• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Sektor Publik bab 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Akuntansi Sektor Publik bab 10"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Ringkasan Materi BAB 10

PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Disusun oleh :

Anggia Ayu

1214190250

Annisa El Fajrin

1214190244

Gebby Fista

1214190215

(2)

Rafika Nasva Dila

1214190254

FE Akuntansi S1

AB.604 / Selasa, 12.50-15.20

Tinjauan BAB 10

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja,dan arus kas suatu entitas yang berguna bagi

sejumlah besar pemakai untuk membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai oleh suatu entitas dalam aktivitasnya guna mencapai tujuan.

Topic utama Bab ini meliputi teori pelaporan dalam sector public yang meliputi laporan keuangan di organisasi sector public,analisi laporan sector public,bentuk-bentuk laporan keuangan sector public,system pelaporan keuangan sector public,siklus akuntansi keuangan sector public,teknik pelaporan keuangan sector public dan unsure-unsurnya dinegara-negara lain.

10.1 TEORI PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK

Dalam organisasi sector public ada dua jenis laporan yaitu Pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan Kinerja merupakan refleksi

kewaajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggujawabkan.

Entitas yang berkewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sector public adalah pemerintahan pusat,pemerintah daerah,unit kerja

pemerintah,unit pelaksanaan teknis,LSM,partai politik dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

10.1.1 Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik

Laporan keuangan sector public merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai

(3)

posisi keuangan,kinerja dan arus jas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai.

Secara spesifik tujuan khusus pelaporan keuangan sector public adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang yang dipercaya dengan cara:

a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya,alokasi,dan penggunaan sumber daya keuangan.

b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi

kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan serta komitmennya.

d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi

e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas manyangkut biaya jasa,efiensi,dan pencapaian tujuan.

10.1.2 Jenias Laporan Keuangan Sektor Publik

Jenis laporan keuangan sector public yang minimal dan terintegrasi,meliputi:

a. Laporan Posisi Keuangan. b. Laporan Kinerj Keuangan.

c. Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto. d. Laporan Arus Kas.

e. Kebijakan Akuntansi dan Catatan atau Laporan Keuangan.

Komponen-komponen laporan keuangan diatas merupakan pedomana dalam pembuatan laporan keuangan sector public.

Laporan realisasi anggaran menyajikan realisasi pendapatan,belanja,dan pembiayaan yang diperbandingkan dengan apa yang telah dianggarkan dan dengn realisasi periode sebelumnya.Neraca menyajikan asset,utang,dan ekuitas dana yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya.

(4)

Berbagai persyaratan pelaporan keuangan organisasi sector public di Indonesia,meliputi:

Pertama: pelaporan akuntansi harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan

Kedua: penyediaan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomidan alokasinya .

Ketiga:penyuguhan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan serta hasil yang dicapai.

Keempat:pemasokan informasi membiayai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

Kelima:penyediaan informasi berkaitan dengan sumber penerimaannya,baik jangka pendek maupun panjang.

Keenam:pemberian informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Ketujuh:pengembangan system dan standar akutansi diorganisasi sector public berdasarkan system pencatatan double entry dengan basis akrual.

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan,atau disebut juga dengan neraca atau laporan aktiva dan kewajiban,adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva,utang,dan modal pemilik selama suatu periode tertentu. Secara minimum,laporan posisi keuangan harus memasukan pos-pos yang menyajikan jumlah:

a. Properti,pabrik dan peralatan b. Aktiva tidak berwujud

c. Aktiva keuangan(selain butir (d),(f) dan (h)

d. Investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas e. Persediaan

f. Pemulihan transaksi nonpertukaran,termasuk pajak dan transfer g. Piutang dari transaksi pertukaran

h. Kas dan setara kas

i. Utang pajak dan transfer

j. Utang karena transaksi pertukaran k. Cadangan

(5)

l. Kewajiban tidak lancer m. Partisipasi minoritas n. Aktiva/ekuitas neto/.

Laporan Kinerja Keuangan(Laporan Surplus-Defsit)

Laporan Kinerja keuangan atau disebut juga dengan Laopran Pendapatan dan Biaya,Laporan Surplus-Rugi,Laporan Operasi,Laporan Surplus-Defisit atau Laporan Laba Rugi,adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama atau satu periode tertentu.

Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut:

a. Pendapatan dari aktivitas operasi

b. Surplus atau deficit dari aktivitas operasi c. Biaya keuangan(pinjaman)

d. Surplus atau deficit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode ekuitas

e. Suplus atau deficit dari aktivitas biasa f. Pos-pos luar biasa

g. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defirsit neto h. Surplus atau deficit neto untuk periode.

Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto

Laporan perubahan aktiva menggambarkan kenaikan atau penurunan

kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapakan dalam laporan keuangan. Perubahan aktiva secara

keseluruhan menyajikan total surplus/deficit neto selama suatu periode.

Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto ini meliputi:

a. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi keada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

b. Saldo akumulasi surplus dan deficit pada awal periode ,pada tanggal pelaporan,dan penggerakan selama periode.

(6)

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan

pengeluaran kas selama satu periode tertentu.penerimaan dan pengeluaran kas dikalrifikasikan menurut kegiatanoperasi,kegiatan pembiayaan dan kegiatan investasi. Informasi arus kas sangat bermanfaat I pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi kemampuan entitas.

Catatan atas Laporan Sektor Publik

Catatan atas laporan keuangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuanganyang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.bertujuan untuk menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan entitas public harus mencakup hal-hal berikut:

(1) Kebijakan Fiskal/Keuangan ,Ekonomi Makro,Pencapaian Target Undang-Undang APBN/Perda APBD

(2) Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan (3) Kebijakan Akuntansi

(4) Penjelasan tentang perkiraan realisasi anggaran,neraca,dan laporan arus kas

A. Laporan Realisasi anggaran 1. Pendapatan

2. Investasi jangka panjang 3. Asset tetap

4. Asset lainnya

5. Kewajiban jangka pendek 6. Kewajiban jangka panjang 7. Ekuitas dana lancer

8. Ekuitas dana investasi C. Laporan arus kas

1. Arus kas dari akivitas operasi

(7)

2. Arus kas dari aktivitas investasi asset nonkeuangan 3. Arus kas dari aktivitas pembiayaan

4. Arus kas dari aktivitas nonanggaran

(5) Pengungkapan lainnya

Pengungkapan ini berisi hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:

a. Penggantian menejemen pemerintahan selama tahun berjalan b. Kesalahan menejemen terdahulu yang telah dikorelasi oleh

menejemen baru c. Kontijensi

d. Komitmen

e. Penggabungan atau pemekaranentitas tahun berjalan f. Kejadian yang mempunyai dampak social

g. Kejadian penting setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara signifikan terhadap akun yang disajikan dalam neraca.

10.1.3 Contoh Analisis Keuangan Publik

Analisis keuangan public yang dapat dimunculkan dari informasi laporan keuangan meliputi

a. Laporan kinerja keuangan (neraca)

b. Laporan keuangan kinerja (surplus-defisit) c. Laporan arus kas

Selain itu,pengukuran kinerja perekonomian dapat dikembangkan dalam wujud indicator seperti:

a. Indicator pertumbuhan ekonomi b. Indicator structural

c. Indicator social

10.1.4 bentuk-bentuk laporan keuangan sector public

Table 10.5 contoh Laporan arus kas menurut metode langsung pada organisasi sector public untuk tahun yang berakhir 31 desember 20x8 :

ENTITAS SEKTOR PUBLIK LAPORAN ARUS KAS

untuk tahun yang berakhir 31 desember 20x8 (dalam ribuan rupiah)

(8)

Arus kas dari aktivitas operasi

penerimaan

Perpajakan XXX

Penjualan barang dan jasa XXX

Hibah XXX

Arus kas neto dari aktivitas

operasi Rp XXX

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian peralatan (XXX)

Hasil penjualan peralatan XXX

Hasil penjualan investasi XXX

Pembelian sekuritas mata uang asing (XXX)

Arus kas neto dari aktivitas

investasi (XXX)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

Penerimaan dari pinjaman XXX

Pembayaran kembali pinjaman (XXX) Distribusi/dividen dari BUMD XXX

ARUS KAS NETO dari aktivitas

pembiayaan RP XXX

Kenaikan/(penurunan)neto kas

atau setara kas XXX Kas dan setara kas awal periode XXX

Kas dan setara kas akhir periode RP XXX

10.2 SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari dasar kas (cash base), dasar akrual (accrual base), dan akuntansi dana (fund accounting).

10.2.1 Dasar Kas (Cash Base)

Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas.

Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang

(9)

aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalahn perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada hutang. Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak

memperhatikan pencatatan, dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak ada gambaran

tentang penutupan saham/closing stock fgure).

Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis, namun

sebagai tambahan atas laporan pendapatan dan laporan posisi keuangan. Ada satu buku yang sangat penting dan berharga mengenai akuntansi arus kas bagi dunia usaha (Lee 1984), yang menyatakan bahwa laporan akuntansi akrual tradisional terlalu subjektif dan menyembunyikan informasi penting tentang kinerja organisasi.

Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba, misalnya akun penerimaan dan pembayaran yang sederhana dari suatu kegiatan derma kecil dan yang terpenting.

Terutama dalam jumlah uang yang digunakan, adalah akun kas pemerintah.

Suatu organisasi memiliki serangkaian transaksi pembelian yang di awali dengan pesanan dan diakhiri dengan pembayaran kas. Secara umum, batas periode akuntansi dipisahkan oleh 2 titik, yaitu awal dan akhir tahun. Dalam kasus ini, pengaruhnya adalah bahwa barang diterima pada periode sebelumnya (faktur) tidak diakui dalam akun hingga periode berikut (kas dibayar). Pada akhir tahun, barang diterima (faktur) barang belum diakui, karena kas belum dibayar sampai tahun berikutnya.

Karena itu muncul 2 kesulitan. Pertama, sulit diterima bahwa biaya listrik yang dipakai selama periode akuntansi tersebut tidak dapat diungkapkan hingga periode berikutnya. Hal itu bisa saja diungkapkan sebagai catatan atas laporan keuangan bahwa kas dibayar pada awal tahun berkaitan dengan biaya listrik untuk kuartal aklhir periode sebelumnya.

Kesulitan kedua, adalah potensi kesengajaan memanipulasi akun untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Sebagai contoh, pembayaran kas dapat ditunda paling lama 24 jam sehingga akun menunjukan catatan rill yang lebih kecil. Apabila hal ini dilakukan oleh banyak bagian, maka potensi manipulasi anggaran bisa terjadi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi berbasis kas mampu

(10)

10.2.2 Dasar Akrual ( Acrual Base )

Definisi konsep akutansi akrual sebagaimana tercamtum pada SSAP2 adalah sebagai berikut

Penerimaan dan biaya bertambah ( diakui karena diperoleh atau

dimasukan bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan ) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan.

Kepastian penerimaan secara hukum sangat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan. Demikian juga kepastian munculnya biaya

ditentukan dengan penerimaan jasa atau barang. Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal yang diinvestasikan. Karna itu, tanah tidak disusutkan dan diungkapkan sebesar nilai aset dikurangi biaya penyusutan.

Penerapan dasar akrual akan mempengaruhi sistem akutansi yang digunakan seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan

Berbagai laporan dalam konsep akrual tidak dibuat secara

seragam.setiap organisasi sektor publik mempunyai daftar laporan yang jumlahnya mungkin berbeda satu dengan yang lain. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan proses kerja antarorganisasi. Namun, juga ada

persamaan dalam proses pelaporan posisi keuangan dan pelaporan operasional di berbagai organisasi. Hal ini disebabkan alur penerimaan dan pembayaran terjadi secara konsisten aantarorganisasi.

Salah satu perbedaan perlakuan akuntansi berbasis akrual terhadap utang jangka panjang. Manfaat laporan posisi keuangan adalah menilai tingkat kesanggupan (dalam hal ini rasio utang terhadap ekuitas) untuk menanggung resiko usaha dimasa depan. Peluang penerimaan dividen ditentukan oleh tingkat pencapaian laba operasi. Selain itu, perbandingan utang dengan laba operasi akan memunculkan kemampuan organisasi untuk melunasi utangnya atau sebaliknya, kemampuan organisasi mengelola utang dalam menghasilkan keuntungan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manfaat dasar akrual ini sangat berarti bagi pengelolaan aset publik.

Penerapan dasar akrual dalam manajemen organisasi sektor publik dapat dilakukan secara berbeda dibandingkan lembaga publik lainnya. Penerapan akuntansi akrual ditanggapi berbeda oleh Governmental Accounting Standards Boards (GASB) di Amerika Serikat. GASB

merekomendasikan penerapan akuntansi yang tidak murni menurut dasar kas maupun akrual. GASB sangat memperhatikan fokus perhitungan akuntansi dan dasar akuntansi.

Sumber keuangan menurut GASB adalah kas, klaim atas kas (seperti jaminan utang dari entitas dan rekening serta pajak yang diterima

(11)

lainnya), klaim atas barang atau jasa (seperti item-item prabayar), barang yang dapat dikonsumsi (seperti suplai persediaan), dan jaminan ekuitas dari entitas lain yang dikendalikan sebagaihasil transaksi sebelumnya.

Definisi sumber keuangan sebelum tahun 1988 sering

diinterpretasikan sebagai pemisahan aset meneter dan nonmoneter. Namun, dengan memasukkan persediaan dalam sember keuangan, pemisahan aset akan menjadi sulit. Segi positifnya adalah fokus perhitungan semakin menajamkan bahwa konsep dasar akrual merupakan satu-satunya alternatif dasar kas.

Keunggulan dan kelemahan Dasar Akrual

Keunggulan dasar akrual dapat dirinci sebagai berikut :

 Pertama, penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi

berhubungan dengan penerimaan dan pemasukannya, yang berarti bahwa dasar akrual memberikan alat ukur atas barang dan jasa yang dikonsumsi, diubah, serta diperoleh. Sementara dasar kas

menyediakan alat ukur atas arus kas masuk dan kas keluar.

 Kedua, dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan. Perubahan pendapatan yang diperoleh menurut dasar akrual dan besarnya biaya historis adalah alat ukur kinerja yang dapat diterima. Semakin besar keuntungan, semakin besar keberhasilannya.

 Ketiga, dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal yang diinvestasikan dalam organisasi publik akan berusaha dipertanahankan.

Kelemahan dasar akrual sebagai berikut :

 Pertama, penentuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang dilakukan oleh individu yang bertugas mencatatnya. Pengaruh subjektivitas individu pencatat transaksi cukup besar.

 Kedua, relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis dan inflasi.

 Ketiga, jika dibandingkan dengan dasar kas, penyesuaian akrual membutuhkan prosedur administrasi yang lebih rumit sehingga biaya administrasinya menjadi lebih mahal.

 Keempat, peluang terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan. Menurut dasar kas, manipulasi akuntansi dilakukan melalui penundaan pembayaran kas, dimana anggaran merupakan satu-satunnya

panduan untuk mengendalikan keuangan.

(12)

Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi disektor publik yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian

anggaran. Di sektor swasta, akuntansi dana tidak begitu populer karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun, bagi sektor publik, dana kas sektor publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengembalian keputusan. Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik, sehingga sistem akuntansi lebih mempreoritaskan pengelolaan dana kas.

Sistem akuntansi dana ini mengakui transaksi organisasi ketika

komitmen sudah disepakati. Ini berarti bahwa bahwa transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau ketika faktur diterima atau

dikeluarkan, namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirimkan atau diterima.

Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar pemikirannya adalah manajer tidak bisa mengendalikan laporan bulanan, dan proses menghasilkan laporan tersebut adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer akan sangat menentukan seberapa besar pencairan dari anggaran yang telat disepakati. Manajer dapat menentukan pesanan dengan faktur yang akan diterimannya.

Permasalahan akuntansi akrual akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan mengalami masalah dengan pengeluaran anggaran dibawah target dalam bulan-bulan tertentu, dimana kekurangan tersebut akan ditutupi pada periode berikutnya. Menurut dasar akrual, seluruh anggaran yang telah dipakai dapat ditandai dengan tambahan pesanan yang

dikirimkan dan faktur yang diterima sebelum pencatatan.

10.3 SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Siklus akuntansi keuangan sektor publik yang terdiri dari tahapan-tahapan pelaporan keuangan sektor publik.

12 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK/KELOMPOK-10

1. Transaksi

6. Penerbitan laporan

dan catatannya 4. Mengelompokkan

dan mengikhtisarkan data yang dicatat

3. Mencatat data transaksi (jurnal) 2. Analisis bukti

(13)

Masing-masing tahapan dalam siklus akuntansi keuangan sektor publik itu akan di jelaskan sebagai berikut:

10.3.1 Transaksi

Pengertian transaksi adalah persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak lain. Dalam hal ini, transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara organisasi sektor publik dan pihak lain. Transaksi-transaksi yang terjadi inilah yang nantinya akan dilaporkan dalam laporan keuangan organisasi.

10.3.2 Analisis Bukti Transaksi

Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi informasi tentang kegiatan transkasi tersebut. Dari bukti transaksi inilah kemudian dianalisis dan digunakan sebagai dasar pencatatan.

