• Tidak ada hasil yang ditemukan

studi kelayakan bisnis sapi perah Ud. Mi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "studi kelayakan bisnis sapi perah Ud. Mi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

UD. MILCHCOW SEJAHTERA”

Dosen Pengampu : Dr. Rofiaty, SE., MM.

Oleh :

Alifatul Jannah (135020200111005) Afratsin Maisya (135020200111026) Isninnoviana Ilmi A. (135020200111029) Kartika Aji Lukitasari (135020201111085)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN UMUM 1.1. LATAR BELAKANG

Studi kelayakan bisnis atau yang disebut juga feasibility study, merupakan kegiatan menganalisis kelayakan suatu usaha dan manfaat yang akan diperoleh dalam usaha tersebut. Suatu gagasan usaha dapat diterima ataupun ditolak, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh study kelayakan bisnis. Beberapa gagasan muncul dalam diskusi kelompok untuk mata kuliah studi kelayakan bisnis, berupa restauran olahan susu dan peternakan , yang kemudian pilihan jatuh pada peternakan sapi perah.

Jumlah peternakan sapi perah yang ada di Malang dan Batu memang cukup banyak ditemui. Namun hal tersebut tidak lantas membuat peluang dalam usaha peternakan ini menjadi surut atau sedikit. Justru dengan banyaknya jumlah peternakan sapi yang ada di daerah Malang dan Batu ini membuat keyakinan akan keputusan mendirikan peternakan sapi perah menjadi semakin bertambah. Hal tersebut karena banyaknya pasar yang masih berpotensi sebagai pasar dari output yang dihasilkan dari peternakan sapi ini. Selain itu, banyaknya peternakan sapi perah yang beralih ke sapi potong seperti yang dilansir pada www.krjogja.com dan www.trobos.com membuat pasar dari peternakan sapi perah ini sendiri menjadi lebih terbuka karena berkurangnya persaingan.

Banyak perusahaan pengolah susu yang berlokasi di daerah Malang dan Batu atau di daerah Jawa Timur. Oleh karenanya, untuk membuka peternakan sapi perah tentu permasalahan akan pasar bukan menjadi masalah lagi karena pasar sudah tersedia.

(3)

Table 1.1 Daftar perusahaan pengolahan susu di jawa timur

No Nama Perusahaan Alamat

1

PT. NESTLE

INDONESIA. Tbk.

Jl. Pasuruan – Malang Km. 9.5 Desa Tanggulangin – Pasuruan

2

PT. GREENFIELD INDONESIA

Desa Babatan. Kec. Ngajuin. Malang Tlp (0341) 291068. 201029. 370811. 370812 Fax. (0341) 370810

3

PT. INDOMURNI DAIRY INDUSTRY

Jl. Lebak Sari TP 37 - Malang Tlp. (0343) 633843. 631866. Fax. (0343) 623211 Email : imdi@pasuruan-wasantara.net.id

4 PKIS Sekar Tanjung

Jl. Desa Martopuro Kec. Purwodadi. Pasuruan Tlp. (0343) 614949. Fax. (0343) 615267

5 KUD Dau

Jl. Sidomakmur 26 – Kec. Dau. Malang Tlp. (0341) 462521. Fax. (0341) 462343

6 KUD Batu

Jl. Raya Beiji Km 15 - Kota Batu Tlp. (0341) 593347. Fax. (0341) 507143

7 KOPERASI SAE Pujon

Jl. Brigjen Abd Manan W No. 16. Pujon Malang. Tlp. (0341) 524003

8 Unit Usaha Keju - Malang

Trungoyo Kav 4. Kepanjen – Malang Tlp. (0341) 393926. 393927 Fax. (0341) 393928

9 Perusahaan Susu Mulia

Desa Pojok – Kec. Wonoayu. Sidoarjo Tlp. (031) 8971151. Fax. (031) 8965381

(4)

Dengan demikian, diharapkan agar dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Malang ataupun Batu seiring dengan pengembangan usaha peternakan ini.

Oleh sebab penjelasan diatas, hasil diskusi studi kelayakan bisnis jatuh kepada “Usaha Peternakan Sapi Perah UD. Milchcow Sejahtera”.

1.2. MANFAAT

Proposal studi kelayakan bisnis pada gagasan usaha peternakan sapi perah ini bertujuan untuk :

1.2.1. Membuat proposal usaha yang menjanjikan yang dapat direalisasikan secara benar dan tepat

1.2.2. Mengetahui kelayakan bisnis dari gagasan usaha peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera

1.2.3. Melatih dalam menganalisis sutau kelayakan bisnis untuk menghidari kesalahan dalam membuka suatu usaha

1.3. TUJUAN

Dengan mengetahui kelayakan suatu bisnis atau usaha dalam membuka peternakan sapi perah, dapat diperoleh beberapa manfaat :

1.3.1. Menghindari kesalahan dalam membuka usaha peternakan sapi perah pada UD. Milchcow Sejahtera

1.3.2. Memperoleh analisis usaha yang sesuai dan layak untuk kemudian dikembangkan menjadi usaha yang sesungguhnya

1.3.3. Memberikan kontribusi ekonomi yang baik pada daerah dengan usaha yang layak

1.3.4. Sebagai bahan pembelajaran dalam membuka suatu usaha

1.4. RUMUSAN MASALAH

Berdasar pada tujuan analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah, maka dapat dibuat beberapa permasalahan :

(5)

1.4.2. Bagaimana prospek ekonomi peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera dalam menghasilkan laba usaha bagi stackholder?

(6)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Bangsa – Bangsa Sapi Perah

Secara garis besar, jenis-jenis sapi yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus (Anonima, 2010).

Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia) (Anonima, 2010). Adapun Jenis-jenis Sapi Perah yaitu (Anonima, 2010) :

2.1.1. Menurut Asal-Usulnya, dari daerah:

Tropis : Sapi Sahiwal, Sapi Red Sindhi, Sapi Australian Milking

Zebu (AMZ), dan lain-lain.

Subtropis : Sapi Fries Holland (Holstein Friesian), Sapi Jersey, Sapi Guernsey, Sapi Brown Swiss, Sapi Ayrshire, Sapi Milking Shorthorn, dan lain-lain.

2.1.2. Menurut Kemurniannya/Keasliannya, terbagi atas:

 Pure Bread (Bangsa Asli/Murni) : Sapi Friesian Holland (FH), Sapi Guernsey, Sapi Brown Swiss, Sapi Milking Shorthorn, dan sebagainya.

 Silangan : Sapi Friesian Holland Grati (FH Grati), Sapi Jersey,

Sapi Ayrshire, Sapi Australian Milking Zebu (AMZ), dan sebagainya.

o Sapi Sahiwal

(7)

 Potongan atau bentuk tubuh berat dan Kaki pendek.

 Warnanya kemerahan atau coklat muda, kadang-kadang terdapat warna putih.

 Persentase lemaknya 3,7%,

 Bulunya sangat halus, Ambing besar dan kadang-kadang bergantung

Gambar 2.1. Sapi Sahiwal

 Sapi Red Sindhi

Sapi ini berasal dari India. Dalam segala hal hampir sama dengan Sahiwal tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dengan kriteria sebagai berikut (Anonima, 2010) :

o Bobot sapi betina dewasa 300-350 kg, jantan dewasa 400-454 kg. Kadar lemaknya 4,9%.

o Bobot anak sapi betina baru lahir 18-20 kg, anak sapi jantan baru lahir 21-24 kg. Produksi rata-rata untuk satu masa laktasi 1.662 atau berkisar 5-6 liter per hari.

(8)

 Sapi Fries Holland (Holstein Friesian)

Sapi Friesian Holland sering dikenal dengan nama Friesien Irgistein atau disingkat FH. Sapi ini berasal dari negara Belanda Utara. Tanda-tandanya warna belang hitam putih, pada dahi umumnya terdapat warna putih berbentuk segitiga, kaki bagian bawah dan bulu ekornya berwarna putih, tanduk pendek serta menjurus kedepan, dan lambat dewasa (Anonima, 2010).

o Bobot badan Ideal sapi FH betina dewasa seitar 682 kg dan jantan dewasa sekitar 1000 kg.

o Produksi susu sapi FH di Indonesia rata-rata 10 liter/ ekor per hari atau lebih kurang 30.050 kg per laktasi.

o Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran (globuli) lemaknya kecil, sehingga baik untuk konsumsi susu segar.

Gambar 2.3. Sapi Fries Holland (Holstein Friesian)

 Sapi Jersey

Bangsa Sapi ini terbentuk di Pulau Jersey yang terletak di selat Channel antara Prancis dan Inggris. Nenek moyang dari sapi Jersey adalah sapi liar Bos (Taurus) Typicus Longifrons yang kemudian dikawin silangkan dengan sapi di Paris dan Normandia (Prancis) (Anonima, 2010).

o Badan sapi Jersey memiliki badan paling kecil diantara bangsa sapi perah lainnya.

(9)

o Memiliki sifat nerveous atau gelisah dan bereaksi cepat terhadap rangsangan. dengan kata lain sapi jersey tidak begitu jinak.

Gambar 2.4. Sapi Jersey

 Sapi Guernsey

Sapi Guernsey berasal dari sapi liar sub-spesies Bos (Taurus) Typicus longifrons di pulau Guernsey (Inggris) terletak disebelah barat laut pulau Jersey, di selat Channel. Warnanya kuning tua dengan belang-belang putih. Tanduknya menjurus keatas dan agak condong kedepan, dengan ukuran sedang (Anonima, 2010). Sapi Guernsey sifatnya lebih tenang dari sapi Jersey walaupun tak setenang sapi FH. Badannya lebih besar dari pada sapi Jersey. Bentuknya menyerupai Jersey, tetapi lebih kuat dan lebih besar (Anonima, 2010).

(10)

 Sapi Brown Swiss

Sapi ini berasal dari Switzerland, tandanya coklat abu muda atau tua. Pada umumnya coklat seperti warna tikus. Hidung bulu ekornya berwarna hitam. Ukuran badan dan tulangnya cukup besar, hampir sama dengan FH. Sifatnya jinak dan mudah dipelihara, produksi susunya dibawah sapi FH (Anonima, 2010).

o Bobot badannya terberat kedua setelah sapi FH.

o Warna bulu cokelat dengan ragam dari cokelat terang sampai cokelat gelap.

o Susu sapi Brown Swiss biasanya diolah menjadi keju.

o Kadar lemak susu sapi Brown Swiss rendah.

o Produksi susu rata-rata 5.939 per laktasi.

Gambar 2.6. Sapi Brown Swiss

 Sapi Ayrshire

Bangsa sapi Ayrshire dikembangkan di daerah Ayr, yaitu di bagian barat daya Skotlandia. Wilayah tersebut dingin dan lembab, padang rumput relatif tidak banyak tersedia. Dengan demikian maka ternak terseleksi secara alamiah akan ketahanan serta kesanggupannya untuk merumput (Blakely dan Bade, 1991). Sapi ayrshire memiliki kisaran berat badan untuk yang betina mencapai 1250 pound dan yang jantan mencapai 2300 pound (Prihadi, 1994).

o Badan sapi Aryshire lebih besar dari sapi Guernsey dan Jersey.

(11)

o Bobot badan betina 545 kg, jantan 841 kg dan bobot saat lahir 34 kg

Gambar 2.7. Sapi Ayrshire

 Sapi Milking Shorthorn

Sapi Milking Shorthorn termasuk bangsa sapi tertua yang terbentuk di Inggris bagian timur laut di lembah Sungai Thames. Nenek moyang sapi ini adalah bos (Taurus) Typicus Premigenius. Awal mulanya sapi ini dikenal sebagai bangsa sapi tipe dwiguna (perah dan pedaging). Pada tahun 1969 peternak pembibit di Amerika Serikat menggunakan bangsa sapi ini hanya sebagai sapi perah. Keriteria sapi ini sebagai berikut (Anonima, 2010):

o Warna bervariasi dari hampir putih sampai merah semua, dan ada yang bewarna campuran merah dan putih.

o Bobot badan ideal jantan 955 kg.

o erat pada saat lahir 34 kg

o Kadar lemak susunya 3,65%.

o Produksi susunya 5.126 kg per laktasi.

Gambar 2.8. Sapi Milking Shorthorn

 Sapi Peranakan Fries Holland (PFH)

(12)

tersebut kini popular dengan sebutan sapi Grati. Sapi PFH ini banyak diternakkan di Jawa Timur terutama di daerah Grati (AAK, 1995). Tanda-tanda sapi Peranakan Fries Holland (PFH)menyerupai FH, produksi relative lebih rendah dari pada FH sedang badannya pun lebih kecil (AAK, 1995)

Gambar 2.9. Sapi Peranakan Fries Holland

2.2. Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia

Keberhasilan usaha ternak sapi perah tergantung dari faktor sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Variasi produksi yang tinggi dan penurunan ini sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan petani terutama yang berasal dari konsentrat. Petani yang tidak mampu membeli konsentrat mempunyai produksi susu yang rendah, demikian pula dengan penggantian komposisi dan peningkatan komponen lokal bahan pakan menyebabkan penurunan produksi. Dengan demikian petani sangat mengharapkan adanya pembinaan menyangkut perbaikan pakan tersebut (Nurani, 2011).

Adanya permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak merupakan faktor kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada, maka itu perlu dilakukan usaha – usaha berikut (Nurani, 2011) :

2.1.1. Dukungan Pemerintah

(13)

apabila produktivitas dan kualitas tersebut ditingkatkan. Untuk itu, penelitian dan pengembangan khususnya mengenai teknis dan manajemen produksi perlu ditingkatkan.

2.1.2. Perlu dibentuk wadah kemitraan

Sistem peternakan kontrak (contract farming) merupakan satu mekanisme kelembagaan yang memperkuat posisi tawar menawar peternak dengan cara mengkaitkannya secara langsung ataupun tidak langsung dengan badan usaha yang secara ekonomi relatif lebih kuat. Melalui kontrak, peternak kecil dapat beralih dari usaha tradisional/subsistem ke produksi yang bernilai tinggi dan berorientasi ekspor.

