• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUN I RELAX I LOW BUDGET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FUN I RELAX I LOW BUDGET"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

B A C K

P A C K I N ’

Pulau

MIANGAS

PANDU

MENUJU

PULAU MIANGAS

BULOK

MANAMI

UNTUK KEBERLANJUTAN

HASIL LAUT

CATPER

SKRIPSI MIANGASKU

AKSESORIS : BANTAL UDARA I KOMUNITAS : SHARE TRAVELLER I INFO BI : INFO TRIP

WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM

B A C K P A C K I N ’ M A G A Z I N E . E D I S I V I . N O V E M B E R - D E S E M B E R 2 0 1 0

(2)

01

diberi kesempatan oleh kampusku untuk berbakti

kepada negara atau bahasa kerennya K2N, Kuliah Kerja Nyata. K2N tahun 2009 bukanlah K2N biasa karena kami diminta berbuat sesuatu untuk satu

wilayah terpencil yang terletak di titik paling Utara

Indonesia, Miangas.

3

MANAMI UNTUK

KEBERLANJUTAN HASIL LAUT DALAM SETAHUN, ADA setengah tahun waktu haram bagi seluruh penduduk untuk menginjak pasir dan mengeksploitasi hasil laut dari separuh garis pantai.

15

GALERI

PULAU MIANGAS

Putihnya pantai, melimpahnya kekayaan alam,

dan hangatnya masyarakat terangkum menjadi sebuah kombinasi nan elok

23

PANDU :

MENUJU MIANGAS

TERSEDIA PESAWAT DARI Jakarta, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Bali, Sorong, Ternate, Jaya-pura, SingaJaya-pura, dan Kuala Lumpur.

11

LALUGA

MENJADI INFERIOR

HASIL LAUT MENJADI yang utama. Ikan sepanjang 1 meter hanya Rp50 ribu. Layaknya daerah pinggir pantai lain, Miangas memiliki hasil laut yang luar

biasa berlimpah. Tiada hari tanpa tidak makan

ikan.

21

MELIKU NUSA UNTUK MIANGAS

INDONESIA AKAN SANGAT kecewa jika Miangas

diambil Filipina, seperti ketika Ambalat diambil

Malaysia.

25

KOMUNITAS : SHARE TRAVELLER

JANGAN JADIKAN BIAYA sebagai halangan untuk menggapai impianmu menjelajahi keindahan alam ini! Prinsip ini menjadi anutan komunitas Share Traveller.

35

AKSESORIS : BANTAL UDARA

TERKADANG DI TENGAH JALAN kita membutuh-kan suatu barang yang harus diambil dari dalam tas atau carrier bag.

41

1

BACKPACKIN’

F

akta gilanya, Miangas yang masuk hi-tungan pulau paling Utara RI, kalau kita cari di Google Maps, dia dibilang masuk Filipina. Memang, dari Miangas hanya butuh 6 jam buat menuju Filipina, sedangkan untuk ke Manado butuh 3 hari, tapi secara legal for-mal Miangas masih masuk Indonesia. Miangas masih pakai rupiah dan masih mengibarkan merah putih.

Namun, itu sekarang. Bagaimana dengan 10 tahun lagi? 100 tahun lagi? Siapa yang bisa jamin Indonesia bisa konsisten menjaga Mi-angas dan Filipina tidak usil mengutak-atik aturan batas yang sudah ada?

Backpackin’ berpikir, dengan informasi yang

cu-kup, akan memancing wisatawan untuk mena-pak Miangas. Dengan banyaknya wisatawan, selain perekonomian penduduk Miangas akan terangkat dan wilayah itu berkurang risikonya untuk “dicuri” oleh negara tetangga, juga akan memancing kapal penumpang untuk sering-sering merapat ke Miangas agar pasokan ke-butuhan pokok lancar.

Dalam edisi Miangas ini, Backpackin’ banyak mendapat pasokan bahan peta, tulisan dan foto dari Ferdi RZ, Eko, Ghamal, Devi, dan Tipa. Terima kasih rekan-rekan.

(3)

BACK

4

3

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

BACK

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

SKRIPSI

MIANGASKU

SETAHUN YANG LALU, pertengahan 2009, Aku diberi

kesempatan oleh kampusku untuk berbakti kepada negara atau bahasa kerennya K2N, Kuliah Kerja Nyata. K2N tahun 2009 bukanlah K2N biasa karena kami dim-inta berbuat sesuatu untuk satu wilayah terpencil yang terletak di titik paling Utara Indonesia, Miangas.

OLEH : EKO BUDI WA

CATPER

(4)

5

BACKPACKIN’ PACKIN’BACK

6

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

SKRIPSI MIANGASKU

SKRIPSI MIANGASKU

Saat itu, Aku adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah. Pengalamanku di Miangas selama 1 bulan tersebut membuatku berani memaku cita-citaku untuk mengambil Mian-gas sebagai topik skripsiku. Pada awalnya, banyak yang menentang, terutama karena letaknya yang sangat jauh, tapi Aku tetap mencobanya. Namun, cuaca Januari belum berpihak padaku. Sampai akhirnya baru April

2010 Aku bisa berangkat.

Banyak hal yang membuatku tertarik untuk meneliti Miangas. Aku yakin suatu saat nanti semua perhatian orang Indonesia akan tertuju ke Miangas seperti kisah Sipadan-Lig-itan kemarin. Miangas adalah pulau Indone-sia yang paling Utara, berbatasan langsung dengan Filipina. Akses ke wilayah negara Fil-ipina berjarak 2,5 jam perjalanan kapal laut,

sedangkan untuk menempuh pulau-pulau di sekitarnya yang masih merupakan bagian wilayah Indonesia, seperti Tahuna dan Mel-onguane, ditempuh sekitar 24 jam.

Namun, akses untuk dapat mencapai wilayah terdekat itu dibatasi oleh pemerintah Indonesia karena kehawatiran Pulau Miangas akan dikuasai Filipina. Sengketa Indonesia dengan Filipina adalah menyangkut perairan

laut antara Pulau Miangas (Indonesia) den-gan pantai Mindanao (Filipina) serta dasar laut antara Pulau Balut (Filipina) dengan pantai Laut Sulawesi yang jaraknya kurang dari 400 mil.

Kepemilikan Pulau Miangas oleh Indo-nesia berdasarkan Keputusan Peradilan Arbi-trage di Den Haag tahun 1928. Filipina masih menggunakan dalil bahwa Las Palmas (nama

F

ot

o : F

er

di R

osman F

, K

elompok

6 CMT

, K2N UI 2009

, Ek

o Budi W

(5)

7

BACK BACK

8

Miangas versi Filipina) masuk dalam posisi kotak berdasarkan Traktat Paris 1898 dan hal ini dikuatkan dengan ditemukannya Pardao (tugu peringatan) pendaratan Magelhaens di pulau pada tahun 1512. Itulah kenapa Filipina beberapa kali mengklaim Miangas dan men-gajukan pulau itu ke komisi UNCLOS PBB

se-bagai bagian dari wilayah teritorialnya. Aku sangat tertarik menganalisis hal ini.

Dari Jakarta, Aku terbang ke Manado. Harga standar pesawatnya sekitar Rp 700 ribu. Kalau pesan jauh-jauh hari bisa dapat harga Rp 500 ribu. Sampai di Manado, Aku langsung naik taksi gelap seharga Rp 120 ribu sampai Bitung. Taksi gelap itu kebanyakan adalah mobil sedan yang biasanya ngetem di depan bandara. Harga Rp 120 ribu ada-lah harga standar. Si supir akan menembak harga sampai Rp 150 ribu kalau melihat gela-gat calon pasiennya sepeti orang yang baru pertama kali ke Manado. Tidak perlu khawatir dengan tingkat kriminalitas di sana, dijamin kota Manado aman untuk pendatang baru. Orang-orangya ramah.

Perjalanan berlangsung sekitar 2-3 jam. Selama perjalanan ke Bitung, pemandangan yang khas adalah rumah makan yang men-jual beraneka makanan seperti daging kelela-war, tikus, babi, dan anjing. Di kanan kiri jalan banyak sekali kebun kelapa.

Dari Bitung, Aku naik kapal Meliku Nusa, duduk di dek, seperti penumpang lain-nya. Sebetulnya ada kamar yang disewakan di kapal ini, tapi Aku memilih dek karena han-ya membahan-yar Rp 50 ribu. Perlu biahan-ya ekstra untuk masuk kamar tersebut.

Aku duduk terus mengamati laut dan orang-orang di sekitarku. Kalau bosan, Aku ajak penumpang lain untuk berbincang. Mere-ka menceritaMere-kan tentang gugusan kepulauan yang kami lewati. Indah sekali kepulauan itu. Mereka senang kalau orang luar yang melihat itu akan menyampaikannya ke orang banyak agar ceritanya tersebar. Bagiku, mereka cu-kup ramah dengan orang asing sepertiku.

Ada yang aneh di kapal ini. Tidak satu-pun orang berjualan makanan. Kupikir, kon-disinya akan seperti kereta ekonomi lintas Jawa yang penuh dengan penjual makanan. Rupanya salah besar! Di atas dek memang ada yang berjualan makanan, tapi sangat ru-mit bagiku karena banyaknya barang bawaan yang kubawa.

Aku lebih memilih untuk tetap duduk sambil menahan lapar. Satu kesalahan besar karena asumsi yang keliru. Satu hari Aku me-nahan lapar sampai kapal merapat di pulau Tahuna Aku langsung menyerbu turun men-cari makanan. Tidak banyak pilihan dan har-ganya sangat mahal! Satu bungkus nasi yang berisi telur dan mie dihargai Rp 25 ribu! Argh, andai Aku membawa makanan dari Manado

atau Bitung, pasti akan jauh lebih murah. Segalanya mahal, termasuk air mineral. Tapi mau bagaimana lagi, Aku harus membelinya. Aku membeli lebih untuk bekal selanjutnya di kapal.

Di hari ketiga, sampailah Aku di Mian-gas. Ketika turun dari kapal, sepertinya se-mua orang melihatku seakan berkata, “Eh, itu ada orang baru, ganteng deh.” Aku yakin, mereka jarang sekali kedatangan orang as-ing, dan memang selama dua bulan Aku di Miangas, tidak ada orang asing satupun.

Pada saat turun dari kapal juga, Aku banyak sekali diinterogasi oleh polisi, ditanya ini dan itu. Maklumlah, Miangas adalah pulau terujung yang seringkali dijadikan lintasan teroris untuk masuk Filipina.

(6)

BACK

Aku sudah lumayan hapal dengan Mi-angas karena setahun yang lalu Aku sudah menetap di sini selama satu bulan. Aku lang-sung menuju rumah Kepala Desa. Mereka menyambutku dengan hangat, seperti yang mereka lakukan pada orang asing lainnya.

Selama dua bulan, Aku tinggal di ru-mah Kepala Desa, termasuk selalu makan di sana. Untuk keramahtamahan tersebut, mer-eka tidak mau menerima uang pemberianku. Biasanya Aku akali dengan memberikan uang tersebut pada anak-anak mereka. Bagi mer-eka, Aku sudah menyatu dengan masyarakat Miangas sehingga dianggap seperti keluarga sendiri, dan tidak ada istilah bayar-memba-yar untuk keluarga sendiri.

Setiap hari, aktivitasku adalah me-wawancarai masyarakat di sana terkait

dengan konsep perbatasan yang dikaitkan dengan kekerabatan, ekonomi, dan pem-bangunan wilayah perbatasan di sana. Aku mengamati dan terlibat langsung beberapa aktivitas yang mereka lakukan. Aku tertarik meneliti masalah perbatasan di sini karena, pertama, di luar Indonesia dan Asia Tengga-ra, kajian tentang perbatasan telah berkem-bang, terutama di pusat-pusat ilmu sosial di Eropa Barat dan Amerika Utara, dan telah menjadi field of studies yang baru.

Kedua, Aku adalah sejumlah kecil an-tropolog yang memberikan perhatian khusus pada studi perbatasan di kawasan Asia Teng-gara. Dari kajian tentang perbatasan menge-mukakan tentang semakin disadarinya per-batasan sebagai laboratorium perubahan sosial-budaya, khususnya di Asia Tenggara. Tulisanku akan mencoba mendiskusikan kon-sep yang koheren tentang batas, daerah per-batasan, dan daerah frontier, serta mengiden-tifikasi pertanyaan-pertanyaan penelitian dan agenda masa depan dari studi perbatasan

Aku sangat suka dengan pantai Mian-gas yang punya ciri khas tidak kotor dan

san-gat jernih, tidak kalah dengan pantai yang Aku temui di Lombok dan Bali. Bukan hanya pemandangannya yang indah, masyarakat-nya pun mempumasyarakat-nyai nilai yang masih dipe-gang erat.

Suatu sore, Aku nongkrong di ping-gir pantai, melihat nelayan kembali dari laut. Waktu itu, sedikit sekali orang yang ada di pantai. Aku diminta untuk membantu ne-layan tersebut mengangkut hasil tangkapan ikannya ke darat. Untuk itu, Aku diberi seekor ikan sebesar setengah lengan.

Memang banyak kejutan di Miangas. Termasuk sarana telekomunikasinya. Hanya ada satu spot dengan radius 100 meter yang bisa mendapatkan sinyal. Jadi, penduduk dari satu pulau itu cuma bisa menelepon atau SMS di daerah itu. Uniknya lagi, hanya tujuh

orang yang bisa menggunakan HP nya untuk menelepon. Sisanya, ya tunggu sampai salah satu dari tujuh orang ini puas bicara, itupun kalau menang rebutannya. Kalau kalah ya tunggu lagi.

Ada satu pengalaman yang menarik bagiku. Wanita-wanita asli Miangas seringka-li menggodaku. Mereka senang jika Aku me-nanggapinya. Selama ini, Aku menanggap-inya sedanya saja. Menahan godaan-godaan mereka itu lumayan berat bagiku karena se-makin lama mereka terlihat sese-makin cantik. Berbagai upaya mereka lakukan agar Aku mau menikahinya. Syukurlah, sampai Aku pulang, Aku tidak tergoda. Boleh percaya, boleh tidak =p.

(7)

11

BACK BACK

12

PANDU

MENUJU MIANGAS

MENUJU MIANGAS

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

MENUJU MIANGAS

1. Menggunakan Kapal Meliku Nusa rute utamanya Bitung (B)-Pulau Ta-huna (T)-Pulau Miangas (Mi)-Pulau Melon-goane (Me). Dari Bitung ke Miangas itu 3 hari 2 malam (kalau cuaca bagus), Tiket Rp 50.000.

Jadwal keberangkatan kapal 2 ming-gu sekali. Dari Bitung selalu pukul 8 malam, tapi harinya itu yang tidak teratur. Biasan-ya penumpang telepon langsung ke Chief Adry untuk info jadwal Meliku Nusa.

Kapal ini punya rute total: B-T-Mi-Me (2)-Mi-T (3)-Mi-B-T-Mi-Me-B. Itu tujuan-tujuan utamanya, tapi biasanya kapal juga mam-pir ke Pulau Siau, Kawio, Tagulandang, Kawaluso, Mamatua, Marore, Karatung, dll (mampir-mampir ini yang disukai banyak wisatawan). Rute ini berputar 2 minggu sekali. Kapal menginap di Melongoane 2 hari dan di Tahuna 3 hari.

o

o

j

o

MENUJU MANADO

Tersedia pesawat dari Ja-karta, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Bali, Sorong, Ternate, Jayapura, Singapu-ra, dan Kuala Lumpur.

MANADO KE BITUNG

1. Menggunakan Jasa Taksi Gelap

(Rp 120 ribu, 2-3 jam). Taksi gelap beroperasi terus sampai penerbangan tera-khir (sekitar pukul 10 malam)

2. Angkot Manado-Pal 2

(Rp 3.000, 1 jam) dilanjutkan mini bis Pal 2-Bitung (sekitar Rp 2.500, 2 jam). Bi-asanya angkot ada dari pukul 5 pagi sam-pai pukul 9 malam, kalau minibus 24 jam eksis.

JALUR KAPAL JALUR PESAWAT

DARI MALAYSIA/SINGAPURA

DARI SURABAYA/JAKARTA DARI BALI

(8)

13

BACKPACKIN’ PACKIN’BACK

14

TIPS

1. Hormati budaya lokal.

2. Selama perjalanan Bitung-Miangas dan selama di Miangas, sulit/mahal mendap-atkan makanan dan minuman, lebih baik membelinya di Bitung atau Manado.

3. Ambil uang secukupnya di Manado atau Bitung karena di Miangas tidak ada ATM. 4. Sleeping bag akan membuat tidur lebih nyaman selama di kapal laut.

5. Air jarang sekali ada di kapal sehingga tissue basah akan sangat membantu untuk buang air.

6. Hati-hati dengan godaan wanita/pria Miangas.

KONTAK

1. Chief Adry

(Kapten kapal Meliku Nusa) 085240568118 bagikan di tempat menginap (Pos TNI-AD, Pos TNI-AL, Koramil Miangas, dll).

10. Pakai Telkomsel, karena cuma itu yang ada sinyalnya.

11. Untuk penerangan malam hari, kalau bisa bawa accu dan beli lampu DC. Stroom accu bisa di PLN, Pos TNI-AD, atau rumah Kepala Desa (Apitalau).

AKTIVITAS PILIHAN

1. Tracking keliling pantai Miangas, sekitar2 jam (izin dulu ke Mangkubumi II dan minta diantar warga lokal).

2. Tracking ke Tanjung Wora (terhubung ke Miangas kalau surut).

3. Lompat dari Dermaga dan berenang. 4. Hunting oleh-oleh kerajinan tikar dan topi rajutan di rumah warga.

5. Naik ke mercusuar dan kibarkan Merah Putih, lanjut ke Makam Keramat.

6. Mencoba Laluga (semacam talas), Ke-piting Ketam Kenari, Baboca (gurita), dan Saguer (fermentasi air kelapa).

7. Mencoba makan ikan mentah yang su-dah diracik.

8. Mancing di Dermaga.

9. Keliling pulau naik perahu karet TNI-AD (kalau masih ada), beri uang solar sekitar Rp 200 ribu. Atau naik speedboat TNI-AL.

MENUJU MIANGAS

MENUJU MIANGAS

WAKTU TERBAIK

1. Hindari bulan Oktober-November karena ombak akan ganas.

2. Bulan Juni -Agustus adalah yang paling direkomendasikan karena biasanya dilaku-kan Manami.

2. Menggunakan Daraki Nusa atau Ber-kat Takoda

Tidak disarankan karena sangat lama, Bitung-Miangas 7 hari, itupun jadwal tidak pasti.

3. Menggunakan Kapal Putih.

Rute kapal ini adalah Bitung-Tahuna dan Bitung-Melongoane (setiap hari, Rp 150.000, 2 jam). Mahal, tapi cepat. Dari Bitung ke Tahuna/Melongoane berang-kat sekitar pukul 8-11 pagi. Dari Tahuna dan Melongoane ke Bitung sekitar pukul 3 sore sampai 9 malam. Kapal Putih ini tidak menuju Miangas, tapi dari Tahuna/Melon-goane bisa mengejar kapal Meliku Nusa. Ini alternatif kalau ketinggalan Meliku Nusa.

4. Penerbangan Perintis

(9)

MANAMI,

UNTUK KEBERLANJUTAN

HASIL LAUT

BULOK

MANAMI

OLEH : MUHAMMAD IQBAL

DALAM SETAHUN, ADA setengah tahun waktu haram bagi seluruh penduduk untuk menginjak pasir dan mengeksploitasi hasil laut dari separuh garis pantai.

(10)

17

BACKPACKIN’

Raja Ampat, sebuah tempat snorkeling dan diving andalan Indonesia, mempunyai satu kearifan lokal yang disebut Sasi. Da-lam acara tersebut, beberapa daerah pinggir pantai disterilkan dari kegiatan. Tidak boleh ada satupun warga yang boleh mengambil hasil laut dari bagian pantai tersebut. Hukum adat itu dipegang kuat oleh warga setempat dengan sangat kuat. Tidak ada yang berani melewati pantai itu sampai predikat pantai Sasi lepas.

Miangas pun punya kearifan demikian. Masyarakat lokal biasa menyebutnya Ma-nami. Pertama-tama, masyarakat akan men-Sasi sebagian pantai selama 3-6 bulan, bi-asanya bulan Januari sampai Juni. Mitosnya, kalau ada yang menginjak pantai saat Sasi, maka dia didenda Rp 500 ribu dan denda Tukit Tambor, yaitu berkeliling Miangas sam-bil memukul-mukul gendang dan bernyanyi dengan Bahasa Tanah (bahas asli Miangas) yang artinya kurang lebih: saya tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi. Selain itu, dia juga diwajibkan memberi makan satu

kam-pung di Miangas. Dulu, pernah ada seorang pendatang yang bermain selancar di pantai yang sedang di-Sasi. Ya tentu dia kena denda seperti di atas.

Bahasa Tanah adalah sebutan untuk bahasa leluhur masyarakat Miangas. Konon, dari awal adanya penduduk Miangas, baha-sa inilah yang dipakai. Kata-kata yang digu-nakan sangat berbeda dari bahasa Makasar atau manado. Hanya segelintir orang yang menguasai bahasa ini. Hanya pada

upacara-BACK PACKIN’

18

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

MANAMI

MANAMI

(11)

19

BACK BACK

20

upacara adat lah, bisa didengar Bahasa Tanah.

