• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN MUTAKHIR SEJARAH DUNIA dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN MUTAKHIR SEJARAH DUNIA dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN MUTAKHIR SEJARAH DUNIA

A. Ekonomi Jepang Pasca Perang

Setelah Perang Dunia ke-II, ekonomi jepang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sehingga ini disebut Keajaiban Ekonomi Jepang Pasca Perang. Nama ini diberikan kepada fenomena sejarah rekor periode pertumbuhan ekonomi Jepang seusai Perang Dunia II, yang didorong terutama oleh Investasi Amerika Serikat serta sebagian oleh praktik intervensionisme ekonomi pemerintah Jepang, khususnya melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan Internasional.

Karakteristik khusus dari ekonomi Jepang selama tahun-tahun “keajaiban ekonomi” antara lain meliputi: kerja sama antara para produsen/manufaktur, pemasok, distributor, dan bank dalam suatu kelompok yang terjalin erat (keiretsu); serikat pekerja perusahaan yang kuat dan shunto; hubungan yang baik dengan birokrat pemerintahan, dan jaminan pekerjaan seumur hidup (shusin koyo) di perusahaan-perusahaan besar serta pabrik-pabrik yang memiliki serikat pekerja kerah biru yang kuat. Sejak tahun 1993, perusahaan-perusahaan Jepang telah mulai meninggalkan sebagian dari norma-norma tersebut dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. B. Mata uang tunggal Jepang

Yen Jepang merupakan salah satu mata uang kuat di dunia dan salah satu mata uang yang paling banyak diperdagangkan di pasar valuta asing. Jepang merupakan salah satu Negara industri terkemuka di Asia dan mempunyai posisi yang sangat kuat dalam perdagangan internasional. Namun karena Jepang sangat tergantung dengan bahan mentah yang harus di impor dari luar maka fluktuasi mata uang Yen sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan mentah dan minyak bumi di Pasar Internasional. Belakangan fluktuasi Yen berkaitan erat dengan fluktuasi indeks Nikkei, indeks pasar modal Jepang dan pasar real estate di Negara itu.

(2)

Dollar yang lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekspor produk Amerika serikat dibandingkan produk yang sama buatan Jepang.

Mata Uang Tunggal Eropa

Euro adalah mata uang yang dipakai di 16 negara anggota Uni Eropa. Secara giral, mata uang ini mulai dipakai sejak tanggal 1 Januari 1999, tetapi secara fisik baru dipakai pada tanggal 1 Januari 2002. Uang kertas Euro di mana-mana rupanya sama, tetapi uang logamnya di belakang berbeda-beda. Uang logam setiap negara diberi lambangnya sendiri.

Euro dari satu negara boleh dipakai di kedua-belas negara yang lain. Walaupun uang kertas Euro rupanya sama, tetapi ada juga perbedaan kecil, yaitu nomornya, sehingga bisa diketahui asalnya dari negara yang mana.

 Di Jerman nomornya mulai dengan X  Di Irlandia nomornya mulai dengan T  Di Belanda nomornya mulai dengan P  Di Yunani nomornya mulai dengan Y  Di Perancis nomornya mulai dengan U  Di Luxemburg nomornya mulai dengan ?  Di Austria nomornya mulai dengan N  Di Finlandia nomornya mulai dengan L  Di Belgia nomornya mulai dengan Z  Di Italia nomornya mulai dengan S  Di Portugal nomornya mulai dengan M  Di Spanyol nomornya mulai dengan V

Negara-negara yang menggunakan mata uang Euro

(3)

1. Jerman 2. Irlandia 3. Belanda 4. Perancis 5. Luxemburg 6. Austria 7. Finlandia 8. Belgia 9. Italia 10. Portugal 11. Spanyol 12. Yunani 13. Slovenia 14. Siprus 15. Malta 16. Slowakia

Selain itu beberapa negara kecil juga memakai Euro: 1. Andorra

2. Monako 3. San Marino 4. Vatikan

Beberapa daerah juga diperbolehkan memakai Euro sebagai mata uang: 1. Montenegro

2. Kosovo

C. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)

(4)

menjadi anggota OPEC sejak tahun 1962. Anggota OPEC mengalami peningkatan dengan masuknya negara Aljazair, Ekuador, Gabon, Libya, Qatar, Nigeria, dan Persatuan Emirat Arab. D. Kerjasama Utara-Selatan

I . Proses Lahirnya Kerja Sama Utara dan Selatan

Proses kelahiran kerja sama Utara-Selatan diawali dari pertemuan negara-negara penghasil minyak dengan negara-negara konsumen minyak pada tanggal 7 April 1975 di Paris, Prancis. Pertemuan tingkat menteri ini kemudian dipopulerkan secara resmi dengan istilah Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional yang pertama kali diadakan pada 16-18 Desember 1975 di Paris. Forum ini kemudian lebih dikelan dengan istilah dialog Utara-Selatan. Di dalam forum ini termasuk di dalamnya pertemuan-pertemuan nonformal, nonpemerintah, dan non-PBB. Amerika Serikat dan Prancis sebagai pemrakarsa forum dialog Utara-Selatan memandang perlu diadakan kerja sama antar negara-negara pengguna minyak dengan negara-negara penghasil minyak. Hal ini guna menanggulangi terjadinya krisis energi (minyak), krisis ekonomi, dan embargo minyak. Itikad disambut baik oleh negara-negara penghasil minyak, sehingga mengahsilkan konferensi kerja sama ekonomi internasional pada bulan Desember 1975 di Paris. Negara-negara industri memandang bahwa kelangsungan ekonomi dan kehidupan industri sangat bergantung pada sektor energi.

Pada awalnya, kerja sama Utara-Selatan hanya beranggotakan negara-negara yang hadir pada Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional di Paris, yaitu 27 negara. Di dalam perkembangannya, forum ini meluas dan berkembang menjadi forum kerja sama antara negara-negara industri dengan negara-negara-negara-negara yang sedang berkembang. Pada Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional pertengahan Desember 1975 di Paris telah dihadiri oleh negara-negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Jepang, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Spanyol, Swedia, dan Swiss sebagai wakil pihak Utara. Sedangkan pihak Selatan dihadiri Aljazair, Argentian, Brasilia, Kamerun, Mesir, India, Indonesia (wakil dari ASEAN), Iran, Irak, Jamaica, Mexico, Nigeria, Pakistan, Peru, Arab Saudi, Venezuela, Yugoslavia, Zaire, dan Zambia.

(5)

ditunda pada Juni 1977. Diantara kedua sidang tersebut, telah dilaksanakan persidangan tingkat pejabar tinggi dan sidang kelompok anggota (April-November 1976). Persidangan ini bermaksud untuk membantu pemecahan persoalan yang akan diputuskan pada sidang tingkat menteri pada Mei/Juni 1977.

Dari dua kali Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional dan ditambah hasil persidangan perantara, maka forum dialog Utara-Selatan telah mengalami perkembangan. Kerja sama ini tidak hanya dalam hal perdagangan minyak di pasaran internasional, tetapi juga meluas ke bidang energi, bahan mentah, pembangunan, dan keuangan, dan sektor lainnya yang mendukung perekonomian global.

II. Tujuan Kerja Sama Utara dan Selatan

Secara umum tujuan forum Utara-Selatan adalah sebagai berikut:

a. Mengharmoniskan hubungan antara negara-negara industri dengan negara-negara yang sedang berkembang. Tata perekonomian internasional telah menuntut suatu orde baru yang memerlukan adanya dialog dan kerja sama antara pihak Utara dengan pihak Selatan. b. Mengikutsertakan partisipasi negara-negara berkembang dalam tatanan dan hubungan ekonomi internasional. Untuk merealisasikan tujuan ini, negara berkembang aktid dalam pengambilan keputusan di forum PBB dan di forum-forum di luar PBB.

c. Untuk membagi keuntungan secara adil dari hasil perdagangan internasional.

Melihat dari tujuannya, maka kerja sama Utara-Selatan dapat diartikan sebagai forum komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan. Dari forum komuniksi ini telah melahirkan adanya sikap untuk saling mendidik, saling meyakinkan, dan saling mengubah tata susunan dunia. Dalam kerja sama ini telah terjalin hubungan antarpemerintah dan hubungan antarpihak swasta.

III. Hubungan Antara Utara dan Selatan

(6)

Negara-negara Selatan mencakup Negara-negara-Negara-negara yang terletak di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Secara ekonomis, negara-negara maju memiliki ekonomi yang kuat, sedangkan negara-negara berkembang relatif memiliki ekonomi yang lemah. Dari segi kekayaan alam, negara-negara maju tidak memiliki sumber alam yang cukup. Meskipun demikian, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan teknologi.

Perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya antara pihak Utara-Selatan menggiring mereka kepada keadaan saling ketergantungan (interdepedensi). Di satu sisi, negara-negara Utara memiliki keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, namun kurang didukung oleh sumber kekayaan alam yang melimpah. Sebaliknya, negara-negara Selatan memiliki sumber alam yang relatif melimpah, namun tanpa didukung oleh penguasaan teknologi. Dengan kondisi ini, kedua pihak menganggap penting adanya kerja sama Utara-Selatan. Pokok persoalan dalam kerjasama Utara-Selatan adalah upaya perubahan dalam tata hubungan dunia baru yang lebih adil. Hubungan tersebut harus berubah dari bentuk pemerasan oleh Utara ke bentuk pembagian keuntungan bersama. Dengan kata lain, hubungan tersebut harus berubah dari bentuk subordinasi ke bentuk kemitraan.

Namun pada kenyataannya, bentuk hubungan Utara-Selatan masih cenderung berpola dominasi-subordinasi. Bentuk kerjasama itu hanya menciptakan kemakmuran bai negara-negara Utara. Negara-negara Selatan masih mengalami berbagai kekurangan.Misalnya, penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkannya, perusakan lingkungan, dan ketergantungan yang semakin tinggi terhadap negara-negara Utara.

(7)

dalam negeri mereka, menekankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor, dan mengurangi subsidi pemerintah terhadap sektor publik. Di Afrika dan Amerika Latin, program ini menciptakan kemiskinan di kalangan rakyat jelata. Sehubungan dengan berbagai keadaan yang dialami oleh negara-negara Selatan itu, diadakan pembenahan di kalangan negara-negara Selatan sendiri. Negara-negara Selatan meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka. Selatan membangun berbagai jalinan dan membangun kekuatan kolektifnya melalui kegiatan positif di dalam dirinya dan tidak membuat posisi berhadap-hadapan dengan negara-negara Utara.

Di pihak lain, Utara harus membiarkan negara-negara Selatan bebas melaksanakan berbagai strategi pembangunan alternatif mereka, tanpa melakukan diskriminasi atau sabotase terhadap negara-negara tersebut. Negara-negara di Utara harus melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri yang didasarkan atas kepentingan jangka panjang yang sehat yang akan menjaga kelestarian umat manusia dan bumi. Dalam jangka panjang, pendekatan semacam itu akan sejalan dengan kepentingan penduduk Utara itu sendiri.

Negara-negara Selatan dengan kecenderungan untuk memperoleh posisi tawar-menawar yang seimbang dengan negara-negara Utara, terkonsentrasi dalam organisasi seperti Kelompok 77 dan Gerakan Non-Blok (GNB). Dalam wadah-wadah itulah, negara-negara Selatan menyalurkan aspirasi mereka. Dalam KTT GNB XI di Jakarta tahun 1992, salah satu keputusan penting yang diambil adalah perlunya suatu Nort-South Dialogue (dialog Utara-Selatan). Dialog ini difokuskan pada masalah-masalah perdaganagn barang komoditas internasional. Negara-negara Selatan menginginkan komposisi harga yang adil dari penjualan komoditas tersebut dalam kerangka New Partnership For Development (kemitraan bagi perkembangan). Dalam dialog Utara-Selatan juga dibicarakan masalah bantuan keuangan bagi negara-negara berkembang dan pengurangan beban utang luar negeri. Bidang pertanian dan industri uga menjadi pokok masalah yang diupayakan untuk dibicarakan.

(8)

lebih luas dan bersikap lebih adil erhadap proses pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.

IV. Negara-Negara Kelompok Selatan

Negara-negara Kelompok Selatan adalah sebutan Negara-negara berkembang (dunia ketiga) yang kebetulan mayoritas terletak di belahan dunia bagian selatan dengan mata pencaharian utama di bidang pertanian dan dalam tingkat kemakmurannya yang masih rendah. Kelompok Selatan terdiri atas Negara-negara yang baru merdeka dan berkembang yang berjumlah puluhan, diantaranya Indonesia. Negara-negara berkembang ini dahulu merupakan bekas Negara-negara koloni yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berkebudayaan tradisional

b. Ekonomi agraris dan pendapatan per kapita rendah c. Tingkat kelahiran tinggi

d. Kemiskinan dan pengangguran tinggi

Dalam menghadapi Kelompok Utara yang menguasai perekonomian dunia, Kelompok Selatan membentuk persekutuan yang lebih dikenal sebagai kelompok 77 dengan anggotanya mula-mula 77 negara (1964) dan pada tahun 1990 sudah lebih dari seratus Negara. Kelompok 77 dengan gigih berjuang mendesak Kelompok Utara agar tata perekonomian lama yang hanya menguntungkan Kelompok Utara dirombak sehingga terjadi pemerataan dan keadilan dalam kemakmuran. Perjuangan Kelompok Selatan melawan kemiskinan mendapat dukungan dari organisasi seperti OPEC. Sementara itu Kelompok Utara, yang sebelumnya saling bersaing sendiri, akhirnya bersatu dalam KTT di London,Venesia, dan Tokyo untuk menyamakan langkah dalam menghadapi Kelompok Selatan.

V. Negara-Negara Kelompok Utara

(9)

yang dihadapi. Dengan teknologi yang makin canggih, produksi industri makin meningkat. Mereka juga waspada terhadap Negara-negara berkembang yang bergabung dalam Kelompok Selatan.

Dalam hubungan antara Negara-negara industri dengan Negara-negara kelompok Selatan, sangat tidak berimbang karena keuntungan hanya dinikmati Negara-negara maju. Buktinya sebagai berikut:

a. Negara-negara berkemang terbebani utang yang besar dengan bunga yang tinggi dan banyak yang mengalami kredit macet.

b. Produk-produk ekspor negara berkembang sulit menembus pasar di Negara-negara maju

VI. Kelompok Selatan-Selatan

Kelompok Selatan semakin yakin bahwa kerjasama Selatan-Selatan dirasakan semakin perlu digalang, tidak dapat terus menerus menunggu belas kasihan Kelompok Utara. Tokoh Kelompok Selatan-Selatan ialah Julius Nyerere, mantan Presiden Tanzania. Berkat pengertian yang semakin baik, lima besar Negara-negara Selatan mengadakan Pertemuan Tingkat Tinggi di Kuala Lumpur (1990). Delegasi Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto. Sejumlah keputusan diambil dalam usaha mempererat kerja sama, seperti penurunan tarif perdagangan dan meningktkan perdagangan.

VII. Dialog Utara Selatan

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Menganalisis perkembangan sejarah dunia dan posisi Indonesia di tengah perubahan politik dan ekonomi internasional setelah Perang Dunia II sampai dengan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : (1) Kondisi pendidikan di negara Jepang sebelum terjadinya Perang Dunia II, (2) Kondisi pendidikan di negara Jepang

Dengan adanya proses islamisasi di Malaysia yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan ajaran Islam adalah ulama atau pedagang dari jazirah Arab yang pada tahun 1980-an

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : (1) Kondisi pendidikan di negara Jepang sebelum terjadinya Perang Dunia II, (2) Kondisi pendidikan di negara Jepang

Di tengah ancaman pandemi COVID-19 yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi secara global, pada triwulan I tahun 2020 kinerja penerimaan perpajakan Indonesia mengalami

Untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi domestik dan menjaga stabilitas makroekonomi, koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus ditingkatkan. Salah satu

Oleh karena itu, zaman pra Yunani Kuno disebut juga zaman Batu yang berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun Sebelum Masehi sisa peradaban manusia yang ditemukan pada

Pada tahun 1650, “panti perbaikan perempuan” (house of correction for women) didirikan dengan maksud untuk merehabilitasi para perempuan yang bekerja sebagai pemuas kebutuhan