2.1.3. Kemajuan koperasi susu

Koperasi susu perlu didorong dan difasilitasi agar dapat melakukan pengolahan sederhana susu segar antara lain pasteurisasi dan pengemasan susu segar, pengolahan menjadi yogurt, keju dan sebagainya. Hal ini disertai dengan program promosi secara luas kepada masyarakat terutama anak-anak tentang manfaat mengkonsumsi susu segar dan produk-produk olahannya. Pendirian pabrik pengolahan susu yang dimiliki koperasi juga perlu didorong. Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi makin menguat dan relatif stabilnya nilai kurs rupiah terhadap US dolar yang dapat mengakibatkan industri pengolahan susu kembali mengimpor sebagian besar bahan baku susunya dari luar negeri.

2.1.4. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah

(14)

bea masuk terhadap susu impor untuk melindungi produksi dalam negeri.

2.3. Analisis Usaha

2.3.1. Aspek Umum dan Hukum

 Latar Belakang Usaha

Berusaha di bidang ternak perah harus mempunyai pengetahuan studi kelayakan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Untung rugi usaha ternak sapi perah akan mudah diketahui apabila biaya pokok untuk menghasilkan per liter air susu dapat dihitung secara tepat (AAK, 1995).

 UU / Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3102) (AAK, 1995).

2.3.2. Aspek Ekonomi dan Pemasaran

 Kondisi Ekonomi

Menurut Ditjennak, Peningkatan konsumsi susu nasional tidak diimbangi dengan peningkatan produksi susu nasional. Dimana konsumsi susu masyarakat Indonesia terus meningkat (Pradana, 2009).

2.3.3. Aspek Finansial (Keuangan)

 Investasi

(15)

 Biaya Produksi

Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya-biaya yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Biaya variable merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume produksi (Pradana, 2009).

 Parameter Finansial

o Break Even Point (BEP)

BEP (Break Even Point) merupakan suatu kondisi dimana diperoleh kalkulasi yang impas usaha agroindustri susu pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan satuan harga dan jumlah produk (Pradana, 2009).

o Aspek finansial adalah aspek yang menganalisis perhitungan nilai investasi, penyusunan laporan keuangan, serta

perhitungan kinerja finansial. Metode yang digunakan untuk menyatakan kelayakan aspek finansial menggunakan metode Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return adalah sebagai berikut:

(16)

BAB 3

ASPEK-ASPEK USAHA 3.1. VISI DAN MISI

VISI

Sebagai usaha yang baru didirikan, visi usaha harus jelas untuk menetapkan fokus usaha dan untuk pengembangan dari usaha. Untuk itu, visi yang ditetapkan adalah :

o Produk susu perah yang berkualitas

o Kestabilan produksi yang cenderung naik untuk memenuhi permintaan pasar dan pengembangan usaha

o Pengembangan usaha terus-menerus

MISI

Untuk mewujudkan visi usaha, maka misi jangka panjang dan misi jangka pendek usaha dari Pt. Milchcow Sejahtera adalah sebagai berikut :

o Misi jangka panjang

- Menambah jumlah sapi dari peternakan

- Meningkatkan pangsa pasar semaksimal mungkin - Mengembangkan usaha produk olahan susu sapi segar o Misi jangka pendek

- Pemeliharaan sapi yang terstandar

- Menghasilkan susu berkualitas dengan jumlah yang stabil - Memperoleh pasar yang tetap

3.2. ASPEK LEGAL DAN LINGKUNGAN

(17)

o Perusahaan telah mempunyai izin yang diperlukan dari pemerintah setempat dan dari sisi legalitas tidak termasuk ke dalam Daftar Negatif Investasi (DNI).

o Adanya penanggulangan limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional peternakan sapi potong sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.

UD. Milchcow Sejahtera memiliki tempat untuk penanggulangan limbah peternakan yang dimanfaatkan kembali oleh peternak menjadi pupuk kandang untuk memupuk kebun rumput yang dikelola oleh peternak sebagai cara dalam mengifisiensikan biaya pakan ternak. Selain itu, UD. Milchcow Sejahtera juga telah memiliki ijin usaha dari pemerintah setempat. Sehingga usaha yang dilakukan oleh UD. Milchcow Sejahtera merupakan usaha yang legal dan layak.

3.3. ASPEK PEMASARAN

3.3.1 DEMAND FORECASTING

www.tempo.com melansir pada 18 september 2015, bahwa Indonesia masih mengimpor susu sebanyak 3 juta ton per tahun. Hal tersebut disebabkan karena produksi susu baru memenuhi 21% dari kebutuhan bahan baku produk olahan susu sebanyak 3,8 juta ton pertahun. Selain itu ditambahkan oleh menteri perindustrian Saleh Husin, bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Sehingga pemenuhan kebutuhan gizi akan susu juga masih rendah. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa perkiraan akan permintaan susu sapi masih sangat tinggi.

3.3.2 ANALISIS PERSAINGAN

(18)

susu yang berada disekitar kota Malang dan Batu yang pastinya masih membutuhkan pasokan susu perah segar yang lebih untuk kegiatan produksinya. Selain itu, permintaan susu sapi oleh masyarakat sendiri juga masih sangat tinggi. Sehingga persaingan dalam usaha peternakan ini dapat dikatakan tidak memiliki dampak dalam usaha yang akan didirikan.

3.3.3 STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran yang diterapkan oleh UD. Milchcow Sejahtera berfokus pada 3P yaitu product, price, dan place.

Uraian Pesaing UD. Milchcow

Sejahtera Product Produk yang

berkualitas yang

Price Harga yang ditentukan atas susu sapi perah Place Lokasi peternakan

(19)

3.3.4 STP PETERNAKAN o Segmen pasar

Segmen yang dituju yaitu pasar lokal dalam wilayah Malang dan sekitarnya.

o Targer pasar

Target pasar yang akan dikejar oleh UD. Milchcow Sejahtera yaitu konsumen dari golongan menengah kebawah. Maka pasar yang ditargetkan yaitu koperasi pengepul susu sapi perah dan restaurant yang ada di daerah Malang dan sekitar.

o Positioning pasar

UD. Milchcow Sejahtera akan menekankan positioning bahwa UD. Milchcow Sejahtera merupakan usaha dagang yang dapat memproduksi susu dengan kulitas yang tinggi dan dapat memenuhi semua permintaan dari pelanggan.

3.3.5 ANALISIS SWOT

Strengths

 Perputaran modal cepat

 Jarak waktu BEP yang cukup singkat

 Ketersediaan lahan, bibit sapi dan pakan

 Program pemerintah untuk swa sembada

 sapi yang masih belum tercapai

 Kebutuhan susu sapi yang terus naik

 Terbatasnya peternak di Indonesia

Weaknesses

 Terbatasnya lahan ternak

(20)

3.4.1. DESAIN LAYOUT

Peternakan tentu akan membutuhkan suatu lahan dan tempat untuk menernak sapi-sapi tersebut hingga siap potong dan menghasilkan susu yang siap untuk didistribusikan. Desain layout yang strategis sangat dibutuhkan untuk kenyamanan sapi-sapi tersebut sehingga menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Kandang sapi atau layout yang efisien untuk setiap ekor sapi membutuhkan 2,5x1,5 meter lahan. Sehingga untuk 40 ekor sapi akan membutuhkan 187,5 meter persegi (hanya untuk kandang sapi).

Berikut ini contoh kandang sapi dengan satu lantai.

Gambar 3.1 Kandang sapi

1. Tata letak kandang.

Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak tergenang, selain itu juga memudahkan pembuangan limbah cair. Untuk kandang satu baris lebih baik jika kepala sapi menghadap ke timur, walaupun belum ada penelitian akan hal ini tetapi dari pengalaman sapi yang menghadap ke timur hasilnnya akan lebih baik. Jika kandang dua baris maka kandang membujur utara selatan.

2. Konstruksi Kandang

(21)

a) Bahan kandang, bahan untuk konstruksi bisa dari kayu, beton atau besi disesuaikan dengan dana dan ketersediaan di daerah masing masing, setidaknya bahan yang digunakan mampu bertahan 5 sampai 10 tahun.

b) Lantai kandang, tidak boleh licin agar ternak tidak terpelesat. Bahan lantai bisa dari beton, papan kayu, atau tanah yang dipadatkan dengan dilapisi jerami kering agar urin mudah terserap. Lantai dibuat miring 2-5 %, kemiringan lantai tidak boleh terlalu miring. Jika lantai kandang terlalu miring menyebabkan sapi terpeleset dan cedera, selain itu beban bobot badan sapi akan tertumpu pada kaki belakang yang menyebabkan kuku dan kaki belakang bengkok. contoh kemiringan lantai kandang seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.2. Lantai Kandang

(22)

atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor.

Gambar 3.3. Model Atap Kandang

d) Dinding kandang, bisa terbuat dari papan kayu, beton ataupun bambu. pada daerah dataran tinggi yang cukup dingin dinding dibuat paling tidak setinggi sapi ketika berdiri dan lebih rapat, sedangkan pada daerah dataran rendah yang cukup panas bisa tanpa dinding tetapi cukup pagar pembatas agar sapi tidak keluar kandang.

e) Lorong kandang, pada kandang dua baris lorong kandang merupakan sekat/ antara baris satu dengan lainnya, lorong kandang ini di buat agak lebar (1 -2meter) agar memudahkan mengangkut pakan untuk kandang kepala saling berhadapan (head to head) dan memudahkan pembersihan untuk kandang yang saling membelakangi (tail to tail). Gambar Lorong kandang seperti di bawah ini:

(23)

3. Perlengkapan Kandang

Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliputi: palungan yaitu tempat pakan, tempat minum, saluran darinase, tempat penampungan kotoran, gudang pakan dan peralatan kandang. Di samping itu harus dilengkapi dengan tempat penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang.

a) Palungan, merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Sedangkan lebar palungan adalah 50cm, dan tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan. Berikut contoh gambar tempat pakan.

