• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION)

PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010

oleh

YURISTA WULANSARI

NIM. M 0108073

SKRIPSI

ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ABSTRAK

Yurista Wulansari, 2012. REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Kon-sumsi tenaga listrik akan meningkat seiring dengan roda perekonomian daerah. Penjualan tenaga listrik dapat diprediksi dengan menggunakan analisis regresi. Dalam data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 terdapat pencil-an sehingga diperlukpencil-an model ypencil-ang tepat untuk melakukpencil-an pencil-analisis data. Regresi

robust adalah model yang tepat untuk mengatasi masalah pencilan tersebut. Ji-ka pencilan terdapat pada variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) maka estimasi-GS tepat digunakan untuk mengestimasi parameter.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan persamaan regresi untuk esti-masi penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 menggunakan mo-del regresi robust estimasi-GS dengan variabel dependen adalah penjualan te-naga listrik sedangkan variabel independen adalah jumlah pelanggan (X1), da-ya tersambung (X2), jumlah perusahaan industri (X3), jumlah rumah

tang-ga (X4), dan jumlah produk domestik regional bruto (X5). Dari analisis di-peroleh persamaan regresi untuk estimasi penjualan tenaga listrik yaitu Ybi = 3.043.071 + 1,84Xi2+ 109.458Xi3−220Xi4+ 12,0Xi5, dengan Radjusted2 = 99,6% dan variabel jumlah pelanggan (X1) tidak signifikan.

(3)

commit to user

Yurista Wulansari, 2012. ROBUST REGRESSION BY GS-ESTIMATION (GENERALIZED S-ESTIMATION) IN ELECTRICAL ENERGY SALES IN CENTRAL JAVA ON 2010. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Se-belas Maret University.

Electrical energy is a vital need as human. The consumption of electricity will always be increasing in line with the increase of the regional economy. The electrical energy sales can be predicted by regression analysis. Data in the electri-cal energy sales in Central Java on 2010, there are outliers so that an appropriate method is needed to analyze the data. Robust regression is a appropriate model to over with a this outliers problem. If there are outliers in the dependent variable (Y) and the independent variables (X), then the GS-estimation robust regression is appropriate to be used to estimate parameter.

The objective of this research is to determine regression equation estima-tion of electrical energy sales in Central Java on 2010 using robust regression model GS-estimation with independent variable is the sales of electrical ener-gy while the independent variables are number of costumer (X1), power

con-nected (X2), number of industry company (X3), number of household (X4), and product domestic regional gross (X5). The regression equation

estima-tion of electrical energy sales obtained based on the analysis result are Ybi = 3.043.071 + 1,84Xi2+ 109.458Xi3−220Xi4+ 12,0Xi5 with R2adjusted = 99,6% and the variables is number of costumer (X1) not significant.

(4)

commit to user

MOTO

”....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum

sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri”

(Q.S Ar ro’du: 11)

”Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap”

(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Bapak dan Ibuku tercinta atas doa, cinta, nasehat, dan motivasi

yang diberikan,

Kakak-kakakku (Mas Tono, Mba Sri, Mas Mardi, Mba Umi, dan

Mba Andit) yang telah tanamkan semangat untuk membanggakan

Bapak dan Ibu,

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

mem-berikan banyak kenikmatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul ”REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS ( GE-NERALIZED S-ESTIMATION) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memenuhi

sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana sains Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Su-rakarta. Oleh karena itu atas semua bimbingan dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada

1. Dra. Yuliana Susanti, M.Si dan Dra. Mania Roswitha, M.Si selaku

Pem-bimbing I dan PemPem-bimbing II atas kesediaan dan kesabarannya dalam

mem-bimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini,

2. Teman-teman M ath08 yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini,

3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah mereka berikan

selama ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Surakarta, Oktober 2012

(7)

commit to user

Daftar Isi

ABSTRAK . . . iii

ABSTRACT . . . iv

MOTO . . . v

PERSEMBAHAN . . . vi

KATA PENGANTAR . . . vii

DAFTAR ISI . . . . ix

DAFTAR TABEL . . . . x

DAFTAR GAMBAR . . . xi

I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2 Perumusan Masalah . . . 4

1.3 Tujuan Penelitian . . . 4

1.4 Manfaat Penelitian . . . 4

II LANDASAN TEORI 5 2.1 Tinjauan Pustaka . . . 5

2.2 Landasan teori . . . 6

2.2.1 Model Regresi Linear Berganda . . . 6

2.2.2 Metode Kuadrat Terkecil . . . 7

2.2.3 Uji Asumsi Analisis Regresi . . . 9

2.2.4 Pencilan . . . 11

2.2.5 Estimasi-M . . . 13

(8)

commit to user

2.2.7 Estimasi-GS . . . 14

2.3 Kerangka Pemikiran . . . 16

III METODE PENELITIAN 17

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19

4.1 Deskripsi Tenaga Listrik di Jawa Tengah . . . 19

4.2 Data . . . 19

4.3 Model Regresi Penjualan Tenaga Listrik

di Jawa Tengah . . . 20

V PENUTUP 30

5.1 Kesimpulan . . . 30

5.2 Saran . . . 30

DAFTAR PUSTAKA 31

(9)

commit to user

Daftar Tabel

4.1 Hasil output uji multikolinearitas . . . 23

4.2 Hasil Uji T RES dan hii . . . 24 4.3 NilaibσGS danβbGStiap iterasi pada estimasi-GS dengan 5 var. indep. 25 4.4 Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 5 var. indep. . . 26 4.5 NilaibσGS danβbGStiap iterasi pada estimasi-GS dengan 4 var. indep. 27 4.6 Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 4 var. indep. . . 29

5.1 Data penjualan tenaga listrik (Y), jumlah pelanggan (X1), daya tersambung (X2), jumlah perusahaan industri (X3), jumlah rumah

(10)

commit to user

Daftar Gambar

4.1 Plot probabilitas dari sisaan . . . 21

(11)

commit to user

Daftar Notasi

|| : harga mutlak

Σ : sigma

β : parameter/koefisien regresi

b

β : estimasi dariβ

b

β0 : estimasi β awal menggunakan MKT

b

βGS : estimasi β menggunakan estimasi-GS

c : tuning constant

εi : sisaan random ke-i dari populasi

ei : sisaan random ke-i dari sampel

ei−ej : selisih sisaan random ke-ij dari sampel

hii : nilai leverage untuk kasus ke-i

p : jumlah variabel independen

ρ() : fungsi obyektif

rs : koefisien korelasi rank Spearman

R2

adjusted : koefisien determinasi ganda yang disesuaikan

s : standar deviasi

b

σgs : estimasi skala robust

ui : skala sisaan

ψ() : turunan parsial dari ρ terhadap βj atau ρ ′

= ∂βj∂ρ

wi : fungsi pembobot

∆ : selisih

δ : breakdown point

Xi : variabel independen ke-i

Yi : variabel dependen ke-i

b

(12)

commit to user

Bab I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Hal

ini terjadi karena manusia tidak mungkin bisa melakukan aktifitas tanpa adanya

listrik. Kebutuhan tenaga listrik akan meningkat seiring dengan perkembangan

ekonomi daerah dan jumlah penduduk. Kondisi ini tentunya harus diantisipasi

sedini mungkin agar penyediaan tenaga listrik dapat tersedia dalam jumlah yang

cukup dan harga yang memadai. Pemerintah telah mengupayakan program

lis-trik masuk desa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di pedesaan. Badan

Pusat Statistik (BPS) [3] mencatat pada tahun 2010 ada 7.811 desa sudah ber-aliran listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sebagai sumber

energi dengan jumlah pelanggan 3,65 juta pelanggan.

Menurut BPS [3], jumlah tenaga listrik yang terjual selama tahun 2010

sebesar 14,39 milyar kWh. Tenaga listrik tersebut dimanfaatkan paling banyak oleh rumah tangga mencapai 92,10%, usaha 4,70%, sosial 2,37%, selebihnya untuk industri, kantor pemerintah, penerangan jalan, dan multiguna.

Dalam data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 yang

di-ambil dari BPS terdapat pencilan. Data pencilan (outlier) adalah pengamatan dengan nilai mutlak sisaan jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lain. Hal ini

akan mempengaruhi model regresi yang terbentuk. Data pencilan tersebut tidak

boleh dibuang begitu saja karena akan mempengaruhi model prediksi serta

meng-hasilkan sisaan yang besar. Metode yang bersifatrobust yaitu tidak terpengaruh oleh perubahan besar pada bagian kecil data atau perubahan kecil pada bagian

besar data. Metode ini dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah pencilan

(13)

commit to user

dalam data.

Regresi robust diperkenalkan oleh Andrews [1] sebagai model regresi yang digunakan ketika distribusi dari sisaan tidak normal. Model ini merupakan alat

penting untuk menganalisis data yang dipengaruhi oleh pencilan sehingga

diha-silkan model yang robust atau resistance terhadap pencilan. Breakdown point

dan efficiency merupakan kriteria penting dalam regresi robust. Breakdown po-int adalah ukuran umum proporsi dari pencilan yang dapat ditangani sebelum pengamatan tersebut mempengaruhi model, sedangkanefficiencyadalah taksiran parameter regresi yang mempunyai simpangan baku minimum.

Menurut Ryan [13], ada empat kelompok estimasi robust parameter model regresi yaitu estimasi-M, estimasi pengaruh terbatas, estimasi denganbreakdown point tinggi, dan estimasi prosedur dua tahap. Menurut Huber [8], estimasi-M (Maximum Likelihood type) dan estimasi pengaruh terbatas, yang disebut ju-ga estimasi-GM (Generalized M-Estimation), merupakan estimasi robust yang mempunyaibreakdown point rendah. Kelompok estimasi denganbreakdown point

tinggi sesuai dengan namanya, mempunyaibreakdown point tinggi tetapi mempu-nyai efficiency rendah. Estimasi yang termasuk kelompok ini adalah LTS (Least Trimmed Square), LMS (Least Median Square), dan estimasi-S (Scale). Ketiga estimasi ini diperoleh berdasarkan skala. Sedangkan estimasi prosedur dua tahap

adalah kombinasi dua estimasi dari kelompok berbeda. Contoh dari kelompok

terakhir ini adalah estimasi-MM yang dibentuk dari kombinasi estimasi-S dan

estimasi-M.

Estimasi-MM (Method of Moment) mempunyai breakdown point tinggi dan

efficiency tinggi sehingga estimasi ini memenuhi kriteria yang diharapkan untuk suatu estimasi robust. Suatu estimasi robust diharapkan menghasilkan estimasi yang tidak terpengaruh oleh pencilan ketika data memuat sisaan dengan pencilan

dan memberikan estimasi yang mendekati hasil yang diperoleh dengan Metode

(14)

commit to user

Terdapat dua estimasirobustlain selain di atas yaitu estimasiτdan estimasi-GS (Generalized S-Estimation). Kedua estimasi ini mempunyai kesamaan yaitu sama-sama mempunyai breakdown point tinggi karena berdasarkan skala.

Estimasi-GS diperkenalkan oleh Croux et al. [5], yang dapat dipandang sebagai perluasan estimasi-S. Estimasi-GS, seperti dijelaskan di atas diestimasi

berdasarkan skala. Skala yang digunakan adalah standar deviasi sisaan

berpa-sangan. Estimasi-GS adalah solusi minimisasi estimasi-M dengan sisaan skala

berpasangan sedangkan estimasi-S adalah solusi minimisasi estimasi-M sisaan

skala.

Penelitian regresirobustdengan estimasi-GS mula-mula dilakukan oleh Cro-ux et al. [5] yang menunjukkan bahwa estimasi-GS mempunyai breakdown point

sama dengan estimasi-S sebesar 50 %, tetapiefficiencylebih tinggi dari estimasi-S yang diterapkan pada kasusunivariate dan ketika variabel dependen dan variabel independen terdapat pencilan. Kemudian penelitian dikembangkan oleh Roelant

et al. [11] yang diterapkan pada kasus multivariate.

Menurut Katili [9] dalam penelitian mengenai listrik menggunakan analisis

faktor dengan 4 variabel independen diperoleh hasil bahwa jumlah pelanggan,

tarif penjualan, PDRB dan jumlah produksi listrik berpengaruh signifikan

ter-hadap konsumsi tenaga listrik. Selanjutnya, Artiana [2] dalam penelitian yang

sama menggunakan regresi robust estimasi-S dengan 3 variabel independen di-peroleh hasil bahwa hanya 2 variabel independen yaitu jumlah pelanggan dan

daya tersambung berpengaruh signifikan terhadap penjualan energi listrik.

Da-lam hal ini, peneliti tertarik untuk mengkaji ulang estimasi-GS dibandingkan

estimasi-MM karena estimasi-GS dapat menganalisis pencilan yang muncul pada

variabel dependen dan variabel independen sedangkan estimasi-MM hanya pada

variabel dependen. Dalam data penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun

2010 terdapat pencilan pada variabel dependen dan variabel independen

sehing-ga estimasi-GS cocok digunakan untuk mensehing-ganalisis data. Penelitian ini adalah

(15)

commit to user

estimasi-GS yang diterapkan pada penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun

2010. Meskipun diketahui beberapa jenis fungsi pembobot, namun dalam

peneli-tian ini hanya digunakan fungsiTukey’s Biweight, dengan memandang penelitian dari Croux et al. [5], dimana fungsi Tukey’s Biweight yang digunakan dengan

tuning constant adalah 0.9958.

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dibuat perumusan masalah

yaitu bagaimana persamaan regresi untuk estimasi penjualan tenaga listrik di

Jawa Tengah tahun 2010 menggunakan metode regresi robust estimasi-GS?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah

menen-tukan persamaan regresi untuk estimasi penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah

tahun 2010 menggunakan metode regresi robust estimasi-GS.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengembangkan

ilmu pengetahuan dalam bidang statistika dan industri. Pada bidang statistika,

metode estimasi-GS dapat diaplikasikan terhadap data yang mengandung

pen-cilan pada variabel dependen dan independen, sedangkan pada bidang industri

dapat memberikan masukan kepada instansi yang terkait yaitu PT. PLN (Persero)

(16)

commit to user

Bab II

LANDASAN TEORI

Landasan teori ini terdiri dari tiga subbab, yaitu tinjauan pustaka, landasan

teori, dan kerangka pemikiran.

2.1

Tinjauan Pustaka

Regresirobust merupakan metode regresi yang digunakan ketika distribusi dari sisaan tidak berdistribusi normal (Draper dan Smith, [6]). Regresi robust

merupakan alternatif dariM KT. Regresi ini diperkenalkan oleh Andrews [1]. Se-ringkali dengan transformasi tidak akan menghilangkan atau melemahkan

peng-aruh dari pencilan yang akhirnya estimasi menjadi bias dan estimasi parameter

menjadi tidak valid. Dalam keadaan ini, sangat tepat jika menggunakan

mo-del regresirobust yang tahan terhadap pengaruh pencilan sehingga menghasilkan estimasi yang lebih baik. Salah satunya adalah metode estimasi-GS.

Estimasi-M pertama kali diperkenalkan oleh Huber [8] sebagai model

regre-sirobust yang sering digunakan dan dipandang dengan baik untuk mengestimasi parameter yang disebabkan oleh x outlier dan memiliki breakdown point n1. Chen [4] dalam penelitiannya mengatakan bahwa estimasi-M mempunyai bre-akdown point kecil yaitu cenderung menuju nol ketika terdapat pencilan pada variabel independen.

Rousseeuw dan Yohai [12] selanjutnya memperkenalkan estimasi LMS dan

estimasi-LTS, yang merupakan metode high breakdown point. LMS adalah mo-difikasi dari metode kuadrat terkecil biasa. Momo-difikasi yang dilakukan adalah

dengan mengubah operator jumlah menjadi median. Parameter β dapat diesti-masi dengan cara meminimumkan median dari kuadrat sisaan. LTS merupakan

(17)

commit to user

kuadrath sisaan fungsi objektif. Namun kedua metode ini mempunyaiefficiency

rendah.

Kelemahan dari metode yang telah ada yaitu hanya bisa mengestimasi

para-meter yang disebabkan oleh pencilan pada variabel independen (x) danbreakdown point lebih kecil dari 50 % sehingga dikembangkanlah estimasi-S dan estimasi-GS. Estimasi-GS merupakan perluasan dari estimasi-S.

Penelitian regresirobustdengan estimasi-GS mula-mula dilakukan oleh Cro-ux et al. [5] yang menunjukkan bahwa estimasi-GS mempunyai breakdown point

sama dengan estimasi-S sebesar 50 %, tetapiefficiencylebih tinggi dari estimasi-S yang diterapkan pada kasusunivariate dan ketika variabel dependen dan variabel independen terdapat pencilan. Kemudian penelitian dikembangkan oleh Roelant

et al. [11] yang diterapkan pada kasusmultivariate. Oleh karena itu, dari uraian latar belakang dan penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk menerapkan

regresi robust dengan estimasi-GS pada penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 mengacu dari penelitian Roelant et al. [11], Katili [9], dan Artiana [2].

2.2

Landasan teori

Dalam penelitian ini diberikan beberapa teori yang mendasari dan mendukung

yaitu model regresi linear berganda, metode kuadrat terkecil, asumsi analisis

regresi, pencilan, estimasi-M, estimasi-S, dan estimasi-GS.

2.2.1

Model Regresi Linear Berganda

Model regresi adalah model matematika yang menyatakan hubungan

an-tara variabel dependen dan variabel independen. Model regresi linear berganda

merupakan model regresi dengan variabel independen lebih dari satu.

Montgo-mery dan Peck [10] mengatakan bahwa model tersebut dapat dituliskan

(18)

commit to user

denganY adalah variabel dependen,X1, X2, . . . , Xp adalah variabel independen,

β0, β1, . . . , βp adalah parameter, dan ε adalah sisaan yang berdistribusi normal. Parameterβ0, β1, . . . , βp pada persamaan (2.1) tidak diketahui sehingga ha-rus diestimasi. Parameter-parameter tersebut dapat diestimasi dengan metode

kuadrat terkecil. Metode ini mengestimasi parameter model regresi dengan

me-minimumkan jumlah kuadrat sisaan. Apabila ditinjau data pengamatan sebanyak

n, maka persamaan (2.1) dapat dituliskan secara lengkap

Y1 =β0+β1x11+β2x12+. . .+βpx1p+ε1,

model (2.2) dapat dituliskan dalam bentuk matriks

Y =Xβ+ε, (2.3)

Pada model regresi berganda bahwa sisaanε dalam bentuk matriks,

ε N ID(0, Iσ2).

2.2.2

Metode Kuadrat Terkecil

(19)

se-commit to user

selanjutnya dicari turunan parsial terhadapβ0, β1, . . . , βp dan menyamakan deng-an nol sehingga diperoleh nilai estimasi model regresi linear.

Untuk meminimumkan (2.4), dicari turunan S(βj) secara parsial terhadap (βj), j = 0,1,2, ..., p dan disamakan dengan nol sehingga diperoleh

persamaan (2.5) menghasilkan persamaan normal berikut ini

nβb0 +βb1

Jika disusun dalam bentuk matriks maka persamaan (2.6) menjadi

(20)

commit to user

Penyelesaian persamaan (2.7) yaitu dengan mengalikan kedua sisinya

deng-an invers dari (X′X), sehingga estimator kuadrat terkecil dari β adalah

(X′X)−1X

2.2.3

Uji Asumsi Analisis Regresi

Uji asumsi analisis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah model

re-gresi memenuhi asumsi atau tidak. Uji asumsi yang dilakukan pada model rere-gresi

adalah

1. Asumsi Normalitas.

Gujarati [7] mengatakan bahwa pada analisis regresi linear diasumsikan

bahwa sisaan berdistribusi normal dengan rata-rata yang diharapkan sama

dengan nol dan mempunyai variansi konstan. Asumsi normalitas dapat

diketahui dengan uji Anderson-Darling. Uji ini didasarkan pada nilai A2 = −nS dengan,

dengan F adalah fungsi distribusi kumulatif, ei adalah sisaan yang telah diurutkan, dann adalah banyak pengamatan.

Pengujian Anderson-Darling akan memberikan informasi mengenai nilai p-value. Menolak H0 jika nilai p-value kurang dari nilai alpha.

2. Asumsi homoskedastisitas.

(21)

commit to user

variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam

sebu-ah model regresi. Jika variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lainnya sama maka disebut homoskedastisitas dan jika variansi

berbe-da maka disebut heteroskeberbe-dastisitas. Model regresi yang baik menunjukkan

adanya homoskedastisitas. Asumsi ini dapat ditulis sebagai berikut

V ar(ei) = σ2, i= 1,2, . . . , n.

Salah satu cara menguji kesamaan variansi yaitu dengan melihat pola

se-baran sisaan (ei) terhadap nilai estimasi Y. Jika sebaran sisaan bersifat acak (tidak membentuk pola tertentu), maka menurut Draper et al. [6] mengatakan bahwa variansi sisaan homogen.

Menurut Gujarati [7], salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas

adalah dengan pengujian korelasirank Spearman yang didefinisikan sebagai berikut

rs = 1−6[

d2

i

n(n21)], n̸= 1

dengan di adalah perbedaan dalam rank yang ditempatkan pada dua ka-rakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena kei dan n adalah banyaknya individual yang dirank. Koefisien rank korelasi tersebut da-pat digunakan untuk mendeteksi heterokedastisitas dengan mengasumsikan

Yi =Xi+ei. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut

(a) mencocokkan regresi terhadap data mengenai Y dan X dan menda-patkan sisaanei,

(b) dengan mengabaikan tanda dariei yaitu dengan mengambil nilai mut-laknya |ei|, meranking baik harga mutlak |ei| dan Xi sesuai dengan urutan yang meningkat ataupun menurun dan menghitung koefisien

rank korelasiSpearman yang telah diberikan sebelumnya,

(c) dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasiρs ada-lah nol dan n > 8, signifikan dari rs dapat diuji dengan pengujian t sebagai berikut

rs

(22)

commit to user

dengan derajat kebebasan,n2.

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai t kritis maka H0 ditolak, artinya

asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi. Jika model regresi meliputi lebih

dari satu variabelX, rsdapat dihitung antara|ei|dan tiap-tiap variabel X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat signifikansi secara statistik

dengan pengujiant yang diberikan di atas.

3. Asumsi nonmultikolinearitas.

Multikolinearitas adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya korelasi

antar variabel independen dalam model regresi linear berganda.

Multiko-linearitas terjadi karena terdapat korelasi yang cukup tinggi di antara

va-riabel independen (Montgomery dan Peck, [10]). VIF (Variance Inflation Factor) merupakan salah satu cara untuk mengukur besar multikolinearitas dan didefinisikan sebagai berikut

V IF = 1 1Rm2

,

dengan m= 1,2, . . . , p dan p adalah banyaknya variabel independen. Rm2

adalah koefisien determinasi yang dihasilkan dari regresi variabel

indepen-den Xm dengan variabel independen lain Xj(m ̸= j). Nilai VIF menjadi semakin besar jika terdapat korelasi yang semakin besar diantara variabel

independen. Jika nilai VIF lebih dari 10, multikolinearitas memberikan

pengaruh yang serius pada pendugaan metode kuadrat terkecil.

2.2.4

Pencilan

Pada beberapa kasus dimungkinkan adanya data yang jauh dari pola

kum-pulan data keseluruhan, yang lazim didefinisikan sebagai data pencilan.