10.3.3 Mencatat Data Transaksi

Seperti telah dijelaskan diatas, dari analisis bukti transaksi tersebut akan dilakukan pencatatan atas transaksi yang telah terjadi. Pencatatan data transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

10.3.4 Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (Posting)

(14)

tersebut dikelompokkan sesuai dengan namannya masing-masing. Hal ini yang disebut dengan posting.

10.3.5 Penerbitan Laporan dan Catatannya

Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan ke dalam buku besar dan kemudian, berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah laporan keuangan yang akan disampaikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

10.4 TEKNIK PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan tahapan dalam siklus akuntansi keuangan sektor publik, teknik pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari tiga tahapan berikut :

1. Tahapan Pencatatan

Kegiatan Pengidentifkasian dan Pengukuran dalam Bentuk Bukti Transaksi dan Bukti pencatatan.

Kegiatan Pencatatan Bukti Transaksi dalam Buku Harian atau Jurnal.

Memindahkanbukukan (Posting) dari Jurnal berdasarkan Kelompok atau Jenisnya kedalam Akun Buku Besar.

Buku besar (ledger) adalah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan

(accounts). Akun-akun tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Buku besar terbagi menjadi Buku Besar Umum (General Ledger) dan Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger). Sistem Buku Besar Umum

menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar Umum dan Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik.

Sistem Buku Besar Umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu : a. Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar. b. Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.

c. Menjaga keseimbangan debet dan kredit akun.

d. Mengakomodasi ayat jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.

e. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi.

(15)

Sementara itu fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah : a. Mengumpulkan data transaksi.

b. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi serta akun. c. Memvalidasi transaksi yang terkumpul.

d. Memperbaharuhi akun Buku Besar Umum dan file transaksi. e. Mencatat penyesuaian terhadap akun.

f. Mempersiapkan laporan keuangan.

Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada di Buku Besar Umum. Akun Buku Besar Umum yang rinciannya dicatat dalam buku besar pembantu disebut akun pengendali (controlling

accounts). Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengendali disebut

akun pembantu (subsidiary accounts). Dua buku besar pembantu yang umum adalah Buku Besar Pembantu Kewajiban, (Utang) dan Buku Besar Pembantu Piutang.

Penggunaan buku besar pembantu mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : a. Memudahkan penyusunan laporan keuangan karena buku besar umum

terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit.

b. Ketelitian pembukuan dapat diuji dengan membandingkan saldo akun buku besar umum dengan jumlah saldo dalam buku pembantu.

c. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengerjaan akuntansi.

d. Memungkinkan pembukuan harian atas bukti-bukti pendukung transaksi ke dalam buku pembantu.

e. Bisa segera diketahui jumlah berbagai unsur.

Aturan debet kredit akan digunakan dalam pencatatan transaksi, yaitu aturan yang digunakan untuk mencatat perubahan aktiva, kewajiban,

ekuitas, pendapatan, dan biaya dalam akun bersangkutan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Atau

Buku besar pembantu yang diperlukan untuk masing-masing akun yang ada adalah sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN - BIAYA

(16)

1. Asset

A. Asset lancar

1. Kas dan setara kas

Buku besar pembantu kas tidak perlu dibuat 2. Piutang

Dibuat berdasarkan nama debitor (Pembeli) 3. Persediaan

Dibuat berdasarkan jenis barang seperti bentuk, merek dan fungsi 4. Pembayaran dimuka

Dibuat berdasarkan jenis pembayaran yang dilakukan 5. Investasi

Dibuat berdasarkan jenis investasi yang dimiliki B. Asset tidak lancar

Dibuat sama dengan aturan diatas 1. Piutang tidak lancar

2. Investasi (barang) 3. Asset keungan lainnya

4. Infrastruktur, pabrik, dn peralatan 5. Tanah dan bangunan

6. Asset tidak berwujud

7. Asset Nonkeuangan lainnya 8. Asset Tidak lancar lainnya

2. Kewajiban

A. Kewajiban lancar 1. Utang

Dibuat berdasarkan nama kreditur atau pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya utang

2. Pinjaman jangka pendek 3. Bagian lancar pinjaman 4. Cadangan

5. Tunjangan pegawai 6. Dana pension

7. Kewajiban lancar lainnya B. Kewajiban tidak lancar

1. Utang 2. Pinjaman 3. Penyisihan

4. Tunjangan pegawai 5. Dana pensiun

6. Kewajiban tidak lancar lainnya

(17)

3. Ekuitas

1. Modal yang ditempatkan 2. Cadangan

3. Akumulasi surplus 4. Kepentingan minoritas

4. Pendapatan

Dibuat berdsarkan pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya pendapatan.

Pendapatan dibagi menjadi 2 : Pendapatan Operasi dan Pendapatan Nonoperasi.

5. Biaya

Dibuat berdasarkan pihak-pihak yang menimbulkan adanya biaya tersebut.

Biaya dibagi menjadi 2 : Biaya Operasi dan Biaya Nonoperasi

Tahap Pengikhtisaran

1. Penyusunan Neraca saldo (Trial Balance) berdasarkan akun buku besar Neraca saldo adalah suatu daftar yang memuat nama akun atau rekening beserta jumlah saldonya selama suatu periode tertentu. Nama-nama akun beserta jumlahnya dalam neraca saldo ini diabil dari buku besar. Saldo adalah selisih antara jumah sisi debet dan jumlah sisi kredit.

Langkah-langkah daa penyusunan neraca saldo suatu entitas organisasi sector public dengan menggunakan akun-T adala sebagai berikut:

A. Menjumlahkan kolom debet atau kredit

B. Akun-akun yang memiliki jumlah debet dan jumlah kredit, harus dihitung saldonya

C. Akun-akun yang hanya berisi catatan dari beberapa transaksi pada salh satu sisinya saja

D. Akun-akun yang hanya berisi satu pendebetan atau satu pengkreditan tidak perlu dijumlahkan tetapi saldonya harus ditentukan.

E. Akun hanya berisi padasalah satu sisinya dan hanya terdiri dari satu pendebetan atau satu pengkreditan saja.

2. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian

(18)

bahwa pendapatan dan biaya diakui pada periode yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pengakuan pendapatan dan biaya.

Tujuan dari proses penyesuaian :

A. Setiap akun riil, khususnya akun aktiva dan akun kewajiban menunjukkan jumlah yang sebenernya pada akhir periode.

B. Setiap akun nominal ( akun pendapatan dan akun biaya )menujukkan pendapatan dan biaya yang harus diakui dalam suatu periode

Setelah melakukan penyesuaian, akan dihasilkan neraca saldo setelah penyesuaian.Neraca saldo setelah penyesuaian dapat dikerjakan secara langsung dari buku besar. Dengan menggunakan data yang tercantum pada neraca saldo setelah penyesuaian di kertas kerja/neraca lajur, laporan keuangan dapat disusun dengan data yang akurat.

3. Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur

Neraca lajur adalah s kertas berkolom-kolom ( berlajur-lajur ) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi ketika entitas menyusun laporan keuangan dengan cara sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan bagian dari catatan-catatan akuntansi.

Tujuan pembuatan neraca lajur :

a. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan

b. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian

c. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam membuat ayat jurnal penyesuaian.

Menjumlahkan kolom-kolom surplus/deficit dan kolom-klom posisi keuangan serta memasukkan angka “surplus” atau “defisit” sebagai angka pengimbang kedalam kedua pasang kolom tersebut.

4. Pembuatan ayat jurnal penutup ( closing entires )

Setiap periode akuntansi, saldo akun nominal harus sama dengan nol. Akun nominal tersebut akan menjadi nol dengan menutup akun-akun tersebut pada akhir periode.

5. Pembuatan neraca saldo setelah penutupan

Neraca saldo setelah penutupan merupakan neraca yang berisi daftar akun riil yang dibuat setelah dilakukan penutupan.

Tahap pelaporan

1. Laporan pada unit kerja organisasi

Unit kerja organisasi menggunakan dua metode :

a. Surplus/defisit entitas pengendali yang tidak dipisahkan

(19)

b. Surplus/defisit entitas pengendali yang dipisahkan

Bagi organisasi yang memiliki lebih dari satu unit kerja seperti pemerintahdaerah dalam menyelenggrakan akuntansinya ada dua alternatif :

a. Untuk setiap unit kerjanya pemerintah menyelenggakan akun pendapatan , biaya dan modal kerja

b. Pemerintah daerah hanya menyediakan akun buku besar untuk seuruh unit kerja organisasi , sedangkan masingmasng unit kerja hanya menyelenggarakan akun pembantu

Membuat laporan keuangan konsolidasi 1. Laporan konsolidasi organisasi

Disusun dengan 2 sumber yaitu :

a. Neraca saldo entitas pengendali dan unit kerja organisasinya

b. Laporan keuangan entitas pengendali dan unit kerja organisasinya

Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah :

a. Membuat jurnal eliminasi b. Membuat kertas kerja

c. Membuat laporan keuangan konsolidasi

Membuat jurnal eliminasi

Tujuan membuat jurnal ini adalah untuk menghilangkan saldo semua akun timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit akun timbal balik yang bersaldo debet.

R/K – Entitas pengendali xx

Surplus unit kerja entitas xx

R/K – unit kerja entitas xx

Membuat kertas kerja

Tujuan penyusunan kertas kerja adalah untuk mempermudah dan mempercepat penyusunan laporan keuangan konsolidasi.

(20)

a. Laporan keuangan dari neraca saldo b. Jurnal eliminasi

Prosedur dalam menyusun kertas kerja adalah :

a. Memasukkan angka-angka dari neraca saldo

b. Memasukkan angka-angka dari jurnal eliminasi kedalam akun debet – kredit

c. Menghitung angka-angka yang disajikan

10.5 CONTOH LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR—UNSURNYA DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

 Pemerintah Pusat

Laporan keuangan pemerintah pusat, disajikan sebagai wujud

pertanggung jawaban setiap entitas pelaporan yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan kementerian

negara/lembaga , dan laporan keuangan pemerintah daerah.

Sesuai dengan UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, Laporan keuangan pemerintah terdiri dari, sebagai berikut :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Merupakan gabungan atau konsolidasi dari LRA

Kementerian/Lembaga.

2. Neraca

Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

3. Laporan Arus Kas

Menyajikan informasih tentang kas, yang terkait dengan aktivitas operasi, investasi asset nonkeuangan, dana cadangan, pembiayaan,

(21)

dan transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran serta saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Meliputi penjelasan naratif, atau rincian, dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas.

Pihak yang bertanggung jawab dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat adalah Menteri Keuangan selaku pengelola fiscal, yang akan disampaikan kepada Presiden. Sedangkan yang

bertanggungjawab atas laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.

 Pemerintah Daerah

(22)

 LSM

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

(23)

Laporan keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi

penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan.

Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar akrual, laporan keuangan LSM dapat menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi ini diasumsikan tidak bermaksud atau

berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala pelayanannya.

Laporan keuangan LSM mencakup :

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) 2. Laporan Laba Rugi (Aktivitas) 3. Laporan Arus Kas

 Yayasan

Laporan Keuangan Organisasi Yayasan (Niralaba)

Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terika maupun yang tidak terikat penggunaannya.

Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang

disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.

a. Laporan posisi keuangan

- Klasifikasi aktiva dan kewajiban

(24)

a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo

b) Mengelompokkan aktiva ke dalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang

c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo nya kewajiban, termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan keuangan.

- Klasifikasi aktiva bersih terikat atau tidak terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

b. Laporan Aktivitas

1) Tujuan dan fokus laporan aktivitas

Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih yang tersaji di laporan posisi keuangan.

2) Perubahan kelompok aktiva bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.

3) Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan

(25)

menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau

kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

4) Informasi pendapatan dan beban

Menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, namun pendapatan investasi dapat disajikan secara neto asalkan beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasehat investasi.

5) Informasi pemberian jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi atas beban menurut klasifikasi fungsional.

c. Laporan Arus Kas

- Tujuan utama laporan arus kas adalah mrnyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu periode.

- Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

(26)

a) Aktivitas pembiayaan :

 penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

 penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).

 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

*contoh bentuk laporan arus kas Yayasan

 Partai Politik

(27)

Laporan keuangan partai politik meliputi : laporan posisi

keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas selama suatu periode.

10.6 LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-UNSURNYA DI NEGARA- NEGARA LAIN

A. Jepang

Formasi Laporan Keuangan Pemerintah Jepang yaitu: (1) Laporan neraca public

(2) Laporan biaya-biaya administrasi (Laporan pengeluaran tahun berjalan) (3) Laporan pendukung penerimaan dan perubahan modal pembayar pajak (4) Laporan penerimaan dan pengeluaran kas

Hingga kini,pemerintah Jepang hanya menggunakan laporan

pemerimaan dan pengeluarankas untuk menghitung pengelolaan keuangan. a. Laporan Neraca Publik

 Berdasarkan “Provisional Concept and standart for the Japanese Government balance Sheet”.