Sampai di bulan Juni, ketika air laut surut dan bulan sedang purnama, maka itu menjadi tanda bahwa Sasi usai. Keesokan paginya, acara puncak dimulai. Sebuah rajutan janur panjang dibuat khusus untuk acara hari itu. Ra-jutan dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menjerat ikan yang ada di pantai. Seluruh penduduk Miangas wajib hadir hari itu, termasuk kakek nenek dan anak kecil, tidak ada pengecualian. Bahkan, pendatang pun diwajibkan hadir. Jadi, seluruh aktivitas dihentikan dan seluruh warga dalam satu pulau Miangas berja-jar di satu garis pantai.

Setiap orang memegang rajutan janur. Anak-anak muda ditempatkan di bagian janur yang menyentuh pantai da-lam sedangkan anak-anak kecil di bagian pantai dangkal. Sejak pukul 8 pagi mer-eka siap pada posisinya masing-masing. Anak-anak muda tersebut menggapai pantai berkedalaman sekitar 1,5 meter. Mereka bertahan sampai sekitar pukul 11 siang, ketika air mulai surut. Ikan-ikan yang ada di pantai dangkal tidak punya pi-lihan lain kecuali masuk dalam perangkap rajutan janur. Para pemuda tinggal menggir-ing ikan-ikan tersebut ke pmenggir-inggir pantai, tidak perlu bersusah-susah memancing.

Sebelum ikan ditangkap, ada prosesi adat terlebih dahulu. Ketua adat dipersila-kan untuk menangkap idipersila-kan yang pertama kali. Kedua, pejabat-pejabat daerah tersebut. Pendatang atau tamu dipersilakan menang-kap setelahnya. Hasil tangmenang-kapan akan

dikum-MANAMI

MANAMI

pulkan lalu dibagi-bagi ke seluruh penduduk. Hari-hari setelahnya, pantai boleh diinjak dan ikan yang ada di pantai tersebut boleh di-tangkap atau dipancing, sampai mulai Sasi berikutnya.

Sayangnya, Manami sebagai kearifan lokal Miangas mulai meredup. Keadaan ini terlihat jelas pada saat ada pemecahan re-kor MURI untuk pengibaran bendera terpan-jang yang dilakukan di pinggir pantai Mian-gas. Saat itu, Manami sedang berlangsung.

Artinya, tidak ada satupun orang yang boleh menginjak pantai di daerah yang telah diten-tukan. Di sisi lain, pengibaran bendera har-us dilakukan dengan menginjak-injak pantai tersebut.

Dibuatlah suatu rapat kecil di antara para tetua adat. Pertanyaan besarnya, mem-pertahankan hukum adat atau hukum nega-ra? Mereka mufakat mengutamakan hukum negara. Akhirnya, pengibaran bendera di-jalankan dan pantai yang sedang dalam

rang-kaian kegiatan Manami diinjak-injak. Cakalele

Untuk tamu penting yang datang, pen-duduk Miangas punya upacara Cakalele untuk menyambutnya. Sebetulnya tarian Cakalele bukan hanya untuk tamu pent-ing, tamu biasapun dulu mereka sambut dengan tarian yang sama. Karena se-makin lama sese-makin banyak tamu yang datang, maka tarian hanya dibatasi untuk tamu penting, hanya sekedar seremonial penyambutan. Namun, bagi pendatang yang bukan tamu penting, bisa juga me-minta untuk disambut dengan Cakalele. Mitosnya, dalam tarian ini, masyarakat Miangas mendoakan tamu yang datang. Kalau tamu itu baik, mereka mendoa-kan agar tamu tersebut bisa memberi-kan kontribusi positif untuk Miangas, se-dangkan jika tamu itu hatinya tidak baik, mereka mendoakan agar pendatang tersebut tidak akan lama di Miangas. Pada dasarnya, tarian Cakalele ada-lah tarian perang yang ingin mengusir orang-orang jahat untuk angkat kaki dari Miangas. Masing-masing penari me-megang pedang tanda siap berperang. Total penari berkisar antara 6 dan 12 orang, ditambah 4-6 orang ibu-ibu sebagai pengir-ing musik. Dua belas orang tersebut adalah perwakilan dari dua belas roangan yang ada di Miangas. Roangan adalah semacam marga yang ada di Miangas.

(12)

21

PACKIN’BACK

22

HASIL LAUT MENJADI yang utama. Ikan

sepanjang 1 meter hanya Rp50 ribu.

Layaknya daerah pinggir pantai lain, Miangas memiliki hasil laut yang luar biasa berlimpah. Tiada hari tanpa tidak makan ikan. Sebegitu banyaknya nelayan yang mencari ikan tetap tidak mempengaruhi hasil laut un-tuk waktu-waktu berikutnya. Miangas tetap diberi anugerah ikan yang berlimpah. Bah-kan, nelayan tidak segan untuk memberikan ikan sebesar setengah lengan bagi siapa saja yang membantunya membawa ikan dari

ka-pal ke Tempat Pelelangan Ikan. Harganya sangat murah. Satu ikan sepanjang lengan dihargai Rp 10 ribu, sedangkan yang sepan-jang 1 meter hanya Rp 50 ribu.

Pemerintah Indonesia dan pejabat yang berkunjung sering kali memberikan beras kepada penduduk Miangas. Awalnya, kebijakan itu diambil untuk membuat pen-duduk tidak perlu berplesir ke Filipina untuk mencari beras yang itu secara tidak langsung akan mendekatkan Miangas kepada Filipina.

LALUGA

Namun, ada saat-saat ketika stok be-ras habis atau kapal ke Miangas tidak bisa melaut akibat ombak yang tinggi. Saat itulah makanan yang sesungguhnya menjadi ciri khas Miangas keluar, namanya laluga. Talas diparut lalu direbus. Hasilnya dicampur den-gan ikan dan kuah hasil masakan ikan terse-but. Itulah laluga. Cabai adalah komponen makanan yang mutlak ada bagi warga Mian-gas padahal mereka bukanlah penghasil ca-bai. Biasanya, stok cabai mereka dapat dari Tahuna. Selera makan mereka mirip dengan orang-orang Manado.

SAGUER

Kebun kelapa yang melimpah mem-buat penduduk Miangas kreatif menyulap kelapa menjadi penganan unik. Mereka bia-sa mendiamkan air kelapa selama bia-satu min-ggu. Fermentasi yang terjadi menjadikannya minuman seperti tuak yang menjadi favorit penduduk lokal, namanya Saguer. Ini cuma diminum oleh pria dewasa.

BABOCA

Baboca adalah sebutan masyarakat Miangas untuk gurita (orang Manado me-nyebutnya Boboca). Ukurannya biasa saja, seperti gurita-gurita yang dijual di pinggir-pinggir pantai Jawa dan Sumatera pada um-umnya. Bermacam masakan berbahan baku gurita ini.

Satu lagi yang dahsyat, Kepiting Ket-am Kenari. Ini ada di seluruh daratan Mian-gas. Ukurannya sebesar kepala orang. Butuh direbus lama sekali untuk mengolahnya jadi makanan siap hidang. Hati-hati kalau hunt-ing sendiri, karena kalau jari dijepitnya, ya su-dahlah.

OLEH : MUHAMMAD IQBAL

PENGANAN

LALUGA

F

ot

o : Berbagai Sumber

Baboca

adalah

sebutan

(13)

GALERI

Eloknya

Sang Pembatas

Putihnya pantai, melimpahnya kekayaan alam, dan hangatnya

masyarakat terangkum menjadi sebuah kombinasi nan elok Ferdi Rosman FFoto :

(14)

ORDINAT

MELIKU NUSA

MELIKU NUSA

BACK PACKIN’

26

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

INDONESIA AKAN SANGAT kecewa jika Mi-angas diambil Filipina, seperti ketika Ambalat diambil Malaysia.

Lagu dengan lirik “Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau…” sudah famil-iar di telinga masyarakat Indonesia. tapi tidak dengan Miangas. Kalau Sabang dan Merauke adalah titik-titik terujung Barat dan Timur dari Indonesia, Miangas adalah titik paling Utara Indonesia. Letaknya di koordinat 05º 35’ LU - 126º 35’ BT, terdaftar dalam wilayah Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Ta-laud, Provinsi Sulawesi Utara.

Kapal Meliku Nusa adalah kapal utama yang digunakan untuk menuju Miangas dari Bitung (pelabuhan paling Utara dari Sulawe-si). Jadwalnya memang 2 minggu sekali tapi tidak selalu tepat. Hanya nahkoda dan Tuhan yang tahu jadwal kapal. Seluruh penduduk pulau yang dilewati Meliku Nusa punya nomor HP nahkoda, Chief Adry (085240568118). Ka-lau nomor tersebut tidak bisa dihubungi, be-rarti Chief Adry sedang mengapung di laut. Jumlah waktunya di laut hampir sama den-gan di darat.

Kapal ini cukup ramah dengan orang-orang baru dengan menghadirkan dua ka-mar di atas tempat kemudi. Tiap kaka-mar bisa diisi oleh 3 orang. Fasilitas di dalamnya ada TV, WC, dan AC. Tentu ada biaya tambahan, yaitu Rp 150 ribu per kamar.

Sebetulnya ada kapal lain yang juga menuju ke Miangas, yaitu Daraki Nusa dan Berkat Takoda. Namun, keduanya jarang dip-ilih karena butuh waktu satu minggu untuk sampai Miangas karena mampir di banyak pulau, sedangkan dengan Meliku Nusa han-ya butuh 3 hari. Selain itu, keduanhan-ya sering angin-anginan. Kadang berangkat kadang tidak. Kapal-kapal tersebut tidak segarang Meliku Nusa yang berani merapat sampai

MELIKU NUSA UNTUK MIANGAS

(15)

MELIKU NUSA

27

BACK BACK

28

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

MELIKU NUSA

Miangas. Ombak di Utara Sulawesi terkenal cukup me-nantang untuk melakukan hal tersebut. Bahkan, kapal perang Indonesia pun kesulitan bersandar di Miangas.

Bagi mereka yang baru pertama kali datang ke Miangas, pertama kali yang harus dilakukan adalah berkunjung ke rumah Kepala Desa untuk menyampai-kan tujuan, apakah penelitian, jalan-jalan, atau mencari jodoh =p.

Masyarakat pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pertanian dijadikan mata pencaharian kedua. Kebun kelapa menghiasi hampir setiap sudut Mi-angas. Mereka menyulapnya menjadi kopra yang bisa dijual ke Bitung atau daerah lain.

Mereka hidup damai berdampingan. Saking da-mainya, pergeliatan ekonomi Miangas hampir dikata-kan mati. Dulu, ketika nelayan kembali dari laut, ia adikata-kan membagi-bagikan hasil tangkapannya ke tetangga-tet-angganya sampai ikan itu habis. Sekarang, mereka mu-lai menjualnya.

Untuk mendapatkan makanan, agak sulit menda-patkan variasi pilihan. Hasil laut adalah sumber protein yang paling mudah mereka akses. Sesekali anjing dan babi menjadi sumber protein selingan. Sumber karbo-hidrat mereka dapat dari beras pemberian pemerintah atau dari laluga (semacam talas) yang tertanam di

Mi-angas. Pemberian beras gratis ini adalah satu langkah konkret untuk menjaga keloyalan masyarakat Miangas terhadap Indonesia, sekaligus menghapuskan alasan penduduk Miangas untuk berlayar ke Filipina.

Bagi pengunjung yang baru pertama kali ke Miangas, lebih baik menginap di salah satu rumah penduduk lalu meminta mereka membuat makanan untuk kita. Tidak ada pa-tokan harga untuk makanan yang diberikan kepada kita, tapi sebagai gambaran, satu Pantai dan Gosong (Karang)

Kebun Campuran (Kelapa, Laluga, dll)

Pemukiman

F

ot

o : F

er

di R

osman F

, K

elompok 6 CMT

, K2N UI 2009

,

Ek

o Budi W

a. P

eta : T

ipa

(16)

29

BACKPACKIN’ PACKIN’BACK

30

bungkus nasi dengan telur dan mie di pulau sekitar Miangas dihargai Rp 25 ribu.

Komunikasi juga masih menjadi masalah di Miangas. Hanya ada satu wilayah khusus yang mendapatkan sinyal Telkomsel. Di wilayah berdiameter sekitar 7 meter ini, hanya 7 orang yang beruntung untuk bisa menelepon lewat HP nya dan hanya 20 SMS yang beruntung sampai ke penerimanya. Kalau malam, perebutan ini menjadi heboh. Ketika salah seorang mematikan hubungan teleponnya, yang lain berlomba

mendapat-kan satu tiket sinyal tersebut. Tidak ada wa-sit atau penengah yang memberikan urutan penggunaan sinyal. Semua bergantung pada kesigapan dan tentu saja, keberuntungan.

Untuk MCK, Miangas cukup beruntung mempunyai sumber air tawar dari tanah. Hampir di setiap rumah terdapat satu bilik kamar mandi. Mereka harus menimba terlebih dahulu ke sumur untuk mendapatkan air. Le-tak sumber air itu terleLe-tak di tengah-tengah perkampungan. Mesin pompa belum begitu familiar di Miangas karena air yang dihasilkan

juga asin. Mereka lebih memilih membawa ember-ember dengan gerobak yang akan mengambil dari MCK. Ada juga tempat pe-mandian umum. Penduduk seringkali meng-gunakannya untuk mandi dan mencuci paka-ian. Mereka mandi begitu saja tanpa melepas pakaian.

Sumur untuk mandi dibedakan dengan sumur untuk sumber air minum. Tidak boleh ditukar walau sesekali. Tapi, walau sudah dibedakan begitu, tetap saja air sumur untuk minum, setelah dimasak, tetap berasa payau.

Air mineral banyak dijual di Miangas, dengan harga dua kali lipat dari biasanya.

Pendidikan di Miangas berjalan cukup lancar. Gedung SD, SMP, dan SMK gagah berdiri. Kalau mau melanjutkan ke perguruan tinggi, kota paling dekat yang bisa diakses adalah Manado. Sebagian besar penduduk Miangas mengakhiri pendidikannya hanya di tingkat SMP/SMK. Jarang sekali ada yang melanjutkan ke bangku kuliah. Yang unik, kar-ena penduduknya yang sangat sedikit, jadi satu angkatan muridnya itu-itu saja. Kawan sekolah dan kawan bermain ya itu-itu saja.

Sekujur Miangas adalah pantai dengan pasir putih. Kalau mengharapkan ada spot snorkeling yang indah, itu sulit, karena tidak ada koloni karang di pantai yang dominan-nya pasir itu. Tapi di pantai, kita mudah sekali mendapat bintang laut berwarna biru. Ada banyak warna lain, tapi yang dominan ber-warna biru. Banyak sekali. Gurita juga mu-dah sekali ditemukan di pantai. Airnya jernih betul, jadi dengan mudah menemukan mer-eka berkeliaran.

