan

dan sebanyak 32 responden (100%) keluarga tidak pernah mengutarakan

masalah yang biasa saja dan menyembunyikan masalah yang harus

diselesaikan dengan petugas kesehatan.

(53)

39

memberikan solusi dari masalah yang dihadapi pasien di rumah atau rumah

sakit, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa

yang dilakukan oleh seseorang atau pasien. Keluarga dapat menyediakan

informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik bagi

dirinya atau pasien (Niven, 2000).

Memberikan informasi yang jelas kepada petugas kesehatan juga

dapat mengurangi stress keluarga. Karena manfaat dari dukungan ini adalah

dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan

dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu (Friedman,

2010). Selain itu juga hal tersebut dapat memberikan proses pengobatan yang

sesuai dengan keadaan pasien sehingga pasien dapat sembuh secara optimal,

sesuai dengan pendapat Ryan dan Austin bahwa secara lebih spesifik,

keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan

menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh darisakit (Friedman, 2010).

5.2.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data, mayoritas reponden

memberikan dukungan nyata secara baik yaitu sebanyak 26 responden

(81,25%). Hai ini ditunjukkan oleh responden ketika menyediakan semua

kebutuhan pasien selama proses pengobatan di rumah sakit. Sebanyak 23

responden (71,9%) tidak pernah menyiapkan fasilitas seadanya saja untuk

pengobatan pasien misalnya kebutuhan personal pasien, 25 responden

(78,1%) tidak pernah merasa jenuh dalam merawat dan menjaga pasien, 13

(54)

masa perawatan pasien, 26 responden (81,3%) selalu berusaha memberikan

yang terbaik untuk pasien.

Salah satu bentuk dukungan nyata yang diberikan keluarga adalah

dalam bentuk finansial. Keluarga meyakini bahwa kebutuhan finansial

sangatlah membantu proses pengobatan meskipun mayoritas responden

menggunakan asuransi sebagai pembayaran namun bukan berarti responden

tidak lagi perlu memberikan dukungan nyata tersebut sebab kebutuhan

pribadi pasien seperti kebutuhan personal hygiene tidaklah menjadi

tanggungan dari asuransi tersebut. Sehingga keluarga berupaya memberikan

dukungan nyata ini secara maksimal.

Menurut Cohen dan Mc Kay (1984), dukungan ini meliputi

penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dengan

menyediakan dana untuk biaya pengobatan dan material (Niven, 2000).

5.2.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang

dukungan pengharapan yang diberikan responden kepada pasien mayoritas

adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%). Hai ini ditunjukkan

responden pada saat mendampingi pasien ketika jam berkunjung 24

responden (75,0%) selalu berdo’a demi kesembuhan pasien pada saat jam

berkunjung, 26 responden (81,3%) selalu yakin pasien dapat sembuh secara

optimal, 26 responden (81,3%) tidak pernah tidak memberikan semangat

(55)

41

Menurut Setiadi (2008) keluarga akan merasakan kehilangan anggota

keluarga ketika salah satu anggota menderita sakit karena setiap anggota

keluarga mempunyai peran masing-masing. misalnya ayah, dimana ayah

sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung / penganyom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

Kemudian ada ibu yang berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh

dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu. Lalu ada anak yang berperan sebagai pelaku psikososial sesuai

dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual, sehingga ketika

salah satu diantaranya mengalami sakit maka peran anggota keluarga tersebut

akan terganggu.

5.2.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian maka diperoleh

bahwa dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien yang sedang

menjalani perawatan diruang intensif adalah baik yaitu senayak 26 responden

(81,3%).

Menurut Suprajitno (2004) keluarga terdapat ikatan perkawinan dan

hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan

peran masing-masing serta keterikatan emosional

Selain itu menurut peneliti keluarga pasien tersebut masih menyadari

(56)

memenuhi kebutuhan personal, memberikan kasih sayang serta membantu

dalam hal pemenuhan ekonomi, Menurut Friedman (2010) tentang

fungsi-fungsi keluarga yaitu, fungsi-fungsi afektif, fungsi-fungsi perawatan kesehatan, fungsi-fungsi

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Keluarga Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif
Tabel 5.5.  Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan balance corecard di perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif bisnis

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

Prinsip kerja dari relai tersebut ialah mendeteksi adanya arus lebih yang melebihi nilai setting yang telah ditentukan, baik yang disebabkan oleh adanya gangguan

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek