LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI
PERUBAHAN GARIS PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO
Oleh:
Kelompok 3
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KEALUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI Oleh:
Andira 125080607111009
Indriani 125080607111011
Feri Pahrudin 135080600111005
Yoga Pratama 135080600111008
Tomi Aris 135080600111012
Zulkhair A 135080600111017
R.A Mutiara N. F. 135080600111039
Zefanya Nanda 135080600111053
Masaji Faiz Dani Agus Setiani 135080600111058
Mauli Bisel Raypa Saragih 135080600111085
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KEALUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Tujuan...3
1.3. Waktu dan Tempat...3
2. TINJAUAN PUSTAKA...4
2.1 Gambaran Lokasi...4
2.2 Geomorfologi Pantai...5
2.3 Hidrooseanografi...6
2.3.1 Gelombang...6
2.3.2 Pasang Surut...7
2.3.3 Arus...7
2.4 Perubahan Garis Pantai...8
2.5 Bangunan Pelindung Pantai...9
3. METODOLOGI...11
3.1 Alat dan Bahan...11
3.2 Skema Kerja...11
3.2.1 Pengukuran Gelombang...12
3.2.2 Pengukuran Kemiringan Pantai...12
3.2.3 Pengukuran Garis Pantai...13
3.2.4 Pengambilan Sedimen...13
3.2.5 Skema Pengolahan Data Numerik...14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN...16
4.1 Hasil Penelitian...16
4.1.1 Kondisi Pantai Pasir Putih Situbondo...16
4.1.2 Kondisi Gelombang...20
4.1.3 Kemiringan Pantai...21
4.1.4 Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Menggunakan Software Google Earth...22
4.1.5 Prediksi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Perhitungan Numerik...26
4.1.6 Analisis Hasil Perbandingan Peta Google Earth dan Analisis Numerik. 31 4.2 Rekomendasi Bangunan Pantai...31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pantai Pasir Putih Situbondo...4
Gambar 2. Skema Kerja Praktikum Proses Pantai...12
Gambar 3. Skema Pengukuran Gelombang...12
Gambar 4. Skema kerja pengukuran kemiringan pantai...13
Gambar 5. Skema kerja pengukuran garis pantai...13
Gambar 6. Skema kerja pengambilan sampel sedimen...14
Gambar 7. Skema kerja pengolahan data numerik...15
Gambar 8. Pantai Pasir Putih, Situbondo...16
Gambar 9. Sedimen di Stasiun 1...17
Gambar 10. Stasiun 1...17
Gambar 11. Sedimen di Stasiun 2...18
Gambar 12. Stasiun 2...18
Gambar 13. Sedimen di Stasiun 3...19
Gambar 14. Stasiun 3...19
Gambar 15. Sedimen di Stasiun 4...20
Gambar 16. Stasiun 4...20
Gambar 17. Garis pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009 dan 2015...23
Gambar 18. Garis pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2013 dan 2015...24
Gambar 19. Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009, 2013, 2015...25
Gambar 20. Prediksi perubahan garis pantai pada tahun 2050 di Pantai Pasir Putih Situbondo...27
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan fungsi...11
Tabel 2. Bahan dan fungsi...11
Tabel 3. Tabel Pengukuran Gelombang di Pantai Pasir Putih...20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Koordinat Pantai Pasir Putih...37
Lampiran 2. Tabel X dan Yawal...40
Lampiran 3. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 10 Tahun...42
Lampiran 4. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 20 Tahun...48
Lampiran 5.Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 30 Tahun...54
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah pesisir memiliki sifat yang dinamis dan rentan terhadap perubahan lingkungan baik karena proses alami maupun akibat aktivitas manusia. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat padat jumlah penduduknya dan populasi dunia yang hidup di pesisir berkisar 50-70% dari total penduduk dunia. Di Indonesia sendiri 60% penduduknya hidup di wilayah pesisir, peningkatan jumlah penduduk yang hidup di wilayah pesisir memberikan dampak tekanan terhadap sumberdaya alam pesisir seperti degradasi pesisir, pembuangan limbah ke laut, erosi pantai dan akresi pantai. Dalam melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan taraf hidupnya, manusia melakukan perubahan-perubahan terhadap ekosistem dan sumberdaya alam sehingga berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah pesisir khususnya garis pantai (Tarigan, 2007).
Pada dasarnya lingkungan pantai merupakan daerah yang menjadi tempat bertemunya dua kekuatan yang berasal dari daratan dan lautan, sehingga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan. Hal ini membuat laut selalu mengalami perubahan, dimana perubahan lingkungan biasanya terjadi karena aktivitas manusia dan kemudian dapat mempengaruhi perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai pada satu tempat dengan tempat yang lain sangat bervariasi sehingga kajian keruangan dari lingkungan pantai diperlukan untuk pengelolaan lingkungan pantai.
Pantai Pasir Putih terletak di kecamatan Miandingan Situbondo, pantai ini terletak dibagian utara yang termasuk salah satu dari deretan pantai utara jawa (Pantura). Pantai ini memiliki pasir yang tampak berwarna putih, karena hal ini juga yang menyebabkan pantai ini dinamakan dengan nama pasir putih. Aksesibilitas pantai ini juga cukup mudah sehingga menjadi salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Menurut Marzuki (2013), lokasi Pantai Pasir Putih merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam bagian Kabupaten Situbondo yang terletak di bagian Utara (Pantura), terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pantai ini secara geografis berada di daerah Barat Situbondo berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota. Tepatnya pantai pasir putih ini terletak pada koordinat 07° 41′ 31,26″ LS, 113° 49′ 42,09″ BT dengan ketinggian 10 meter dari permukaan laut. Pantai Pasir Putih memiliki letak yang sangat strategis berlokasi di jalan raya pos atau jalan Daendeles. Pantai ini adalah bagian dari objek wisata Pantai Pasir Putih Situbondo yang didalamnya juga termasuk pantai-pantai lain di sekitar pantai pasir putih ini. Asal usul nama Pasir Putih sendiri sebenarnya diambil dari warna pasir yang ada di pantai tersebut karena pasirnya yang berwarna putih maka pantai ini dinamakan pantai pasir putih.
Perlu adanya pengamatan mengenai perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo untuk mengetahui perkembangan luasan lahan dan untuk perencanaan atau managemen pembangunan pada kawasan pesisir. Mengingat fungsi lingkungan pantai yang sangat besar dalam kehidupan manusia, maka perlu adanya pengelolaan yang baik dengan cara memprediksi perubahan garis pantai di masa lampau dan prediksi numerik untuk mengetahui prediksi di tahun yang akan datang.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mata kuliah Proses Pantai, yaitu agar mahasiswa mengetahui prosedur dalam pengukuran perubahan garis pantai dan menganalisis perubahan garis pantai di masa lampau dan di tahun yang akan datang. Selengkapnya tujuan dari praktikum mata kuliah Proses Pantai dijelaskan dibawah ini:
1. Mengetahui dan menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi pada Pantai Pasir Putih di Situbondo di masa lampau dan tahun yang akan datang.
2. Mahasiswa mampu menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai pada Pantai Pasir Putih di Situbondo
3. Merekomendasikan bangunan pantai yang dapat digunakan di Pantai Pasir Putih Situbondo setelah melihat prediksi numerik dan prediksi di masa lampau
1.3. Waktu dan Tempat
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Lokasi
Pantai Pasir Putih terletak di desa Pasir Putih, kecamatan Bungatan, kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Gambar 1). Untuk mencapai lokasi ini aksesnya cukup mudah karena pantai ini berada pada jalur yang menghubungkan Situbondo dengan Banyuwangi. Pantai Pasir Putih merupakan salah satu perairan yang masih memiliki ekosistem terumbu karang dimana terdapat komunitas spons laut di dalamnya. Status Pantai Pasir Putih yang memiliki keragaman spons menjadikan pantai ini sebagai salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi di Jawa Timur (Subagio dan Aunurohim, 2013).
Gambar 1. Pantai Pasir Putih Situbondo
pantai pasir putih ini terletak pada koordinat 07° 41′ 31,26″ LS, 113° 49′ 42,09″ BT dengan ketinggian 10 meter dari permukaan laut. Pantai Pasir Putih memiliki letak yang sangat strategis berlokasi di jalan raya pos atau jalan Daendeles. Pantai ini adalah bagian dari objek wisata Pantai Pasir Putih Situbondo yang didalamnya juga termasuk pantai-pantai lain di sekitar pantai pasir putih ini. Asal usul nama Pasir Putih sendiri sebenarnya diambil dari warna pasir yang ada di pantai tersebut karena pasirnya yang berwarna putih maka pantai ini dinamakan pantai pasir putih.
Lokasi Pantai Pasir Putih terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam bagian Kabupaten Situbondo yang terletak di bagian Utara (Pantura), Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pasir Putih adalah daerah Utara yang berada di pinggir jalan yang menyalurkan dari Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan berakhir di Banyuwangi. Pantai Pasir Putih menjadi satu kesatuan dengan wisata Pantai Pasir Putih Situbondo. Secara geografis pantai ini berada di daerah Barat Situbondo. Berjarak 25 kilometer dari pusat kota. Koordinat Pantai Pasir Putih ini terletak pada 07° 41′ 31,26″ LS, 113° 49′ 42,09″ BT dengan ketinggian 10 meter dari permukaan laut (Toer, 2012).
2.2 Geomorfologi Pantai
Pantai di daerah utara Pulau Jawa umumnya tersusun oleh sedimentasi laut dan sungai serta terdapat endapan alluvium delta berumur kuarter. Garis pantai yang terbentuk di pantai utara Pulau Jawa lebih berkelok-kelok dibanding dengan pantai selatan Pulau Jawa dikarenakan pantai utara Jawa umumnya terbentuk karena proses erosi sungai-sungai yang mengalir dan bermuara di pantai utara Jawa. Selain itu, hasil endapan dari erosi sungai ini juga mempengaruhi morfologi dasar laut pantai utara Jawa. Endapan erosi yang halus menjadi materi yang mendominasi dasar laut pulau jawa sehingga dasar laut pulau jawa cenderung datar. Dasar laut yang cenderung datar inilah yang mempengaruhi karakteristik ombak dimana ombak di pantai utara tidak sebesar di pantai selatan. Selain itu, ombak di pantai utara jawa dipengaruhi juga oleh banyaknya gugusan pulau sehingga ombak yang datang pecah dan tidak begitu kencang sangat sampai di pantai (Sadewo, 2014).
sehingga terjadi perubahan bentuk lahan di permukaan bumi. Perubahan bentuk lahan tersebut, menghasilkan bentukan pada permukaan bumi yang berbeda satu dengan yang lainnya, dengan demikian akan memiliki susunan dan karakteristik fisik dan visual yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat diidentifikasi secara jelas melalui relief atau morfologi, struktur atau litologi, serta proses-proses geomorfologi.
Perubahan pantai terjadi apabila proses geomorfologi yang terjadi pada segmen pantai melebihi proses yang biasa terjadi. Perubahan proses geomorfologi merupakan akibat dari sejumlah parameter oseanografi yang berperan seperti gelombang, arus, dan pasut. Proses anthropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia di pantai dapat mengganggu kestabilan lingkungan pantai. Gangguan terhadap lingkungan pantai dapat dibedakan menjadi gangguan yang disengaja dan gangguan yang tidak disengaja. Gangguan yang disengaja bersifat protektif terhadap garis pantai dan ling kungan pantai, misalnya dengan membangun Jetty, groin, pemecah gelombang atau reklamasi pantai. Aktivitas manusia yang tidak disengaja menimbulkan gangguan negatif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya pembabatan hutan bakau untuk dikonversi sebagai tambak (Sutikno 1993).
2.3 Hidrooseanografi
Menurut Hidayar (2015), kajian hidrooseanografi pada suatu perairan dilakukan untuk memprediksi proses-proses fisik yang terjadi, salah satu proses fisik yang sangat sering terjadi dan ditemukan adalah kerusakan daerah pantai akibat perubahan garis pantai berupa akresi dan erosi pantai. Hidrooseanografi ini mencakup tentang gelombang, analisa angin, arus, pasang surut dan kondisi batimetri pantai. Gelombang merupakan faktor yang cukup berpengaruh pada perubahan garis pantai, karena proses pergerakannya yang mencakup refraksi dan pendangkalan, difraksi, refleksi dan gelombang pecah. Energi dari gelombang ini mampu menimbulkan arus dan transport sedimen secara arah tegak lurus di sepanjang pantai dan membentuk pantai. Frekuensi gelombang-gelombang besar merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan bangunan pantai.
2.3.1 Gelombang
angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut yang dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya. Diantara gelombang tersebut yang paling penting dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang surut (Triatmodjo, 2012).
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva atau grafik sinusoidal. Gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit yang bekerja pada laut. Gelombang pembangkit tersebut terutama berasal dari angin, dan gaya Tarik menarik bumi, bulan dan matahari atau yang disebut dengan gelombang pasang surut dan adanya gempa bumi (Kurniawan et al., 2011).
2.3.2 Pasang Surut
Tipe pasang surut disekitar perairan Grati, Pasuruan adalah tipe campuran condong ke harian ganda (mixed prevealing semi diurnal tide). Secara umum pola arus didominasi oleh arus pasang surut, kecuali arus permukaan yang masih dipengaruhi oleh angin. Ketika kondisi muka laut pasang atau menuju pasang maka kecepatan arus kecil atau mencapai minimal dan sebagian arus bergerak ke selatan baratdaya (150° - 250°). Sedangkan ketika kondisi muka laut surut atau menuju surut maka kecepatan arus mencapai nilai lebih besar atau maksimal dan sebagian arus bergerak ke arah ke arah timur- tenggara (75° -120°). Kecepatan arus permukaan berkisar 0,013 – 0,77 m/det. Berdasarkan hasil pengukuran, tinggi dan periode gelombang di perairan Grati relatif sedang (Sugiyanto,2009).
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dasi massa matahari, tetapi jaraknya terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari (Triatmodjo, 2012).
2.3.3 Arus
pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya arus terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli oseanografi berkebangsaan Amerika, Mathew Fontaine yang telah melakukan pekerjaan tersebut sejak tahun 1840 (Hutabarat, 1985).
Gerakan air permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya atau di permukaan laut. Arus-arus yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, selaim dari angin. Akibatnya arus mengalir dipermukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan dari faktor-faktor tersebut. Faktor tersebut adalah bentuk topografi dasar lautan, pulau-pulau yang berada disekitar dan gaya coriolis (Lanuru dan Suwarni, 2011)
2.4 Perubahan Garis Pantai
Garis pantai merupakan garis batas pertemuan antara daratan dengan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosipantai yang terjadi. Terjadinya perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi pada daerah sekitar pantai dimana pantai selalu beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi. Pantai akan secara terus menerus mengatur bentuk profilnya dimana hal ini berguna untuk memperoleh kondisi efisien akibat proses disipasi energi gelombang yang datang dari laut. Proses perubahan garis pantai berlangsung sangat kompleks dan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kombinasi gelombang dan arus, transport sedimen dan konfigurasi pantai yang ketiganya ini saling berhubungan satu sama lain. Perubahan garis pantai dapat menyebabkan kerusakan yang nantinya akan menimbulkan dampak negatif seperti hilangnya fasilitas umum dan berkurangnya keindahan pantai sebagai tempat wisata (Effendi et al., 2015).
2.5 Bangunan Pelindung Pantai
Bangunan pelindung pantai adalah bangunan yang dibangun dengan tujuan mempertahankan pantai dalam jangka waktu yang cukup lama. Bangunan pelindung pantai ini biasa disebut “groin”. Pada umumnya “groin” memiliki panjang yang berkisar antara 40% sampai 60% dari lebar rata-rata surfzone dengan jarak antara groin satu dengan lainnya sebesar satu sampai tiga kali panjang groin itu sendiri. Gelombang yang datang akan terhalang oleh bangunan pelindung ini dan kemudian akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke daerah terlindung di belakangnya (Effendiet al., 2015). Groin direncanakan untuk menahan angkutan pasir oleh arus susur pantai, saat groin ditempatkan di pesisir terbuka, struktur ini cenderung memperlebar gisik berpasir di bagian atas. Struktur ini dibangun tegak lurus garis pantai dan dapat dibangun secara tunggal dalam suatu rangkaian (Manengkey, 2011).
Untuk bangunan pemecah gelombang dengan ambang terendam (submerged breakwater) menunjukkan bahwa penempatan terumbu buatan yang cukup jauh di dalam air akan mengurangi efektifitasnya dalam mereduksi gelombang dan kemampuan mereduksi gelombang akan meningkat apabila ambang/puncak bangunan cukup lebar. Selain itu, penempatan terumbu buatan di tempat yang dalam dapat mengurangi penetrasi cahaya matahari yang diterima oleh karang/fragmen karang, sementara cahaya yang cukup sangat diperlukan oleh karang untuk melakukan metabolismenya (Saptarini, 2007).
Menurut Triatmodjo (2012), sesuai dengan fungsinya bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok:
1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai. Bangunan pantai tersebut diantaranya:
- Dinding pantai atau revetment: dibangun pada garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung dari serangan gelombang.
2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke pantai. Bangunan pantai tersebut diantaranya:
- Groin: Bangunan yang menjorok dari pantai ke arah laut yang fungsinya untuk menahan gerakan sedimen sepanjang pantai.
atau pasir yang bergerak sepanjang pantai masuk dan mengendap di muara sungai
3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan garis pantai. Bangunan pantai tersebut diantaranya:
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Proses Pantai adalah alat untuk pengukuran gelombang, kemiringan pantai dan mengukur garis pantai. Alat tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan fungsi
NO ALAT FUNGSI
1. Tide Staff Untuk mengukur gelombang dan mengukur kemiringan pantai
2. Kompas Melihat arah angin
3. Roll Meter Untuk mengukur kemiringan pantai 4. GPS map 60CSx Menentukan titik koordinat garis pantai
5. Sekop kecil Mengambil sedimen permukaan
6. Kamera Digital Mendokumentasikan kegiatan
Bahan yang digunakan pada praktikum Proses Pantai adalah bahan untuk pengambilan sedimen. Bahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan fungsi
NO BAHAN FUNGSI
1. Sedimen Sebagai sampel yang akan diuji 2. Plastik Sebagai wadah sedimen
3.2 Skema Kerja
Gambar 2. Skema Kerja Praktikum Proses Pantai 3.2.1 Pengukuran Gelombang
Pengukuran gelombang yang dilakukan di Pantai Pasir Putih Situbondo menggunakan alat tide staff dan stopwatch. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan tide staff pada area sebelum gelombang pecah. Dilakukan pengukuran tinggi gelombang, lembah gelombang, periode gelombang, arah gelombang dan arah angin. Selengkapnya dijelaskan pada Gambar 3.
Gambar 3. Skema Pengukuran Gelombang 3.2.2 Pengukuran Kemiringan Pantai
Pengukuran kemiringan pantai dilakukan menggunakan alat tide staff dan roll meter. Pengukuran dilakukan dengan menarik roll meter sepanjang 30 meter ke arah laut dari bibir pantai kemudian pada jarak 30 meter diukur kedalaman perairan. Selengkapnya dijelaskan pada Gambar 4.
Analisa hasil
Pengolahan data untuk memperoleh data perubahan garis pantai
Pengukuran untuk memperoleh data kemiringin pantai, data gelombang, garis pantai dan juga sampel sedimen di lapangan.
Siapkan alat dan bahan
Analisa hasil
Amati puncak gelombang, lembah gelombang, dan periode gelombang Amati selama 20 menit untuk mengetahui periode gelombang
Gambar 4. Skema kerja pengukuran kemiringan pantai 3.2.3 Pengukuran Garis Pantai
Pengukuran garis pantai dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai dari tahun tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Pengukuran garis pantai dengan cara menelusuri pantai sepanjang 1 kilometer dan menendai koordinat dengan GPS setiap 10 meter. Selengkapnya dijelaskan pada Gambar 5.
Gambar 5. Skema kerja pengukuran garis pantai 3.2.4 Pengambilan Sedimen
Pengambilan sedimen dilakukan pada bagian permukaan. Dimana pengambilan sedimen ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sedimen terhadap perubahan garis pantai. Sedimen diambil pada 4 titik yang mewakili
Lihat berapa tinggi dari kedalaman
Diukur kedalaman pantai menggunakan tide staff dengan cara menarik roll meter dan luruskan pada tide staff
Tarik roll meter dari bibir pantai sampai ke pantai sejauh 30 meter Siapkan tide staff dan roll mater
Analisa hasil
Setiap 10 meter lihat dan lakukan marking pada GPS
Tracking pantai sepanjang 1 kilometer. Tracking pantai pada batas dimana pasir terkena air
setiap daerah. Skema kerja pengambilan sampel sedimen dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Skema kerja pengambilan sampel sedimen 3.2.5 Skema Pengolahan Data Numerik
Setelah melakukan pengambilan data langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel. Pengolahan data tersebut meliputi data koordinat, tinggi gelombang, arah angin, dan kedalaman dimana gelombang pecah. Adapun pengelolaan data numerik dapat dilihat pada Gambar 7.
Dilakukan analisa hasil
Masukan sedimen tersebut ke plastik yang sudah siapkan
Ambil sedimen dengan menggunakan sekop kecil, pengambilan sedimen cukup pada permukaan pantai saja
Gambar 7. Skema kerja pengolahan data numerik Analisa grafik
Buat grafik dari tabel prediksi 10, 20, 30 tahun.
Buat prediksi perubahan garis pantai 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun Masukkan nilai α0, ∆x, ∆t, Hb, dB.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kondisi Pantai Pasir Putih Situbondo
Pantai Pasir Putih Situbondo yang terletak di Dusun Kembangsambi, Desa Pasir Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Gambar 8). Pantai Pasir Putih ini termasuk salah satu pantai yang landai dengan garis kemiringan pantai tidak terlalu curam. Pantai Pasir Putih yang merupakan salah satu dari pantai yang berada di utara Pulau Jawa memiliki ombak yang relatif tenang dan kecil, hal ini dibuktikan ketika pengukuran gelombang, puncak gelombang berada pada titik 0,61 meter. Sedimen pada pantai ini umumnya pasir sehingga pantai ini dikategorikan sand beach.