Gambar 3.5. Model Palungan

b) Selokan, merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada dibelakang kandang ternak individu. Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi kandang dan tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan pada untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 – 40 cm dan dalam 5 – 10 cm.

(24)

setiap 3-4 bulan sekali sesuai dengan kebutuhan, berupa bak penampungan limbah padat berupa feces dan berfungsi untuk proses pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos. Untuk limbah cair seperti air kencing dan air sisa pencucian kandang yang bercampur kotoran dapat langsung masuk digester biogas, jika tidak masuk ke digester biogas dapat berupa kolam yang tentunya letaknya lebih rendah daripada kandang.

4. Peralatan Kandang

Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi: sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).

5. Ukuran Kandang

Untuk kandang individu umumnya berukuran 1,5m dan pandang 2,5 meter. akan tetapi ukuran ini tidaklah baku menyesuaikan besar kecilnya sapi dan status fisiologisnya. Untuk penggemukan sapi timor (sapi bali yang ada di NTT) ukuran kandang bahkan bisa hanya 75 cm, dimana pergerakan sapi dibatasi.

6. Model Kandang

(25)

dan di antara kedua baris sapi itu dibuat jalur untuk jalan. Adapun kandang yang kami ukur termasuk kandang konvensional karena kandang tersebut diberi penyekat. Untuk itu model yang akan dipilih yaitu model kandang bebas atau loose housing.

(26)

Secara umum, kandang sapi yang kami amati sudah memenuhi persyaratan kandang sapi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah kami ukur dan kemudian dibandingkan dengan referensi persyaratan kandang sapi yang baik yang kami dapatkan.

3.4.2. RUMPUT / PAKAN SAPI

Makanan sapi merupakan hal pertama yang harus difikirkan saat akan membuka peternakan sapi. Tanpa pasokan rumput sapi yang pasti, maka peternakan sapi tidak akan berjalan dengan baik atau bahkan tidak dapat didirikan. Pasokan makanan sapi atau rumput dapat diperoleh dengan membeli rumput dari petani rumput. Selain itu, rumput juga akan diperoleh dari lahan yang memang khusus untuk ditanami rumput sebagai pasokan makaan sapi atau rumput. Hal tersebut juga merupakan upaya dalam meminimalisir biaya operasional yang akan dikeluarakan.

3.4.3. ALAT PEMERAH SUSU SAPI

Mengingat sapi yang akan diternak tidak hanya terdiri dari satu ataupun dua sapi, amkan untuk mempercepat proses pengerjaan akan digunakan alat pemerah susu sapi. Untuk sementara alat ini hanya akan terdiri dari 2 alat saja mengingat usaha ini baru didirikan.

(27)

3.5. ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA 3.5.1. MANAJEMEN

Suatu usaha tanpa tatanan manajemen yang baik maka usaha tersebut akan sulit untuk berkembang. Berikut merupakan gambaran umum dari manajemen peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera : Nama usaha : UD. Milchcow Sejahtera Bentuk usaha : Peternakan sapi perah Penasihat usaha : Anton (Peternak Sapi Perah)

Pimpinan : Alifatul Jannah

Kepala keuangan : Kartika Aji Lukitasari Kepala operasional : Isninnoviana Ilmi Amalia Kepala sumberdaya manusia : Afratsin Maisya

Karyawan : *

* * * * Karyawan tidak tetap

- Dokter hewan : *

3.5.2. JOB DESCRIPTION DAN JOB SPECIFICATION

Pembagian pekerjaan dalam peternakan dibagi menjadi lima bagian yang masing-masing bertanggung jawab atas pekerjaan yang penting dalam peternakan. Pembagian tanggungjawab pekerjaan ini yaitu :

(28)

o Kepala keuangan. Kepala keuangan bertugas untuk mencatat setiap aktivitas keuangan dalam usaha peternakan dan mengorganisir setiap aktivitas keuangan peternakan. Kepala keuangan juga bertanggungjawab atas laporan keuangan peternakan.

o Kepala operasional. Kepala operasional bertanggungjawab atas kegiatan operasional peternakan mulai dari pengurusan sapi hingga peternakan.

o Kepala SDM. Kepala SDM akan bertanggungjawab atas pemeliharaaan setiap pekerja yang ada di peternakan dan bertanggungjawab untuk mencari setiap pekerja yang kompeten dan penempatannya dalam peternakan.

o Karyawan. Karyawan merupakan pekerja yang bertugas untuk mengurus kegiatan sehari-hari peternakan mulai dari mengurus sapi, kandang, memeras susu, dan lain-lain.

