• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah ASIADI 2018 UT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Ilmiah ASIADI 2018 UT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN PUDING BESAR UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH

DISUSUN OLEH: ASIADI

ahmadasiadi@ yahoo .com

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UPBJJ PANGKALPINANG

(2)

PERANAN APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN PUDING BESAR UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH

Oleh: Asiadi NIM 020505327 PROGRAM STUDI ILMU

PEMERINTAHAN

ABSTRAK

Pembangunan di kecamatan Puding Besar bisa diakselerasi dengan baik jika peranan sumber daya aparatur pemerintah dan pemberdayaan masyarakat dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu penunjang pembangunan daerah adalah good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN sebagai pelayan publik.

Sumber daya aparatur pemerintah kecamatan Puding Besar harus berusaha melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi, melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin, melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

Peranan aparatur pemerintah harus dapat menyesuaikan diri dengan visi dan misi pembangunan, aparatur pemerintah harus bisa menjadi mediator, fasilitator, dan motivator dalam pembangunan melalui pendidikan dan pelatihan sesuai kompetensi, budaya kerja yang positif melalui pembinaan keruhanian, dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Pembangunan daerah merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah khususnya di kecamatan Puding Besar sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tentram, serta memperluas peluang masyarakat untuk melakukan kegiatan bagi peningkatan harkat, martabat, dan harga diri. Pembangunan bisa diakselerasi dengan baik jika peranan sumber daya aparatur pemerintah dan pemberdayaan masyarakat dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan visi kecamatan Puding Besar yaitu “Kecamatan Puding Besar Pelayan Terdepan Menuju Bangka Bermartabat”. Salah satu misi yang diemban untuk mencapai visi tersebut adalah penyelenggaraan pemerintahan yang profesional dan transparan. Berarti aparatur pemerintah menjadi ujung tombak dalam keberhasilan pembangunan di kabupaten Bangka khususnya di kecamatan Puding Besar.

Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Hal ini berarti semua ASN, baik PNS maupun Honorer pada dasarnya adalah sumber daya aparatur pemerintah yang berkewajiban untuk melakukan pelayanan publik. Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; dan perekat dan pemersatu bangsa. Tugas pegawai ASN adalah:

1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan 3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4)

diberikan pemerintah kepada masyarakat, sehingga sering dijadikan indikator keberhasilan suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan. Apalagi dalam mewujudkan good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN sebagai pelayan publik harus mampu memberikan pelayanan yang akuntabel di sektor publik yang tidak bisa ditunda-tunda, maka pemerintahan kecamatan Puding besar wajib memiliki kuantitas dan kualitas aparatur yang baik. Berdasarkan data kepegawaian kecamatan Puding besar tahun 2017, aparatur pemerintah didominasi oleh golongan II, hal ini berarti secara kualitas, masih perlu peningkatan pendidikan bagi aparatur pemerintah. Berikut ini adalah data pegawai kecamatan Pudingbesar tahun 2016.

Uraian Laki-laki Perempuan

I II III IV I II III IV

Pusat - - -

-Daerah - 4 4 1 - 3 1

-Sumber: Kecamatan Puding besar dalam Angka, 2017

Kepercayaan masyarakat terhadap ASN sebagai Sumber Daya Aparatur Pemerintah yang cenderung negatif (malas, korup, kurang melayani, tidak produktif, dan lain sebagainya) membutuhkan reformasi/perubahan terhadap pola pikir yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ini berarti salah satu kunci keberhasilan pembangunan adalah peranan sumber daya aparatur pemerintah yang maksimal dan prima dalam melakukan pelayanan publik.

(5)

masyarakat secara optimal sehingga percepatan pembangunan lebih cepat tercapai. Pada dasarnya pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan perubahan-perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan tersebut dilakukan melalui pembangunan, tujuan pembangunan masyarakat adalah perbaikan ekonomi, sosial, dan kebudayaaan masyakart, sehingga kemiskinan dan lingkungan hidup masyakarat mengalami perubahan. Peningkatan pembangunan daerah tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah, hal ini disebabkan oleh berbagai permasalahan yang timbul, baik dari sisi aparatur pemerintah maupun masyarakat.

Permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh pemerintah Puding Besar dari sisi aparatur pemerintah antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya profesionalisme, baik yang menyangkut keterampilan, keahlian dan tingkat pengetahuan dari para aparatur pemerintah.

2. Kurangnya motivasi kerja.

3. Tempat kerja yang kurang memadai sehingga tidak menunjang pelaksanaan tugas.

4. Kurangnya sosialisasi program pemerintah kepada masyarakat kecamatan Puding Besar

5. Kurangnya peralatan kerja secara kuantitatif maupun kualitatif dan teknologi sudah ketinggalan.

(6)

menyangkut kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil program yang dicapai.

(7)

BAB II ISI

Sumber Daya Aparatur Pmerintah dalam hal ini adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Konsep diri ASN tercermin dalam bentuk acuan norma dan aturan yang berlaku dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik; dan perekat dan pemersatu bangsa, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Norma dan aturan yang dijelaskan di atas adalah nilai-nilai ASN disebut kode etik dan kode perilaku yang mengatur perilaku pegawai ASN agar dapat:

1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; 3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

7. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

(8)

9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Apabila ASN atau Aparatur Pemerintah mampu berperilaku sesuai dengan kode etik ASN, maka peranan ASN dalam pemberdayaan masyarakat, pelayanan publik, dan percepatan pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Di Indonesia, upaya untuk menetapkan standar pelayanan publik dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan. Upaya tersebut antara lain ditunjukkan dengan terbitnya berbagai kebijakan seperti:

a. Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perijina di Bidang Usaha;

b. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum;

c. Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat;

d. Surat Edaran Menko Wasbangpan No. 56/Wasbangpan/6/98 tentang Langkah-langkah Nyata Memperbaiki Pelayanan Masyarakat. Instruksi Mendagri No. 20/1996;

e. Surat Edaran Depdagri No. 100/757/OTDA tentang Pelaksanaan Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimum, pada tahun 2002; f. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;

(9)

h. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.

Oleh karena itu, dalam menjalankan peranannya, sumber daya aparatur pemerintah (ASN) wajib memberikan pelayanan publik sesuai dengan standar pelayanan. Standar Pelayanan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang berkualaitas (LAN, 2003). Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya standar pelayanan antara lain:

a. memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa mereka mendapat pelayanan dalam kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan/masyarakat; pelayanan publik mutlak harus dilakukan. Hal ini disebabkan tugas dan fungsi utama pemerintah adalah memberikan dan memfasilitasi berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utilitas, sosial, dan lainnya;

d. meningkatkan mutu pelayanan.

(10)

Menurut Berman, E. M., et al. (2001) dalam Iswanto dan Yusuf (2014) terdapat tujuh prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia pelayanan publik, yaitu (1) adanya peran yang banyak (many roles) dari pelayan publik, (2) masalah nilai, (3) memahami dasar pemikiran dari suatu sistem personel, (4) alternatif-alternatif untuk pelayanan sipil, (5) peraturan perundangan, (6) kinerja, dan (7) akuntabilitas publik/akses. Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan, peran pemerintah dapat dilakukan antara lain melalui (a) pengurangan hambatan dan kendala-kendala bagi partisipasi masyarakat, dan (b) menyusun program sebagai jalan untuk lebih memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar dan berperan aktif dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia guna memenuhi kebutuhan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengotimalkan peran aparatur pemerintah kecamatan Puding Besar antara lain adalah memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para aparatur pemerintahan sesuai dengan jabatan dan tugasnya, meningkatkan budaya kerja melalui penerapan nilai-nilai luhur keagamaan misalnya melalui program ODOJ (One Day One Juz) ke desa-desa sekaligus menjadi ajang pembinaan pemerintah kecamatan terhadap pemerintah desa, dan mengalokasikan dana yang sesuai serta sarana dan prasarana yang menunjang kerja dan pelayanan publik.

