• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pengambilan Nomor Pokok Anggota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan pengambilan Nomor Pokok Anggota"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang bernilai sangat tinggi. Sumber daya alam itu berupa lautan dengan kekayaanya, hutanhutan tropis yang diakui sebagai paruparu dunia, sungai -sungai, danau alami dan gunung-gunung.

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung.1 Sedangkan gunungapi atau sering disebut gunung berapi adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi.

Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Sebagai pecinta alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang mendorong rasa keberanian serta ketabahan dalam menghadapi tantangan alam.

(2)

Bila berbicara tentang risiko dalam sebuah pendakian, maka tidak bisa dilepaskan dari unsur keamanan dan keselamatan. Hal ini sangat berkaitan karena menyangkut hukum sebab-akibat, tidak jarang kasus kasus kecelakaan yang terjadi, disebabkan oleh kelengahan dan ketidaksadaran penggiatnya akan risiko-risiko yang dihadapi, sehingga tidak melakukan persiapan dengan maksimal, kurangnya pengetahuan maupun keterampilan penggiatnya juga merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam berkegiatan di alam terbuka. Bahkan pendaki yang telah berpengalaman dan telah melakukan persiapan dengan matang pun dapat mengalami kecelakaan dilapangan, apalagi pendaki-pendaki pemula yang tidak mempersiapkan dirinya dengan baik. Tentu saja ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa penggiatnya.

“Banyak kejadian kecelakaan dalam kegiatan di alam terbuka yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki oleh para penggiatnya, hal ini merupakan hasil evaluasi dari berbagai operasi SAR (Search And Rescue) yang pernah dilakukan.” (Atlas Medical Pioneer-Wanadri, 2000:3). Sedangkan dari faktor persiapan, perencanaan, mental, fisik, personil tim, medan, lokasi kegiatan, perlengkapan, perbekalan, etika perjalanan, menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan agar tidak ada lagi kasus-kasus kecelakaan dalam berkegiatan di alam terbuka, faktor-faktor tersebut hanya sebagian dari seluruh faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen perjalanan yang aman. Kegiatan yang didasari pada hobi ini memang mengandung banyak resiko, sehingga seluruh persiapan harus dilakukan dengan serius dan teliti.Setiap melaksanakan kegiatan lapangan, manajemen perjalanan sangatlah penting karena jika kita telah memanajemen perjalanan maka kita hanya tinggal mengaplikasikannya dilapangan saja, walaupun terkadang apa yang kita rencanakan tidak selalu sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan.

B. MAKSUD

(3)

sebagai salah satu bentuk kewajiban penulis sebagai anggota muda MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) untuk mengikuti proses pengkaderan yang ada di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) yang dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga yang terletak pada BAB IV Pasal 8 tentang keanggotaan dan masa keanggotaan MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam), sehingga dapat mengikuti proses pengkaderan yang ada di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).

C. TUJUAN

Adapun tujuan penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ini yaitu untuk menambah kapasitas penulis dalam dunia kepencintaalaman serta menambah wawasan penulis mengenai Gunung Di Indonesia. Serta untuk memberikan informasi dan gambaran tentang kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) yang telah penulis laksanakan.

D. MANFAAT

Adapun manfaat penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ini yaitu :

1. Manfaat Praktis yaitu untuk menambah Materi Kepencintaalaman. 2. Manfaat Teoritis yaitu :

a. Untuk mengenal situasi Gunung di Indonesia terkhususnya Gunung Semeru.

b. Untuk mengenal jalur di Gunung Semeru.

c. Untuk menambah wawasan mengenai Gunung Semeru. E. MASALAH

Dari penjelasan diatas, maka munculah beberapa permasalahan antara lain : 1. Bagaimanakah manajemen perjalanan di Gunung Semeru ?

(4)

A. DESKRIPSI UMUM

Gunung Semeru dengan puncaknya yang bernama Mahameru merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa. Dengan ketingian mencapai 3676 mdpl membuat gunung ini menyerupai sebuah kerucut raksasa yang sangat indah. Jonggring Saloko adalah nama kawah dari Gunung Semeru. Sampai saat ini kawah tersebut masih aktif dan terus mengeluarkan letusan-letusan kecil setiap 15-30 menit. Bagi para pendaki moment wedhus gembel inilah yang menjadi sensasi tersendiri bagi mereka.

Lokasi Gunung Semeru secara administratif berada di antara dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Secara geografi Gunung Semeru terletak diantara 8°06' LS dan 120°55' BT.2

Kawah yang terdapat di puncak Gunung Semeru terdiri dari kawah Mahameru yang sudah tidak aktif dan kawah Jonggring Seloko yang masih aktif, kawah Jonggring Seloko terletak di sebelah tenggara puncak.

Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif.(3) Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk menuju kedesa ranu pani sebagai desa terakhir digunung semeru bisa melalui dua jalur yaitu jalur tumpang (Kabupaten Malang) dan jalur Senduro (Kabupaten Lumajang)

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

B. DESKRIPSI KHUSUS 1. Flora dan Fauna

a. Flora

Flora yang berada di wilayah gunung semeru dan sekitarnya masuk dalam zona sub Alpin, yang didominasi dengan jenis cemara gunung (Casuarina junghuniana), jamuju (Podocarpus sp), mentigi (Vacinium

2http://www.gunungsemeru.com/2013/02/

(5)

varingifolium), kemlandingan (Albizia lophanta) dan akasia (Accasia decurents). Untuk tumbuhan bawah didominasi oleh alang-alang (Imperata cylindrica), kirinyuh (Euphatorium odoratum), tembelekan (Lantana camara), harendong (Melastoma malabathicum) dan Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng-lereng yang curam menuju puncak semeru sekitar daerah Arcopodo terdapat janis paku-pakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichnia longisumus dan beberapa jenis anggrek endemik semeru.

Adapun flora yang penulis temui ketika sedang melaksanakan pengembaraan yaitu cemara gunung, akasia, alang-alang, edelwiss, strowberry hutan.

b. Fauna

Kehidupan fauna yang disekitar semeru sangat terbatas, baik jenis maupun jumlahnya. Satwa yang terdapat di sekitar gunung semeru diantaranya beberapa jenis burung seperti belibis (Anas superciliosa) dan Elang, primata, dan mamalia, seperti macan kumbang (Panthera pardusi), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanica).

Sedangkan fauna yang penulis temui yaitu burung.

2. Cuaca dan Suhu a. Cuaca

Cuaca saat itu cerah baik ketika berada di kota Malang maupun setelah tiba di Ranu Pani hinggga di puncak Mahameru.

b. Suhu

Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius. Sedangkan suhu rata-rata sebelum puncak berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c.

