• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scribd download.com metode pelaksanaan p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Scribd download.com metode pelaksanaan p"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket : Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung)

Nama Penawar : PT. Seneca Indonesia

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan persyaratan di dalam Dokumen Pengadaan Pekerjaan Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung), maka “PT. Seneca Indonesia” sebagai Calon Penyedia Jasa menyusun tulisan / paper ini untuk memberikan penjelasan perihal usulan Metode Pelaksanaan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan penjelasan perihal metode pelaksanaan yang akan dilakukan oleh “PT. Seneca Indonesia” dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung).

Di dalam penjelasan metoda pelaksanaan pekerjaan tersebut, juga akan diuraikan metode kerja dari masing – masing pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang yang membantu dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.

1.3. Lokasi Pekerjaan

Sesuai gambar dalam Dokumen Pengadaan, lokasi pekerjaan Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung), terbagi menjadi beberapa segmen penanganan antara lain :

a. Segmen 1 (Ruas Jalan Sukarno Hatta – Cibereum) yang berlokasi di Km. 7+800 s.d 9+400 = 1,60 Km

b. Segmen 2 (Flyover Cimindi) yang berlokasi di Km. 5+700 s.d 6+300 = 600 meter c. Segmen 3 (Jembatan Ciburial) yang berlokasi di Km. 16+150

1.4. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dari Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung), sesuai Dokumen Pengadaan antara lain terdiri dari :

Divisi Uraian Item Pekerjaan

Divisi 1 Umum Mobilisasi

• Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas • Manajemen Mutu

Divsi 2 Drainase Pasangan Batu dengan Mortar

• Gorong-gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter

dalam 20 cm

(2)

• Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor

Divisi 3 Pekerjaan Tanah Galian Biasa

• Galian Batu

• Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 M • Galian Struktur dengan Kedalaman 2 – 4 M

• Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine • Timbunan Biasa dari Sumber Galian

• Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

• Timbunan Pilihan Berbutir (diukur dengan rod & plate)

Divisi 4 Pelebaran Perkerasan

• Perkerasan beton semen untuk pembukaan lalu lintas umur

beton lebih dari 3 hari dan kurang dari 7 hari (fast track) Divisi 6 Perkerasan Aspal Lapis Perekat – Aspal Emulsi

• Laston Lapis Aus (AC-WC) • Laston Lapis Antara (AC-BC)

• Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)) • Bahan anti pengelupasan

Divisi 7 Struktur Beton mutu sedang dengan fc’=20 MPa (K-250)

• Beton mutu rendah dengan fc’=15 MPa (K-175) • Beton mutu rendah dengan fc’=10 MPa (K-125) • Baja Tulangan U24 Polos

• Pasangan Batu

• Bronjong dengan Kawat yang dilapisi galvanis • Expansion Joint Asphaltic Plug Tipe Fixed • Sandaran (Railling)

• Pembongkaran Pasangan Batu • Pembongkaran Beton

Divisi 8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

• Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor • Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor

• Marka Jalan Termoplastik

• Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul

Engineering Grade

• Rel Pengaman

• Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/Barrier)

• Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan)

• Kerb Pracetak Jenis 7a (Kerb pada Pelandaian Trotoar) • Kerb Pracetak Jenis 7b (Kerb pada Pelandaian Trotoar) • Kerb Pracetak Jenis 7c (Kerb pada Pelandaian Trotoar) • Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

(3)

-• Pemeliharaan Rutin Jembatan

2. RENCANA LOKASI BASE CAMP

Base Camp, dimana akan terdapat peralatan asphalt mixing plant berlokasi di daerah Cagak (Subang) pada KM. BDG. 44+000 sehingga akan berjarak rata-rata 62 km ke lokasi pekerjaan.

3. USULAN TAHAPAN METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung) yang diturunkan dari usulan rencana kerja / S-Curve akan terbagi menjadi beberapa tahapan penyelesaian pekerjaan antara lain :

a. Tahap – I

Tahap – I merupakan tahapan mobilisasi yang akan dilakukan selama 6 (enam) minggu sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja / SPMK. Tahapan mobilisasi yang akan dilakukan antara lain :

- Mempersiapkan base camp dan laboratorium, - Memobilisasi personil dan peralatan konstruksi,

- Melakukan pengukuran dalam rangka pelaksanaan field engineering / rekayasa lapangan,

- Pembuatan gambar kerja / shop drawings dan review terhadap volume / kuantitas pekerjaan,

- Pengujian seluruh bahan dasar dan pembuatan job mix formula,

- Serta hal – hal lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan persyaratan dokumen, khususnya Spesifikasi Teknis / Spesifikasi Umum. b. Tahap – II

Tahap – II dilakukan pelaksanaan pekerjaan pengembalian kondisi, khususnya untuk pelaksanaan pekerjaan perbaikan kerusakan jalan yang masuk dalam kategori pekerjaan minor yang terdiri dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan campuran aspal panas. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam periode mobilisasi.

c. Tahap – III

Tahap – III dilakukan pelaksanaan pekerjaan pada masing – masing lokasi pekerjaan yang terdiri dari :

- Segmen 1 yang berlokasi di Jalan Raya Sukarno-Hatta – Cibeureum (Km. 7+800 s.d 9+400) yaitu penanganan galian perkerasan beraspal dengan cold milling machine (t = variasi) dilanjutkan dengan pekerjaan ACBC Lev (t = variasi) dengan penyemprotan lapis perekat – aspal emulsi terlebih dahulu. Kemudian di atas ACBC Lev dihampar perkerasan jalan beton untuk pembukaan lalu lintas umur beton lebih dari 3 hari dan kurang dari 7 hari (fast track). Selain pekerjaan di atas ada pekerjaan drainase yang meliputi beton k250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor yang digunakan untuk peninggian saluran eksisting dan pembuatan saluran baru pada lokasi-lokasi tertentu yang sudah tidak berfungsi dan harus dibongkar untuk dilakukan penggantian saluran baru. Selain itu untuk penanganan median dilakukan dengan pemasangan timbunan pilihan, kerb dan perkerasan blok beton.

(4)

milling machine terlebih dahulu kemudian penghamparan / penyemprotan pada permukaan yang telah digali dengan menggunakan lapis perekat – aspal emulsi sebelum penghamparan ACBC Lev dan ACWC. Selain pekerjaan overlay terdapat pekerjaan expansion joint di lokasi fly over tersebut.

- Segmen III yang berlokasi di Jembatan Ciburial (Km. 16+150) yaitu penanganan bronjong dengan terlebih dahulu dilakukan pembongkaran bronjong eksisting dan pengangkutan sampah yang berada di lokasi. Selain itu di lokasi jembatan terdapat pekerjaan pemasangan lining beton / proteksi scouring dan pada lokasi tertentu terdapat perbaikan pasangan batu dengan dilakukan pembongkaran pasangan batu terlebih dahulu. Pemasangan ralling dan penggantian plat deck trotoar jembatan (pembongkaran dilakukan pada eksisting plat deck trotoar).

d. Tahap – IV

Tahap –IV dikategorikan sebagai tahapan penyelesaian (finishing) sebelum pekerjaan secara keseluruhan diserah-terimakan dalam proses PHO kepada Direksi Pekerjaan. Pekerjaan yang termasuk dalam tahapan ini meliputi pekerjaan marka jalan termoplastik. Pemasangan rambu jalan tunggal dengan permukaan pemantul engineering grade, pemasangan rel pengaman, pemasangan kerb pracetak jenis 2, 6, 7a, 7b, 7c dan perkerasan blok beton pada trotoar dan median.

4. USULAN URAIAN METODE KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA DAN PEKERJAAN PENUNJANG LAINNYA

4.1. Pekerjaan Utama

Pekerjaan – pekerjaan utama dalam Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung) terdiri dari :

4.1.1. Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor

Metode kerja untuk pekerjaan beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Beton K250 diasumsikan digunakan untuk penutup saluran (slab beton), saluran bukan precast, peninggian saluran eksisting atau lokasi lain sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.

d. Semen, pasir, agregat dan air dicampur menjadi campuran beton K250 dengan menggunakan batching plant yang dilengkapi dengan wheel loader dan generator set sesuai dengan JMF yang telah direncanakan dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kemudian campuran beton diangkut ke lokasi pengecoran dengan menggunakan truck mixer.

e. Beton dituangkan / dicor secara manual ke dalam bekisting yang telah disiapkan beserta tulangan, kemudian dipadatkan dengan concrete vibrator. f. Selama 7 (tujuh) hari, beton dirawat dengan menggunakan metode yang

(5)

g. Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air dalam menunjang pekerjaan tersebut.

4.1.2. Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton 3 – 7 Hari

Metode kerja dari pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :

Umum dan Persiapan

a. Pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawing ( gambar kerja ) dilakukan pada periode mobilisasi

b. Campuran beton diproduksi dengan menggunakan batching plant untuk kemudian diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer.

c. Semua bahan dasar beton ( agregat kasar, agregat halus dan bahan lainnya – additive ) telah diperiksa kualitasnya di laboratorium dan telah memenuhi persyaratan spesifikasi. Semen dan baja tulangan telah diuji oleh supplier dan telah menyampaikan sertifikat hasil pengujian kepada Direksi Pekerjaan. d. Rancangan formula campuran beton ( JMF ) + additive dibuat dilaboratorium

dengan mengacu kepada persyaratan spesifikasi.

e. Beton perkerasan kaku untuk pembukaan lalu lintas lebih awal yang digunakan dalam spesifikasi adalah beton dengan kuat tekan tinggi dimana agar dapat dibuka untuk lalu lintas pada umur beton 3 hari – 7 hari, kuat tekan beton sudah harus mencapai 300 kg/cm2 dan untuk tujuan tersebut, kedalam

campuran beton akan digunakan penambahan additive ( superplasticizer ). f. Dowel dan tie bar disiapkan ( dipotong, dibengkokan dan dirakit ) di sekitar

lokasi pekerjaan.

g. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.

h. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

i. Bila diperlukan, akan dilakukan percobaan ( trial section ) untuk melihat efektifitas kerja perlatan dan tenaga manusia serta kualitas perkerjaan dilapangan.

Pelaksanaan Pekerjaan

a. Dimulai dengan pekerjaan pemasangan bekisting dimana elevasi, ukuran dan bentuk mengikuti gambar kerja yang telah disetujui Direksi Pekerjaan

b. Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan plastik / lapisan aspal untuk menjaga agar air semen dari beton FS 45 (fast track) tidak mengalir keluar dan pemasangan baja tulangan ( dowel dan tiebar-bila ada ) sesuai gambar kerja c. Beton FS 45 (fast track) yang telah diproduksi dari batching plant dan telah

(6)

d. Bila diperlukan dan memungkinkan (sesuai kondisi lapangan), maka Beton FS 45 (fast track) tersebut akan dihampar dengan menggunakan concrete paver, kemudian dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.

e. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing, dan bila disebutkan dalam gambar kerja, maka permukaan beton digaruk/disikat arah tegak lurus arus lalu lintas/sumbu jalan kemudian beton dilindungi/dipelihara/curing sampai mencapai waktu tertentu.

f. Untuk menjaga agar air beton tidak mengalami penguapan saat pelaksanaan, maka di lokasi pekerjaan ditutup dengan tenda pelindung.

g. Apabila proses finishing telah selesai dan beton telah cukup mengeras ( sesuai hasil percobaan / perkiraan 6-8 jam ), maka akan dilakukan pemotongan pada lokasi contraction joint dengan menggunakan concrete cutter, untuk kemudian lokasi sambungan dibersihkan dengan air compressor dan dipasang joint sealent sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

h. Acuan/bekisting tidak boleh dibuka sebelum 6 jam setelah pengecoran.

i. Perkerasan beton harus ditutup terhadap segala lalu lintas sedikitnya sampai beton berumur 8 jam dan perkerasan dapat dibuka untuk lalu lintas setelah kuat tekan beton mencapai 300 kg/cm2 (25 MPa) yang didapat dari benda uji beton

yang dirawat sesuai dengan kondisi perkerasan.

j. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan ini.

4.1.3. Laston Lapis Aus (ACWC)

Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis aus (AC-WC) adalah sebagai berikut : a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan

kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Campuran ACWC dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader setelah rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACWC yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran ACWC tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.

d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACWC akan diperiksa kembali, khususnya terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran ACWC tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan kembali dengan tandem roller (final compaction).

e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu. f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan

mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan ACWC dimulai.

(7)

h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis aus (ACWC) tersebut akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

4.1.4. Laston Lapis Antara Perata (AC-BC (L))

Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis antara perata (AC-BC (L)) adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.

c. Campuran ACBC Lev dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader setelah rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACBC Lev yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran ACBC Lev tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.

d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACBC Lev akan diperiksa kembali, khususnya terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran ACBC Lev tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan kembali dengan tandem roller (final compaction).

e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu. f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan

mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan ACBC Lev dimulai.

g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan di lokasi penghamparan hotmix.

h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis antara perata (ACBC Lev) tersebut akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

4.2. Pekerjaan Penunjang Lainnya

4.2.1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

(8)

1. Menetapkan sistem perambuan sementara dengan mempertimbangkan: volume lalu-lintas dan kapasitas jalan yang ada, keselamatan lalu-lintas pengguna jalan dan keselamatan pejalan kaki pada daerah pemukiman. 2. Menetapkan lokasi-lokasi dimana perlu disediakan peralihan (taper) saat

pelaksanaan pekerjaan.

3. Memasang rambu-rambu perhatian dan peringatan disekitar lokasi pekerjaan (termasuk didalamnya spanduk dan selebaran).

4. Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas yang akan mengarahkan dan mengontrol arus lalu lintas ke dan di sekitar lokasi pekerjaan.

5. Kecuali diijinkan lain, maka pelaksanaan pergerakan peralatan dan pelaksanaan pekerjaan pengaspalan dan pekerjaan jalan lainnya, akan dilakukan pada siang/malam hari dengan menggunakan sistem penerangan yang cukup.

Untuk sistem manajemen lalu lintas terlihat seperti dalam lampiran-1.

4.2.2. Jalan Alih Sementara atau Detour

Jalan alih sementara atau detour yang akan dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk kondisi lalu lintas yang ada (jika kondisi lahan memungkinkan) dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen, pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum maka Penyedia Jasa harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan dapat diterima Direksi Pekerjaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakai jalan umum.

4.2.3. Manajemen Mutu

Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan konstruksi, maka pemeriksaan / pengujian akan dilakukan di laboratorium PT. Seneca Indonesia yang terletak di base camp PT. Seneca Indonesia.

Peralatan laboratorium yang akan dipersiapkan dan digunakan untuk pemeriksaan kualitas bahan dasar dan hasil pekerjaan, adalah tidak hanya terbatas pada :

1. Pemeriksaan Uji Tanah :

• Atterberg limit • Berat jenis • Uji proctor

• Uji CBR laboratorium • Sandcone

(9)

• Pengujian metode marshall

• Ekstraksi dengan metode sentrifugal dan refluks • Berat jenis agregat kasar dan halus

• Kadar pori dalam campuran (metode akurat) • Pengeboran benda uji inti (core drill) • Termometer logam

• Pengujian penetrasi, titik lembek dan daktilitas aspal • Dan perlengkapan uji aspal lainnya

3. Pemeriksaan Uji Beton :

• Uji slump test

• Cube / cylender moulds • Speedy moisture tester

• Uji tekan beton (compressive strength test) • Dan perlengkapan uji beton lainnya

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan menunjuk pada beberapa referensi sebagai berikut :

a. Spesifikasi Teknis Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum, Edisi Tahun 2010 (Revisi 3)

b. AASHTO Specifications for Highway Materials and Methods of Sampling and Testing

c. Japanese Industrial Standard (JIS) bila diperlukan

d. Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia sesuai ISO 9000 – 2000

Untuk pengendalian mutu campuran aspal / hotmix, khususnya yang berkaitan dengan pengendalian temperatur, maka dilakukan hal – hal di bawah ini antara lain :

a. Menutup bak dump truck yang berisi hotmix dengan menggunakan terpal. b. Menyediakan dan mengadakan radio komunikasi antara operator AMP dan

pelaksana di lokasi pekerjaan.

c. Mengadakan pemeriksaan jalur / rute perjalanan dump truck dari base camp ke lokasi pekerjaan secara rutin agar kendala – kendala diperjalanan dapat diinformasikan untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Analisa teknis untuk pengendalian temperatur ini adalah sbb:

a. Jarak rata-rata base camp ke lokasi pekerjaan adalah = 62.00 Km b. Kecepatan perjalanan rata-rata adalah = 30.00 Km/Jam

c. Lama perjalanan sampai dilokasi = 2.07 Jam

d. Turunnya temperatur, diambil rata-rata = 2.00 ºC/jam

e. Total penurunan temperatur = 4.14 ºC

f. Temperatur hotmix saat meninggalkan AMP = 150.00 ºC g. Maka temperatur hotmix saat tiba dilapangan, diperkirakan

= 150.00 – 4.14 = 145.86 ºC

(10)

a. Mempelajari data curah hujan yang pernah terjadi di lokasi pekerjaan pada periode mobilisasi saat akan dilakukan review terhadap kuantitas pekerjaan dan skedul pelaksanaan pekerjaan hasil rekayasa lapangan.

b. Melakukan pencatatan curah hujan dan kondisi cuaca harian di lokasi base camp dan dilokasi pekerjaan.

c. Melakukan komunikasi yang rutin antara lokasi base camp dan lokasi pekerjaan agar selalu dapat dipantau kondisi cuaca agar dapat diputuskan oleh base camp waktu yang terbaik didalam mengirimkan bahan/material kelokasi pekerjaan.

4.3. Pekerjaan Non Pekerjaan Utama dan Pekerjaan Penunjang 4.3.1. Pasangan Batu dengan Mortar

Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar dan mix design mortar yang akan digunakan dan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan. d. Tahapan Pekerjaan :

- Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir dan semen.

- Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen ditambah air.

- Material tersebut dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuai JMF dan diberi air bersih yang dibawa dalam water tanker.

- Sebelum pekerjaan pemasangan batu dimulai harus dibuatkan profil di lapangan sebagai acuan kerja sesuai shop drawing..

- Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.

- Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang pipa PVC 2”.

- Membuat benda uji mortar untuk dilakukan pengetesan di laboratorium untuk mengetahui karakteristik mortar sesuai dengan persyaratan / spesifikasi teknik.

4.3.2. Gorong – gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter dalam 20 cm

Metode kerja untuk pekerjaan gorong-gorong pipa beton tanpa tulangan dia. dalam 20 cm adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Gorong-gorong disupply oleh supplier.

c. Gorong-gorong diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck.

d. Persiapkan lantai kerja untuk gorong-gorong sesuai shop drawing. e. Tempatkan gorong-gorong di atas lantai kerja yang telah disiapkan.

(11)

4.3.3. Baja Tulangan untuk Struktur Drainase Beton Minor

Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan utuk struktur drainase beton minor adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Baja tulangan akan dipotong dengan menggunakan bar cutter machine dan dibengkokkan dengan menggunakan bar bending machine sesuai dengan kebutuhan (ukuran dan bentuk) di sekitar lokasi pekerjaan.

d. Potongan baja tulangan kemudian dirangkai sesuai gambar rencana di sekitar lokasi pekerjaan.

4.3.4. Galian Biasa

Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok pengarah galian/kemiringan untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan. d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan secara manual

(tenaga manusia).

e. Hasil galian tanah diangkut dengan dump truck menuju lokasi pembuangan yang telah ditentukan untuk menghindari dampak lingkungan.

f. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.5. Galian Batu

Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok pengarah galian/kemiringan untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan.

d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan jack hammer + air compressor dan hasil galian diangkut dengan dumptruck menuju lokasi pembuangan yang telah ditentukan untuk menghindari dampak lingkungan. e. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.6. Galian Struktur dengan kedalaman 0 – 2 meter

Metode kerja untuk pekerjaan galian struktur dengan kedalamam 0 – 2 M adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

(12)

d. Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi untuk menentukan apakah lokasi pekerjaan sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.

e. Tanah digali dengan menggunakan excavator, dibantu secara manual oleh tenaga manusia pada lokasi galian yang tidak dapat dilakukan dengan alat excavator.

f. Selanjutnya tanah hasil galian dimuat kedalam dump truck dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

g. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.7. Galian Struktur dengan kedalaman 2 – 4 meter

Metode kerja untuk pekerjaan galian struktur dengan kedalamam 2 – 4 M adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Melakukan pengukuran di lokasi pekerjaan untuk menentukan titik-titik pekerjaan galian struktur dan memasang bouwplank sesuai kebutuhan.

d. Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi untuk menentukan apakah lokasi pekerjaan sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.

e. Galian struktur dilakukan dengan menggunakan excavator, dibantu secara manual oleh tenaga manusia pada lokasi galian yang tidak dapat dilakukan dengan alat excavator. Untuk mengantisipasi rembesan air saat pelaksanaan pekerjaan galian, maka di lokasi penggalian disediakan water pump untuk usaha pengeringan (dewatering). Dan tanah yang rawan runtuh (longsor) diberi perkuatan-perkuatan secukupnya.

f. Selanjutnya tanah hasil galian dimuat kedalam dump truck dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

g. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

4.3.8. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine

Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan Cold Milling Machine adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Melakukan pengukuran dan marking lokasi yang akan digali.

d. Pelaksanaan pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan cold milling machine akan dilakukan apabila lokasi, ukuran dan gambar kerja telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

e. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan cold milling machine, jack hammer + air compressor + asphalt cutter digunakan untuk membongkar lapisan aspal yang tidak dapat dibongkar dengan alat cold milling machine.

(13)

4.3.9. Timbunan Biasa dari Sumber Galian

Metode kerja untuk pekerjaan timbunan biasa dari sumber galian adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor di laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Di lokasi sumber galian, bahan timbunan biasa di masukkan ke dalam dump truck dengan menggunakan wheel loader dan diangkut ke lokasi pekerjaan. d. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction

dengan excavator (bila lokasi memungkinkan) dan secara manual (tenaga manusia) kemudian dipadatkan dengan mini vibro roller dan atau stamper. e. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat

pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.

f. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4.3.10. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Metode kerja untuk pekerjaan timbunan pilihan dari sumber galian adalah sebagai berikut ;

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor di laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Timbunan Pilihan diasumsikan di bawah median, trotoar atau lokasi lain sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

d. Di lokasi sumber galian, bahan timbunan pilihan di masukkan ke dalam dump truck dengan menggunakan wheel loader dan diangkut ke lokasi pekerjaan.

e. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction secara manual (tenaga manusia) kemudian dipadatkan dengan mini vibro roller dan atau stamper.

f. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.

g. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4.3.11. Timbunan Pilihan Berbutir (diukur dengan Rod & Plate)

Metode kerja untuk pekerjaan timbunan pilihan berbutir (diukur dengan rod & plate) adalah sebagai berikut :

(14)

b. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor di laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

d. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction secara manual (tenaga manusia) kemudian dipadatkan dengan mini vibro roller dan atau stamper.

e. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.

f. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4.3.12. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Lapis pondasi agregat kelas A diasumsikan digunakan pada transisi antara perkerasan beton lama dan baru.

d. Material lapis pondasi berbutir agregat kelas A tersebut akan disiapkan/dicampur dengan bantuan menggunakan wheel loader dilokasi supplier dan apabila campuran telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan JMF yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan tersebut akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan.

e. Bila diperlukan, akan dilakukan uji penghamparan dan pemadatan untuk mempelajari efektifitas alat yang digunakan.

f. Penghamparan bahan agregat A dilakukan dengan menggunakan motor grader.

g. Setelah terhampar dengan sempurna sesuai ketebalan dan rentang toleransi yang diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat A dengan menggunakan vibro roller dengan terlebih dahulu memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar dapat dipadatkan pada kadar air optimumnya. h. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air apabila bahan

agregat tersebut tidak masuk kedalam rentang yang diijinkan.

i. Apabila pemadatan pada bahan agregat kelas A telah selesai, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan derajat kepadatannya dengan menggunakan alat uji sandcone.

j. Pada lapisan agregat kelas A, sebelum dilakukan uji kepadatan dengan sand cone akan dilakukan uji proof rolling untuk memeriksa keseragaman kepadatan sebelum dilakukan uji sand cone.

4.3.13. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

(15)

pekerjaan. Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi bawah beton kurus adalah sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Beton diproduksi dengan concrete batching plant kemudian diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer.

d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan, kemudian bila diperlukan dipadatkan menggunakan concrete vibrator.

e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.

f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan ini.

4.3.14. Lapis Perekat – Aspal Emulsi

Metode kerja untuk pekerjaan lapis perekat – aspal emulsi adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Lapis perekat/tack coat diberikan diatas lapisan permukaan berbahan pengikat yang telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan untuk kemudian dilakukan pekerjaan penghamparan perkerasan beraspal.

d. Sebelum dilakukan penyemprotan lapis perekat-aspal emulsi, maka semua bahan-bahan lepas diatas permukaan eksisting dibuang/dihilangkan dengan menggunakan air compressor.

e. Bahan lapis perekat dibawa dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan. Sesampainya di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat tersebut dimasukkan ke dalam asphalt sprayer.

f. Sebelum dilakukan penyemprotan di lokasi pekerjaan, maka apabila diperlukan akan dilakukan uji percobaan/trial test untuk menguji metode kerjanya dan mendapatkan lama waktu pengeringan yang memberikan efek kelengketan yang tepat. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan asphalt sprayer.

g. Di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat-aspal emulsi diperiksa homogenitasnya sebelum dilakukan penyemprotan.

h. Untuk memeriksa kadar/takaran penggunaannya, maka akan dilakukan pengujian dengan menggunakan paper test.

i. Apabila terdapat lokasi yang terlalu banyak penggunaannya setelah didiamkan/penundaan selama beberapa saat, maka pada lokasi tersebut akan diperbaiki/dikoreksi secara manual.

j. Selama masa curing/penundaan, maka bahan lapis perekat-aspal emulsi tersebut akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas.

4.3.15. Laston Lapis Antara (ACBC)

(16)

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar pealatan yang akan digunakan.

c. Campuran ACBC dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader setelah rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction (bila diperlukan) telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACBC yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran ACBC tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck. d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACBC akan diperiksa kembali, khususnya terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran ACBC tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan kembali dengan tandem roller (final compaction).

e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu. f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan

mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan ACBC dimulai.

g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan di lokasi penghamparan hotmix.

h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis antara (ACBC) tersebut akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

4.3.16. Bahan Anti Pengelupasan

Metode kerja untuk pekerjaan bahan anti pengelupasan adalah sebagai berikut : a. Bahan anti pengelupasan merupakan bahan tambahan yang akan digunakan

dalam campuran aspal panas beton (hotmix) yang dilakukan di unit pencampur Asphalt Mixing Plant/AMP.

b. Bahan anti pengelupasan tersebut akan di supply oleh supplier langsung kelokasi base camp dimana AMP berada.

c. Sumber bahan anti pengelupasan (supplier) dan sample aditif anti pengelupasan berikut hasil pengujian lengkap akan diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.

d. Bahan anti pengelupasan yang akan digunakan harus telah diuji dilaboratorium yang terakreditasi, memenuhi persyaratan spesifikasi dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

e. Pada saat pelaksanaan pekerjaan hotmix, maka secara berkala terhadap bahan anti pengelupasan yang datang kelokasi base camp akan dilakukan uji di laboratorium sebelum bahan tersebut boleh digunakan.

(17)

Metode kerja untuk pekerjaan Beton mutu sedang dengan fc’=20 MPa (K-250) diasumsikan untuk pekerjaan beton scouring di lokasi jembatan ciburial, trotoar jembatan, loneng dan pekerjaan struktur lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Beton K-250 ex suplier yang telah diproduksi dibawa ke lokasi pengecoran dengan menggunakan truck mixer.

d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan dengan tulangan-tulangan yang diperlukan. Kemudian dipadatkan menggunakan concrete vibrator. e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda

uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.

f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan ini.

4.3.18. Beton mutu rendah dengan fc’=15 MPa (K-175)

Metode kerja untuk pekerjaan beton mutu rendah dengan fc’=15 MPa (K-175) diasumsikan untuk pekerjaan di median atau pekerjaan struktur lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Beton K-175 suplier yang telah diproduksi dibawa ke lokasi pengecoran dengan menggunakan truck mixer.

d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan. Kemudian dipadatkan menggunakan concrete vibrator.

e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.

f. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan ini.

4.3.19. Beton mutu rendah dengan fc’=10 MPa (K-125)

Metode kerja untuk pekerjaan Beton mutu rendah dengan fc’=10 MPa (K-125) adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Beton K-125 ex suplier yang telah diproduksi dibawa ke lokasi pengecoran dengan menggunakan truck mixer.

d. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan. Kemudian dipadatkan menggunakan concrete vibrator.

e. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.

(18)

4.3.20. Baja Tulangan U 24 Polos

Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan U 24 Polos adalah sebagai berikut : a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan

kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Baja tulangan dipotong dengan alat barcutter machine dan dibengkokkan dengan alat barbending machine di lokasi pekerjaan dan dirangkai sesuai dengan gambar rencana.

4.3.21. Pasangan Batu

Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar yang akan digunakan dan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan. d. Tahapan Pekerjaan :

- Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir dan semen.

- Mortar (semen + pasir + air) dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuai JMF.

- Sebelum pekerjaan pemasangan batu dimulai harus dibuatkan profil di lapangan sebagai acuan kerja sesuai shop drawing.

- Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.

- Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang sulingan-sulingan.

- Back filling dilakukan secara manual kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper.

4.3.22. Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis

Metode kerja untuk pekerjaan bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Pekerjaan bronjong digunakan sebagai dinding penahan sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

d. Sebelum dimulai pelaksanaan dilapangan maka semua bahan dasar (kawat bronjong, batu belah dan bahan lainnya), shop drawing telah mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

e. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap, segmen per segmen (arah horizontal) untuk menjaga kestabilan badan jalan yang ada, dan dilakukan setelah staking out termasuk rencana profil kemiringan galian tanah terpasang sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan galian.

(19)

g. Keranjang bronjong disiapkan dan kemudian dipasangkan di lokasi pekerjaan sesuai gambar kerja. Batu pengisi kemudian diletakkan satu demi satu kedalam keranjang bronjong sedemikian rupa agar tercapai kepadatan maksimum dengan rongga sekecil mungkin. Jika diperlukan akan dilakukan pengujian berat isi dari bronjong, agar asumsi berat isi dalam perencanaan dapat tercapai dilapangan..

h. Pengisian batu kedalam keranjang bronjong dilakukan secara bertahap, seiring dengan pemasangan bronjong dan pengisian batu disebelahnya. i. Setelah pengisian batu selesai, keranjang ditutup, diikat dan dikencangkan

dangan batang penarik.

j. Dalam arah vertical, sambungan keranjang bronjong dibuat tidak dalam satu garis, akan tetapi dibuat berselang dan sesuai dengan gambar kerja.

k. Secara bertahap, material timbunan diisikan dibelakang keranjang bronjong yang telah berisi batu dan dipadatkan dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.

l. Langkah pekerjaan berulang hingga mencapai elevasi rencana.

4.3.23. Expansion Joint Tipe Asphaltic Plug, Fixed

Metode kerja untuk pekerjaan expansion joint tipe asphaltic plug, fixed adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

c. Pemotongan lapisan aspal dan pembongkaran pada lokasi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dengan menggunakan asphalt/concrete cutter dan jack hammer+air compressor.

d. Lokasi pemotongan dan pembongkaran harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air compressor.

e. Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka bagian celah dalam 30 mm dari dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakan aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.

f. Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.

(20)

h. Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.

4.3.24. Sandaran (Railling)

Metoda kerja dari pekerjaan sandaran railing adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan. c. Bahan untuk sandaran jembatan antara lain :

- Baja rol dengan tegangan leleh 2800 kg/cm2 atau standar lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Baut pemegang (Holding Down Bolt) berbentuk U dengan diameter 25 mm atau dengan baut jangkar dengan perekat epoxy apabila disetujui oleh Direksi Pekerjaan (semua baut pemegang harus diproteksi terhadap korosi atau digalvanisasi).

d. Sandaran difabrikasi di bengkel yang disetujui Direksi Pekerjaan.

e. Pengelasan dilakukan oleh tenaga terampil. Lapisan yang terekspos harus dikupas, digosok, dikikir dan dibersihkan untuk mendapatkan penampilan yang bersih sebelum digalvanisasi.

f. Kemudian semua bagian baja harus digalvanisasi.

g. Sandaran harus dipasang dengan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.

h. Sandaran harus disetel dengan hati-hati sebelum dimatikan agar dapat memperoleh sambungan yang tepat, alinyemen yang benar dan lendutan balik pada seluruh panjang.

i. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan harus diperoleh sebelum sandaran dimatikan.

4.3.25. Pembongkaran Pasangan Batu

Metode kerja dari pekerjaan pembongkaran pasangan batu adalah sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan air compressor + jack hammer atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d. Hasil bongkaran diangkut ke lokasi pembuangan menggunakan dump truck.

4.3.26. Pembongkaran Beton

Metode kerja dari pekerjaan pembongkaran beton adalah sebagai berikut: a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada

direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

(21)

d. Hasil bongkaran diangkut ke lokasi pembuangan menggunakan dump truck.

4.3.27. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor

Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang mengalami kerusakan sehingga memerlukan perbaikan dengan melakukan penggantian material agregat base dengan luas lebih dari 40 x 40 cm dan total volume maksimal 10 m3/km,

Metode kerja dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

c. Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck. Kemudian agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan.

d. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.

e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk mendapatkan kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat. f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan

dengan menggunakan alat bantu.

4.3.28. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor

Pekerjaan ini diasumsikan sebagai pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan yang telah rusak (lubang-lubang, deformasi dll).

a. Lokasi pekerjaan ini akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan bersama-sama kontraktor / penyedia jasa pada saat dilakukan rekayasa lapangan (field engineering) pada periode mobilisasi.

b. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dengan jadwal sedini mungkin (periode mobilisasi) sehingga dapat memaksimumkan keuntungan bagi pemakai jalan. c. Bahan yang digunakan adalah berupa campuran aspal panas (yang disetujui

Direksi Pekerjaan) yang diproduksi di base camp.

d. Jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah sesuai bahan disekeliling lokasi lubang (kerusakan aspal) yang akan diperbaiki.

e. Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal untuk pekerjaan penunjang antara lain :

- Pasang rambu-rambu lalu lintas. - Marking lokasi pekerjaan.

- Gali lokasi dilakukan dengan asphalt cutter, jack hammer dan air compressor (penggalian berbentuk segi empat dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus sumbu jalan).

- Kemudian hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi pekerjaan

(22)

- Lapisi tack coat diseluruh lokasi permukaan lubang.

- Masukkan bahan (campuran aspal panas) lapis per lapis dan lakukan pemadatan dengan mini vibro roller.

- Lakukan pemeriksaan elevasi / kerataan permukaan dengan menggunakan mistar (straightedge).

- Bila diperlukan dan telah disetujui Direksi Pekerjaan lakukan pembersihan.

4.3.29. Marka Jalan Termoplastik

Pekerjaan ini berupa pengecatan marka jalan dengan termoplastik. Metode kerja dari pekerjaan marka jalan termoplastik adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran dengan menggunakan air compressor.

c. Pemberian tanda pada lokasi yang akan di marka (Pre-Marking).

d. Setelah bahan cat dan material glass bit dicampur dan dipanaskan dengan alat marka, kemudian di hampar sesuai tanda yang telah ditentukan.

e. Peralatan beserta bahan dibawa oleh truck. f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

4.3.30. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade Rambu jalan ini dipasang pada lokasi-lokasi yang memerlukan perhatian khusus dari pengendara, yaitu penunjuk tikungan, tanjakan/turunan, persimpangan, keramaian, bangunan-bangunan fasilitas umum, penunjuk kecepatan, jembatan dsb. Rambu-rambu ini dipasang dengan ukuran dimensi, jumlah dan ketentuan lainnya sesuai dengan spesifikasi, gambar kontrak dan petunjuk direksi. Sebelum pemasangan terlebih dahulu dibuat request pekerjaan. Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Areal rambu digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman pondasinya.

b. Beton yang digunakan untuk pondasi rambu jalan harus dari kelas K175 (fc’15 MPa).

c. Rambu disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan menggali tanah untuk pondasi lalu bahan beton dicor dan merapihkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.

d. Penyelesaian dan perapihan kembali setelah pemasangan.

4.3.31. Rel Pengaman

Rel Pengaman diperuntukkan pada lokasi-lokasi yang memerlukan pengamanan khusus bagi pengendara, yaitu tikungan tajam. Rel Pengaman dipasang dengan dimensi, panjang dan ketentuan yang sesuai dengan spesifikasi atau gambar kontrak, atau menurut petunjuk direksi pekerjaan. Sebelum pembuatan/ pemasangan terlebih dahulu dibuat request pekerjaan. Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

(23)

b. Lokasi tiang rel pengaman digali sampai kedalaman rencana.

c. Tiang rel pengaman dimasukkan ke dalam lubang dan kemudian dicor sehingga dapat berdiri dengan kuat.

d. Batang rel pengaman dipasang pada tiang-tiang rel pengaman. e. Pembersihan dan pemeliharaan setelah pemasangan.

4.3.32. Kerb Pracetak

Kerb Pracetak dibuat dari beton dengan mutu K-300 (fc’25 Mpa) sesuai Spesifikasi Teknis Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3. Metode kerja dari pekerjaan pembuatan Kerb Pracetak ini adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Kerb pracetak disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan.

c. Lokasi pemasangan kerb harus dibersihkan dan digali sampai bentuk dan kedalaman yang diperlukan sesuai gambar kerja.

d. Sebelum pemasangan dilakukan, dibuat dudukan untuk Kerb sesuai gambar kerja, selanjutnya dilakukan pemasangan kerb, celah antar kerb diberi adukan pasir dan semen (mortar).

e. Di beberapa tempat sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan dipasang Kerb yang berlobang agar dapat mengalirkan air dari badan jalan. f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

4.3.33. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

Blok Beton (paving block) pracetak untuk trotoar dan median dibuat dengan minimum kelas beton K175 (fc’15 MPa) sesuai Spesifikasi Teknis Bina Marga Tahun 2010 Rev 3. Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan blok beton adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

b. Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

c. Pada umumnya blok beton dipasang di atas landasan pasir dengan tebal 60 – 70 mm atau bahan lain yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan dengan stamper plate.

d. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan.

4.3.34. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan

Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pemeliharaan rutin selokan, saluran air, galian dan timbunan dimana selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan sehingga fungsi dari sistem saluran air dan selokan dapat berfungsi dengan baik dan lancar. Pekerjaan pemeliharaan rutin mencakup pembuangan lanau, daun, kotoran dan tanaman yang tidak dikehendaki, yang dapat menghalangi aliran air permukaan.

(24)

Pekerjaan ini mencakup pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan.

4.3.36. Pemeliharaan Rutin Jembatan

Pekerjaan ini mencakup pemeriksaan dan pelaporan semua kondisi komponen utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan komponen logam lain yang peka terhadap karat. Juga pembuangan sampah yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air di bawah jembatan.

Demikianlah tulisan ini, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan atau penjelasan perihal metode kerja pekerjaan – pekerjaan utama dan penjelasan perihal metode pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan Paket Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Cibeureum (Bandung) – Jln. Sukarno-Hatta (Bandung).

Bandung, 06 Februari 2015 PT. Seneca Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu dari hasil penelitian sebelumnya dan melihat pentinganya Tembaga dan Boron pada tanaman kelapa sawit, penulis tertarik melakukan penelitian Survei dan

Seperti yang sudah dijelaskan diatas besi cor kelabu mempunyai titik didih (cair) 1200 o C. Besi cor kelabu mempunyai komposisi kimia dan beberapa jeni besi cor kelabu

Dilihat dari sisi Akhlak: alhamdulillah sudah baik, artinya memang kalo di sekolah ini yang saya rasakan anak-anak disini itu seakan-akan dari rumah itu malampiaskan diri disini

Tujuan yang ditetapkan oleh manajemen LT-IPB Bogor adalah agar LT- IPB Bogor menjadi pusat pengembangan keunggulan bidang kimia khusus dan berperan dalam pelaksanaan otonomi

Pada kenyataan taraf ini – unitarisme dan isu HAM – para pendiri negara telah mencapai kesepakatan model tindakan komunikatif, karena perjuangan mereka terhadap

Sasaran tersebut diwujudkan melalui Rencana Kinerja Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang berjumlah 44 (empat puluh empat) kegiatan yang

Geschool adalah salah satu jejaring sosial edukasi yang dikembangkan untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia, ini terlihat dari fitur-fitur dan reward menarik

Dari uraian hasil penelitian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa nyeri pinggang pada kategori sedang yang dialami karyawan dapat dipicu oleh ukuran kursi yang tidak sesuai