Kalau air surut, kita bisa berjalan ke Tanjung Wora, sebuah pulau kecil yang sebet-ulnya tersambung ke Miangas. Kalau sedang pasang, sambungan itu tertutup. Di sana tidak ada penduduk. Warga lokal biasanya ke sana untuk berburu Kepiting Ketam Kenari atau memanen kelapa. Kita dengan mudah menemukan Kepiting Ketam Kenari yang japitnya aduhai itu berkeliaran. Miangas betul sangat unik.

(17)

TOKOH

FERDI ROSMAN F.

FERDI ROSMAN F.

31

BACK BACK

32

FERDI ROSMAN F.

Membangun

Telekomunikasi

Miangas

EKSPLORASI TENTANG MIANGAS di dun-ia maya membawa Backpackin’ ke sebuah blog hebat www.miangas.multiply.com yang diasuh oleh Ferdi Rosman Feizal. Tulisan-tu-lisannya cukup seru menggambarkan aktivi-tas Miangas, terutama dalam hal pembangu-nan akses komunikasi di Miangas.

Beruntung, kami bisa bertemu Kary-awan Telkom Pekalongan ini di Facebook.

OLEH : MUHAMMAD IQBAL

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010 Tanggapannya begitu hangat waktu Back-packin’ memintanya untuk membantu meng-isi foto dan teks edmeng-isi Miangas. Berikut beber-apa pemikiran dan pengalamannya setelah tujuh kali bolak-balik Miangas.

Separah apa sih kondisi telekomunikasi Mi-angas dibanding pulau-pulau terluar lain di Indonesia?

Fasilitas telekomunikasi (fastel) Miangas jus-tru sangat baik. Di antara 14 pulau terluar, baru Mi-angas dan Marore yang sudah punya fastel.

Ke depannya, atau yang in progress lah, teleko-munikasi Miangas bakal dibuat gimana?

Rencana dari Serikat Karyawan (SEKAR) Telkom, fastel di Miangas bakal membangun war-net, termasuk akses WiFi, bekerja sama dengan DIKNAS. Namun, karena tidak didukung oleh Telkom dan juga akan ada rencana pembangunan Internet Masuk Desa dari Depkominfo, maka fastel Miangas dibiarkan sampai di situ dulu.

Beruntung, Telkom membangunan Pico Base Transceiver Station (BTS), sehingga masyarakat Miangas bisa menggunakan Handphone GSM produk-produk Telkomsel (Simpati, As, dll).

Pico BTS yang dibangun di halaman bela-kang Pendopo Kampung Miangas itu berkapasi-tas 8 kanal: 7 kanal voice dan 1 kanal SMS dengan coverage 100 m, sehingga masyarakat yang akan bertelepon dan mengirim sms harus mendekati lokasi antena di langit-langit pendopo.

Pernah punya pengalaman mematikan selama bersinggungan dengan Miangas?

Waktu naik Kapal Cepat ‘Valentine’ dari Mel-onguane ke Manado saat musim badai (Juli 2008). Saat kapal tiba di Dermaga Lirung (seberang Me-longuane), sebelum lanjut ke Manado, keadaan ombak malam itu sedang besar-besarnya. Bahkan ada satu kapal yang saya lihat kembali lagi ke Li-rung karena dahsyatnya ombak.

(18)

FERDI ROSMAN F.

33

BACKPACKIN’

FERDI ROSMAN F.

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

ada suara “brak...!”. Saat itu saya hanya bisa berdoa. Banyak penumpang histeris. Ada juga yang berdoa keras-keras. Saking gelap-nya saya tidak tahu di mana posisi saat itu. Yang saya tahu, hampir semua penumpang muntah. Setelah ombak reda, saya ke kamar kecil di ujung belakang kapal. Saya lihat be-kas-bekas muntahan penumpang berserak. Bau sekali.

Hal apa yang paling bikin kangen dari Mian-gas? Kenapa?

Yang bikin kangen Miangas itu per-jalanan dan pemandangannya, terutama laut. Perjalanannya sangat mengasyikkan karena kita bisa singgah di beberapa pulau kecil.

Budaya keseharian seperti apa yang paling menimbulkan decak kagum?

Budayanya yang tetap terjaga seperti Manammi (tradisi menangkap ikan secara tradisional) yang dilakukan setahun sekali. Kedua, setiap ada tamu/pejabat yang da-tang ke Miangas, selalu dilakukan Upacara Penyambutan Tamu di dermaga atau di pan-tai tempat berlabuhnya kapal.

Ada isu, Miangas rawan sekali dicaplok Fil-ipina, betul gak sih?

Itu isu bohong dari oknum-oknum yang tidak suka dengan pemerintah. Biasanya, pro-vokasi seperti itu muncul saat musim badai yang pada saat itu tidak ada kapal yang

be-BACK PACKIN’

34

rani masuk Miangas. Provokasi juga dilakukan oleh beberapa wartawan dengan mengeks-pos informasi dari si oknum tersebut. Menu-rut informasi Intelijen Kodam VII/Wirabuana, beberapa wartawan ini persis sama perilaku-nya dengan wartawan yang memprovokasi/ membesar-besarkan berita Poso dll.

Beras yang selalu dikirim pemerintah secara gratis kelihatannya membuat penduduk Mi-angas manja sehingga membuat etos ker-janya berkurang?

Beras gratis tidak selalu dikirim pe-merintah. Biasanya pengiriman beras gratis dilakukan setelah musim badai atau ketika

ada kunjungan Pejabat ke Miangas. Karena tiba-tiba Miangas jadi terkenal maka banyak pejabat yg berkunjung sambil menyerahkan bantuan beras.

Soal etos kerja dan beras gratis, saya rasa tidak berhubungan, malahan saya men-duga sebagian besar penduduk Miangas adalah PNS, mulai dari Pegawai Kantor Ca-mat, Desa, Bea & Cukai, Dinas Perhubungan Laut (Syahbandar dan Navigasi), Puskesmas, Guru SMP, Guru SD, PLN, TNI-AD (Koramil dan Babinsa), TNI-AL, Polisi, dll. Hanya se-bagian kecil masyarakat yang menjadi ne-layan.

(19)

BACK

36

JANGAN JADIKAN BIAYA sebagai

halan-gan untuk menggapai impianmu menjelajahi keindahan alam ini! Prinsip ini menjadi anutan komunitas Share Traveller. Sesuai dengan na-manya, saling berbagi merupakan ikrar yang dipanuti oleh setiap orang dalam komuni-tas ini. Mulai dari berbagi pengeluaran trip, berbagi kesenangan, berbagi duka, berbagi rezeki, berbagi sial, berbagi segalanya.

Share Traveller merupakan komunitas backpacker yang muncul tanpa disengaja. Berawal dari kebutuhan segelintir orang un-tuk jalan-jalan dengan biaya murah, maka diajaklah beberapa teman melakukan trip bersama agar biaya dapat ditekan. Ketagi-han, trip demi trip kembali diadakan. Makin banyak orang yang terkumpul karena mas-ing-masing anggota membawa teman baru di setiap perjalanan.

KOMUNITAS

SHARE TRAVELLER

SHARE TRAVELLER

OLEH : AMBAR ARUM

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

SHARE TRAVELLER

(20)

37

BACKPACKIN’ PACKIN’BACK

38

Dari situ, secara spontan muncul ide untuk membentuk kelompok. Maka atas dasar kebersamaan, pencarian nama kel-ompok hingga motto kelkel-ompok dilakukan secara mufakat. Semua anggota men-gajukan usul dan idenya masing-masing. Kemudian melalui proses voting, terpili-hlah nama Share Traveller dengan motto Share, Enjoy, Preserve. Palu diketuk pada tanggal 30 Maret 2010 kemarin di Plaza Semanggi, Jakarta, sekaligus sebagai tan-da hari lahir komunitas ini.

Share menjadi nilai yang paling utama dalam komunitas ini. Karena itu dalam se-tiap trip, para anggotanya saling berbagi baik itu biaya, ide, maupun semangat. Nilai penting lain adalah enjoy, yaitu menikmati keindahan alam selama perjalanan. Se-dangkan preserve menunjukkan komit-men komunitas ini untuk komit-menjaga ling-kungan, adat istiadat serta budaya setempat agar tetap baik seperti apa adanya. Sebuah komitmen bijak yang masih sering terlupakan oleh kelompok pecinta alam lain.

Komunitas ini percaya bahwa dengan berbagi, maka perjalanan menjadi lebih in-dah dan menyenangkan. Setiap trip dijalani dengan santai dan simpel. Karakter seperti ini juga muncul dalam diri para anggotanya. Pernah suatu ketika Backpackin’ memper-tanyakan makna dari logo Share Traveller, yang menebalkan huruf h pada kata share dan l pada kata traveller. Logo bagi setiap kelompok seyogyanya memiliki makna yang dalam dan filosofis. Begitu pulalah yang ada dipikiran Backpackin’ saat itu. Namun sambil tertawa santai, Dwie Bayu, salah satu peng-gerak komunitas ini menjawab, “Ah itu mah

iseng aja. Gak ada arti apa-apa kok.”

Meski belum genap satu tahun berdi-ri, Share Traveller telah melakukan banyak perjalanan seperti pendakian ke Gunung Merbabu, Gunung Papandayan, Gunung Se-meru, Gunung Gede – Pangrango, Gunung Argopuro, serta trip Ijen - Baluran - Papuma, trip Tangkahan (Sumatra), trip Pantai Drini (Gunung Kidul), trip Sumedang, trip Pulau Putri (Kepulauan Seribu), dan masih banyak lagi.

Ke depannya Share Traveller juga masih memiliki serentetan agenda trip ke berbagai tempat di Indonesia, baik itu pantai, gunung, pulau, goa, curug, dan lain sebagainya. Tidak akan ada habisnya menjelajahi keindahan In-donesia, dan semua tempat menjadi mung-kin kita singgahi dengan adanya Share Trav-eller yang akan menyiasati agar biaya dapat

ditekan seminim mungkin. Ditambah dengan rasa kekeluargaan yang biasanya terbentuk seiring adanya proses saling berbagi antar anggotanya, Share Traveller menjadi sebuah komunitas yang sangat direkomendasi-kan apabila kita ingin mencari teman untuk berkelana keliling Indonesia.

Share Traveller bisa diikuti oleh sia-papun yang memiliki semangat berbagi yang sama. Cukup cari kelompok ini di facebook, kemudian bergabunglah. Dari situ undan-gan-undangan trip akan terus bermuncu-lan. Semua orang bisa bergabung tanpa ada batasan. Semangat berbagi dalam kelompok ini akan membuat siapa saja yang ikut di da-lamnya jadi merasa betah dan nyaman, seka-lipun masih baru bergabung. Jadi, tunggu apa lagi?

SHARE TRAVELLER

SHARE TRAVELLER

Share menjadi nilai yang paling utama dalam komunitas ini. Karena

itu dalam setiap trip, para anggotanya saling berbagi baik itu biaya, ide,

maupun semangat.

NO

VEMBER-DESEMBER

I

(21)

39

BACK BACK

40

BAGI YANG PERNAH membaca Tales From

The Road pasti tidak asing lagi dengan nama Matatita, seorang lulusan antropologi UGM yang menulis catatan etnografi perjalanan pertamanya di buku tersebut. Buku ini men-ceritakan kisah bagaimana ia seorang diri menyambangi berbagai daerah di Indonesia dan juga di luar negeri.

Sekarang ia mengajak kita semua un-tuk mengikuti rentetan perjalanannya menel-usuri 5 (lima) negara di Eropa selama 15 hari,

EUROTRIP, SAFE & FUN

Keliling Eropa Bersama Matatita

OLEH : JEREMY GEMARISTA

REVIEW

EUROTRIP

CHEERS UK!

CHEERS, UK!

Hidup Hemat di London

dan Sekitarnya

CITRA DYAH PRASTUTI atau biasa dipang-gil Citra ialah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan S2 di University of London melalui jalur beasiswa. Uang beasiswanya hanya 800 Pound per bu-lan yang separuhnya habis untuk membayar asrama.

Tetapi ia berpendapat, walaupun uang terbatas, bukan berarti tidak bisa melakukan perjalanan di Negeri Ratu Elizabeth ini. Di buku ini, ia menceritakan caranya menyiasati dimulai dari Paris dan diakhiri di Athena. Kita

dapat mengetahui bagaimana sudut pan-dang dari Matatita selama petualangan me-lewati 9 (Sembilan) kota di Eropa tersebut.

Matatita membuat buku ini lebih dari sekedar buku perjalanan biasa dengan be-berapa catatan sejarah dari tempat-tempat yang ia kunjungi. Tak lupa dengan peta met-ro tiap kota, informasi mengenai akomodasi yang murah dan nyaman, juga beberapa tips aman bagi para backpacker wanita. Buku ini dapat menjadi panduan perjalanan ringkas bagi mereka yang juga bermimpi untuk me-lintasi dataran Eropa dan merasakan keinda-han budaya dari Benua Biru tersebut.

mahalnya bi-aya keseharian di London.

Dari kehidu-pan yang serba he-mat itulah Citra dapat pula meren-canakan perjalanan yang serba hemat untuk berkeliling Inggris, mulai dari Manchester, Liverpool, Stonehenge, sampai menuju ke Skotlandia. Lengkap dengan kiat-kiat men-gatur dana perjalanan termurah, tempat-tempat yang wajib dikunjungi, berikut cata-tan personal tencata-tang tempat tersebut yang diceritakan dengan gaya seorang mahasiswi Indonesia yang ceria dan energik.

NO

Eurotrip, Safe & Fun

(22)

41

BACKPACKIN’ PACKIN’BACK

42

BEPERGIAN ALA BACKPACKER harus serba

irit dan serba praktis. Namun, jangan lupakan faktor kenyamanan! Walaupun naik kereta ekonomi, tidur di bis atau stasiun, backpack-er masih bbackpack-erhak bisa nyaman juga, loh. Salah satunya dengan membawa serta bantal udara (pillow air).

Ini memang bukan barang baru, bu-kan pula alat yang canggih, tapi belum se-mua pelancong mengikutsertakannya dalam tiap perjalanan mereka. Bantal udara sangat

OLEH : AMBAR ARUM

praktis, ringan, dan fleksibel sehingga tidak merepotkan kita saat membawanya.

Cara menggunakannya pun mudah, cukup ditiup, maka bantal ukuran (30 x 48) cm yang tadinya kempis ini, dengan segera akan mengembang dan siap membuat tidur kita jadi lebih berkualitas.