3. Daya Tarik Wisata Gunung Semeru

(6)

a. Danau Ranu Pani

Ranu Pani adalah desa terakhir di kaki Gunung Semeru yang menjadi entry point para pendaki. Di desa ini terdapat danau bernama Ranu Pani seluas satu hektar, “ranu” berarti “danau” dalam bahasa setempat. Pada zaman penjajahan, desa seluas 225 hektar ini disewa oleh orang Belanda bernama A. Gisius. A. Gisius yang juga merupakan anggota “Nederlandsch-Indische Vereeniging voor Bergsport” atau Perkumpulan Pendaki Gunung Hindia-Belanda ini mempunyai “boerderij” yaitu ladang pertanian dan perkebunan di Ranu Pane yang diberi nama “de Semeroehoeve”. Selain itu, A. Ginius juga memiliki pondokan di Ranu Kumbolo dan di Arcopodo. Setelah Jepang datang mengusir Belanda, keluarga pemilik “boerderij de Semeroehoeve” ini tidak lagi diketahui keberadaannya. Aktivitas yang biasa dilakukan didanau ranu pani ini selain berkemah yaitu memancing dan berjalan mengelilingi danau yang merupakan pengalaman yang tidak kalah mengesankan . Dari Ranu Pani bila kita berjalan menyusuri jalan setapak lurus akan sampai di Ranu Regulo.

b. Danau Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo yang luasnya mencapai 14 hektar dan berada di ketinggian 2.400 mdpl. Ranu Kumbolo terbentuk dari kawah Gunung Jambangan yang memadat sehingga air hujan tertampung di kawah tersebut. Ranu Kumbolo merupakan danau terbesar di antara danau-danau lain di kawasan Gunung Semeru.

Dari Ranu Pani untuk menuju ke danau ranu kumbolo jalurnya cenderung landai, bahkan menjelang Ranu Kumbolo justru menurun.

(7)

Di sini umumnya pendaki mendirikan tenda, menikmati dinginnya udara malam yang bisa mencapai minus 0 derajat, juga menanti keindahan sunrise diatas danau dan melanjutkan trekking ke Kalimati. Kondisi air di danau ini jernih dan terbebas dari polusi udara. Pada saat perayaan HUT RI, Ranu Kumbolo juga dijadikan sebagai salah satu tempat upacara para pendaki yang tidak sampai ke puncak atau karena quota untuk puncak sudah habis. Adapun kedalamannya tidak begitu jelas berapa meter, sehingga pengunjung dilarang keras mandi dan berenang di sini. Di danau ini pendaki atau porter yang singgah hanya diperbolehkan untuk memancing atau mencuci piring. Itupun dilarang menggunakan sabun.

Fasilitas yang terdapat disini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Di daerah ini terdapat Prasasti peninggalan jaman purbakala dn diduga merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Ranu Kumbolo merupakan tempat peristirahatan yang memiliki pemandangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah-celah bukit yang menyebabkan sekitar danau berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, di tambah uap air dari danau seakan-akan keluar dari danau tersebut.

Dari Ranu Kumbolo, medan trekking langsung dihadapkan dengan tanjakan yang cukup menguras energi. Tanjakan ini cukup fenomenal karena mitosnya, siapapun yang melewati tanjakan ini tanpa berhenti hingga atas bukit dan tidak menengok kebelakang, jika sedang jatuh cinta maka akan berakhir bahagia dan berjodoh. Karenanya tanjakan ini disebut tanjakan cinta. Tapi rasanya sayang jika sampai atas tanjakan cinta tidak dilihat kembali keelokan indahnya panorama Ranu Kumbolo.

c. Oro – Oro Ombo

(8)

merasakan lelah menyusuri Tanjakan Cinta, segera mata kita akan melihat hamparan padang savana luas. Oro-oro Ombo memiliki lereng-lereng yang ditumbuhi pohon-pohon pinus. Oro-oro Ombo dikelilingi bukit dan gunung sehingga padang rumput ini memiliki panorama yang sangat indah. Salah satu gunung itu adalah Gunung Kepolo, dari balik gunung ini bisa terlihat puncak Gunung Semeru yang selalu menyemburkan asap.

Apabila pendakian pendakian dilakukan tepat pada saat musim penghujan, Oro - Oro Ombo menghampar indah. Jauh lebih indah dibanding yang pernah Anda lihat di foto atau yang Anda bayangkan. Oro - Oro Ombo sedang 'ungu'. Bunga lavender bermekaran, betapa cantiknya. Silahkan kagumi ciptaan Tuhan yang satu ini. Di mana lagi ada panorama seperti ini, hamparan padang Lavender atau Verbena brasiliensis vell, begitu nama latinnya. Bunga ungu nan indah ini sebenarnya adalah tanaman invasif.

d. Puncak Mahameru

Puncak Mahameru, Gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kawahnya yang dikenal dengan sebutan Jonggring Saloka berada di sebelah selatan puncak Mahameru. Setiap 15-30 menit menyemburkan asap vulkanik disertai dentuman yang menggelegar. Momen ini sering dimanfaatkan pendaki untuk berfoto-foto selain berfoto di samping sang saka Merah Putih.

Hamparan pasir serta bebatuan berserakan di atas puncak. Di sebelah selatan tampak terlihat laut selatan pesisir Lumajang, di sisi utara terlihat pegunungan Tengger serta Bromo, agak ke barat Anda juga melihat bentuk mungil Gunung Arjuna dan Welirang. Sementara, di sisi Barat ada Gunung Kawi dan Panderman.

(9)

Sebaiknya kita turun kembali setelah agak siang dan mulai banyak kabut. Selama perjalanan turun, sebaiknya tetap konsentrasi dan tetap berkelompok. Sebab, pendaki yang hilang, tersesat, atau jatuh sering terjadi ketika perjalanan turun.

Perjalanan turun memang cukup singkat, biasanya dua jam Anda sudah sampai Kalimati. Namun cukup membahayakan, disamping karena faktor kelelahan, konsentrasi juga sering berkurang. Tak heran jika banyak pendaki yang terpeleset ketika turun dari puncak.

4. Akses Menuju Puncak Gunung Semeru

Untuk mendaki puncak gunung semeru dapat ditempuh lewat Kota Lumajang dan Kota Malang. Untuk kota Lumajang, dikenal dengan Jalur Senduro, jalur ini relatif sepi bagi pendakian karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari Senduro. Bila kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan yang masih relatif alami dan tempat persembahyangan agama hindu di Senduro yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan bermotor.

Sedangkan untuk jalur Tumpang – Malang, merupakan jalur favorit karena ketersedian akses tranportasi dan akomodasi yang mudah di dapat. Kota malang yang merupakan kota yang memiliki banyak panorama alam yang indah serta tempat tujuan wisata yang mudah dicapai. Kota yang dijuluki sebagai tempat belajar yang nyaman ini memungkinkan kita berkunjung ke pencinta alam salah satu perguruan tinggi yang terdapat di kota ini. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya Rp. 400.000,- per truk hingga Pos Ranu Pani.

(10)

1. JALUR WATU REJENG

Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar di Ranu Pani, untuk itu setelah sampai di gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.

Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

2. JALUR GUNUNG AYEK-AYEK

(11)

Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisar. Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran.

Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini.

Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.

Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

(12)

dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.

Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.

Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.

(13)

longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung ketika melanjutkan perjalanan ini karena banyak debu dan abu beterbangan.

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali karena siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.

5. Tata Cara serta Perizinan Gunung Semeru

Cara Booking Online Pendakian Gunung Semeru :

1. Untuk pendakian tanggal 2 Mei 2013dan seterusnya, harus booking online dulu di www.bromotengger.semeru.com.

2. Setelah tanggal 1 Mei 2013, semua calon pendaki Gunung Semeru tidak perlu repot-repot menelepon kesana-kemari, tidak perlu booking-bookingan atau titip salam tempel dengan mendatangi kantor BBTN BTS di Malang maupun kantor Resort Ranupani, tapi cukup mendaftar di www.bromotenggersemeru.com.

3. Para calon pendaki tidak perlu pusing-pusing dan tidak perlu repot-repot memikirkan kuota, karena tidak lama setelah Anda mendaftar di website TNBTS, Anda (penanggung jawab/ketua kelompok yang mendaftar di website tersebut) secara otomatis akan menerima e-mail, apakah Anda boleh atau tidak boleh mendaki pada tanggal T1 rencana pendakian & tanggal T2 kepulangannya.

(14)

berarti Anda boleh/bisa mendapat jatah pendakian pada tanggal T1 & T2 tersebut.

5. Jika Anda booking online & mengisi rencana tanggal T1 pendakian & tanggal T2 kepulangnya, namun tidak bisa berlanjut pada proses selanjutnya, itu berarti Anda harus segera mengganti rencana tanggal T1 pendakian & taggal T2 kepulangan Anda, sampai ke proses selanjutnya muncul & bisa berlanjut ke pengisian jumlah anggota, nama-nama yang akan mendaki, nomor HP/telepon, alamat masing-masing pendaki.

6. Bagi yang sudah berhasil mengisi jumlah anggota, nama2 yg akan mendaki, nmr HP/tlp, alamat masing2 pendaki, ketua/penanggung jawab kelompok tinggal menunggu balasan e-mail dari TN BTS & kode booking izin pendakian yg menyatakan anda sdh bisa mendaki dgn seluruh anggota kelompok anda pada tgl & hari H yg anda rencanakan tersebut.

7. Jika Anda (ketua/penanggung jawab kelompok yang booking online) menerima e-mail yang menyatakan Anda/rombongan Anda boleh mendaki pada hari H yang Anda tentukan tersebut, jangan lupa memprint out e-mail tersebut (karena ada kode bookingnya) untuk dibawa & diperlihatkan kepada petugas Ranupani TN BTS di loket pembelian tiket.

8. Bagi yang sudah dibolehkan mendaki, maka pada tanggal T1, Anda langsung datang ke Loket Tiket Ranupani (jangan & tidak boleh ke kantor BBTN BTS di Malang atau kantor SPTN II Tumpang), untuk membayar tiket mendaki dan menyerahkan :

a. Print out e-mail yg menyatakan Anda dibolehkan untuk mendaki Gunung Semeru.

b. Surat Keterangan Dokter (dibuat di tempat asal masing-masing) untuk masing-masing pendaki (bukan untuk kelompok).

c. Foto copy KTP/Kartu Mahasiswa/Kartu Pelajar untuk masing-masing pendaki (bukan untuk kelompok).

(15)

6.000,-9. Setelah point 1 – 8 terpenuhi, Anda dipersilakan menyewa PORTER jika Anda memang memerlukannya (kalau tidak perlu ya tadak usah karena hal ini bukan paksaan). Porter Anda selain bisa Anda tugaskan untuk membawa barang2 bawaan Anda, juga bisa digunakan sebagai guide Anda. Upah seorang porter adalah Rp. 150.000,- per hari, tapi jika akan digunakan untuk kegiatan pendakian & bermalam (berkemah), biasanya minimal untuk 2 hari.

Jika Anda menyewa porter, berarti Anda sudah membantu meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar TNBTS, khususnya masyarakat Desa Ranupani (karena mereka umumnya dari Desa Ranupani).4

Adapun ketika penulis melakukan pendakian kegunung semeru sistem perizinannya masih menggunakan cara manual yaitu penulis beserta rombongan mendatangi pos ranupani dan mendaftarkan diri sebelum melakukan pendakian tanpa harus booking terlebih dahulu. Kewajiban mengurus surat ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi menghubungi pihak organisasi/keluarga pada saat terjadi musibah. Persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon pendaki sebagai berikut :

1. Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap untuk masing-masing calon pendaki.

2. Mengisi Biodata Semua Pengikut : Nama lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi masing-masing.

3. Membayar karcis masuk,asuransi, dan surat ijin pendakian per orang/pendaki.

a. bagi umum Rp. 7.000 ,- (tujuh ribu rupiah)

4

(16)

Dengan rincian karcis masuk Rp. 2.500,-, surat ijin pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-), b. bagi pelajar/mahasiswa Rp.

5.750,-Dengan rincian karcis masuk Rp. 1.250,-, surat ijin pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-).

c. bagi Warga Negara Asing Rp 24.500

Dengan rincian karcis masuk Rp. 20.000,-, surat ijin pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-).

Bila membawa kendaraan pribadi akan dikenakan tambahan biaya lagi Rp 3.000 per sepede motor, dan Rp 6.000 per mobil. Bagi yang naik kendaraan umum/charter maka biaya karcis kendaraan ditanggung oleh masing-masing sopir kendaraan tersebut.

4. Pendakian dilakukan berkelompok/beregu, minimal 3 (tiga) orang. Bila ingin mendaki sendirian maka petugas tidak akan memberikan pelayanan perijinan untuk melakukan pendakian. 5. Membawa perlengkapan pendakian seperti tenda, bekal

makanan, P3K, dan lainnya yang dibutuhkan selama melakukan pendakian. Jangan lupa bawalah kantong plastik untuk membawa sampah turun kembali.

BAB III

METODE PENYUSUNAN

A. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam metode pengumpulan data disini penulis menggunakan studi lapangan dan studi kepustakaan.

(17)

data primer. Dan studi kepustakaan dimana disini penulis memperoleh data dari situs-situs internet, peraturan-peraturan seperti anggaran dasar dan anggaran rumah tangga MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam) tahun 2012/2013 serta laporan-laporan kegiatan yang ada di perpustakaan MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam) baik itu laporan wajib gunung maupun laporan pengambilan nomor pokok anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam) yang disebut dengan data sekunder .

B. METODE PENGOLAHAN DATA

Dalam metode pengolahan data, disini penulis menggunakan pengolahan data kualitatif. Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah dipahami.

Jadi, disini saya telah mengelompokkan data-data dan membuang yang mana yang saya anggap tidak perlu.

2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

Dalam penyajian data saya menggunakan dalam bentuk naratif dimana saya lebih sering menceritakan tentang perjalanan saya.

(18)

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu.

Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan pengolahan data.

Jadi disini penulis menarik kesimpulan dengan memperhatikan hal-hal lain yang ada dalam perkembangan mengolah data tersebut.5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN MATERI 1. Manajemen Perjalanan

a. Pengertian Manajemen Perjalanan

Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan maupun perizinan yang diperlukan dalam perjalanan. Perjalanan

(19)

dilakukan dengan beberapa tujuan mulai dari eksplorasi, survey, ekspedisi maupun hanya untuk berjalan-jalan. Semua perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatan di alam bebas seperti ini menghadapkan kita pada berbagai kondisi alam, yang apabila tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan yang dapat membahanyakan jiwa kita, dan sebaiknya bila kita pahami akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya.

Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When dan How.6 Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut :

a. Where (Dimana)

Untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh: Pendakian Gunung Semeru.

b. Who (Siapa)

Apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok contoh: dalam pendakian ini kami melakukan pendakian secara kelompok, dimana dikelompok ini terdiri dari 4 anggota.

c. Why (Mengapa)

Ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa bermacam-macam jawaban, Contoh : Untuk melakukan kegiatan Ekspedisi dan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan.

d. When (Kapan)

Waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, Contoh: 3 september 2012 sampai dengan 19 september 2012.

e. How/Bagaimana

6 www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan.html.rabu,06,februari,

(20)

Merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi Tempat 2. Bagaimana cuaca disana 3. Bagaimana perizinannya 4. Bagaimana mendapatkan air

Keberhasilan perjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

1. Menentukan tujuan perjalanan, misal : untuk melakukan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru.

2. Mengetahui informasi dan data tentang jenis medan yang akan dihadapi misal : landai, berbatu, berpasir, menanjak.

3. Mengetahui lama perjalanan contoh 4 hari 3 malam. 4. Keterbatasan kemampuan membawa.

5. Memperhatikan hal-hal khusus misal : obat-obatan tertentu.

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memiih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perlengkapan perjalanan di alam bebas dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Perlengkapan dasar

Meliputi : Perlengkapan memasak, makan, minum, perlengkapan untuk MCK, perlengkapan pribadi.

2. Perlengkapan khusus

Yang disesuaikan dengan perjalanan : Perlengkapan penelitian, (kamera, buku,alat tulis) perlengkapan pendakian tebing (Karmentel, karabiner).

(21)

Perlengkapan ini dapat di bawa atau tidak misal : Syal dan flysheet.

Sebaiknya perlengkapan disusun terlebih dahulu pada sebuah checklist, pisahkan antara perlengkapan kelompok dengan individu, serta diskripsikan siapa saja yang membawa perbekalan, apakah semua perlengkapan dan perbekalan kita bawa sejak awal atau diperoleh dalam perjalanan.

b. Materi Manajemen Peralatan

Manajemen peralatan ialah merencanakan semua peralatan yang akan digunakan dalam suatu perjalanan. Dalam melakukan kegiatan di alam bebas, peralatan dan perlengkapan adalah hal yang sangat penting untuk menunjang proses berlangsungnya kegiatan, meskipun peralatan dan perlengkapan bukanlah satu satunya faktor. Manajemen peralatan meliputi perencanaan, persiapan alat dan teknik packing.

a. Perencanaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan peralatan dan perbekalan untuk suatu kegiatan alam bebas adalah:

1. Durasi atau lamanya kegiatan

Lamanya kegiatan berkaitan erat dengan jumlah peralatan dan perbekalan yang akan dibawa. Sebagai contoh, kegiatan yang berdurasi 1 minggu akan mebutuhkan perbekalan yang lebih banyak ketimbang kegiatan yang berdurasi 3 hari,begitu juga pendakian yang akan kita lakukan kali ini selama 4 hari 3 malam. 2. Jenis kegiatan

Jenis kegiatan akan menentukan jenis alat yang dibawa. Contoh: alat yang kita bawa dalam pendakian Gunung Semeru misalnya headlamp, kupluk, sarung tangan,trekking pole.

(22)

Jenis wilayah juga menentukan jenis alat yang dibawa, Contoh: sepatu untuk pendakian gunung es tentu berbeda dengan sepatu untuk pendakian gunung tropis.

4. Jumlah peserta kegiatan

Semakin banyak jumlah peserta maka jumlah peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan akan lebih besar.

b. Peralatan

Peralatan dalam kegiatan alam bebas pada dasarnya adalah untuk menunjang berjalannya kegiatan, meningkatkan keamanan dan keselamatan, serta memberikan kenyamanan dalam berkegiatan. Secara umum jenis peralatan dapat kita bagi menjadi tiga:

1. Peralatan dasar

Yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat. Berikut adalah daftar peralatan dasar yang harus dibawa dalam berkegiatan dialam bebas:

a. Backpack

Misalnya: Carrier dan daypack. b. Shelter

Misalnya: Tenda, Flysheet. c. Perlengkapan masak dan makan

Misalnya: Nesting, Kompor, Bahan bakar, tempat air.

d. Perlengkapan tidur

Misalnya: Sleeping bag, matras, baju, kaos kaki, sarung tangan.

e. Pakaian

(23)

f. First aid kit

Misalnya: Obat obatan, plester, kain kassa. g. Survival kit

Misalnya: Benang, jarum, peniti. h. Peralatan penerangan

Misalnya: Senter, headlamp, lilin, dan baterai cadangan.

i. Perlengkapan sanitasi

Misalnya: Alat mandi, kantong sampah, tissu gulung.

j. Perlengkapan jalan

Misalnya: Golok tebas (hutan tropis rapat), webbing, karabiner, jam tangan.

k. Alat komunikasi

Misalnya: Handy Talky, Hand Phone. l. Peralatan Navigasi

Misalnya: Peta, Kompas, GPS. m. Peralatan Dokumentasi

Misalnya: Kamera, Handycam, Alat tulis dan buku catatan.

2. Peralatan khusus

Yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis aktifitas dan tujuan kegiatan, Contoh: peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan panjat tebing yaitu harness, karabiner, webbing, tali kernmantel,dan lain-lain.

3. Peralatan tambahan

(24)

c. Packing

Packing adalah proses pengepakan barang barang yang akan dibawa selama berkegiatan kedalam ransel. Packing yang baik akan membuat perjalanan menjadi lebih nyaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika packing:

a. Perhatikan pusat gravitasi. Isilah objek yang padat dan berat pada bagian ransel yang paling dekat dengan pusat gravitasi. b. Bagi beban yang seimbang di bagian kiri dan kanan.

c. Kelompokkan peralatan sesuai kegunaannya. d. Maksimalkan tempat yang ada.

e. Tempatkan barang yang sering digunakan pada bagian yang mudah di jangkau saat dibutuhkan contoh: peta, kompas, senter, kotak first aid kit diletakkan di bagian atas carrier. f. Hindari menggantung barang diluar carrier/backpack karena

akan mengganggu perjalanan dan memperbesar resiko kehilangan peralatan.

g. Perhatikan karakteristik sebuah benda karena hal ini menentukan bagaimana caranya benda tersebut di packing. h. Lindungi semua peralatan yang mudah basah dengan plastik

packing,

i. Perhatikan berat beban yang anda bawa. Idealnya,kita mampu mengangkat beban dengan berat 1/3 dari berat badan kita sendiri.

(25)

adalah gabungan ilmu, teknik, dan seni. Dari packing, kecakapan dan pengalaman anda akan dapat terukur.7

c. Manajemen Waktu

Dalam manajemen waktu dialam bebas maka waktu telah berubah menjadi segalanya. Secara umum, pengembangan waktu mengacu pada pengembangan proses dan alat untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Manajemen waktu ialah mengelola waktu secara efisien dan sistematis untuk meningkatkan produktifitas yang efektif yaitu dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemantauan, analisis waktu yang dihabiskan, penjadwalan waktu dan tujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan atau meningkatkan keuntungan bagi pendaki.

Informasi lengkap mengenai jalur harus betul-betul dipahami, mulai dari waktu tempuh antar pos, hingga titik mana yang memadai untuk bermalam. Semua itu bisa didapat dari internet atau tanya teman yang sudah pernah ke sana.

Ketika kita ingin mencapai puncak dan melihat matahari terbit maka kita harus memperkirakan perjalanan, berapa waktu yang dibutuhkan rata-rata untuk sampai di puncak tepat waktu, di bandingkan dengan kecepatan kita sesuai kemampuan fisik kita. Hal ini sangat penting karena mempertimbangkan juga waktu naik dan turun. Karena tidak semua gunung mempunyai waktu yang fleksibel dan sewaktu-waktu bisa naik ke puncak kapanpun kita inginkan misalnya semeru, kita tidak boleh berada di puncak setelah jam 9 pagi karena (katanya) ada gas beracun yang akan keluar.

d. Manajemen Logistik

Logistik adalah sesuatu yang vital untuk setiap pendakian. Sukses tidaknya pendakian kita, logistik juga yang menentukannya. Jika

(26)

http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/manajemen-seandainya ditengah perjalanan kita kehabisan logistik maka perjalanan kita pun harus dihentikan karena sangat tidak mungkin memaksakan diri, jika dipaksa pun akan besar resikonya.

Kadang sekalipun setelah makan kita tetap merasa lapar sehingga membuat kita merasa tidak memiliki energi untuk meneruskan perjalanan apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat, medan yang extreme dan track yang licin semakin membuat kita ciut untuk meneruskan perjalanan, bahkan dalam kondisi ini ada beberapa orang yang memilih untuk turun.

Idealnya, untuk mengetahui jumlah kalori yang kita butuhkan pr-harinya ada rumus simple sebagai berikut:

1. (Berat Tubuh/kg) x 2 x 15 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas santai

2. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 18 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas full

3. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 25 – 500 = *untuk anda deengan aktifitas sport

Contohnya,

Berat Tubuh Saya 50 Kg, maka dalam aktifitas pendakian. Saya membutuhkankalori sebesar (50) x 2 x 25 – 500 = 2000 kalori.

Perlu diingat jumlah diatas bukanlah angka minimal melainkan angka tersebut merupakan jumlah yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung aktifitas rutin kita. Pemikiran akan lamanya perjalanan maka membutuhkan bahan makanan yang mudah diolah, efisien dalam packingnya, bernilai gizi tinggi serta ekonomis agar tas kita tidak terlalu besar dan belanja logistik kita tidak membengkak, inilah yang saya namakan “Management Logistik”.

(27)

berpengaruh dalam penentuan berapa banyak makanan yang harus kita bawa. Kita juga harus membawa logistik se-efektif mungkin.

Tetapi alangkah baiknya jika kita sudah mempersiapkan menunya sejak awal. Pagi hari pertama kita akan makan Nasi dan Sarden, Siang hari pertama kita akan makan Mie Instan, Malam hari pertama kita akan makan Nasi dan Sosis.

Jadi kita tahu apa saja yang akan kita bawa beserta jumlahnya. Jangan lupa bawa logistik cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Kita juga harus pintar pintar menyusun menu. Kita harus makan nasi sebagai penghasil tenaga utama sebelum melakukan Summit Attack ( Perjalanan terakhir menuju puncak dan biasanya perjalanan paling berat ). Jika kita tidak akan melakukan perjalanan yang berat mungkin makan mie atau roti saja sudah cukup. Usahakan menunya variatif, Jika pagi kita makan nasi mungkin siang kita bisa makan mie atau roti lalu kembali makan nasi pada malam harinya agar gizi kita terjaga.

Begitu juga dengan jumlah air kita tidak akan membawa air sebanyak 15 liter jika kita hanya membutuhkan air 5 liter saja. Kita juga harus menyediakan air untuk berjaga jaga dari kemungkinan terburuk tetapi bukan sebanyak 10 liter. Seperti di Gunung semeru ini hanya ada 2 sumber mata air yaitu Danau Ranu Kumbolo dan Sumbermani jadi ketika meninggalkan 2 tempat tersebut ada baiknya kita membawa air seperlunya.

B. HASIL PEMBAHASAN MATERI

1. Pembahasan Materi Manajemen Perjalanan a. Pembahasan Materi manajemen perjalanan

(28)

penting bagi saya karena untuk bekal pendakian sehingga saya dapat mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kami daki.

Selanjutnya kami membuat ROP ( Rencana Operasi Perjalanan ) yang mana dari hari keberangkatan yaitu hari senin tanggal 3 september 2012 sampai dengan hari rabu tanggal 19 september 2012. kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) ini merupakan sekaligus rangkaian Ekspedisi Putri Rafflesia yang dilaksanakan di gunung Gede, Gunung Pangrango jawa Barat dan Gunung Semeru Jawa Timur. Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) ini berlangsung selama 4 hari 3 malam. Peralatan dan logistik yang saya bawak merupakan peralatan yang standar yang biasanya dibawak pada saat pendakian dan dibutuhkan. Medan yang akan ditempuh berbukit, berbatu, tebing terjal, berpasir.

Untuk Pedoman Perjalanan Alam Terbuka saya merencanakan suatu perjalanan kealam bebas harus ada penyusunan dan persiapan secara matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W+1H, yang kepanjangannya adalah Where,Who,Why,When, dan How.

a. where (dimana) penulis melakukan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan ini ? penulis melakukan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur.

(29)

c. Why (mengapa) melakukan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur ini ? Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur ini dilakukan dalam rangka mengikuti salah satu proses pengkaderan di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam). d. When (kapan) kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur ini dilakukan ? dilakukan dari tanggal 06 september 2012 sampai dengan tanggal 19 september 2012.

e. How (bagaimana) merupakan suatu pembahasan yang komprehensif dari pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi lokasi ? berbukit, tebing, berbatu dan berpasir.

2. Bagaimana cuaca disana ? cuaca di Gunung Semeru pada saat itu Cerah.

3. Bagaimana perizinanya ? untuk perizinan semua calon pendaki terlebih dahulu harus mengurus perijinan di kantor TN. Bromo Tengger Semeru. Kewajiban mengurus surat ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi menghubungi pihak organisasi / keluarga pada saat terjadi musibah. Sekarang mulai diterapkan sistem kuota pendakian.

Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap calon pendaki sebagai berikut :

(30)

c. Mengisi Biodata semua peserta pendakian: Nama lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi.

d. Surat keterangan sehat dari dokter/ rumah sakit. e. Membayar karcis masuk, asuransi dan surat ijin

pendakian.

f. Mengisi buku tamu (nama ketua kelompok, alamat, jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan tanggal turun sesuai yang ada di surat ijin)

g. Mengisi formulir daftar barang bawaan setiap anggota tim.

4. Bagaimana mendapatkan air disana ? pada saat pendakian sumber air terdapat di Ranu Kumbolo, dan Sumber Mani yang berada tidak jauh dari Kalimati.

2. Pembahasan Materi Manajemen Peralatan

Perlengkapan dalam melakukan kegiatan alam bebas merupakan kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yang cepat. Jika salah maka bukan mustahil musibah akan mengancam setiap saat. Perjalanan dialam pasti akan bersentuhan langsung dengan cuaca, situasi mean dan waktu yang kadang tidak bersahabat baik malam maupun siang hari oleh karena itu diperlukan persiapan perlengkapan yang memadai.

Berikut adalah peralatan yang saya bawa ketika melaksanakan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan di Gunung Semeru :

A. Peralatan Pribadi

1. Topi lapangan 1 buah

2. Sarung Tangan 1 pasang

3. Trekking 1 pasang

4. Baju lapangan 5 buang

5. Celana lapangan 2 buah

(31)

7. Sleeping bag 1 buah 8. Perlengkapan mandi

a. Sabun 1 buah

b. Sikat gigi 1 buah

c. Pasta gigi 1 buah

9. Survival kit

a. Jarum 1 buah

b. Benang 1 buah

B. Peralatan Kelompok 1. Peralatan memasak

a. Nesting 3 buah

b. Gas

c. Kompor kupu-kupu 2 buah

d. Trangia 1 buah

e. Sendok 4 buah

f. Piring 4 buah

g. Gelas 4 buah

2. Carrier 2 buah

3. Daypack 2 buah

4. Tenda 1 buah

5. Bendera MAHUPALA 1 buah

6. Bendera Merah Putih 1 buah

7. Webing 4 buah

8. Head lamp 4 buah

9. Kompas 1 buah

10. Matras 4 buah

11. Flyshit 1 buah

12. Lilin 10 buah

(32)

dengan peralatan lainnya namun ketika dilapangan trekking pole penulis ganti dengan tongkat yang terbuat dari kayu.

3. Pembahasan Materi Manajemen Waktu

Berikut adalah hasil dari manajemen waktu dari pra kegiatan sampai pasca kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Di Gunung Semeru.

a. Pra Kegiatan

Pra Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :

N O.

Kegiatan Waktu Kegiatan

0 1.

Mengurus Proposal 1 Juni 2012-30 Agustus 2012

Karantina Alat Minggu, 02 september 2012

b. Kegiatan

Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :

N

Upacara pelepasan Pukul 09.00 wib

(33)

3. Meninggalkan sekretariat Meruya (jakarta utara) ke Cibodas

Pendakian di gunung Gede dan Gunung Pangrango

Jum’at, 07 September 2012

1 1.

Kembali ke Jakarta Sabtu, 08 September 2012 September 2012 – Selasa, 11 September 2012 (jakarta pusat) ke Kota Baru Malang (jawa timur)

Pukul 14.05 – 08.00 wib

(34)

7. Baru Malang ke Kampus Pencinta Alam) – Terminal Argosari

Watu Rejeng ke Pos 3

(35)

3 3.

Istirahat Pukul 02.31 wib –

23.00 wib

Istirahat Pukul 09.30 wib –

12.30 wib

2. ke Oro-oro OmboDari cemoro kandang 16.00 wibPukul 15.15 wib – 4

3. ke Danau Ranu KumboloDari oro-oro Ombo 16.15 wibPukul 16.00 wib – 4

4.

Istirahat Pukul 16.15 wib

4

(36)

5 2.

Dari Ranu Pani ke Sekretariat ASPAL ( Asia Pencinta Alam)

Pukul 18.00 wib – 22.00 wib

5 3.

Istirahat Pukul 22.00 wib

5 MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :

N

4. Pembahasan Materi Manajemen Logistik

Adapun logistik yang penulis bawa ketika melakukan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur, yaitu :

(37)

2. Teh 1 sachet

3. Energen 10 bungkus

4. Kopi 10 bungkus

5. Gula pasir 1 kg

6. Kornet 2 kaleng

7. Mie instan 375 Kalori/Bungkus 10 bungkus

8. Masako - 5 bungkus

9. Roti 360 Kalori/Bungkus 4 bungkus

10. Sarden 5 kaleng

11. Blue band 2 bungkus

12. Pemen 2 bungkus

13. Coklat 275 Kalori 20 bungkus

14. Gula Merah 300 Kalori 1 Kilo

15. Tisu - 1 bungkus

C. GAMBARAN KEGIATAN 1. Pra Kegiatan

Jum’at, 01 juni 2012 – Sabtu, 30 agustus 2012

Pada tanggal 01 juni 2012 – 30 juni 2012 saya manfaatkan untuk mengurus proposal, selain untuk menghemat pengeluaran untuk kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru ini juga bisa mempublikasikan kegiatan ini.

minggu, 02 September 2012

(38)

saudara Riyan franata dan saudara Dekcini menginap di sekretariat MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).

B. Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA Senin, 03 september 2012

Pukul 08.00 wib saya tiba disekretariat MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam). Setibanya disini saya mengecek kembali peralatan yang akan saya bawa lalu sekitar pukul 09.00 wib diadakan upacara pelepasan tim Ekspedisi Putri Rafflesia yang didalamnya termasuk kegiatan pengambilan nomor pokok anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru. Setelah upacara selesai, pukul 10.00 wib kami berangkat menuju Po. Family Raya untuk berangkat menuju Jakarta tepatnya pukul 11.00 wib bus meninggalkan kota Bengkulu.

Selasa, 04 September 2012

Pukul 22.00 kami tiba dikawasan Meruya Jakarta utara dan langsung menuju rumah bibi saudari Eni irma yunita, malam itu penulis dan saudari Eni irma yunita beristirahat dirumah bibi saudari Eni irma yunita sedangkan saudara Riyan franata dan saudara Dekcini beristirahat di rumah kakak saudara Eni irma yunita yang tidak jauh dari rumah bibinya.

Rabu, 05 September 2012

(39)

Kamis, 06 September 2012 – Sabtu, 08 September 2012

Hari ini, kamis 06 September 2012 penulis bersama kawan-kawan meninggalkan rumah bibi saudari Eni irma yunita untuk melakukan pendakian ke Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang berada di Cibodas Jawa Barat. Setelah mencapai puncak pada hari Jum’at pukul 14.00 wib kami pun turun ke kaki gunung gede pangrango yaitu kembali ke sekretariat Indonesian Green Ranger tempat kami menginap. Keesokan harinya sabtu, 08 September 2012 pukul 10.00 wib kami mengunjungi kantor TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) lalu sekitar pukul 13.00 wib kami meninggalkan Cibodas untuk kembali ke Meruya Jakarta Utara. Pukul 20.30 kami sudah tiba dikawasan Meruya Jakarta Utara, setibanya disana kami langsung beristirahat.

Minggu, 09 september 2012 – Selasa 11 September 2012

Dari hari Minggu, 09 september 2012 sampai dengan Selasa, 11 September 2012 kami beristirahat sembari menyiapkan fisik untuk pendakian Gunung semeru dan juga menyiapkan peralatan-peralatan seperti menambah logistik.

Rabu, 12 September 2012

(40)

kami pun memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Semeru secara bersamaan dan berjanji bertemu di pasar Tumpang pada hari jum’at pukul 06.00 wib. Pukul 14.05 kereta MATARMAJA yang kami tumpangi pun meninggalkan Stasiun Senen Jakarta pusat menuju Stasiun Kota Baru Malang Jawa Timur. Meski menghabiskan waktu hingga belasan jam di dalam kereta, kami tidak bosan karena ada pemandangan cantik yang tersaji di sepanjang jalan. Ada sawah hingga perbukitan tersaji di luar jendela kereta. Begitu juga dengan makanan, semenjak kereta berangkat hingga kereta tiba di stasiun Kota Baru Malang ada-ada saja pedagang yang berlalu lalang sembari menawarkan dagangannya.

Kamis, 13 September 2012

Pukul 09.00 wib kami tiba di Stasiun Kota Baru Malang Jawa Timur, setelah tiba disana kami dijemput oleh saudara ... yang merupakan salah satu anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam). Setelah mencicipi nasi rawon yang berada didepan stasiun kami pun berangkat menuju kampus Asia untuk beristirahat karena selama di kota malang ini kami akan menumpang disana tepatnya di sekretariat ASPAL (Asia Pencinta Alam). Tidak butuh waktu lama untuk menuju Kampus tersebut buktinya setelah 30 menit berada diperjalanan kami pun tiba disana, setibanya disana kami langsung berkenalan dengan anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam) lainnya lalu beristirahat mempersiapkan fisik untuk pendakian esok hari.

Jum’at, 14 September 2012

(41)
(42)

lebih hangat selain mengenakan pakaian yang hangat dan tebal kami juga menggunakan kaos kaki yang tebal, syal dan penutup kepala agar suhu badan tetap terjaga.

Sabtu, 15 September 2012

Pukul 09.00 wib kami telah terbangun, setelah keluar dari tenda baru terlihat pemandangan yang sebenarnya yang tak bisa dijelaskan dengan lensa kamera secanggih apa pun. Matahari yang datang dari sela-sela bukit diujung danau ranu kumbolo seakan-akan inilah yang menginspirasikan gambaran yang saya buat sewaktu sekolah dasar beberapa tahun yang lalu, pesona Danau Ranu Kumbolo sangat meneduhkan mata. Perpaduan pohon cemara, semak-semak yang hijau, kabut tipis dan langit yang biru menjadi refleksi setelah lelah melakukan perjalanan kemarin.

(43)
(44)

Gunung semeru ini, saat itu kami berbagi tugas ada yang mendirikan tenda dan ada yang mengambil air karena untuk menghemat waktu yang kami punya agar bisa lebih cepat beristirahat karena pukul 23.00 wib malam ini kami akan mendaki ke puncak mahameru. Disini tersedia cukup banyak ranting dan dahan pohon cemara yang berserakan yang bisa dipergunakan sebagai bahan api unggun pada malam hari, sore itu setelah makan kami kembali beristirahat. Udara malam itu kembali lebih dingin dari biasanya sambil memandang puncak mahameru yang dipayungi bintang-bintang sekali-sekali terdengar kawah jonggring saloko yang menunjukan aktifitasnya. Pukul 19.00 wib kami beristirahat tidur karena pukul 23.00 wib perjalanan menuju puncak tertinggi pulau jawa akan kami lanjutkan.

Pukul 23.00 alarm kami berbunyi, kami pun segera menyiapkan segala peralatan yang akan kami, kami hanya membawa daypack kali ini karena membawa cariel akan mengganggu kesimbangan badan ketika menuju puncak. Sedangkan peralatan yang lain kami tinggalkan didalam tenda, tidak perlu merasa risau meninggalkan barang-barang dalam tenda dikalimati karena disini cukup aman dan rata-rata pendaki yang akan ke puncak mahameru melakukan hal yang sama, hanya saja makanan harus disimpan dalam satu tempat yang aman karena di kalimati ini banyak tikus gunung. Persiapan kali ini kami lakukan dengan menggunakan pakaian yang lebih membuat tubuh hangat seperti jaket dan juga menyiapkan fly sheet, obat-obatan, alat komunikasi, kamera, head lamp, kaos kaki, syal, kupluk yang bisa menutupi telinga, masker karena selain sekarang kami akan mendaki pada malam hari dengan cuaca yang sangat dingi, jalur yang akan kami lewati jalut bebatuan dan pasir apalagi saat itu musim kemarau, selain barang-barang tersebut kami juga membawa peralatan-peralatan penting lainnya.

(45)

masker sehingga kami cukup terlindungi. Pukul 02.45 wib kami meninggalkan cemoro kandang, diatas sudah terlihat cahaya lampu senter para pendaki yang telah lebih dulu menuju puncak tapi cahaya lampu senter tersebut terlihat menurun sehingga kami mengira bahwa di atas ada badai dan kami pun memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari membuat api unggun. Setelah melihat bahwa tidak ada lagi cahaya senter kebawah kami pun mematikan api unggun yang kami buat tadi dan melanjutkan perjalanan, dari cemoro kandang ini kita akan banyak melihat petilasan-petilasan untuk teman-teman pendaki yang menghembuskan nafas terakhirnya di gunung semeru seperti yang terlihat di danau Ranu kumbolo. Jalan yang kami lalui masih menanjak dan mulai meninggalkan vegetasi terakhir, selanjutnya jalan yang kami lalui bukit pasir dimana bila kita melangkah satu kali maka lima langkah kita akan mundur dan pada saat inilah tongkat atau trekking pole sangat membantu. Pendakian menuju puncak ini dilakukan pagi-pagi sekali karena badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air, bila perjalanan dilakukan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Ketika tiba dipuncak mahameru pukul 06.39 wib kami langsung mengambil beberapa foto untuk dokumentasi, saat itu ada sekitar kurang lebih 30 orang di puncak mahameru dan tidak kurang dari 5 orang perempuan disana, kebanggaan tersendiri bagi penulis bisa menggapai puncak tertinggi dipulau jawa terbayang kedua orang tua dan kawan-kawan yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, ada juga beberapa turis mancanegara. Begitu terasa sangat kecil kita saat berada dipuncak Gunung Mahameru begitu Agung dan Besarnya Sang Maha Pencipta. Beberapa kali kawah jonggring saloko terbatuk mengeluarkan materi vulkaniknya.

(46)

lebih menyenangkan dibanding ketika mendaki, ketika turun penulis lebih suka berseluncur sehingga beberapa kali terpeleset.

Pukul 09.30 wib kami telah tiba di kalimati setelah beristirahat, makan siang dan packing peralatan kami pun segera menuju danau ranu kumbolo kembali. Pukul 14.05 wib kami telah tiba di danau ranu kumbolo kami kembali mendirikan tenda dan malam ini kami akan kembali menginap di danau ranu kumbolo.

Senin, 17 September 2012

Pukul 09.00 wib kami sarapan pagi sambil memandang danau ranu kumbolo kembali kami nikmati salah satu maha karya Tuhan Yang Maha Esa, kabut tipis menambah nuansa sunyi ranu kumbolo kembali kami dapatkan ketenangan setelah berhasil menakhlukan atap pulau jawa, tinggal pulang dan bertemu dengan kedua orang tua serta kawan-kawan yang menunggu di Sekretariat MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam). Bergegas kami kembali packing peralatan untuk pulang, satu pelajaran lagi yang terjadi pada saat itu seharusnya sampah dibawa turun ke pos ranu pani tapi penulis tinggalkan di danau ranu kumbolo karena penulis melihat ada galian tempat pembakaran sampah.

Pukul 16.30 wib kami telah tiba di pos ranu pani dan kami melapor di pos ranu pani karena telah turun, tetapi setelah ditanya soal sampah kami bingung karena sampah kami tinggalkan di danau Ranu Kumbolo akhirnya penulis dan kawan-kawan dihukum memungut sampah disekitar pos ranu pani sebanyak satu kantong plastik packing.

(47)

Pukul 18.00 wib kami meninggalkan ranu pani dan tiba disekretariat ASPAL (Asia Pencinta Alam) pukul 22.00 wib setibanya kami beristirahat.

Selasa, 18 September 2012 – Sabtu, 21 September 2012

Pukul 08.00 wib kami telah bangun dan kembali packing peralatan, setelah sarapan pagi dan berpamitan dengan semua anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam) kami pun pergi keterminal argosari untuk pulang ke Bengkulu diantar oleh anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam).

Sabtu, 21 September 2012 kami tiba di Bengkulu tepatnya disimpang nakau disini kami dijemput oleh anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) antara lain Jumadil Aulia Rahmat, Harry Rizki Ananda, Reza Pahlevi, dan Teo Refflesen. Setibanya di Sekretariat MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) ternyata kawan-kawan anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) lainnya telah menyiapkan penyambutan kedatangan kami akhirnya kami pun makan bersama dan sekitar pukul 23.00 wib kami pulang kerumah masing-masing.

C. Pasca Kegiatan

Pasca kegiatan ini digunakan untuk membuat laporan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru.

.

(48)

A. KESIMPULAN

Gunung Semeru memiliki beberapa potensi wisata seperti Danau Ranu Regolo, Danau Ranu Pani, Danau Ranu Kumbolo, Oro-Oro Ombo serta Puncak Mahameru selain karena jalur pendakian Gunung semeru ini bebatuan dan berpasir, Gunung yang berada di ketinggian 3676 mdpl ini memiliki cuaca yang cukup ekstrim sehingga untuk menuju puncak Mahameru diperlukan manajemen perjalanan yang dipersiapkan dengan matang.

Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan maupun perizinan yang diperlukan dalam perjalanan.

Dalam sebuah perjalanan pendakian manajemen perjalanan memiliki peran penting seperti persiapan fisik dan mental sebelum pendakian, serta yang tak kalah penting adalah persiapan perlengkapan pendakian gunung. Dengan persiapan yang matang diharapkan perjalanan kita akan berjalan sesuai rencana dan terhindar dari bahaya.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru antara lain :

1. Untuk seluruh anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) yang akan melakukan pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA lakukanlah di Gunung Semeru karena selain memiliki pemandangan yang sangat indah, jalur pendakian Gunung semeru tidak kalah menantang dengan jalur digunung-gunung lainnya.

2. Sebaiknya dalam melakukan pendakian kita benar-benar memanajemen semua keperluan dengan matang, karena sebanyak apapun kita mengetahui medan, kita tetap tidak bisa menebak apa yang akan terjadi disana.

DAFTAR PUSTAKA

(49)

AD/ART MAHUPALA

Buku/Karya Ilmiah :

Eliza, R.Monafis.2012.laporan wajib gunung anggota muda MAHUPALA,

Management Perjalanan. Mahupala FH Unib

Jaka Sari.2012.laporan wajib gunung anggota muda MAHUPALA,

Management Perjalanan. Mahupala FH Unib

Yuri Prasetyo.2013.laporan Pengembaraan anggota muda MAHUPALA,

Management Perjalanan. Mahupala FH Unib

Situs Internet/Website :

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung/Senin.01.Juli.2013.20.00wib

http://www.gunungsemeru.com/2013/02/lokasi-gunungsemerumalangtempat.html /.selasa.02.Juli.2013.20.05wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru/.rabu.03.juli.2013.20.00wi

http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulandata/ kamis.04.Ag-ustus.2013. 20.00wib

http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahandata/.html.kamis.04 .Juli.2013. 20.05wib

www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan/ .html.rabu.06.febr-uari.2013. 22.47wib

(50)
(51)
(52)

Bersama anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam)

Pinti Rimba Gunung Semeru

(53)

Ranu Kumbolo

Jambangan

(54)

Biaya – Biaya Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru

(55)
(56)

KODE ETIK PENCINTA ALAM SE-INDONESIA

Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia :

1. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kami terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah Air.

3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pecinta alam adalah mahluk yang mencintai sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai hakekat diatas, kami dengan penuh kesadaran menyatakan sebagai berikut :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam sesuai dengan batas kebutuhan.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan martabatnya.

5. Berusaha mempererat tali pesaudaraan sesama Pecinta Alam 6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam melaksanakan

pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air. 7. Selesai...

Disahkan Bersama dalam Gladian Nasional, ke-IV

(57)

JANJI MAHUPALA

Janji Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Bengkulu

Kami para Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Bengkulu Berjanji : Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Menjunjung tinggi nama baik Fakultas Hukum dan Almamater, Menjunjung tinggi Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia,

Mematuhi serta menjalankan AD/ART Organisasi MAHUPALA, Mematuhi serta menjalankan Peraturan Organisasi,

Saling menghormati dan bekerjasam antar sesama anggota MAHUPALA, dalam usaha menjaga nama baik organisasi dan dalam rangka memajukan organisasi MAHUPALA,

(58)

CURRICULUM VITAE

Nama : Jaka Sari

Nama Panggilan : Jegg

Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 15 Juni 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Golongan Darah : B

Kewarganegaraan : Indonesia Jumlah Saudara : 5 (lima)

Anak ke : 4 (empat)

Nama Orang Tua

Ayah : Naning

Ibu : Juwita

No Kontak : 0897 333 4858

Referensi

Dokumen terkait

• Oleh karena Chi-Square hitung > Chi-Square tabel maka H o ditolak, artinya Ada hubungan antara Kelompok acuan dengan Keputusan Pembelian Kartu Kredit atau Oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zat elektrolit, KOH dan KCl, terhadap titik azeotrop kurva kesetimbangan uap-cair, kadar destilat

So the proposed approach to production planning or regulation problems formulation explicitly takes into consideration the fact that the qual- itative state of the production

(3) Etos kerja dan pola pikir (mindset) pimpinan unit satuan kerja, tenaga pendidik dan kependidikan dalam mengelola program-program kegiatan akademik dan

Singkawang Barat Kota Singkawang Catatan : Undangan ini harus dihadiri oleh direktur atau nama yang tertuang sesuai8. dengan

[r]

yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai

Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan yang saling terkoordinasi dengan tujuan untuk menjaga keamanan