Gambar 8. Pantai Pasir Putih, Situbondo
gelombang hanya dilakukan pada stasiun 1. Deskripsi lengkapnya pada setiap stasiun dijabarkan pada penjelasan dibawah:
a. Stasiun 1
Stasiun 1 merupakan stasiun pengambilan data kemiringan, data gelombang dan sedimen. Kondisi perairan di stasiun 1 cukup jernih dengan gelombang yang sangat tenang, dimana jenis sedimen yang ditemukan adalah lempung (Gambar 9 dan 10). Pengambilan sedimen dilakukan pada bibir pantai, sedangkan data gelombang dan data kemiringan diambil pada jarak 30 meter dari bibir pantai. Pengambilan data di stasiun 1 dilakukan pada puku 06.46 WIB.
Gambar 9. Sedimen di Stasiun 1
Gambar 10. Stasiun 1
b. Stasiun 2
gelombang di stasiun kedua sangat tenang, dimana jenis sedimen yang ditemukan adalah lempung (Gambar 11 dan 12). Pengambilan data di stasiun 1 dilakukan pada puku 08.05 WIB.
Gambar 11. Sedimen di Stasiun 2
Gambar 12. Stasiun 2 c. Stasiun 3
Gambar 13. Sedimen di Stasiun 3
Gambar 14. Stasiun 3 d. Stasiun 4
Gambar 15. Sedimen di Stasiun 4
Gambar 16. Stasiun 4 4.1.2 Kondisi Gelombang
Pengukuran gelombang dilakukan sebanyak 1 kali dengan menggunakan tide staff. Pengukuran gelombang yang dilakukan meliputi puncak gelombang, lembah gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang, dan arah datang gelombang. Pengukuran gelombang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tabel Pengukuran Gelombang di Pantai Pasir Putih Puncak
Gelombang
Lembah Gelombang
Tinggi Gelombang
Periode Gelombang
Arah datang gelombang
0,61 m 0,4 m 0,21 m 3 detik 305 derajat
energi dari angin ke permukaan laut atau pada saat tertentu yang disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang dapat merambat ke segala arah membawa energi, kemudian dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, gelombang perairan di perairan Pantai Pasir Putih mempunyai kisaran tinggi gelombang yang relatif kecil, sebesar 0,21 m. Gelombang yang relatif kecil ini mengakibatkan sedimen yang ada di perairan akan dipindahkan oleh tenaga gelombang dengan rentang jarak yang tidak terlalu panjang. Sudut datang gelombang sebesar 3050
mempengaruhi pola arus sepanjang pantai yang memungkinkan sedimen berpindah sepanjang pantai dan akan terendapkan pada daerah dimana kecepatan arusnya tidak memungkinkan lagi untuk memindahkan sedimen.
4.1.3 Kemiringan Pantai
Pengukuran kemiringan pantai dilakukan diempat titik stasiun. Dimana pengukuran dilakukan pada jarak 30 meter dari bibir pantai. Hasil pengukuran kemiringan pantai dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tabel Pengukuran Kemiringan Pantai Pasir Putih Situbondo Stasiu
n Jarak (m) Kedalaman (m)
Kemiringan (m)
Rasio Kemiringan
1 30 0,55 30,0054 1:54,545
2 30 0,54 30,0049 1:55,555
3 30 0,59 30,0058 1:50,847
4 30 0,76 30,0096 1:39,474
Rata-rata 0,61 30,006425 1:50,10525
Rata-rata kemiringan Pantai Pasir Putih sebesar 30,006425 m, dimana rasio kedalaman menunjukkan setiap jarak 50,105 meter dari garis surut terendah memiliki kedalaman 1 meter sehingga pantai Pasir Putih termasuk kedalam pantai dengan kemiringan yang landai. Kelandaian pantai Pasir Putih ini dimungkinkan karena pantai utara banyak terdapat muara sungai yang bermuara, menyebabkan tingginya sedimentasi sehingga terjadi pendangkalan.
aktifitas manusia baik yang terjadi pada saat sekarang maupun pada masa lampau. Dari satu sisi penambahan garis pantai oleh faktor sedimentasi akan sangat menguntungkan, akan tetapi material sedimen yang terbawa oleh faktor oseanografi bukan hanya material pasir tetapi juga material lain seperti sampah baik yang berasal dari laut maupun darat.
4.1.4 Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Menggunakan Software Google Earth
Gambar 19. Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009, 2013, 2015
Pada tahun 2009 – 2013 dibagian timur terdapat penambahan daratan yang diindikasi karena adanya proses sedimentasi yang mempengaruhi terjadinya akresi. Kondisi ini didukung dengan kemiringan pantai yang landai dimana transport sedimen menjadi sangat mudah apabila terjadi gelombang. Pada tahun 2013 hingga 2015 terjadi pengurangan daratan (erosi) pada daerah yang sama. Diperkirakan terjadinya erosi pada tahun tersebut karena transport sedimen yang terjadi tidak merata, dimana penumpukan sedimen terjadi pada bagian barat pantai, karena arah angin yang datang berasal dari barat laut ke arah tenggara.Perubahan garis pantai Pasir Putih Situbondo bisa diakibatkan oleh pola arus disepanjang pantai, dimana pola pergerakannya sejajar dengan pantai dan pasang surut yang terjadi.
Perubahan garis pantai di pantai utara pada umumnya dapat dibedakan menjadi perubahan yang positif dan negatif. Perubahan positif yaitu apabila proses sedimentasi terjadi pada kawasan pantai tersebut. Jadi pada kawasan pantai yang mengalami perubahan positif, garis pantai akan mengalami perubahan ke arah laut. Sedangkan perubahan negatif apabila terjadi proses abrasi pada kawasan pantai, sehingga garis pantai akan mundur ke arah daratan.
4.1.5 Prediksi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Perhitungan Numerik Prediksi untuk perubahan garis pantai yang berdasarkan model numerik dapat dilihat pada Gambar 19, dimana garis biru menunjukkan garis pantai pada tahun 2015 dan garis merah menunjukkan prediksi garis pantai pada tahun 2025. Dari perhitungan numerik 10 tahun, didapatkan nilai rata-rata erosi di Pantai Pasir Putih Situbondo adalah sebesar 15,980 m, dengan nilai maksimal erosi sebesar 16,266 m dan nilai minimal sedimentasi sebesar 4,596 m.
-856800 -856700 -856600 -856500 -856400 -856300 -856200 -856100 -856000 -855900
Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 10 Tahun
Garis Pan-tai Awal
Gambar 20. Prediksi perubahan garis pantai pada tahun 2050 di Pantai Pasir Putih Situbondo
Pada Gambar 21 dapat dilihat grafik prediksi perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih pada tahun 2035. Dapat dilihat terdapat perubahan garis pantai yang ditandai dengan garis merah dan biru. Garis merah menunjukkan perubahan garis pantai pada 20 tahun kedepan yaitu tahun 2035, dan garis biru menunjukkan garis pantai pada tahun 2015. Dari perhitungan numerik 20 tahun, didapatkan nilai rata-rata erosi di Pantai Pasir Putih Situbondo adalah sebesar 31,960 m, dengan nilai maksimal erosi sebesar 32,532 m dan nilai minimal sedimentasi sebesar 9,192 m. Nilai ini lebih besar 2 kali lipat jika dibandingkan dengan prediksi pada 10 tahun yang akan datang.
-856800 -856700 -856600 -856500 -856400 -856300 -856200 -856100 -856000 -855900 -855800
Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 20 Tahun
Garis Pantai Awal Garis Pantai 20 Tahun
Gambar 21. Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 20 Tahun
Pada Gambar 22 merupakan prediksi perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo 30 tahun kedepan. Dapat dilihat terdapat perubahan garis pantai yang ditandai dengan garis merah dan biru. Garis merah menunjukkan perubahan garis pantai pada 30 tahun kedepan yaitu tahun 2045, dan garis biru menunjukkan perubahan garis pantai pada tahun 2015. Dari perhitungan numerik 30 tahun, didapatkan nilai rata-rata erosi di Pantai Pasir Putih Situbondo adalah sebesar 47,940 m, dengan nilai maksimal erosi sebesar 48,789 m dan nilai minimal sedimentasi sebesar 13,787 m.
-856800 -856700 -856600 -856500 -856400 -856300 -856200 -856100 -856000 -855900 -855800
Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 30 Tahun
Garis Pantai Awal
Gambar 22. Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 30 Tahun
0 40
80 120 160 200 240 280 320 360 400 440 480 520 560 600 640 -856800
-856700 -856600 -856500 -856400 -856300 -856200 -856100 -856000 -855900 -855800
Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo
Garis Pantai Awal Garis Pantai 10 Tahun
Garis Pantai 20 Tahun
Gambar 23. Prediksi Numerik Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo
Penambahan daratan yang terjadi di pantai utara terjadi karena tingginya proses sedimentasi, dimana proses sedimentasi ini terjadi karena banyaknya sungai yang bermuara ke pantai utara. Jika dilihat dari sedimen yang ditemukan, secara keseluruhan Pantai Pasir Putih Situbondo memiliki jenis sedimen pasir dan sedikit lumpur karena adanya proses sedimentasi. Apabila dilihat dari karakteristik gelombang dan pasang surut, Pantai Pasir Putih Situbondo memiliki gelombang dan arus yang tenang sehingga penyebaran sedimen dari sungai tidak begitu besar dan merata.
(retogradasi). Biasanya munculnya lahan-lahan baru di areal ini akan
dimanfaatkan penduduk untuk berbagai kegiatan (Parman, 2010
).
4.1.6 Analisis Hasil Perbandingan Peta Google Earth dan Analisis Numerik Dari hasil analisis menggunakan Google Earth dan prediksi Numerik bahwa pantai Pasir Putih Situbondo mengalami penambahan daratan pada tahun 2009 hingga 2015 terutama pada bagian barat pantai, sedangkan pada 30 tahun yang akan datang pantai Pasir Putih Situbondo mengalami penambahan daratan di sepanjang pantai. Penambahan daratan yang terjadi dimasa lampau hanya signifikan di bagian barat dengan luasan tidak begitu besar, sedangkan di 30 tahun yang akan datang penambahan daratan terjadi signifikan di sepanjang Pantai Pasir Putih Situbondo. Kemunduran garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo diprediksi karena tingginya sedimentasi yang berasal dari sungai yang bermuara ke laut.
Menurut Parman (2010), proses sedimentasi yang berlangsung di daerah pantai yang cukup besar dapat menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang cenderung semakin ke arah laut (retogradasi). Biasanya munculnya lahan-lahan baru dan akan dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai kegiatan.
4.2 Rekomendasi Bangunan Pantai
Pantai Pasir Putih Situbondo merupakan salah satu pantai wisata yang sering menjadi tujuan kunjungan masyarakat sekitar maupun luar kota. Pantai ini memiliki arus dan gelombang yang tidak terlalu besar, sehingga tergolong aman menjadi tujuan wisata bahari. Karena memiliki perairan yang tenang ditambah pantai ini terdapat banyak muara sungai, pantai ini memiliki ancaman sedimentasi. Dari hasil prediksi menggunakan Google Earth dan prediksi numerik secara keseluruhan pantai ini mengalami penambahan daratan yang diprediksi karena proses sedimentasi. Pembangunan pelindung pantai menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak sedimentasi yang terus berkelanjutan. Bangunan pantai yang paling baik dan efektif untuk wilayah Pantai Pasir Putih Situbondo adalah dengan pembangunan “Groin” dan Jetty.
dibentuk tersebut. Pembangunan jenis groin yang paling efektif adalah pembangunan jenis T-Head Groin. Selain groin pembangunan Jetty menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi laju sedimentasi yang berasal dJettyari muara sungai. Pembangunan Jetty ini diletakkan di muara sungai dengan tingkat angkutan sedimen dari daratan sangat tinggi. Pembangunan Jetty dilakukan untuk mengurangi tingkat sedimentasi dari muara sungai.
Apabila dilihat dari struktur gelombang dimana gelombang yang datang berasal dari barat laut ke arah tenggara yang mengangkut sedimen dan terjadi penumpukan sedimen di pantai bagian barat. Pembangunan groin di Pantai Pasir Putih Situbondo ini bertujuan untuk mengubah laju angkutan sedimen yang sejajar dengan pantai.
Groin/groyne adalah struktur hidrolik kaku yang dibangun dari pantai (dalamrekayasa pantai) atau dari ambang sungai yang menahan aliran air danmembatasi pergerakan sedimen. Groin bekerja dengan menahan gerakan dari sedimen yang dibawa oleh arus.Arus ini adalah arus sejajar pantai yang diakibatkan oleh gelombang laut yangdatang tidak sejajar pantai. Gelombang yang datang tidak tegak lurus pantaiterpecah menjadi dua bagian, yaitu gelombang tegak lurus dan gelobangsejajar pantai. Gelombang yang menghantam pantai datang dengan sudut beragam dan tidakselalu tegak lurus dengan garis pantai. Keuntungan dari pembangunan groin tersebut adalah, dapat membuat pantai meluas yang bagus untuk perairan, dan memperangkap pasir dan material lain sehingga mencegah erosikarang. Berdasarkan Metode Pembangunannya, Groin dapat dibagi menjadi dua, yaituGroin Permeable dan Groin Impermeable Groin dapat bersifat Permeable (air masih bisa menembusnya) tetapi dengankecepatan yang direduksi maupun bersifat Impermeable yang menahan danmembelokan arus (Nurhadi, 2012).
4.3 Kendala
Kendala yang dialami selama praktikum mata kuliah Proses Pantai hingga penyusunan laporan adalah:
1. Pada saat di lapangan dimana pengukuran gelombang yang tidak maksimal karena breaker zone di Pantai Pasir Putih Situbondo jauh dari bibir pantai.
2. Tidak adanya pendamping asisten di lapangan membuat praktikan sedikit kesulitan dalam pengukuran yang dilakukan.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum Proses Pantai yang dilakukan di Pantai Pasir Putih Situbondo dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Secara keseluruhan 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun kedepan Pantai Pasir Putih Situbondo mengalami kemunduran garis pantai ke arah laut, sehingga terjadi penambahan daratan. Pada prediksi tahun 2009, 2013 hingga 2015 secara keseluruhan pantai mengalami penambahan daratan pada bagian barat. Pada tahun 2009 hingga 2013 pada bagian tengah hingga timur pantai mengalami penambahan daratan kemudian mengalami kemunduran ke arah daratan pada tahun 2015.
2. Dari hasil prediksi menggunakan Google Earth dan prediksi numerik secara keseluruhan pantai ini mengalami penambahan daratan yang diprediksi karena proses sedimentasi, kelandaian pantai, gelombang, arus dan arah angin. Proses sedimentasi karena banyak terdapat muara sungai yang bermuara, menyebabkan tingginya sedimentasi sehingga terjadi pendangkalan.
3. Rekomendasi bangunan pantai untuk Pantai Pasir Putih Situbondo adalah Groin dan Jetty.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari kegiatan praktikum Proses Pantai adalah:
a. Diakan penelitian lebih lanjut mengenai perubahan garis pantai dan faktor penyebabnya untuk monitoring wilayah pantai Pasir Putih.
b. Adanya pengawasan atau pengendalian secara temporal yang tentunya lebih ketat terhadap pemanfaatan ruang yang ada mengingat pantai ini termasuk ke dalam pantai wisata yang dipadati wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Soni Senjaya., IG. B.Sila Dharma., Ketut Saputra. 2015. Evolusi Perubahan Garis Pantai Setelah Pemasangan Bangunan Pantai. Jurnal Spektran Vol. 3 No 1, Januari 2015.
Hidayat Nur.2006. Konstruksi Bangunan Laut Dan Pantai Sebagai Alternatif Perlindungan Daerah Pantai. Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Februari 2006: 10 – 16
Hidayat, Nur. 2015. Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai. Jurnal Vol 3 No 2.
Hutabarat, sahala. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. UI-Press.
Istiono, Feri dan Teguh Hariyanto. 2009. Evaluasi Perubahan Garis Pantai Dan Tutupan Lahan KawasanPesisir Dengan Data Penginderaan Jauh(Studi Kasus: Kawasan Pesisir Pasuruan, Probolinggo, danan Situbondo). Surabaya: ITS.
Kurniawan, Roni. M. Najib Habibie. Suratno. 2011. Variasi Bulanan Gelombang Laut Di Indonesia. Jakarta : Puslitbang BMKG
Lanuru, Mahatma dan Suwarni. 2011. Pengantar Oseanografi. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Lukiyanto, 1996, Studi Laju Sedimentasi di Kawasan Muara Sungai Jeneberang Kotamadya Ujung Pandang, Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.
Manengkey, Hermanto W.K. 2011. Sebaran Ukuran Butiran Sedimen Gisik Sekitar Groin Pantai Kalasey. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. 7 No. 11.
Marzuki, A. 2013. Pantai Pasir Putih Sebagai Lokasi Rukyat Al-Hilal http://eprints.walisongo.ac.id/1026/4/092111082_Bab3.pdf. Diakses pada tanggal 28 November 2015.
Nontji, A., 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nurhadi, Arfah., Syawaluddin Hutahakaean. 2012. Pembentukan Pantai Stabil dengan Struktur T-Head Groin di Pantai Ciwadas Kabupaten Karawang. Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung: Bandung
Parman, Satyanta. 2010. Deteksi Perubahan Garis Pantai Melalui Citra Penginderaan Jauh Di Pantai Utara Semarang Demak. Jurusan Geografi FIS – UNNES. Volume 7 No. 1
Pranoto, Sumbogo. 2007. Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis. Jurnal BerkalaIlmiah Teknik Keairan, Vol. 13, No. 3: Hlm 145 – 154.
Romomohtarto, Kasijan., Sri Juana. 1999. Biologi Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi LIPI: Jakarta
Sadewo, Djati Wicaksono. 2014. Analisa Morfologi Perbedaan Pantai Utara dan Pantai Selatan dengan Menggunakan Sample Pantai Marina dan Pantai Parangtritis. Teknik Geologi Universitas Diponegoro : Semarang.
Sapartini, Lalili. 2007. Bangunan Pemecah Gelombang.
Siswanto, Aries Dwi. 2011. Kajian Sebaran Substrat Sedimen Permukaan Dasar di Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo.
Subagio, Iwenda Bella dan Aunurohim. 2013. Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir Putih Situbondo. Institut Teknologi Surabaya : Surabaya.
Sugianto Denny Nugroho.2009. Kajian Kondisi Hidrodinamika (Pasang Surut, Arus, Dan Gelombang) Di Perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur. Ilmu Kelautan. Juni 2009. vol. 14 (2) : 66-75.
Sutikno, 1993. Karakteristik Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia. DIKLAT PU WIL III. Dirjen Pengairan Pepartemen PU. Yogyakarta. 51 Hal.
Syahrir, Eka Wahyuni., Sakka., Samsu Arif. 2013. Analisis Kerentanan Pantai di KabupatenTakalar. Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin. Makasar.
Tarigan, M. Salam. 2007. Perubahan Garis Pantai di Wilayah Pesisir Perairan Cisadane, Provinsi Banten. Jurnal Makara Sains, Vol. 11, No. 1, Hal. 49-55
Toer,Pramoedya Ananta. 2012.Pantai Pasir Putih. Jakarta: Lentera Dipantara, 2012: hlm. 127.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Koordinat Pantai Pasir Putih Jar
ak Latitude (S) Longitude E (degree)Latitude S
4.5" 113°49'33.9" 7,695694 -444
113,8260
833 856700,0 -969
1267134 7,25
20 07°41'4
4.3" 113°49'33.7" 7,695638 -889
113,8260
278 856693,9 -124
4.1" 113°49'34.3" 7,695583 -333
113,8261
944 856687,7 -278
1267135 9,62
50 07°41'4
3.8 113°49'34.6" -7,6955 113,8262778 856678,4 -51
3.7" 113°49'35.3" 7,695472 -222
113,8264
722 856675,3 -587
1267139 0,54
80 07°41'4
3.5" 113°49'35.5" 7,695416 -667
113,8265
278 856669,1 -742
0 07°41'43.2" 11349'36.1" 7,695333 -333
113,8266
944 856659,8 -973
1267141 5,28
11
0 07°41'42.9" 113°49'36.3" -7,69525 113,82675 856650,6 -205
1267142 1,46
12
0 07°41'42.7" 113°49'36.6" 7,695194 -444
113,8268
333 856644,4 -359
1267143 0,74
13
Jar
0 07°41'42.1" 113°49'36.8" 7,695027 -778
113,8268
889 856625,8 -823
0 07°41'41.6" 113°49'37.2" 7,694888 -889
0 07°41'41.4" 113°49'37.5" 7,694833 -333
113,8270
833 856604,2 -363
0 07°41'41.2" 113°49'38.1" 7,694777 -778
0 07°41'41.0" 113°49'38.4" 7,694722 -222
113,8273
333 856591,8 -672
0 07°41'40.4" 113°49'38.7" 7,694555 -556
113,8274
167 856573,3 -136
1267149 5,68
23
0 07°41'40.1" 113°49'38.9" 7,694472 -222
113,8274
722 856564,0 -367
0 07°41'39.6" 113°49'39.4" 7,694333 -333
113,8276
111 856548,5 -753
1267151 7,32
26
0 07°41'39.3" 113°49'39.5" -7,69425 113,8276389 856539,2 -985
1267152 0,42
27
0 07°41'39.0" 113°49'39.7" 7,694166 -667
113,8276
944 856530,0 -217
1267152 6,6
28
0 07°41'38.7" 113°49'39.8" 7,694083 -333
113,8277
222 856520,7 -448
1267152 9,69
Jar 0 8.7" 9.4" 7,694083
333 111 856520,7448 7,32 30
0 07°41'38.5" 113°49'39.7" 7,694027 -778
113,8276
944 856514,5 -603
1267152 6,6
31
0 07°41'38.2" 113°49'40.0" 7,693944 -444
113,8277
778 856505,2 -834
1267153 5,88
32
0 07°41'37.9" 113°49'40.2" 7,693861 -111
113,8278
333 856496,0 -066
1267154 2,06
33
0 07°41'38.1" 113°49'40.5" 7,693916 -667
113,8279
167 856502,1 -912
1267155 1,34
34
0 07°41'37.7" 113°49'40.6" 7,693805 -556
113,8279
444 856489,8 -221
1267155 4,43
35
0 07°41'37.5" 113°49'40.9" -7,69375 113,8280278 856483,6 -375
1267156 3,71
36
0 07°41'37.2" 113°49'40.9" 7,693666 -667
113,8280
278 856474,3 -607
1267156 3,71
37
0 07°41'37.0" 113°49'40.7" 7,693611 -111
113,8279
722 856468,1 -761
1267155 7,52
38
0 07°41'36.8" 113°49'40.9" 7,693555 -556
113,8280
278 856461,9 -916
0 07°41'36.2" 113°49"41.4" 7,693388 -889
113,8281
667 856443,4 -379
1267157 9,17
41
0 07°41'35.9" 113°49'41.6" 7,693305 -556
113,8282
222 856434,1 -611
0 07°41'35.3" 113°49'42.0" 7,693055 -556
113,8283
333 856406,3 -306
1267159 7,72
44
0 07°41'35.0" 113°49'42.2" 7,693055 -556
113,8283
889 856406,3 -306
Jar
0 07°41'34.7" 113°49'42.4" 7,692972 -222
113,8284
444 856397,0 -537
0 07°41'34.1" 113°49'42.7" 7,692805 -556
113,8285
278 856378,5 -001
1267161 9,37
48
0 07°41'33.8" 113°49'42.8" 7,692722 -222
113,8285
556 856369,2 -232
0 07°41'33.1" 113°49'42.8" 7,692527 -778
113,8285
556 856347,5 -773
1267162 2,46
51
0 07°41'32.7" 113°49'42.9" 7,692416 -667
113,8285
833 856335,2 -082
0 07°41'32.0" 113°49'43.0" 7,692222 -222
113,8286
111 856313,5 -622
1267162 8,65
54
0 07°41'31.7" 113°49'43.2" 7,692138 -889
113,8286
667 856304,2 -854
1267163 4,83
55
0 07°41'31.4" 113°49'43.2" 7,692055 -556