The Japanese Government Balance Sheet memberikan tinjauan mengenai keseluruhan posisi fiscal pemerintah atas dasar saham (stock basis) sebagai alat penjelas posisi fiscal pemerintah kepada penduduk jepang.

 Memperbaiki akuntabilitas pemerintah terkait dengan kabijakan.

b. Ruang Lingkup Neraca:

 Seluruh aset dan kewajibanpemerintah adalah subjek dari neraca pemerintah,yakni semua general account dan 310

special account government (termasuk akun internal accounting dan dana juga merupakan subjek).

General account and special accounts dikonsolidasi dan semua kredit serta utang diantara akun-akun tersebut di-ofseta jumlah asset dan kewajiban yang dimiliki pemerintah ditunjukkan. c. Tanggal Neraca

(28)

 Meskipun demikian,tetap ada akun-akun pada periode penyelesaian (settlement periods). Jumlah akun-akun ini menunjukkan penyelesaian pembayaran dan penerimaan kas selama settlement periods.

 Terkaitdengan present value of future pension benefts,karena jumlah yang dievaluasi pada revaluasi actuarial (actuarial revaluation) hanya lima tahun sekali dapat digunakan, maka jumlah yang terakhir yang harus digunakan.

d. Aset

Kas dan deposito,sekuritas,piutang usaha,kenaikan pendapatan,aktiva tidak berwujud.

e. Utang

Utang usaha kenaikan utang,sekuritas jangka pendek yang

dipegang oleh masyarakat,obligasi pemerintah yang dipegang oleh masyarakat.

Laporan biaya administrasi (laporan pengeluaran tahun berjalan):  Biaya operasi

 Peningkatan bonus yang diharapkan yang tidak terpenuhi dengan cadangan

 Peluang

Isi spesifik dari pernyataan ini adalah:

Biaya administrasi pada laporan laba rugi lembaga-lembaga independen,dan pendapatan lain-lain yang berasala dari bantuan yang lebih sedikit ketimbang untuk biaya operasi. Jumlah penyusutan asset telah dihitung berdasarkan prosedur akuntansi yang sesuai untuk penyusutan asset khusus.

Estimasi peningkatan bonus tidak dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi untuk manfaat yang dikembalikan. Peningkatan biaya oportunitas (opportunity cost) dari penggunaan asset pemerintah.

Contoh Laporan Keuangan Sektor Publik Jepang

Laporan Keuangan JOGMEC (Japan Oil,Gas and Metal National Corporation) meliputi:

(29)

 Neraca

 Laporan Laba/Rugi

 Laporan Arus Kas

 Catatan atas Laporan Keuangan B. INDIA

Pelaporan keuangan di India meliputi:  Rekening penerimaan modal

 Rekening pembayaran modal

 Dana Kontinjensi.

 Rekening penerimaan pendapatan.

 Rekening pengeluaran pendapatan.

 Rekening penerimaan public.

 Rekening pembayaran public.

 Penerimaan pembalanjaan Negara bagian.

 Pengeluaran biaya untuk masing-masing departemen.

Sumber :

Referensi

Dokumen terkait

Bahkan sebagian shahabat telah menegaskan bahwa dialah orang yang lebih berhak dengan khalifah di antara Yang enam itu, maka ujarnya: “Demi Allah, daripada aku menerima

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan strategi klasikal baca simak dengan panduan Al-Husna siswa dapat membacakan al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 5-8 dengan baik

PAI Terhadap Minat Menghafal Al-Qur’an Siswa SD Plus Sunan Pandanaran Blitar. Prodi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Penodongan ditujukan kepada orang tertentu, sedang hukum kepada kelas, kelompok, atau golongan tertentu, atau bahkan kepada semua orang yang memenuhi

Interpretasi (penafsiran sumber), dan Historiografi (penulisan sejarah). Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan sosiologi

With sufficiently large datasets with labeled training examples, the Deep Neural Networks are able to train the connection weights so that there is no loss of intelligence and the

Kimia Bahan peledak 29-31 32 - Definisi Handak, Klasifikasi Bandak dan Bahan Pendorong Serta Rangkaian Peledak P. Direktur Pendidikan

Kendala – kendala yang dihadapi Dinas Perindustrian Dan Perdagangan dalm melakukan pengawasan bukan hanya berasal dari internal dinas saja yang berupa kecakapan sumber