(11)

1. Upaya pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha memerlukan keterbukaan birokrasi pemerintah dan langkah-langkah yang tegas dalam mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan otoaktivitas mereka, serta memberi kesempatan kepada msyarakat untuk dapat berperan serta secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Pemberdayaan dan keterbukaan akan lebih mendorong akuntabilitas dalam pemanfaatan sumber daya, dan adanya keputusan-keputusan pembangunan yang benar-benar diarahkan sesuai prioritas, serta dilakukan secara adil bagi kepentingan masyarakat, 2. Dalam membangun masyarakat yang modern di mana dunia usaha

menjadi ujung tombaknya, terwujudnya kemitraan dan modernisasi dunia usaha, terutama usaha kecil dan menengah amat penting. Hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bisa membantu menambah alokasi dana untuk pembangunan dan kelancaran program pemerintah. Selama ini kerja sama pemerintah dengan dunia usaha yang mulai berkembang pesat di daerah Puding Besar masih belum optimal. Kontribusi dunia usaha belum menunjukkan perkembangan yang berarti bagi pembanguna di Puding Besar. Oleh karena itu diperlukan kebijakan publik yang mampu mendorong partisipasi aktif dunia usaha dalam kegiatan pembangunan terutama di bidang sumber daya manusia.

Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan otonomi daerah dan pengelolaan sumber daya yang mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik (good governance), dan pelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar, yaitu pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat.

(12)

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Peranan pemerintah amat penting, berarti birokrasi pemerintah harus dapat menyesuaikan diri dengan visi dan misi pembangunan.

2. Aparatur pemerintah harus bisa menjadi mediator, fasilitator, dan motivator dalam pembangunan melalui pendidikan dan pelatihan sesuai kompetensi, budaya kerja yang positif melalui pembinaan keruhanian, dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung.

3. Pemberdayaan aparatur pemerintah harus menjadi prioritas, karena pelayanan publik yang paripurna hanya bisa diwujudkan apabila setiap aparatur pemerintah memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan tugas dan jabatannya masing-masing.

Pembangunan daerah hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika sumber daya aparatur pemerintah mampu memberikan pelayanan publik yang prima dan masyarakat dapat diberdayakan secara maksimal untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

(13)

Iswanto, Yun dan Yusuf, Adie. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kecamatan Puding Besar. 2017. Puding Besar daam Angka. Puding Besar. LAN. 2014. Pola Pikir Aparat Sipil Negara sebagai Pelayan Masyarakat.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses Pengembangan Kapasitas pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sastrodirjan Kabuapten Pekalongan. Tesis. Program studi Magister Teknik Pemberdayaan Wilayah dan Kota. Undip. Semarang.

Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

https://afrizalwszaini.wordpress.com. Pembangunan Daerah dan

Referensi

Dokumen terkait

belum ada keseriusan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara dalam upaya tata kelola Pemerintahan yang baik untuk melakukan pembinaan dan pelatihan bagi aparatur

Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang..

Berdasarkan pada matriks SWOT di atas, pemerintah dapat turut andil melaksanakan strategi dalam beberapa hal, antara lain: melakukan pelatihan pengembangan skill bagi para pelaku

Bagi remaja (siswa) pacaran merupakan sesuatu yang sudah biasa dilihat atau juga dilakukan oleh para remaja (siswa).Bahkan sebagian besar remaja (siswa)

Menurut WHO pada tahun 2003 beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien antara lain dengan memberikan motivasi dan proses pelatihan

Sosialisasi Dan Pelatihan Pemanfaatan Bunga Melati Sebagai Aroma Hand And Body Lotion Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten

Kebakaran hutan menimbulkan dampak besar bagi lingkungan hidup, dalam upaya menangulangi kebakaran hutan dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung keadaan dan karakter

Indikator ini mencakup bagaimana upaya atau suatu kewajiban bagi para aparatur pemerintah dalam mempertanggungjawabkan suatu masalah yang bersangkutan dengan suatu