Oleh karena posisi dari pimpinan dan kepala pengurus masig-masing bagian dipegang oleh pemilik sendiri berdasar dari background masing-masing pemilik dibidang manajemen bisnis karena pemilik merupakan mahasiswa S1 Manajemen UB. Maka, pemilik hanya mencari karyawan dan dokter ahli hewan dengan spesifikasi :

 Karyawan :

o Pendidikan tidak dipermasalahkan

o Memiliki pengalaman dalam mengurus sapi dan memerah susu sapi

o Laki-laki

o Berkepribadian baik, penyabar dan pekerja keras

o Tempat tinggal disekitar karangploso

 Dokter hewan :

o Memiliki lisensi dokter hewan

(29)

3.5.3. STRUKTUR ORGANISASI

3.6. ASPEK KEUANGAN 3.6.1. ANALISIS BEP

BEP rupiah = Total biaya / jumlah produk

= Rp. 60.430.000 : 27000

= Rp. 2.240

 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk

mencapai laba 0 maka harga yang harus dikenakan oleh peternak adalah sebesar Rp. 2.240.

BEP unit = total biaya / harga

= Rp. 60.430.000 : Rp. 4000

= 15108 liter

= 16 ekor sapi untuk dipelihara

 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk

mencapai laba 0 maka jumlah produksi susu perah yang harus Pimpinan

Kepala Operasional Kepala SDM

Kepala Keuangan

(30)

dipenuhi oleh peternak adalah sebesar 15108 liter perkuartal atau dengan memelihara minimal 16 ekor sapi

3.6.2. ANALISIS PAYBACK PERIODE

Payback Period = (investasi awal) / (arus kas) x 1 kuartal

= Rp. 628.150.000 / Rp. 81.744.300

= 8 kuartal pengoperasiannya. Berikut adalah table aset yang dimiliki oleh UD. Milchcow Sejahtera :

Table 3.1. Aset UD. Milchcow Sejahtera

No .

Inventaris Volume Satuan Status

1. Kandang 2 Blok/lokal Hak Milik

(31)

3. Gudang Pakan 1 Blok/lokal Hak Milik

4. Kebun Rumput 1 Hektar Hak Milik

5. Sekretariat 1 Blok/lokal Hak Milik

6. Rumah pegawai 1 Blok/lokal Hak Milik

3.6.5. INVESTASI AWAL

Untuk memulai usaha peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera ini maka dibutuhkan investasi awal seperti berikut :

Table 3.2. Investasi awal peternakan sapi perah

No. Investasi Harga (Rp) Jumlah (unit)

Total (Rp)

1. Kandang sapi 10.000.000 2 20.000.000

2. Ternak Sapi (Total)

3. Gudang Pakan 650.000 1 650.000

4. Kebun Rumput 7.000.000 1 hektar 7.000.000

5. Administrasi 1.000.000 1.000.000

6. Gedung sekretariat 30.000.000 30.000.000

7. Rumah pegawai 2.500.000 2.500.000

8. Peralatan 15.000.000 2 30.000.000

9. Perlengkapan 2.000\.000 2.000.000

10. Lain-lain 5.000.000 5.000.000

Total Investasi Awal 628.150.000 Investasi awal ini merupakan modal awal dari usaha peternakan sapi perah ini. Modal awal ini dipenuhi dengan modal sendiri, dimana modal tersebut merupakan modal yang dikumpulkan dari masing-masing pendiri usaha yang berjumlah 4 orang dengan presentase yang sama setiap orangnya.

3.6.6. BIAYA OPERASIONAL

Berikut merupakan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan dalam kegiatan operasional peternakan sapi yang disajikan dalam jumlah per kuartal.

(32)

No. Operasional Jumlah (Rp) 1. Biaya pakan 8 kg x Rp.250 x 35 x 45 hari 3.150.000

2. Biaya pemeliharaan kebun rumput 5.000.000

3. Konsentrat 1,5kg x 40 x Rp. 2700 x 90 14.580.000 4. Biaya IB dan kesehatan hewan 40 x Rp. 50.000 2.000.000 5. Upah karyawan

7. Biaya listrik dan air 900.000

8. Biaya lain-lain 3.000.000

Total 60.430.000

3.6.7. PROYEKSI NERACA

Tabel. 3.4. Proyeksi Laporan Neraca Per Kuartal

Aktiva

Jumlah aktiva lancar Rp. 94.000.000

Aktiva tetap

Tanah Rp. 501.637.500

Akm. Penyusutan tanah (Rp. 21.537.500)

Bangunan Rp. 32.500.000

Akm. Penyusutan bangunan (Rp. 3.250.000)

Kandang Rp. 20.000.000

Akm. Penyusutan kandang (Rp. 2.000.000)

Peralatan Rp. 30.000.000

Akm. Penyusutan peralatan (Rp. 3.000.000)

Jumlah aktiva tetap Rp. 505.000.000

(33)

Bunga pinjaman bank

Jumlah kewajiban Rp. 206.000.000

Modal Rp. 440.000.000

Jumlah passiva Rp. 646.000.000

3.6.8. HASIL PENJUALAN

Dari peternakan sapi ini, produk yang dihasikan akan memperoleh pendapatan sebagai berikut :

Table 3.3. pendapatan peternakan sapi perah kuartal

No. Pendapatan Jumlah (Rp)

1. Penjualan susu 10 liter x 30 x 90 x Rp. 4000 108.000.000 2. Penjualan sapi pedet 5 x Rp. 7000.000 35.000.000

Total 143.000.000

3.6.9. LAPORAN LABA RUGI

Dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh dengan jumlah biaya yang dikenakan dalam peternakan sapi selama satu kuartal ini maka akan diperoleh laba usaha seperti berikut :l

Table 3.4. laporan laba/rugi peternakan sapi perah kuartal

Pendapatan Rp. 143.000.00

Biaya operasional (Rp. 60.430.000)

Laba operasional Rp. 82.570.000

Pajak (1%tarif pajak usaha dagang)

(Rp. 825.700)

Laba bersih Rp. 81.744.300

3.6.10. ARUS KAS KUARTAL PERTAMA

Table 3.4. laporan arus kas peternakan sapi perah.

Kuartal ke

0 1 2 3 4

Cash in :

(34)

Cash out: Modal sendiri

Total biaya

628.150.000

-60.430.000

-60.430.000

-60.430.000

-60.430.000 Total cash out (628.150.000

) 60.430.000 60.430.000 60.430.000 60.430.000 Cash Flow (628.150.000

(35)

PENUTUP 4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah dibahas diatas, maka usaha peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera ini merupakan usaha yang layak untuk dilakukan. Dilihat dari segi propek usaha dalam pasar maupun laba serta faktor geografis yang sesuai membuat usaha peternakan sapi ini menjadi usaha yang sangat menjanjikan untuk dilakukan.

Analisis usaha memiliki prospek yang sangat baik, karena aspek hukum dalam izin usaha peternakan sapi perah di dapatkan dari kemitraan dengan Dinas Peternakan setempat. Ditinjau dari aspek finansial dan kelayakan usaha, peternakan sapi perah ini sudah memberikan keuntungan setiap laktasi bagi peternak.

4.2. SARAN

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anonym . 2014. http://www.analisausaha.net/analisa-usaha-sapi-perah/ . online. Sabtu 21 November 2015

Anomim. 2009. http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=10&aid=2873 . online. Sabtu 21 November 2015

Elfiranto, Yose. 2014. Membangun Kandang Sapi Yang Baik Dan Benar. Bandung.

E‐Farm Nusantara Organization (Efno). 2010. Pengembangan Usaha Peternakan Pembibitan Sapi Perah Rakyat Fh (Frissien Holstein) : Melalui Program Pengadaan Sapi Dara Siap Ib/ Bunting (Replacement Stock), Sapi Perah Produksi (Laktasi) Dan Trading (Perdagangan Sapi Perah). Jawa barat. Nur, Aprisal. 2013.

https://www.academia.edu/4441652/Laporan_Praktek_Lapang . online. Sabtu 21 November 2015

Anomim. 2012.

www.krjogja.com/peternak _sapi_perah_beralih_ke_sapi_potong . . online. Sabtu 21 November 2015

Anomim. 2013. www.trobos.com /banyak_peternak_beralih_ke_sapi_potong . online. Sabtu 21 November 2015

Anonym. 2015. www.tempo.com /pasokan_susu_sapi_nasional ? . online. Sabtu 21 November 2015

AAK. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Ako. 2012. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Gambar

Table 1.1 Daftar perusahaan pengolahan susu di jawa timur
Gambar 2.2. Sapi Red Sindhi
Gambar 2.3. Sapi Fries Holland (Holstein Friesian)
Gambar 2.4. Sapi Jersey
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan variasi waktu maka volume minyak atsiri yang terbaik pada variasi 6 jam, karena dengan variasi 6 jam minyak atsiri telah terangkat penuh dari biji lada dan

Primer yang akan digunakan untuk mendeteksi SNP rs12255372 dari gen TCF7L2 dengan metode ARMS-PCR dikonstruksi menggunakan piranti lunak komputer "primer

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan Indriyani (2016), dengan cakupan variabel keadilan, sistem perpajakan, diskriminasi, kemungkinan

Bila kadar air terasi terlalu tinggi maka terasi akan menjadi terlalu lunak Hal ini dijelaskan oleh Rahayu ( 1993 ), bahwa semakin tinggi konsentrasi garam

Menguraikan teori dan konsep- konsep yang digunakan untuk menganalisis bahan hukum atau digunakan sebagai dasar untuk menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu

Abstrak: Penelitian ini dilakukan di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan perawatan periodik

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa uji t menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan, disebabkan karena arus kas

Padat tahun 2013, penulis Andi Ihwan, yang berjudul “Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat”