• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Panduan Doa 2018. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Panduan Doa 2018. pdf"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

“Memasukki Tanah Perjanjian”

Tema 21 Hari Doa dan Puasa tahun 2017 adalah Memasukki Tanah Perjanjian. Unutk mengalami TP kita akan mengaplikasikan Kehidupan Daniel dan Doanya selama 21 hari nanti. Marilah kita sebagai gereja BEM Central City memusatkan fikiran dan hati kita kepada Tuhan terlebih dahulu selama 21 Hari yang awal ini. Dan saya percaya apabila anda mengutamakan Tuhan diawal dan menempatkan Dia diawal semua kehidupan anda, Tuhan akan membawa anda masuk TP anda. Saya percaya TP pasti banyak… kenaikan pangkat, kewangan, hubungan, Bisnes, networks, Kebahagian rumahtangga, pemulihan, kesembuhan, pekerjaan…..dan sebagainya. Saya berdoa agar sepanjang tahun 2017 walaupun ada berita, khabar tentang kesuraman dunia tetapi kita sebagai anak Tuha ketika Tuha dipihak kita, kita pasti mekar ,bertumbuh dan menikmat TP anda di thaun 2017. Selamat menjelajahi TP anda…

Tujuan dari puasa ini adalah untuk TIDAK melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, supaya fokus anda hanya tertuju pada Tuhan dan berdoa.

Alkitab tidak memberikan keterangan terperinci tentang jenis-jenis makanan yang tidak boleh dimakan, namun dikatakan bahawa Daniel menghindari makanan yang dinikmati raja dan hanya memakan sayur dan minum air.

21 Hari Doa dan Puasa:

1. Tujuan doa dan puasa tahun 2014 ini adalah untuk mengalami perubahan hidup dan kebangunan rohani.

2. Doa dan Puasa ini juga membuat anda untuk akrab dengan Tuhan dan tambahannya adalah untuk kesihatan anda

3. Ketika anda mengakhiri setiap Doa dan Puasa, anda akan semakin kuat di dalam kerohanian dan semakin sungguh-sungguh dalam mendedikasikan hidup anda untuk Tuhan

4. Untuk mengalami perubahan, peningkatan dalam kehidupan sehingga anda tidak akan sama seperti tahun tahun yang sudah

5. Meminta Tuhan melakukan kebangunan dalam kehidupan peribadi anda

Apa yang kita lakukan

 Selama 21 hari mulailah doa dan puasa dengan menggunakan buku panduan 21 Doa & Puasa. Mulai hari anda dengan doa dan saat teduh

(3)

 Berdoalah dalam perjalanan ke pejabat, kuliah, ketika memasak, shopping, dan lain-lain

 Kurangkan waktu menonton TV, Melayari laman sosial dan pakai waktu itu untuk berdoa.

 Renungankan firman Allah hari ini berdoa sampai anda tertidur

 Pergilah ke gereja (kebaktian doa) atau ke Menara doa dengan sengaja untuk berdoa

 Cubalah untuk meluangkan waktu bersaat teduh dengan Tuhan dengan waktu dan tempat yang tertentu setiap hari, untuk mendengarkan suara Tuhan.

 Luangkan waktu untuk berdoa dengan isteri atau suami dan keluarga, bila anda sudah berkeluarga, yang masih bujang carilah teman (contoh:berdua, bertiga…)

IKRAR Doa & Puasa 2017: Sebab-Sebab Saya berdoa dan berpuasa:

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ... 7. ...

Saya/Kami akan mulai berdoa dan berpuasa:

Tarikh MULA:...

Tarikh TAMAT:...

(4)

HARI 1: Tanah Perjanjian Bacaan: Ulangan 8:1-20

"Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu." Ulangan 8:10

Negeri Perjanjian adalah negeri yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Negeri Perjanjian itu disebut Tanah Kanaan, "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8).

Tanah Perjanjian adalah gambaran tentang kehidupan umat Tuhan yang mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Namun Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak semua orang dapat memasuki negeri yang dijanjikan Tuhan itu, hanya mereka yang taat kepada firman Tuhan. Sedangkan terhadap orang-orang yang tidak mahu taat, "...TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya." (Yosua 5:6b).

Namun sebelum memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel harus melalui perjalanan yang panjang dan proses demi proses: Mesir, padang gurun, Gilgal, sungai Yordan dan merebut kota Yerikho, di mana masing-masing tempat itu memiliki makna rohani. Mesir berbicara tentang manusia daging: kehidupan yang masih diperbudak dan dikuasai oleh keinginan daging.

RENUNGAN:

(5)

HARI 2: Tanah Perjanjian Bacaan: : Mazmur 105:1-11

Padang Gurun

# Proses pembentukan bagi bangsa Israel. Mereka dilatih untuk hidup berjalan bersama Tuhan dan bergantung penuh kepadaNya; suatu masa di mana bangsa Israel diuji kemurnian hatinya. Dalam proses ini mereka tidak pernah berhenti untuk mengeluh, bersungut-sungut dan selalu menyalahkan Tuhan, padahal selama di padang gurun itulah hari-hari bangsa Israel dipenuhi dengan mujizat dan keberkatan.

Gilgal

# Tempat di mana bangsa Israel menyunatkan anak-anak mereka yang belum disunat selama berada di padang gurun (Yosua 5:5). Setelah mereka selesai disunat, berfirmanlah Tuhan, "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu. Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang." (Yosua 5:9). Ini berbicara tentang dimenanggalkan manusia lama yang penuh kedagingan (2 Korintus 5:17, Kolose 2:11).

Sungai Yordan.

#Saat melalui sungai Yordan ini para imam berjalan mendahului umat Israel dengan mengangkat Tabut Perjanjian, "hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya," (Yosua 3:4). Ini berbicara tentang penundukan diri, mereka harus tunduk kepada pimpinan Tuhan.

Yerikho

# Adalah lambang pola fikiran duniawi yang harus dirobohkan. Sebagai orang percaya, pola fikir kita harus selalu diperbaharui oleh firman Tuhan, tidak lagi serupa dengan dunia ini. "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).

Seringkali kita hanya menuntut hak kita iaitu agar Tuhan menjawab doa-doa kita, memberkati, memulihkan, menyembuhkan kita, sementara kita sendiri tidak mahu mengerjakan kehendak Tuhan. Tidak semua umat Israel dapat memasuki Kanaan, hanya mereka yang taat dan setia saja yang mencapainya

RENUNGAN:

(6)

HARI 3: Berkat Tuhan di Padang Gurun Bacaan: : Mazmur 136:1-26

"Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:16

Selama melewati padang gurun bangsa Israel justru mengalami mujizat-mujizat luar biasa. Tuhan menyediakan segala sesuatu yang mereka perlukan Alkitab menyatakan, "Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak." (Nehemia 9:21). Penyertaan Tuhan tidak pernah berkurang dan kasihNya tidak pernah berubah sedikit pun meskipun bangsa Israel berulangkali menyakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan mereka. Di sepanjang perjalanan mereka tidak pernah berhenti mengeluh, bersungut-sungut, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan.

Berkat-berkat yang dialami bangsa Israel ketika berada di padang gurun?

# Berkat pemeliharaan. Selama 40 tahun di padang gurun bangsa Israel tidak pernah kekurangan makanan karena Tuhan selalu menyediakan manna setiap pagi yang "... warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31), serta burung puyuh di waktu petang. Selain itu mereka juga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Tuhan memberi mereka minum dengan cara yang ajaib. Sungguh, Tuhan selalu punya cara yang ajaib untuk menolong mereka.

# Berkat perlindungan. Padang gurun adalah tempat yang sangat ekstreme dan ganas. Siang hari begitu panas, malam hari sangat dingin. Tetapi "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam." (Keluaran 13:21). Ini membuktikan bahwa Tuhan sangat mengasihi umatNya. Sayang, sebagian besar umat Israel harus mati di padang gurun sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian oleh karena ketidaktaatan mereka sendiri.

RENUNGAN:

(7)

HARI 4: Ujian di Padang Gurun Bacaan: : Ulangan 8: 1-20 "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." Ulangan 8:2

Bagi bangsa Israel padang gurun adalah tempat transisi menuju Tanah Perjanjian, sekaligus tempat latihan perang tentera Tuhan. Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, yang penuh berkat, berlimpah susu dan madu, Tuhan membawa kita ke padang gurun untuk mempersiapkan kita menjadi peribadi-peribadi berkualiti, sehingga pada saatnya kita menjadi perajurit Tuhan yang siap terjun ke medan peperangan di Tanah Perjanjian.

Apa tujuan Tuhan membawa umatNya melewati padang gurun terlebih dahulu? Ia ingin kita memiliki kerendahan hati (Ulangan 8:2). Tuhan membenci dosa kesombongan. Zaman akhir ini orang Kristian semakin merasa mampu dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran dan segala hal yang dimiliki sehingga tidak bersandar kepada Tuhan sepenuhnya. Selain itu Tuhan hendak menguji isi hati, apakah kita sungguh-sungguh berpegang pada firman Tuhan, "dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." (Ulangan 8:2).

Adakalanya masalah diizinkan terjadi kerana Tuhan hendak mengetahui motivasi kita dalam mengikut Dia: apakah kita sungguh-sungguh menanti-nantikan Tuhan dan menaati firmanNya dengan sepenuh hati atau tidak. Seringkali kita giat mencari Tuhan saat dalam masalah saja, tapi ketika masalah sudah selesai kita pun meninggalkan Tuhan.

RENUNGAN:

(8)

HARI 5: Jangan Jadi Kristian Padang Gurun Bacaan: : Mazmur 107:4-9

"Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan;" Mazmur 107:4

Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, tempat mereka mengalami penindasan dan perhambaan, Tuhan tidak membawa mereka langsung ke Tanah Perjanjian seperti yang dijanjikanNya ("...Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8)), namun Tuhan membawa mereka terlebih dahulu kepada pengalaman hidup yang luar biasa yaitu melewati padang gurun.

Kehidupan padang gurun adalah kehidupan yang secara manusia penuh dengan kesukaran, kekurangan, cabaran dan penderitaan. Sejauh mata memandang yang kelihatan adalah padang pasir, panas tidak ada perteduhan, susah mendapatkan makanan, susah mendapatkan air, hidup dalam cabaran alam dan musuh, seolah-olah tidak ada jalan keluar dan jauh dari pertolongan tangan Tuhan. Saat berada di padang gurun inilah bangsa Israel tidak pernah berhenti mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Padahal selama menempuh perjalanan di padang gurun itu Tuhan senantiasa menyatakan kasih dan kebaikanNya. Mujizat dan pertolonganNya yang ajaib dinyatakan di tengah-tengah mereka. Tertulis: "Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam." (Keluaran 13:21). Tuhan mencukupkan segala yang mereka perlukan. Meski demikian bangsa Israel tetap saja memiliki sikap hati yang tidak benar dan tidak taat. Itulah sebabnya Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk.

Bukankah banyak orang Kristian yang seperti bangsa Israel ini? Meski mengalami banyak pertolongan dari Tuhan terus saja mengeluh dan bersungut-sungut. Kita harus sedar, adakalanya Tuhan izinkan kita melewati masa-masa 'padang gurun' kerana Ia hendak mengajar kita untuk hidup taat dan punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

RENUNGAN:

(9)

HARI 6: Indah Pada Waktu Tuhan Bacaan: : Habakuk 2:2-5

"Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." Habakuk 2:3

Bilakah Tuhan memberikan pertolongan kepada kita tepat pada waktu Nya? Saat kita berserah penuh kepada Tuhan. Selama kita masih mengandalkan kekuatan sendiri dan bimbang, pertolongan Tuhan akan semakin lambat. Kerana itu Yakobus menasihati bahawa ketika kita meminta kepada Tuhan melalui doa, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:6-7).

Tuhan tidak pernah menunda-nunda pertolonganNya asal kita berserah penuh kepadaNya dan tidak mendua hati. Maka "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." (Mazmur 37:5). Pertolongan Tuhan akan dinyatakan tepat pada waktuNya saat kita menghargai firmanNya lebih dari segalanya dan melakukan firman itu dalam kehidupan sehari-hari . "tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam...apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:2-3). Sudahkah kita menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani kita setiap hari?

Selain itu kita harus berjalan dalam iman, sebab "...tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah." (Ibrani 11:6a). Iman yang bagaimana? Iman yang hidup, iaitu yang disertai perbuatan nyata, sebab iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Berjalan dalam iman bererti "...tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18). Dengan memiliki iman yang teguh kita tidak akan pernah goyah meski ada banyak cabaran yang kita hadapi, kerana mata rohani kita senantiasa terarah kepada Tuhan. Berjalan dalam iman bererti percaya bahawa "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13).

RENUNGAN:

(10)

HARI 7: Indah Pada Waktu Tuhan (B) Bacaan: : Pengkotbah 3:1-15 "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." Pengkotbah 3:11

Ada ramai orang Kristian yang mudah kecewa dan marah kepada Tuhan hanya kerana doa-doa mereka yang belum beroleh jawaban dari Tuhan. Kita pun berubah sikap, tidak lagi bersungguh-sungguh, dan roh untuk melayani Tuhan secara perlahan meredup dan akhirnya padam. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11), sebab "...kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58).

Ada 3 jawaban dari Tuhan bagi doa kita, iaitu: Ya, Tidak, Tunggu. Ada banyak faktor yang menyebabkan doa-doa kita dijawab, tidak dijawab oleh Tuhan, atau harus menunggu. Yang harus kita ketahui dan fahami adalah Tuhan punya agenda dan waktu tersendiri; waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Telah tertulis: "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9).

Tidak semua kita mahu mengerti bila waktu Tuhan dinyatakan. Hal ini membuat kita tidak sabar menunggu jawaban dariNya. Kita ingin Tuhan menuruti keinginan kita, mengabulkan doa-doa kita sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan sendiri. Kita memaksakan kehendak sendiri kepadaNya. Dan ketika jawaban dari Tuhan itu tidak sesuai dengan yang kita kehendaki atau harapkan, kita pun menjadi kecewa dan marah kepada Dia. Mari perhatikan doa Tuhan Yesus ini kepada Bapa: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Kehendak Bapa adalah yang terutama bagi Tuhan Yesus, sebab Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya. Maka seharusnya kita mencontoh doa Yesus ini.

RENUNGAN:

(11)

HARI 8: Janji Tuhan Ya dan Amin Bacaan: Yohanes 10:1-10

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10b

Ketika kita membuat keputusan untuk hidup benar, bersungguh-sungguh di dalam Tuhan dan melakukan kehendakNya, serasa masalah dan cabaran justeru datang mendera dan kian menjadi-jadi. contohnya: makin dijauhi oleh keluarga, dihindari oleh teman-teman terdekat, perlakuan semena-mena dari atasan dan sebagainya, serasa berkat dan janji Tuhan kian menjauh dari kehidupan mereka. Mereka pun mulai melemah dan timbul keinginan untuk kembali kepada kehidupan lama. Haruskah mereka bersikap demikian? Kita harus tetap berkeyakinan bahawa rencana Tuhan tidak akan dapat digagalkan oleh siapa pun dan seburuk apa pun keadaan yang terjadi. Inilah pernyataan Ayub, "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2).

Merupakan tanggung jawab kita untuk tetap memegang teguh setiap janji Tuhan dengan menjaga setiap ucapan dan perkataan kita selaras dengan firmanNya. Kerana janji Tuhan tidak dapat tergenapi begitu saja tanpa kita secara konsisten benar-benar menjaga ucapan dan perbuatan kita, serta menantikannya dengan sungguh sampai janji itu menjadi milik kita, sebab "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Selama kita hidup dalam kehendak dan mengutamakan Tuhan lebih dari apa pun juga, tidak ada yang dapat mencuri firmanNya yang berkata, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).

Jika kita rindu firman Tuhan digenapi dalam hidup ini, lakukan bagian kita. Di dalam kita sudah ada talenta dan karunia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bisa mengerjakan kehendakNya!

RENUNGAN:

(12)

HARI 9: Jangan Menyimpang Bacaan: Amsal 4:27

"Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan." Amsal 4:27

Saat dilanda persoalan atau pergumulan banyak dari kita yang cenderung mengalami kemerosotan rohani. Kita tidak mampu lagi menjaga kualiti hidup rohani kita. Semakin besar masalah datang bukannya makin mendekat kepada Tuhan, tapi kita semakin menjauh. Bahkan kita menunjukkan sikap yang memberontak kepada Tuhan dengan mengeluh, mengumpat, kecewa, marah dan menyalahkan Tuhan. Hal ini pun bermula pada kehidupan seharian kita: malas berdoa, malas baca Alkitab, malas beribadah. Kemudian kita mencuba menyelesaikan permasalahan dengan kekuatan sendiri, mencari pertolongan kepada manusia, dan akhirnya kembali kepada kehidupan lama. Kita tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Kudus, melainkan menuruti keinginan daging. Alkitab menegaskan, "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24).

Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, siapa yang diuntungkan? Iblis! Ia (Iblis) akan lebih mudah menyerang kehidupan kita sehingga kita makin terdampar dan jatuh. Kerana itu dalam menantikan janji Tuhan kerohanian kita perlu bersemangat melayani Tuhan jangan mengendor. Roma 12:11 dikatakan, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Sesulit apa pun situasinya mari tetap mengutamakan Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati.

Daud melakukan tindakan yang benar: datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala permasalahan kepadaNya. Ia tidak bertindak mengandalkan kekuatannya sendiri.

Masa-masa penantian adalah masa yang sangat menentukan, kerana itu jagalah perilaku dan tetap hidup benar di hadapan Tuhan supaya janjiNya dinyatakan bagi kita tepat pada waktuNya.

RENUNGAN:

(13)

HARI 10: Tunggu dan Nantikan Tuhan Bacaan: Mazmur 39:1-14 "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku;" Mazmur 39:2

Ketika apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan seringkali yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata negatif sebagai ungkapan rasa kesal, kecewa dan marah. Berhati-hatilah, sebab ucapan kita ibarat BENIH, suatu saat akan tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah. "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." (Amsal 18:20). Pilihan ada pada kita: memperkatakan yang baik atau buruk. Bila sampai hari ini kita belum melihat apa yang baik janganlah bersungut-sungut atau mengeluh, tetap perkatakan yang positif, ucapkanlah berkat, maka suatu saat berkat atau hal-hal positif itu akan benar-benar terjadi dalam hidup kita. “Perkataan kita dapat menyelamatkan dunia anda”, perkataan kita dapat membentuk hidup kita. Jika kita memperkatakan yang positif, maka yang positif ini akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Begitu pula sebaliknya! Kerana itu "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." (Kolose 4:6).

Kita memiliki kuasa perkataan iaitu perkataan di dalam nama Yesus. Itu bukanlah perkataan biasa, melainkan perkataan yang mengandung kuasa dahsyat bila diucapkan dengan iman, "... bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu." (Bilangan 14:28). Ini bererti Tuhan akan mengerjakan apa yang kita perkatakan. Jika Tuhan yang melakukan, tidak ada yang mustahil, kerana Ia sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Namun kadang yang kita lihat dan alami justru sebaliknya, yaitu kesulitan demi kesulitan. Jangan berkecil hati, percayalah dan terus perkatakanlah, maka seperti Tuhan menggenapi janjiNya kepada Yusuf, hal yang sama akan dilakukanNya bagi kita.

Sebesar apa pun persoalan kita hari-hari ini jangan sampai menyurutkan iman kita sehingga kita tidak berani berkata-kata positif. Perkatakan firman setiap hari, maka kuasa Tuhan akan bekerja dalam hidup kita. Sesuatu yang luar biasa pasti akan terjadi!

RENUNGAN:

(14)

HARI 11: Keuntungan Mengasihi Tuhan Bacaan: 1 Korintus 2:6-16

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 1 Korintus 2:9

Dapatkah kita disebut mengasihi Tuhan bila kita sendiri tidak dapat mengasihi orang lain, hati kita dipenuhi dengan kebencian, kepahitan, dendam, sakit hati dan tidak mahu mengampuni? "Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1 Yohanes 4:20-21). Ertinya, kita hanya akan dapat mengasihi sesama seiman dengan benar setelah ia lebih dahulu mengasihi Tuhan dengan benar. Mustahil mengasihi Tuhan dengan benar bila masih membenci saudara seiman lainnya.

Keuntungan mengasihi Tuhan dengan sungguh: #Tidak hidup dalam ketakutan. "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yohanes 4:18). Semakin besar kasih kita kepada Tuhan semakin hilang pula rasa takut yang menyerang kita. Sebaliknya semakin kita memusatkan fikiran kepada perkara-perkara duniawi ini kita akan sangat mudah dikuasai oleh ketakutan. Karena itu Tuhan mengingatkan kita untuk tidak takut, melainkan makin percaya dan mengasihi Dia lebih lagi. Inilah janjiNya, "Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Matius 10:30-31). Ia menegaskan, "Aku kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b). #Mampu mengatasi semua persoalan hidup. Tuhan berkata, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20).

Orang benar adalah orang yang melakukan kehendak Tuhan dan mengasihiNya. Terhadap orang benar Tuhan akan menyatakan kasih, pemeliharaan dan pertolonganNya

RENUNGAN:

(15)

HARI 12: Bertahan di tengah Kesukaran Bacaan: Daniel 6:1-29

"Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa." Daniel 6:17

Dalam doa juga terkandung kuasa menghasilkan sesuatu yang mustahil menjadi mungkin. Hana adalah wanita mandul yang secara manusia mustahil dapat memiliki anak. Tapi kerana ia terus bertekun di dalam doa perkara yang ajaib pun terjadi. Tuhan mendengarkan seruan doanya sehingga "...mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki." (1 Samuel 1:20a). Kata Hana, "Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya." (1 Samuel 1:27). Jadi doa yang dilakukan dengan iman dan penuh keyakinan sangat besar kuasanya. saat menghadapi kesukaran kita harus makin meningkatkan jam-jam doa kita. Daniel pun melakukan hal ini: "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11).

Meski harus dihumban ke dalam gua singa Daniel terlepas dari maut kerana tangan Tuhan sanggup menutup mulut singa-singa itu. Kita tidak akan mampu bertahan di tengah kesukaran bila kita mengandalkan kekuatan kita yang sangat terbatas ini. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh pemazmur, "Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2). Kita harus memegang teguh janji Tuhan. Janji manusia seringkali berhujung kepada ingkar dan mengecewakan, namun bila Tuhan yang berjanji cepat atau lambat pasti akan digenapi, sebab "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Itulah sebabnya Daud berkata, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazmur 119:11). Kerana keteguhannya dalam meegang janji Tuhan ini Daud memiliki keberanian Ilahi saat berhadapan dengan Goliat, kerana ia sangat percaya akan kebesaran dan kuasa Tuhan

RENUNGAN:

(16)

HARI 13: Mekar di Zaman Sukar Bacaan: 2 Timotius 3:1-9

"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1

Kepada Timotius rasul Paulus mengingatkan bahawa pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya akan datang masa yang sukar. Saat ini semua umat manusia di pelusuk bumi mana pun tanpa terkecuali mengalami masa-masa sukar di segala aspek kehidupan ini. Keberadaan kita ini tak ubahnya seperti seorang perajurit yang sedang bertempur di medan peperangan, sehingga kita tidak boleh bersikap santai, apalagi sampai tertidur, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan menjadi mangsa perang. Maka dari itu "...hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." (Efesus 6:10).

Situasi-situasi sukar yang sedang terjadi tentunya membuat banyak orang menjadi lemah, takut, khuatir dan putus asa. Namun sebagai anak-anak Tuhan yang mempunyai sandaran firman Tuhan tentunya kita memiliki kehidupan yang berbeza dari orang-orang dunia, kerana melalui firmannya Tuhan telah memberikan kepada kita pedoman dan hikmat dalam menghadapi masa-masa sukar itu.

Perkara yang harus kita lakukan agar dapat mekar di zaman sukar yang terjadi adalah: 1. Kita harus berdoa. Tanpa doa, kita akan mengalami kematian rohani karena doa adalah nafas hidup kita, juga sebagai sarana mendekat kepada Tuhan dan berbicara denganNya. Sebab "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Di dalam doa ada kuasa mengubah ketakutan menjadi kekuatan. Yosafat, ketika bangsanya diserang bani Moab dan Amon, menjadi sangat takut, lalu ia mengambil keputusan mencari Tuhan. Bahkan, "Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).

Ketakutan yang ada dalam diri Yosafat berubah menjadi kekuatan yang dahsyat. Ia dengan penuh keberanian maju berperang dan akhirnya tampil sebagai pemenang oleh karena Tuhan turut bekerja dengan caraNya yang heran dan ajaib

RENUNGAN:

(17)

HARI 14: Ibadah Itu Berkat Bacaan: Hagai 1:1-4

"Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN." Hagai 1:8

Mengapa kita harus beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh? Kerana di balik ibadah ada berkat-berkat yang luar biasa, baik berkat jasmani mahupun rohani.

Keluaran 23:25 "Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu." Roti dan air berbicara tentang keperluan hidup kita. Tuhan akan mencukupkan apa yang kita perlukan asal kita beribadah kepada Tuhan dengan sungguh. Firmannya menyatakan, "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Asal kita mengutamakan Tuhan tidak ada hal-hal yang perlu kita khuatirkan, kerana Tuhan akan mengerjakan bahagiannya iaitu menyediakan apa yang kita perlukan: apa yang hendak kita makan, minum dan pakai. Marilah kita menyemak diri, mungkin selama ini kita kurang serius menjalankan ibadah kita sehingga berkat-berkat Tuhan sepertinya tertahan. "Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri." (Hagai 1:9).

"Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Ketika kita beribadah dengan sungguh Tuhan menggenapi janji-janjiNya saat kita masih berada di dunia ini, terlebih lagi untuk hidup yang akan datang ada mahkota kehidupan dan kehidupan kekal disediakan. Melalui ibadah hubungan kita dengan sesama anggota keluarga Kerajaan Allah pun makin erat dan rukun. Di mana ada umat Tuhan hidup rukun di situ pula Tuhan akan mencurahkan berkat-berkatNya (Mazmur 133).

RENUNGAN:

(18)

HARI 15: Apapun Yang Terjadi Ibadah Jalan Terus Bacaan: Mazmur 122:1-9

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: 'Mari kita pergi ke rumah TUHAN.'" Mazmur 122:1

Daud adalah salah satu tokoh di antara banyak tokoh di dalam Alkitab yang memiliki kehidupan yang luar biasa. Apa rahasianya? Kerana Daud sangat dekat dengan Tuhan.

Daud memiliki kehidupan rohani yang berkualiti. Kesungguhannya dalam beribadah kepada Tuhan tak diragukan lagi. Tiada hari terlewat tanpa membangun keintiman dengan Tuhan. Di mana pun dan bila pun ia suka sekali memuji-muji Tuhan. "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2). Berdoa serta merenungkan firman Tuhan siang dan malam adalah gaya hidup Daud setiap hari. Ia berkata, "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:11). Ini menunjukkan bahawa Daud sangat mengasihi Tuhan. Kerana kasihnya kepada Tuhan Daud lebih menyukai berada di pelataran Tuhan meskipun itu hanya satu hari dibandingkan seribu hari berada di tempat lain.

Betapa Daud memiliki respon yang baik ketika orang lain mengajaknya untuk beribadah kepada Tuhan, bahkan sangat bersukacita. Bagaimana dengan kita? Ada banyak orang Kristian yang justeru memiliki respons sebaliknya ketika diajak untuk beribadah. Mereka tidak semangat, malas dan cenderung bersikap skeptikal, apalagi jika dihimbau untuk turut terlibat dalam pelayanan. Mereka lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan urusan peribadi sehingga urusan rohani menjadi urusan nombor sekian. Dengan pelbagai alasan mereka pun berusaha menghindarkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada dengan alasan banyak pekerjaan, terlalu sibuk atau sangat lelah. "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25).

RENUNGAN:

(19)

HARI 16: Harga Sebuah Penantian Bacaan: Matius 7:7-11 "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." Matius 7:8

Saat ini masih ada orang Kristian yang malas membaca Alkitab. Di Gadget mereka ada Apps Alkitab. Mereka membaca Alkitab hanya saat beribadah saja, sedangkan di luar jam-jam itu Alkitab sama sekali tidak disentuhnya. Itu adalah kerugian besar! Pemazmur berkata"...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:2-3). Nasihat Tuhan kepada Yosua, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8). Itulah sebabnya Daud pun berkata, "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97). Jadi membaca dan merenungkan firman Tuhan serta melakukannya setiap hari adalah kunci mengalami hidup yang berkemenangan, diberkati, berhasil dan beruntung.

Firman Tuhan dipenuhi janji-janji Tuhan yang akan dinyatakan dalam kehidupan orang percaya. Ada pun janji Tuhan itu adalah Ya dan Amin. Salah satu janji Tuhan yang tertulis dalam firmanNya adalah: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7). Janji Tuhan tersebut cepat atau lambat pasti akan digenapi asalkan kita berjalan di jalur yang benar (sesuai dengan firmanNya). Dalam Yesaya 40:31 dikatakan, "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."

Nasihat ini bukan sekedar untuk menghibur tetapi untuk kita praktikkan dalam kehidupan setiap hari. Namun untuk melakukannya diperlukan iman yang aktif, kerana dalam masa penantian ini ada harga yang harus kita bayar: kesabaran, ketekunan, dan kesetiaan.

RENUNGAN:

(20)

HARI 17: Kesempatan dimasa Sukar Bacaan: Bilangan 13:1-33

"Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Bilangan 13:30

Kita harus menyedari bahawa selama kaki kita masih menginjak bumi, masalah dan kesukaran selalu ada di mana saja dan bila bila saja. Itu boleh menimpa siapa saja tanpa memandang warna kulit. Akankah kita terus larut dalam masalah dan kesukaran yang ada? Tawar hati hanya akan membuat semangat hidup kita padam dan iman menjadi lemah. Mata rohani pun menjadi buta sehingga kita tak mampu melihat kebesaran kuasa Tuhan. Tuhan menjadi semakin kecil sedangkan persoalan kian menjadi besar.

Inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mendengar laporan negatif dari sepuluh orang pengintai. Bangsa Israel menangis dengan suara nyaring, menyesali diri, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan dan meminta untuk kembali ke Mesir (Bilangan 14:1-4). Namun Kaleb dan Yosua tampil sebagai peribadi yang berbeza. Keduanya memiliki Roh yang berbeza, di mana mereka mampu melihat kesempatan di balik kesukaran yang ada meskipun secara kasat mata mustahil dapat mengalahkan musuh. Namun Kaleb dan Yosua tidak terbawa arus, keduanya tetap menguatkan hati dan tidak memusatkan perhatian pada masalah dan kesukaran, tapi mengarahkan mata rohaninya kepada Tuhan yang hidup, yang memiliki rencana yang indah bagi kehidupan mereka. Mereka sangat percaya akan rencana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir ke "...suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus." (Keluaran 3:8); bukan untuk mati di padang gurun, tetapi mewarisi tanah Kanaan, tanah Perjanjian.

Dalam kesukaran selalu ada kesempatan yang terbuka ketika kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia, kerana kuasa Tuhan sangat tak terbatas, sementara kekuatan manusia sangatlah terbatas!

RENUNGAN:

(21)

HARI 18: Meraih Tanah Perjanjian anda Bacaan: Bilangan 13:1-33

"Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Bilangan 13:31

Sebelum menduduki Tanah Perjanjian Tuhan memerintahkan Musa mengirimkan beberapa orang untuk menyelidiki tanah tersebut, "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka." (Bilangan 13:2). Akhirnya Musa pun menyuruh orang-orang sesuai dengan perintah Tuhan, dan orang-orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel. Jumlah mereka ada 12 orang banyaknya, dan "Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu," (Bilangan 13:25). Masing-masing dari mereka memberikan laporan hasil penyiasatan selama 40 hari tersebut.

Inilah laporan mereka: sepuluh orang memberikan laporan yang membuat banyak orang merinding mendengarnya. Apa yang disampaikan mereka itu benar-benar membuat rasa tidak berdaya, mematahkan semangat dan menciptakan ketakutan yang luar biasa. "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." (Bilangan 13:31). Mengapa mereka berkata demikian? Inilah alasannya: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (Bilangan 13:32-33). Sepuluh orang begitu membesar-besarkan masalah dan kesulitan yang sedang dihadapi sehingga fokus mereka hanya tertuju kepada ketidakberdayaan, ketidakmampuan, keterbatasan dan kemustahilan. Mereka tidak mampu melihat sedikitpun kesempatan di balik kesukaran. Bagi mereka kesukaran adalah bencana dan akhir dari segalanya. Hal ini berdampak buruk bagi orang-orang yang mendengarnya.

Sebagian besar umat Israel turut terintimidasi perkataan-perkataan negatif yang ke luar dari mulut sepuluh orang pengintai itu. Padahal "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).

RENUNGAN:

(22)

HARI 19: Janji Tuhan Pasti Tergenapi Bacaan: Yesaya 25:1-5

"sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu." Yesaya 25:1

Banyak orang yang berfikiran keliru berkenaan dengan mujizat Tuhan. Menurut mereka mujizat Tuhan itu hanya berlaku pada zaman dahulu saja, iaitu zaman para nabi-nabi di PL dan juga era Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah dunia; mujizat hanyalah cerita lalu yang usang. Akibatnya mereka tidak lagi percaya dan cenderung skeptik terhadap mujizat-mujizat yang terjadi saat ini. Bukankah kita sering melihat dan menyaksikan di acara-acara KKR banyak orang sakit mengalami mujizat, beroleh kesembuhan secara ajaib? Bukan hanya di KKR saja, ada juga yang mengalami pemulihan dari Tuhan ketika mereka berdoa dengan penuh iman. Ini membuktikan bahwa "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Itu semua kerana pertolongan Tuhan. Jadi Tuhan masih melakukan mujizat. MujizatNya masih terjadi dan akan terus terjadi.

Bila ada orang tidak pernah mengalami mujizat bukanlah kerana Tuhan tidak sanggup melakukannyam tetapi kerana mereka tidak percaya pada mujizat itu sendiri. "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Dia adalah Allah Sang Pembuat keajaiban. "Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa." (Mazmur 77:15). Jadi "Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?" (Keluaran 15:11).

Tidak ada perkara yang tak sanggup Tuhan lakukan! Kalau kita percaya bahawa Tuhan Yesus penuh kuasa, berkuasa, tapi kita tidak percaya mujizatNya, maka kita adalah orang-orang yang paling bodoh dan malang di muka bumi ini. Sampai bila kita tetap mengeraskan hati dan tidak percaya mujizat Tuhan?

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 1 Korintus 2:9

RENUNGAN:

(23)

HARI 20: Upah Melayani Tuhan Bacaan: Wahyu 22:6-17

"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya." Wahyu 22:12

Kita patut bersyukur kepada Allah, oleh kerana iman kita di dalam Yesus Kristus kita beroleh keselamatan secara cuma-cuma. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah," (Efesus 2:8). Jadi kita harus menyedari bahawa tidak ada sesuatu yang baik di dalam diri manusia yang membuat kita layak untuk diselamatkan. Keselamatan yang kita terima itu bukan kerana kita melakukan perbuatan baik. "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita," (2 Timotius 1:9). Jadi "...jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:9). Setiap kita yang telah beroleh kasih karunia ini (keselamatan) wajib untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang telah dipersiapkan oleh Allah sebelumnya (Efesus 2:10)

Untuk selanjutnya, masih ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang percaya. Namun upah akan diberikan bagi mereka yang bekerja bagi Tuhan, "Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya." (Matius 16:27).

Marilah kita mengerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan ketaatan, dan gunakan waktu yang ada untuk bekerja bagi Tuhan dan melayani Dia. Hendaknya yang mendorong dan memotivasi kita untuk berkarya bagi Tuhan bukan semata-mata kerana upah, melainkan kerana kita mengasihi Tuhan yang rela mengorbankan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa kita. Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan itu tidak akan pernah sia-sia. Sekecil apa pun yang kita perbuat kepada salah seorang yang kecil di bumi dan juga untuk Kerajaan Allah, Tuhan berkata, "Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Matius 10:42b). Rasul Paulus juga menyatakan, "Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri." (1 Korintus 3:8).

RENUNGAN:

(24)

HARI 21: Lihatlah Intervensi Tuhan Bacaan: Mazmur 136:1-26

"Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:4

Tuhan juga hendak memakai masalah untuk mengoreksi dan menegur kita supaya kita berubah. Mungkin selama ini kita mengandalkan kekuatan sendiri dan berlaku angkuh, maka melalui masalah yang terjadi Tuhan ingin mengajar kita menjadi orang yang rendah hati, menyedari keterbatasan dan kelemahan kita sehingga kita pun belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Selama masih banyak perkara-perkara buruk dalam kita, tiada hentinya Tuhan akan membentuk, memproses dan memurnikan kita melalui masalah sampai kita timbul seperti emas. Namun seringkali yang menjadi masalah bukanlah situasi yang ada atau pun orang-orang yang ada di sekitar kita, melainkan keadaan hati kita sendiri. Bangsa Israel tetap saja punya sikap yang tidak benar saat berada di padang gurun, padahal di setiap langkah hidup mereka Tuhan senantiasa menyatakan pertolonganNya yang heran dan ajaib.

Dengan masalah yang terjadi Tuhan juga hendak membuka mata rohani kita supaya kita dapat melihat campur tanganNya. Sadrakh, Mesakh dan Abednego merasakan campur tangan Tuhan saat mereka dimasukkan ke dalam dapur perapian yang menyala-nyala. Jadi, apa pun masalah yang sedang terjadi, majulah terus, lewati dan hadapi semua dengan iman, maka kita akan merasakan tangan Tuhan turun menyelesaikannya dengan cara yang ajaib bagi kita. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).

Satu hal yang harus kita percayai adalah Tuhan itu berdaulat mutlak atas hidup kita. Semua yang terjadi dalam hidup kita selalu ada di dalam pengawalan dan kuasaNya, bahkan juga untuk hal-hal yang sukar dimengerti dan difahami oleh fikiran kita. Jadi mengucap syukurlah di segala keadaan, itulah yang dikehendaki Tuhan!

RENUNGAN:

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk lembar kegiatan peserta didik (LKPD) berbasis saintifik mata pelajaran layanan lembaga keuangan syariah kelas

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran diketahui bahwa dari para responden mengenai prosedur tetap dan kebijakan (100%) sudah

Faktor penyebab ketidakterisian data autentikasi pada informed Consent Pasien Instalasi Bedah Di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo disebabkan karena kesibukan dari dokter

Penambahan asam askorbat pada artemia yang diberikan sebagai pakan larva ikan patin menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibanding tanpa

M eteorologi mengenal sistem skala dalam melakukan sebuah analisis. Skala global merupakan skala meteorologi yang paling luas. Skala global dapat mempengaruhi fenomena meteorologi

Dapat dijelaskan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif merupakan variabel (X), kinerja merupakan variabel (Y), pada penjelasan diatas terdapat beberapa tipe atau

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Berdasarkan uraian diatas bahwa ak- ses pelayanan kesehatan berhubungan de- ngan perilaku seksual aman, dimana jika akses pelayanan kesehatan mudah dijang- kau maka