Kebera-daan dari pencilan akan menyebabkan kesulitan dalam proses analisis data dan

perlu untuk dihindari. Permasalahan yang muncul akibat adanya pencilan antara

lain

(23)

commit to user

2. Variansi dari data akan menjadi lebih besar,

3. Estimasi interval akan memiliki rentang yang lebih besar.

Draper dan Smith [6] menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam

mengidentifikasi pencilan terhadap variabel Y adalah Studientized Deleted Resi-dual (T RES) yang didefinisikan sebagai

T RESi =ei[

Hipotesis untuk menguji adanya pencilan adalah

H0 : Pengamatan ke - i bukan pencilan H1 : Pengamatan ke - i merupakan pencilan

T RES adalah statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadapY, kriteria peng-ujian yang melandasi keputusan adalah

|T RESi|

Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi pencilan terhadap variabel

X adalah nilai pengaruh (leverage point). Nilai pengaruh (hii) dari pengamatan (Xi, Yi) menunjukkan besarnya peranan Yi terhadap Ybi dan didefinisikan sebagai

hii=x

adalah vektor baris yang

berisi nilai - nilai dari variabel independen dalam pengamatan ke-i. Nilai hii berada diantara 0 dan 1, yaitu 0hii ≤1 dengank =p+ 1. Jika hiilebih besar dari 2h dengan

(24)

commit to user

2.2.5

Estimasi-M

Menurut Montgomery dan Peck [10], estimasi-M merupakan estimasi yang

meminimumkan suatu fungsi sisaan ρ

b

denganρ(ui) didefinisikan sebagai fungsi obyektif Huber

ρ(ui) =

estimatorβbyang diperoleh bukan merupakan skalainvariant sehingga digunakan nilai eiσb sebagai pengganti ei, dengan bσ merupakan faktor skala.

2.2.6

Estimasi-S

Menurut Rousseeuw dan Yohai [12], estimasi-S adalah salah satu estimasi

dengan breakdown point tinggi namun efficiency rendah. Estimasi ini diperoleh dari minimisasi estimasi-M berdasarkan sisaan skala.

Definisi 2.2.1. Misal βb estimator dari β dan e(βb) = (e1(βb), . . . , en(βb)) ′

adalah vektor sisaan. Estimator-S didefinisikan sebagaiβbS =argminβ∈RpbσS(e1(βb), . . . , en (βb))dengan bσS diperoleh dari estimasi-M sisaan skala σS yang merupakan solusi

1

dengan ρ adalah fungsi pembobot Tukey’s Biweight dan δ adalah nilai breakdown point.

Estimator-S, yaituβbdapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu

(25)

commit to user

Dalam literatur statistika estimasirobustdikenal beberapa jenis fungsi pem-bobotρ, namun dalam penelitian ini hanya dipakai fungsiTukey’s Biweight atau

Tukey’s Bisquare. Bentuk fungsi pembobot ini sebagai berikut

ρ(ui) =

dengantuning constant c= 1,547.

Penyelesaian persamaan (2.13) adalah dengan diturunkannya persamaan

tersebut terhadap β sehingga diperoleh n

denganψdisebut fungsi pengaruh yang merupakan turunan dariρsehingga dapat dituliskan ρ′ =ψ sebagai berikut.

ψ(ui) =ρ

(26)

commit to user

merupakan vektor selisih sisaan berpasangan dengan

∆eii′(β) =ei(β)−ei′(β) dengan 1≤i≤i ′

≤n.

Estimator-GS didefinisikan sebagai βbGS = argminβ∈RpbσGS(∆e(β)) dengan

b

σGS diperoleh dari estimasi-M selisih sisaan skala berpasangan 1σGS,1926 yang

meru-pakan solusi

dengan ρ adalah fungsi pembobot Tukey’s Biweight dan δ adalah nilai breakdown point.

Menurut Crouxet al. [5], nilai 1,1926 merupakan faktor koreksi agar esti-mator tak bias.

Selanjutnya seperti pada estimator-S, estimator-GS juga menggunakan

fung-si pembobot Tukey’s Biweight yang ditunjukkan pada persamaan (2.14) dengan

tuning constant yang disarankan oleh Croux et al. [5] adalah 0.9958. Menurut Croux et al. [5], Salibian dan Yohai [14], estimator-S dan estimator-GS meru-pakan estimator yang konsisten dan menyebar normal asimtotik.

Seperti pada estimator-S, estimator-GS βbdapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu

Penyelesaian persamaan (2.17) adalah dengan diturunkannya persamaan

tersebut terhadap β sehingga diperoleh n

dengan ψ disebut fungsi pengaruh yang merupakan turunan dari ρ. Bentuk ini dapat ditulis sama seperti pada persamaan (2.15) dengan wi(ui) = ψ(uiui) meru-pakan fungsi pembobot IRLS dimana ui =

∆e ii′ b

(27)

commit to user

yang digunakan pada estimasi-GS adalah sisaan berpasangan yang diperoleh

da-ri metode kuadrat terkecil. Proses dilanjutkan dengan M KT terboboti secara iterasi yang disebut Iteratively Reweighted Least Square (IRLS) hingga mencapai konvergen.

2.3

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai

berikut. Langkah pertama adalah menentukan populasi yang akan digunakan

dalam penelitian, dengan mengambil data penjualan tenaga listrik, jumlah

pe-langgan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga,

dan jumlah produk domestik regional bruto di tiap kabupaten/kota Provinsi Jawa

Tengah tahun 2010. Langkah kedua adalah mengecek bahwa salah satu asumsi

regresi dilanggar yaitu asumsi normalitas karena ditemukan pencilan. Langkah

ketiga adalah menentukan nilai parameter regresi, karena pada suatu data

obser-vasi terdapat pencilan baik pada variabel dependen maupun independen maka

tidak dapat menggunakan metode yang umum digunakan yaitu M KT.

Masalah tersebut dapat diselesaikan menggunakan regresi robust. Regresi

(28)

commit to user

Bab III

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi kasus yaitu

mela-kukan estimasi model regresi robust estimasi-GS pada penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

1. menduga koefisien regresi dengan M KT,

2. menguji asumsi klasik regresi linear,

3. mendeteksi adanya pencilan pada data dengan metode T RES dan hii,

4. menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS,

langkah-langkah menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS adalah

(a) menghitung sisaan awal yang diperoleh dari M KT,

(b) menghitung selisih sisaan berpasangan,

(c) menghitung standar deviasi selisih sisaan berpasanganσbGSuntuk men-dapatkan nilaiui,

(d) menghitung nilai pembobot w(ui),

(e) menggunakan M KT terbobot untuk mendapatkan penduga kuadrat terkecil terbobot

b

β∗

= (X′W X)−1

X′W Y

(f) menjadikan selisih sisaan berpasangan langkah (e) sebagai selisih

(29)

commit to user

(g) melakukan pengulangan iterasi sampai didapatkan kekonvergenan

se-hingga diperoleh βbGS

0 ,βb1GS, . . . ,βbpGS yang merupakan estimasi-GS, (h) menentukan model yang robust dengan estimasi-GS dan

(30)

commit to user

Bab IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Tenaga Listrik di Jawa Tengah

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau

Jawa dengan luas wilayah mencapai 3.254.800 hektar, terbagi menjadi 29

kabu-paten dan 6 kota. Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 yaitu

32.382.657 jiwa. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak adalah

Kabu-paten Brebes sedangkan kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota

Semarang. Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan penting di setiap

ka-bupaten/kota di Jawa Tengah. Selama tahun 2010 telah dicatat bahwa terdapat

7.811 desa sudah beraliran listrik dari PT. PLN (Persero). Jumlah tenaga listrik yang terjual selama tahun 2010 sebesar 14,39 milyar kWh. Tenaga listrik ter-sebut dimanfaatkan paling banyak oleh rumah tangga mencapai 92,10%, usaha 4,70%, sosial 2,37%, selebihnya untuk industri, kantor pemerintah, penerang-an jalpenerang-an, dpenerang-an multiguna. Pada penelitipenerang-an ini, model penerang-analisis regresi, khususnya

regresi robust dengan estimasi-GS, diterapkan pada penjualan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010.

4.2

Data

Dalam penelitian ini digunakan data yang diambil dari BPS [3]. Data

ter-diri dari 6 variabel yaitu jumlah penjualan tenaga listrik tiap kabupaten/kota

sebagai variabel dependen Y, jumlah pelanggan pada tiap kabupaten/kota seba-gai variabel independen X1, daya tersambung pada tiap kabupaten/kota sebagai

(31)

commit to user

sebagai variabel independen X4, dan produk domestik regional bruto pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel independen X5. Data tersebut di atas terdapat

pada lampiran 1.

4.3

Model Regresi Penjualan Tenaga Listrik

di Jawa Tengah

Langkah pertama untuk menentukan model regresi robust adalah menca-ri model regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil. Persamaan regresi

berganda tersebut adalah

b

Yi = 48.660.195−104Xi1+ 2,21Xi2+ 51.159Xi3−313Xi4+ 3,28Xi5, (4.1)

dengan Ybi adalah penjualan tenaga listrik (kWh), Xi1 adalah jumlah pelanggan

(pelanggan), Xi2 adalah daya tersambung (VA), Xi3 adalah jumlah perusahaan

industri (perusahaan industri),Xi4 adalah jumlah rumah tangga (rumah tangga

yang menggunakan tenaga listrik), Xi5 adalah produk domestik regional bruto

(rupiah).

Langkah kedua adalah melakukan uji asumsi klasik regresi linear untuk

melihat apakah model regresi yang diperoleh memenuhi asumsi klasik. Hasil uji

asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sisaan dalam model

berdistribusi normal. Plot probabilitas untuk sisaan dari model penjualan

tenaga listrik dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dari Gambar 4.1 terlihat

bah-wa pola penyebaran sisaan tidak mengikuti garis lurus, ini berarti asumsi

normalitas pada sisaan tidak dipenuhi. Untuk menguji hal tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan uji Anderson-Darling dengan uji

hipotesis-nya adalah sebagai berikut.

(32)

commit to user Probability Plot of RESI1

Normal

Gambar 4.1. Plot probabilitas dari sisaan

(b) Tingkat signifikansi (α)= 0,05

(c) Daerah Kritis

H0 ditolak jika p-value < α= 0,05

(d) Statistik Uji

Berdasarkan analisis, diperoleh nilaip-value = 0,017 (e) Kesimpulan

Nilaip-value = 0,017 < α = 0,05, dapat disimpulkan bahwa H0 dito-lak yang berarti bahwa sisaan tidak berdistribusi normal dan asumsi

normalitas tidak dipenuhi.

2. Homoskedastisitas

Uji homoskedastisitas dapat dilakukan dengan metode plot. Plot

kesama-an varikesama-ansi untuk data sisakesama-an pada model penjualkesama-an tenaga listrik di Jawa

Tengah tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2

terli-hat bahwa variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

berpola acak yang mengindikasikan bahwa variansi sisaan konstan sehingga

dapat diindikasikan asumsi homoskedastisitas dipenuhi. Dari hasil tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa asumsi homoskedastisitas dipenuhi.

(33)

commit to user

Gambar 4.2. Plot sisaan dengan Yb

melebihi nilaittabel, maka dalam data tersebut terdapat masalah heteroske-dastisitas, sebaliknya jika thitung lebih kecil dari ttabel maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan

seca-ra terpisah antaseca-ra|ei|dan tiap variabel independen yaitu jumlah pelanggan (X1), daya tersambung (X2), jumlah perusahaan industri (X3), jumlah

ru-mah tangga (X4), dan produk domestik regional bruto (X5). Hasil

pengu-jian diperoleh bahwa thitung jumlah pelanggan adalah sebesar 1,649, daya tersambung adalah sebesar 2,627, hasil thitung dari jumlah perusahaan in-dustri adalah sebesar 0,653, hasil thitung dari jumlah rumah tangga adalah sebesar -0,846, dan hasil thitung dari produk domestik regional bruto ada-lah sebesar 0,986. Dengan menggunakan tabel t, besar ttabel adalah 2,75. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa asumsi

homoskedasti-sitas dipenuhi, artinya tidak terjadi masalah heteroskedastihomoskedasti-sitas pada kasus

tersebut.

3. NonMultikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linear antara variabel independen. Pendeteksian adanya multikolinearitas

(34)

commit to user

kemudian menghitung nilai VIF. Dari analisis diperoleh hasil yang dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil output uji multikolinearitas

Variabel independen VIF Keterangan

X1(Jumlah pelanggan) 3,565<10 Tidak ada multikolinearitas

X2(Daya tersambung) 6,174<10 Tidak ada multikolinearitas X3(Jumlah perusahaan industri) 1,230<10 Tidak ada multikolinearitas X4(Jumlah rumah tangga) 2,275<10 Tidak ada multikolinearitas X5(Produk Domestik Regional Bruto) 4,353<10 Tidak ada multikolinearitas

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk

semua variabel independen, baik variabel jumlah pelanggan (X1), daya

ter-sambung (X2), jumlah perusahaan industri (X3), jumlah rumah tangga (X4), dan produk domestik regional bruto (X5) adalah lebih kecil dari 10,

sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi nonmultikolinearitas dipenuhi.