Selesai tidur nyenyak, kempiskan kem-bali bantal udara, selipkan ke dalam tas, dan perjalanan dapat kita lanjutkan. Praktis sekali, kan? Tidak butuh tenaga serta waktu dan ru-ang yru-ang banyak untuk melakukannya.

Sebenarnya bantal udara tidak seorang diri. Ada juga kasur udara dan guling udara yang memiliki fungsi dan cara pakai yang sama. Namun untuk para pelancong, keliha-tannya akan lebih rumit kalau membawa se-muanya.

Sekarang bantal udara dengan mudah kita dapatkan terutama di forum-forum jual beli online seperti kaskus. Harga dan merek yang ditawarkan amat beragam. Satu buah ban-tal air dapat kita miliki dengan harga kisaran Rp25.000 hingga Rp145.000, tergantung merek. Selamat mencoba.

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

AKSESORIS

BANTAL UDARA

BANTAL UDARA

BANTAL UDARA

(23)

BACK

44

TIPS

PACKING RINGKAS

PACKING RINGKAS

43

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

NO

VEMBER-DESEMBER

I

2010

TIPS:

Packing Ringkas

TERKADANG DI TENGAH JALAN kita membutuhkan suatu barang yang harus diambil dari dalam tas atau carrier bag. Packing yang tidak tepat akan menyulitkan mengambil barang dan merapikannya kem-bali, selain juga dapat membuat bawaan jadi terasa berat sehingga berpotensi membuat cedera pada pundak.

Berikut ini tahapan-tahapan packing yang dapat kita lakukan:

OLEH : AMBAR ARUM

1. Pilah barang-barang menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkat frekuensi

kebutuhannya. Mulai dari barang yang

hanya sesekali kita gunakan seperti tenda, sleeping bag, atau baju. Kemudian barang yang cukup sering dipakai seperti kompor, nesting dan logistik. Hingga barang sangat sering kita gunakan seperti tissue, kamera, dan senter.

2. Mulai lakukan packing den-gan terlebih dulu memasukkan barang yang hanya sesekali

di-gunakan. Kemudian lanjutkan

dengan barang yang cukup ser-ing dipakai. Untuk sleepser-ing bag, baju, dan barang-barang lain dari kain sedapat mungkin dikemp-iskan agar tidak terlalu banyak memakan tempat. Minimalisir ruang kosong.

3. Untuk barang-barang yang sering dipakai. Se-baiknya ditaruh di bagian atas atau di kantung-kantung tas lain yang cukup mudah dijangkau.

Ini juga berlaku bagi pelancong yang tidak melakukan pendakian gunung. Pilah barang mulai dari yang paling jarang hingga paling sering dipakai, kemudian susun barang tersebut dalam tas dengan rapi, jangan sampai menyisakan ruang kosong. Lalu untuk barang yang sangat sering dipakai, letakkan di bagian lain tas yang mudah dijangkau atau pisahkan di tas kecil tersendiri.

4.Apabila memungkinkan,

pakai tas selempang kecil.

Untuk menyimpan barang-ba-rang kecil yang cukup penting selama perjalanan jauh sep-erti makanan (cokelat, madu, roti), kamera, victorinox, dan uang sekedarnya.

(24)

45

PACKIN’BACK

46

komunitas melakukan aktivitas bakti sosial ke berbagai tempat. Tim SERGAP berbagi ber-sama anak-anak jalanan, Kaskus Indonesian Traveller bersama Sanggar Anak Akar, serta Share Traveller bersama anak-anak panti asu-han.

OLEH : AMBAR ARUM

NO rencananya akan dilangsungkan selama bu-lan November dan Desember 2010. Redaksi Backpackin’ hanya mengumpulkan info-info trip dari berbagai komunitas. Backpackin’ bu-kan sebagai penyelenggara acara, informasi lebih lanjut dapat langsung menghubungi komunitas yang bersangkutan. Selamat ber-petualang dan jangan lupa jaga keindahan alam kita!

Petualangan

Dimulai

Kembali!

SELEPAS HARI LEBARAN, semangat berpetualangpun kembali mencuat! Sontak berbagai komunitas mengagendakan penda-kian ke beberapa gunung seperti :

1. Gunung Rinjani (plus explore Lombok) oleh komunitas Go to Summit dan Bali Back-packer,

2. Gunung Semeru oleh tim SERGAP

3. Gunung Argopuro oleh Share Traveller., dan

4. Trip ke Pulau Sempu

oleh Odong-Odong Traveller.

INFO

BI

INFO TRIP

INFO TRIP

BACK

our dan TIM Ser

gap

NOVEMBER 1. Pulau Biawak

Indramayu, Jawa Barat

6 – 7 November 2010

Diadakan oleh: Tim Sergap Indonesia Fb grup: TIM SERGAP INDONESIA www.sergapindonesia.com

2. Talaga Bodas Garut, Jawa Barat

6 – 7 November 2010

Diadakan oleh: Share Traveller Fb grup: Share Traveller

3. Pendakian Gunung Slamet Purbalingga, Jawa Tengah

Diadakan oleh: Tim Sergap Indonesia Fb grup: TIM SERGAP INDONESIA www.sergapindonesia.com

4. Caving Goa Jomblang Gunung Kidul, DI Yogyakarta

(tanggal belum ditentukan)

Diadakan oleh: Share Traveller Fb grup: Share Traveller

DESEMBER

1. Pendakian Gunung Lawu Jawa Tengah

(tanggal pasti belum ditentukan)

Diadakan oleh: Tim Sergap Indonesia Fb grup: TIM SERGAP INDONESIA www.sergapindonesia.com

2. Eksplor Bengkulu

23 Desember – 27 Desember 2010

Diadakan oleh: Share Traveller Fb grup: Share Traveller

3. Pendakian Gunung Slamet via Blambangan

Purbalingga, Jawa Tengah

(tanggal belum ditentukan)

(25)

KAK,

PANTAI BUKAN

TEMPAT SAMPAH

LHO!!

KENALI NEGERIMU

CINTAI NEGERIMU

JAGA

KELESTARIANNYA

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah pembelajaran penjumlahan melalui problem solving adalah: (1) guru menyiapkan media benda konkret yang akan digunakan, (2) guru memperkenalkan benda

Mainboard adalah papan utama, atau papan sirkuit yang berfungsi untuk menghubungkan setiap komponen pada komputer. Mainboard bisa disebut juga dengan

Sehingga ketika masyarakat Bengkalis memilih kayu lapis yang akan mereka gunakan sebagai bahan bangunan harus memilih kayu lapis dengan kualitas yang baik, akan

Sementara di bagian belakang smartphone DG Note Q ini tertanam sebuah kamera utama yang tentunya menjadi nilai lebih dari henpon ini dengan kualitas 8 MP yang dilengkapi juga

Melalui kegiatan evaluasi ini, guru juga dapat mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan melalui kegiatan evaluasi ini pula

Terhadap semua anak ayam dan mencit yang mati dari mulai hari kesatu sampai hari ketujuh pasca penyuntikan telah dilakukan isolasi dan identifikasi kembali bakteri Salmonella sp.,

Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan pada Tambak Udang dengan Penerapan Teknologi Sel Photovoltaik di Kabupaten Pinrang 79 Baru Status usulan: 0025087201 Universitas Hasanuddin

Dalam analisa dimensi , penulis melakukan verifikasi dengan melihat apakah unit dimensi yang digunakan sudah sesuai dengan variabel yang diwakilinya, sebagai contoh