• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka Indra Bastian (2009:6) menjelaskan tentang pengertian Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka Indra Bastian (2009:6) menjelaskan tentang pengertian Akuntansi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

Indra Bastian (2009:6) menjelaskan tentang pengertian Akuntansi Sektor Publik adalah sebagai berikut:

Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintahan daerah , BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.

Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”indra bastian(2007 : 1)

Akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang terus menerus berkembang.Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan informasi dari satuan-satuan ekonomi, informasi yang dihasilkan akuntansi sangat berguna bagi pengambilan keputusan diantara berbagai alternative .Perkembangan tersebut telah menempatkan akuntansi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kegiatan ekonomi, baik yang bersifat profit maupun bersifat non profit.Pemerintah sebagai bentuk organisasi non-profit, memerlukan informasi akuntansi untuk menyerahkan persoalan-persoalan akuntansi yang terjadi dalam lingkungan pemerintahannya, namun data yang diperlukan berbeda dengan data yang diperlukan organisasi yang profit.

(2)

Oleh karena adanya perbedaan keperluan itulah, maka akuntansi pemerintahan dibedakan sesuai bidang yang dilayani.Penyelenggaraan akuntansi pemerintah bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan (financial information) mengenai pemerintahan disemua tingkatan dan unit kerja yang ada.

Penjelasan lebih lanjut tentang poin-poin diatas tersebut, akan dijelaskan pada uraian dibawah ini :

1. Lingkungan akuntansi pemerintahan

Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan : 1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan

2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah

3) Adanya pengaruh proses politik

4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah b. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian

1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan politik, target fiskal, dan sebagai alat pengendalian

(3)

3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian

2. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna

Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada :

a. Masyarakat

b.Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa

c.Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman

d. Pemerintah

Kebutuhan informasi berkaitan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.Pemerintah wajib memperhatikan informasi yang tercantum dalam laporan keuangan pemerintah untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

3. Entitas Pelaporan

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap asset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu,

(4)

dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

4. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan serta dasar hukum

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.Adapun tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.

5. Asumsi dasar

karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi a. Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:

(5)

1) Asumsi kemandirian entitas

Asumsi ini menyatakan bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.

2) Asumsi kesinambungan entitas

Asumsi ini diartikan bahwa laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

3) Asumsi keterukuran dalam satuan uang

Keterukuran dalam satuan uang berarti bahwa laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.

b. Karakteristik kualitatif

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki :

(6)

1) Relevan

Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya memiliki umpan balik (feedback value) yang memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu dan memiliki manfaat prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Selain itu juga informasi yang disajikan harus tepat waktu dan lengkap.

2) Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur artinya informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan, dapat diverifikasi atau dengan kata lain informasi dalam laporan keuangan dapat diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh, serta diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu (netralitas).

3) Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

(7)

4) Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

c. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.

Adapun prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah adalah sebagai berikut:

1) Basis akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja,dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran yang berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening kas umum negara/daerah atau entitas pelaporan dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban,dan ekuitas dalam neraca yang berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

(8)

2) Prinsip nilai historis

Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan.Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas. 3) Prinsip realisasi

Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode tersebut 4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan.

5) Prinsip periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.

(9)

6) Prinsip konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama.

7) Prinsip pengungkapan lengkap

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

8) Prinsip penyajian wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

d. Kendala informasi yang relevan dan andal

Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:

a. Materialitas

Adalah suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau salah saji suatu informasi akan mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna yang dibuat atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada hakikat atau besarnya pos atau kesalahan yang dipertimbangkan dari keadaan khusus dimana kekurangan atau salah saji terjadi.

(10)

b. Pertimbangan biaya dan manfaat

Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.

c. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif

Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah.

Akuntansi sektor publik menurut Indra Bastian (2005:5) didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat yang dapat diartikan sebagai berikut :“Mekanisme teknis dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”.

Pengertian Akuntansi sektor publik (Pemerintahan) menurut Mardiasmo (2002:20) “Akuntansi Sektor Publik” adalah sebagai berikut: “Akuntansi sektor publik tujuan utama organisasi bukan untuk memaksimumkan laba tetapi memberikan layanan publik (public service)”.Sedangkan dalam buku yang sama Mardismo dalam bukunya yang berjudulAkuntansi Sektor Publik mengemukakan bahwa :

“Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok(2007:14), yaitu penyedia informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik”.

(11)

Dari beberapa pengertian akuntansi pemerintahan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi pemerintah dipakai untuk mencatat, menyimpulkan dan melaporkan serta menginterpretasikan transaksi unit dan agensi pemerintah yang tidak bertujuan mencari laba.

Akutansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akutansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis.Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga komplsitas likungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.

Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintah (pemerintahan puasat maupun pemerintahan daerah serta unit kerja pemerintahan), perusahaan memiliki Negara dan daerah (BUMN DAN BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi masa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

6. perbedaan akutansi pemerintahan dengan akutansi swasta

Berbagai prinsip akuntansi, terminology dan bentuk pelaporan antara akuntansi sektor swasta untuk badan yang bermotifkan laba, digunakan pula dalam akuntansi sektor publik.Namun demikian secara fundamental akuntansi sektor publik sebenarnya berbeda dengan pencatatan dan pelaporannya, disebabkan adanya kondisi, operasi dan tujuan kegiatan yang bersifat khusus. Menurut Indra Bastian dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar,

(12)

dijelaskan perbedaan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi sektor swasta yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Sektor Swasta

keterangan Sektor publik Sektor swasta

Tujuan organisasi Non profit motif Profit motif Sumber pendanaan Pajak, retribusi, hutang

dll

Internal: modal sendiri Eksternal: hutang bank Pola pertanggung

jawaban

Vertika dan hirisontal Vertical

Sktrul organisasi Vertical dan horizontal Vertical

anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik Sistem akutansi Basisi kas Basisi akrual

Mardiasmo : 2009

7. tujuan akutansi sektor publik

Konsep dasar dari akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik adalah akuntabilitas pertanggungjawaban pengurusan keuangan publik (public accountability) dimana akuntansi pemerintahan secara umum bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan.

(13)

Secara umum tujuan dan fungsi laporan akuntansi pemerintahan menurut Mardiasmo (2007:161) yaitu sebagai berikut :

1. Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and Stewaedship)

2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (Accountability and retrospektive reporting)

3. Perencanaan dan informasi otorisasi (Planning and authorization information)

4. Kelangsungan organisasi (viability) 5. Hubungan masyarakat (public relation)

6. Sumber fakta dan gambaran (source of fact and figures)

B. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Menurut LAN dan BPKP (LAN & BPKP, 2000) akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban.

Berdasarkan pada pengertian tersebut diatas, maka semua instansi pemerintah, bagian atau lembaga Negara di pusat maupun daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing harus memahami lingkup akuntabilitas masing-masing, karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan –pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

(14)

Ledvina V. carmo (Ledvina,1991) menyatakan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan suatu evolusi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang petugas baik masih berada pada jalur otoritasnya maupun sudah berada jauh di luar tanggung jawabnya dan kewenangannya.

1. Standar akuntansi pemerintah

Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum.

a. Akuntansi sektor publik

Teori akutansi memiliki kaitan yang erat dengan akutansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak ekstemal.Teori akutansi sektor publik sendiri sebenarnya masih dipertanyakaan apakah masih ada teori akutansi sektor publik.Sektor swasta yang perkembangan akutansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuan masih dipertanyakan apakah sampai saat ini benar-banar memiliki teori akutansi yang mapan.Suatu teori perlu didukung berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya.

Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) teori memiliki teori memiliki karakteristik dasar yaitu : (1) kemampuan untuk menerangkan

(15)

atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to explain), (2) kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict), (3) kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).

Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang di hadapi akutansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsisten, daya banding , tempat waktu,ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik.

b. Pengawasan terhadap Kualitas laporan keuangan

Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan menjamin agar penyelenggaraan suatu kegiatan tidak menyimpang dan tujuan serta rencana yang telah digariskan. Karena pihak yang paling bertanggung jawab atas kesesualan pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan rencananya ini adalah pihak atasan, maka pengawsan sesungguhnya mencakup baik aspek pengendalian maupun aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap bawahannya .

Bila pengertian pengawasan tersebut diterapkan terhadap pengawasan keuangan Negara, maka dapat dikemukakan bahwa pengawasan keuangan Negara adalah segala tindakan untuk menjamin agar pengelolaan keuangan Negara berjalan sesuia dengan tujuan, rencana aturan-aturan yang telah digariskan.

(16)

C. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penerapan akutansi sektor publik terhadap akutansi kinerja pemerintahan telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa point penting dari hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan penelitian terdahulu.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu

NO Nama Varibel Hasil

1 Yohanes joni pambelu (2008) penerapan akutansi sektor publik (X1), akutansi kinerja instansi pemerintahan(Y1)

Secara teoritis penerapan akutansi sektor publik dan pengawasannya terhadap kualitas laporan keuangan instansi pemerintahaan akan mempengaruhi terhadap akutansibilitas kinerja instansi pemerintahan baik secara partial maupun secara bersama-sama.

(17)

2 Bambang pamungkas (2012) penerapan akutansi sektor publiK (X1), pengawasan(X2), kualitas laporan keuangan(X3), akutansibilitas kinerja instansi pemerintah (Y) (1). Penerapan akutansi keuangan sektor publik dan penerapan pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah baik secara parsial maupun simultan (2) Penerapan akutansi sektor publik,pengawasan dan kualiatas laporan keuangan pemerintah perpengaruh terhadap akutansi kinerja instasnipemerintah baik secara parsial maupun simultan. 3 Mardiasmo (2001) Pengawasan (X1),Pengendalian (X2), Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah(Y)

Otonomi daerah secara serentak telah dilaksanakan mulai Januari 2001. Hal ini tentunya membawa perubahan besar dalam tatanan pemerintahan baik perubahan struktur

(18)

maupun proses birokrasi dan kultur birokrasi.Salah satunya pengelolaan keuangan daerah

berkaitan dengan kinerja pemerintah daerah. Indikasi keberhasilan otonomi daerah dan

desentralisasi adalah terjadinya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat (social welfare), kehidupan demokrasi yang semakin maju, keadilan,pemerataan, serta adanya hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah 4 Andhisa Setya Hapsari (2008) Tinjauan Kebermanfaatan (X1), Laporan Keuangan(Y)

Dari hasil penelitian atas 362 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) diketahui ada 3

(19)

daerah yang dikategorikan baik laporan keuangannya yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas, selebihnya belum dapat dikatakan baik. Hal ini karena adanya

benturan antara idealitas dan realitas 5 Ariesa Permata Bowta (2013) Penerapan sistem akuntansi (X1), pemerintahan daerah, akuntanbilitas kinerja instansi pemerintahan daerah (Y)

Berdasarkan hasil penelitan dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah berpengaruh positf dan signifikan terhadap akuntabiltas kinerja instansi pemerintah daerah pada Dinas Kesehatan Provisi Gorontalo

(20)

D. RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 1. Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangannya dalam standar akutansi dan solusi atas bebrapa hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan berkaitan dengan proses perencanaan, penganggaran barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertannggungjawaban.

2. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh pengawasan (Sistem Pengendalian Internal) terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan

Peraktik-peraktik kinerja instansi pemerintah, pada dasarnya memang harus diawali dengan penyusunan renstra.Renstra merupakan tolak ukur bagi penilaian kinerja suatu instansi pemerintah. Sistem pengendalain internal memegang peranan penting dalam pencapaian kemajuan kinerja instansi pemerintahan.

Dengan demikin hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: Ha1 = pengawasan (Sistem Pengendalian Internal) berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan

2. Pengaruh penerapan akuntansi keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas instansi pemerintahan

Dalam akutansibilitas kinerja semua istansi pemerintah, bagian atau lembaga Negara di pusat maupun daerah sesui dengan tugas

(21)

pokok masing-masing harus memahami lingkup akutansibilitasnya masing-masing, karena akutansibilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

Pengembangan penerapan akutansi sektor publik untuk memperbaiki peraktik yang saat ini dilakukan dapat meningkatkan akutansibilitas kinerja instansi pemerintahan.

Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan adalah

Ha2 = penerapan akutansi keuangan sektor publik berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan

3. Pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap akutansibilitas kinerja instansi pemerintahan

Dalam rangkang menujukan akuntabilitas kinerja maka diperlukan akuntabilitas keuangan yang dapat mengukur dan menilai upaya dalam pencapain hasil. Kualitas laporan keuangan yang dapat diaudit dan telah diaudit akan dapat dapat meningkatkan kredibilitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintrah.Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

Ha3 = kualitas laporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(22)

E. Model Konseptual

Model konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1

H2

H3 PENERAPAN AKUNTANSI

KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

PENGAWASAN (SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL)

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Gambar

Tabel 2.2  Penelitian terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penerapan pembelajaran dengan menggunakan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa pada

Penodongan ditujukan kepada orang tertentu, sedang hukum kepada kelas, kelompok, atau golongan tertentu, atau bahkan kepada semua orang yang memenuhi

Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah (1) memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan auditing dan akuntansi perilaku,

Page 1 of 4 on within ou Please complete this Form at least 21 days prior to the date of your proposed visit including as much detail as possible so that we can direct your

Kepentingan kemahiran komunikasi dalam kalangan pelajar turut disokong oleh Hurley (2008), yang ada menyatakan bahawa keperluan bagi kemahiran komunikasi ini

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU) tentangproses penerapan kebijakan K3 pada PLTD Seuneubokdapat disimpulkan sesuai peraturan yang

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman