• Tidak ada hasil yang ditemukan

GABUNG BUKU PLH MANGROVE 4.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GABUNG BUKU PLH MANGROVE 4.pdf"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tim Penyusun :

Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd. Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si. Ir. Sugiarti

Melani Kurnia, S.Si.

Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si. Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si. Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc. Triana

Cecep Supriyatna, S.E. Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.

Tim Editor:

Ir. Adi Susmianto, M.Sc. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.

Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH..

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU Jl. MT. Haryono No. 56, Sindang, Kab. Indramayu 45222

Kerjasama dengan

PT. PERTAMINA RU VI Balongan, Indramayu Jl. Raya Balongan, Kab. Indramayu, Jawa Barat 45217

PENDIDIKAN

LINGKUNGAN HIDUP

(3)

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

TEMATIK MANGROVE

UNTUK KELAS 4 SEKOLAH DASAR

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang (2017)

Tim Penyusun : Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd. Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si. Ir. Sugiarti

Melani Kurnia, S.Si.

Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si. Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si. Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc. Triana

Cecep Supriyatna, S.E. Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.

Tim Editor : Ir. Adi Susmianto, M.Sc. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.

Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH

Desain Sampul : Triana

Tata Letak isi : Tatang Rohana

Penerbit : Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

ISBN :

Terbit Pertama : 2017

978-602-50287-1-7

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

ii

iii

(4)

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

TEMATIK MANGROVE

UNTUK KELAS 4 SEKOLAH DASAR

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang (2017)

Tim Penyusun : Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd. Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si. Ir. Sugiarti

Melani Kurnia, S.Si.

Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si. Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si. Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc. Triana

Cecep Supriyatna, S.E. Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.

Tim Editor : Ir. Adi Susmianto, M.Sc. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.

Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH

Desain Sampul : Triana

Tata Letak isi : Tatang Rohana

Penerbit : Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

ISBN :

Terbit Pertama : 2017

978-602-50287-1-7

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

ii

iii

(5)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(6)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(7)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

vi

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA, penyusunan buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat diselesaikan dengan baik. Tim penyusun juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah memungkinkan tersusunnya buku ini, yaitu :

1. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu 2. Pri Hartanto Manager HSE PT. Pertamina RU VI Balongan

3. I Nyoman N Suryadiputra Direktur Wetlands Internatinal - Indonesia Programme 4. Drs. Adung Suteja. SH. MMPD. MH. Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan

Kabupaten Indramayu

5. Omat, ST, MT.Kasubid Prasarana Wilayah, Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Indramayu.

6. Oni S.Hut.Dinas Kelautan dan Perikanan

7. Suhartati, S.Si., M.Si. Kepala Seksi Perencanaan, Dinas Lingkungan Hidup 8. Cecep Supriyatna CSR PT. Pertamina RU VI Balongan

9. Siti Hanum H. Ilmi CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 10. Rina Estelita CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 11. Sari Handayani CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 12. Eka Tarika Kelompok Pantai Lestari

Terima kasih juga disampaikan kepada peserta workshop Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu, yaitu:

1. Tati Rustatiningsih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik I 2. Fatkanah , S.Pd.SD SDN Pabean Udik I

3. Titi Liriyanti, S.Pd SDN Pabean Udik II 4. Kuraesin, S.Pd.SD SDN Pabean Udik II 5. Mustafidz, S.Pd SDN Pabean Udik III 6. Sundarih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik III 7. Feni Wahyuni, A.Ma.Pd SDN Karangsong I 8. Sri Rahayu SDN Karangsong I

9. Yayah Badriah,S.Pd.SD SDN Karangsong II 10. Nurhayati,S.Pd.I SDN Karangsong II 11. Tia Istianah SDN Karangsong III 12. Casniah, S.Pd.SD SDN Karangsong III 13. Bambang Sugiharto, S.Pd SDN Unggulan 14. Lutfyah, S.Pd SDN Unggulan

15. Hj. Suhaelah, S.Pd SDN Paoman IV 16. Hj. Endang Sutiati, S.Pd SDN Paoman IV 17. Yayan Supyadin, Mpd SDN Pasekan I 18. Makrus, SE. M.Pd SDN Pabean Ilir III 19. Kasdi Priyono, S.Pd.SD SDN Cangkring II 20. Sujana, SPd.I. M.Pd.I SDN Cangkring II

Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal dan pahala yang berlimpah.

Indramayu, Juni 2017 Tim Penyusun

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA, Buku Pendidikan Lingkunga Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar Kabupaten Indramayu telah selesai disusun oleh Tim. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pembentuk watak atau karakter generasi yang akan datang menjadi insan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Kabupaten Indramayu yang sebagian wilayahnya merupakan pesisir, sangat mengandalkan perekonomiannya di sektor kelautan dan perikanan. Dengan panjang pantai 147 km yang dihuni oleh penduduk 35 desa pesisir dari 11 kecamatan, Pemerintah Kabupaten Indramayu berkomitmen untuk melestarikan hutan mangrove di sepanjang pesisir utara guna mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Indramayu terwujudnya masyarakat yang religius, maju, mandiri, dan sejahtera serta terciptanya keunggulan daerah (Remaja Tiga).

Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berkewajiban menyiapkan generasi pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu Dinas Pendidikan berkomitmen untuk menerapkan pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup sejak di tingkat Sekolah Dasar. Kekhasan Kabupaten Indramayu dengan hutan mangrovenya yang telah ditetapkan sebagai Mangrove Center untuk kepentingan Pendidikan dan Penelitian Mangrove Indonesia Wilayah Barat, menjadi pertimbangan bagi Dinas Pendidikan untuk mengangkat Mangrove sebagai tema Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah Dasar di Indramayu.

(8)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

vi

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA, penyusunan buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat diselesaikan dengan baik. Tim penyusun juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah memungkinkan tersusunnya buku ini, yaitu :

1. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu 2. Pri Hartanto Manager HSE PT. Pertamina RU VI Balongan

3. I Nyoman N Suryadiputra Direktur Wetlands Internatinal - Indonesia Programme 4. Drs. Adung Suteja. SH. MMPD. MH. Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan

Kabupaten Indramayu

5. Omat, ST, MT.Kasubid Prasarana Wilayah, Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Indramayu.

6. Oni S.Hut.Dinas Kelautan dan Perikanan

7. Suhartati, S.Si., M.Si. Kepala Seksi Perencanaan, Dinas Lingkungan Hidup 8. Cecep Supriyatna CSR PT. Pertamina RU VI Balongan

9. Siti Hanum H. Ilmi CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 10. Rina Estelita CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 11. Sari Handayani CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 12. Eka Tarika Kelompok Pantai Lestari

Terima kasih juga disampaikan kepada peserta workshop Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu, yaitu:

1. Tati Rustatiningsih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik I 2. Fatkanah , S.Pd.SD SDN Pabean Udik I

3. Titi Liriyanti, S.Pd SDN Pabean Udik II 4. Kuraesin, S.Pd.SD SDN Pabean Udik II 5. Mustafidz, S.Pd SDN Pabean Udik III 6. Sundarih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik III 7. Feni Wahyuni, A.Ma.Pd SDN Karangsong I 8. Sri Rahayu SDN Karangsong I

9. Yayah Badriah,S.Pd.SD SDN Karangsong II 10. Nurhayati,S.Pd.I SDN Karangsong II 11. Tia Istianah SDN Karangsong III 12. Casniah, S.Pd.SD SDN Karangsong III 13. Bambang Sugiharto, S.Pd SDN Unggulan 14. Lutfyah, S.Pd SDN Unggulan

15. Hj. Suhaelah, S.Pd SDN Paoman IV 16. Hj. Endang Sutiati, S.Pd SDN Paoman IV 17. Yayan Supyadin, Mpd SDN Pasekan I 18. Makrus, SE. M.Pd SDN Pabean Ilir III 19. Kasdi Priyono, S.Pd.SD SDN Cangkring II 20. Sujana, SPd.I. M.Pd.I SDN Cangkring II

Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal dan pahala yang berlimpah.

Indramayu, Juni 2017 Tim Penyusun

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA, Buku Pendidikan Lingkunga Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar Kabupaten Indramayu telah selesai disusun oleh Tim. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pembentuk watak atau karakter generasi yang akan datang menjadi insan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Kabupaten Indramayu yang sebagian wilayahnya merupakan pesisir, sangat mengandalkan perekonomiannya di sektor kelautan dan perikanan. Dengan panjang pantai 147 km yang dihuni oleh penduduk 35 desa pesisir dari 11 kecamatan, Pemerintah Kabupaten Indramayu berkomitmen untuk melestarikan hutan mangrove di sepanjang pesisir utara guna mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Indramayu terwujudnya masyarakat yang religius, maju, mandiri, dan sejahtera serta terciptanya keunggulan daerah (Remaja Tiga).

Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berkewajiban menyiapkan generasi pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu Dinas Pendidikan berkomitmen untuk menerapkan pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup sejak di tingkat Sekolah Dasar. Kekhasan Kabupaten Indramayu dengan hutan mangrovenya yang telah ditetapkan sebagai Mangrove Center untuk kepentingan Pendidikan dan Penelitian Mangrove Indonesia Wilayah Barat, menjadi pertimbangan bagi Dinas Pendidikan untuk mengangkat Mangrove sebagai tema Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah Dasar di Indramayu.

(9)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

viii

ix

Masalah lingkungan hidup sudah menjadi masalah semua negara di dunia, seperti banjir, rob, kekeringan, kelaparan, kebakaran hutan, sampah, pencemaran hingga pemanasan global. Banyak masalah lingkungan hidup timbul akibat perilaku manusia yang tidak peduli lingkungan, perilaku yang merusak, perilaku boros dan serakah. Oleh karena itu, apabila ingin memperbaiki lingkungan agar lebih baik, maka harus dimulai dari memperbaiki perilaku manusianya. Perilaku peduli lingkungan harus ditanamkan sejak usia dini, baik melalui teladan para orang tua maupun melalui pendidikan di sekolah.

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang peduli lingkungan yang akan menjadi pelaku dan pengawal pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Pendidikan lingkungan hidup harus dekat dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa dan harus berbasis pada potensi sumberdaya lokal, sehingga akan mudah diterima, dihayati dan tertanam kuat dalam perilaku sehari-hari para siswa.

Kabupaten Indramayu menghadapi berbagai masalah lingkungan antara lain hilangnya daratan akibat abrasi, banjir, rob, pencemaran perairan sungai dan laut, sampah, pembabatan hutan mangrove untuk tambak dan kurangnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Meskipun demikian, Kabupaten Indramayu telah berhasil bangkit memperbaiki lingkungan, khususnya pesisir utara dengan cara merehabilitasi pantai dengan menanam mangrove. Keberhasilan rehabilitasi pantai utara dengan tanaman mangrove yang dimulai sejak tahun 2008 telah menjadikan Indramayu dikenal dengan ekowisata hutan mangrovenya. Bahkan hutan mangrove di pantai Karangsong, Indramayu telah dicanangkan sebagai Mangrove Center oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk tujuan penelitian, pendidikan dan ekowisata.

Mengingat pentingnya pelestarian hutan mangrove dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, para stakeholder memandang perlu untuk memasukkan tema mangrove ke dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, menginisiasi pembentukan PLH tematik mangrove sebagai pelajaran ekstrakurikuler bagi sekolah dasar di pesisir Indramayu.

Dengan dimasukkannya Pendidikan Lingkungan Hidup tematik mangrove ke dalam sistem pendidikan dasar di Kabupaten Indramayu, diharapkan dapat membekali para siswa untuk menjadi pelaku pembangunan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan asas pembangunan Indonesia yaitu pembangunan berkelanjutan. Buku PLH ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Dasar. Buku ini juga memberikan lembar tugas yang harus diselesaikan oleh siswa untuk akan melatih sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan. Diharapkan buku ini dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikap dan perilku positif terhadap lingkungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, kami terbuka menerima kritik, koreksi dan saran untuk perbaikan buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada Tim Penyusun.

Indramayu, Juni 2017 Tim Penyusun,

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I. MENGENAL KEANEKARAGAMAN HAYATI ... 1

A.Pengertian Keanekaragaman Hayati ... 1

BAB II. PERLINDUNGAN DAN PENGAWETAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... 9

A. Pengertian Perlindungan dan Pengawetan ... 9

B. Upaya Perlindungan dan Pengawetan ... 10

C. Kawasan yang Dilindungi ... 10

D. Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi ... 12

E. Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar ... 16

F. Rangkuman ... 17

G. Latihan ... 17

BAB III. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI ... 18

A. Sumber Pangan (Makanan) ... 19

B. Sumber Papan (Rumah) ... 20

C. Sumber Sandang (Pakaian) ... 21

D. Sumber Obat-obatan ... 22

E. Sumber Kosmetik ... 23

F. Sumber Bahan Baku Industri ... 24

G. Sumber pendapatan ... 25

H. Sumber Energi ... 26

I. Ekowisata ... 27

J. Rangkuman ... 29

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... iii

DAFTAR ISI

(10)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

viii

ix

Masalah lingkungan hidup sudah menjadi masalah semua negara di dunia, seperti banjir, rob, kekeringan, kelaparan, kebakaran hutan, sampah, pencemaran hingga pemanasan global. Banyak masalah lingkungan hidup timbul akibat perilaku manusia yang tidak peduli lingkungan, perilaku yang merusak, perilaku boros dan serakah. Oleh karena itu, apabila ingin memperbaiki lingkungan agar lebih baik, maka harus dimulai dari memperbaiki perilaku manusianya. Perilaku peduli lingkungan harus ditanamkan sejak usia dini, baik melalui teladan para orang tua maupun melalui pendidikan di sekolah.

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang peduli lingkungan yang akan menjadi pelaku dan pengawal pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Pendidikan lingkungan hidup harus dekat dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa dan harus berbasis pada potensi sumberdaya lokal, sehingga akan mudah diterima, dihayati dan tertanam kuat dalam perilaku sehari-hari para siswa.

Kabupaten Indramayu menghadapi berbagai masalah lingkungan antara lain hilangnya daratan akibat abrasi, banjir, rob, pencemaran perairan sungai dan laut, sampah, pembabatan hutan mangrove untuk tambak dan kurangnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Meskipun demikian, Kabupaten Indramayu telah berhasil bangkit memperbaiki lingkungan, khususnya pesisir utara dengan cara merehabilitasi pantai dengan menanam mangrove. Keberhasilan rehabilitasi pantai utara dengan tanaman mangrove yang dimulai sejak tahun 2008 telah menjadikan Indramayu dikenal dengan ekowisata hutan mangrovenya. Bahkan hutan mangrove di pantai Karangsong, Indramayu telah dicanangkan sebagai Mangrove Center oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk tujuan penelitian, pendidikan dan ekowisata.

Mengingat pentingnya pelestarian hutan mangrove dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, para stakeholder memandang perlu untuk memasukkan tema mangrove ke dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, menginisiasi pembentukan PLH tematik mangrove sebagai pelajaran ekstrakurikuler bagi sekolah dasar di pesisir Indramayu.

Dengan dimasukkannya Pendidikan Lingkungan Hidup tematik mangrove ke dalam sistem pendidikan dasar di Kabupaten Indramayu, diharapkan dapat membekali para siswa untuk menjadi pelaku pembangunan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan asas pembangunan Indonesia yaitu pembangunan berkelanjutan. Buku PLH ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Dasar. Buku ini juga memberikan lembar tugas yang harus diselesaikan oleh siswa untuk akan melatih sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan. Diharapkan buku ini dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikap dan perilku positif terhadap lingkungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, kami terbuka menerima kritik, koreksi dan saran untuk perbaikan buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada Tim Penyusun.

Indramayu, Juni 2017 Tim Penyusun,

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I. MENGENAL KEANEKARAGAMAN HAYATI ... 1

A.Pengertian Keanekaragaman Hayati ... 1

BAB II. PERLINDUNGAN DAN PENGAWETAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... 9

A. Pengertian Perlindungan dan Pengawetan ... 9

B. Upaya Perlindungan dan Pengawetan ... 10

C. Kawasan yang Dilindungi ... 10

D. Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi ... 12

E. Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar ... 16

F. Rangkuman ... 17

G. Latihan ... 17

BAB III. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI ... 18

A. Sumber Pangan (Makanan) ... 19

B. Sumber Papan (Rumah) ... 20

C. Sumber Sandang (Pakaian) ... 21

D. Sumber Obat-obatan ... 22

E. Sumber Kosmetik ... 23

F. Sumber Bahan Baku Industri ... 24

G. Sumber pendapatan ... 25

H. Sumber Energi ... 26

I. Ekowisata ... 27

J. Rangkuman ... 29

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... iii

DAFTAR ISI

(11)

Halaman

K. Latihan ... 29

BAB IV. MENGENAL EKOSISTEM HUTAN MANGROVE ... 30

A.Pengertian Ekosistem Hutan Mangrove ... 30

B.Formasi Hutan Mangrove ... 32

C.Pentingnya Menjaga Ekosistem Mangrove ... 34

D.Rangkuman ... 35

E.Latihan ... 36

BAB V. KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA HUTAN MANGROVE ... 37

A.Habitat Flora Hutan Mangrove ... 37

B.Spesies Flora Hutan Mangrove ... 39

C.Habitat Fauna Hutan Mangrove ... 39

D.Spesies Fauna Hutan Mangrove ... 42

E.Rangkuman ... 44

F.Latihan ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 48

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(12)

Halaman

K. Latihan ... 29

BAB IV. MENGENAL EKOSISTEM HUTAN MANGROVE ... 30

A.Pengertian Ekosistem Hutan Mangrove ... 30

B.Formasi Hutan Mangrove ... 32

C.Pentingnya Menjaga Ekosistem Mangrove ... 34

D.Rangkuman ... 35

E.Latihan ... 36

BAB V. KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA HUTAN MANGROVE ... 37

A.Habitat Flora Hutan Mangrove ... 37

B.Spesies Flora Hutan Mangrove ... 39

C.Habitat Fauna Hutan Mangrove ... 39

D.Spesies Fauna Hutan Mangrove ... 42

E.Rangkuman ... 44

F.Latihan ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 48

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(13)

MENGENAL

KEANEKARAGAMAN HAYATI

1

bab

1. Kompetensi Dasar

a.

Siswa memahami keanekaragaman ekosistem

b.

Siswa memahami keanekaragaman spesies (jenis)

c.

Siswa memahami keanekaragaman gen (genetik)

2. Indikator Hasil Belajar

a.

Siswa dapat menyebutkan tipe-tipe ekosistem di Indonesia

b.

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis flora dan fauna asli Indonesia c. Siswa dapat membedakan perbedaan ragam spesies (jenis dan ragam

gen) di dalam suatu spesies (jenis).

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk tingkat keanekaragaman sumber daya alam hayati yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis atau spesies dan keanekaragaman gen (genetik). Keanekaragaman hayati bisa diartikan sebagai keragaman makhluk hidup yang terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan seperti bentuk, ukuran, warna, penampilan dan sifat-sifatnya. Keanekaragaman hayati sering disebut Biodiversitas, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Biodiversity. Keanekaragaman hayati juga seringkali disingkat menjadi Kehati.

Keanekaragaman hayati dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis) dan keanekaragaman ekosistem. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari keanekaragaman hayati. Sandang, pangan, papan dan obat-obatan yang kita gunakan banyak dihasilkan dari keanekaragaman hayati.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

1

(14)

MENGENAL

KEANEKARAGAMAN HAYATI

1

bab

1. Kompetensi Dasar

a.

Siswa memahami keanekaragaman ekosistem

b.

Siswa memahami keanekaragaman spesies (jenis)

c.

Siswa memahami keanekaragaman gen (genetik)

2. Indikator Hasil Belajar

a.

Siswa dapat menyebutkan tipe-tipe ekosistem di Indonesia

b.

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis flora dan fauna asli Indonesia c. Siswa dapat membedakan perbedaan ragam spesies (jenis dan ragam

gen) di dalam suatu spesies (jenis).

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk tingkat keanekaragaman sumber daya alam hayati yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis atau spesies dan keanekaragaman gen (genetik). Keanekaragaman hayati bisa diartikan sebagai keragaman makhluk hidup yang terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan seperti bentuk, ukuran, warna, penampilan dan sifat-sifatnya. Keanekaragaman hayati sering disebut Biodiversitas, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Biodiversity. Keanekaragaman hayati juga seringkali disingkat menjadi Kehati.

Keanekaragaman hayati dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis) dan keanekaragaman ekosistem. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari keanekaragaman hayati. Sandang, pangan, papan dan obat-obatan yang kita gunakan banyak dihasilkan dari keanekaragaman hayati.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

1

(15)

B. Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh interaksi yang dinamis antara komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (lingkungan fisik).

Interaksi atau hubungan timbal balik antar makhluk hidup yang satu dengan yang lain, baik di dalam spesies (jenis) yang sama maupun antar spesies berbeda membentuk komunitas. Komponen biotik dari ekosistem meliputi tumbuhan, hewan dan mikro organisme (jasad renik), Komponen-komponen abiotik dari suatu ekosistem meliputi air, tanah, udara, cahaya, suhu, kelembaban, mineral, dan lingkungan kimiawi.

Keanekaragaman yang terjadi pada ekosistem disebabkan oleh perbedaan iklim, ketinggian dari permukaan laut atau elevasi, substrat atau tempat tumbuh, dan vegetasi atau kumpulan tumbuhan yang membentuknya. Contohnya, ekosistem yang terjadi karena perbedaan ketinggian dari permukaan laut adalah hutan pantai, hutan dataran rendah, hutan pegunungan dan hutan alpin. Ekosistem yang terjadi karena perbedaan iklim contohnya ekosistem savana, ekosistem hutan hujan dan ekosistem hutan musim (hutan monsoon).

Ekosistem yang terbentuk karena perbedaan substrat atau tempat tumbuh contohnya hutan mangrove, hutan karst (tanah kapur), rawa, sungai, muara, terumbu karang dan hutan gambut. Ekosistem yang terbentuk karena perbedaan vegetasi atau tumbuhan penyusunnya contohnya ekosistem hutan dipterokarpa, ekosistem hutan jati, ekosistem hutan pinus dan ekosistem hutan ekaliptus.

Kiri: ekosistem savana, kanan : ekosistem hutan hujan

Kiri: ekosistem terumbu karang, kanan: ekosistem sungai

Kiri: ekosistem hutan mangrove, kanan: ekosistem rawa

Ekosistem hutan pantai

Dapatkah kamu mengenali ekosistem di sekitar tempat tinggalmu? Ekosistem apa sajakah itu?

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

2

3

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan Foto: Hendra Gunawan

(16)

B. Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh interaksi yang dinamis antara komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (lingkungan fisik).

Interaksi atau hubungan timbal balik antar makhluk hidup yang satu dengan yang lain, baik di dalam spesies (jenis) yang sama maupun antar spesies berbeda membentuk komunitas. Komponen biotik dari ekosistem meliputi tumbuhan, hewan dan mikro organisme (jasad renik), Komponen-komponen abiotik dari suatu ekosistem meliputi air, tanah, udara, cahaya, suhu, kelembaban, mineral, dan lingkungan kimiawi.

Keanekaragaman yang terjadi pada ekosistem disebabkan oleh perbedaan iklim, ketinggian dari permukaan laut atau elevasi, substrat atau tempat tumbuh, dan vegetasi atau kumpulan tumbuhan yang membentuknya. Contohnya, ekosistem yang terjadi karena perbedaan ketinggian dari permukaan laut adalah hutan pantai, hutan dataran rendah, hutan pegunungan dan hutan alpin. Ekosistem yang terjadi karena perbedaan iklim contohnya ekosistem savana, ekosistem hutan hujan dan ekosistem hutan musim (hutan monsoon).

Ekosistem yang terbentuk karena perbedaan substrat atau tempat tumbuh contohnya hutan mangrove, hutan karst (tanah kapur), rawa, sungai, muara, terumbu karang dan hutan gambut. Ekosistem yang terbentuk karena perbedaan vegetasi atau tumbuhan penyusunnya contohnya ekosistem hutan dipterokarpa, ekosistem hutan jati, ekosistem hutan pinus dan ekosistem hutan ekaliptus.

Kiri: ekosistem savana, kanan : ekosistem hutan hujan

Kiri: ekosistem terumbu karang, kanan: ekosistem sungai

Kiri: ekosistem hutan mangrove, kanan: ekosistem rawa

Ekosistem hutan pantai

Dapatkah kamu mengenali ekosistem di sekitar tempat tinggalmu? Ekosistem apa sajakah itu?

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

2

3

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan Foto: Hendra Gunawan

(17)

C. Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman spesies atau jenis merupakan keragaman yang dapat di temukan di suatu kelompok atau komunitas tumbuhan maupun hewan di suatu tempat. Keanekaragaman spesies dapat dilihat dengan mata telanjang, karena masing-masing spesies memiliki perbedaan yang nyata. Contohnya, dari komunitas hewan kita mengenal ada monyet ekor panjang yang berbeda nyata dengan burung pergam putih, berbeda dengan biawak, dan berbeda dengan penyu hijau. Mereka merupakan spesies yang berbeda.

Kiri: monyet ekor panjang, kanan: pergam putih

Kiri: Biawak, kanan: Penyu hijau

Monyet, burung pergam putih, biawak dan penyu hijau adalah contoh-contoh spesies hewan atau yang sering disebut juga satwa liar.

Dapatkah kamu memberi contoh spesies dari kelompok burung di sekitar rumahmu?

Contoh spesies dari kelompok buah-buahan, kita mengenal salak yang berbeda dengan pepaya, berbeda dengan mangga dan berbeda dengan rambutan, karena salak, pepaya, mangga dan rambutan merupakan spesies yang berbeda. Dari komunitas atau masyarakat tumbuhan kita mengenal pohon cemara, pohon bakau, pohon ketapang, pohon waru laut dan pohon bintaro. Pohon-pohon tersebut bentuk fisiknya, daunnya, bunga dan buahnya berbeda satu sama lain, karena merupakan spesies yang berbeda.

Contoh keanekaragaman spesies buah-buahan. Dapatkah kamu mengenali buah apa sajakah itu?

Contoh keanekaragaman spesies sayur-sayuran. Tahukah kamu, sayur apa sajakah itu?

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

4

5

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

(18)

C. Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman spesies atau jenis merupakan keragaman yang dapat di temukan di suatu kelompok atau komunitas tumbuhan maupun hewan di suatu tempat. Keanekaragaman spesies dapat dilihat dengan mata telanjang, karena masing-masing spesies memiliki perbedaan yang nyata. Contohnya, dari komunitas hewan kita mengenal ada monyet ekor panjang yang berbeda nyata dengan burung pergam putih, berbeda dengan biawak, dan berbeda dengan penyu hijau. Mereka merupakan spesies yang berbeda.

Kiri: monyet ekor panjang, kanan: pergam putih

Kiri: Biawak, kanan: Penyu hijau

Monyet, burung pergam putih, biawak dan penyu hijau adalah contoh-contoh spesies hewan atau yang sering disebut juga satwa liar.

Dapatkah kamu memberi contoh spesies dari kelompok burung di sekitar rumahmu?

Contoh spesies dari kelompok buah-buahan, kita mengenal salak yang berbeda dengan pepaya, berbeda dengan mangga dan berbeda dengan rambutan, karena salak, pepaya, mangga dan rambutan merupakan spesies yang berbeda. Dari komunitas atau masyarakat tumbuhan kita mengenal pohon cemara, pohon bakau, pohon ketapang, pohon waru laut dan pohon bintaro. Pohon-pohon tersebut bentuk fisiknya, daunnya, bunga dan buahnya berbeda satu sama lain, karena merupakan spesies yang berbeda.

Contoh keanekaragaman spesies buah-buahan. Dapatkah kamu mengenali buah apa sajakah itu?

Contoh keanekaragaman spesies sayur-sayuran. Tahukah kamu, sayur apa sajakah itu?

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

4

5

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

(19)

D. Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen adalah perbedaan gen yang terjadi dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan ragam antar individu dari satu spesies. Contohnya kita mengenal padi IR, padi PB5, padi Cianjur, Padi Rojolele, Padi Cisadane, dan padi Bengawan Solo. Semua itu merupakan satu spesies padi, tetapi memiliki rasa, aroma, umur, bentuk, ukuran dan kelembutan yang bervariasi, karena memiliki ragam gen yang berbeda. Dalam dunia tumbuhan, ragam gen sering disebut varitas, sehingga kita sering mendengar istilah padi varitas Cianjur, padi varitas Rojolele.

Kita mengenal berbagai varitas mangga dari Indramayu seperti mangga gedong, mangga gincu, mangga manalagi, mangga arumanis, mangga dermayu dan mangga golek. Semua itu masih termasuk spesies mangga namun varitas atau gen nya berbeda. Perbedaan gen tersebut dapat dilihat dari bentuk, warna, ukuran dan rasanya.

Indonesia sangat kaya dengan ragam buah pisang, ada pisang ambon, pisang kapok, pisang raja, pisang tanduk, pisang gabu, pisang kluthuk dan pisang belitung. Semua itu masih merupakan satu spesies pisang, namun memiliki gen yang berbeda sehingga memiliki bentuk, ukuran, warna dan rasa yang berbeda.

Gambar di atas semuanya merupakan spesies pisang, namun ada perbedaan bentuk, ukuran dan rasa yang membedakan satu sama lain. Perbedaan itu disebabkan oleh keanekaragaman gen. Dapatkah kamu mengenali pisang apa sajakah itu?

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Dalam gambar di atas ada empat ragam cabai, semuanya merupakan satu spesies cabe,

namun memiliki gen yang berbeda sehingga ukuran, bentuk, warna dan rasa pedasnya pun berbeda. Dapatkah kamu sebutan cabe apa sajakah itu?

Perbedaan sifat-sifat yang terjadi pada buah-buahan dan padi pada contoh diatas tersebut terjadi karena perbedaan gen atau genetik, sehingga gen sering disebut sebagai pembawa sifat keturunan. Sekarang, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, gen-gen yang baik dapat direkayasa dengan persilangan untuk tujuan peningkatan mutu dan jumlah produksi. Misalnya mangga yang lebat tapi buahnya kecil dan asam disilangkan dengan mangga yang buahnya sedikit tetapi besar dan manis, maka hasil persilangannya menjadi pohon mangga yang buahnya lebat dan besar serta manis rasanya. Sudah banyak varitas tumbuhan yang dibuat dengan teknologi, terutama untuk buah-buahan.

Dapatkah kamu memberi contoh ragam gen pada spesies buah dan hewan?

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(20)

D. Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen adalah perbedaan gen yang terjadi dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan ragam antar individu dari satu spesies. Contohnya kita mengenal padi IR, padi PB5, padi Cianjur, Padi Rojolele, Padi Cisadane, dan padi Bengawan Solo. Semua itu merupakan satu spesies padi, tetapi memiliki rasa, aroma, umur, bentuk, ukuran dan kelembutan yang bervariasi, karena memiliki ragam gen yang berbeda. Dalam dunia tumbuhan, ragam gen sering disebut varitas, sehingga kita sering mendengar istilah padi varitas Cianjur, padi varitas Rojolele.

Kita mengenal berbagai varitas mangga dari Indramayu seperti mangga gedong, mangga gincu, mangga manalagi, mangga arumanis, mangga dermayu dan mangga golek. Semua itu masih termasuk spesies mangga namun varitas atau gen nya berbeda. Perbedaan gen tersebut dapat dilihat dari bentuk, warna, ukuran dan rasanya.

Indonesia sangat kaya dengan ragam buah pisang, ada pisang ambon, pisang kapok, pisang raja, pisang tanduk, pisang gabu, pisang kluthuk dan pisang belitung. Semua itu masih merupakan satu spesies pisang, namun memiliki gen yang berbeda sehingga memiliki bentuk, ukuran, warna dan rasa yang berbeda.

Gambar di atas semuanya merupakan spesies pisang, namun ada perbedaan bentuk, ukuran dan rasa yang membedakan satu sama lain. Perbedaan itu disebabkan oleh keanekaragaman gen. Dapatkah kamu mengenali pisang apa sajakah itu?

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Dalam gambar di atas ada empat ragam cabai, semuanya merupakan satu spesies cabe,

namun memiliki gen yang berbeda sehingga ukuran, bentuk, warna dan rasa pedasnya pun berbeda. Dapatkah kamu sebutan cabe apa sajakah itu?

Perbedaan sifat-sifat yang terjadi pada buah-buahan dan padi pada contoh diatas tersebut terjadi karena perbedaan gen atau genetik, sehingga gen sering disebut sebagai pembawa sifat keturunan. Sekarang, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, gen-gen yang baik dapat direkayasa dengan persilangan untuk tujuan peningkatan mutu dan jumlah produksi. Misalnya mangga yang lebat tapi buahnya kecil dan asam disilangkan dengan mangga yang buahnya sedikit tetapi besar dan manis, maka hasil persilangannya menjadi pohon mangga yang buahnya lebat dan besar serta manis rasanya. Sudah banyak varitas tumbuhan yang dibuat dengan teknologi, terutama untuk buah-buahan.

Dapatkah kamu memberi contoh ragam gen pada spesies buah dan hewan?

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(21)

E. Rangkuman

F. Latihan

Keanekaragaman hayati adalah keragaman makhluk hidup yang terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan seperti bentuk, ukuran, warna, penampilan dan sifat-sifatnya. Keanekaragaman hayati dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis) dan keanekaragaman ekosistem. Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati dan bangsa Indonesia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati untuk sandang, pangan, papan, obat-obatan dan untuk mata pencaharian

.

1. Sebutkan macam-macam ekosistem yang kamu ketahui di sekitar tempat tinggalmu! Apa yang membedakan antara ekosistem-ekosistem tersebut?

2. Coba amati berbagai spesies burung di sekitar rumahmu, apa perbedaan yang kamu lihat di antara mereka?

3. Coba selidiki di sekitarmu, adakah tanaman hias dan buah-buahan yang merupakan satu spesies tetapi memiliki gen atau varitas yang berbeda?

2

bab

PERLINDUNGAN

DAN PENGAWETAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Kompetensi Dasar

a.

Siswa memahami pengertian perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati.

b.

Siswa memahami upaya-upaya perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, baik pada ekosistem maupun spesies.

c.

Siswa mengenal kawasan yang dilindungi dan tempat-tempat untuk pengawetan keanekaragaman hayati serta mengenal spesies tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

2. Indikator Hasil Belajar

a.

Siswa dapat menyebutkan upaya upaya perlindungan keanekaragaman hayati dan contoh kawasan yang dilindungi.

b.

Siswa dapat menyebutkan upaya upaya pengawetan tumbuhan dan satwa oleh pemerintah dan masyarakat.

c.

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis flora dan fauna yang dilindungi di Indonesia.

A. Pengertian Perlindungan dan Pengawetan

Perlindungan keanekaragaman hayati adalah upaya memelihara kelestarian keanekaragaman hayati dengan cara menetapkan wilayah perlindungan keanekaragaman hayati, membinanya dan mengatur cara pemanfaatannya sehingga terhindar dari kepunahan.

Pengawetan keanekaragaman hayati adalah upaya untuk menjaga agar keanekaragaman hayati tidak punah. Pengawetan keanekaragaman hayati dilakukan di dalam habitat atau tempat hidup alaminya dan di luar habitatnya. Pengawetan keanekaragaman hayati di dalam habitatnya dilakukan dengan cara menjaga keutuhan habitatnya agar tetap dalam keadaan asli. Pengawetan keanekaragaman hayati di luar habitatnya dilakukan dengan cara menjaga, memelihara dan mengembangbiakannya.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(22)

E. Rangkuman

F. Latihan

Keanekaragaman hayati adalah keragaman makhluk hidup yang terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan seperti bentuk, ukuran, warna, penampilan dan sifat-sifatnya. Keanekaragaman hayati dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis) dan keanekaragaman ekosistem. Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati dan bangsa Indonesia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati untuk sandang, pangan, papan, obat-obatan dan untuk mata pencaharian

.

1. Sebutkan macam-macam ekosistem yang kamu ketahui di sekitar tempat tinggalmu! Apa yang membedakan antara ekosistem-ekosistem tersebut?

2. Coba amati berbagai spesies burung di sekitar rumahmu, apa perbedaan yang kamu lihat di antara mereka?

3. Coba selidiki di sekitarmu, adakah tanaman hias dan buah-buahan yang merupakan satu spesies tetapi memiliki gen atau varitas yang berbeda?

2

bab

PERLINDUNGAN

DAN PENGAWETAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Kompetensi Dasar

a.

Siswa memahami pengertian perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati.

b.

Siswa memahami upaya-upaya perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, baik pada ekosistem maupun spesies.

c.

Siswa mengenal kawasan yang dilindungi dan tempat-tempat untuk pengawetan keanekaragaman hayati serta mengenal spesies tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

2. Indikator Hasil Belajar

a.

Siswa dapat menyebutkan upaya upaya perlindungan keanekaragaman hayati dan contoh kawasan yang dilindungi.

b.

Siswa dapat menyebutkan upaya upaya pengawetan tumbuhan dan satwa oleh pemerintah dan masyarakat.

c.

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis flora dan fauna yang dilindungi di Indonesia.

A. Pengertian Perlindungan dan Pengawetan

Perlindungan keanekaragaman hayati adalah upaya memelihara kelestarian keanekaragaman hayati dengan cara menetapkan wilayah perlindungan keanekaragaman hayati, membinanya dan mengatur cara pemanfaatannya sehingga terhindar dari kepunahan.

Pengawetan keanekaragaman hayati adalah upaya untuk menjaga agar keanekaragaman hayati tidak punah. Pengawetan keanekaragaman hayati dilakukan di dalam habitat atau tempat hidup alaminya dan di luar habitatnya. Pengawetan keanekaragaman hayati di dalam habitatnya dilakukan dengan cara menjaga keutuhan habitatnya agar tetap dalam keadaan asli. Pengawetan keanekaragaman hayati di luar habitatnya dilakukan dengan cara menjaga, memelihara dan mengembangbiakannya.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(23)

B. Upaya Perlindungan dan Pengawetan

C. Kawasan yang Dilindungi

Untuk melindungi keanekaragaman hayati ekosistem serta tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya, pemerintah menetapkan wilayah-wilayah perlindungan yang sering disebut kawasan yang dilindungi. Kawasan untuk perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati antara lain adalah cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional dan taman hutan raya. Contoh tempat perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati di luar habitat aslinya adalah kebun binatang, taman margasatwa, taman safari, kebun raya, arboretum, dan taman keanekaragaman hayati (Taman Kehati).

Untuk melindungi keanekaragaman hayati secara umum, pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Untuk melindungi spesies tumbuhan dan hewan liar atau satwa liar agar tidak mengalami kepunahan, pemerintah membuat Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Untuk melindungi keanekaragaman hayati, pemerintah membuat larangan-larangan seperti : larangan-larangan berburu atau mengganggu satwa liar dan habitatnya, larangan penebangan pohon tanpa ijin, larangan membakar hutan, dan larangan memperdagangkan satwa dilindungi atau tumbuhan dilindungi.

Kawasan-kawasan yang dilindungi umumnya merupakan ekosistem hutan yang masih asli dan utuh, masih memiliki beranekaragam spesies tumbuhan dan satwa. Kawasan-kawasan tersebut ada yang ditetapkan menjadi taman nasional, contohnya Taman Nasional Gunung Ciremai dan Taman Nasional Gunung Gede-Gunung Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten, Taman Nasional Baluran di Jawa Timur, Taman Nasional Gunung Merapi di Yogyakarta dan Taman Nasional Gunung Merbabu di Jawa Tengah.

Kawasan untuk perlindungan margasatwa atau satwa liar adalah Suaka Margasatwa, contohnya Suaka Margasatwa Muara Angke di Jakarta untuk melindungi burung-burung air, Suaka Margasatwa Gunung Sawal di Ciamis untuk melindungi macan tutul, lutung, surili, kijang dan kukang, Suaka Margasatwa Cikepuh di Sukabumi untuk melindungi Banteng.

Cagar alam umumnya ditetapkan untuk melindungi ekosistem atau tumbuhan asli, misalnya Cagar Alam Panjalu di Ciamis untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan dataran rendah, Cagar Alam Pulau Dua di Serang untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan mangrove, Cagar Alam Kamojang di Garut untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan pegunungan, Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Banjar untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan pantai dan hutan dataran rendah.

Suaka margasatwa untuk melindungi satwa, dan cagar alam untuk melindungi tumbuhan serta ekosistem alami

Taman nasional untuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari keanekaragaman hayati di habitat alaminya

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

10

11

Foto: Hendra Gunawan

(24)

B. Upaya Perlindungan dan Pengawetan

C. Kawasan yang Dilindungi

Untuk melindungi keanekaragaman hayati ekosistem serta tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya, pemerintah menetapkan wilayah-wilayah perlindungan yang sering disebut kawasan yang dilindungi. Kawasan untuk perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati antara lain adalah cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional dan taman hutan raya. Contoh tempat perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati di luar habitat aslinya adalah kebun binatang, taman margasatwa, taman safari, kebun raya, arboretum, dan taman keanekaragaman hayati (Taman Kehati).

Untuk melindungi keanekaragaman hayati secara umum, pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Untuk melindungi spesies tumbuhan dan hewan liar atau satwa liar agar tidak mengalami kepunahan, pemerintah membuat Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Untuk melindungi keanekaragaman hayati, pemerintah membuat larangan-larangan seperti : larangan-larangan berburu atau mengganggu satwa liar dan habitatnya, larangan penebangan pohon tanpa ijin, larangan membakar hutan, dan larangan memperdagangkan satwa dilindungi atau tumbuhan dilindungi.

Kawasan-kawasan yang dilindungi umumnya merupakan ekosistem hutan yang masih asli dan utuh, masih memiliki beranekaragam spesies tumbuhan dan satwa. Kawasan-kawasan tersebut ada yang ditetapkan menjadi taman nasional, contohnya Taman Nasional Gunung Ciremai dan Taman Nasional Gunung Gede-Gunung Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten, Taman Nasional Baluran di Jawa Timur, Taman Nasional Gunung Merapi di Yogyakarta dan Taman Nasional Gunung Merbabu di Jawa Tengah.

Kawasan untuk perlindungan margasatwa atau satwa liar adalah Suaka Margasatwa, contohnya Suaka Margasatwa Muara Angke di Jakarta untuk melindungi burung-burung air, Suaka Margasatwa Gunung Sawal di Ciamis untuk melindungi macan tutul, lutung, surili, kijang dan kukang, Suaka Margasatwa Cikepuh di Sukabumi untuk melindungi Banteng.

Cagar alam umumnya ditetapkan untuk melindungi ekosistem atau tumbuhan asli, misalnya Cagar Alam Panjalu di Ciamis untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan dataran rendah, Cagar Alam Pulau Dua di Serang untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan mangrove, Cagar Alam Kamojang di Garut untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan pegunungan, Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Banjar untuk melindungi ekosistem dan spesies hutan pantai dan hutan dataran rendah.

Suaka margasatwa untuk melindungi satwa, dan cagar alam untuk melindungi tumbuhan serta ekosistem alami

Taman nasional untuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari keanekaragaman hayati di habitat alaminya

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

10

11

Foto: Hendra Gunawan

(25)

D. Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi

Negara Indonesia memiliki kekayaan spesies tumbuhan dan satwaliar yang melimpah. Tumbuhan dan satwaliar tersebut semakin hari semakin terancam oleh kerusakan hutan, penebangan liar, kebakaran hutan dan perburuan liar. Agar terhindar dari kepunahan, pemerintah menetapkan tumbuhan dan satwaliar yang terancam itu sebagai tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. Contoh satwa liar dan tumbuhan yang dilindungi diberikan dalam daftar berikut ini.

Satwaliar menyusui (bangsa Mamalia) yang dilindungi antara lain:

1. Harimau Sumatera 11. Babirusa

2. Macan tutul atau macan kumbang 12. Rusa jawa 3. Kucing hutan atau meong congkok 13. Kijang

4. Kucing bakau 14. Kancil

5. Badak Jawa/Badak bercula satu 15. Surili 6. Badak Sumatera/Badak bercula dua 16. Owa jawa

7. Gajah Sumatera 17. Orangutan

8. Tapir 18. Bekantan

9. Banteng 19. Kukang

10. Anoa 20. Kuskus

Satwaliar burung (bangsa Aves) yang dilindungi antara lain:

1. Elang jawa 11. Bangau Wilwo

2. Elang Bondol 12. Kowak merah

3. Elang perut putih 13. Jalak Bali

4. Alap-alap 14. Burung madu

5. Rajaudang 15. Maleo

6. Bangau tongtong 16. Kasuari

7. Kuntul atau bangau putih 17. Merak

8. Pecuk ular 18. Cendrawasih

9. Bangau hitam atau sangdanglawe 19. Kakatua jambul kuning

10. Kuntul karang 20. Beo Nias

Anoa

Babirusa

Burung Merak

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

12

13

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Badak bercula satu

Foto : Alain Compost

Orangutan

(26)

D. Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi

Negara Indonesia memiliki kekayaan spesies tumbuhan dan satwaliar yang melimpah. Tumbuhan dan satwaliar tersebut semakin hari semakin terancam oleh kerusakan hutan, penebangan liar, kebakaran hutan dan perburuan liar. Agar terhindar dari kepunahan, pemerintah menetapkan tumbuhan dan satwaliar yang terancam itu sebagai tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. Contoh satwa liar dan tumbuhan yang dilindungi diberikan dalam daftar berikut ini.

Satwaliar menyusui (bangsa Mamalia) yang dilindungi antara lain:

1. Harimau Sumatera 11. Babirusa

2. Macan tutul atau macan kumbang 12. Rusa jawa 3. Kucing hutan atau meong congkok 13. Kijang

4. Kucing bakau 14. Kancil

5. Badak Jawa/Badak bercula satu 15. Surili 6. Badak Sumatera/Badak bercula dua 16. Owa jawa

7. Gajah Sumatera 17. Orangutan

8. Tapir 18. Bekantan

9. Banteng 19. Kukang

10. Anoa 20. Kuskus

Satwaliar burung (bangsa Aves) yang dilindungi antara lain:

1. Elang jawa 11. Bangau Wilwo

2. Elang Bondol 12. Kowak merah

3. Elang perut putih 13. Jalak Bali

4. Alap-alap 14. Burung madu

5. Rajaudang 15. Maleo

6. Bangau tongtong 16. Kasuari

7. Kuntul atau bangau putih 17. Merak

8. Pecuk ular 18. Cendrawasih

9. Bangau hitam atau sangdanglawe 19. Kakatua jambul kuning

10. Kuntul karang 20. Beo Nias

Anoa

Babirusa

Burung Merak

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

12

13

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Foto: Hendra Gunawan

Badak bercula satu

Foto : Alain Compost

Orangutan

(27)

Satwa liar melata (bangsa Reptilia) yang dilindungi antara lain:

1. Penyu belimbing 9. Komodo

2. Penyu tempayan 10. Buaya muara

3. Penyu hijau 11. Buaya air tawar Irian

4. Penyu sisik 12. Buaya sinyulong

5. Penyu pipih 13. Soa-soa

6. Kura-kura Irian leher pendek 14. Biawak timor

7. Ular sanca hijau 15. Bunglon sisir

8. Ular sanca bodo

Penyu sisik

Tumbuhan yang dilindungi antara lain:

Kantong semar 1. Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum)

2. Bunga patma raksasa (Rafflesia arnoldi) 3. Pohon Tengkawang atau Meranti

4. Pinang merah Kalimantan 5. Anggrek bulan raksasa 6. Anggrek hartinah 7. Anggrek hitam 8. Pinang jawa 9. Kantung semar 10. Vanda Sumatera

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

14

15

Foto : Hendra Gunawan Foto : Hendra Gunawan

Penyu pipih

Foto : Sofyan

Foto: Sugiarti

Patma raksasa

Bunga bangkai raksasa

(28)

Satwa liar melata (bangsa Reptilia) yang dilindungi antara lain:

1. Penyu belimbing 9. Komodo

2. Penyu tempayan 10. Buaya muara

3. Penyu hijau 11. Buaya air tawar Irian

4. Penyu sisik 12. Buaya sinyulong

5. Penyu pipih 13. Soa-soa

6. Kura-kura Irian leher pendek 14. Biawak timor

7. Ular sanca hijau 15. Bunglon sisir

8. Ular sanca bodo

Penyu sisik

Tumbuhan yang dilindungi antara lain:

Kantong semar 1. Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum)

2. Bunga patma raksasa (Rafflesia arnoldi) 3. Pohon Tengkawang atau Meranti

4. Pinang merah Kalimantan 5. Anggrek bulan raksasa 6. Anggrek hartinah 7. Anggrek hitam 8. Pinang jawa 9. Kantung semar 10. Vanda Sumatera

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

14

15

Foto : Hendra Gunawan Foto : Hendra Gunawan

Penyu pipih

Foto : Sofyan

Foto: Sugiarti

Patma raksasa

Bunga bangkai raksasa

(29)

E. Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar

Upaya pengawetan tumbuhan dan satwa liar di luar habitat alaminya sering disebut upaya pengawetan ex-situ, sedangkan upaya yang dilakukan di habitat alaminya disebut upaya pengawetan in-situ. Untuk pengawetan spesies tumbuhan di luar habitatnya dapat dilakukan di Kebun Raya, Taman Kehati dan Arboretum. Untuk pengawetan satwa liar di luar habitatnya dapat dilakukan di Kebun Binatang, Taman Safari dan Taman Margasatwa.

Kebun Raya umumnya dibuat oleh pemerintah, contohnya Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Bali dan Kebun Raya Purwodadi. Arboretum banyak dibangun oleh universitas, kantor pemerintah atau swasta, seperti Arboretum Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Arboretum Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan di Bogor dan Arboretum Mangrove di Desa Karangsong, Indramayu yang dibangun oleh PT. Pertamina Balongan. Taman Kehati banyak dibangun oleh pemerintah kabupaten dan perusahaan swasta.

Kebun Raya Bogor dan Arboretum Bogor merupakan tempat pengwetan tumbuhan di luar habitat alaminya

Arboretum Mangrove untuk mengawetkan

spesies tumbuhan ekosistem hutan mangrove.

F. Rangkuman

G. Latihan

Keanekaragaman hayati memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, oleh karena itu harus dijaga agar tidak sampai punah dengan melakukan upaya perlindungan dan pengawetan. Perlindungan dan pengawetan ekosistem dan spesies dilakukan di tempat hidupnya atau habitat alaminya dengan menetapkan kawasan yang dilindungi serta mengeluarkan undang-undang dan peraturan untuk melindungi ekosistem dan spesies. Pengawetan tumbuhan dan satwa dilakukan di luar habitat alaminya dengan mendirikan kebun binatang, taman safari, kebun raya, arboretum dan taman kehati.

1. Diskusikan dalam kelompok, sebutkan 5 tempat perlindungan keanekaragaman hayati berbentuk taman nasional, 3 cagar alam, dan 3 suaka margasatwa. Masing-masing bertempat dimana? Minta bantuan gurumu

2. Sebutkan upaya pengawetan tumbuhan dan satwa liar yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan oleh kalian!

3. Diskusikan dalam kelompok, apakah di sekitar tempat tinggalmu ada spesies satwa liar atau tumbuhan yang dilindungi? Jika ada buatlah daftarnya dan dikelompokkan menurut bangsa mamalia, burung dan reptilia.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

16

17

Foto: Hendra Gunawan.

(30)

E. Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar

Upaya pengawetan tumbuhan dan satwa liar di luar habitat alaminya sering disebut upaya pengawetan ex-situ, sedangkan upaya yang dilakukan di habitat alaminya disebut upaya pengawetan in-situ. Untuk pengawetan spesies tumbuhan di luar habitatnya dapat dilakukan di Kebun Raya, Taman Kehati dan Arboretum. Untuk pengawetan satwa liar di luar habitatnya dapat dilakukan di Kebun Binatang, Taman Safari dan Taman Margasatwa.

Kebun Raya umumnya dibuat oleh pemerintah, contohnya Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Bali dan Kebun Raya Purwodadi. Arboretum banyak dibangun oleh universitas, kantor pemerintah atau swasta, seperti Arboretum Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Arboretum Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan di Bogor dan Arboretum Mangrove di Desa Karangsong, Indramayu yang dibangun oleh PT. Pertamina Balongan. Taman Kehati banyak dibangun oleh pemerintah kabupaten dan perusahaan swasta.

Kebun Raya Bogor dan Arboretum Bogor merupakan tempat pengwetan tumbuhan di luar habitat alaminya

Arboretum Mangrove untuk mengawetkan

spesies tumbuhan ekosistem hutan mangrove.

F. Rangkuman

G. Latihan

Keanekaragaman hayati memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, oleh karena itu harus dijaga agar tidak sampai punah dengan melakukan upaya perlindungan dan pengawetan. Perlindungan dan pengawetan ekosistem dan spesies dilakukan di tempat hidupnya atau habitat alaminya dengan menetapkan kawasan yang dilindungi serta mengeluarkan undang-undang dan peraturan untuk melindungi ekosistem dan spesies. Pengawetan tumbuhan dan satwa dilakukan di luar habitat alaminya dengan mendirikan kebun binatang, taman safari, kebun raya, arboretum dan taman kehati.

1. Diskusikan dalam kelompok, sebutkan 5 tempat perlindungan keanekaragaman hayati berbentuk taman nasional, 3 cagar alam, dan 3 suaka margasatwa. Masing-masing bertempat dimana? Minta bantuan gurumu

2. Sebutkan upaya pengawetan tumbuhan dan satwa liar yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan oleh kalian!

3. Diskusikan dalam kelompok, apakah di sekitar tempat tinggalmu ada spesies satwa liar atau tumbuhan yang dilindungi? Jika ada buatlah daftarnya dan dikelompokkan menurut bangsa mamalia, burung dan reptilia.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

16

17

Foto: Hendra Gunawan.

(31)

MANFAAT

KEANEKARAGAMAN HAYATI

3

bab

1. Kompetensi Dasar

a. Siswa memahami manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.

b. Siswa mengenal berbagai spesies tumbuhan dan hewan beserta contoh manfaatnya

c. Siswa memahami cara-cara pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari.

2. Indikator Hasil Belajar

a. Siswa dapat menyebutkan macam-macam manfaat keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari.

b. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh manfaat berbagai spesies flora dan fauna.

c. Siswa dapat mendeskripsikan pemanfaatan secara bijaksana agar keanekaragaman tetap lestari.

Keanekaragaman hayati memberikan banyak ragam manfaat, mulai dari pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetik, bioenergi, ekowisata dan menjadi sumber pendapatan masyarakat. Disamping manfaat ekonomi yang secara langsung dapat dinikmati, keanekaragaman hayati juga memiliki peran penting dalam hidup kita karena proses dan fungsinya, misalnya ekosistem hutan berfungsi sebagai penghasil oksigen yang kita hirup sepanjang hari, mencegah longsor dan banjir, menghasilkan humus yang menyuburkan tanah dan memberikan udara yang bersih, segar, sejuk dan lingkungan yang asri.

Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus dilakukan secara bijaksana, yaitu tanpa menyebabkan kerusakan apalagi kepunahannya. Oleh karena itu perlu diatur pemanfaatannya agar lestari, sehingga generasi yang akan datang juga dapat merasakan manfaat yang sama keanekaragaman hayati yang kita miliki saat ini.

Salah satu pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tidak merusak tetapi dapat menopang ekonomi masyarakat lokal adalah wisata alam atau ekowisata. Ekowisata adalah wisata ke tempat-tempat alami baik kondisi alamnya maupun sosial budaya masyarakatnya.

Beras, jagung, ubi, singkong dan sagu adalah keanekaragaman hayati spesies yang menjadi makanan pokok di negeri kita. Kangkung, bayam, melinjo, kol, sawi, dan wortel adalah contoh keanekaragaman spesies yang sering kita makan sebagai sayuran. Merica, ketumbar, pala, kemiri, kayu manis, jinten, bawang dan sereh merupakan spesies-spesies yang kita makan sebagai rempah-rempah. Mangga, jambu air, jambu biji, salak, durian, pisang, tomat, alpukat, melon, semangka, jeruk, manggis, duku, menteng, kokosan, rambutan, kedondong dan anggur merupakan spesies-spesies buah-buahan yang biasa kita makan.

Hampir semua yang kita makan sehari-hari berasal dari keanekaragaman hayati. Kita hidup tidak dapat dipisahkan dari keanekaragaman hayati, oleh karena itu, kita harus menjaga dan melestarikannya agar generasi yang akan datang juga dapat menikmatinya.

A. Sumber Pangan (Makanan)

Di pasar tradisional di desa-desa dapat kita jumpai banyak spesies kenekaragaman hayati tumbuhan yang menghasilkan bahan pangan seperti buah-buahan (gambar kiri) dan sagu (gambar kanan)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

18

19

(32)

MANFAAT

KEANEKARAGAMAN HAYATI

3

bab

1. Kompetensi Dasar

a. Siswa memahami manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.

b. Siswa mengenal berbagai spesies tumbuhan dan hewan beserta contoh manfaatnya

c. Siswa memahami cara-cara pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari.

2. Indikator Hasil Belajar

a. Siswa dapat menyebutkan macam-macam manfaat keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari.

b. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh manfaat berbagai spesies flora dan fauna.

c. Siswa dapat mendeskripsikan pemanfaatan secara bijaksana agar keanekaragaman tetap lestari.

Keanekaragaman hayati memberikan banyak ragam manfaat, mulai dari pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetik, bioenergi, ekowisata dan menjadi sumber pendapatan masyarakat. Disamping manfaat ekonomi yang secara langsung dapat dinikmati, keanekaragaman hayati juga memiliki peran penting dalam hidup kita karena proses dan fungsinya, misalnya ekosistem hutan berfungsi sebagai penghasil oksigen yang kita hirup sepanjang hari, mencegah longsor dan banjir, menghasilkan humus yang menyuburkan tanah dan memberikan udara yang bersih, segar, sejuk dan lingkungan yang asri.

Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus dilakukan secara bijaksana, yaitu tanpa menyebabkan kerusakan apalagi kepunahannya. Oleh karena itu perlu diatur pemanfaatannya agar lestari, sehingga generasi yang akan datang juga dapat merasakan manfaat yang sama keanekaragaman hayati yang kita miliki saat ini.

Salah satu pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tidak merusak tetapi dapat menopang ekonomi masyarakat lokal adalah wisata alam atau ekowisata. Ekowisata adalah wisata ke tempat-tempat alami baik kondisi alamnya maupun sosial budaya masyarakatnya.

Beras, jagung, ubi, singkong dan sagu adalah keanekaragaman hayati spesies yang menjadi makanan pokok di negeri kita. Kangkung, bayam, melinjo, kol, sawi, dan wortel adalah contoh keanekaragaman spesies yang sering kita makan sebagai sayuran. Merica, ketumbar, pala, kemiri, kayu manis, jinten, bawang dan sereh merupakan spesies-spesies yang kita makan sebagai rempah-rempah. Mangga, jambu air, jambu biji, salak, durian, pisang, tomat, alpukat, melon, semangka, jeruk, manggis, duku, menteng, kokosan, rambutan, kedondong dan anggur merupakan spesies-spesies buah-buahan yang biasa kita makan.

Hampir semua yang kita makan sehari-hari berasal dari keanekaragaman hayati. Kita hidup tidak dapat dipisahkan dari keanekaragaman hayati, oleh karena itu, kita harus menjaga dan melestarikannya agar generasi yang akan datang juga dapat menikmatinya.

A. Sumber Pangan (Makanan)

Di pasar tradisional di desa-desa dapat kita jumpai banyak spesies kenekaragaman hayati tumbuhan yang menghasilkan bahan pangan seperti buah-buahan (gambar kiri) dan sagu (gambar kanan)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

18

19

(33)

Keanekaragaman hayati laut seperti ikan, udang, kepiting dan cumi-cumi merupakan bahan pangan kaya protein (gambar kiri), sementara sayuran menjadi salah satu pelengkap makanan empat sehat lima sempurna (gambar kanan)

B. Sumber Papan (Rumah)

Meskipun jaman sudah modern, rumah-rumah dibangun menggunakan semen dan baja, namun di pedesaan masih banyak rumah yang tiang-tiangnya terbuat dari batang kelapa, rusuk atapnya dari bambu, dindingnya dari papan kayu, beratap anyaman daun rumbia, daun nipah atau daun alang-alang serta berlantai “pelupuh” bambu atau papan. Semua komponen bangunan rumah dapat dipenuhi dari keanekaragaman hayati kayu-kayuan yang tersedia melimpah di negeri kita.

Negara kita memiliki lebih dari 4000 spesies pohon penghasil kayu yang sudah dikenal, dan masih ribuan lagi yang belum kita ketahui. Kayu-kayu tersebut memiliki aneka kegunaan sesuai dengan sifat-sifat dan kekuatannya. Misalnya kayu besi yang keras digunakan untuk bantalan rel kereta api atau dermaga, sementara kayu sengon yang lunak digunakan untuk peti wadah buah atau rangka sofa. Kayu yang indah seperti jati dan kayu hitam digunakan untuk kursi tamu, buffet atau lemari. Kayu-kayu yang indah dan kuat digunakan untuk rangka rumah, kusen dan daun pintu serta jendela. Kayu-kayu berwarna putih dan ringan seperti pulai, randu dan balsa digunakan untuk membuat wayang golek dan aneka kerajinan.

Indramayu sebagai kabupaten pembuat kapal nelayan di Desa Karangsong, membutuhkan ratusan kubik kayu berkualitas baik untuk membangun kapal dan bagian-bagiannya. Tanpa keanekaragaman hayati kayu yang bagus, maka industri pembuatan kapal ini dapat bangkrut karena kekurangan bahan baku.

Kiri: Daun nipah dimanfaatkan sebagai atap rumah tradisional yang sejuk dan alami, kanan: lumbung padi dan rumah tradisional terbuat dari bahan alami keanekaragaman hayati kayu, bambu, ijuk dan daun

C. Sumber Sandang (Pakaian)

Tahukah kamu bahwa pakaian yang kita kenakan setiap hari dihasilkan dari keanekaragaman hayati? Bahan kain yang kita kenal umumnya berasal dari kapas, sutera dan serat kayu atau rayon. Semakin langkanya bahan baku kapas dan kayu, telah menjadikan kain-kain sintetis lebih banyak digunakan karena harganya murah dan bahannya melimpah. Dapatkah kamu rasakan, pakaian yang terbuat dari bahan apa yang lebih enak dipakai?

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kain sutera. Kain sutera dihasilkan oleh ulat sutera. Ulat sutera hidup dengan memakan daun murbei. Ulat sutera merupakan spesies penghasil sandang, murbei juga merupakan spesies hayati yang penting dalam produksi sandang. Sementara kapas banyak diimpor dari India, karena iklim di Indonesia kurang cocok. Indonesia memiliki pabrik rayon atau serat kayu di Sumatera Utara.

Sepatu, sandal dan pernak pernik asesoris dalam berbusana juga banyak disediakan oleh keanekaragaman hayati spesies. Sepatu, tas, dompet dan ikat pinggang dari kulit domba, kulit rusa atau kulit buaya sangat indah dan bernilai ekonomi tinggi. Sandal dan tas terbuat dari anyaman pandan atau eceng gondok merupakan produk kerajinan yang indah dan digemari. Peci atau topi dari anyaman spesies pakis ata pandan juga sering kita jumpai. Semua produk sandang tersebut berasal dari spesies-spesies keanekaragaman hayati.

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

20

21

Gambar

Gambar di atas semuanya merupakan spesies pisang, namun ada perbedaan bentuk, ukuran dan rasa yang membedakan satu sama lain
Gambar di atas semuanya merupakan spesies pisang, namun ada perbedaan bentuk, ukuran
Gambar  berikut ini.

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi zigositas dengan metode RT-qPCR menunjukkan hasil yang sama dengan uji progeni yang dilakukan pada 14 induk F-2 yang dikawinkan dengan ikan non-transgenik.. Hal

Skenario ketujuh, Pengujian 1 buah NPC Gandewa Tower terhadap pasukan kuat didapatkan hasil rata – rata waktu membunuh 1 pasukan musuh 5,63 pada pengujian dengan HFSM

[r]

menjadi kelembagaan ekonomi petani berupa Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dalam bentuk koperasi tani (Koptan) dan Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar keperawatan meliputi sejarah, falsafah, paradigma, profesi keperawatan, peran, fungsi dan tugas

Dengan demikian, hasil analisis ini mendukung hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan pengaruh dari penggunaan model inkuiri terbimbing menggunakan eksperimen

Dalam perjalanannya diharapkan “Three UPPI” menjadi salah satu alternatif yang efektif dalam mencegah pernikahan dini yang semakin berkembang.“Three UPPI”

Pandangan sikap tidak ikut campur dalam urusan politik untuk mendukung kehidupan demokratis yang sehat sebanyak 92% prajurit atau 92 responden dari keseluruhan