113,8286
667 856295,0 -086
1267163 4,83
56
0 07°41'31.0" 113°49'43.3" 7,691944 -444
113,8286
944 856282,6 -394
1267163 7,92
57
0 07°41'30.8" 113°49'43.6" 7,691888 -889
113,8287
778 856276,4 -549
1267164 7,2
58
0 07°41'30.5" 113°49'43.7" 7,691805 -556
113,8288
056 856267,1 -781
1267165 0,29
59
0 07°41'30.1" 113°49'43.7" 7,691694 -444
113,8288
056 856254,8 -089
1267165 0,29
60
Jar
0 07°41'29.5" 113°49'44.0" 7,691527 -778
113,8288
889 856236,2 -553
0 07°41'28.9" 113°49"44.3" 7,691361 -111
113,8289
722 856217,7 -016
1267166 8,85
64
0 07°41'28.6" 113°49'44,5" 7,691277 -778
113,8290
X (m) Yawal (m)
Lampiran 3. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 10 Tahun
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun X
1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856690,07
10 1
-856700,09 69
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856683,89
20 2
-856693,91 24
-0,31
-1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 15,99 -856677,92
30 3
-856690,82 01
-0,31
-1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 15,99 -856674,83
40 4
-856687,72 78
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856671,46
50 5
-856678,45 1
0,00
-1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 15,29 -856663,16
60 6
-856678,45 1
-0,31
-1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 15,99 -856662,46
70 7
-856675,35 87
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856659,15
80 8 - -0,62
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 15,99 -856647,00
100 10
-856659,89 73
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856643,63
110 11
--0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856634,41
120 12
-856644,43 59
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856628,22
130 13
-856638,25 14
-1,24
-0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856622,00
140 14
--0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856609,67
150 15
-856619,69 77
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856603,43
160 16
-856610,42 09
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856594,21
170 17 - -0,62
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 15,29 -856582,77
190 19
-856598,05 18
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856581,84
200 20
--0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856575,60
210 21
-856582,59 04
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856566,32
220 22
-856573,31 36
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856557,05
230 23
--0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856547,83
240 24
-856557,85 22
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856541,59
250 25
-856548,57 53
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856532,31
260 26 - -0,93
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856513,76
280 28
-856520,74 48
0,00
-1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 15,29 -856505,46
290 29
--0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856504,53
300 30
-856514,56 03
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856498,29
310 31
-856505,28 34
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856489,02
320 32
--0,99 0,14 -0,02 -2,80 4,60 -856491,41
330 33
-856502,19 12
-1,24
-0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856485,94
340 34
-856489,82 21
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856473,61
350 35 - -0,93
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856458,15
370 37
-856468,17 61
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856451,96
380 38
--0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856445,74
390 39
-856449,62 24
-0,62
-1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856433,41
400 40
-856443,43 79
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856427,17
410 41
--0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856417,95
420 42
-856427,97 65
-2,16
-0,88 41,29- -0,66 0,75 -0,07 -9,84 16,13 -856411,85
430 43
-856406,33 06
0,00
-1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 15,29 -856391,04
440 44 - -0,93
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856380,79
460 46
-856387,77 69
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856371,51
470 47
--0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856362,23
480 48
-856369,22 32
-1,24
-0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856352,97
490 49
-856356,85 41
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856340,59
500 50
--0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856331,32
510 51
-856335,20 82
-1,24
-0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856318,95
520 52
-856322,83 91
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856306,57
530 53 - -0,93
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856288,02
550 55
-856295,00 86
-1,24
-0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856278,75
560 56
--0,74 0,68 -0,07 -9,89 16,21 -856266,43
570 57
-856276,45 49
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856260,19
580 58
-856267,17 81
-1,24
-0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 16,26 -856250,92
590 59
--0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856238,54
600 60
-856245,53 21
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856229,27
610 61
-856236,25 53
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856219,99
620 62 - -0,93
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun X
(m) Pias Yawal (m) Tan
i Tan
b
b Sin
b
Cos b P1 (ton
m/s/m (m3Q/hr)s
Y(i) Yakhir (m)
856226,97 84
630 63
-856217,70 16
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856201,44
640 64
-856208,42 48
-0,93
-1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 16,27 -856192,16
650 65
-856199,14 79
-85619,9
1
-0,70
-35,00
Lampiran 4. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 20 Tahun
Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
X
(m) Pias Yawal (m) Tan i Tan b b Sin b Cos b
P1
(ton
m/s/m Qs (m3/hr) Y(i) Yakhir (m)
0 0
-856706,2
815 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856673,86
-10 1
-856700,0
969 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856667,67
-20 2
-856693,9
124 -0,31 -1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 31,98 856661,94
-30 3
-856690,8
201 -0,31 -1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 31,98 856658,84
-40 4
-856687,7
278 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856655,20
-50 5
-856678,4
51 0,00 -1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 30,57 856647,88
-60 6
-856678,4
51 -0,31 -1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 31,98 856646,47
-70 7
-856675,3
587 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856642,94
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
742 47,38 856636,75
90 9
-856662,9
896 -0,31 -1,21 50,32- -0,77 0,64 -0,07 -9,75 31,98 856631,01
-10
0 10
-856659,8
973 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856627,37
-11
0 11
-856650,6
205 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856618,20
-12
0 12
-856644,4
359 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856612,01
-13
0 13
-856638,2
514 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856605,74
-14
0 14
-856625,8
823 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856593,46
-15
0 15
-856619,6
977 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856587,17
-16
0 16
-856610,4
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
363 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856571,81
-18
0 18
-856598,0
518 0,00 -1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 30,57 856567,48
