Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERAN WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PERLINDUNGAN TANAMAN
BAGI APARATUR
DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
Adi Setiawan Nurpratama
0905983
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul “Peran
Widyaiswara dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan dan Latihan
Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Lembang” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Desember 2013
Adi Setiawan Nurpratama
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
ADI SETIAWAN NURPRATAMA
PERAN WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PERLINDUNGAN TANAMAN BAGI APARATUR
DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
PEMBIMBING I
Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd.
NIP. 19600926 198503 1 003
PEMBIMBING II
Dr. Iip Saripah, M.Pd.
NIP. 19701210 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd.
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
ABSTRAK
Adi Setiawan Nurpratama (2014) PERAN WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PERLINDUNGAN TANAMAN BAGI APARATUR DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
Penelitian ini berfokus pada kajian mengenai “Bagaimana Peran Widyaiswara dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi
Aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang”. Permasalahan dibatasi pada 1)
Bagaimana gambaran kompetensi widyaiswara dalam memberikan pembelajaran dan pelatihan perlindungan tanaman bagi aparatur dibalai besar pelatihan pertanian (BBPP) lembang, 2) Bagaimana gambaran minat belajar peserta dalam mengikuti pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur dibalai besar pelatihan pertanian (BBPP) lembang. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran peran widyaiswara dalam meningkatkan minat belajar peserta pelatihan.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep widyaiswara dan minat belajar dan pelatihan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sederhana dengan penyajian data presentase untuk menggambarkan variable-variabel yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket sebagai pengumpul data primer, sampel penelitian berjumlah 30 orang peserta pelatihan, untuk memperoleh data sekunder atau pendukung penulis melakukan wawancara kepada seorang widyaiswara dan observasi serta studi literatur untuk mengumpulkan konsep-konsep para ahli.
Hasil penelitian diketahui bahwa (1) Kompetensi widyaiswara dalam memberikan pembelajaran dan pelatihan perlindungan tanaman bagi aparatur menunjukan kecenderungan cukup baik. Widyaiswara telah menguasai berbagai kompetensi mengenai penguasaan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran, kemampuan memiliki stabilitas emosional, kemampuan menunjukan sikap positif, kemampuan mengembangkan pola komunikasi edukatif dan lain sebagainya, hanya saja widyaiswara dirasa belum mengusai dalam mengenal dan memahami karakteristik peserta diklat. (2) Minat belajar para peserta Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menunjukan kecenderungan yang sedang. Dapat diartikan bahwa minat belajar para peserta diklat sudah cukup tinggi namun masih kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang harus dilakukan agar minat belajar para peserta menjadi lebih tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan adanya Widyaiswara yang berkompeten yang memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan pendidikan dan pelatihan.
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN………....xii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.6 Struktur Organisasi Skripsi...………..8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Konsep Widyaiswara ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Widyaiswara ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Jenjang Jabatan dan Pangkat WidyaiswaraError! Bookmark not defined.
2.1.3 Indikator Widyaiswara ... Error! Bookmark not defined. 2.14 Peranan Widyaiswara………17
2.2 Konsep Minat Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Definisi Minat Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Jenis - jenis Minat Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat BelajarError! Bookmark not defined.
2.2.4 Cara Menumbuhkan Minat Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.5 Indikator Minat ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Konsep Pelatihan dalam Pendidikan Luar SekolahError! Bookmark not defined.
2.3.1 Pengertian Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Prinsip-Prinsip Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Pelatihan dalam Pendidikan Luar SekolahError! Bookmark not defined.
2.4 Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Langkah – langkah Pengumpulan DataError! Bookmark not defined.
3.5 Prosedur Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
4.1.1 Sejarah Perkembangan BBPP Lembang………...36
4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Deskripsi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Widyaiswara ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Minat Belajar ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Analisis Kompetensi Widyaiswara dalam Memberikan Pendidikan
dan Pelatihan……….Error! Bookmark
not defined.
4.3.2 Analisis Minat Belajar Peserta Pendidikan dan LatihanError! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di zaman era globalisasi ini sumber daya manusia sangatlah penting dalam
persaingan global, bukan hanya pengetahuan yang dibutuhkan tetapi
jugaketerampilan-keterampilan khusus dan kemampuan lainnya, untuk
mendukung hal tersebut manusia memerlukan pendidikan dan pengajaran yang
merupakan hak dari setiap manusia. Hal ini termuat dalam Undang-Undang
republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belejar dan proses pembelajaran agar peserta didik seccara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tetapi pada kenyataannya kompetensi yang didapat dari sekolah-sekolah
formal belumlah cukup untuk menjawab semua tantangan-tantangan global yang
semakin kompleks, mencermati hal ini diperlukan pendidikan pelengkap dalam
pendidikan formal agar semua potensi yang dimiliki peserta didik dapat tergali
dan berkembang. Berkenaan dalam permasalahan di atas untuk mengatasi hal
tersebut maka pendidikan non formal menjadi solusinya, hal ini pun termuat
didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang berisi sebagai berikut :
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional tersebut telah dijelaskan jalur pendidikan formal dan non formal dapat saling
melengkapi. Berdasarkan isi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan non formal merupakan alternatif, pada tatanan
masyarakat dewasa ini Pendidikan Luar Sekolah (PLS) tidak hanya dibutuhkan dalam setting
pendidikan persekolahan tetapi juga dalam setting kehidupan masyarakat luas. Hal ini terbukti
dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dialami baik oleh peserta didik maupun
anggota masyarakat.Untuk menjawab semua kebutuhan manusia maka diperlukan penyiapan
sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu memberikan pelayanan yang memadai
baik di sekolah maupun di masyarakat.
Pengembangan sumber daya manusia dapat ditingkatkan juga melalui pelatihan. Secara
umum pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam
sistem pengembangan sumber daya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan,
penempatan, dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses pengembangannya diupayakan
agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi
tujuan dalam memenuhi kebutuhanhidup manusia tersebut dapat terpenuhi.
Pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sehingga terjadi perubahan yang baik didalam diri individu. Antara pendidikan
dengan pelatihan sulit untuk menarik batasan yang tegas, karena baik pendidikan umum maupun
3
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
danketerampilan dari sumber kepada penerima. Dalam suatu organisasi, lembaga atau
perusahaan, pelatihan dianggap sebagai suatu terapi yang dapat memecahkan
permasalahan,khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kinerja dan produktifitas
organisasi, lembaga atau perusahaan. Pelatihan dikatakan sebagai terapi, karena melalui kegiatan
pelatihan para peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
sehingga dapat memberikan konstribusi yang tinggi terhadap produktivitas organisasi maupun di
masyarakat dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil. Pelatihan akan
dilaksanakan secara tepat sasaran apabila pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta
pelatihan.
Peran dari instruktur pun berperan didalamnya. Istilah pengajar atau instruktur di dalam
pendidikan pelatihan pemerintah ialah Widyaiswara. Widyaiswara merupakan orang yang
menangani proses kepelatihan. Selanjutnya pengertian widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas,
tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemerintah. Widyaiswara yang profesional harus sadar akan
kenyataan yang terjadi di lapangan kadang tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga ia
harus dapat benar-benar mempengaruhi dan membentuk watak dan kepribadian peserta pelatihan
dalam hal tertentu, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisir.
Pengaruh-pengaruh yang diberikan pelatih kepada seorang peserta pelatihan seharusnya Pengaruh-pengaruh yang
positif. Tapi kemungkinan juga pengaruh negatif dapat ditangkap oleh peserta pelatihan sehingga
Widyaiswara benar-benar berhati-hati dalam memberi pengarahan. Seorang Widyaiswara yang
baik hendaknya bertugas sesuai dengan porsinya dimana tugas seorang Widyaiswara yakni
terdiri dari tugas utama dan penunjang, mulai dari menganalisis kebutuhan pelatihan, menyusun
kurikulum pembelajaran, membuat bahan ajar dan mengevaluasinya.
Proses pelatihan pun dibutuhkan kondisi pembelajaran yang efektif serta inovatif agar
pelatihan tersebut dapat menarik minat dari peserta pelatihan. Banyak kasus penyebab kegagalan
proses pembelajaran karena kurangnya minat terhadap hal yang di lakukan. Dengan tumbuhnya
minat di diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan segala dengan tekun dalam
jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat, tidak mudah bosan
4
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
maka peserta pelatihan harus dilibatkan dalam proses pelatihan tersebut agar dapat meningkatkan
minat belajar dari peserta agar tidak monoton dan membosankan. Faktor yang dapat
meningkatkan minat belajar dari peserta pelatihan yaitu faktor dari dalam dirinya sendiri, faktor
dari orang lain, faktor dari lingkungan,
Sehubungan dengan hal ini, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
merupakan salah satu lembaga pelatihan pemerintah yang mengadakan dan melaksanakan
Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur guna meningkatkan sumber daya
manusia. Peran Widyaiswara dalam pelaksanaan Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman
bagi aparatur sangatlah penting mengingat sasaran dari Pendidikan dan latihan perlindungan
tanaman bagi aparatur ini adalah kelompok manusia baik itu teman kerja, keluarga, sampai
perusahan. Widyaiswara di tuntut dapat menguasai proses pelatihan agar berjalan efektif sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pada pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagia aparatur yang diselenggarakan
oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, dilakukan pengukuran minat belajar
yang dimiliki oleh peserta pelatihan, adapun klasifikasi tingkat minat belajar peserta pendidikan
[image:10.612.113.501.439.595.2]dan latihan perlindungan tanamana bagi aparatur yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
Tingkat Minat Belajar Peserta pada Awal Proses Pembelajaran
No Indikator Skala Total
Rendah Sedang Tinggi
1 Ketertarikan dalam belajar 20 8 2 30
2 Perhatian dalam belajar 18 10 2 30
3 Motivasi belajar 17 12 1 30
4 Pengetahuan 19 11 - 30
Total 74 41 5
Pada tabel tingkat minat belajar peserta yang dilakukan pada awal pembelajaran
berdasarkan indikator minat belajar, diketahui bahwa minat belajar peserta pada skala rendah
yaitu dengan total 74 poin, lalu pada skala sedang yaitu dengan total 41 poin, dan pada skala
5
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rendah, diperlukan dorongan yang dapat memotivasi minat belajar peserta pelatihan yang
dipengaruhi oleh widyaiswara selaku fasilitator/pengajar sehingga dapat meningkatkan minat
belajar peserta pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
mengenai masalah tersebut, maka penulis menuliskan judul “Peran Widyaiswara dalam
Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan dan Latihan Perlindungan Tanaman
bagi Aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Inti kajian dalam permasalahan ini adalah masalah minat belajar peserta pendidikan dan
latihan perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
Aspek ini yang menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius dan penting
ditangani agar semangat dan motivasi peserta diklat dapat terus terjaga dengan baik, demi
tercapainya kualitas pembelajaran yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan observasi lapangan ada beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi,
yaitu sebagai berikut :
1. Peserta yang mengikuti pelatihan merupakan hasil Identifikasi Kebutuhan Latihan (IKL)
yang dilakukan oleh pihak Balai Kegiatan IKL dan didasarkan sesuai dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh masyarakat atau bakal calon peserta diklat tersebut.
2. Berdasarkan data hasil pengukuran tingkat minat belajar yang yang dilakukan pada awal
proses pembelajaran, diketahui bahwa minat belajar peserta diklat masih rendah.
3. Peserta diklat besifat heterogen dikarenakan selain jenis kelamin peserta terdiri laki-laki dan
perempuan, rata-rata usia peserta pelatihan pun yaitu 22-27 tahun, sehingga adanya
keanekaragaman di antara peserta diklat.
4. Widyaiswara di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki latar
belakang pendidikan dan keahlian yang berbeda-beda, sehingga mampu
mengembangkan metode pelatihan yang berbeda-beda pula. Namun hal itu juga menjadi
penyebab ketidaksesuaian antara kompentensi yang dimiliki oleh widyaiswara dengan
6
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
5. Kurang tersedianya sarana dan prasarana yang cukup lengkap dalam menunjang
penyelenggaraan pelatihan. Sarana minimal yang perlu disediakan yaitu sebagai
berikut: meja, kursi belajar, whiteboard/papan tulis, alat tulis, dan lain sebagainya.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diduga adanya pengaruh Widyaiswara
terhadap Minat Belajar Peserta Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur di
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini lebih banyak berkaitan dengan upaya
pembuktian terhadap pengaruh kedua variabel tersebut dan secara lebih spesifik permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kompetensi widyaiswara dalam memberikan pembelajaran dan
pelatihan para peserta Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang ?
2. Bagaimana gambaran minat belajar peserta dalam mengikuti Pendidikan dan latihan
perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang ?
1.4 Tujuan Penelitian
Mengacu kepada latar belakang, batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara
ilmiah mengenai pengaruh Widyaiswara terhadap minat belajar peserta dalam mengikuti
Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Lembang.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran kompetensi yang dimiliki Widyaiswara dalam memberikan
pembelajaran dan pelatihan para peserta Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi
aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
2. Untuk mengetahui gambaran minat belajar peserta dalam mengikuti Pendidikan dan latihan
perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
1.5 Manfaat Penelitian
7
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan konsep-konsep
baru dalam menunjang ilmu pengetahuan dalam kaitan ilmu pendidikan dan pelatihan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai pengalaman praktis penulis dalam penggunaan
konsep-konsep dan teori-teori yang telah di pelajari penulis.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian bagi pihak yang berkepentingan dalam
kaitan upaya pengembangan sumber daya manusia.
c. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian
sejenis atau penelitian sejenis.
1.6 Strukur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis kemukakan
sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang didalamnya membahas tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II : Berupa landasan teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti beberapa teori dan
konsep mengenai widyaiswara, konsep minat belajar dan konsep pelatihan dalam pendidikan luar
sekolah.
BAB III : Membahas tentang metode penelitian berisi tentang uraian metode penelitian, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan teknik pengolahan data.
BAB IV : Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan.
30
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah satu cara untuk mencari kebenaran. Terdapat berbagai cara bagaimana
kita bisa mengungkapkan sesuatu sehingga sesuatu itu dianggap benar. Tujuan penelitian secara
umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah – masalah pendidikan,
selain daripada itu tujuan penelitian adalah untuk memecahkan satu masalah. Hal itu dilakukan
dengan jalan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan mengarah pada upaya
untuk dan menjelaskan faktor – faktor yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
Ketepatan dalam melakukan suatu penelitian sangat tergantung dari metode dan teknik
yang digunakan, karena banyaknya perubahan – perubahan yang berskala global serta kentalnya
informasi, diperlukan adanya perubahan pendekatan didalam penelitian dari mono disiplin
kepada multi disiplin dalam rangka menyelami masalah sedalam – dalamnya secara holistik dan
integral. Untuk itu perlu upaya dilakukan guna mengungkap fakta atau data harus berdasarkan
pengamatan sistematik atas gejala – gejala empirik dengan mengikuti prosedur yang baku atau
menurut irawan soehartono (1995 : 1), hal ini lebih sering dikenal dengan metode penelitian.
1.1 Metode Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus menentukan
metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan
penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti
memperoleh gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik.
Penelitian ilmiah merupakan suatu rangkaian proses penelitian terhadap suatu fenomena objek
yang diteliti secara sistematis yang dapat memecahkan masalah dari fenomena tersebut, dengan
menggunakan suatu metode penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:58), “ metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan pertimbangan
tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif, yaitu
31
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode deskriptif lebih menekankan pada studi untuk memperoleh informasi mengenai
gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung. Selain itu, penelitian ini juga bersifat
verifikatif. Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk menguji kebenaran
sesuatu dalam bidang yang telah ada (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:5).
Berdasarkan jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Explanatory Survey. Explanatory Survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah
individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai
gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan
pembuat rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian survey ini merupakan studi bersifat
kuantitatif dan umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya.
(Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:6).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu
pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan perhitungan statistik.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:90) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Peserta Pendidikan dan latihan
perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang
berjumlah 30 orang.
3.2.2 Sampel Penelitian
Menurut Somantri dan Muhidin (2006:63) bahwa “Sampel adalah bagian kecil dari
32
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Karena jumlah populasi dari penelitian ini relatif kecil, maka pengambilan sampel
penelitian adalah seluruh dari populasi yang ada didaerah penelitian dijadikan sampel.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Peserta Pendidikan dan Latihan
perlindungan tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang
berjumlah 30 orang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis sehingga masalah yang timbul dapat dipecahkan. Adapun teknik
pengumpulan data yang dimaksud adalah cara-cara yang ditempuh dan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang terdiri dari :
3.3.1 Angket ( Kuisioner )
Angket, yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui
sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Alat pengumpulan datanya yaitu
dengan kuesioner, yaitu alat pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang dipersiapkan oleh
peneliti untuk disampaikan kepada responden. Kartini Kartono (1986 : 20) mengemukakan
sebagai berikut :
Angket atau kuisioner adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir, diajukan secara tertilis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan atau respons tertulis seperlunya.
Pedoman angket yang disiapkan yaitu berasal dari identitas individu (Nama, Jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir responden). Penyebaran angket dilakukan pada Peserta
Pendidikan dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Lembang yang berjumlah 30 orang.
3.3.2 Wawancara.
Wawancara, yaitu pengumpulan data dari responden (sumber data) atas dasar inisiatif
33
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara tatap muka (personal, face to face interview) maupun melalui telepon (telephone
interview). Alat pengumpulan datanya yaitu daftar pertanyaan yang telah disusun untuk
ditanyakan kepada widyaiswara dan responden.
3.4 Langkah – langkah Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket yaitu berupa kuesioner
dengan ditunjang alat lain seperti : wawancara serta studi lainnya. Langkah-langkah yang
ditempuh penulis dalam penulisan angket adalah sebagai berikut :
a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan ditanyakan
pada responden berdasarkan pada teori.
b. Membuat kisi-kisi butir angket yang sesuai dengan indikator setiap variabel.
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih
oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat.
d. Revisi angket, adalah untuk meneliti kembali kelemahan dan kekurangan angket yang
telah di uji cobakan agar tidak terjadi kesalahan maksud dan tujuan kalimat dalam
angket tersebut.
e. Penggandaan angket, angket yang telah diperbaiki kemudian di gandakan sesuai
dengan kebutuhaan penelitian dan diperbanyak sesuai dengan jumlah responden.
3.5 Prosedur Pengolahan Data
Setelah pelaksanaan penyebaran angket, kegiatan selanjutnya adalah pengumpulan dan
pengolahan angket yang telah diisi responden. Untuk menimbang, mengatur serta
mengklasifikasikan data penulis menggunakan langkah – langkah sebagai berikut :
3.5.1 Seleksi Data
Pada tahap ini data yang terkumpul diseleksi dengan cara memeriksa atau mempelajari
serta mengadakan pemilihan terhadap seluruh data yang terkumpul agar sesuai dengan tujuan
penelitian. Apabila data yang diperlukan tetap lengkap, maka pengolahan data dapat
dilaksanakan.
3.5.2 Klasifikasi Data
Pada tahap ini data yang telah diseleksi, dikelompokan berdasarkan kategori tertentu
sesuai dengan pertanyaan penelitian, guna mempermudah serta memperlancara dalam
34
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
selanjutnya dilaksanakan perhitungan jumlah frekuensi dan setiap item jawabannya
dipersentasekan.
3.5.3 Tabulasi Data
Setelah data tersebut dikelompokan kemudian ditabulasikan dengan maksud untuk
mengetahui frekuensi dari tiap – tiap alternatif jawaban responden, sehingga akan mempermudah
dalam membaca dan membandingkan antara alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya.
3.5.4 Analisa dan Penafsiran Data
Kegiatan ini adalah kegiatan menganalisis dan menafsirkan data hasil penelitian.
Pengolahan data sebagai hasil penelitian ini dipergunakan perhitungan statistik persentase yang
merupakan statistik elementer. Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam perhitungan
persentase adalah :
a. Membuat tabel dengan lajur : nomor urut, alternatif jawaban, frekuensi observasi dan
persentase.
b. Mencari frekuensi yang diobservasi (f) dengan jalan menjumlah tallynya dari setiap
alternatif jawaban.
c. Mencari frekuensi keseluruhan (n) dengan menjumlah frekuensi observasi dari setiap
alternatif jawaban.
d. Mencari nilai persentase dengan jalan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Persentase Jawaban.
f = Frekuensi Jawaban terhadap salah satu alternatif jawaban.
N = Jumlah responden seluruh, yang memberikan jawaban.
100% = Bilangan Tetap/Konstanta.
Dalam penarikan kesimpulan, Menurut M. Ali ( 1985 :84) data yang telah diolah terlebih
dahulu perlu ditafsirkan/diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
0% = Tak seorangpun
1% - 24% = Sebagian Kecil
35
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50% = Setengahnya
51% - 74% = Sebagian Besar
75% - 99% = Hampir Seluruhnya
65
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,
karena hal ini merupakan pengembangan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui berbagai pendekatan yang bersifat konvensional. Pelatihan adalah serangkaian
aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman,
ataupun perubahan sikap seorang individu. Tujuan dari pelatihan yaitu untuk meningkatkan
kemampuan, keterampilan, dan nilai serta sikap seseorang. Perbedaannya terletak pada sasaran
peserta, pendekatan, penelenggaraan dan pemanfaatan kemampuan yang diperoleh.Berdasarkan
hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, kemampuan widyaiswara dalam
memberikan pembelajaran dan pelatihan para peserta Pendidikan dan latihan perlindungan
tanaman bagi aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang cenderung telah
sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menunjukkan bahwa Widyaiswara memiliki kompetensi dan sikap yang sesuai sebagai seorang
widyaiswara, sehingga mereka dapat memberikan pendidikan dan pelatihan dengan baik kepada
para peserta diklat.
2. Kemudian minat belajar para peserta Pendidikan dan latihan perlindungan tanaman bagi
aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang cenderung sudah cukup sesuai
dengan yang diharapkan, namun masih kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya
yang harus dilakukan agar minat belajar para peserta menjadi lebih tinggi. Proses pembelajaran
pada kegiatan pelatihan memberikan suatu pengalaman baru bagi peserta pelatihan itu sendiri
melalui berbagai aktivitas-aktivitas dengan suatu kondisi pembelajaran yang interaktif, dinamis,
dengan pendekatan yang memungkinkan peserta dapat terlibat secara aktif, mengaktualisasikan
diri dan pengalaman, sehingga dengan sendirinya proses pembelajaran di dalam pelatihan ini
tidak seperti halnya guru mengajar di depan kelas seperti yang terjadi di sekolah-sekolah. Desain
sebuah pelatihan tidak bisa dilepaskan kepada teori belajar yang mendasarinya. Selain itu pula
dalam penyelenggaraan pelatihan dibutuhkannya fasilitator atau widyaiswara sebagai salah satu
sumber belajar yang professional agar pelatihan dapat berjalan dengan lancar. Untuk
66
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
widyaiswara mampu menarik minat belajar peserta yaitu dengan dilakukannya berbagai
upaya-upaya yang dilakukan sehingga minat belajar peserta pelatihan akan meningkat.
5.2 Saran
Sehubungan dengan hasil temuan penelitian selanjutnya dapat dikemukakan beberapa
saran diantaranya yaitu :
1. Widyaiswara
Widyaiswara mampu meningkatkan minat belajar peserta dengan upaya yang lebih
beragam dan inovatif sehingga peserta lebih terdorong untuk meningkatkan
kemampuan dan wawasan yang dimilikinya. Upaya yang dilakukan oleh widyaiswara
dapat lebih dikembangkan melalui kompetensi widyaisawara itu sendiri terutama dalam
mengenal dan memahami karakteristik peserta pelatihan dan membangun suasana kelas
yang partisifatif agar peserta lebih memiliki minat dalam belajar, seperti penggunaan
metode pembelajaran yang beragam dalam penerapannya perlu disesuaikan dengan
kemampuan para peserta sehingga dapat meningkatkan minat belajarnya.
2. Peserta
Minat belajar yang dimiliki oleh peserta pelatihan sudah cukup tinggi, terlihat dari
tujuannya masing-masing dalam mengikuti pelatihan ini yang pada umumnya ingin
mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga minat belajar yang timbul
tersebut harus dipertahankan. Namun ada beberaoa kekurangan-kekurangan yang harus
lebih diperhatikan oleh pihak organisasi agar dapat diperbaiki sehingga tidak akan terus
berlanjut untuk masa yang akan datang.
3. Peneliti Berikutnya
Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut dan komprehensif mengenai upaya-upaya
yang dilakukan oleh widyaiswara dalam meningkatkan minat belajar peserta pelatihan
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyid, Harun Kismantoroadji. (2004). Statistika Sosial. Bandung: Program Pasca Sarjana UNPAD.
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tenang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Indonesia, Republik Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta.
Fanggidae A. (2008). Menyiasati Peningkatan Profesionalisme SDM Kessos di Instansi Pemda. Dalam: Jurnal Pusdiklat Kesos, Departemen Sosial Vol. 3 No 1, A.
Gomes, Faustino Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamil, Mustafa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Kartino, Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.
Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. (2009). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Peran Widyaiswara Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Pendidikan Dan Latihan Perlindungan Tanaman Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moleong, Lexy J. (2002).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhidin, Sambas A. dan Maman Abddurahman. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
_______. (2009). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prihantoro.(2007). Peningkatan Minat Belajar Matematika Dengan Memanfaatkan teknologi Komputer Sebagai Alat Belajar. Pijar MIPA.
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.
Sardiman. (2011). Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sjarkowi, F. dan M. Sufri.2004.Manajemen Agribisnis. Palembang: CV. Baldal Grafiti Press.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Mudihin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Sudarsono, Joko. (2003). Menumbuhkan minat belajar untuk mencapai sukses dalam studi.Dalam sejarah remaja Gen 2000.No. 4 .Th. II.Tri Wulan IV 2003.
Sudjana. (1991). Metode Statistik. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah Production.
Sudjana.(2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi).Bandung:
Falah Production.
Adi Setiawan Nurpratama, 2014
Surya, Moh. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa Bandung
The Liang Gie. (2002). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Internet :
Nurmanali.(2011). Metode Penelitian Ilmiah. [Online]
Tersedia di :h
ttp://nurmanali.blogspot.com/2011/10/pengertian-metode-penelitian-ilmiah.html [diakses tanggal 27/11/12]
Muhidin, Sambas Ali. (2013). Contoh Penyusunan Teknik Analisis Data.[Online].
Tersedia:
http://sambas.staf.upi.edu/2013/01/22/contoh-penyusunan-teknik-analisis-data/#more-234
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-pelatihan.html [diakses tanggal
17/5/13]
http://barkattullah-stiper.blogspot.com/
http://badiklatda.jabarprov.go.id/index.php/profil/keunggulan/240
-widyaiswara[diakses tanggal 12/9/13]