Dengan demikian, asumsi homoskedastisitas dan nonmultikolinearitas

ter-penuhi tetapi asumsi normalitas tidak terter-penuhi. Hal ini berakibat bahwa

pen-jualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 tidak dapat dimodelkan dengan

model regresi biasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan terhadap

pe-langgaran asumsi tersebut agar diperoleh estimasi regresi yang tepat.

Penangan-an tersebut dengPenangan-an menggunakPenangan-an model regresi robust yang resistant terhadap pencilan, dimana pencilan tersebut yang menyebabkan asumsi normalitas tidak

dipenuhi.

Langkah ketiga adalah mendeteksi adanya pencilan pada data penjualan

tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010 dengan metodeT RES dan hii. Berda-sarkan statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadap Y yaitu TRES dengan menarik kesimpulan menolak H0 apabila nilai |TRES| > ttabel. Dari hasil per-hitungan diperoleh bahwa pengamatan ke 2, 31, dan 33 merupakan pencilan.

(35)

commit to user

19, dan 33 merupakan pencilan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil UjiT RES dan hii

Pengamatan TRES ttabel hii 2nk

1 0,471629 >0,34286

2 2,09455 <2,045 0,352397 >0,34286

19 0,622464 >0,34286

31 3,48214 >2,045

33 7,53194 <2,045 0,854636 >0,34286

Langkah keempat adalah menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS.

Proses penghitungan estimasi-GS yang iteratif dimulai dengan menentukan

esti-masi awal koefisien regresi, yang diperoleh dari M KT yaitu

b

β0 = (48.660.195;104; 2,21; 51.159;313; 3,28),

kemudian berdasarkan algoritma estimasi-GS, dihitung nilai yb0

i, sisaan e0i =

yi −yb0i, dan selisih sisaan ∆eii′ = ei − ei′ dengan ∆eii′ = (∆e12, . . . , e(n−1)n). Proses iterasi menggunakanM KT terboboti dilanjutkan dengan menghitung si-saan, selisih sisi-saan, dan pembobot w(ui) yang baru dan dilakukan pendugaan parameter secara berulang-ulang sampai konvergen. Menurut Salibian dan Yohai

[14], kekonvergenan tercapai jika koefisien regresi sudah sama dengan koefisien

regresi sebelumnya. Nilai bσGS dan βbGS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 5 variabel independen ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa koefisien regresi sudah konvergen

pa-da iterasi ke-20 diperoleh estimasi parameternya apa-dalah

c

β20= (674.187;136; 1,87; 144.277;147; 11,4),

dan dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut.

b

(36)

commit to user

Tabel 4.3. Nilai bσGS dan βbGS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 5 var. indep.

No. bσGS βbGS

1 86.770.873 (- 14.514.687 ; - 68 ; 1,96 ; 103.322 ; - 130 ; 9,98)

2 87.573.368 (- 10.865.745 ; - 101 ; 1,87 ; 119.789 ; - 113 ; 11,6)

3 90.961.136 (- 3.291.631 ; - 135 ; 1,87 ; 140.516 ; - 129 ; 11,6)

4 91.317.191 (- 876.137 ; - 136 ; 1,87 ; 144.881 ; - 141 ; 11,5)

5 91.280.662 (129121 ; - 136 ; 1,87 ; 144.416 ; - 145 ; 11,5)

... ... ...

15 91.257.803 (674.165 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

16 91.257.805 (674.177 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

17 91.257.803 (674.185 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

18 91.257.804 (674.186 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

19 91.257.803 (674.187 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

20 91.257.803 (674.187 ; - 136 ; 1,87 ; 144.277 ; - 147 ; 11,4)

Variabel independen yang berpengaruh dapat diketahui dengan melakukan

uji signifikansi model regresi robust estimasi-GS. 1. H0 : βi = 0, i= 1,2,3,4,5

(jumlah pelanggan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri,

jum-lah rumah tangga, atau produk domestik regional bruto tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun

2010) H1 : βi ̸= 0 untuk suatu i = 1,2,3,4,5 (paling tidak ada salah satu jumlah pelanggan, daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah

rumah tangga, atau produk domestik regional bruto yang berpengaruh

se-cara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun

2010)

2. Tingkat signifikansi (α)= 0,05

3. Daerah kritis: H0 ditolak jika Fhit > Ftab =F(p,n−p;α) =F(6,29;0,05)= 2,42

(37)

commit to user

5. Kesimpulan Nilai Fhitung=1.329,34 > Ftab=2,42, dapat disimpulkan bah-wa H0 ditolak artinya paling tidak ada salah satu jumlah pelanggan, daya

tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, atau

pro-duk domestik regional bruto yang berpengaruh secara signifikan terhadap

penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010.

Selanjutnya dilakukan uji parsial untuk mengetahui signifikansi atau

penga-ruh masing-masing variabel terhadap model regresi yang dihasilkan. Uji parsial

tersebut menggunakan uji t. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 5 var. indep.

Variabel p-value Kesimpulan

X1(Jumlah pelanggan) 0,202>0,05 Tidak signifikan

X2(Daya tersambung) 0,000<0,5 Signifikan X3(Jumlah perusahaan industri) 0,010<0,05 Signifikan

X4(Jumlah rumah tangga) 0,045<0,05 Signifikan X5(Produk Domestik Regional Bruto) 0,000<0,05 Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa masing-masing daya

ter-sambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, dan produk

do-mestik regional bruto berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan tenaga

listrik di Jawa Tengah tahun 2010, sedangkan jumlah pelanggan tidak

berpenga-ruh signifikan. Karena terdapat satu variabel independen yang tidak berpengaberpenga-ruh

signifikan, maka proses iterasi diulang lagi seperti langkah di atas tanpa

mengi-kutsertakan variabel yang tidak signifikan tersebut.

Langkah pertama untuk menentukan model regresi robust adalah mencari model regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil. Model regresi berganda

tersebut adalah

b

Yi = 46.067.162 + 2,16Xi2+ 54.475Xi3−363Xi4+ 4,23Xi5 (4.3)

(38)

commit to user

jumlah rumah tangga (rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik), Xi5

adalah produk domestik regional bruto (rupiah).