-19
0 19
-856598,0
518 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856565,63
-20
0 20
-856591,8
672 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856559,34
-21
0 21
-856582,5
904 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856550,06
-22
0 22
-856573,3
136 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856540,78
-23
0 23
-856564,0
367 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856531,61
-24
0 24
-856557,8
522 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856525,32
-25 0
25
-856548,5
-0,93 -1,01
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
985 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856506,77
-27
0 27
-856530,0
217 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856497,49
-28
0 28
-856520,7
448 0,00 -1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 30,57 856490,17
-29
0 29
-856520,7
448 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856488,32
-30
0 30
-856514,5
603 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856482,03
-31
0 31
-856505,2
834 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856472,75
-32
0 32
-856496,0
066 0,62 -6,94 81,79- -0,99 0,14 -0,02 -2,80 9,19 856486,81
-33
0 33
-856502,1
912 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856469,68
-34 34 - -0,62 -1,09
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
0 856489,8221
35
0 35
-856483,6
375 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856451,11
-36
0 36
-856474,3
607 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856441,94
-37
0 37
-856468,1
761 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856435,75
-38
0 38
-856461,9
916 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856429,48
-39
0 39
-856449,6
224 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856417,20
-40
0 40
-856443,4
379 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856410,91
-41
0 41
-856434,1
611 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856401,74
-42
0 42
-856427,9
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
306 0,00 -1,43 55,00- -0,82 0,57 -0,06 -9,32 30,57 856375,76
-44
0 44
-856406,3
306 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856373,80
-45
0 45
-856397,0
537 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856364,52
-46
0 46
-856387,7
769 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856355,24
-47
0 47
-856378,5
001 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856345,97
-48
0 48
-856369,2
232 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856336,71
-49
0 49
-856356,8
541 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856324,32
-50
0 50
-856347,5
773 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856315,07
-51 0
51
-856335,2
-1,24 -0,96
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
391 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856290,31
-53
0 53
-856313,5
622 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856281,03
-54
0 54
-856304,2
854 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856271,75
-55
0 55
-856295,0
086 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856262,50
-56
0 56
-856282,6
394 -0,62 -1,09 47,38- -0,74 0,68 -0,07 -9,89 32,42 856250,22
-57
0 57
-856276,4
549 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856243,92
-58
0 58
-856267,1
781 -1,24 -0,96 43,93- -0,69 0,72 -0,07 -9,92 32,51 856234,67
-59
0 59
-856254,8
089 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856222,28
-60 60 - -0,93 -1,01
-Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
X
(m) Pias Yawal (m) Tan i Tan b b Sin b Cos b
P1
(ton
m/s/m Qs (m3/hr) Y(i) Yakhir (m)
0 856245,5321
61
0 61
-856236,2
553 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856203,72
-62
0 62
-856226,9
784 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856194,45
-63
0 63
-856217,7
016 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856185,17
-64
0 64
-856208,4
248 -0,93 -1,01 45,38- -0,71 0,70 -0,07 -9,92 32,53 856175,89
-65
0 65
-856199,1 479
-85619,9
-Lampiran 5.Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 30 Tahun
Perubahan Garis Pantai Untuk 30 Tahun
X
(m) Pias Yawal (m) Tan i Tan b b Sin b Cos b
P1
(ton
m/s/m (m3Q/hr)s Y
(i) Yakhir (m)
0 0
-856706,28
15 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856657,65
-10 1
-856700,09
69 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856651,46
-20 2
-856693,91
24 -0,31 -1,21 -50,32 -0,77 0,64 -0,07 -9,75 47,96 856645,95
-30 3
-856690,82
01 -0,31 -1,21 -50,32 -0,77 0,64 -0,07 -9,75 47,96 856642,86
-40 4
-856687,72
78 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856638,93
-50 5
-856678,45
1 0,00 -1,43 -55,00 -0,82 0,57 -0,06 -9,32 45,86 856632,59
-60 6
-856678,45
1 -0,31 -1,21 -50,32 -0,77 0,64 -0,07 -9,75 47,96 856630,49
-70 7
-856675,35
-Perubahan Garis Pantai Untuk 30 Tahun
42 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856620,54
-90 9
-856662,98
96 -0,31 -1,21 -50,32 -0,77 0,64 -0,07 -9,75 47,96 856615,02
-10
0 10
-856659,89
73 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856611,10
-11
0 11
-856650,62
05 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856601,99
-12
0 12
-856644,43
59 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856595,80
-13
0 13
-856638,25
14 -1,24 -0,96 -43,93 -0,69 0,72 -0,07 -9,92 48,77 856589,48
-14
0 14
-856625,88
23 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856577,25
-15
0 15
-856619,69
77 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856570,90
Perubahan Garis Pantai Untuk 30 Tahun
63 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856555,60
-18
0 18
-856598,05
18 0,00 -1,43 -55,00 -0,82 0,57 -0,06 -9,32 45,86 856552,19
-19
0 19
-856598,05
18 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856549,42
-20
0 20
-856591,86
72 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856543,07
-21
0 21
-856582,59
04 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856533,79
-22
0 22
-856573,31
36 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856524,52
-23
0 23
-856564,03
67 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856515,40
-24
0 24
-856557,85
22 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856509,05
-25 25 - -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80
Perubahan Garis Pantai Untuk 30 Tahun
0 856548,5753
26
0 26
-856539,29
85 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856490,50
-27
0 27
-856530,02
17 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856481,22
-28
0 28
-856520,74
48 0,00 -1,43 -55,00 -0,82 0,57 -0,06 -9,32 45,86 856474,89
-29
0 29
-856520,74
48 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856472,11
-30
0 30
-856514,56
03 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856465,76
-31
0 31
-856505,28
34 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856456,49
-32
0 32
-856496,00
66 0,62 -6,94 -81,79 -0,99 0,14 -0,02 -2,80 13,79 856482,22
-33
0 33
-856502,19
-Perubahan Garis Pantai Untuk 30 Tahun
21 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856441,19
-35
0 35
-856483,63
75 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856434,84
-36
0 36
-856474,36
07 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856425,73
-37
0 37
-856468,17
61 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856419,54
-38
0 38
-856461,99
16 -1,24 -0,96 -43,93 -0,69 0,72 -0,07 -9,92 48,77 856413,22
-39
0 39
-856449,62
24 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856400,99
-40
0 40
-856443,43
79 -0,93 -1,01 -45,38 -0,71 0,70 -0,07 -9,92 48,80 856394,64
-41
0 41
-856434,16
11 -0,62 -1,09 -47,38 -0,74 0,68 -0,07 -9,89 48,63 856385,53