Langkah kedua adalah menduga koefisien regresi dengan estimasi-GS.

Pro-ses penghitungan estimasi-GS yang iteratif dimulai dengan menentukan estimasi

awal koefisien regresi, yang diperoleh dari M KT yaitu

b

β0 = (46.067.162; 2,16; 54.475;−363; 4,23),

kemudian berdasarkan algoritma estimasi-GS, dihitung nilai ybi0, sisaan e0i =

yi −yb0i, dan selisih sisaan ∆eii′ = ei − ei′ dengan ∆eii′ = (∆e12, . . . , e(n−1)n). Proses iterasi menggunakanM KT terboboti dilanjutkan dengan menghitung si-saan, selisih sisi-saan, dan pembobot w(ui) yang baru dan dilakukan pendugaan parameter secara berulang-ulang sampai konvergen. Menurut Salibian dan Yohai

[14], kekonvergenan tercapai jika koefisien regresi sudah sama dengan koefisien

regresi sebelumnya. Nilai bσGS dan βbGS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 4 variabel independen ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Nilai bσGS dan βbGS tiap iterasi pada estimasi-GS dengan 4 var. indep.

No. bσGS βbGS

1 87.772.959 (- 5.526.831 ; 1,94 ; 79.029 ; - 176 ; 9,35)

2 89.084.157 (- 5.763.915 ; 1,86 ; 96.124 ; - 172 ; 11,0)

3 90.974.181 (279.530 ; 1,85 ; 100.851 ; - 201 ; 11,5)

4 91.347.499 (2.111.072 ; 1,85 ; 106.524 ; - 213 ; 11,8)

5 91.460.918 (2.708.553 ; 1,84 ; 108.189 ; - 217 ; 11,9)

... ... ...

15 91.587.133 (3.043.055 ; 1,84 ; 109.457 ; - 220 ; 12,0)

16 91.587.137 (3.043.065 ; 1,84 ; 109.457 ; - 220 ; 12,0)

17 91.587.139 (3.043.069 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

18 91.587.140 (3.043.070 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

19 91.587.140 (3.043.071 ; 1,84 ; 109.458 ; - 220 ; 12,0)

(39)

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa koefisien regresi sudah konvergen

pa-da iterasi ke-20 diperoleh estimasi parameternya apa-dalah

c

β20= (3.043.071; 1,84; 109.458;220; 12,0),

dan dapat dituliskan model regresinya sebagai berikut.

b

Yi = 3.043.071 + 1,84Xi2+ 109.458Xi3−220Xi4 + 12,0Xi5, (4.4)

denganR2adjusted = 99,6%. Hasil output dapat dilihat pada Lampiran 8.

Interpretasinya yaitu setiap peningkatan satu rumah tangga yang

menggu-nakan tenaga listrik akan menurunkan penjualan tenaga listrik di Jawa tengah

tahun 2010 sebesar 220 kWh dan setiap peningkatan satu VA daya tersambung,

satu perusahaan industri, dan satu produk domestik regional bruto akan

mening-katkan penjualan tenaga listrik masing-masing sebesar 1,84 kWh, 109.458 kWh

dan 12,0 kWh. Sedangkan R2adjusted sebesar 99,6 % artinya bahwa penjualan te-naga listrik dapat dijelaskan oleh variabel daya tersambung, jumlah perusahaan

industri, jumlah rumah tangga, dan produk domestik regional bruto. Sisanya

sebesar 0,4 % dijelaskan oleh variabel yang lain.

Variabel independen yang berpengaruh dapat diketahui dengan melakukan

uji signifikansi model regresi robust estimasi-GS. 1. H0 : βi = 0, i= 2,3,4,5

(daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, atau

produk domestik regional bruto tidak berpengaruh secara signifikan

terha-dap penjualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010)H1 : βi ̸= 0 untuk suatu i = 2,3,4,5 (paling tidak ada salah satu daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, atau produk domestik regional

bruto yang berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik

di Jawa Tengah tahun 2010)

2. Tingkat signifikansi (α)= 0,05

(40)

commit to user

4. Berdasarkan analisis, diperoleh nilai Fhitung=1.604,13

5. Kesimpulan Nilai Fhitung=1.604,13 > Ftab=2,53, dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak artinya paling tidak ada salah satu daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga, atau produk domestik regional

bruto yang berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan tenaga listrik

di Jawa Tengah tahun 2010.

Selanjutnya dilakukan uji parsial lagi untuk mengetahui signifikansi atau

pengaruh masing-masing variabel terhadap model regresi yang dihasilkan. Hasil

dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil uji t pada estimasi-GS dengan 4 var. indep.

Variabel p-value Kesimpulan

X2(Daya tersambung) 0,000<0,05 Signifikan

X3(Jumlah perusahaan industri) 0,047<0,05 Signifikan X4(Jumlah rumah tangga) 0,000<0,05 Signifikan

X5(Produk Domestik Regional Bruto) 0,000<0,05 Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa keempat variabel

indepen-den yaitu daya tersambung, jumlah perusahaan industri, jumlah rumah tangga,

dan produk domestik regional bruto telah signifikan mempengaruhi jumlah

pen-jualan tenaga listrik di Jawa Tengah tahun 2010. Oleh karena itu, model regresi

robust dengan estimasi-GS yang terpilih adalah menggunakan 5 variabel yaitu jumlah penjualan tenaga listrik tiap kabupaten/kota sebagai variabel dependen

Y, daya tersambung pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel independen X2, jumlah perusahaan industri pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel

indepen-den X3, jumlah rumah tangga pada tiap kabupaten/kota sebagai variabel in-dependen X4, dan produk domestik regional bruto pada tiap kabupaten/kota

Gambar

Gambar 4.1. Plot probabilitas dari sisaan
Gambar 4.2. Plot sisaan dengan Y�
Tabel 4.1. Hasil output uji multikolinearitas
Tabel 4.2. Hasil Uji TRES dan hii
+5

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kasus, yaitu melakukan estimasi regresi robust pada model jumlah penduduk di Jawa Tengah..